NovelToon NovelToon

Jodohku Masa Laluku

PROLOG

Amelia Purnama merupakan anak petani dari Desa yang cantik, mandiri dan pintar dia berniat melanjutkan pendidikannya di kota. Saat masih duduk dibangku kuliah dia sempat menjalin hubungan dengan teman satu jurusannya, namun hubungan mereka harus kandas. Setelah selesai kuliah dia mencari lowongan pekerjaan, dia mendaftar pekerjaan disalah satu perusahan ternama di Indonesia.

"Drrttt Drrtttt" bunyi alarm yang sudah menunjukkan jam 07.00.

Pagi ini Amel ada interview ditempatnya melamar pekerjaan, namun sayang ia bangun kesiangan karena semalam harus mempersiapkan berkas-berkasnya.

"Gawat, bisa telat nih," gerutu Amel dan bergegas ke kamar mandi.

Setelah mandi dia bersiap berangkat dengan pakaian yang melekat ditubuhnya membuat Amelia terlihat lebih dewasa dan sangat cantik, dia tidak sempat untuk sarapan karena takut telat. Ia pun bergegas keluar dari kostnya untuk mencari ojek.

Sesampainya di kantor itu, dia melihat jamnya yang sudah menunjukkan jam 07.55 sedangka keberadaannya masih di lantai 1.

"Tinggal 5 menit lagi nih," ucap Amel dalam hatinya yang mulai cemas, dia berlari sempoyongan karena takut telat.

Tiba-Tiba...

"Bruuukkkk"

Dia tidak sengaja menabrak seseorang, namun tanpa melihat ke wajah orang tersebut ia meminta maaf dan bergegas pergi karena waktunya tinggal sedikit.

"Maaf tuan saya tidak sengaja. Saya buru buru," ucap Amel tanpa melihat ke orang yang ditabraknya.

Sedangkan ditempat itu masih ada seorang laki-laki yang berdiri kebingungan karena dia sangat mengenal betul wanita yang tadi menabraknya.

"Sedang apa dia disini?" tanya Indra dalam hatinya, lalu bergegas ke ruangannya. Dia berjalan dengan tatapan kosong yang membuat sekretaris di sampingnya pun jadi kebingungan.

Dia masih belum percaya betul yang dilihatnya tadi adalah wanita yang ia sangat kenal yang pernah ada dalam hidupnya.

"Apa benar itu dia?" kenapa dia ada disini? apa yang dia lakukan? bagaimna kabarnya sekarang?," pertanyaan beruntun dari dalam hatinya.

"Pak, apa bapak baik-baik saja?" tanya Eric tidak lain adalah sekertaris Indra

"Hmmmm... yaah ada apa?" jawab Indra yang terkejut mendengar suara Eric yang membuyarkan lamunannya.

"Bapak kenapa?" tanya Eric lagi.

"Tidak apa-apa saya hanya sedikit lelah saja," jawab Indra sekenanya.

Sesampainya di dalam ruangan kerjanya, Indra langsung duduk di kursi dan bersandar.

"Keluarlah! dan urus semua pelamar yang mau intetview hari ini," ucap Indra kepada sekertarisnya.

"Baik pak," jawab Eric lalu bergegas pergi dari ruangan Indra.

Sedangkan Indra masih memikirkan apa yang barusan terjadi saat wanita itu menabraknya.

***

Indra Setiawan merupakan pemuda tampan yang sukses, dia merupakan sosok yang dingin, cuek dan cerdas. Di umurnya yang masih 23 Tahun ia sudah memegang perusahaan milik ayahnya tempat Amelia melamar pekerjaan. Ayahnya merupakan pengusaha sukses, dia memiliki perusahaan di penjuru kota bahkan ada di luar Negeri, karena kesuksesannya sehingga keluarga Setiawan sangat dikenal oleh masyarakat diluar sana. Dia dikagumi banyak perempuan, di kantornya pun dia banyak dikejar-kejar dengan karyawan perempuannya salah satunya Ririn, ia adalah karyawan di kantor Indra yang sering mencari perhatian bosnya itu, tetapi Indra tidak pernah memperdulikannya.

Indra merupakan masa lalu Amelia yang pernah menjalin hubungan dengannya, namun itu semuanya harus kandas. Saat hubungan mereka berakhir Indra tidak pernah lagi menjalin hubungan dengan wanita lain karena sebenarnya dari lubuk hatinya yang paling dalam ia masih mempunyai rasa terhadap Amel.

KAMU???.

"Tok tok tok"

Eric mengetuk pintu ruangan bosnya

"Iya masuk," jawab Indra setelah sadar dari lamunannya.

"Maaf, Pak semua pelamar sudah siap interview," ucap Eric.

"Oke, persilahkan mereka masuk," ucap Indra menimpali.

"Baik, Pak," jawab Eric sambil berjalan keluar dari ruangan Indra

"Silahkan masuk setelah Saya memanggil nama kalian," ucap Eric kepada para pelamar pekerjaan yang mau interview

Dikursi pojok Amel merasa tegang bercampur cemas karena baru pertama kalinya ia untuk interview pekerjaan, sambil menunggu namanya dipanggil dia menyempatkan untuk berdoa dengan penuh harap agar interviewnya berjalan lancar.

"Amelia Purnama," panggil seseorang yang tak lain adalah Eric yang merupakan pertanda bahwa sekarang gilirannya untuk interview.

Kemudian Amel melangkahkan kakinya masuk ke ruangan Indra dengan sedikit gugup.

"Perkenalkan nama kamu!" titah Indra yang duduk dikursinya membelakangi Amel.

"Perkenalkan saya Amelia Purnama," jawab Amel.

Saat mendengar nama itu, Indra langsung terkejut dan membalikan kursinya dengan cepat.

"KAMU?? ucap Amel dengan membelalakan matanya saat Indra sudah memutar kursi menghadap kedepan.

Dia tidak menyangka ternyata perusahaan yang ditempatinya melamar pekerjaan ternyata milik Indra. Amel kemudian berdiri berniat untuk pergi.

"Kamu mau kemana?" tanya Indra dengan nada yang datar.

"Aku mau pergi, seandainya dari awal aku tau ini perusahan kamu aku tidak akan melamar pekerjaan disini," jawab Amel dengan nada kesalnya karena sebenarnya dia tidak mau lagi berurusan dengan Indra, baginya Indra adalah masa lalunya.

"Tidak bisa," kata Indra.

"Loh, memangnya kenapa?" tanya Amel.

"Karena perusahaan ini adalah milik aku jadi aku yang berhak atas semuanya yang bersangkutan dengan perusahaan ini, karena kamu sudah melamar pekerjaan disini sebelumnya jadi kamu tidak berhak pergi dari sini," jelas Indra yang panjang lebar

Amel semakin kesal dibuatnya

"Tapi kan aku masih melamar, belum diterima bekerja jadi aku berhak untuk pergi dari sini," jawab Amel.

"Siapa bilang belum diterima, mulai hari ini dan detik ini juga kamu sudah diterima diperusahaan ini," ucap Indra dengan wajah datarnya.

"Aku tidak peduli, aku tetap akan pergi dari sini," kata Amel lalu ingin beranjak pergi

"Tidak boleh!" teriak Indra yang suara sedikit naik dan menarik tangan Amel

Deg...

"Shiitttt" gerutu Indra dengan kesal karena menyadari dadanya tiba-tiba berdegup, lalu dia melepaskan tangannya dari tangan Amel.

"Duduk!" perintah Indra dengan wajah datarnya

"Jika kamu masih kekeh mau pergi dari sini maka kamu harus membayar denda 1 M, karena sama halnya sudah mencoba menipu semua yang ada di perusahaan ini, dengan melamar pekerjaan kemudian ingin keluar begitu saja. Dan satu lagi, karena pagi ini kamu sudah membuatku kesal saat kamu menabraku tadi," jelas Indra yang begitu datar.

"Apa ... jadi yang aku tabrak dilantai bawah itu kamu?" tanya Amel tidak percaya.

"Hmmm" jawab Indra, "jadi bagaimna mau bayar denda 1 M atau tetap bekerja disini?" lanjutnya lagi.

Mendengar kata 1 M Amel semakin kesal dibuatnya, tetapi dia mencoba menahan emosinya. Mau tidak mau dia harus tetap berada diperusahaan itu karena dia tidak punya uang untuk membayar denda yang begitu besar, uang untuk kehidupan sehari-hari saja sangat sulit baginya.

"Baik, Pak saya akan tetap bertahan diperusahaan bapak," ucap Amel dan merubah nama panggilan untuk Indra karena bagaimna pun dia adalah bosnya Amel.

"Oke silahkan keluar! Oh iya besok kamu sudah bisa mulai bekerja," titah Indra

"Baik, Pak."

Kemudian Amel beranjak dari tempat duduknya dan bergegas keluar dari kandang singa itu.

Impian dan Cita-Cita

Amel keluar dari ruangan Indra dan bergegas pulang ke kosnya dengan tatapan yang kosong, dia masih belum percaya akan bekerja di perusahaan mantannya.

Sesampainya di kost dia merebahkan tubuhnya

"Huuuffttt," ucap Amel saat dia membaringkan tubuhnya yang mungil itu ditempat tidurnya sambil menghela nafas yang panjang.

Tiba-tiba dia teringat sahabatnya Alya, dia berniat menelfhonnya dan ingin menceritakan semua yang terjadi sedari tadi sudah mengganggu pikirannya.

"Halo" suara dari seberang sana

"Halo Alya, kamu sibuk nggak?" tanya Amel.

"Hmmmm tidak juga memangnya kenapa?" tanya Alya balik.

"Aku mau cerita nih," kata Alya.

"Iya cerita saja aku siap dengar. Memangnya ada apa? bapak kamu sakit lagi?" tanya Alya yang mulai cemas.

"Husstt... kamu sumpahin Bapak Aku sakit?"

"Heheh bukan, tidak begitu maksud aku, Mel," jawab Alya yang sedikit tertawa.

"Hmmmm begini, sebenarnya aku mau cerita. Ternyata ... perusahaan yang aku tempati lamar pekerjaan adalah perusahaan milik Indra," jelas Amel.

"What... serius? Indra mantan kamu itu kan?" tanya beruntun Alya kepada Amel saking terkejutnya.

"Iya," jawab Amel.

"Sumpah aku tidak menyangka kamu bakalan ketemu dia lagi. Jangan-jangan jodoh lagi," ucap Alya yang menahan ketawanya.

"Tidak mungkin lah," jawab Amel.

"Apanya yang tidak mungkin, kalau Tuhan berkata lain bagaimana?" Timpal Alya yang sedikit tertawa kepada sahabatnya itu.

"Ahhhh sudah dulu yah aku capek," ucap Amel kemudian mematikan panggilannya. Karena dia mulai kesal dengan ucapan sahabatnya itu

"Dasar Alya kalau bicara suka ngawur, tidak mungkin lah aku sama Indra berjodoh, Indra hanya masa lalu bagiku. Oke fiks hanya masa lalu," bicaranya membatin.

"Krrrggg kkrrggg"

Suara cacing dalam perut Amel sudah memanggil, karena sedari tadi pagi dia tidak sempat sarapan dan sekarang sudah menunjukkan jam 11. Dia kemudian bergegas kearah dapur untuk makan apa yang ada

Setelah makan dia kembali ketempat tidurnya dan mencoba memejamkan matanya, namun tiba-tiba terlintas pikirannya dengan masa lalunya dengan Indra, dia mengingat kembali sejak awal bertemu dengan Indra sampai hubungan mereka kandas

#FLASHBACK ON

Waktu itu, Amel yang baru tamat dari bangku SMA ia berniat melanjutkan studinya di Jakarta. Sebenarnya dia juga kasihan sama orang tuanya karena pekerjaan Orang tuanya hanya petani, untuk kecukupan sehari hari saja sangat sulit dimana dia akan membayar uang kuliah nanti, sedangkan dia masih bergantung sama orang tuanya.

Saat orangtua Amel mengetahui niat putri sematawayangnya itu mereka sangat mendukung putrinya, mereka mengizinkan anaknya melanjutkan pendidikannya di Jakarta untuk mencapai impiannya.

"Nak, jika kamu memang ingin melanjutkan kuliah kamu di Jakarta berangkatlah nah," kata Fatma yang tidak lain adalah mama Alya.

"Tapi Ma ... " ucap Amel yang belum sampai dia katakan tiba tiba dipotong oleh Mamanya.

"Pergilah nak! raihlah cita-citamu. Buat Bapak dan Mama bangga, soal biaya kamu tidak perlu memikirkannya ini tanggung jawab kami, tugas kamu hanya belajar dan buat kami bangga," jelas Fatma.

Tidak terasa air mata Amel jatuh

"Terima kasih, Ma. Terima kasih, Pa," ucap Amel sambil memeluk kedua Orang tuanya karena sangat terharu.

"Kamu anak baik nak, raihlah cita citamu," ucap Imron tidak lain adalah bapak Amel.

****

Pagi harinya Amel sudah bersiap untuk ke Jakarta

"Belajar yang sungguh-sungguh nak, jaga diri kamu baik baik, jaga sholat kamu! buat Mama dan Bapak bangga," ucap Fatma kepada Amel.

"Iya, Ma. Mama sama Bapak juga jaga diri baik baik yah, jaga kesehatan, jangan terlalu capek," ucap Amel dan lagi lagi air matanya jatuh. Mereka berpelukan sebelum Amel berangkat.

"Jangan lupa kabari Mama kalau kamu sudah sampai nak."

"Iya Ma, dah aku berangkat dulu," ucap Amel dan mencium pipi mama dan Bapaknya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!