Alam Nirvana Agung.
Setelah meninggalkan Dunia Bawah, Lin Feng kemudian datang ke Alam Nirvana Agung untuk menemui Dewi Nuwa. Dan, karena perjalanannya kali ini adalah perjalanan antar dimensi, maka ia harus menanyakan beberapa hal kepada Dewi Nuwa, termasuk informasi mengenai dimensi yang ada di Alam Semesta ini.
"Dewa Asura, apa kau sudah siap untuk pergi?" tanya Dewi Nuwa.
Lin Feng mengangguk pelan, "Ya! Aku sudah siap, tapi sebelum itu, ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padamu."
"Aku sudah tahu apa yang ingin kau tanyakan, oleh karena itu, aku sudah menyiapkan semuanya untukmu" sahut Dewi Nuwa, lalu ia mengeluarkan bola cahaya sebesar ujung jari kelingking dari telapak tangannya.
"Dalam bola cahaya ini sudah ada pengetahuan mengenai seluruh dimensi yang ada di Alam Semesta ini, kau hanya perlu menyerapnya saja dan semua informasi itu akan langsung ada di kepalamu" lanjutnya.
Kemudian, bola cahaya yang berada di telapak tangan Dewi Nuwa langsung melayang dan masuk ke kepala Lin Feng, seketika itu juga, semua informasi yang dibutuhkan oleh Lin Feng langsung ada di kepalanya, termasuk informasi mengenai berapa banyak dimensi yang ada di Alam Semesta ini.
"Luar biasa, dimana kau mendapatkan semua informasi ini?" tanya Lin Feng.
"Informasi ini aku dapatkan dari Dewa penguasa setiap dimensi, tapi yang mengetahui informasi ini hanya kami para Dewa penguasa saja dan karena kau sudah menjadi penguasa, maka kau juga berhak mengetahui informasi ini" jawab Dewi Nuwa.
"Hah" Lin Feng menghela napas panjang, "Dewi Nuwa, bukankah sudah aku katakan jika aku tidak suka disebut sebagai penguasa? Lagipula, aku hanya manusia biasa."
"Benar, kau memanglah seorang manusia biasa, tapi itu sebelum kau membangkitkan kekuatan Asura" sahut Dewi Nuwa.
"Terserah kau saja, kalau begitu aku akan berangkat sekarang" ucap Lin Feng, lalu membuka gerbang dimensi di depannya.
"Tunggu, kemana tujuan pertamamu?" tanya Dewi Nuwa.
"Dimensi kedua!" jawab Lin Feng, lalu masuk ke gerbang dimensi yang baru saja ia buka.
Menurut informasi yang ia dapatkan dari Dewi Nuwa, di Alam Semesta ini ada begitu banyak dimensi yang berbeda-beda, namun tidak semua dimensi itu adalah dimensinya para kultivator, bahkan, dimensi yang terdapat Dunia Kultivator tidak sampai setengah dari sekian banyaknya dimensi yang ada di Alam Semesta ini.
Oleh karena itu, Lin Feng memutuskan untuk pergi ke dimensi kedua, walaupun ia sendiri tidak tahu apakah Dewa Huo ada di sana atau tidak, tapi menurutnya, tidak akan jadi masalah jika ia datang ke sana, kalaupun ternyata Dewa Huo tidak ada di sana, setidaknya ia bisa menambah pengalaman serta pengetahuannya tentang para kultivator yang ada di dimensi tersebut.
***
Daratan Xuanwu, dimensi kedua.
"Berikutnya!" ucap salah seorang prajurit yang bertugas memeriksa orang-orang yang ingin masuk ke kota kekaisaran.
"Tunjukkan identitas mu!"
Seorang pemuda yang masih berusia 21 tahun kemudian mengeluarkan sebuah lencana giok dari cincin penyimpanannya, kemudian ia menyerahkan lencana giok dengan sebuah ukiran yang bertuliskan "keluarga Lin" pada prajurit tersebut.
"Dari kota mana kau berasal?" tanya prajurit tersebut.
Pemuda yang tidak lain adalah Lin Feng itu kemudian menjelaskan bahwa dia berasal dari dimensi yang berbeda, ia juga menjelaskan secara rinci nama Benua sekaligus wilayah dan kota tempat ia tinggal, namun sayangnya, penjelasanya itu malah dianggap sebagai candaan belaka, karena tidak seorangpun dari mereka yang pernah mendengar nama kota tersebut.
"Jangan main-main bocah! Jika kau ingin masuk ke kota ini maka kau harus mengatakan dari kota mana kau berasal!" ucap prajurit itu dengan nada yang sedikit kasar.
"Hah" Lin Feng menghela napas panjang, "Aku sudah menjelaskan semuanya, dan itulah kebenarannya!"
"Jangan buat kesabaran ku habis, cepat jelaskan dari kota mana kau berasal atau aku akan memenggal kepalamu sekarang juga!" ujar prajurit tersebut.
Lin Feng mengerutkan alisnya ketika mendengar perkataan prajurit tersebut, ia benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan sambutan yang sangat tidak baik pada saat kunjungan pertamanya ke kota ini, dan jika bukan karena dia yang tidak ingin menimbulkan masalah, mungkin dia sudah lebih dulu memenggal kepala prajurit itu sesaat setelah dia menyelesaikan ucapannya.
"Aku sudah mengatakan yang sejujurnya, jadi bukan salahku jika kau tidak percaya padaku!" ucap Lin Feng.
"Bocah sialan! Kau benar-benar membuat kesabaran ku habis!" ujar prajurit tersebut, kemudian menyerang Lin Feng.
Karena tidak ingin menimbulkan masalah, Lin Feng lebih memilih untuk menghindar dan tidak memberikan perlawanan sama sekali, namun niatnya yang tidak ingin membuat masalah itu malah disalah artikan oleh prajurit yang menyerangnya, dan ia justru menganggap bahwa Lin Feng sangat meremehkan dirinya.
"Sialan! Jangan remehkan prajurit kekaisaran Wu!" ujar prajurit tersebut.
Setelah itu, ia menciptakan sebilah pedang dengan energi spiritualnya, kemudian melanjutkan serangannya lagi. Namun sayangnya, setiap serangan yang dilancarkan oleh prajurit tersebut masih belum bisa menyentuh Lin Feng, bahkan menyentuh ujung jubah hitam yang dikenakan oleh Lin Feng pun tidak bisa.
Pertarungan antara Lin Feng dan prajurit penjaga gerbang menarik banyak perhatian, terutama orang-orang yang ada di sana, pasalnya, mereka tidak menyangka jika pemuda yang terlihat tidak memiliki energi spiritual itu ternyata mampu menghadapi prajurit kekaisaran, padahal, tingkat kultivasi prajurit itu cukup tinggi.
"Hentikan!" suara seseorang terdengar dari arah gerbang dan berhasil menghentikan pertarungan yang sedang terjadi.
"Ada apa ini?" tanya pria paruh baya yang baru saja menghentikan pertarungan.
"Komandan, aku sedang memberi pelajaran pada pemuda ini, karena dia menolak untuk menyebutkan kota asalnya" jawab prajurit yang menyerang Lin Feng.
Pria paruh baya yang dipanggil komandan oleh prajurit itupun mengarahkan pandangannya pada Lin Feng, "Apa yang dikatakannya itu benar?"
Lin Feng menggelengkan kepalanya, "Aku sudah menyebutkan tempat asalnya dengan sangat jelas, tapi dia malah tidak percaya dan langsung menyerang ku" jawab Lin Feng.
"Memangnya darimana asal mu?" tanya komandan prajurit kekaisaran.
Lin Feng kemudian menceritakan lagi darimana dia berasal, bahkan ia menceritakan lebih rinci lagi mengenai tempat asalnya itu. Akan tetapi, tanggapan yang diberikan oleh sang komandan justru sama saja, dan ia hanya menganggap bahwa Lin Feng sedang mengada-ada.
"Hei, nak! Aku tanya sekali lagi dan jawablah dengan jujur, darimana asal mu?"
"Hah" Lin Feng menghela napas, "Aku sudah mengatakan semuanya padamu, entah kau percaya atau tidak, tapi itulah kebenarannya!" jawab Lin Feng.
Komandan pasukan itu menatap Lin Feng dengan sinis, dari sikap dan perkataan Lin Feng ia sudah tahu jika Lin Feng berkata jujur, hanya saja, sangat sulit baginya untuk percaya jika Lin Feng telah melakukan perjalanan antar dimensi, karena sangat mustahil bagi seorang manusia untuk melakukan hal itu, apalagi pemuda di hadapannya itu terlihat tidak memiliki energi spiritual sama sekali.
"Lalu, apa tujuanmu datang ke kota ini?"
"Aku hanya ingin beristirahat untuk beberapa hari, setelah itu aku akan pergi lagi" jawab Lin Feng dengan jujur, karena tujuannya datang ke kota itu memang hanya untuk beristirahat sembari mencari informasi mengenai Dewa Huo.
"Baiklah, kau boleh masuk ke kota ini, tapi jika kau melakukan sesuatu yang mencurigakan, maka aku sendiri yang akan memenggal kepalamu!"
"Kau tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun pada kota kalian ini, kalaupun aku akan melakukan sesuatu, aku tidak yakin apakah kau masih sempat memenggal kepalaku atau tidak" sahut Lin Feng, lalu melangkahkan kakinya memasuki gerbang kota.
"Apa maksudmu, bocah?"
"Lupakan saja!" ucap Lin Feng sembari melanjutkan langkah kakinya.
"Komandan, kenapa Anda membiarkannya masuk? Bagaimana kalau dia adalah mata-mata dari kekaisaran lain?" tanya prajurit yang sebelumnya menyerang Lin Feng.
"Itu tidak mungkin, lagipula, aku tidak merasakan adanya niat jahat dalam dirinya."
Memang benar jika komandan pasukan itu tidak merasakan adanya niat jahat dalam diri Lin Feng, tapi bukan berarti ia akan langsung percaya begitu saja padanya, ditambah lagi karena tempat asal Lin Feng yang tidak diketahui olehnya, sudah pasti dia tidak akan percaya padanya dan akan terus mengawasi gerak-geriknya selama berada di kota kekaisaran.
Lalu, alasan kenapa komandan pasukan itu mengizinkan Lin Feng masuk ke kota adalah, agar dia lebih leluasa dalam mengawasinya, terlebih lagi, komandan pasukan itu juga mencurigai Lin Feng sebagai mata-mata dari kekaisaran lain, dan jika dugaannya itu benar, apalagi sampai berhasil menangkap Lin Feng, sudah pasti dia akan mendapatkan hadiah yang besar dari kaisar, dan mungkin saja, ia akan mendapatkan kenaikan pangkat.
"Ya sudah, teruskan pekerjaanmu" ucap komandan pasukan, kemudian pergi meninggalkan gerbang masuk istana.
Kota kekaisaran Wu.
Meski mengalami sedikit masalah di gerbang masuk kota, namun Lin Feng akhirnya berhasil masuk ke kota kekaisaran Wu dan saat ini, ia tengah menikmati sepiring makanan di salah satu restoran yang ada di sana.
Seperti biasanya, sembari menyantap makanan yang telah ia pesan, Lin Feng selalu menajamkan indera pendengarannya untuk mendapatkan informasi dari pembicaraan para pengunjung restoran.
Tapi, setelah berada di sana untuk waktu yang cukup lama, Lin Feng masih belum juga mendapatkan informasi apapun yang menurutnya penting, kecuali informasi mengenai turnamen yang diadakan oleh salah satu sekte ternama di Daratan Xuanwu untuk memilih murid.
"Sepertinya menemukan Dewa Huo tidaklah semudah yang aku bayangkan" gumam Lin Feng.
Setelah menghabiskan makanan serta minuman yang ia pesan, Lin Feng kemudian beranjak dari tempat duduknya untuk membayar makanan serta minuman tersebut, dan tidak lupa, ia juga menanyakan tentang penginapan kepada pelayan restoran itu.
"Tidak jauh dari sini ada sebuah penginapan yang cukup mewah, jika Tuan ingin menginap di sana, aku bisa menunjukkan arahnya" jawab pelayan tersebut.
"Apa hal itu tidak akan mengganggu pekerjaanmu?" tanya Lin Feng.
Pelayan itu menggelengkan kepalanya, "Tentu saja tidak, Tuan. Lagipula, masih ada pelayan lain yang akan melayani para pengunjung restoran."
"Baiklah, terima kasih karena sudah mau membantuku" sahut Lin Feng, kemudian ia meninggalkan restoran bersama pelayan tersebut.
Tidak lama kemudian, mereka akhirnya tiba di penginapan yang dimaksud oleh pelayan restoran, dan memang benar, jika dilihat dari luarnya, penginapan itu memanglah cukup mewah seperti yang dikatakan oleh pelayan tersebut.
"Terima kasih, ini untukmu" ucap Lin Feng seraya menyerahkan tiga koin platinum.
"Tuan, ini tidak diperlukan, lagipula jumlahnya terlalu banyak" sahut pelayan restoran.
"Tidak apa-apa, anggap saja sebagai ucapan terima kasih karena sudah mau membantuku."
"Terima kasih Tuan" ucap pelayan restoran, kemudian mengambil tiga koin platinum yang diberikan oleh Lin Feng, lalu setelah itu, ia langsung berpamitan kepada Lin Feng karena ia harus segera kembali ke restoran.
Di dalam penginapan.
"Selamat datang Tuan, apa Anda ingin menginap?"
Lin Feng mengerutkan alisnya ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh pelayan penginapan, "Bukankah tujuan orang datang ke penginapan adalah untuk menginap?"
Pelayan itu tersenyum ramah pada Lin Feng, "Anda benar, Tuan. Tapi maksudku adalah, mungkin Tuan ingin mengikuti acara lelang yang akan kami adakan malam ini" jawab pelayan itu.
"Acara lelang, ya?" gumam Lin Feng sembari memikirkan tentang acara lelang yang dimaksud oleh pelayan tersebut, dan karena dia sedang tidak ada kegiatan lain, akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti acara lelang tersebut, dan mungkin saja, dia akan menemukan barang bagus yang bisa menarik perhatiannya di acara lelang itu nanti.
"Sepertinya menarik, kalau begitu aku akan ikut dan sekaligus menginap untuk satu Minggu" sahut Lin Feng.
"Baik Tuan, lalu apa Anda ingin memesan ruangan khusus pada acara lelang nanti?"
"Sediakan satu ruangan khusus untukku" jawab Lin Feng.
"Baik Tuan, jadi total biayanya adalah 50 koin emas."
Lin Feng mengangguk pelan, lalu ia mengeluarkan lima puluh koin emas dari cincin penyimpanannya dan langsung menyerahkannya kepada pelayan tersebut. Setelah itu, pelayang penginapan kemudian mengantarkan Lin Feng menuju ke kamarnya yang berada di lantai tiga penginapan tersebut.
***
Malam harinya.
Seluruh tamu penginapan mulai meninggalkan kamar mereka dan pergi ke lantai empat, karena di sanalah acara lelang itu akan dilangsungkan. Sama halnya dengan tamu-tamu yang lain, Lin Feng juga telah meninggalkan kamarnya untuk mengikuti acara lelang, namun karena dia memesan kamar khusus, jadi dia diarahkan menuju ke lantai lima.
Penginapan itu memiliki lima lantai, lantai pertama dijadikan tempat untuk menyambut tamu penginapan, serta tempat berkumpulnya para tamu penginapan, sedangkan lantai dua dan tiga dijadikan sebagai kamar untuk para tamu penginapan, lalu lantai empat dan lima dijadikan satu ruangan yang khusus untuk mengadakan acara pelelangan.
Pemilik penginapan memang sengaja menjadikan lantai empat dan lima sebagai satu ruangan, agar pada saat acara lelang berlangsung, mereka dapat membedakan mana yang peserta lelang biasa dan mana peserta lelang yang khusus.
Mereka yang merupakan peserta biasa akan mengikuti acara lelang di lantai empat, sedangkan mereka yang merupakan tamu khusus akan mengikuti acara lelang di lantai lima, karena di sana sudah di sediakan beberapa ruangan pribadi yang memang di khususkan untuk tamu-tamu terhormat.
Setengah jam kemudian, seluruh kursi peserta acara lelang akhirnya terisi penuh, baik kursi biasa ataupun kursi yang berada di ruangan khusus. Lalu, seorang pria paruh baya yang tidak lain adalah pemilik penginapan, muncul dari belakang panggung dan langsung memulai acara lelang tersebut.
"Selamat datang tamu-tamuku sekalian dan selamat mengikuti acara lelang ini, tapi sebelum acara dimulai, aku akan memperkenalkan seorang tamu spesial yang akan mengikuti acara lelang malam ini" ucap pemilik penginapan, kemudian mengarahkan pandangannya pada ruangan khusus nomor satu.
"Selamat datang pangeran kedua, suatu kehormatan bagiku karena Anda sudah mau meluangkan waktu untuk mengikuti acara lelang yang diadakan di tempatku" lanjutnya, kemudian membungkuk ke arah ruangan khusus nomor satu.
Perkataan pemilik penginapan sontak membuat seluruh peserta lelang menjadi heboh, pasalnya, mereka benar-benar tidak menyangka jika tamu spesial yang dimaksud adalah pangeran kedua kekaisaran Wu ini. Tapi, keberadaannya ini juga membuat beberapa pihak merasa kurang senang, karena tidak mungkin mereka mau bersaing dengannya.
"Terima kasih, Tuan Li. Kau tidak perlu sungkan seperti itu" ucap pangeran kedua, namun ia tidak menunjukkan dirinya pada para peserta lelang.
"Apakah acaranya bisa dimulai sekarang? Aku datang untuk mengikuti lelang, bukannya mendengar kalian mengobrol!"
Perkataan peserta lelang yang berada di ruangan khusus nomor tiga sontak membuat semua orang kaget, karena dari perkataannya barusan, bisa diartikan bahwa dia sama sekali tidak memberikan muka sedikitpun pada pangeran kedua, namun yang menjadi pertanyaannya adalah, siapa yang begitu berani tidak memberikan muka pada seorang pengarang?
"Tuan! Tidak bisakah Anda bersabar, semua orang juga ingin mengikuti acara lelang, tapi mereka masih bisa sabar menunggu"
"Tuan Li, perkataan Tuan itu memang benar. Lagipula, semakin cepat acara dimulai maka akan semakin baik, bukankah begitu, Tuan?"
Sekilas, perkataan pangeran kedua memang terdengar biasa saja, bahkan terdengar seperti sangat memaklumi perkataan tamu di ruangan khusus nomor tiga barusan, tapi pada kenyataannya, ia sangat kesal karena ada orang yang begitu berani tidak memberinya muka.
"Benar sekali!" sahut tamu di ruangan khusus nomor tiga yang tidak lain adalah Lin Feng.
"Baiklah, karena yang mulai sudah berkata seperti itu, maka acara lelang ini akan dimulai sekarang juga" ucap Tuan Li.
Setelah Tuan Li menyelesaikan kalimatnya, seorang gadis cantik naik ke atas panggung untuk memimpin acara pelelangan tersebut, bentuk tubuhnya yang sangat sempurna serta parasnya yang begitu menawan, berhasil menarik perhatian para peserta pria yang mengikuti acara lelang tersebut.
"Selamat malam semuanya, aku adalah asisten Tuan Li yang akan memimpin acara lelang kali ini, dan tidak perlu berlama-lama lagi, mari kita mulai saja melelang barang yang pertama" ucap gadis cantik itu.
Kemudian, dari belakang panggung muncul beberapa dua orang pria yang membawa sebuah kotak yang cukup besar, pada saat yang bersamaan, asisten Tuan Li langsung menjelaskan barang pertama yang akan mereka lelang. Selain itu, ia juga menjelaskan kelebihan apa saja yang dimiliki oleh barang tersebut.
Barang pertama yang dilelang adalah sebilah pedang yang tidak terlalu besar, dan menurut penjelasan asisten Tuan Li, pedang itu sangatlah kuat dan mampu memotong besi yang sangat keras hanya dengan satu tebasan saja, ia juga menjelaskan jika pedang itu memiliki kekuatan dasar berupa elemen api, jadi akan sangat cocok bila digunakan oleh kultivator yang menguasai elemen api.
"Harga awalnya adalah dua ratus koin emas" ucap asisten Tuan Li setelah selesai menjelaskan tentang pedang tersebut.
"Dua ratus sepuluh!"
"Dua ratus tiga puluh!"
"Dua ratus lima puluh!"
"Tiga ratus!"
Para peserta lelang mulai berlomba-lomba memberikan tawaran harga untuk pedang tersebut, tapi untuk saat ini, hanya para peserta yang berada di kursi biasa saja yang memberikan tawaran, sedangkan untuk mereka para tamu yang berada di ruangan khusus, mereka masih tetap diam dan belum satupun dari mereka yang memberikan tawaran untuk pedang tersebut.
Setelah barang pertama berhasil terjual dengan harga lima ratus koin emas, asisten Tuan Li kemudian melanjutkan acara dengan mengeluarkan barang kedua. Berbeda dengan sebelumnya yang merupakan sebuah senjata, barang yang akan dilelang kali ini adalah sebuah zirah perak yang terlihat sangat kuat.
Sama seperti sebelumnya, asisten Tuan Li kemudian menjelaskan apa saja kelebihan yang dimiliki oleh zirah tersebut, dan setelah selesai menjelaskan semuanya, zirah itu kemudian dilelang dengan harga seratus koin emas dan pada akhirnya, berhasil terjual dengan harga tiga ratus lima puluh koin emas.
Tapi lagi-lagi, yang berhasil mendapatkan zirah tersebut adalah peserta yang duduk di kursi biasa, karena para peserta yang duduk di ruangan khusus masih belum memberikan penawaran, bahkan mereka tidak memberikan reaksi apapun ketika mendengar peserta lain yang berlomba-lomba untuk mendapatkan barang tersebut.
***
Waktu terus bergulir dan malam semakin larut, acara pelelangan juga masih terus berlanjut dan sampai saat ini, sudah ada lima barang yang berhasil dilelang dengan harga yang sangat fantastis, tiga diantaranya berhasil didapatkan oleh peserta biasa, sedangkan dua lainnya berhasil didapatkan oleh tamu khusus nomor lima dan enam.
"Baiklah, sekarang kita akan melelang barang yang keenam" ucap asisten Tuan Li.
Setelah itu, empat orang pria kembali muncul dari belakang panggung lelang, kali ini mereka membawa sebuah batu berwarna hitam dengan garis-garis merah seperti lava ke atas panggung, ukuran batu itu sendiri cukuplah besar dan jika dilihat dari empat orang berbadan besar yang membawanya, sudah bisa ditebak jika batu itu sangatlah berat.
"Barang yang akan dilelang kali ini adalah sebongkah batu meteor, batu meteor ini berhasil didapatkan oleh Tuan Li saat dia menjelajahi Jurang Api, meskipun kami masih belum mengetahui secara pasti apa kelebihan batu ini, tapi yang jelas, batu meteor ini sangat cocok untuk dijadikan sebuah pedang" ucap asisten Tuan Li.
Setelah asisten Tuan Li menjelaskan tentang barang yang akan dilelang, salah seorang dari pria yang mengangkat batu meteor itu kemudian mengambil sebilah pedang, lalu ia mengalirkan energi spiritualnya kedalam pedang tersebut dan langsung menebas batu meteor itu, namun, pedang yang ia gunakan langsung patah ketika bersentuhan dengan batu tersebut.
"Seperti yang sudah kalian lihat, batu meteor ini sangatlah kuat, bahkan senjata spiritual tingkat tinggi saja tidak bisa menebasnya" ucap asisten Tuan Li.
"Baiklah, sekarang lelang akan di buka dan harga awal untuk batu meteor ini adalah 700 koin emas" lanjutnya.
"Seribu koin emas!" sahut pangeran kedua.
Ucapan pangeran kedua sontak membuat semua orang yang ingin menawar langsung mengurungkan niatnya, karena selain harga yang ditawarkan oleh sang pangeran sudah sangat tinggi, tidak ada seorangpun dari mereka yang mau bersaing dengannya, karena jika mereka berani melakukan hal itu, maka akan ada resiko yang akan mereka dapatkan nantinya.
"Seribu seratus!"
Ruangan lelang tiba-tiba saja menjadi hening dan semua orang langsung mengarahkan pandangannya ke ruangan khusus nomor tiga, dan pada saat ini, mereka semua memiliki rasa keingintahuan yang sangat besar mengenai tamu khusus nomor tiga, pasalnya, dia tidak hanya berani tidak memberikan muka pada pangeran, tapi juga berani bersaing dengannya.
"Tuan! Aku harap kau tahu batasan mu, yang mulia pangeran sudah menawarkan harga, kenapa kau malah ikut memberikan tawaran?" tanya tamu khusus nomor dua.
"Memangnya kenapa? Ini adalah pelelangan, siapapun berhak memberikan tawaran, bukankah begitu, pangeran kedua?"
"Yang dikatakan olehnya itu memang benar, ini adalah pelelangan dan semua orang berhak memberikan tawaran" jawab pangeran kedua.
Meskipun pangeran kedua berkata seperti itu, tapi semua peserta lelang masih tetap diam dan tidak ada seorangpun yang berani memberikan tawaran, karena mereka semua tahu bahwa perkataan pangeran kedua barusan adalah sebuah ancaman yang tidak bisa mereka abaikan begitu saja.
"Karena tidak ada yang mau menawar, maka aku akan menaikkan harga lagi, seribu lima ratus!" ucap pangeran kedua.
"Seribu enam ratus!" sahut Lin Feng.
"Seribu tujuh ratus!"
"Seribu tujuh ratus satu!"
"Apa kau sudah gila? Kenapa kau hanya menaikkan satu koin lebih tinggi dari harga yang ditawarkan oleh pangeran?" tanya tamu khusus nomor 10.
"Kenapa? Apa ada masalah dengan itu?"
"Hahahaha, aku benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan perlawanan di pelelangan kali ini, tapi tidak masalah, karena aku sangat menyukainya" sahut pangeran kedua, kemudian memberikan penawaran lagi.
"Seratus koin platinum!" lanjutnya.
"Seratus satu" ujar Lin Feng.
Para peserta lelang yang lainnya hanya bisa tercengang ketika mendengar harga yang ditawarkan oleh pangeran kedua, tapi mereka justru lebih terkejut lagi setelah mendengar harga yang ditawarkan oleh Lin Feng, pasalnya, ia hanya menaikkan harga sebanyak satu koin lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan oleh pangeran.
"Tuan, sebelum kita melanjutkannya, bolehkah aku mengetahui kenapa Tuan menginginkan batu meteor itu?" tanya pangeran kedua.
"Tidak ada, aku hanya bosan saja karena tidak menawar sejak pelelangan dimulai" jawab Lin Feng.
"Apakah kau ingin bermain-main denganku?!"
"Jangan salah paham, aku tidak suka bermain-main, apalagi bermain-main dengan bocah yang masih membutuhkan perlindungan orang lain" jawab Lin Feng.
Sejak ia mengganggu percakapan antara pangeran kedua dan Tuan Li, Lin Feng sudah bisa merasakan adanya hawa membunuh yang diarahkan dengan sengaja kepadanya. Selain itu, Lin Feng juga bisa merasakan adanya beberapa pasang mata yang sedang mengawasinya dari kejauhan.
Karena sudah mengetahui siapa yang mengawasi serta mengarahkan aura membunuh padanya, Lin Feng akhirnya memutuskan untuk memprovokasi mereka secara langsung dan satu-satunya cara adalah dengan melawannya saat memberikan tawaran, dan benar saja, cara yang ia lakukan itu benar-benar berhasil memprovokasi sang pangeran.
"Jaga ucapan mu! Apa kau sudah tidak menginginkan nyawamu lagi?" tanya salah seorang pengawal pangeran kedua.
"Tentu saja aku masih menginginkannya, tapi bagaimana denganmu dan teman-teman mu yang sedang mengawasi ku? Apa kalian sudah tidak menginginkan nyawa kalian lagi?"
"Sialan! Tunjukkan dirimu dan hadapi aku sekarang juga!"
"Cukup, ini adalah acara lelang, bukan tempat pertarungan, jika kalian benar-benar ingin bertarung, kalian bisa melakukannya di tempat lain dan jangan mengganggu ketenangan di tempatku!" sahut Tuan Li menengahi.
Sama seperti para tamu lelang, Tuan Li sebenarnya juga sangat penasaran dengan identitas pria yang ada di ruangan khusus nomor tiga, sebenarnya ia sudah mencoba untuk melihat siapa yang ada di ruangan tersebut, namun pandangannya seperti dihalangi oleh sesuatu, bahkan aura kekuatannya tidak bisa masuk ke ruangan khusus nomor tiga itu.
Oleh sebab itu, Tuan Li memutuskan untuk menjadi penengah diantara mereka. Pada awalnya, Tuan Li berencana untuk membela pangeran kedua, tapi karena tidak mengetahui siapa yang ada di ruangan khusus nomor tiga, ia akhirnya mengurungkan niatnya itu, karena akan sangat gawat jika dia salah menyinggung orang.
Memang benar jika pangeran kedua adalah orang yang sangat berpengaruh dan tidak bisa disinggung, tapi identitas orang yang ada di ruangan khusus nomor tiga itu juga tidak diketahui, bisa saja ia adalah sosok yang lebih berpengaruh lagi daripada pangeran kedua, dan jika itu memang benar, maka akan ada resiko yang harus ditanggung oleh Tuan Li nantinya.
"Yang mulia pangeran, dan Tuan yang ada di sana, sebaiknya kita lanjutkan saja acara ini, dan aku harap, tidak ada perseteruan lagi setelah ini" ucap Tuan Li.
"Dan untuk mencegah terjadinya perseteruan, maka penawaran tidak boleh kurang dari seratus koin, apa kalian tidak masalah dengan peraturan ini?" lanjutnya
"Tidak masalah!" jawab Lin Feng dan pangeran kedua serempak.
Setelah itu, asisten Tuan Li kembali melanjutkan acara pelelangan tersebut, dan karena penawaran tertinggi sebelumnya ada pada Lin Feng, maka asisten Tuan Li mempersilahkan pangeran untuk memberikan penawaran lagi.
"Dua ratus koin platinum!" ucap pangeran kedua.
"Tiga ratus" sahut Lin Feng.
"Empat ratus!"
"Lima ratus!"
"Tujuh ratus!"
"Seribu koin platinum!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!