____________
"Mas! Bisa lebih cepat tidak! Saya lagi buru buru ini!." Penumpang wanita yang baru di jemput oleh Alex, komplain dengan kelakuan Alex yang membawa Taksi sangatlah lambat dan juga Alex menjemputnya sangat telat.
"M-maafkan saya bu." Alex menjawab dengan gugup dan melaju gas Mobilnya dengan cepat.
Setelah beberapa menit Alex membawa mobil, Alex telah sampai di tempat dimana Penumpangnya bilang melalui Aplikasi Taksi.
"Loh Mas! Kenapa berhenti?." Penumpang wanita yang duduk di belakang itu bertanya pada Alex.
"Bukannya ibu memberi arah kesini di Aplikasi Taksi?." Alex menjawab sembari membalik wajahnya untuk melihat Penumpang yang Alex bawa.
"Tidak mungkin saya mengarah ke tempat yang salah, lihat saja di Aplikasi mas nya." Penumpang wanita itu merasa sangat kesel dengan kelakuan Alex, tadinya dia berharap untuk yang mengantarnya adalah seorang pemuda yang tampan dan ternyata yang mengantarnya hanya pemuda dengan wajah biasa biasa saja.
Alex mengambil Handphone nya untuk melihat apakah dia yang benar atau Penumpangnya yang salah. Saat melihat Map di Aplikasi Taksinya, Alex sangat terkejut dengan apa yang dia lihat, karena penumpangnya ingin menuju ke sebuah Cafe dan Alex malah mengantarnya ke sebuah kuburan.
"M-maafkan saya bu, sepertinya memang saya yang salah." Alex melihat kembali ke Penumpangnya dan menatap dengan wajah meminta maaf.
"Maaf maaf! Cepetan saya pergi saya sudah telat ini!." Penumpang itu sangatlah kesel dengan Alex, masak Alex mengantarnya ke kuburan apakah Alex ingin dirinya mati?.
Alex sangat merasa bersalah dan hanya memaki kebodohannya saja. Setelah membetulkan Map Aplikasinya sesuai yang di bilang Penumpangnya, Alex langsung menancap gas Mobilnya dengan kencang.
Beberapa menit, Alex telah sampai di depan sebuah cafe yang sangat besar. Alex mengalih pandangannya ke arah Penumpangnya.
"Sudah sampai bu." Alex masih merasa bersalah dengan kelalaiannya.
"Hemm...!" Penumpang tersebut masih kesel dan membuka pintu mobil dengan keras dan menutup kembali dengan keras juga.
"J-jangan lupa bintang limanya bu." Alex berharap untuk mendapatkan bitang lima, walaupun Alex melakukan kesalahan sebelumnya.
"Bintang lima kau bilang?!." Setelah keluar dari mobil, Penumpang dengan wajah ibu ibu menatap kesel Alex dari luar mobil.
"Kau sudah mengantarku dengan alamat yang salah dan mengantar dengan sangat lambat! Kau ingin minta bintang lima?! Jangan harap!."
Penumpang itu langsung mengeluarkan Handphone nya dan memberi bintang satu kepada Alex, Penumpang itu langsung pergi dari hadapan Alex setelah memberi bintang.
Alex mengeluarkan Handphone nya dan melihat bintang yang di berikan Penumpangnya, Alex hanya menghelakan nafas dengan apa yang dia dapatkan sekarang. Pendapatannya akan sangat berkurang jika bintang yang di berikan pada Penumpang sedikit seperti bintang satu.
Alex adalah seorang laki laki yang pada umumnya, tidak ada yang spesial darinya. Alex berasal dari sebuah temlat perkampungan yang kecil dan keluarga yang sederhana, dulu Alex berkerja sebagai seorang kuli atau menjadi Tukang Bangunan saat Alex berumur 16 Tahun.
Karena pendapatannya yang sangat kecil saat menjadi Tukang Bangunan, Alex belajar mengemudi untuk berkerja sebagai pengemudi Taksi. Setelah belajar selama 2 Tahun, Alex langsung berkerja sebagai pengemudi Taksi.
Mobil yang Alex gunakan miliknya sendiri, Orang tua Alex percaya pada Alex, jadi mereka menjual Tanah mereka dan membeli sebuah Mobil baru untuk Alex, Orang Tua Alex tinggal di sebuah Kontrakan karena Rumah mereka sudah mereka jual.
Alex sangat senang pada waktu itu, jadi Alex pergi dari kampungnya dan berkerja di sebuah Kota atau lebih tepatnya Kota Bali, karena di sana banyak sekali turis.
1 Tahun setelah Alex menjadi seorang pengemudi Taksi, penghasilan Alex hampir sama dengan penghasilannya saat menjadi Tukang Bangunan. Alex selalu berbohong kepada Orang Tuanya bahwa dirinya mendapatkan Gaji yang banyak.
Jadi Alex memberi 80% dari hasil Gajinya selama sebulan pada orang tuanya, supaya Orang Tua Alex tidak curiga. Alex selalu memakan mie instan untuk mengawetkan uangnya dan belum lagi Alex membayar Kontrakannya.
"Hah......" Alex hanya mengehelakan nafas memikirkan hidupnya. Alex sangat ingin menjadi orang besar dan kaya agar membahagiakan Orang Tua yang selalu mendukungnya.
[Ting!...." Alex tiba tiba mendengar sesuatu yang berasal dari kepalanya. Sontak Alex langsung terkejut dengan apa yang Alex dengar.
".......Menjawab keinginan Host!.]" Suara robot yang ada di kepala Alex melanjutkan bicarany.
"Heh?!." Alex sangatlah terkejut dengan suara Robot tersebut, 'apa maksudnya dari menjawab keinginan? Apakah ini hanya halusinasiku yang terlalu tinggi?.'
[Ting!....Apa yang anda dengar adalah kenyataan dan anda tidak sedang berhalusinasi]
Alex semakin terkejut dengan jawaban suara Robot itu, 'apakah suara Robot itu bisa membaca pikiranku?'
"[Ting!....Tentu, Sistem bisa membaca apa yang Host pikirkan!]
"Hah? Sistem? Apa maksudnya?." Alex tidak bertanya dengan pikirannya tapi dengan berbicara dengan terkejut. Jika ada orang di sekitar Alex, maka dia akan di tatap seperti orang gila karena berbicara sendiri.
[Ting!....Saya adalah sebuah Sistem yang akan memenuhi semua keinginan anda]
"Keinginanku? Apakah yang kau bilang adalah kebenaran?." Alex memastikan jawaban Sistem dan Alex masih bertanya dengan wajah yang terkejut.
[Ting!....Benar, kalau anda mendapatkan penumpang dan mendapatkan Bintang Lima atau Satu, maka anda mendapatkan hadiah yang tidak di ketahui, bisa itu Uang, Jabatan, Harta, Rumah, Kemampuan dan lain lainnya]
Perkataan Sistem membuat Alex sangat terkejut dan senang, jika yang di bilang oleh Sistem adalah kebebaran maka Alex akan mendapat semua apa yang Alex inginkan.
"Hahaha!." Alex tertawa sangat keras sampai menggema di seluruh mobil yang Alex gunakan. Alex sangat senang sekarang, dirinya seperti mendapatkan sesuatu yang manusia lain tidak perna temukan.
"Jika yang kau bilang adalah kebenaran, mari kita tunggu pelanggan." Alex hanya menyeringai saja memikirkan hal tersebut.
Tiba tiba Handphone Alex bergetar, Alex mengambil Handphonennya yang di dalam kantungnya. Saat Alex melihat apa yang membuat Handphonenya bergetar, Alex hanya tersenyum baru saja itu yang Alex pikirkan dan tiba tiba pelanggan memesannya.
Alex langsung memutari mobilnya dan langsung berjalan ke arah pelanggan yang memesannya.
Beberapa menit kemudian, Alex telah sampai di sebuah kesekolah yang besar. Alex mencari orang yang memesannya, Alex berpikir bahwa orang yang memesannya adalah anak sekolahhan.
Setelah mencari beberapa detik, Alex melihat seorang pria dengan wajah biasa sedang berdiri sambil memainkan Handphonenya, Alex menebak bahwa dia adalah orang yang memesannya.
Karena penasaran, Alex langsung membelokkan mobilnya dan menancapkan gas ke arah Pria itu. "Dengan mas bayu?."Setelah sampai, Alex membuka kaca mobilnya dan menanyakannya pada pemuda di depannya dengan nada bertanya.
________
Bersambung.
Karena penasaran, Alex langsung membelokkan mobilnya dan menancapkan gas ke arah Pria itu. "Dengan mas Bayu?."Setelah sampai, Alex membuka kaca mobilnya dan menanyakannya pada pemuda di depannya dengan nada bertanya.
__________
Pemuda itu sontak mengalih pandangannya dari Handphone dan melihat Alex. "Bener, apakah anda Mas Alex?."
"Ohh, bener, itu saya. Silahkan naik mas bayu." Alex menjawab dengan tersenyum dan mempersilahkan pemuda atau di panggil dengan Bayu.
Pemuda itu hanya menganguk sebagai jawaban dan membuka pintu mobil langsung menaikkinya. Pemuda itu melanjutkan memain Handphonenya setelah menaiki Mobil Alex.
Alex hanya menghelekan nafas, Alex sangat tidak suka dengan Penumpang yang selalu memainkan Handphonenya. Jika Penumpang selalu memainkan Handphonenya pasti di dalam Mobil akan sangat membosankan.
Alex menancapkan gasnya dengan santai dan tenang, Alex terus menjalankan Mobilnya tapi saat ada lobang di jalan, Alex melewatkan lobang itu seperti tidak mengetahuinya.
Pemuda yang duduk di belakang hanya kesel saja dengan cara Alex membawa mobil. Alex membawa mobil tidak kencang, tapi nyaman. Yang membuat Penumpang tidak nyaman adalah Alex tidak mengetahui dimana ada lobang dan jalan yang bagus.
Alex tentu menyadarinya, tapi mau bagaimana lagi, Alex sudah mencoba berlatih sebisa mungkin dan hasilnya tidak perna berubah. Alex berharap, apa yang di bilang oleh Sistem yang baru di temukan adalah kebenaran.
Setelah mengendarai Mobilnya dengan santai, Alex sampai di sebuah Komplek perumahan seperti sebuah Komplek yang sangatlah mewah. Alex sangat mengingin rumah seperti itu, dan semoga saja dengan Sistem dia bisa membeli salah satu Rumah yang bagus dan mewah.
"Telah sampai Mas." Alex mengalih pandangannya ke belakang untuk melihat Penumpangnya.
Pemuda di belakang Alex hanya menatapnya dengan kesel, dia membuka Pintu Mobil dan langsung keluar dari Mobil Alex.
"Jangan lupa Bintang 5nya Mas." Alex membuka kaca Mobil dan menatap Pemuda tersebut dengan tatapan berharap.
Pemuda itu hanya kesel dan membuka Ponselnya dan mengotak ngatik Ponselnya. Setelah melakukan hal tersebut, Pemuda itu langsung pergi dan menghilang dari pandangan Alex.
Alex merasakan Ponselnya begetar, tentu Alex mengetahui apa isi dari Ponselnya. Alex berharap untuk di beri Bintang 5 dan apa yang di beri Pemuda tersebut membuat Alex hanya bisa menghelakan nafas saja, Pemuda itu memberi Bintang 2 pada Alex.
[Ting!....
Alex mendengar suara Sistem dari otaknya, wajah Alex yang tadinya cemberut langsung bersemangat kembali.
[.....Anda mendapatkan Bintang 2. Selamat..! anda mendapatkan Uang Tunai sebanyak 2 Juta Rupiah.]
Seketika otak Alex seperti meledak saat mendengar perkataan Sistem. Alex sangat senang dan menggoyangkan mobil seperti seorang anak kecil yang baru mendapatkan mainnan yang di impikannya.
Rasa senang Alex di ganti dengan rasa penasaran. "Hey Sistem! Jika aku mendapatkan Uang Tunai sebanyak 2 Juta, maka di taruh kemana Uangnya?" tanya Alex pada Sistem.
[Ting!....Uang anda sudah di Transfer di Rekening anda. Jika anda tidak percaya, anda bisa melihatnya sendiri.]
Karena rasa penasarannya, Alex mengeluarkan Handphonenya kembali, dan langsung membuka Aplikasi Bank setelah membuka Handphonenya.
Bener saja, di Handphonenya terdapat pemberitahuan dari Pihak bank yang membuat Alex sangatlah terkejut.
"Tanggal 20 Bulan 07 Tahun 2027, Kami dari pihak Bank BRI memberitahukan bahwa pemilik Akun dengan Nomor 68253627 Telah melakukan Transaksi pada Pukul 16:21 dengan Jumlah Saldo: 2.000.000 dan Saldo yang tersisa adalah 2.257.000."
Alex tidak bisa tidak tersenyum, Alex sangat berterima kasih dengan Sistem, mungkin tanpanya dirinya akan menjadi seperti ini terus dan tidak akan perna berubah.
"Terima kasih, Sistem." Alex berterima kasih dari dalam hatinya yang terdalam pada Sistem.
[Ting!....Sudah tugas saya membantu anda dalam kesusahan]
Alex hanya tersenyum saat mendengar jawaban dari Sistem. Saat Alex melihat jam, Alex langsung membelokkan mobilnya dan berjalan pulang ke arah rumahnya.
Alex Ngontrak di suatu Kontrakan yang terbilang sangat sederhana dan kecil, yang sebulannya hanya 150 Ribu belum termaksud Air dan Listrik.
Maka dari itu, saat Alex mendapatkan uang dari Sistem, Alex sangat bahagia. Mungkin tanpa Sistem, Alex tidak akan bisa membayar Kontrakannya, walaupun Alex masih memiliki 257.000 Ribu uang segitu tidak akan bisa menghidupkannya selama Sebulan.
Menjual Mobil? Tentu Alex perna berpikir seperti itu, tapi Alex sangat menghargai perjuangan Orang Tuanya yang sudah menjual Rumah hanya untuk membeli Mobil untuk dirinya. Alex tidak akan pernah menjual Mobilnya apapun situasi yang Alex hadapin.
Setelah berjalan selama beberapa puluhan Kilo Meter. Alex telah sampai disebuah Kontrakan yang terlihat sangat kecil dan banyak rumah yang berjejeran. Alex langsung memakirkan Mobilnya di samping Kontrakan.
Alex membuka pintu Mobil dan keluar. Di Kontrakan sangatlah sepi tidak ada orang, kebanyakan yang mengontrak adalah seorang seorang Pelajar atau seorang Mahasiswa.
Setelah memakirkan mobilnya, Alex langsung berjalan ke arah tangga yang di sediakan. Kontrakannya memiliki sebuah tangga batu yang sederhana, tapi masih bisa di pakai.
Rumah Alex berada di lantai 2 Kontrakan, di setiap Lantai memiliki 5 Kamar, dan kamar Alex berada di tengah tengah kamar.
Setelah menaiki tangga, Alex telah sampai di depan kamarnya, pintu kamar Alex terbuat dari sebuah kayu, walaupun terbuat dari Kayu tidak ada yang rapuk di bagian pintunya, pintu tersebut masih terlihat bagus dan cantik.
Alex mengeluarkan kunci kamar dan memasuki kamarnya. Alex melihat bahwa rumahnya banyak sekali sampah berserakan, Alex tersenyum kencut saat melihat kamarnya sendiri.
Alex sangatlah malas untuk membersihkan sesuatu, maka dari itu Alex sangat jarang membereskan lantai kamarnya. Di sepanjang jalan kamar, lantai sangat berdebu dan jaring laba laba ada di sudut tembok.
Di lantai juga banyak sekali sampah sampah bekas makanannya atau lebih tepatnya makanan Mie Instan. Di seluruh lantai pasti akan menemukan sampah Mie Instan.
Alex langsung berjalan ke arah kamar mandi tidak memperdulikan sampah sampah yang berserakan. Kamar mandi sangatlah kecil, hanya bisa muat untuk 1 Orang saja, dan untuk menampung air menggunakan sebuah ember yang besar.
Alex langsung membersihkan dirinya dari keringat keringat yang menempel di seluruh tubuhnya, siang hari tadi hari sangatlah panas, walaupun di Mobil terdapat AC Mobil, tapi Panas seperti menembus ke dalam Mobil.
Setelah beberapa menit mengguyurkan seluruh tubuhnya menggunakan Air, Alex telah selesai mandi. Alex keluar dari kamar mandi dengan keadaan bagian bawah yang di tutupkan sebuah handuk yang kecil.
Alex langsung ke dalam kamarnya untuk memakai bajunya. Beberapa detik memakai Pakaian, Alex keluar dari kamar dengan wajah yang bersih, tapi karna wajahnya yang tidak tampan, membuat Alex tidak berbeda seperti mau mandi atau tidak, wajahnya tetap biasa biasa saja.
_________
Bersambung
Alex langsung ke dalam kamarnya untuk memakai bajunya. Beberapa detik memakai Pakaian, Alex keluar dari kamar dengan wajah yang bersih, tapi karna wajahnya yang tidak tampan, membuat Alex tidak berbeda seperti mau mandi atau tidak, wajahnya tetap biasa biasa saja.
__________
Alex berjalan ke kaca dan Alex hanya menghelakan nafas dengan wajahnya yang biasa biasa saja. "Andai saja aku menjadi lebih tampan dan keren pasti"
PAKK!!
Sebelum menyelesaikan perkataan, Alex menampar dirinya sendiri dengan kuat.
"Bodohnya aku...Harusnya aku bersyukur memiliki wajah yang seperti ini, ada banyak orang yang lebih buruk dariku di luar sana. Bersyukurlah Alex." Alex melihat ada bekas tamparan di pipinya.
Setelah menyisirkan rambutnya yang tidak panjang, Alex berjalan ke arah dapur untuk memakan sesuatu, karena Alex sudah sangatlah lapar.
Saat Alex melihat isi dari lemari makanannya, Alex hanya menghelakan nafas, karena yang ada hanya sebuah bungkus Mie Instan.
Karna mau tak mau Alex harus memakannya untuk mengganjalkan perutnya yang lapar. Alex tentu menyadari, jika memakan Mie Instan terus menerus, itu akan berikabat sangat fatal , perut bisa menjadi usus buntu, sakit perut dan badan yang kurang sehat.
Setelah merebus Mie Instannya, Alex tidak menggoreng kembali dan langsung menaruh bumbunya. Jika menggoreng kembali, Gas akan cepat habis, Alex harus menghemat semua hal yang dia punya.
Setelah menaruh bumbu, Alex membawa piringnya dan berjalan ke sebuah tempat duduk yang terlihat buruk.
Alex tidak memperdulikannya dan langsung memakan Mie Instannya dengan sangat lahap. Alex tentu memakan Mie Instan tersebut menggunakan Nasi, tanpa Nasi perut akan terus lapar.
Setelah beberapa menit memakan dengan sangat lahap, Alex telah menghabiskan semua Mie Instan nya tanpa tersisa sedikitpun, tidak lupa juga Alex minum.
Alex tidak tahu apa yang harus di lakukan, Alex sangatlah bosan jika selalu di rumah dan ingin keluar untuk mencari udara segar.
Setelah memutuskan, Alex keluar dari rumah dan langsung membukanya.
Tapi, Alex terkejut saat dirinya membuka pintu, karena ada seorang wanita cantik dan dewasa yang ada di depan pintu kamarnya, seperti wanita tersebut ingin mengetuk kamar Alex.
"Hah....!" Alex tersentak kaget dan langsung mundur seperti melihat sosok Hantu.
"Hey! Kenapa kau seperti terkejut saat melihatku? Kau seperti melihat sosok hantu, apakah aku begitu mengerikan di matamu?." Wanita cantik dan dewasa itu menatap Alex dengan sangat wajah yang kesel.
"Ha ha ha" Alex hanya tertawa dan menggarukkan kepalanya yang tidak gatal.
"Apa yang anda lakukan di sore hari begini? Nyonya Anisa?." Setelah tenang, Alex bertanya pada wanita cantik dan dewasa atau di panggil dengan nama Anisa.
Anisa adalah pemilik tempat ini atau Anisa mewarisi Kontrakan ini dari Ayah dan Ibunya. Anisa adalah seorang wanita yang sangat cantik walau umurnya tidak lagi muda.
Umur Anisa adalah 35 Tahun tapi jika di lihat dengan jelas, Anisa seperti seorang wanita berumur 29 Tahun. Anisa memiliki bentuk tubuh yang sangat sempurna, dengan barang yang besar dan indah.
Anisa belum menikah atau bisa di panggil dia adalah seorang Perawan tua, banyak sekali orang yang ingin menikah dengan Anisa, tapi semua di tolak mentah mentah olehnya.
Bahkan ada seorang Laki laki dengan perawakan tampan dan kaya membawa mobil mewah, Anisa menolaknya dengan sangat kejam. Anisa tahu, bahwa orang orang yang ingin menikahinya hanya menginginkan tubuh dan hartanya saja, maka dari itu Anisa sangat membenci laki laki.
"Apakah aku tidak boleh datang ke tempatku sendiri?." Anisa menjawab dengan menatap aneh Alex.
Dimata Anisa, Alex adalah seorang Pria muda yang perkerja keras. Umur 19 Tahun kebayangkan umur segitu akan menikmati masa mudanya, tapi Alex malah berkerja dengan keras.
Anisa menyukai Alex, tapi bukan sebagai laki laki, Anisa hanya mengangap Alex sebagai adiknya saja.
"Apakah Nyonya ingin meminta tagihan Kontrakan? Kalau itu aku tidak memiliki uang cash, aku harus mengambil di Bank dulu." Alex menduga bahwa Anisa ke tempatnya untuk menagih Kontrakan, karena sangat jarang Anisa ke tempatnya kecuali untuk menagih Kontrakan.
"Bukan itu....." Anisa hanya menggelengkan kepalanya, bukan itu niatnya datang ke tempat Alex, Anisa bisa membiarkan Alex untuk tinggal di Kontrakannya semau Alex.
"Jadi apa?" Alex merasa aneh dengan perkataan Anisa.
"......Aku hanya bilang, apa kau kosong besok?." Anisa bertanya pada Alex dengan ekspresi malu malu.
"Besok? Hemmm....." Alex memegang dagunya seperti orang berpikir. Alex melakukan hal seperti itu supaya di anggap keren saja, padahal dirinya tidak memiiki waktu yang penting esok hari, kecuali di harus mengantar Penumpang lagi.
"......Tidak ada, memang apa yang ingin anda lakukan?." Alex juga seorang Pria, jadi dirinya pasti tertarik dengan seorang Wanita, apalagi seperti Anisa dengan wajah yang cantik dan tubuh dewasanya membuat Anisa semakin menggoda.
Anisa yang di tatap oleh Alex menjadi sangat kesel dan malu. Tapi, Anisa tidak memarahinya dan membiarkannya saja, Anisa pikir mungkin Alex lagi masa pertumbuhan.
".......Apakah kau ingin mengantarku ke sebuah Mall? Aku ingin membeli sesuatu di sana." Jawab Anisa.
"Heh..." Alex merasa seperti pembicaraan ini akan panjang.
"Maafkan aku Nyonya Anisa, silahkan masuk ke dalam." Alex lupa, bahwa mereka sedang berbicara di luar dan langsung membiarkan Anisa masuk. Kontrakan lagi sepi, jadi tidak ada yang mendengar percakapan antara Alex dan Anisa.
Anisa juga lupa bahwa dia sedang berbicara di luar, Anisa langsung masuk ke dalam dan apa yang di lihat membuatnya sangat terkejut. Saat Anisa memasuki rumahnya, Anisa sangatlah terkejut karena dalam Rumah Alex seperti Kapal pecah.
Anisa mengalih pandangannya ke arah Alex dengan wajah bertanya dan kesel saja. Alex yang di tatap menjadi malu dan hanya bisa menggaruk pipinya saja.
"Hah.....Baru beberapa minggu aku membereskan kamarmu dan kamarmu menjadi Kapal pecah lagi." Anisa hanya mengehelakan nafas saja. Anisa selalu membereskan kamar Alex jika Anisa memiliki waktu luang, Anisa pun tidak tau kenapa dirinya mau membereskan kamar Alex.
"Hehehe, maafkan aku." Alex hanya bisa tertawa saja.
Anisa tidak memperdulikannya dan melewati semua sampah yang berserakan menuju tempat duduk yang buruk.
"Jadi apa jawabanmu? Apakah kau ingin mengantarku?." Setelah duduk, Anisa melihat ke arah Alex yang masih berdiri.
"Yahh, aku tidak masalah, lagian aku tidak memiliki hal yang penting yang harus aku lakukan." Alex membalikkan badannya dan menutup pintu kamar.
Wajah Anisa langsung memerah saat Alex menutup pintunya. 'K-Kenapa Alex menutup pintunya? B-Berduaan dengan seorang laki laki, tidak, kita tidak boleh melakukan itu Alex, tidak.' Anisa sangat memerah memikirkan hal hal yang seperti itu.
Alex membalikkan badannya dan melihat Anisa dengan wajah yang memerah menatapnya. Alex menyadari apa yang di pikirkan Anisa, Alex menyeringai dan tersenyum saja.
________
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!