Namaku Cantika sejak kecil aku tidak pernah mengenal kedua orang tua ku.
Aku tinggal bersama paman dan bibi yang awalnya aku kira mereka adalah kedua orang tua ku.
Bersama mereka aku merasakan kebahagiaan layaknya anak-anak seusiaku, justru banyak yang bilang aku ini anak manja, karena semua yang aku inginkan pasti akan kudapatkan.
Setiap hari ulang tahunku, paman dan bibi tidak pernah melupakannya, mereka selalu membuatkan pesta untukku, bersama teman-teman kecilku.
Aku sangat bahagia sekali, hari-hariku penuh dengan canda tawa dan bahagia.
Terlebih lagi bibi yang saat itu sedang mengandung, aku kira bibi mengandung adikku, aku senang sekali.
Hingga suatu saat ketika bibi akan melahirkan adik, semua kebahagiaan itu terenggut paksa.
Bibi meninggal, banyak sekali orang-orang yang kutemui memberiku nasehat untuk kuat, tidak nakal, rajin belajar dan masih banyak lagi.
Adapula yang memandang kasihan padaku, mereka berbisik lirih "Kasihan ya anak-anaknya masih kecil-kecil" .
Saat itu aku masih tidak terlalu paham apa yang mereka perbincangkan.
Aku cuman menangkap mama atau bibi telah meninggal, tetapi aku sendiri belum mengerti apa arti kata meninggal sesungguhnya, yang kutahu hanyalah mama ku sedang tertidur pulas dan tidak bangun-bangun.
Hingga akhirnya aku mengerti bahwa aku telah kehilangan mama untuk selamanya, mama tidak akan kembali lagi bermain bersamaku ,tidak lagi menggendongku, tidak lagi membelaku, tidak lagi panik saat melihat aku sakit, semua tidak sama lagi seperti dulu.
Semua kebahagiaanku sudah terenggut sejak aku masih duduk di bangku Taman Kanak Kanak.
Sejak saat itu hidupku berubah
Ayah pun pergi entah kemana,
Seringkali aku merasa sedih melihat teman-teman bisa bermanja-manja dengan kedua orang tuanya, sedangkan aku semua aku sendiri yang merasakan.
Suatu hari ada kejadian yang sangatlah menyesak kan, salah satu teman menyebutku anak pungut.
"Jangan mau berteman dengan Cantika dia anak pungut, dipungut dari tempat sampah, ihh bau...bauu" sambil menutup hidungnya mereka terus mengolok olok.
Saat itu aku hanya bisa terdiam. aku masih percaya bahwa aku mempunyai orang tua, dan apa yang diucapkan teman-teman tadi hanya sekedar olok olok anak-anak yang sirik padaku.
Tetapi aku keliru dengan bertambahnya usiaku, aku mengetahui sebuah kenyataan pahit bahwa aku bukan anak kandung papa dan mama.
Hati aku hancur sehancur hancurnya.
"Pantas papa tidak pernah lagi menemuiku sejak mama meninggal, papa tidak pernah mengajakku untuk ikut bersamanya, ia membiarkanku begitu saja bersama nenek" jerit hati Cantika.
Perasaan terbuang , tersingkir kan, tak ada yang mencintai dan peduli padaku terus menerus melintas di kepala.
**********~~~~~*********
Cantika tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh semangat, enerjik dan mempunyai sahabat yang banyak.
Dalam bergaul Cantika tidak pernah pilih-pilih teman
Cantika dikenal sebagai anak yang mudah bergaul.
Hanya satu kelemahan Cantika, karena tumbuh dari lingkungan kurangnya figur dan kasih sayang seorang ayah, Cantika tumbuh menjadi gadis yang sangat merindukan kasih sayang seorang laki-laki perasaan ingin dijaga, diperhatikan, dilindungi sangatlah ia rindukan, tetapi walau begitu Cantika juga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan laki-laki.
Walaupun dikenal sebagai gadis yang mudah bergaul, smart dan punya banyak teman, tetapi Cantika belum pernah mempunyai pacar.
Ingin sekali ia seperti teman-temannya merasakan mempunyai pacar, sepertinya hidup jadi lebih berwarna.
Tetapi sampai saat ini Cantika hanya bisa memendam rasa.
.................********......................
Gavin kakak kelas Cantika, idola Cewek cewek di sekolahnya, pengurus OSIS berwajah tampan, jago basket dan selalu juara kelas.
Juga jadi idola Cantika, seringkali Cantika diam-diam mencuri pandang memperhatikan Gavin , dan Cantika pun selalu mengikuti perkembangan info apa saja tentang Gavin.
Tetapi Cantika sadar siapa Gavin dan siapa dirinya.
Gavin idola gadis seisi sekolah ini sedangkan dia hanya gadis biasa di sekolah ini gadis kutu buku dimata geng pemes.
"Tika tuh lihat, Gavin lihat kamu, dari tadi dia perhatiin kamu lho " bisik Vera.
Cantika melihat sekilas ke arah Gavin kemudian pura-pura fokus ke arah lain
"Tuh ada geng Girly, jangan geer dia pasti lagi curi pandang Viona bukan kita" sahut Cantika.
"Heii dia jalan ke sini, Cantika Gavin menuju kesini" senggol Vera.
"Ah sudahlah Ver jangan mimpi" sahut Cantika.
"Beneran Tika,lihat deh" Vera memaksa Tika untuk untuk menoleh ke arah yang dituju.
"Haiii, nama kamu Cantika ya" tiba-tiba terdengar suara bass sambil menyodorkan tangannya ingin berkenalan.
Bagaikan disambar petir di tempat, Cantika hanya bisa terdiam.
Kemudian Vera membatu sahabatnya itu untuk menyodorkan tangannya membalas sapa Gavin.
Gavin tersenyum tipis .
"Aku Gavin anak IPA 3 " sahut Gavin.
"Kalau kamu tidak keberatan, ntar pulang bareng aku ya, kita searah kok" lanjut Gavin.
Cantika masih terdiam .
"Iya ntar Tika tunggu di gerbang sekolah" jawab Vera sekenanya
"Gila Cantika disamperin cowok sekelas Gavin dan ditawari pulang bareng diam saja" gerutu Vera dalam hati.
"'Oke see you " sahut Gavin sekali lagi dengan senyum manisnya.
Vera pun tersenyum ke arah Gavin sambil mengangguk.
Gavin hanya melirik sekilas ke arah Vera dan mengangguk samar lalu pergi.
"Gila lu Cantika, sadar woiii" Vera mengguncang guncang bahu Cantika.
"Iiiya" jawab Cantika singkat.
"Tikaaa lu sadar gak sih Gavin baru saja nyamperin elo dan dia ngajak kamu pulang bareng woiii kamu sadar kan kamu denger kan yang Gavin omongkan tadi" seru Vera.
"Apaa!" tanya Cantika.
"Gavin ajak lu pulang bareng, setelah pulang sekolah nanti lu ditunggu di depan pintu gerbang" jelas Vera.
"Tikaaa, sadar atuhh" kembali Vera mencoba menyadarkan Cantika.
Begitulah Cantika walaupun ia gadis yang ramah mudah bergaul punya banyak teman, smart dan selalu menjadi kebanggaan sekolah dengan sejumlah prestasinya, tetapi bila berhadapan dengan cowok terlebih lagi dengan cowok yang disukainya Cantika akan berubah menjadi patung dan hanya bisa mengeluarkan sedikit kata.
Berbeda bila ia berteman dengan teman-teman cewek dan sahabat-sahabatnya Cantika adalah gadis yang jago melempar candaan dan selalu sukses membuat suasana percakapan hidup dan heboh.
Yahhh Cantika sudah dikenal di kalangan sahabat-sahabatnya sebagai Frozen Girl bila berhadapan dengan cowok yang disukainya
"Tika.., sudah sadar kan? jangan lupa nanti ditunggu Gavin di gerbang setelah pulang sekolah nanti " jelas Vera.
"Aduh Vera bagaimana nih" sahut Cantika
"Akhirnya...kamu sudah sadar wahai Frozen Girl ?" seru Vera
"Aku gak bisa Ver" sahut lirih Cantika.
"Hello come on girl, hampir seluruh gadis di sekolah ini mengidolakan Gavin, bahkan tuh geng Girly ketuanya mati-matian ngejar-ngejar Gavin dan kamu? tak perlu repot mengejar, Gavinnya datang sendiri ngajak pulang kamu dan What?? kamu tolak?" Vera tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya.
"Bukan begitu Ver" jelas Cantika
"Aku takut" sahut lirih Cantika.
"Takut kenapa?" tanya Vera.
"Kamu tahu kan aku punya masalah dalam menghadapi cowok yang aku suka, kalau ga ada perasaan sih aku tak bermasalah tapi ini Gavin, sejak awal aku masuk sekolah ini dan melihat dia pertama kali aku sudah jatuh cinta padanya" jelas Cantika .
"Hmm oke aku tahu masalah kamu itu" sahut Vera sambil berpikir.
"Begini sayang ketika kamu berhadapan dengan cowok yang kamu suka dan tiba-tiba kamu merasa akan menjadi Frozen Girl , cepat-cepat tarik nafas dalam-dalam, dan fokus ubah perasaan kamu alihkan pikiranmu dan camkan di pikiranmu bahwa yang ada di hadapanmu itu seolah olah sih Riki, Agus atau Sandy pasti kamu bisa lancar berbicara lagi " saran Vera.
"Bisakah?" tanya Cantika.
"Dicoba dulu beb oke" Vera menegang bahu Cantika meyakinkan.
Cantika tersenyum tipis
"Terima kasih ya Ver kamu adalah sahabat terbaikku yang selalu mengerti diriku, " jawab lirih Cantika.
Vera membalas dengan senyuman juga dan memeluk Cantika.
"Percayalah Tika kamu pasti bisa, sukses ya meraih cinta kamu,"
"Oh ya ntar sore aku dan William mau ke toko buku nih, kamu mau ikut?"
"Apa?! ikut bersama kamu dan William, obat nyamuk donk diriku? no thanks" sahut Cantika diiringi tertawa kecil bersama.
Tiba tiba ada yang menyentuh pundak Cantika.
"Heii anak baru, ngapain tadi Gavin mendekatimu, Gavin milik aku awas kalau sampai aku tahu kamu mencoba merebut Gavin dariku" sambil menyenggol bahu Cantika Viona berlalu begitu saja diikuti anggota geng Girly lainnya
"Ihh lagaknya" geram Vera melihat tingkah laku Viona.
"Sudah Tik jangan takut bukan kamu yang menggoda Gavin dianya datang sendiri kok, yuk masuk kelas sebentar lagi bel masuk nih" ajak Vera.
Cantika pun mengangguk dan mengikuti Vera masuk ke kelas .
Tepat ketika mereka memasuki ruang kelas bel berbunyi tanda istirahat telah usai.
...............~~~~.............
Hai hai haii salam kenal ya dari Cantika .
Semoga kalian menyukai kisah Cantika .
Ini karya kedua aku setelah Find the Perfect Love 💕.
Minta jempol manisnya untuk like komen dan bila berkenan hadiah-hadiah lainnya juga boleh .
Terima kasih, semua dukungan kalian sangat sangat berati untuk Cantika meneruskan kisahnya
Happy Reading
Love you
Kringg....kringg...kring
Tanda pelajaran terakhir berakhir.
Semua anak berteriak gembira, ada yang membuat janji untuk belajar bersama ada pula yang mampir ke toko buku terlebih dahulu atau kantin sekolah, tapi banyak juga yang langsung pulang ke rumah.
"Hai Manda kamu ikut yuk ke toko buku bareng aku dan William, kamu ajak Rio saja biar rame sekalian" ajak Vera.
"Boleh ...boleh, kebetulan ada yang ingin aku beli, Cantika bagaimana? ikut juga kan?" tanya Amanda.
"Ssst jangan bocor dulu ya, Cantika ada kencan setelah pulang sekolah." bisik Vero.
"Haa Cantika kencan? beneran? dengan siapa? salah info kalee" Amanda menyenggol lengan Vera.
"Yeee gak percaya, ya udah" lalu Vera berlalu.
"Heii Verr tunggu jangan pergi" Amanda mengejar Vera
Ketika Amanda mengejar Vera, ia melihat sosok Cantika terlihat bingung.
"Verr...Veraaa " teriak Amanda.
"Veraa itu Cantika" Amanda memanggil Vera karena Vera sahabat yang paling dekat dengan Cantika.
Vera mendengar nama Cantika disebut tanpa berlama-lama ia langsung menghampiri Amanda.
"Ada apaan sih?" tanya Vera
"Tuh .., Cantika terlihat bingung ada apa? kamu pasti tahu" tuduh Amanda pada Vera.
"Hmm ..yuk kita samperin Cantika, kita beri dia semangat agar penyakitnya tidak kambuh" Vera lalu berjalan menghampiri Cantika.
"Tunggu Veraa emang Cantika punya penyakit apa? kok aku baru tahu?" kejar Amanda sambil berpikir.
"Hmm nih anak penyakit leletnya ampun deh" gerutu Vera.
"Vera ...tunggu!" seru Amanda.
"Hai Cantik, masih bingung ya, masih ragu ya?" tanya Vera menyelidik.
"Cantika are you okay? kata Vera kamu sakit" Amanda memegang kening Cantika beberapa kali.
"Enggak kok Ver, Cantika gak sakit, badannya gak panas" jelas Amanda.
"OMG Manda...., maksud aku bukan sakit real sakit, tapi itu tuh penyakit kambuhannya Cantika, Frozen Girl bila berdekatan dengan cowok yang disukainya, paham gak?" jelas Vera ketus.
Amanda adalah sahabat Cantika dan Vera juga, walau sedikit lemot tapi Amanda anak yang baik hati, perhatian dan paling peduli pada teman dan sahabat-sahabatnya.
Cantika hanya tersenyum melihat Vera dan Amanda yang selalu saja berselisih paham tapi sebenarnya mereka saling menyayangi dan membutuhkan.
"Ayo Tika tunggu apa lagi, cepat ke gerbang sekolah, pangeran mu sedang menunggu" Vera mencoba mengingatkan.
"Cantika, kamu sudah punya pacar ya sekarang?" tanya Amanda lirih.
"Haa pacar,?'" tanya Cantika balik.
Amanda mengangguk cepat.
"Kalau iya kita bertiga kencan bareng yuk biar seru dan pacar-pacar kita pun saling akrab seperti kita bertiga, hmm indahnya kebersamaan" sambil merangkul kedua sahabatnya Amanda membayangkan kencan bertiga.
"Dasar mis halu" ucap Vera sambil menjitak kepala Amanda
"Aduhh, ih apaan sih Vera" Amanda mengusap usap kepalanya yang baru saja dijitak Vera.
"Halu nya itu lho bikin gak kuat " seru Vera
Cantika pun tertawa melihat begitu rukunnya kedua sahabatnya ini.
"Kalian ini ya ibarat Tom and Jerry tapi saling membutuhkan" sahut Cantika sambil tertawa dan merangkul kedua temannya.
"Tetaplah kita bersahabat selamanya" ucap Cantika sambil menyodorkan tangannya kemudian tangan Vera dan terakhir Amanda.
"Ayo Tika, cepat temui Gavin!" saran Vera.
"Siapa? Gavin? Gavin Kapten basket sekolah kita?" tanya Amanda.
Vera mengangguk cepat
"Arggghhhhh" Amanda berteriak histeris.
Spontan Cantika dan Vera saling pandang sejenak kemudian kompak menutup mulut Amanda.
Amanda berontak minta dilepaskan.
"Oke kita lepaskan asal berhenti berteriak!"perintah Vera.
Amanda mengangguk pasti.
Vera dan Cantika saling berpandangan lagi minta persetujuan kemudian mereka sepakat untk membuka bekapan mereka.
"Haa...Gila kalian kalau aku mati kehabisan nafas bagaimana?" tanya Amanda serius.
Cantika dan Vera saling pandang dan tersenyum lalu pergi.
"Malaikat disana gak ada yang mau berteman denganmu, jadi santai saja kamu akan tetap bersama kita " sahut Cantika sambil tersenyum nakal
Dan langsung disambut gelak tawa Vera dan Cantika.
Amanda mengikuti mereka dengan sewot.
Meskipun Amanda sering menjadi bulan-bulanan Vera dan Cantika,. tapi Amanda tetap lah anggota geng Cantika yang paling disayangi.
......,.........#######.......................
Di depan gerbang sekolah Gavin sedang menunggu Cantika, dia sudah berjanji untuk mengajak pulang bersama, dari hasil penyelidikannya menyatakan bahwa rumah Cantika searah dengan rumahnya.
Cantika gadis penuh misteri, siapa di sekolah ini yang tidak mengenal Cantika siswi teladan berprestasi tapi jauh dari kata kutu buku.
Teman- teman Cantika berasal dari semua kelas dan tingkatan, baik adik kelas, satu angkatan bahkan kakak kelasnya.
Berparas unik dengan wajah yang selalu penuh dengan kebahagiaan.
Hampir tidak ada cacatnya, kulit putih, rambut tergerai panjang lurus, dan bodi yang cukup seksssii.
Cantika dikenal sebagai gadis cool di mata anak-anak cowok di sekolahnya, teman cowok yang benar benar mengenalnya tidak lebih dari lima jari.
Bahkan pada dirinya saja, yang mana hampir semua mengenalnya di sekolah , Cantika bersikap biasa saja.
Berbeda sekali dengan Viona yang hampir tiap saat mengikutinya kemanapun ia bergerak.
Contohnya saat ini, Gavin sendiri yang mendatangi Cantika dan memintanya pulang bersamanya , tapi sudah hampir setengah jam menunggu, Cantika tidak terlihat sedikitpun.
"Hmm, gadis yang berbeda" pikir Gavin
Bagaimana tidak, biasanya justru ia yang akan berusaha ngumpet dari kejaran cewek cewek yang mengidolakan dirinya, tetapi Cantika justru ia yang ngumpet dari dirinya bahkan memberi kabarpun tidak.
Tiba-tiba ada perasaan nyeri di hati Gavin.
"Selamat siang kak Gavin, maaf menunggu lama ya?"
"Hmm suara siapa ini" batin Gavin "Jangan-jangan si Viona, mampus deh" gerutu Gavin dalam hati .
Perlahan lahan Gavin memutar kepalanya menoleh ke arah sumber suara, betapa terkejutnya Gavin yang dihadapanya saat ini adalah Cantika.
Gavin langsung turun dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Cantika, " Hei Cantika, terima kasih ya kamu mau pulang bersamaku , silakan masuk" Gavin tersenyum manis pada Cantika
Cantika pun membalas senyuman manis Gavin lalu masuk ke dalam mobil Gavin.
"Wow senyumnya" batin Gavin kagum.
Kemudian ia menutup pintu mobilnya disaat yang tepat terlihat Geng Viona melihat Gavin dan menunjuk ke arah Gavin.
"Itu Vi mobil Gavin!'
"Iya Vi cepat itu Gavin!" seru geng Girly.
Sesampainya di gerbang, mobil Gavin telah melaju meninggalkan halaman sekolah.
Viona dan anggota geng lainnya hanya bisa memandang kecewa mobil Gavin yang telah meninggalkan halaman sekolah.
"Tuh kan pergi, kalian nih lelet semua!" jerit marah Viona pada anggota geng nya
.......….........~.......,............
Amanda dan Vera yang dari tadi melihat kencan mesra Gavin dan Cantika, walau hanya beberapa detik mereka bisa langsung mengambil keputusan bahwa Gavin Bintang Pamungkas kapten basket Sekolah Penerus Bangsa, jatuh cinta pada sahabat terbaik mereka Cantika Berliana Putri.
"Vera kamu lihat gak tadi tatapan mesra Gavin pada Cantika?" tanya Amanda.
"Iya aku melihatnya dengan jelas , saat ia bermalas-malasan menjawab sapaan Cantika, tetapi setelah tahu yang menyapanya Cantika lantas Gavin langsung melompat keluar mobilnya dan membukakan pintu untuk Cantika" ulang Vera
"Oh so sweet" ucap mereka berdua kompak
"Vera kalau beneran Gavin jadian dengan Cantika, kita bikin pesta yuk sebagai wujud rasa syukur kita bahwa si Frozen Girl telah berubah menjadi seorang gadis biasa tanpa harus kebingungan lagi mencari bahan pembicaraan." ajak Amanda.
"Tuh kan Manda kamu memang T O P deh punya pemikiran begitu, oke kita lihat kabar selanjutnya, bila berlanjut akan kita adakan pesta syukur special untuk Cantika." sahut Vera.
Mereka berdua kemudian berjalan bergandengan, akhirnya sahabat mereka akan mempunyai kekasih juga.
................❤️❤️❤️❤️.................
Hai hai kenalin ini karya baru aku
Jangan lupa like komen dan jadikan favorit ya 🙏😊
Berikan vote kalau masih ada dan berbagai hadiah lainnya atau bintang bintang di surga juga boleh.
Love you all
"Cantika kita ke cafe Lemon dulu yuk, tadi waktu istirahat aku belum sempat makan, karena ada latihan basket dadakan untuk pertandingan Minggu depan." ajak Gavin berharap Cantika setuju.
"Hmm bagaimana ya aku nanti ada tugas kelompok" ucap lirih Cantika
"Hmm sebentar saja, temani aku makan ya please" rayu Gavin
Cantika merasa tidak ada pilihan lain untuk menolaknya, akhirnya ia mengiyakan ajakan Gavin.
"Yes makasih ya Cantik" Senyum bahagia Gavin terukir di wajah
Cantika pun membalas senyuman Gavin.
"Oya boleh aku ikut gabung dengan teman-teman mu nanti?" ijin Gavin.
"Maksud kakak?" tanya Cantika belum paham.
"Iya tadi kan kamu bilang ada tugas kelompok aku boleh gabung?" tanya Gavin sambil menoleh ke arah Cantika.
"Ehmm tapi ini kan tugas anak kelas 11 kak?" protes Cantika.
"Yaa tidak apa apa aku juga ingin berkenalan dengan teman kamu juga" sahut Gavin.
Cantika kebingungan karena sebenarnya tugas kelompok tadi hanya cara untuk menolak ajakan Gavin tapi Gavin justru ingin ikutan gabung.
Cantika hanya terdiam, tetapi hati dan pikirannya sibuk seperti pasar mencari bahan untuk menolak Gavin untuk bergabung.
"Nah kita sudah sampai" Gavin turun dari mobilnya dan kemudian membukakan pintu untuk Cantika.
"Wow keren nih Cafe, pasti makanannya lumayan mahal" batin Cantika.
Tanpa menunggu lama Gavin langsung menggenggam tangan Cantika.
Gavin menunggu sesaat reaksi Cantika, tetapi Cantika hanya diam mengagumi dekorasi Cafe Lemon.
Melihat tidak ada penolakan dari Cantika, Gavin tersenyum samar lalu dengan tetap menggenggam tangan Cantika ia mengajak Cantika masuk ke dalam Cafe.
Mereka memilih meja di sudut dekat ornamen Lemon yang menyegarkan.
"Kamu pesan apa ?" tanya Gavin sambil menyodorkan daftar menu pada Cantika.
Dari kejauhan terlihat Geng Girly sedang menikmati menu pesanannya sambil bercanda gurau.
"Heii bukannya itu Gavin? siapa cewek itu...?" tunjuk Bella pada Gavin dan Cantika.
"Vi...pantas kamu ditolaknya Gavin sudah punya pacar" sahut Fanny
"Bukannya itu anak yang kemarin lu samperin ya? si kutu buku" ucap Kinan menimpali
Viona yang melihat gebetannya sedang berduaan dengan si kutu buku wajahnya langsung berubah merah menahan amarah.
Tanpa tunggu lama lagi, Viona berjalan ke arah Gavin dan Cantika.
Sesampainya ia di dekat Cantika, Viona langsung menarik rambut Cantika.
"Dasar cewek murahan sudah aku bilang Gavin milikku masih saja berani menggoda Gavin!"
"Auhhh sakit" teriak Cantika.
Gavin terkejut tiba-tiba Viona muncul dan menarik rambut Cantika.
"Heii hentikan apa apaan ini! Vi stop!" teriak Gavin.
"Kalau kamu masih mau main-main dengan cewek ini aku akan bikin ia menderita" sahut Viona.
"Vi gila kamu stop! aku bilang lepaskan Vi" Gavin merasa bersalah pada Cantika.
Cantika yang merasa tidak bersalah lantas berdiri dari kursinya dan menarik tangan Viona menjauhi rambutnya.
"Cukup! kamu bisa membully anak lain tapi tidak denganku! dengar ya Viona bukan aku yang mendekati Kak Gavin dia sendiri yang datang padaku dan menawarkan mengantarkan aku pulang kalau kamu tidak percaya tanya sendiri padanya! " lalu Cantika berlalu meninggalkan mereka.
"Cantika tunggu!" cegah Gavin.
"Kamu mau kemana? sampai kapan kamu selalu berlari dariku? hei Gavin lihat aku!" teriak Viona mencoba menahan Gavin.
Gavin hanya menoleh sinis sebentar ke arah Viona
"Kamu sudah gila Vi" Gavin mengejar Cantika.
"Gavin! aku laporkan papa nanti!" teriak Viona mengancam.
Gavin terus mengejar Cantika.
"Cantika tunggu" teriak Gavin
Gavin meraih tangan Cantika untuk menahan Cantika pergi.
Cantika berusaha melepaskan tangan Gavin, mereka saling menarik dan akhirnya Cantika jatuh dalam pelukan Gavin.
Untuk beberapa saat mereka saling pandang dan diam, hening... hanya degub jantung mereka yang berdetak keras.
Dering telpon hape Cantika menyadarkannya dan ia bergegas mencari hapenya di dalam tas dan menjawabnya.
Sekilas Cantika melihat tulisan Vera
"Halo Ver " sapa Cantika.
"Hei Frozen Girl bagaimana sudah selesai kencannya? semua berjalan lancar kan?" tanya Vera.
"Ver bisa jemput aku di--"
Gavin meraih hape Cantika dengan sigap dan mematikannya sambungan teleponnya dengan Vera.
"Hei...kembalikan!' sahut Cantika
"Kamu pulang bersamaku, ayo masuk mobil" Gavin membukakan pintu untuk Cantika.
" No! aku gak mau cari masalah dengan pacar kamu!" sahut ketus Cantika
"Aku belum punya pacar, cepat masuk mobil nanti aku kembalikan hape kamu" jawab Gavin
Cantika gigih ingin mengambil hapenya dari tangan Gavin.
Hape Cantika kembali berdering
"Itu teman aku telepon, sini kembalikan!" teriak Cantika.
"Masuk mobil dulu!" perintah Gavin.
Melihat taxi melintas di dekat mereka Cantika langsung memberhentikannya.
Gavin melihat Cantika akan naik taxi bergegas berlari mengejar Cantika dan kemudian menggendongnya paksa.
"Heiii apa-apaan ini! turunkan aku! turunkan!" jerit Cantika meronta.
"Tolong..tolong...!" teriak Cantika
Mendengar Cantika berteriak minta tolong Gavin panik,
"Hei Cantika diam! " seru Gavin panik.
"Bagaimana ini, kalau sampai orang berdatangan mengira aku menculiknya" pikir Gavin
Tak bisa berpikir lagi Gavin menurunkan Cantika dan kemudian mencium bibirnya.
Cantika terkejut tiba-tiba Gavin menciumnya, ia tidak tahu harus bagaimana tiba-tiba tubuhnya membeku hanya diam dan membiarkan Gavin menikmati bibir Cantika.
Setelah puas mencium bibir Cantika, Gavin berbisik lirih
" Bibir kamu manis, cepat masuk mobil sebelum aku ---" belum selesai Gavin bicara Cantika langsung masuk ke dalam mobil dengan sukarela.
Gavin tersenyum penuh kemenangan melihat Cantika tanpa banyak drama dan tanpa menunggu lama langsung masuk ke dalam mobilnya.
"Hmm, aku semakin menyukai Cantika, dan aku yakin itu tadi ciuman pertamamu" seringai Gavin.
Kemudian Gavin mengikuti Cantika masuk ke dalam mobil dan mengendarainya menuju ke rumah Cantika .
Cantika yang baru kali ini merasakan dicium oleh laki-laki tubuhnya merasakan sensasi yang luar biasa ada desiran halus di tubuhnya yang ia rasakan.
Ciuman yang awalnya kasar kemudian menjadi lembut dan nikmat.
"Gila apa yang kupikirkan kenapa ciuman tadi terus membayangiku" jerit batin Cantika.
Cantika sangat malu bila mengingatnya, ia tak mampu lagi menatap Gavin , gemuruh dada nya pun masih tidak beraturan, Cantika berusaha menarik nafas dalam-dalam dan beradaptasi dengan keadaan.
Gavin melirik Cantika mengamati reaksi Cantika, terlihat Cantika begitu tegang terdiam membisu dan memalingkan wajahnya menghadap kaca jendela mobil.
"Nih hape kamu" Gavin menyerahkan hape Cantika yang tadi ia ambil untuk mencegah temannya datang menjemputnya.
Gavin benar-benar tertarik pada Cantika, baginya Cantika berbeda dengan gadis-gadis yang selama ini ia kenal.
"Aku tak akan melepaskan kamu Cantika, aku akan buat kamu jatuh cinta padaku" gumam Gavin dalam hati.
"Tolong lain kali jangan menghampiri aku lagi, aku gak mau ada masalah lagi dengan pacar kamu " jelas Cantika.
Gavin menoleh ke arah Cantika dan meminggirkan mobilnya lalu berhenti
"Cantika dengar ya aku belum punya pacar i am single" jelas Gavin.
"Kalau yang kamu maksud Viona, dia itu anak kolega papa aku, dia memang menyukaiku sejak kami duduk di bangku Taman Kanak Kanak, diantara kami tidak ada apa-apa dia memang begitu, anak manja. Kalau yang dia mau tidak bisa ia dapatkan ia akan menangis dan lapor ke ayahnya."
"Karena anak tunggal, ayahnya selalu menuruti apapun yang Viona inginkan.bahkan ayahnya sampai-sampai memohon pada papa aku, agar aku mau berteman dengannya dengan menawarkan kerjasama perusahaan.Tadi kamu dengar kan dia berteriak akan lapor papanya waktu aku ninggalin dia, yaaa begitu lah Viona. Tapi sumpah dia bukan pacar aku" jelas Gavin.
Cantika menatap Gavin dengan intens ia merasa Gavin berkata jujur tetapi menghadapi Viona yang cemburu butuh extra mental baja.
"Cantika kamu percaya aku kan? soal yang tadi... aku minta maaf tolong jangan merasa aku memaksa dan kasar padamu, aku menyukaimu Cantika, aku tahu kita baru saja kenal tapi aku merasa aku nyaman bersamamu.Kamu berbeda dengan cewek-cewek lain yang aku kenal kamu mau kah jadi kekasihku?, tapi kamu tak perlu menjawabnya sekarang, kita berteman dulu saja, saling kenal dulu dan kalau kamu sudah yakin dengan perasaanmu kamu bisa beritahu aku kapan kamu siap menjawabnya.oke" tawar Gavin
"OMG benarkah Gavin menembakku? seorang Gavin Bintang Pamungkas kapten basket sekolah, idola semua cewek di sekolah, menyatakan cintanya pada Cantika Berliana Putri yang dikenal si kutu buku" jerit hati Cantika antara percaya dan tak percaya.
Kemudian Gavin melanjutkan mengendarai mobilnya menuju ke rumah Cantika.
Selama di perjalanan Cantika hanya diam berusaha menata perasaannya yang ingin sekali bersorak girang, karena cowok idamannya sejak ia masuk pertama kali menjadi Siswi SMA ternyata juga mempunyai perasaan yang sama dengannya.
Setelah beberapa menit kemudian.
"Hei itu rumah kamu kan?" tunjuk Gavin ke sebuah rumah berwarna putih bergaya minimalis.
Cantika mengangguk pelan.
"Boleh aku mampir sebentar" tanya Gavin.
"Oh maaf Gavin ..lain kali saja ya, orang tua ku lagi tidak ada di rumah." jawab Cantika sekenanya.
"Baiklah, tapi mulai besok boleh ya aku antar jemput kamu kita ke sekolah bareng." tanya Gavin sebelum Cantika turun .
Cantika masih terdiam tidak tahu harus menjawab apa bayangan geng Girly terus terlintas di pikirannya.
"Masih takut dengan Viona, tenang nanti aku akan bereskan dan tidak akan ada lagi yang berani mengusikmu" jelas Gavin.
"Oke sampai ketemu besok ya Cantik" Gavin tersenyum manis pada Cantika.
"Wow senyum itu" batin Cantika
Karena tak ingin lebih lama lagi bersama Gavin takut jantungnya berhenti, Cantika buru buru kabur dari hadapan Gavin.
"Terima kasih kak" lalu Cantika berjalan masuk ke rumahnya.
Gavin yang memandangi Cantika hingga hilang dari pandangan tersenyum manis sambil mengusap bibirnya sendiri, terbayang dalam pikiran Gavin saat ia mencium Cantika untuk membuatnya diam, " Hmm bibir yang manis" Gavin tersenyum bahagia.
Kemudian Gavin melajukan mobilnya menjauhi rumah Cantika.
................🌹🌹🌹.....................
Jangan lupa like komen dan jadikan favorit ya
Ditunggu kelanjutannya
love you all
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!