NovelToon NovelToon

Sefia Cinta Mati Ku

Perkenalan.

Hai semua....!!

Perkenalkan nama aku Sefia Anggara.

Aku sering di panggil Sefi atau Sefia.Nama yang cantik pemberian dari author cantik.Hahaha..kita sama-sama cantikkan thor.

Aku anak kedua dari pasangan Lina Anggara dan Jodi Anggara.Aku wanita yang suka berpetualang.Aku ingin hidup bebas namun kakak ku selalu melarang ku sehingga di rumah kami sering ribut.Aku suka pergi mendaki gunung bersama teman teman,gunung terakhir kami daki adalah gunung Rinjani.

Uang hasil memeras dari kakak kakakku ku gunakan untuk pergi berpetualang menjelajahi berbagai gunung yang ada di Indonesia dan jika masih tersisa aku akan menyimpan nya untuk masa depan ku kelak.

Pemikiran yang naif bukan?Padahal aku masih bisa meminta uang pada orang tuaku sendiri.Aku suka alam yang menantang,aku suka melihat alam yang indah dan sejuk.

Keinginanku saat aku menikah nanti,aku ingin membeli sebuah perkebunan dimana banyak buah di tanam dan aku akan membangun rumah di sekitar kebun buah itu.Aku akan hidup nyaman dari keramaian.Aku akan mewujudkannya dengan hasil usahaku sendiri walaupun dengan memeras uang kakak-kakak ku sendiri.

Mama ku Lina orang yang sibuk begitu juga Papa.Mama selalu menuruti semua keinginanku.Aku manja juga loh,karena itu si bujang lapuk itu selalu menggangguku.Aku memanggil kakakku dengan sebutan sesuka hatiku sesuai dengan hatiku,jika aku butuh uangnya aku akan memanggilnya dengan benar,jika tidak aku akan memanggilnya dengan julukan sesuka hatiku.

Tahun ini aku sudah mulai kuliah namun aku memilih untuk kuliah dekat dengan seorang yang aku sukai selama ini.

Cinta pertama? Cinta manis.Haiis... mana mungkin aku hanya suka saja dengan nya, apalagi lihat dia tertawa,rasanya gimana gitu.

Kadang buat hatiku bergetar.Kalian tahu aku pernah nyosor dia.... Hahaha...gila banget ya.

Bibirnya itu begitu menempel ke bibir ku terasa lembut dan nyaman banget,

Nafas nya yang menusuk hidungku seakan aku ingin menikmatinya sangat lama.

Padahal aku hanya menuruti tantangan teman-teman ku dari sekolah karena aku belum pernah berciuman.Tanpa dia sadari aku mengambil foto selfi saat aku menciumnya,menggelikan sekali.

Foto itu menjadi bukti kalau aku pernah berciuman dengan seorang pria.Aku menyebar foto itu pada grup persahabatan di sekolah membuat teman- teman ku iri padaku.

Sejak saat itu teman pria di sekolah ku berhenti mengejar ku karena aku menambahkan emosion love pada foto itu sambil menambahkan kata'TUNANGANKU'.Wajar dong,anak jaman sekarang bertunangan sebelum menikah.

Hahaha.... Aku senang banget mengganggu mereka hingga membuat mereka menganggap ku hanya teman saja.Ini memang yang aku harapkan dari teman pria ku di sekolah.Aku hanya tidak ingin berpacaran sebelum lulus kuliah.

Ini adalah kisah ku sebagian.Aku juga memiliki kisah yang rumit setelah mengerti apa itu cinta.Menjauh dari keluarga,demi melupakan seseorang.Lari dari kenyataan sangatlah menyakitkan,apalagi jika kita memutuskan untuk berdiam diri.

Jika untuk menghadapinya,jujur ! Aku tidak sekuat itu.Aku memang sudah cukup dewasa untuk mengerti hal itu,namun aku memang terkadang seperti anak kecil saja yang tidak mengerti apa pun.

Aku sedikit egois memang,aku selalu memikirkan kepentingan untuk diriku sendiri.

*

*

*

Roni Abdullah dia pria tampan yang sering aku kerjain,aku selalu memeras uangnya.

Pria yang sudah di anggap kakak oleh sepupuku Brian.Dia adalah anak angkat dari tante Widya keluarga Wanda Alexander.

Pria yang mengutamakan kepentingan keluarga,sayang banget sama tante Widya.

Jujur,dia pria yang sangat agresif.Diam-diam menghanyutkan.Aku tidak menyangka dia pria yang menyebalkan juga.

Awal mula dia terbawa perasaan padaku,karena aku menciumnya duluan sampai saat ini dia masih saja terbawa perasaan.Aku hanya suka dan kagum padanya kenapa dia berpikir jika aku mencintainya.

Apa karena selama ini dia belum pernah di cium oleh seorang wanita?

Aku tidak tahu untuk kedepannya seperti apa,tapi entah saat kita sering bertemu nanti mungkin perasaan ini akan berubah.

Roni selalu tahu kemana aku pergi dan dengan siapa saja aku bergaul.

Kalian tahu.... Dia jadi posesif dan selalu menguntitku.Tapi aku suka... hahaha lucunya diriku.Namun,entah mengapa untuk hal yang akan terjadi selanjutnya,dia tidak lagi mau mencariku.Aku jadi kesepian dan sangat kehilangan dia.Ini adalah sebagian dari kisah cintaku dengan pria yang bernama Roni Abdullah.

*

*

*

Lina Anggara adalah sosok seorang wanita yang sangat ideal bagiku.Wanita yang bisa bekerja untuk membantu suaminya.Wanita yang patuh dan menyayangi keluarga.Namun,nasib mengatakan lain.Dari banyaknya perjuangannya untuk keluarga,tidaklah di hargai oleh orang yang ia cintai selama ini yaitu Jodi Anggara,suaminya sendiri.

Penghianatan pun terjadi.Cinta yang selama ini di jaga,hancur sudah setelah hadirnya orang ketiga.Terabaikan,suami tidak lagi memberikan cinta dan kasih sayangnya pada keluarga kecilnya.Harta yang di cari bersama pun,seolah tidak ada lagi gunanya.Kehidupannya yang terlalu mengutamakan kepuasan pribadi,hingga menghancurkan rumah tangga dan keluarganya sendiri.

Sudah,cukup! Aku berharap jika suatu saat sudah menikah dengan orang yang paling ku cintai,aku akan selalu setia padanya hingga akhir hayatku nanti.

Mama yang selalu mengajarkanku tentang kasih sayang yang sesungguhnya.Aku sangat menyayanginya sampai kapanpun.Mama juga tidak ingin jauh dariku,bahkan saat aku minta ijin untuk kuliah di luar negri,beliau tidak mengijinkannya.

Mama mengijinkan aku kuliah di luar kota asalkan dekat dengan keluarga.Karena itu aku harus tinggal di rumah sepupuku Brian dan kakak ipar Tia Rania.Tapi,aku orang yang egois,aku selalu mengutamakan kepentingan pribadiku saja.

Aku akan kuliah di tempat yang aku inginkan,aku akan tinggal di rumah kak Brian dan setiap hari aku selalu bertemu dengan kak Roni membuat hatiku selalu berdebar.Entahlah aku jadi merasa bersalah telah menciumnya duluan namun hatiku berkata lain aku ingin merasakan kecupan bibirnya lagi.Apa aku sudah gila,bukan?Cinta,apakah itu yang di namakan cinta yang hadir namun tidak di sengaja?Walaupun aku ada perasaan untuknya,apakah hubungan ini akan di terima dengan tangan terbuka oleh kedua belah pihak keluarga ?Memikirkannya saja aku sudah pusing,apalagi untuk menjalaninya.!

Oh ya ampun?Rasanya ingin tenggelam saja kedalam ember di kamar mandi,jika saja perasaan ini di ketahui olehnya.Malu.? Iyah,aku sangat malu jika sampai dia mengetahui segalanya.Menjaga perasaan banyak orang memanglah sangat sulit bagiku!

Terima kasih sudah baca karya Author yah.

Semoga kalian suka dengan kisah Sefi dan Roni.

Selamat membaca.

Keinginan Sefi

Di ruang tengah tampak Sefi dan keluarganya sedang berkumpul dimana Sefi akan mengatakan keinginannya.Dengan meremas ke dua tangan nya sampai memerah dan menggesek kan ke dua kalinya di kaki kursi.Sefi tampak gugup karena kedua orang tuanya menatapnya dengan ragu.

"Ma,aku cuma mau kuliah di sana.Kampus itu adalah pilihan kedua ku setelah mama tidak mengijinkan Sefi untuk kuliah di luar negri"ucap Sefi menatap kedua orang tuanya dengan sendu.

"Kamu mau ninggalin mama sendiri di rumah ini!Disini masih banyak kampus yang bagus sayang"ucap Lina kekeh melarang anak perempuan satu-satunya jauh dari nya.

"Mama hanya tidak ingin sendiri,papa kamu sudah jauh berubah sayang!"batin Lina.

"Makanya Ma,suruh kak Reno cepat nikah biar ada menantu mama untuk menemani mama di rumah"ucap Sefi kesal sembari menatap papanya.

"Pa,bagaimana ? Apa papa mengijinkan Sefi kuliah di sana"tanya Lina pada suaminya.

"Papa mengijinkan asalkan Sefi tinggal sama Reno atau Brian,karena dia harus ada yang jaga di sana"Jodi tersenyum melihat putrinya yang merenggek padanya.

"Papa memang yang terbaik"Sefi memeluk papanya dengan erat.

"Semoga saja,anak-anak ku tidak mengetahui sifat asli papanya,jika sampai mereka tahu,entahlah ! Aku tidak bisa membayangkannya"

"Kamu harus bisa menjaga diri di sana.Papa akan suruh Roni mengawas mu,jadi bersiaplah besok kamu harus berangkat di antar sama supir saja karena mama sama papa besok ada rapat penting di kantor"ucap Jodi sambil mengusap rambut putrinya dengan lembut.

"Terima kasih Pa!"ucap Sefi beranjak untuk memeluk mamanya yang sudah mewek.

"Mama akan sedih?"

"Mama..Sefi janji akan mengabari mama setelah sampai di sana,mama jangan khawatir Sefi bisa menjaga diri dengan baik.Sefi akan selalu nelpon mama dua jam sekali"ucap Sefi sambil memeluk mamanya.

"Anak nakal !Bagaimana Mama nanti di sini!Kamu putri Mama satu-satunya!Kamu gak kasihan sama Mama"Lina masih merasa berat untuk melepas putrinya walau hanya keluar kota.

"Hanya ke luar kota saja Ma,Sefi tidak pergi jauh!"

"Pa,tangani mama.Bujuk mama dengan cara papa"ucap Sefi melepas pelukannya dan beranjak dari duduknya meninggalkan orang tuanya di ruang tengah.Sefi masuk ke kamarnya untuk merapikan pakaian nya di dalam koper sembari menelpon seseorang.

"Pa,mengapa kamu ijinkan Sefi pergi?

"Dia hanya melanjutkan sekolahnya saja!

"Tapi,di kota ini masih ada kampus yang bagus,Pa!"

"Biarkan dia berkembang dengan sendirinya!"

"Maksud kamu?"

"Dia sudah dewasa,biarkan dia mengenal dunia"

"Mama tetap tidak mengijinkannya untuk pergi"

"Anak jika di larang akan semakin membangkang"

"Kamu mau dia tumbuh menjadi anak yang pembangkang?"ujar Jodi lagi.

"Terserah Papa"Lina beranjak meninggalkan suaminya karena percuma tidak ada jalan keluarnya.

"Besok kita jadi berangkat yah,sopir yang antar aku besok, jadi bersiaplah,bawa motormu "ucap Sefi pada sahabatnya Gio.Gio adalah sahabat kecil Sefi dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.Besok rencana mereka akan keluar kota dengan membawa motor milik Gio.Dengan senang hati Gio pun mengikuti rencana Sefi dimana akan bertemu di persimpangan jalan.

Gio pria yang baik,walaupun penampilannya sedikit urakan.Namun,karena itulah Sefi senang berteman dengannya.Gio anak keluarga yang terpandang,namun ia lebih memilih tinggal bersama kakeknya dari pada bersama kedua orang tuanya.

"Sefi...."Panggil Lina sambil mengetuk pintu kamar putrinya itu.Setelah berpikir panjang dan merenungkan segalanya.Lina lebih memilih mengutamakan kepentingan masa depan putrinya dari pada egonya saat ini.

"Masuk saja Ma...Pintunya tidak di kunci"teriak Sefi dari dalam.Sefi enggan melihat Mamanya karena dirasa akan menghalangi niatnya lagi.

"Sayang...Mama bantu yah"ucap Lina sambil duduk di samping Sefi yang sedang menyusun bajunya.Melirik putrinya itu yang sedang cemberut.Kesalnya mungkin belum surut.

"Tidak perlu Ma,Sefi bisa berkemas sendiri"ujar Sefi masih dalam mode cemberut.

"Kenapa bawa baju nya sedikit?Apa di sini muat untuk pakaian mu!Tempat buku mu di mana?Tempat make up mu dimana,aksesoris juga perlengkapan mandi dimana"tanya Lina tanpa menatap putri nya yang sudah menangis.

"Mama...Sefi bakalan rindu sama mama! Sama perhatian mama,juga cerewetnya mama"ucap Sefi sambil mengelap ingusnya yang sudah ikut meler di baju mamanya.

"Kamu jorok banget sih!Baju Mama jadi kotor dong"ucap Lina sambil tersenyum.Lina semakin merasa bersalah terhadap putrinya itu.Lina berusaha untuk tersenyum.

"Apa semuanya sudah kamu masukkan ke dalam koper?ujar Lina.

"Jadi Mama ngijinkan Sefi kuliah di luar kota?"tanya Sefi sembari melihat raut wajah Lina yang semakin teduh.

"Iya,Mama ijinkan Sefi kuliah di luar kota.Asalkan ada syaratnya"ujar Lina.

"Syarat apa itu Ma,kenapa harus ada syarat segala si !"ujar Sefi.

"Kamu mau di ijinkan atau tidak?"Lina menatap putrinya itu.

"Baiklah,apa syaratnya"ujar Sefi.

"Pertama,kamu harus pulang kalau ada waktu libur"

"Kedua,harus tinggal di rumah sepupumu atau rumah kak Reno"

"Ketiga,jangan keluar malam"

"Banyak banget Ma?"ujar Sefi.

"Masih ada lagi"ujar Lina.

"Ke empat, kamu harus dalam pengawasan Roni."

"What? Itu ngak perlu Ma!"tolak Sefi.

"Kalau kamu menolaknya,maka kamu tidak boleh pergi"ujar Lina lagi.

"Baiklah,Sefi mau!"ucap Sefi.

"Mau apa?"tanya Lina.

"Iih,Mama?! Ya,mau nurutin semua syarat dari Mama"ujar Sefi.

"Tapi,Sefi punya satu permintaan"Sefi tidak mau kalah.

"Permintaan apa itu?"tanya Lina.

"Bolehkan Sefi--bolehkah Sefi?"ucap Sefi sedikit tersenyum penuh arti.

"Jangan macam-macam kamu Sefi!"ujar Lina penasaran.

"Permintaan Sefi cuma satu macam,Mama!"ujar Sefi.

"Janji dulu,Mama tidak akan marah!"lanjut Sefi.

"Hem,Mama janji ! Sekarang katakan,apa permintaanmu !"ujar Lina.

"Bolehkah Sefi pacaran?"ujar Sefi sembari sedikit menjauh dari mamanya.Mengambil ancang-ancang untuk berlari,jika sang mama akan melemparnya pakai sendalnya.

Lina tampak berpikir sesaat namun sedetik kemudian menganggukkan kepalanya.

"Baiklah,Mama ijinkan"ujar Lina.

"Benarkah? Mama ijinkan Sefi pacaran !Mama baik banget!"Sefi kembali memeluk mamanya.

"Tapi,kamu harus pacarannya sama Roni.Titik tidak ada koma"ujar Lina.

"Mamaaa..?!"

"Tidak apa putriku pacaran,asalkan sama pria yang bisa menjaga kehormatannya.Kamu benar pa ! Putri kita sudah dewasa,dia akan membangkang jika di kekang"batin Lina.

"Ma,Sefi sayang Mama!Tapi Sefi mau minta duit buat pegangan Sefi kalau ada perlu"ucap Sefi sambil tertawa pelan.

"Kalau masalah duit saja kamu selalu cepat"Lina merogoh kantong celananya dan memberikan sebuah kartu ATM untuk Sefi.

"Terima kasih Ma"ucap Sefi dan dijawab anggukan oleh mamanya.

Naik motor

Dengan mengendarai motor seperti seorang pembalap profesional Gio Bernard melajukan motornya dengan kencang agar cepat sampai di persimpangan tempat yang sudah di janjikan.Namun,begitu sampai di tempat tujuan Gio belum melihat keberadaan Sefi di tempat itu.

"Anak ini selalu saja membuatku menunggu"gerutu Gio.Pria keturunan Indonesia dan Jerman itu berulang kali melihat ke berbagai arah namun nihil batang hidungnya Sefi pun tak terlihat.Gio mengambil ponselnya dan menelpon Sefi berulang kali namun tetap tidak di angkat.Gio kemudian menyalakan kembali motornya dan berniat ingin pergi namun suara cempreng Sefi menghentikannya.

"Gio..Gio,tunggu aku"teriak Sefi sambil berlari menghampirinya meninggalkan sang supir itu sendiri di mobil setelah menyuruhnya mengantarkan barangnya saja.

"Non,bagaimana jika tuan Brian bertanya dimana Nona Sefi"supir itu juga berteriak.

"Katakan saja jangan khawatir,aku sudah bersama Gio."seru Sefi sambil berlari.

"Kenapa lama sekali,aku sampai lumutan menunggumu"itulah Gio dia sangat kesal jika harus menunggu karena menunggu adalah suatu yang membosankan.

"Biasalah mama banyak drama tadi di rumah"Sefi naik ke motor seraya memakai helemnya.

"Kenapa bisa dapat ijin semudah itu?"tanya Gio dengan penasaran.

"Karena mama sudah percaya.Itu saja!"ujar Sefi tidak ingin memperpanjang pembicaraannya.

"Tasmu dimana?"tanya Gio karena Sefi hanya membawa ranselnya saja.

"Biar supir yang bawa naik mobil,aku hanya tidak mau saja naik mobil hanya di temani sama supir,bisa boring nanti gak ada teman ngobrol"ucap Sefi.Motorpun di nyalakan dan merekapun menuju kota dimana tempat Brian kakak sepupunya itu tinggal.Namun sudah setengah perjalanan hujan pun turun dengan derasnya hingga membuat mereka terpaksa berteduh di sebuah halte yang di khususkan untuk menunggu bus.

"Aku akan mengabari mama,supaya mereka tidak menungguku"Gio mengambil ponselnya dan menghubungi orang tuanya.

"Sudah jam berapa"tanya Sefi sembari memeluk tubuhnya sendiri karena sudah kedinginan.

"Sudah jam lima sore,sepertinya kita akan sampai malam di sana"Gio menatap ke langit melihat derasnya hujan.

"Sepertinya hujannya masih awet"Sefi ikut memandang keatas langit seperti yang dilakukan Gio,

"Bisa marah papa jika tahu aku belum sampai di rumah kak Brian"gumam Sefi.

"Kamu kedinginan"tanya Gio mendekati Sefi.

"Dingin banget malah! Pinjam jaket mu dong"ucap Sefi manja seraya menampakkan gigi putihnya.

"Enak saja kamu,kalau aku kedinginan bagaimana"ucap Gio sembari menepis tangan Sefi yang ingin menarik jaketnya.

"Hais,kamu laki bukan sih,kalau ada cewek kehujanan terus kedinginan biasanya kalau di sinetron yang sering Sefi tonton itu cowoknya ngasih jaketnya"ucap Sefi kesal.

"Kita lagi gak di sinetron neng,sadar kita masih di novelnya author receh.Noh minta sama authornya saja ada adegan romantis kita seperti di sinetron,biar ini jaket aku pakaikan untukmu"Gio tersenyum sambil berharap dalam hati apa yang di ucapkannya menjadi kenyataan.

Thor,pliss dengarkan isi hatiku.

"Jangan harap Gio.Gak bakalan ada romantisan untuk mu karena Sefi itu sudah author jodohkan,tapi kalau kamu ada perasaan dengannya kamu harus berjuang dulu meluluhkan hati author hehehe"batin author meronta.

"Gio,kapan hujannya berhenti"tanya Sefi sudah tidak sabar.

"Mana ku tahu!Tanya authornya jugalah.Kenapa kita terjebak di hujan ini.Apa maksudnya"Gio membuat Sefi kesal pada akhirnya dan berjalan menuju tenda di ujung tak peduli bajunya mulai basah.

Di sekitar halte ada berdiri sebuah warung yang bertenda biru namun karena warung itu kecil ia tidak menyediakan banyak tempat duduk sehingga banyak orang memilih berteduh di halte bus.

"Permisi mas ! Aku mau pesan dua teh hangat"ucap Sefi sambil berusaha masuk ke dalam tidak peduli mata pria di sekitarnya melihatnya dengan kagum.Gio hanya memperhatikan Sefi namun tidak menghampirinya.

"Silahkan di tunggu yah"ucap pemilik warung itu dan Sefi hanya berdiri di tempatnya.

Kepulan asap mengarah padanya,membuat Sefi sesekali terbatuk kemudian menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Di sini lebih hangat tapi aku merasa tidak nyaman"gumam Sefi dan tanpa sengaja mata mereka bertemu ketika Gio juga menatapnya.Sontak saja Sefi langsung melambaikan tangannya mengajak Gio masuk ke warung itu.Gio yang mengerti Sefi tidak merasa nyaman langsung menghampirinya.

"Sayang kenapa berdiri di sini"ucap Gio setelah sampai di dekat Sefi dan Sefi langsung mencubit pinggang Gio namun ia hanya tersenyum.

"Sayang kepalamu peang"ucap Sefi pelan setengah berbisik tepat di telinga Gio.

"Kau tahu,sejak tadi mereka menatapmu"bisik Gio di telinga Sefi membuat Sefi merinding dengan napas Gio yang hangat tepat di telinganya.

"Aku juga merasa seperti itu"bisik Sefi juga di telinga Gio.

"Mendekatlah kemari"Gio menarik tangan Sefi agar semakin tidak ada jarak di antara mereka.

"Ini Kak ,teh nya"ucap pemilik warung itu membuat Sefi langsung sadar.Dan pemilik warung itu memberikan tempat duduknya untuk Sefi dan Gio.

"Silahkan duduk,hanya ini kursi yang tersisa"ucap pemilik warung itu lagi.Kursi kecil yang terbuat dari kayu yang hanya berukuran setengah meter lebarnya.Sefi terpaksa duduk bersama karena sudah pegal juga berdiri terus.Mereka berdua duduk berhimpitan membuat Gio merasakan jika pakaian Sefi sedikit basah.

"Pakai ini"ucap Gio melepas jaketnya untu Sefi.

"Tidak perlu"tolak Sefi dengan raut wajah cemberut.

"Pakailah,kamu sudah kedinginan!"ujar Gio langsung meletakkan jaket itu di pundak Sefi.

"Ngak usah jual mahal,jual murah saja tidak laku!"ujar Gio lagi.

"Apa sih?"Gerutu Sefi.

"Kenapa gak dari tadi,kamu sengaja biar aku kedinginan"ucap Sefi seraya menerima jaket itu dan memakainya.

"Pakailah aku hanya kasihan nenek lampir sepertimu nanti kedinginan lalu pingsan di tempat ini.Kalau sudah pingsan ,siapa yang akan menolongmu.Dan minum teh mu ,sepertinya hujannya sudah mulai reda"ucap Gio dan Sefi hanya mengangguk merasa kesal juga karena di bilang nenek lampir.

"Walaupun seperti nenek lampir,tapi aku tetap saja suka melihatmu" batin Gio.

"Jika saja aku tahu akan turun hujan begini.Mungkin saja aku tidak akan memilih naik motor denganmu"ujar Sefi.

"Apa kamu menyesal?"tanya Gio dengan menautkan kedua alisnya.

"Sepertinya iyah."ujar Sefi dengan jujur dan langsung saja mendapat toyoran di kepalanya.

"Dasar,apa kamu tidak bisa berbohong agar aku bisa senang"tutur Gio dengan kesal.

"Membuatmu senang adalah kesengsaraan bagiku"ujar Sefi.

"Maksudmu?"

"Sudah jangan bertanya lagi"

"Tidak bisa begitu, kamu harus menjelaskannya?"ujar Gio.

"Tidak ada yang harus di jelaskan dan di perjelas!"ujar Sefi seraya meneguk tehnya sampai habis.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!