UNDERVOID
Toaru kuroji seorang pemuda berumur 23 tahun yang terbangun disebuah dimensi aneh yang gelap, tempat itu sangatlah hampa dan hanya ada satu kursi didepanya, ini adalah ke tiga kalinya ia mengalami hal ini,
"mengapa aku disini lagi?" ucap Toaru sambil memandangi tempat hampa itu,
"aku benci ini"batinya ia lalu berjalan menghampiri kursi yang berada di depanya itu," keluar kau"
ia lalu menatap tajam kursi itu " kubilang keluar!!! "
tiba-tiba kursi dari atas kursi itu muncul seorang pria yang wajah dan perawakanya sama seperti Toaru, memiliki badan tegap dengan luka di sekujur tanganya hanya yang membedakan adalah rambutnya yang sudah beruban,
"well... well... "
belum sempat pria itu berkata kata Toaru dengan kencang melayangkan pukulan ke kepalanya hingga membuatnya terhempas dari kursi tersebut,
"kubilang yang ketiga kalinya jangab ganggu diriku, kau hanyalah masa laluku yang harus kulupakan"
pria itu lalu menatap Toaru dan tersenyum
" suatu hari kau akan menerima diriku hahahaha"
Toaru hanya menatap pria itu dengan sinis sampai sebuah suara alarm dan gedoran pintu membangunkanya,
DOKKK.. DOKKK.. DOKKK
"woy bangun pemalas" ucap Yuko seorang pria berbadan tinggi dengan jari telunjuknya yang sudah diganti dengan jari robot, dia adalah teman satu asrama Toaru di Deimos, sekaligus rekan satu timnya bersama Kaji,
"Oi bangun bodoh ini sudah pagi!!!" teriak Yuko
"huahhhh.... jam berapa ini" ucap Toaru sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal ia lalu beranjak dari tempat tidurnya kearah pintu yang masih saja digedor, namun tiba tiba suara gedoran itu menjadi sunyi
"eh mengapa sunyi"ia lalu membuka pintu dan benar saja nampak Yuko yang membawa kursi untuk mendobrak pintunya namun karena Toaru sudah membuka pintu kursi itu justru melayang kearah wajahnya dan membuatnya tersungkur ke lantai,
" eh sudah dibuka? tumben sekali"
"brengsek kau!!! " teriak Toaru sambil mengelap darah di hidungnya,ia lalu berdiri dan meninju wajah Yuko sebagai balasan, Yuko yang tak terima langsung membalasnya dan terjadilah perkelahian pagi itu sampai Kaji terbangun dari tidurnya,
" kalian itu sudah besar ! " bentak Kaji yang seketika membuat Yuko dan Toaru terdiam,
"nah seperti itu, ini masih jam 6 pagi! "
Yuko lalu beranjak dari tempatnya
"sebaiknya kau siap siap,nanti jam 9 kita dapat laporan misi" ucap Kaji"Toaru jangan lupa meminum obatnya"
Toaru menjawabnya dengan mengagguk, mereka berdua lalu berjalan meninggalkan Toaru dikamarnya,dia lalu membuka jendela dan terpampanglah sebuah Kota Dome bernama Deimos yang diatur oleh pemerintah setelah kejadian 5 tahun lalu, sebuah Outbreak yang mengakibatkan manusia diseluruh dunia untuk tinggal didalam Dome atau kubah,
"selamat pagi dunia" ucap Toaru ia lalu berjalan kekamar mandinya dan mulai membersihkan dirinya,
triiiingg triiiingg!!
handphonenya tiba tiba berdering ketika ia sedang menggosok gigi, ia lalu dengan cepat mebgambil handphonenya dan menjawab panggilan tersebut,
"ya ada apa? Toaru disini"
terdengar suara seorang gadis dipanggilan itu
"pagi sayang apa yang sedang kau lakukan? " tanya Akane atau pacar dari Toaru mereka adalah teman masa kecil dan semoat berpisah saat mereka masuk SMP,
"oh Akane, pagi juga, aku sedang siap-siap untuk berkerja bagaimana denganmu? apa project desainmu sudah selesai? "
" aku belum menyelesaikanya, nanti malam jadikan? "tanya Akane yang seketika menjadi bersemangat
" ya jadi aku akan membeli beberapa bahan,"jawab Toaru
"ya sudah kalau begitu hati hati berkerja sayang, love you"
"you too bye" Toaru lalu menutup telpon
dan bercermin sejenak"nanti malam aku mau masak apa ya? "ia lalu beranjak dari tempatnya dan mengambil Katana miliknya yang terpajang di dinding kamarnya,
MARKAS NEIMOS
" sebutkan situasinya! " ucap Komandan Lakorn seluruh orang di Markas disibukan akibat Dome yang berada di daerah Daeki sudah hampir hancur akibat serangan dari Nicraw atau iblis 2 hari yang lalu,
"tolong... ada lebih dari 1 juta orang kelaparan, senjata kita habis begitupula amunisi, pabrik hancur"
"tenang-tenang laporanmu kami terima kami akan sesegera mungkin mengirimkan bantuan" ucap Lakorn panggilan itu lalu ia tutup, "bagaimana statusnya? "
"para Nicraw dan Alpha sudah mulai memasuki Dome dari dinding yang jebol" ucap seorang asisten,
"pak ini surat hasil prediksinya pak"ucap sang pria sambil memberikan selembar kertas
Lakorn lalu mengambil kertas itu dan membacanya,
" hasil yang berhasil kami hitung menunjukan bahwa Dome itu hanya dapat bertahan 10 hari"
pria itu lalu menggaruk kepalanya"saya takutnya kejadian outbreak 3 tahun yang lalu terulang lagi"
"panggil semua Komandan dan sersan kita adakan rapat sekarang juga,woi Renai! "
"siap pak! "jawab Renai seorang tentara wanita yang bertugas sebagai ahli IT ditempat itu
"temui aku diruang rapat nanti" ucap Lakorn sambil berjalan pergi meninggalkan ruangan,
suasana kantor kembali menjadi riuh para anggota mulai sibuk menghubungi para petinggi, dan tim pathfinder mulain sibuk mengawasi geografis jalan,
SEMENTARA ITU DI PASAR
nampak Toaru yang sedang sibuk memilih milih ikan, tanpaia sadari pedang Katana yang ia gantungkan dipunggungnya menarik banyak perhatian ada yang takut dan ada juga yang lega
"jika aku beli ikan salmon maka aku tidak bisa membuat panada kesukaan Akane, tapi ikan tuna lebih murah..... " Toaru lalu menaruh ikan salmon itu dan mengambil sepotong daging tuna,
"aku ambil daging tuna ini"
"baiklah akan segera saya kemas" ucap pegawai supermarket, "semuanya menjadi 1000 yen saja"
seketika Toaru terkaget mendengar hal itu"hah? yang benar? harga ini jauh lebih murah dari pada yang tertera"
"tidak apa-apa anggap saja ini hadiah dari kami karena berkat orang seperti kalian Dome ini bisa aman, kami jadi bisa tenang" ucap sang penjual
Toaru lalu mengeluarkan uang dari dompetnya dan membayar ikan itu dengan senang hati,ia lalu berjalan keluar namun ditengah tengah jalan nampak seorang bocah laki laki menghadangnya,
"apa itu yang kakak bawa? " tanyanya sambil menunjuk punggung Toaru
Toaru yang mendengar hal itu langsung memutar otaknya agar anak ini tidak tahu bahwa ini adalah senjata"ini adalah tongkat baseball"
"memangnya boleh membawa tongkat baseball ke pasar? "
"boleh.... siapa bilang tidak boleh"
"kata satpam disana" anak itu lalu menunjuk seorang satpam yang sedang memeriksa tas,
"ehm.... kau tidak boleh membawa ini karena kau masih kecil" ucap Toaru ia lalu berjalan meninggalkan anak itu bersama ibunya,
"anak aneh, "
ia lalu berjalan menyusuri trotoar,akibat outbreak 6 tahun yang lalu banyak kendaraan yang hancur dan sekarang banyak orang menggunakan kereta trem untuk berpergian, suasan kota memang rada sepi, populasi manusia turun sebanyak 78 % setelah outbreak,
HT milik Toaru tiba tiba saja berbunyi ia lalu mengangkatnya
"ya ada apa Yuko? "
"halo Toaru berita gawat.... Akane terjatuh pingsan" ucap Yuko
Toaru yang mendengar hal itu seketika terkaget
"dimana dia sekarang?!!? "
"dia ada di rumah sakit sebelah markas, dia tadi pingsan ketika di lift, Kaji yang memberitahuku"
"kuhubungi nanti lagi" Toaru lalu menutup telponya dan berlari secepat mungkin ke arah markas, sesampainya disana ia segera bertanya kepada suster keberadaan Akane, ia lalu ditunjukan ke ruangan Akane,
"hei kenapa, bagaimana bisa seperti ini? "
"aku kelelahan dan sepertinya penyakitku kambuh lagi"ucap Akane" jangab terlalu khawarirkan aku"
"bagaimana aku bisa tidak khawatir jika kau begini" Toaru lalu meletakan ikanya di atas meja
"kau sudah membeli bahan? "
Toaru lalu menganggukan kepalanya,
"oh... maafkan aku ini semua salahku"
"hei... hei... tenanglah, tidak apa apa kok masih ada hari esok"jawab Toaru sambil membelai kepala Akane
" kudengar kau tadi ikut rapat ya? "
"iya hanya membahas seputar Dome," Toaru lalu membuka sebotol teh dalam kemasan" kau mau? "
" really? kau tidak lihat aku seperti ini? " jawab Akane jengkel
"ya sudah kalau tidak mau"
"eh... eh... tidak hanya bercanda"Akane lalu mengambil teh itu dan meminumnya, namun setelah ia meminumnya ia tiba tiba saja terbatuk batuk,
Toaru lalu dengan sigap langsung menuangkan segelas air hangat untuk Akane," oiya kau kan tidak boleh minum minuman seperti ini"ucap Toaru
"hah.... ini lebih baik" Akane lalu menggenggam tangan Toaru
"kenapa? "
"tidak apa apa hanya bosan"
tak berselang lama HT miliknya lalu berbunyi menandakan bahwa ada laporan yang masuk, ia lalu mengangkat panggilan tersebut,
"ya Toaru kuroji anggota divisi 1 wild"
"segera datang keruang rapat sekarang, kami mendapat informasi buruk,"
"siap pak" Toaru lalu menutup panggilanya, ia lalu menatap Akane,
"tugas? "
"tidak hanya rapat, nanti malam aku akan kemari jadi tetaplah tersenyum"Toaru lalu merapihkan barang barangnya,
" sini cium pipi dulu"
Toaru lalu tersenyum dan mendekatkan pipinya ke Akane,lalu Akane menciumnya,
"bye... hati hati"
"semoga lekas sembuh bye" jawab Toaru sambil berjalan keluar ruangan, dan disaat dia diluar ruangan ia melihat perawat yang sedang membawa makanan Akane,
"ikan, jagung nasi, kacang, berarti aku harus memasak seperti itu nanti" batin Toaru sambil berjalan menyusuri lorong tanpa ia sadari ia Katananya menarik banyak perhatian.
"permisi... " ucap Toaru sambil berlari menghindari beberapa orang yang menghadangnya"sial aku telat 15 menit"ia lalu dengan kencang mendobrak pintu ruang rapat dan membuat kaget seisinya,
"maaf saya telat"
Yuko hanya bisa menepuk jidat sedangkan Kaji hanya menghela nafas
"kau telat lagi Kuroji" ucap sersan Hylen yang nampak sedang menerangkan misi mereka"beruntung bagimu kita belum memulainya terlalu jauh"
Toaru lalu membungkuk dan berjalan kearah kursi yang berada didekat Yuko,
"mengapa kau telat, gedung rumah sakitkan hanya selisih 2 gedung dari markas" bisik Yuko
"nanti kujelaskan" jawab Toaru sambil mengeluarkan buku catatanya, ia lalu melihat disebrang mejanya ada 4 orang sedang duduk fokus
"mungkin kalian sudah kenal dengan Toaru namun sebaiknya kalian perkenalkan diri" ucap sersan hylen
mereka semua lalu berdiri di susul oleh Toaru,
"saya Kyle longhorn pasukan barat divisi 10" ucap Mike seorang pria dengan rambut pirang dan luka gores di pipi kanannya,
"senang bertemu dengan anda" ucap Toaru
"saya Mike Longhorn pasukan barat divisi 10,asal Dome westhall" jawab Mike seorang pria biasa dengan tangan kirinya yang sudah diganti sepenuhnya dengan robot,
"senang bertemu dengan anda"
"saya Abimana putra pasukan tenggara divisi garuda, asal equator emerald" ucap Bima seorang pria dengan kulit coklat, mata hijau dan nampak rahangnya yang sudah diganti dengan besi,
"senang bertemu dengan anda"
"saya Hannah hyeon pasukan Fauston asal Dome questo" ucap Hannah seorang gadis berambut hitam panjang dengan satu sarung tangan menutupi jari robotnya di kanan,
"senang bertemu dengan anda" ucap Toaru
namun tak berselang lama dari luar pintu masuklah seorang pria berbadan tegap dengan arm knuckle masih tertempel ditanganya,
"maaf saya telat " ucapnya dengan nafas yang engap engap,
"oh kukira kau tidak akan datang Gouki"sang sersan lalu menunjuk Gouki" perkenalkan dirimu"
"saya Gouki senda pasukan pelindung tambang, asal Deimos" ia lalu membungkukkan badanya"senang bertemu dengan kalian"
"silahkan duduk ditempatmu"
Gouki yang mendengar hal itu langsung berjalan dan duduk disebelah Hannah,
"kita mulai ulang sekarang" sersan hylen lalu menampilkan sebuah gambar 3 dimensi diatas meja"Dome daeki sekarang Dome itu sedang dalam masa krisis, komandan sengaja mengumpulkan kalian, kalian adalah anggota terbaik dari tim terbaik,"
sang sersan lalu mengganti slide gambar itu, dan menampilkan sebuah tulisan dari komandan,
"ini kita lewati saja" iya lalu mengganti slidenya sekali lagi dan menampilkan peta dari Dome Daeki,
"wuh..... separah itu kah" ucap Mike yang melihat banyak daerah merah di tembok Dome dan beberapa ada di atas kubah,
"ya memang separah ini" jawab sersan ia lalu menyalakan laser dan men laser bagian bagian Dome yang akan ia terangkan,
"kita akan masuk melalui sisi timur, itu berarti kita harus berputar, pertanyaanya bagaimana cara kita memutar sedangakn di bukit ini terdapat sarang Nicraw? "
"kita menaiki kereta" ucap Toaru
seketika ruangan sunyi, semuanya terdiam ketika mendengar jawaban aneh dari mulut Toaru,
"mengapa kereta? " tanya Mike
"ya benar bukankah kita bisa lebih cepat jika menggunakan helikopter" lanjut sersan,
"memang benar jika kita naik helikopter akan lebih cepat namun jangan pernah lupakan Ugwings, mahkluk kecil yang kapanpun bisa menyerang, dan seandainya helikopter itu terjatuh.... presentase kita masih hidup sangatlah kecil, " Toaru lalu menatap sekitar"berbeda dengan kereta yang walaupun kita diserang, presentase kita hidup lumayan tinggi, "
"jawaban yang pintar Toaru, dia benar kita akan menggunakan kereta sebagai alat transportasi sekaligus pembawa barang, kereta ini memiliki 2 gerbong, " sersan lalu mengganti tampilan ke gambar kereta yang akan mereka tumpangi
"semua kendali ada ditangan pusat, gerbong pertama diisi oleh 3 orang sedangkan belakang diisi oleh 4 orang"ia lalu menslide bagian bawah Dome Daeki
" tugas kalian setelah sampai disana adalah membuka pintu palka bawah tanah agar memudahkan pengiriman logistik dari berbagai wilayah, berhati hatilah, sudah 2 pasukan diterjunkan kesana namun belum ada yang kembali"sang sersan lalu menegakan badanya"isi lengkap misinya ada di kertas laporan didepan kalian"
semua anggota lalu mengambil map mereka masing masing, "wuw.... "
"Kaji segera bersiap diruang kendali, SEMUANYA DIMENGERTI!!! "
"siap mengerti pak"
"sekarang bubar"
mereka semua lalu bubar, nampak wajah senang dan serius terpampang di seluruh anggota kecuali Toaru ia nampak cemas,
"ada apa kawan? " tanya Yuko"kau baik baik saja? "
"tepatnya tidak, kau lihatkan disini misi ini akan dilaksanakan lusa, lusa Yuko lusa!!!, " ucap Toaru dengan nada tinggi"aku tidak bisa meninggalkan Akane dengan keadaanya seperti itu, "
"wow tenangkan dirimu kawan, bagaimana kopi dulu sebentar ayo" ajak Yuko sambil menepuk punggung Toaru
Toaru yang sedang bingung hanya ikut saja kemana Yuko pergi, mereka lalu berhenti di kantin markas dan memesan segelas kopi, setelah itu Toaru lalu perlahan meneguk kopi itu,
"tenangkan dirimu" ucap Yuko
"aku tidak bisa melakukan misi ini Yuko" jawab Toaru sambil memandangi foto Akane di hpnya
"kau pasti bisa dan Akane pasti akan mengizinkanmu, kau, Kaji, aku dan Akane sudaj bersahabat dari kecil bukan, kau ingat perjanjian kita dahulu? "
"ya, jangan biarkan kawan kita kesusahan"
"ya.... itu kenapa aku membantumu sekarang, kau harus kuat Toaru ada ribuan orang didalam Dome itu yang memerluk-"
"diam kau Yuko!!!" bentak Toaru seketika suasan kantin menjadi sunyi, " kita sendiri yang bilang akan saling membantu bukan? hah!! kau tidak tahu apa yang kurasakan, Akane adalah segalanya bagiku"Toaru lalu mengambil berkas misinya dan melemparnya ke tong sampah
"Toaru!! tenang kawan! " ucap Kaji yang tiba tiba datang dari luar kantin
"sampaikan pada sersan aku keluar dari misi ini, terserah dia mau memecatku atau tidak,! "
"kok jadi begini? " ucap Kaji yang hanya bisa melihat Takano berjalan pergi, "oi apa yang kau lakukan padanya" tanya Kaji
"aku hanya mengajaknya relax" hp Yuko tiba tiba berbunyi, Yuko lalu membuka hapenya dan membaca sebuah pesan
"kau mau pergi juga? " tanya Kaji ketika melihat wajah Yuko yang berubah menjadi senang
"ya Misaki menungguku bye bye"Yuko lalu berlari meninggalkan Kaji
" cih.... sial, sepertinya hanya aku yang belum memiliki pacar"ucapnya ia lalu duduk dikursia Yuko dan membaca buku novel kesukaanya,
REST PATH
nampak seorang wanita sedang duduk disebuah singgasana besar dengan 5 orang di kedua sisinya,
"sudah 3 tahun namun lock belum berhasil mendapatkan tubuh itu"ucap Rough
" kudengar dia semakin terkurung setelah insiden lab 3 tahun lalu"
"bagaimana sekarang madam? "
"kita harus terus bersembunyi sampai dia bergabung dengan kita" ucap sang wanita, ia lalu menatap seorang pria berambut pendek hitam, dengan kedua tangan yang besar dan kuku yang mencuat keluar, ia juga memakai topeng rubah diwajahnya membuat identitasnya sulit diketahui
"bujuk dia Jay, bawa dia kemari,dia adalah bashina terakhir," ucap sang wanita sambil memandangi foto Toaru
"baik madam" jawab Jay "serahkan padaku" ia lalu secara perlahan menghilang dalam kepulan asap yang entah datang dari mana,
"akhirnya kita bisa menguasai kembali dunia" ucap seorang pria bernama Ryot,
"sabar Ryot, tubuh yang satu ini katanya cukup sulit untuk diambil alih" jawab Rough sambil menyeringai,
APARTEMEN TOARU
"baiklah semua bahan sudah siap berarti waktunya memasak" ucap Toaru, ia lalu memakai apronya dan mulai mencuci bahan makanan seperti tomat, jagung, kacang panjang dan lain lain, tak lupa juga ia menyetel radio agar ia dapat mendengar berita,
"berita yang kami dapat menegaskan bahwa Dome di wilayah Daeki sedang dalam keadaan gawat, pemerintah mulai mengerahkan tim lusa na-" Toaru yang tak mau mendengar hal itu langsung mengganti saluran radio itu,
"kau mundur? " ucap pria yang mirip denganya,
"diam kau" jawab Toaru sambil memotong bawang bombay,
"bagaimana mungkin pria kuat sepertimu mundur"ejeknya,
Toaru yang mendengar hal itu hanya terdiam tidak memperdulikanya, ia terus memotong bahan dan memasukanya ke dalam wajan dan panci,ia lalu menumisnya hingga harum,
Toaru lalu mencicipi masakanya " apa lagi ya? "batin Toaru
" kau lupa memasukan ketumbar"
"oh iya" Toaru lalu menghaluskan beberapa ketumbar dan memasukanya kedalam masakan,
"tumben kau berguna"
"oi sejak kapan aku tidak berguna!"
beberapa saat kemudian ia mulai mencicipi kembali masakanya dan rasanya sudah pas
"oke ikan bakar sudah, salad, dan tumis jamur"
"kau sudah menyuir ikanya? Akane kan kurang suka makan ikan yang banyak tulangnya"
"tenang tenang aku sudah menyuirnya jadi yang tersisa hanyalah daging yang kubentuk menjadi ikan"
"masakan yang aneh"
Toaru lalu memasukan setiap masakanya kedalam tempat makan namun ketika ia mau menutup tempat makan itu, sebuah insting bahaya ia rasakan membuat ia berhenti sejenak,
"sebentar kau merasakanya? " tanya Toaru, namun tidak ada jawaban dari pria didalam pikiranya, ia lalu berjalan secara perlahan lalu mengambil Katananya, sambil menggenggam katananya ia membuka pintu secara perlahan,
"hmm... pasti hanya firasat bur-" tiba tiba dengan kencang sebuah tulang tajam melesat mengenai tangan kananya dan membuatnya terdorong mundur, "apa tadi?"
Toaru lalu melihat seorang pria dengan tangan besar dan tulang tulang tajam mencuat dari dalamnya membuatnya terlihat seperti kuku,
"sial siapa dia?" batinya
pria itu lalu berjalan mendekati Toaru sambil dia berjalan tanganyapun perlahan mengecil dan menjadi tangan manusia biasa
"panggil aku Jay" ucapnya"kau sangat lama Lock"
"apa yang kau maksud lock? " tanya Toaru yang bingung
"oh benar ya dia belum menyatu denganmu"Jay lalu mencekik Toaru hingga membuatnya pingsan
"wow..... tenang Jay" ucap Lock atau pria yang mirip dengan Toaru
"kau keluar juga"Jay lalu melepaskan cekikanya
" ini tinggal menunggu waktu sampai kita bisa berkumpul lagi"ucap Lock
"madam sudah menunggumu, kuberi 1 minggu jika kau tidak juga dapat, terpaksa aku harus menghancurkanmu" Jay lalu berbalik dan berjalan meninggalkan Toaru yang pingsan dilorong apartemenya.
"wah!!! " teriak Toaru ketika ia sadar dari pingsanya,"orang itu"
Toaru lalu segera melihat tangan kananya yang tertusuk tadi, namun saat ia melihatnya luka itu sudah sembuh sepenuhnya, tidak ada tanda sedikitpun,
"apa tadi mimpi? "batinya namun setelah ia melihat noda darah di karpetnya dan Katana miliknya yang berada jauh darinya ia baru sadar bahwa tadi bukanlah mimpi" tidak tadi bukan mimpi"
ia lalu melihat jam di dinding yang menunjukan pukul 6 sore"lebih baik aku bergegas Akane pasti akan terkejut"batinya ia lalu mengemasi makanan yang ia masak tadi dan menggantung Katana miliknya di punggungny,
"well.... sepertinya sudah" Toaru lalu membuka pintu luar dan berjalan keluar apartemenya, di tengah tengah perjalananya ia masih saja kepikiran apa yang terjadi sebelumnya,
Lantai 3 markas, ruangan sersan,
"sudah kuduga hal ini akan terjadi" ucap sersan kepada Kaji
"jadi apa kita rekrut anggota baru? " tanya Kaji
"tidak perlu kita lihat nanti saja saat lusa" sang sersan lalu membakar sebatang cerutu dan menghisapnya,
"baiklah aku keluar dulu, maaf menggangu" Kaji lalu berjalan keluar ruangan,
tiba tiba sebuah buku terlempar mengenainya
"aduh.....!" Kaji lalu melihat seorang gadis pendek berambut coklat"Oi.... Minori!!! "
"hihihihihihi itu adalah bayaranmu karena tidak datang ke undanganku" ucap Minori sambil menunjuk Kaji
"sudah kubilang aku banyak kerjaan"
Minori lalu menarik dasi Kaji dan membuat Kaji berjalan mengikutinya,
"kita mau kemana? "
"ke cafe" jawab Minori
"bisa kau lepaskan dasiku? "
"tidak"
"oh ayolah"Kaji lalu memasang wajah cemberut" lepaskan aku"
"tidak akan"
"aku benci kau" mereka terus berjalan mengikuti arahan Minori
Rumah sakit
"hmmmmm..... ini enak sekali..... " ucap Akane sambil menyantap masakan yang dibuat Toaru
"beruntung bagi ku punya pasangan pandai memasak,aku jadi ingin memasakan sesuatu untukmu"
Toaru yang sedang meminum teb saat itu seketika tersedak saat mendengar Akane bilang seperti itu
"kenapa? "
"tidak apa-apa hanya tersedak" ucap Toaru
"masakan ku tidak enak ya? "
"tidak enak ehm.. maksudku tidak juga"
Akane lalu memasang wajah kesal"masakan ku memang tidak enak kok"
"tidak sayang, masakanmu enak kok"
"tidak ini aku jujur, aku tidak bisa memasak"
Toaru lalu terdiam,
"kudengar kau akan menjalankan misi ke Daeki? "
"tunggu kau tahu darimana? "
"Misaki memberitahuku, kenapa kau tidak ikut? "
"ada banyak alasan,aku susah menjelaskanya"
"Toaru kuroji! jawab pertanyaanku dengan jelas"
Toaru yang tahu jika Akane sudah menyebut nama lengkapnya itu berarti dia sedang serius,
"aku khawatir kepadamu, "
Akane yang mendengar Toaru bilang seperti itu merasa tersentuh,"tapi sayang... -"
belum selesai Akane bicara Toaru dengan cepat memeluk perutnya dengan erat"aku tidak mau kehilanganmu"
Akane yang tahu jika Toaru hidup sebatang kara langsung membelai kepalanya"aku senang mendengar jawabanmu.... namun ada yang lebih penting dari ku, didalam Dome itu ada lebih dari ribuan orang yang putus asa, harapan mereka ada di dalam dirimu dan teman temanmu"
Akane lalu memeluk kepala Toaru yang berada di pangkuanya dengab tangan Toaru terus memeluknya,
"aku bisa sembuh kok... semenjak ayah dan ibu tiada, aku bisa lebih kuat berkatmu, aku yakin aku tidak apa apa,"
tiba tiba ditengah tengah tengah perbincangan mereka terdenga suara ketukan dari luar pintu,
Toaru lalu berjalan dan membuka pintu
"malam Toaru" ucap Kaji dengan keranjang buah dan Minori di punggungnya,
"kami membeli beberapa buah" ucap Minori sambil menunjukan keranjang buah ditanganya
"oh Kaji dan Minori silahkan masuk"
"berat tahu" ucap Kaji sambil menggendong Minori melewati Toaru namun Minori yang mendengar hal itu langsung menjitak kepalanya,
"aduuh" ucap Kaji,
Kaji lalu menurunkan Minori dan menaruh keranjang buah itu diatas meja, Minori yang memiliki tinggi 158 cm terlihat seperti anak kecil disebelah Kaji yang tingginya 187cm,
"malam Akane-chan nampaknya kau kelelahan!" ucap Minori sambil berjalan menghampirinya
"malam juga Minori-chan, iya nampaknya juga begitu"
"untungnya Kaji telah membelikan mu buah tepatnya sih.... aku yang membelinya"
"oy kau hanya memilih milih buah.... sialan! " ucap Kaji
"berisik kau" Minori lalu melempar sepatunya hingga mengenai wajah Kaji dan membuatnya terkapar di lantai,
"hubungan kalian aneh ya? " ucap Akane
"eh hubungan? maksudmu hubungan pertemanan kami? ya dia aneh"
"kau yang aneh" ucap Kaji yang masih terkapar,
"apa kalian pernah berkencan? "
"berkencan? oh aku tidak mau" ucap Kaji sambil memberikan simbol silang menggunakan tanganya
"iya hubungan kami hanya sebatas teman" ucap Minori namun secara perlahan pipinya memerah,
"Yuko dan Misaki akan datang namun bukan sekarang" ucap Kaji sambil membidik sepatu milik Minori ke arah Minori sendiri,
"apa yang ingin kau lakukan? "
"rasakan ini! "Kaji lalu melempar sepatu itu dan tepat mengenai Minori
Minori lalu berbalik dengan wajah kesal penuh amarah" hih.... bajingan kau!!!!"Minori lalu mengambil sepatunya dan berlari kearah Kaji, namun Kaji dengan mudah menahan pukulanya,
"kalian ini aneh ya" ucap Akane mereka lalu berbincang bincang,tentang keseharian mereka, keluh kesah Kaji berteman dengan Minori hingga berbincang pasal pernikahan,
SEMENTARA ITU APARTEMEN YUKO
nampak Yuko yang sedang memutar kunci rumahnya dan membuka pintunya, ia lalu menyalakan lampi dan berjalan kearah ruang tv namun secara tiba tiba seorang gadis berambut hitam panjang melompat dan langsung memeluk Yuko,
"Yuko! " ucap Misaki seorang gadis tinggi dengan rambut hitam yang panjang dan memiliki sepasang mata cantiknya sekaligus dia adalah mantan atasan Yuko saat di Tim Leo
"kau sudah datang rupanya, bisa kau lepaskan aku? "
Misaki lalu melepaskan pelukanya walaupun lebih tua 2 tahun dari Yuko namun tentang sifat jauh lebih dewasa Yuko daripada Misaki saat tidak bertugas, maka sebaliknya saat mereka bertugas
"aku memasak salmon untukmu" ucap Misaki sambil menarik tubuh Yuko kearah dapur
"sabar dulu aki harus membersihkan badan dahulu"
"tidak.... tidak... kau harus makan terlebih dahulu" ucap Misaki
Yuko lalu menuruti Misaki, mereka berdua lalu makan bersama di dapur,
"kudengar Akane kambuh lagi" tanya Misaki
"ya kau benar, dia tiba tiba saja pingsan untung aku berada didekatnya waktu itu" Yuko lalu menyuap daging salmon yang Misaki masak, "ehmm ini enak sekali, kau belajar darimana? "
"Oh Toaru mengirimkan ku resepnya seminggu yang lalu"
"hmm... Toaru... dia memang pandai memasak"ucap Yuko
" kapan kau akan berangkat? "tanya Misaki
" lusa, oh iya besok malam aku akan ada rapat lagi jadi paling aku akan tidur diasrama seperti semalam"ucap Yuko
"kapan kita akan menjenguk Akane? "
"besok siang saja"
Misaki lalu melihat Katana milik Yuko yang kotor
"kau lupa membersihkanya lagi ya"
"ya aku lupa hehe"
Misaki lalu menggelengkan kepalanya sambil mengambil katana milik Yuko ia lalu mengeluarkanya dari dalam sarung pedangnya, dan terlihatlah Katana unik milik Yuko, sebuah Katana yabg memiliki sebuah pemanas kecil di punggung Katananya,
"sepertinya burning heatnya sudah mulai rusak" ucap Misaki ia lalu menggenggam katana itu dengan benar dan otomatis menyalakan burning heat itu,"dan secara perlahan munculah aura hangat dari katana itu,
"minggir sayang!" ucap Misaki sambil melayangkan katananya
Yuko secara mendadak menghindari tebasan itu dan membuat Misaki berhasil membelah meja didepanya,
"wow.... kau tidak lihat aku sedang makan? " ucap Yuko,
"upsy maafkan aku" Misaki lalu menaruh katananya dan mengambil sapu dan pel,
"nampaknya aku harus membeli furnitur lagi,tapi tabunganku. ....." batin Yuko"sini Katana ku bisa bisa rumah ini hancur karenamu",
"hehe maaf" jawab Misaki yang merasa bersalah
"kau akan kembali kan"
"eh? " Yuko yang nampak sedang membersihkan serlihan meja seketika bingung,
"kau serius akan kembali kan setelah misi"
Yuko lalu tersadar bahwa Misaki khawatir terhadapnya,
"kau serius kan? "
Yuko lalu beranjak dari tempatnya dan memeluk Misaki membuat Misaki seketika menangis, suasana yang awalnya biasa biasa saja malah berubah menjadi sedih, Yuko terus membelai kepala gadis itu dengan lembut, mencoba menenangkanya,
"jangan berpikiran aneh aneh" bisik Yuko"aku akan kembali,"
"aku takut" ucap Misaki sambil menangis dipelukan Yuko,
Rumah sakit
Kaji dan Minori yang sudah selesai menjenguk berjalan di sepanjang lorong, nampak wajah kesal di wajah mereka berdua,
"Kaji bodoh! " ucap Minori
"kau lebih" jawab Kaji dengan santai,
Minori lalu mencubit perut Kaji dan berlari keluar rumah sakit,disusul oleh Kaji yang kesal
"cih....! dasar bocah ini! " ucap Kaji sambil mengejarnya namun sesampainya dia diluar dia tidak bisa menemuka Minori,
"eh!? dia pergi kemana? " batin Kaji,
Kaji lalu berjalan memutari rumah sakit dan terkaget ketika melihat Minori sedang terbaring dijalan ia nampaknya kesakitan karena ada sebuah luka di kakijya
"butuh bantuan? " tanya Kaji dengan nada mengejek
"tidak tidak perlu aku bisa sendiri," ucap Minori sambil menahan sakit,
Kaji lalu menghela nafas, ia lalu berjalan mendekati Minori
"tunggu... apa yang ingin kau lakukan? " tanya Minori bingung
Kaji lalu menurunkan badanya"ayo aku antar"ucap Kaji menawarkan Minori untuk digendong
Minori yang tidak punya banyak pilihan pun akhirnya luluh dan naik ke punggungnya Kaji,
seketika pipinya memerah ketika Kaji mengangkatnya, mereka lalu berjalan kearah markas
"hati hati... " ucap Minori
"tenang saja tubuhmu enteng kok jadi tidak mungkin terjatuh" ucap Kaji
"memang kalau tubuh ku besar apa yang akan kau lakukan? "
"apa ya..... mungkin aku akan menyeretmu"
Minori lalu mencubit pipi Kaji namun tidak terlalu keras"itu sangat kasar tahu! "
"hehe maaf maaf" Kaji lalu berjalan menaiki tangga jembata penyebrangan
"berat? "
"tidak... beratmu tidak ada apa apanya bagiku" ucap Kaji, tiba tiba terdengar suara perut keroncongan dari Minori, Minori yang menyadarinya hanya terdiam malu
"kau lapar?... " tanya Kaji,
"iya aku sedikit lapar" ucap Minori
Kaji lalu turun melalui tangga dan berjalan kearah kedai ramen yang berada didekat markas, mereka lalu makan bersama, mereka berdua yang awalnya bertengkar malah berubah menjadi akur bahkan mereka berbincang hangat saat makan sampai tak sadar hari sudah tengah malam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!