NovelToon NovelToon

Kaget Nikah

Prolog

\=\=@@@

Cherry Jovanka Emilia gadis berseragam abu-abu yang ceria memiliki sahabat bernama Neva Aurelia Hadinata dan Steve Roger Timothy.

Persahabatan mereka terbilang sangat unik karena tidak ada hari-hari tanpa ulah yang menjengkelkan dari tingkah mereka. 

Steve sendiri sudah memiliki perasaan kepada Cherry sejak mereka duduk di bangku sekolah SD. Cherry, Neva dan Steve mereka merupakan sahabat sejak kecil. Sekolah merekapun selalu bersama. 

Sampai suatu hari Cherry memiliki problem tak bisa membayar uang Sekolah di karenakan Ibunya sakit-sakitan. Ayah Cherry sendiri sudah meninggal dunia sejak dirinya berusia 7 Tahun. 

Neva yang iba kepadanya, meminta tolong kepada Kakaknya bernama Lucas Zander Hadinata seorang CEO di perusahaan Axosha Jewelry. Perusahaan di bidang perhiasan ini terbilang perusahaan terbesar di dunia. Lucas sendiri adalah seorang pengusaha muda yang sangat sukses di seluruh dunia. Berbanding terbalik dengan persoalan cinta, yang dia tahu cinta itu hanya sekedar bersama tanpa ada embel-embel perasaan. 

Sampai suatu ketika dia harus di pertemukan Tuhan dengan gadis muda putih Abu-Abu yang akan menjungkir balikkan kehidupannya kelak. 

Pertemuan Cherry dan Lucas terbilang unik karena keduanya sama-sama tak menyadari perasaan mereka masing-masing. Karena saat itu Lucas sendiri sudah memiliki seorang kekasih. Disatu sisi disaat mereka mulai menyadari perasaan masing-masing Steve mulai berani mengungkapkan isi hatinya yang selama ini terpendam. 

"Cherr.. Anu.. Anu Cherr.. " ucap Steve ragu-ragu. 

"Apaan sih Steve Anu Anu mulu daritadi" sahut Cherry.

"Gue Cinta.. Anu.. Anu.." masih dengan ragu-ragu.

"Gue tau elu pasti cinta ama si Isabel bukan..," sambil memicingkan satu matanya.

"Cherry...," panggil Neva.

"Dicari sama si Prasasti mau diajak duet dangdut noh" ucap Neva.

"Prasetya Nev... bukan Prasasti, kalo Prasasti mah batu ini Prasetya ketua OSIS yang wajahnya mirip Tom Cruise" ucap Cherry sambil senyum-senyum.

"Bocah gebleg, orang begitu dikatain mirip Tom Cruise. Tom and Jerry kali...," sahut Neva sewot.

"Steve, ngapain loe disitu mau nyaingin Prasasti? jadi Patung juga di pojokan" seloroh Neva melihat Steve komat-kamit tak jelas.

"Kampret nih cewek, dari kemarin suka banget jatuhin harga diri gue" gerutu Steve.

"Cherry ayo dong..., ga da goyangan elu ga seru" sembari menarik pergelangan tangan Cherry.

Pagi ini adalah acara Dis natalies Sekolahnya. Seperti biasa Sandra yang memiliki bakat di bidang suara akan ikut mengisi dan meramaikan acara tersebut. Cherry, Neva dan Steve segera ikut bergabung bersama teman-teman yang lain.

"Cherry, dipanggil Prasasti noh" senggol Neva yang melihat Pras sedang melambaikan tangan ke arahnya.

Cherry dengan riang membalas lambaian tangan Pras.

"Cherry, waktunya naik panggung" Pras memberitahu Cherry.

Cherry mengikuti langkah Prasetya menaiki panggung. Semua teman-teman bersorak gembira saat melihat Cherry naik keatas panggung, mereka tahu jika Cherry sudah berada diatas panggung pasti akan membuat semuanya heboh karena suaranya yang sangat merdu.

"Hidup Cherry...!" teriak steve.

"Huuuuu....," balas para temannya dibawah panggung.

Alunan gitar mulai terdengar Cherry bersiap mengatur nafas,

**

T'lah kucoba t'rus bertahan

Tentang cinta yang kurasa

Ku mencinta, kau tak cinta

Tak sanggup ku terus bertahan

Sadar ku tak berhak untuk terus memaksamu

Memaksamu mencintaiku sepenuh hati

Aku 'kan berusaha untuk melupakanmu

Tapi terimalah permintaan terakhirku

Genggam tanganku, sayang

Dekat denganku, peluk diriku

Berdiri tegak di depan aku

Cium keningku 'tuk yang terakhir

Ku 'kan menghilang jauh darimu

Tak terlihat sehelai rambut pun

Tapi di mana nanti kau terluka

Cari aku, ku ada untukmu, ho-oh

Ku tak membencimu

Kuharap kau pun begitu, ha-ah (kuharap begitu), yeah, yeay

Tak ingin kau jauh

Tapi takdir menginginkan kita 'tuk berpisah

Genggam tanganku, sayang

Dekat denganku, peluk diriku

Berdiri tegak di depan aku

Cium keningku 'tuk yang terakhir

Ku 'kan menghilang jauh darimu

Tak terlihat sehelai rambut pun

Tapi di mana nanti kau terluka

Cari aku, ku ada untukmu

Ho-oh

(Dekat denganku, peluk diriku) Oh-oh

(Berdiri tegak di depan aku)

(Cium keningku 'tuk) yang terakhir

Ku 'kan menghilang jauh darimu

Tak terlihat sehelai rambut pun

Tapi di mana nanti kau terluka

Cari aku, ku ada untukmu

Tapi di mana nanti kau terluka

Cari aku, ku ada untukmu

Prok... prok... prok...

Suara riuh tepuk tangan para teman-temannya serta Bapak Ibu guru Cherry menggema di lapangan. Untuk suara, Cherry memang artis di Sekolahnya, sayang Cherry itu anaknya sedikit telmi kalo anak ABG bilang.

"Lagi... lagi... lagi..!" teriak para teman-temannya kepada Cherry agar bernyanyi lagi.

"Oke kawan jika itu yang kalian mau carry on, music...!" teriak Cherry melanjutkan bernyanyi dengan judul pandangan pertama.

•• Pandangan pertama

Awal aku berjumpa

Pandangan pertama

Awal aku berjumpa

.......

**

"Haus gue...," keluh Cherry selesai konser dan langsung meneguk orange jus Steve.

Glegek.. glegek..

"Nih bocah kebiasaan suka nyerobotin punya orang" sindir Steve tapi aslinya bahagia.

"Kau bisa pesan lagi kan Steve kayak biasanya," sahut Cherry tanpa berdosa.

"Serah elu deh Cher... yang penting elu bahagia," ucap Steve pasrah.

"Nah... gitu dong..,"

"Cherry berry strawberry..," panggil Neva berlari menghampiri Cherry dan Steve.

"Ngapain elu ngos-ngosan gitu? dikejar hansip? " ledek Cherry.

"Lebih parah," sahutnya.

"Satpam?" Steve ikut menebak.

Neva menggelengkan kepalanya sembari menyahut makanan Steve.

"Gue tahu.. pasti Bu Nike kan?" tebak Cherry.

"Masih mending Bu Nike.., ini lebih parah dari yang kalian sebutin tadi" ucap Neva sembari menghabiskan makanan Steve.

"Terus siapa dong?" tanya Cherry.

"Pras.,"

"Pras? maksudnya Prasetya?" Cherry memastikan.

"Emang Pras siapa lagi kalo bukan Prasasti, Cherry berry strawberry...," sahut Neva. Sedangkan Steve hanya bisa meratapi perutnya yang lapar gara-gara minuman serta makanannya telah direnggut oleh kedua wanita didepannya dengan dan tanpa berdosa.

"Muka elu kenapa?" tanya Neva belum menyadari kesalahannya.

Wajah Steve sekarang berpura-pura mewek ingin sekali dia menjitak kedua wanita di depannya.

Neva menoleh menatap Cherry meminta penjelasan tetapi Cherry hanya mengendikkan kedua bahunya.

"Ayo Cher... ikut gue," setelah menghabiskan makanan itu Neva berjangkit dari duduknya dan menarik pergelangan tangan Cherry.

"Ta_tapi Steve...?"

"Udahlah nanti dia biar nyusulin..," akhirnya Cherry pasrah karena Neva segera menariknya.

Sedangkan Steve dia terus saja menghentak-hentakkan kakinya dengan kedua tangan yang satu memegangi gelas dan piring yang sudah kosong.

Di belakang sekolah Cherry dan Neva tak menyangka akan melihat adegan yang membuatnya terkejut. Prasetya pria yang mereka anggap baik ternyata tidak seperti yang dia anggap.

Cherry maupun Neva harus melihat adegan yang membuat tegang sekujur tubuhnya. Prasetya ketua OSIS serta pria yang terkenal tampan, pintar ternyata juga player. Prasetya terus saja nencumbu lawan jenisnya meski masih berbalut seragam sekolah.

Cherry yang begitu mengaguminya merasa sakit hatinya, meski diantara mereka tak ada hubungan apa-apa Cherry selalu menganggap Pras adalah pria yang sempurna.

......................

Hai.. Othor kembali lagi jangan lupa dukungannya ya ka🙏

Part 1. Terkejut

Happy Reading....

☘☘

"Pras, kau yakin kita akan melakukannya disini?" suara seorang wanita masih dengan berbalut seragam sekolah.

"Kau sangat cantik Anggi, kau tahu aku tak bisa kalau harus jauh darimu" rayu Pras yang selalu bisa membuat lemah lawannya.

"Aku juga Pras.. Emmmppph..," sahut Anggi dan Pras langsung ******* bibir pink Anggi.

Pras terus saja ******* bibir Anggi sembari tangan lincahnya berusaha membuka satu persatu kancing bajunya.

"Pras.. Emmmppph..," suara lenguhan Anggi karena Pras terus saja memainkan lidahnya didalam mulut Anggi.

Disatu sisi diseberang mereka Cherry dan Neva terkejut melihat pemandangan tersebut. Neva maupun Cherry sama-sama terkejut, mereka tak menyangka jika Pras mampu berbuat hal tak senonoh itu.

"Cherr, gue jadi ilfil sama Pras.." ucap Neva lirih.

"Sama Neva, pesonanya aja yang keren kelakuan ya ampun.. buset dah" sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Kalian ga lagi kepingin begituan kan..?" suara Steve yang tiba-tiba muncul dari belakang mereka.

Jelas saja kedua wanita itu langsung melayangkan cubitan kearah Steve.

"Sakit tau....," keluh Steve.

"Ssssttt...," keduanya langsung mengingatkan Steve agar tak mengeluarkan suara dengan keras.

"Terimakasih Pras, aku cinta padamu" ucap Anggi setelah selesai menyelesaikan hasrat keduanya.

"Nanti malam jangan lupa pakai pakaian yang sexy ya di pesta ulang tahunku" pesan Pras kepada Anggi.

"Kita lanjutkan nanti malam karena aku akan membawamu ke ruang nikmat" bisik Pras.

"Tak perlu kau minta aku sudah merencanakannya," sahut Anggi dengan berbisik pula.

Mereka berdua kemudian merapikan seragam mereka masing-masing. Saat Pras memeriksa lingkungan dengan sorot matanya, Cherry dan yang lain segera bersembunyi. Setelah dirasa aman Pras dan Anggi meninggalkan tempat itu.

"Fiuuuuhhh..., hampir saja" ucap Neva.

"Itu tadi mereka lagi ngapain ya?" tanya Cherry membuat kedua sahabatnya ingin menjitak kepalanya.

"CHERRY...!" teriak keduanya.

Selesai pulang Sekolah ketiga sahabat tersebut seperti biasa tak pantas pulang, mereka akan mengikuti kemanapun Ratu shoping pergi.

Seperti kali ini Neva mengajak keduanya ke sebuah Mall yang di ketahui masih milik keluarganya.

"Neva udahan yuk, Kaki gue uda kram terus ngikutin elu daritadi. Elu apa ga kasihan Steve tuh bawain belanjaan elu," keluh Cherry.

Steve terlihat sedikit sempoyongan akibat belanjaan Neva. Benar saja mereka hanya menemani Neva untuk berbelanja seharian penuh setelah dirasa puas Neva akan berhenti mengambil barang-barang yang menurut Cherry sangat mubazir.

"Kalian sudahan kan belanjanya?" tanya Steve sebenarnya kesal.

Kemudian Neva menuju meja kasir untuk melakukan pembayaran setelahnya

"Neva kita pulang sekarang saja, aku teringat Ibuku dirumah sendirian" pinta Cherry tak biasanya.

"Baiklah untuk hari ini cukup sekian," ucap Neva pasrah.

Saat Neva akan memasuki mobilnya dia tak sengaja melihat seorang pria yang familiar dengannya.

"Apa lagi Nev..., buruan masuk" teriak Steve dari dalam mobilnya.

"Bentar-bentar...,"

"Hadeh.. lihat apa lagi dia,"

"Emang dia masih mau belanja lagi ya?" tanya Cherry. Steve mengendikkan kedua bahunya.

"Ka Lucas...," panggil Neva melihat seorang pria yang mulai mendekat dengannya.

"Neva," balas Lucas tak menyangka akan bertemu dengan adiknya.

"Kakak....," berhambur memeluk Lucas.

"Elu ngapain disini dek?" tanya Lucas bingung.

"Belanja lah..," sahutnya dengan bangga.

"Lah, Kaka sendiri ngapain disini?" tanya Neva ganti.

"Mau ketemu seseorang," jawabnya kemudian menutup mulut Neva yang akan berteriak.

"Kaka tau elu pasti akan teriak nama Reta," imbuh Lucas.

"Hehe.., Kaka tau aja.." sambil memamerkan rentetan giginya.

"Buruan pulang, Kaka bilangin Mama dan Papa tau rasa.." Lucas berusaha untuk mengusir Neva agar tak mengintipnya.

"Idih... sukanya ngancam-ngancam, ga lucu" sahut Neva berbalik menuju mobilnya. Neva segera membuka pintu mobilnya dan masuk dengan wajah yang cemberut.

"Elu napa Nev?" tanya Cherry melihat sahabatnya memanyunkan bibirnya.

"Pasti diputusin cowok elu yang tadi ya..," sindir Cherry.

"Cowok yang mana?"

"Cowok yang tadi lah...,"

"Itu Kakak gue Cherry berry strawberry...," sahut Neva.

"Kakak? sejak kapan elu punya Kakak?" tanya Cherry memastikan.

"Sejak lahir Cherry berry strawberry...," jawab Neva sedikit kesal.

"Kok tuaan?"

"Hahaha...," tawa Steve akhirnya pecah mendengar percakapan keduanya.

"Tua... tua... Kakak gue keren, memang sih jarak kita terpaut lima belas tahun jadi kesannya dia seperti Om gue," jelas Neva dengan pasrah lagi.

"Jauh amat Nev jaraknya..," sahut Cherry.

"Iya.. dulu tuh nyokap sama bokap gue ga kepikiran buat nambah anak, tapi takdir berkata lain tumbuhlah diriku dalam rahim ibuku... hiks... hiks... hiks...," Neva mulai drama sinetron ikan terbang.

"Alay lu Nev...," sahut Steve.

"Maksud gue tadi gitu.. kirain Om elu," ucap Cherry sambil terkekeh.

"Gue kira juga gitu Nev.. sama yang dipikirin Cherry. Steve terkekeh pula.

"Dasar kalian," dengus kesal Neva.

......................

Om Lucas atau Mas Lucas nih ya 😂

Dukung karya othor selalu ya ka🙏

Part. 2 Ibu

Happy Reading...

☘☘☘

"Uhuk.. uhuk.. uhuk..," suara batuk Ibunya Cherry sudah sedikit parah.

"Uhuk.. uhuk.. uhuk..," suara batuk selanjutnya dan kali ini Ibu Rahayu mengeluarkan bercak darah di sapu tangannya.

"Ibu...," panggil Cherry yang baru pulang.

"Cherry tak boleh melihat ini," sembari menyembunyikan sapu tangannya dan membersihkan sisa darah di ujung bibirnya.

"Ibu disini rupanya, Cherry daritadi manggil-manggil.. Cherry kangen sama Ibu apa Ibu baik-baik saja?" tanya Cherry sambil memeluk Ibunya.

"Baru berapa jam kau tak bertemu Ibu sudah kangen aja, Ibu sangat baik Cherry kau tak perlu mengkhawatirkan Ibu" ledek Ibu Rahayu sambil mengelus ujung kepalanya.

"Ibu segalanya buat Cherry wajar kalau tiap detik Cherry selalu merindukan dan mengkhawatirkan Ibu" ucap Cherry yang selalu bisa membuat Rahayu tersenyum sedikit melupakan sakitnya.

"Kau sudah makan?" tanya Rahayu.

"Sudah bu.., ini titipan dari Neva buat Ibu" menyodorkan sekotak nasi padang kearah Ibunya.

"Dia sahabatmu yang sangat baik ya Cherr...," ucap Rahayu.

"Iya bu..., Neva sahabat luar biasa yang Cherry kenal seumur hidup" tukasnya membanggakan Neva.

"Ingat pesan Ibu, meski Neva sangat baik terhadapmu tetap jaga dirimu dengan baik. Kita hanya orang biasa, berbeda dengan Neva" wejangan Ibu Rahayu terhadap Cherry.

"Siap bu. Cherry akan selalu ingat pesan Ibu selalu" ucap Cherry kembali memeluk Ibunya.

'Maafkan Ibu Cherry.. Ibu sudah membohongimu selama ini. Ibu belum sanggup jika harus menceritakan penyakit Ibu yang sebenarnya kepadamu' batin Ibu Rahayu.

Cherry sebenarnya sudah merasa curiga dengan sikap Ibu Rahayu akhir-akhir ini. Namun, semua pikiran jelek tentang ibunya semua dia tepis. Ketakutan itu muncul kembali disaat Cherry tak sengaja mendengar suara batuk Ibunya. Wajah pucat Rahayu saat ini malah membuat pikiran Cherry semakin tak fokus. Ketakutan itu terus saja muncul dengan perasaan yang lebih menakutkan.

'Ibu, apa kau tak membohongiku? jika itu membuatmu merasa tak nyaman maka berceritalah ibu' batin Cherry ingin sekali mengungkapkan itu.

Cherry kemudian meninggalkan Ibunya sendirian dirumah, dengan langkah berat akhirnya dia berangkat ke kios dalam pasar harta warisan satu-satunya peninggalan sang Ayah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan Ibunya sehari-hari.

Berbekal motor butut yang dinaikinya, Cherry berjalan perlahan. Pikirannya masih terus terganggu dengan kondisi sang Ibu.

"Ibu... jangan pernah tinggalkan Cherry, hanya Ibu hal yang paling berharga yang Cherry miliki. Jangan tinggalkan aku Ibu... hiks.. hiks.. hiks.." Cherry terus saja meluapkan isi hatinya seperti ini. Baginya menangis di jalanan adalah hal terbaik buat menguras emosi kesedihannya.

**

"Kakak dimana Ma?" tanya Neva mencari sosok Kakaknya di meja makan.

"Katanya lagi meeting," jawab Mama Risti.

"Meeting apaan, orang aku tadi ketemu dia di Mall sama Ka Reta" gerutu Cherry lirih.

"Apa yang kau katakan Neva?" tanya Papa sepertinya mendengar gerutuan Neva.

"Eh enggak Pa.., ini loh mau ambil sayurnya kenapa hijau semua" sahut Neva.

"Dasar bocah ini..," sahut Papa Hadinata.

'Untung saja ga keceplosan bisa hilang kartu sakti gue dari si Lucas' batin Neva.

Selesai makan malam Neva serta Mama Papanya sedang bersantai di ruang keluarga. Mereka sedang menonton acara televisi favorit keluarganya.

"Neva tumben teman kamu yang bernama beri-beri ga mampir..,"

"Cherry Ma... bukan beri-beri, kalau beri-beri itu nama penyakit" protes Neva tak Terima nama Cherry diganti beri-beri.

Tanpa bersalah Mama Risti tertawa.

"Maaf... maaf..., Mama lupa" ucapnya.

"Apa pekerjaan orang tua Cherry?" tanya Mama Risti.

"Papanya Cherry sudah meninggal, dia tinggal bersama Ibunya yang sakit-sakitan," Neva menceritakan kondisi Cherry.

"Berarti mereka tak memiliki pekerjaan?" tanya Mama Risti kembali.

"Ibunya memiliki kios sembako di dekat pasar tradisional dekat tugu Ma.., Cherry sering kok bantu Ibunya berjualan jika sekolah libur"

"Kau harus mencontoh dia Neva. Cari uang itu sulit, Papa dan Kakakmu saja sampai harus pulang tengah malam.. kamu, bisanya cuma belanja melulu" cibir Mama Risti.

"Ih... Mama gitu deh, berarti Mama ga ikhlas punya anak kayak aku yang sukanya habisin duit melulu," cecar Neva kepada Mamanya.

"Bukan begitu Neva, Mama hanya memberikan kamu pandangan yang baik. Jangan sampai nantinya kamu menyesal menjadi orang yang boros," Mama Risti berusaha menenangkan Neva.

"Tau ah... Mama ga asyik malam ini," Neva cemberut tersinggung.

"Hai dek.. ngapain tuh bibir di monyongin" ejek Lucas baru tiba langsung bersender di punggung adiknya yang sedang memunggungi Mama Risti.

"Ih.. ngapain sih Kaka.. berat tau..." Neva berjangkit meninggalkan mereka diruang keluarga.

"Lucas buruan mandi sana.. Kepala Mama pusing cium bau kamu," perintah Mama Risti seolah mengejek.

"Ya elah Mam.., Lucas wangi gini dibilang ga enak. Pa, hidung Mama perlu di bawa ke tukang reparasi deh...," ejek Lucas langsung mendapatkan lemparan bantal dari Mamanya.

Papa Hadinata hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah istri dan anak-anaknya. Lucas sendiri kemudian berjangkit dari duduknya menuju ke kamarnya.

"Lucas apa semuanya sudah beres?" tanya Papa Hadinata menghentikan langkah Lucas.

"Beres Pa.., mereka menyetujui kesepakatan kerjasama kita" jawab Lucas.

"Bagaimana dengan hubunganmu dengan Reta? kapan kau akan melamarnya?" tanya Papa Hadinata lagi.

"Lucas belum memikirkannya Pa..," ucap Lucas melanjutkan langkah kakinya menuju kamar.

"Bagaimana bisa anak itu tak memikirkannya, Tuan Arif akan selalu menanyakan lagi padaku" keluh Papa Hadinata.

"Pa.., apa ga sebaiknya kita pikirkan lagi tentang tawaran Tuan Arif. Mama ga yakin Lucas bisa serius dengan Reta," Mama Risti sangat khawatir.

"Kau tahu sendiri bagaimana Tuan Arif Ma, aku takut jika akan mempengaruhi perusahaan jewelry kita,"

"Tapi apa Papa yakin dengan Lucas? Papa tahu sendiri di usianya yang hampir menginjak tiga puluh dua tahun Lucas belum saja memikirkan tentang pernikahan. Mama takut Reta terlalu berharap padanya,"

"Kita bisa bicarakan ini dengan serius bersama Lucas," sembari mengelus punggung telapak tangan istrinya.

"Aku takut Lucas tak mau menerimanya Pa," ucap Mama Risti.

"Kau tak usah khawatir, dia sudah dewasa seharusnya dia mampu memikirkan masa depannya. Apa dia ingin menjadi bujang lapuk" gurau Papa Hadinata.

"Papa.. apa Papa tak malu memiliki anak yang bujang lapuk" Mama Risti mulai mengerucutkan bibirnya. Dia sangat tak rel jika putra sewayangnya yang tampannya kelewat batasan Asia Afrika-Amerika harus mendapat julukan bujang lapuk.

"Hahaha.. Ma, aku hanya bercanda. Siapa juga yang ingin mempunyai anak bujang sampai lapuk. Reta pasti mampu membuatnya memikirkan pernikahan" sahut Papa Hadinata.

"Mama juga sependapat dengan Papa. Reta pasti bisa segera mengajak Lucas menuju pelaminan," sahut Mama Risti dengan yakin.

...----------------...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!