NovelToon NovelToon

NIRMALA

Visual

Ini lanjutan novel sebelumnya nya ya, tapi setor visual dulu disini. Kalo novel pertama udah tamat, baru lanjut yang kedua.

Nama : Nirmala

Usia : 20 Tahun.

Nirmala gadis cantik yang periang, namun karena kedua orangtuanya yang kerap kali bertengkar di hadapannya dan tidak memperdulikan perasaan nya membuat Nirmala memasuki pergaulan bebas. Tak jarang dia datang ke club malam untuk menghilangkan kegundahan hatinya bersama temannya yang mempunyai nasib yang sama-sama di abaikan oleh kedua orang tuanya, meski demikian dia tetap menjaga kehormatan nya sebagai seorang wanita. Hingga suatu hari dia bertemu dengan laki-laki yang bisa mengubah hidupnya dari kebiasaan buruk nya itu menjadi lebih baik lagi.

Dear Nirmala.

'***Cinta kita adalah yang terbaik, karena kau iman ku bertambah.

Kau membantuku di dunia ini, dan karena itu aku ingin kembali bertemu dengan mu di surga kelak.

Maka dari itu yang aku inginkan bukan hanya menjadi pacarmu, namun menjadi kekasih halal mu***.

Lanjut..

Nama : Evan Sanjaya.

Usia : 25 Tahun.

Profesi : Pengusaha muda

Kalo yang ini gak tau dah foto siapa, nyolong di Mbah google soalnya 😂

Nah kalau si ganteng ini namanya Evan Sanjaya, berprofesi sebagai pengusaha muda yang meneruskan perusahaan papa nya. Dan juga menjadi satu-satunya pewaris tunggal perusahaan papa nya. So, walaupun demikian dia tetap baik hati dan tidak sombong loh 😍

Hingga di usianya yang ke 25 Tahun. Evan masih setia dengan status lajangnya, tak jarang kedua orangtuanya mencarikan nya jodoh namun dia menolak dengan alasan akan mencari sendiri yang cocok untuknya. Baginya, cinta pertama nya adalah wanita yang sudah melahirkannya.

Hingga dia bertemu dengan wanita yang memiliki kebiasaan yang kurang baik, dan itu malah membuatnya tertarik untuk menghilangkan kebiasaan buruk wanita tersebut.

Dear Evan.

'***Terkadang kita tidak bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta, karena itu terjadi begitu saja. Meski mulut berkata tidak, tapi hati tak bisa menolak.

Aku merasa lengkap meski kita belum sempurna, aku merasa senang meski hatimu belum juga ku genggam.

Aku tidak mempunyai kesempurnaan layaknya orang lain, tapi aku memiliki satu hati yang akan selalu setia padamu***.

l

Nama : Lestari.

Profesi : Mahasiswi berandal seperjuangan Nirmala.

Lestari yang biasa di panggil Tari itu adalah teman seperjuangan Nirmala yang memiliki nasib yang hampir sama yaitu kurang kasih sayang dari kedua orangtuanya. Bedanya dengan Nirmala, kedua orangtua Lestari sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga mengabaikan Lestari. Papa nya yang gila bisnis dan tak jarang keluar kota, dan mama nya yang sibuk di dunia Modelling.

Nama : Rahardian.

Profesi : Sekertaris sekaligus sahabat Evan.

Rahardian yang biasa dipanggil Ardi itu adalah sahabat Evan dari TK,SD, SMP, SMA, hingga masuk ke perguruan tinggi, dan sekarang di angkat oleh Evan menjadi sekertaris nya. Alasan Evan memilih nya menjadi sekertaris, bukan hanya karena Ardi adalah sahabat nya tapi karena Evan juga tidak mau memiliki sekertaris wanita.

Story ini baru sampai bab 49. Di stop dulu karena keteteran sama novel yang ikutan event, nanti setelah novel yang mengikuti event sudah tamat baru yang ini di lanjut lagi.

Semoga suka ya sama cerita Retjeh ku 🤗

Buat yang mampir jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like komen dan giftnya juga 🤭

PERTENGKARAN.

...🌿🌿🌿...

Praaaang Praaaang

Pyaaaaar

Suara piring dan gelas yang berhamburan di lantai terdengar sampai ke telinga Nirmala yang masih bergelung di bawah selimutnya.

Bukan suara piring dan gelas yang tidak sengaja terjatuh. Tetapi, suara piring dan gelas yang memang sengaja di banting. Piring dan gelas yang berada di atas meja makan itupun sudah habis berserakan di lantai.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan kedua orang tua Nirmala, yang setiap hari bertengkar.

Nirmala menutupi kepalanya dengan bantal agar suara gaduh yang dibuat kedua orang tuanya itu tidak terdengar lagi olehnya. Namun, bagaimanapun Nirmala berusaha untuk tidak mendengarnya, suara itu malah semakin jelas terdengar. Kini bukan lagi suara piring dan gelas yang di banting. Tetapi, suara kedua orangtuanya yang bersahut-sahutan saling menuduh.

"Hei Kau, dasar tukang selingkuh tidak tahu diri! Sudah ketahuan selingkuh masih saja berani pulang kerumah ini!" Hardik Bu Herni, yang tersulut emosi.

Plaakk...

Satu tamparan keras mendarat di pipi Bu Herni, dari tangan suaminya.

"Berani-beraninya Kau mengataiku tukang selingkuh, lalu dirimu apa hah! Jangan Kau pikir Aku tidak tahu, Kau juga berselingkuh dengan bos mu itu!" Tuduh Pak Dion yang sama emosinya.

"Jangan memutarbalikkan fakta ya!" Tunjuk Bu Herni tepat di wajah suaminya. "Pak Agus itu adalah bos ku, jadi wajar kan kalau Aku sebagai sekertaris nya mengikutinya kemanapun. Tidak seperti Kamu, partner kerja tapi kok sampai nginap di hotel dengan alasan pekerjaan, tidak masuk akal!" Sergah Bu Herni. "Oh atau jangan-jangan kalian sudah berbuat yang tidak-tidak, iya kan!" Teriak Bu Herni.

"Jaga ucapanmu!"

PLAAKKK...

Satu tamparan lagi mendarat di sebelah pipi Bu Herni.

"Dua kali, dua kali Kau menamparku hanya karena Wanita sialan itu! Kenapa Kau begitu membelanya? Oh, atau jangan-jangan ucapanku itu benar, hah! Kau dan Wanita ****** itu sudah....

"Herni! Jaga ucapanmu, berani kau bicara lagi yang tidak-tidak tentang Aku dan Naura, akan Aku tampar mulut mu yang lancang itu!'' Bentak Pak Dion yang tidak terima dengan tuduhan istrinya.

"Oh, jadi namanya Naura, ckck," Bu Herni tersenyum sinis menatap suaminya yang sudah menyebut nama wanita yang sudah diklaimnya sebagai selingkuhan suaminya.

"Wah, apa itu Suamiku? Bahkan Kau dengan fasihnya menyebutkan nama Wanita itu, padahal Aku tidak bertanya siapa namanya, ckckck." Bu Herni menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa maksudmu?"

"Kenapa Kau jadi pura-pura tidak tau, Suamiku! sudah jelas kalian berdua menginap di hotel, dan siapa yang tau kalau kalian berdua sudah tidur bersama,"

"Herni!" Pak Dion mengangkat tangannya akan menampar istrinya lagi, namun tangannya tertahan di udara seiring dengan teriakan putrinya.

"Papa, Mama, hentikan!"

"Nirmala," Ucap Pak Dion dan Bu Herni serentak, menoleh kearah dimana putrinya berdiri. Pak Dion pun menurunkan tangannya yang tadinya akan menampar istrinya lagi.

Nirmala pun menghampiri kedua orang tuanya dengan raut wajah yang sedih melihat kedua orang tuanya itu yang selalu saja bertengkar.

"Ini masih pagi tapi kalian sudah bertengkar, apa kalian tidak capek seperti ini terus? Aku capek Ma, Aku capek Pa mendengar kalian berdua setiap hari terus saja bertengkar seperti anak kecil!" Ucapnya menatap papa dan mamanya bergantian, matanya sudah berkaca-kaca dan mungkin sebentar lagi akan menangis seperti yang sudah-sudah.

"Ini semua gara-gara Papa Kamu yang tukang selingkuh itu, Nirmala!" Bu Herni menunjuk kearah suaminya.

"Jaga ucapanmu, Herni!" Bentak Pak Dion. "Nirmala, jangan dengarkan Mamamu, Mamamu itu yang selingkuh dengan bos nya,"

"Papa mu itu bisanya memutarbalikkan fakta, Nirmala," Lagi, Bu Herni menunjuk suaminya. "Papa mu ini bisanya menuduh Mama karena ingin menutupi kebohongannya sendiri, Papamu yang sudah berselingkuh dengan Wanita yang bernama Naura dan Papamu sudah...,"

"Mama, Papa sudah cukup! Aku mohon tolong hentikan!" Ucap Nirmala, memotong ucapan Mamanya. Akhirnya cairan bening itupun berhasil lolos menuruni pipi Nirmala.

"Hiks hiks hiks," Nirmala tersedu-sedu. "Kapan kalian akan berhenti bertengkar? Apa kalian tidak bosan? Aku malu melihat kalian seperti ini terus. Aku juga ingin seperti teman-temanku yang mempunyai keluarga yang harmonis, orang tua yang menyayangi Aku. Apa kalian tidak bisa seperti itu? Kapan kalian akan memperdulikan Aku, jika papa dan Mama saja selalu bertengkar bertengkar dan terus bertengkar. Aku muak dengan keadaan ini, apa tidak bisa sehari saja tidak ada pertengkaran dirumah ini? Papa, Mama jawab Aku? Hiks hiks hiks."

Bukannya menjawab atau menenangkan utrinya yang sedang menangis. Pak Dion dan Bu Herni malah pergi dari ruangan itu meninggalkan Nirmala yang tengah terisak tersedu-sedu. Sungguh keterlaluan mereka.

Dengan masih berurai air mata, Nirmala berjongkok memunguti pecahan piring dan gelas yang berserakan di lantai karena ulah kedua orang tuanya.

"Auuu," Nirmala meringis karena jari telunjuknya terkena pecahan kaca, dia segera mengisap jarinya agar darahnya berhenti keluar.

Hatinya bertambah perih kala mengingat kejadian kemarin di kampus, saat dia dihukum oleh dosennya karena tidak menyelesaikan tugasnya. Hukumannya adalah Nirmala harus mengaji sebanyak 3 jus dihadapan semua teman sekelasnya, dan betapa malunya dia ditertawakan oleh semua teman sekelasnya kecuali Tari, karena tidak bisa membaca bahkan tidak satupun huruf yang dia tahu didalam Al-Qur'an itu.

"Arghhhhhh! Aku benci keadaan ini, Aku benci kalian semua!" Nirmala pun beranjak menuju kamarnya dan membiarkan pecahan kaca itu berserakan. Toh juga nanti akan ada Bibi asisten rumah tangganya yang akan membereskannya nanti.

Entah siapa yang harus ia salahkan sekarang? Apakah kedua orangtuanya yang memang tidak pernah mengajarkannya mengaji dan sebagainya? Ataukah dirinya sendiri yang tidak pernah berinisiatif untuk belajar.

BRUUUKKKK....

Nirmala menutup pintu kamarnya dengan kasar, lalu menjatuhkan tubuhnya diatas ranjangnya.

"Tari, ya Tari," Nirmala pun bangun kembali dan mengambil ponselnya lalu menghubungi temannya itu.

📱"Halo, Nir ada apa Lo nelpon Gue pagi-pagi sekali? " Suara parau Tari diujungn telepon, sepertinya dia masih tidur dan terbangun saat Nirmala menelponnya.

📱"Bangun woi! Masih molor aja,"

📱"Gara-gara siapa Gue kayak gini? Gara-gara Lo juga kan yang semalaman gak mau pulang dari club, padahal Gue udah ngantuk banget,"

📱"Ya udah sana lanjutin tidur Lo, tapi ingat entar sore jemput gue lagi!"

📱"Mau clubbing lagi Lo, Nir? Gila Lo, eh tapi hari ini kita ada mata kuliah gak sih?"

📱"Bodoh amat lah sama mata kuliah, masih kesel Gue sama kejadian kemaren,"

📱"Nah itu dia, bukannya Lo nyari guru ngaji eh malah ngajakin gue ke club lagi. Parah Lo, Nir,"

📱"Bodoh amat lah, entar aja belajar ngajinya. Entar gue nyari Suami yang gelar Ustadz sekalian biar bisa ngajarin Gue ngaji dan semuanya yang Gue gak tau,"

📱"Terserah Lo deh, udah ah Gue masih ngantuk nih,"

📱"Iya, tapi ingat Lo jemput gue entar sore! Pusing Gue dirumah denger keributan terus,"

📱"Iya sama, Gue juga bosen dirumah cuma sama asisten rumah tangga doang. Bokap Gue belum balik dari luar kota, dan Nyokap Gue pergi lagi tadi malam ke puncak, kata Bibi mau pemotretan,"

📱"Ok, charger tuh mata pol pol biar gak ngantuk lagi entar malam!"

Tut Tut Tut....

Setelah sambungan teleponnya terputus, Tari kembali melanjutkan tidurnya begitu juga dengan Nirmala yang juga melanjutkan tidurnya yang terganggu akibat kegaduhan orang tuanya.

.

.

.

.

.

CLUB' MALAM

...🌿🌿🌿...

Sore yang menggerah kan, Nirmala terbangun dari tidurnya setelah mengulang kembali tidurnya yang terganggu oleh keributan yang buat kedua orangtuanya. Badannya terasa lengket karena hampir seharian ia tidur tanpa mandi, perutnya pun belum terisi apapun semenjak tadi pagi.

Dengan mata sembab nya Nirmala bangkit dari pembaringannya, ia mengusap matanya yang masih terasa ngantuk tapi terbangun karena merasa lapar.

Dengan langkah gontai khas bangun tidur Nirmala kamar mandi yang berada dalam kamarnya, ia memilih untuk mandi terlebih dahulu sebelum mengisi perutnya karena bau badannya mengalahkan perut keroncongannya.

Beberapa menit kemudian. Nirmala sudah berpakaian lengkap ala khas nya sendiri, tengtop yang hanya berbalut jaket Levis dan celana Jeans yang terdapat robekan dibagian paha nya. Nirmala yang memang tidak pandai berdandan, hanya memoleskan bedak tabur diwajahnya serta lipbalm untuk melembabkan bibirnya yang kering serta rambutnya yang hanya dikuncir kuda.

Setelah selesai, Nirmala keluar dari kamarnya menuju meja makan karena perutnya yang sudah meronta minta diisi makanan. Ternyata ruangan yang tadi pagi penuh dengan pecahan beling piring dan gelas kini sudah bersih, siapa lagi yang membersihkannya kalau bukan ART yang bekerja dirumah Nirmala.

ART yang seumuran dengan mama nya itu, datang disaat pagi dan pulang di sore hari setelah semua pekerjaannya selesai. Seperti yang Nirmala tau, makanan yang terhidang di atas meja makan itu pasti ART nya yang menyiapkan sebelum pulang. ART tersebut tidak bisa menginap karena memiliki cucu yang ia rawat setelah meninggalnya anak dan menantunya karena kecelakaan.

Nirmala menarik kursi lalu mendudukkan tubuhnya, tatapannya beralih menatap dua kursi kosong yang dulu selalu ditempati keedua orang tuanya saat makan bersama. Kini suasana itu sudah lama hilang, bahkan Nirmala sudah lupa kapan terakhir kalinya ia makan bersama kedua orangtuanya.

Bertepatan dengan Nirmala yang baru selesai mengisi perutnya, suara klakson mobil Lestari sudah menggema di luar rumahnya.

Tin...tin...tin....

Nirmala pun berlari menuju kamarnya untuk mengambil tas selempang kecil yang selalu ia gunakan untuk menyimpan dompet dan handphone nya saat berpergian, sebelum pergi tak lupa ia mengunci pintu rumahnya.

"Lama banget sih" Gerutu Lestari.

"Sorry, gue tadi baru selesai makan" jawab Nirmala cengengesan.

"Makan? jam segini, gak takut gemuk loh? gak kebayang gue kalau tubuh ramping Lo ini jadi gemuk" Lestari menatap Nirmala dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Mau gimana lagi Les, gue dari pagi emang baru makan sekarang kok. Habis nelpon Lo tadi pagi gue langsung nyambung tidur gue yang terganggu akibat kegaduhan orang tua gue, pusing gue lihat mereka ribut terus"

"Gitu-gitu juga orang tua Lo Nir"

"Yeee, yang bilang orang tua Lo siapa? eh tunggu bentar, gue kok kayak nyium bau sesuatu gitu" Nirmala mengendus-endus aroma yang menganggu indera penciumannya.

Lestari menyengir. "Hehehe, kayaknya bau yang Lo cium itu bau badan gue. Gue juga baru bangun langsung kesini dan belum mandi"

"Ah pantesan dari tadi gue nyium bau asem jawa" Nirmala menutup hidungnya.

"Sialan Lo Nir, jadi pergi gak nih?!" ucap Lestari kesal.

"Jadi dong, Lo udah charger kan tuh mata? jangan sampai ngantuk lagi kayak tadi malam, gak asyik banget Lo"

Lestari pun melajukan mobilnya meninggalkan pelataran rumah Nirmala menuju club' yang sudah menjadi tempat tumpuan bagi mereka berdua saat pusing karena orang tuanya.

Diperjalanan, Lestari terus saja mengomel karena Nirmala yang masih menutup hidungnya.

...☘☘☘...

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, kini mobil Lestari sudah terparkir rapi diparkiran club'. Mereka berdua segera turun dan langsung masuk kedalam.

Suara dentuman musik yang memekakkan telinga menyambut kedatangannya, dan orang-orang yang berada disana begitu menikmati musik yang dimainkan oleh DJ.

Serta aroma alkohol yang menyerbak menambah nuansa syahdu bagi mereka pecinta club.

Nirmala dan Lestari menyusuri club'yang gemerlap dengan lampu berwarna warni yang sudah menjadi ciri khas club' tersebut. mereka berdua pun duduk lalu memanggil waiter untuk memesan minuman yang menjadi andalan mereka berdua.

Jus jeruk, itulah yang selalu Nirmala dan Lestari pesan setiap kali datang ke club tersebut. Mereka berdua tidak pernah sekalipun menyicipi alkohol, karena mereka tau hal apapun bisa terjadi bila mereka mabuk.

Disela-sela meminum jus jeruknya, Lestari menunjuk ke arah seseorang yang ia kenal.

"Nir lihat deh itu kayaknya si Aldo"

Nirmala pun menoleh kearah yang ditunjukkan oleh Lestari. "Iya itu si Aldo, ternyata dia pecinta club juga"

"Wah gila tu si Aldo, gak lihat keadaan sekitar langsung nyomot aja" Lestari menggeleng-gelengkan kepalanya melihat apa yang diperbuat oleh Aldo teman sekampusnya itu, menyesap bibir wanita yang mungkin adalah pacarnya.

"Itu dunia dia, dan kita begini aja jangan sampai terpengaruh dengan begituan" ucap Nirmala yang memperingati temannya yang terus memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh Aldo dan wanita yang bersama Aldo itu.

"Rasanya gimana ya Nir? mereka kok kayak menikmati banget" Lestari meminum jus nya, tapi tatapan nya terus tertuju pada dua insan yang sedang berpadu dalam buaian hasrat yang terlarang.

Mendengar itu, Nirmala sontak menjitak kepala temannya itu.

"Ingat ya Les, kita emang sering datang ke club bukan berarti kita juga sama seperti mereka. Awas Lo kalau sampai kayak gitu, gak mau lagi gue temenan sama Lo!"

"Ah Lo kok gitu sih Nir, apa salahnya kalau cuma ciuman bibir gitu"

"Iya awalnya cuma ciuman bibir, tapi ujung-ujungnya keterusan dan melakukan hal yang lebih dari itu"

"Sok tau Lo Nir" bantah Lestari.

"Kebanyakan gitu Les, makanya kita harus hati-hati dan jangan sampai terhasut"

Tak lama, Aldo dan wanita yang bersama Aldo itu keluar dari club dengan Aldo yang merangkul wanita itu dan tangannya meraba-raba tubuh wanita tersebut.

Sekitar 10 menit setelah keluarnya Aldo dari club, Nirmala dan Lestari pun keluar dari club hendak pulang. Malam ini mereka pulang cepat karena mood Nirmala terganggu akibat pemandangan yang ditunjukkan oleh temannya.

Diparkiran, Lestari mengamati mobil yang dikenalnya yang terparkir disebelah mobilnya. Mobil itu milik Aldo, dan Lestari pun penasaran dan mengintip.

Lestari langsung membungkam mulutnya setelah melihat apa yang dilakukan Aldo bersama wanita itu didalam mobil.

Benar kata Nirmala, yang awalnya cuma ciuman bibir bakal keterusan melakukan hal lebih dari sekedar ciuman bibir.

"Ya ampun Nir, si Aldo begituan sama cewek tadi didalam mobilnya."

"Bener kan apa yang gue bilang, makanya kita harus hati-hati dan jangan sampai tergoda dengan hal begituan."

Nirmala pun menarik temannya yang berdiri mematung masuk kedalam mobil, dan Lestari seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ulahnya yang penasaran mengintip mobil teman sekampusnya itu membuat matanya tercemar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!