_Jangan mendahulukan su'udzon tapi dahulukan husnudzon.
" Assalamu'alaikum."
Ucap Renata saat masuk ke dalam rumahnya,rumahnya itu terlihat sangat sepi,namun di saat dia melangkahkan kakinya tiba tiba saja muncul kakaknya yang berada di dekat pintu dapur.
" Bagus ya,masuk rumah gak ucap salam."
Renata hanya terus berjalan tanpa menghiraukan kakaknya itu,tidak lama dari situ kakaknya sedikit berlari dan berhenti di hadapan Renata.
" Kamu denger gak si apa yang aku,katakan."
Renata hanya menatap kakaknya yang berada di hadapannya saat itu,tidak lama dari situ datanglah ibu mereka.
" Ada apa ini,ribut ribut?."
" Ini bu,anak ini ni datang datang langsung aja masuk ke rumah tanpa ucap salam."
Ibunya pun mendekati kedua putrinya itu.
" Apa benar,Renata?."
" Enggak bu,Renata tadi udah ucap salam.Cuman kakak aja mungkin yang gak denger."
" Mana ada,udah deh ngaku aja jangan bohong."
" Udah udah,perihal gitu aja malah di perpanjang.Udah,terserah dia aja mau ucap salam mau enggak juga yang penting kita udah ingetin dia."
Ucap ibu yang mampu menghentikan ocehan Indri.
" Udah pake baju levis,masuk ke rumah gak ucap salam,makin aja kelihatan berandalan."
Assalamu'alaikum.
Kenalin nama aku Renata Quratul A'yuni,umur aku baru 18 tahun,aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara,orang tua ku adalah sepasang ustadz dan ustadzah.
Aku anak yang paling berbeda diantara yang lainnya,penampilanku yang selalu menampilkan ala ala berandalan,membuat kakak ku semakin benci kepadaku.
Aku berpenampilan seperti ini karena salah kakak ku,dari kecil aku selalu di bedakan dengan dirinya,orang tua ku sangat pilih kasih terhadapnya,karena terlanjur sakit hati aku pun menjadi seperti ini.Tapi ade aku sangat perhatian kepadaku berbeda dengan kakak yang selalu sinis kepadaku,dan dari masih kecil aku tidak pernah mengungkapkan rasa sakit hati yang sering aku rasakan,karena aku berpikir,bahwa mungkin memendam adalah cara satu satunya yang terbaik.
Tapi mungkin juga,di suatu hari aku akan mengungkapkan rasa lelah ini kepada mereka ataupun salah satunya.Sekarang yang harus aku lakukan adalah diam disaat ada orang yang marah marah,karena sesungguhnya marah itu berasal dari setan,dan setan terbuat dari api sedangkan api harus di padamkan dengan air.
Aku juga ingin menunjukkan kepada mereka bahwa aku kuat,aku bisa menjalankan semua ini.Aku ingin bisa membuat mereka terkagum kepadaku,dan juga tahu apa arti dari kesabaran.
Aku terlalu sering merasakan sakit hati,untung saja aku tidak sampai mengidap penyakit jantung.
Di saat setelah selesai shalat,aku selalu berdo'a kepada allah,semoga saja ayah dan ibuku serta kakak ku bisa menyayangiku seperti keluarga biasanya.Kadang aku juga suka mikir,kenapa aku begitu di benci oleh kakak ku dan bahkan orang tua ku lebih lebih menyayangi kakak dan adik ku,mungkin sudah fitrah anak ke dua untuk merasakan semua ini.
Oh iya,kalian jangan pernah menyesali kelahiran kalian.Mau sesusah apapun hidup kalian,mau seberat apapun ujian kalian,tetaplah bersyukur dengan kehidupan yang sedang kalian jalani,orang yang di luar sana mungkin ujian hidupnya itu lebih banyak dari kamu atau lebih susah dari kamu,tapi mereka tetap bersyukur dengan kehidupannya,masa kita nggak bisa.
Semangat!!!.
Wassalamu'alaikum.
Tok tok tok.
Disaat Renata sedang duduk di tepi ranjang,tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu.Dia pun langsung beranjak dan membuka pintu kamarnya.
" Kakak!."
Begitu pintu terbuka,seseorang yang ada di balik pintu langsung memeluk Renata dengan sangat erat.Dia adalah adiknya Renata yang bernama Salsa.
" Kakak,kemana aja.Kenapa baru pulang?."
Lalu Renata membawa adiknya itu masuk ke dalam kamarnya dan membiarkan pintunya terbuka.
" De,kamu kangen kakak ya!."
" Iya kakak,Salsa rindu banget sama kakak."
Ucap Salsa yang masih memeluk tubuh Renata.
Renata hanya mengelus kepala Salsa yang berbalut hijab.
" Udah lepasin dong,kakak pengap jika terus kayak gini."
" Oh,iya kak maaf.Kak,kakak belum jawab pertanyaan aku lho kak."
Sambil tersenyum Renata menjawab pertanyaan Salsa.
" Kakak,gak kemana mana kok.Kakak ada,cuman adanya di luar sana."
" Kenapa,kakak sering jarang pulang ke rumah?."
" Kata siapa,jarang?."
" Kata akulah,barusan."
" Mungkin,kakak terlalu asik di luar de,Sehingga kakak lupa akan tempatnya pulang,hehe."
'Aku ngerti kok kak,kenapa kakak gak betah di rumah.Pasti karena kakak Indri yang selalu marah marah dan nyakitin kakak,padahal kakak itu baik banget,melebihi kakak Indri.Tapi kakak sangat kuat,kakak paling sabar untuk segala sesuatu yang kakak terima dari mereka,aku salut sama kakak,aku juga ingin kuat seperti kakak.'
Salsa membatin sambil memperhatikan kakaknya yang berada di dekatnya,lalu setelah itu dia kembali memeluk tubuh Renata dengan mata berkaca kaca.
" Ihh,udah deh jangan peluk peluk!."
Renata sedikit meninggikan nada perkataannya,dan itu membuat Salsa terkejut dan melepaskan pelukannya.Lalu Salsa menatap kakaknya dengan mata berkaca kaca itu.
" Kamu nangis?,kenapa nangis?.Enggak,kakak cuman bercanda sayang udah jangan nangis,bercanda bercanda."
Renata pun memeluk tubuh Salsa dengan tertawa kecilnya.
' Dalam situasi seperti ini,kakak masih bisa tertawa.Ternyata benar kakak itu kuat,kakak hebat.Aku sangat menyayangimu kak. '
Salsa pun mempererat pelukannya kepada kakaknya.
" Oh,iya de.Kakak punya makanan buat kamu,kamu mau kan?."
" Wah,boleh kak."
Renata beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil kantong kresek berisi makanan itu,dia memberikan kantong kresek itu kepada Salsa,namun disaat Salsa akan mengambilnya,ternyata Indri mendahuluinya.
" Jangan Salsa,ini makanan hasil dari uang haram."
" Maksud kakak apa?."
" Asal kamu tahu,lihat penampilan Renata,dia sudah seperti berandalan yang ada di jalanan dan mungkin pekerjaan dia juga haram."
" Astaghfirullah kak,kakak jangan dulu su'udzon sama aku kak."
Renata yang tidak menerima perkataan kakaknya pun membuka mulut.
" Su'udzon apa,emang iya kan.Kerjaan kamu pastinya jualan minuman ker*s kan,kalo nggak kamu kerja apa coba."
" Udah deh kak,kakak jangan su'udzon sama aku.Sekarang buat apa,kakak ceramah,berdakwah di hadapan semua orang di hadapan semua masyarakat,buat apa.Jika kebenarannya juga kakak bertolak belakang dengan apa yang kakak katakan di hadapan orang orang.Ternyata benar ya,orang yang baik belum tentu baik,di sela kebaikan mereka juga pasti ada jahatnya,dan satu hal yang harus kakak ingat.Jangan memandang seseorang dari penampilannya kak."
Setelah mengatakan itu,Renata pun pergi dari hadapan kakaknya dan meninggalkan kakak serta adiknya di dalam kamar.
.
.
.
.
.
***Bersambung.
yuk bantu like dan votenya,semoga kalian suka***.
_Berdiam sendiri sudah menjadi hobi ku disaat hati tersakiti.
" Kak,Rena tunggu!."
Salsa berniat menyusul Renata yang pergi,namun Indri memegang tangannya.
" Sudah,biarkan saja dia pergi,jangan pedulikan dia."
" Euuhhhh."
Salsa menepis tangan Indri yang memegang tangannya.Kemudian dia berlari dan menyusul Renata yang sudah pergi dan sampai di halaman rumah.
" Kakak!!!."
Renata berbalik disaat mendengar teriakan Salsa.
" Kak,kakak jangan pergi lagi.Aku mohon."
Renata menempelkan kedua telapak tangannya di kedua pipi Salsa.
" Salsa,denger ya sayang.Kakak gak akan pergi,nanti kalo kakak kangen kamu kakak pasti balik lagi kok.Jangan sedih ya,lagian kakak cuman pergi sebentar kok,oke jangan sedih.Kalau begitu kakak pergi dulu ya,assalamu'alaikum."
" Kak."
Salsa hanya melihat kakaknya yang pergi dari sana,namun disaat Renata sudah di dekat gerbang rumah,ayahnya pun memanggilnya.
" Renata!,kamu mau kemana?."
Renata kembali berbalik dan melihat ayahnya.
" Ayah."
Renata sangat ingin mendekati ayahnya,tapi dia mengurungkan niatnya karena disana ada kakaknya.Dia takut kakaknya berbicara yang tidak tidak kepada ayahnya sehingga nanti Renata bisa di marahi oleh ayahnya.
' Maafkan aku ayah,bukannya aku tidak ingin memeluk dan menemuimu tapi disana ada kakak,aku takut aku sakit hati lagi,besok aku akan pulang dan semoga saja ayah ada di rumah ya.'
Renata kembali membalikkan tubuhnya dan berlalu pergi.
" Kenapa anak itu?,di panggil malah pergi begitu aja."
" Ya gitulah yah,namanya juga anak berandalan mana mungkin ada kesopanan sama orang tua."
Salsa yang mendengarnya pun tidak rela kakaknya di ejek ejek seperti itu,dia pun mendekati Indri dan berbicara di hadapannya.
" Ini semua gara gara kakak,iya kak Renata pergi itu karena salah kakak."
" Aku katamu,tidak Salsa.Ini sudah menjadi pilihannya,dia terlalu baperan,lihat saja baru di katain kayak tadi aja dia udah pergi."
Ayahnya hanya melihat perkelahian antara Salsa dan Indri.
" Dia baperan karena terlalu sering kakak sakiti,kak Renata selama ini merasakan hidup yang penuh penderitaan,dan semua itu kakaklah penyebabnya."
" Sudah cukup!!,dengar Salsa kamu harus tahu lihat kelakuan Renata,dia telah membuat kalian bertengkar bukan.Coba pikir,setiap dia berperilaku seperti itu pasti kalian bertengkar,jadi semua ini salah Renata.Paham!."
Ayahnya sangat pusing mendengar kata kata yang keluar dari kedua mulut anaknya,dan dia berhasil menghentikannya dengan perkataannya itu.
" Salsa,maafkan kakak.Ayo masuk,udah mau sore."
Indri merangkul bahu adiknya itu dan membawanya kedalam rumah.
***
Malam pun telah tiba,kini Renata sedang menuju tempat yang ia sukai,ketika dia sedang merasa hancur.
Renata pergi ke tebing yang tidak terlalu tinggi,seperti biasa dia selalu merebahkan tububnya di atas rerumputan hijau,dan Renata juga mempunyai seekor kucing yang selalu menemaninya di tebing itu,dia lebih asyik mengobrol dengan seekor kucing tersebut dan Renata menamai kucing itu dengan nama Muy muy.
" Mui,kamu datang lagi rupanya.Sini sayang."
Renata meletakkan kucingnya itu di atas perutnya.
" Kamu makin gendut aja ya,berat banget.Oh iya ni aku bawa makanan buat kamu."
Renata bangkit dari rebahannya itu,dan memberikan makanan yang sudah dia bawa kesana khusu untuk mui mui.
'Aku sayang banget sama kamu mui mui,aku gak mau kehidupan kamu sama seperti aku.Sehat terus ya mui.'
Renata hanya memperhatikan mui mui yang sedang makan,dia sangat senang melihat kucing kesayangannya datang disaat dirinya butuh hiburan dan teman bercerita.
" Mui mui,hari ini aku sedih banget.Karena kakak bilang kalau aku buka usaha haram,hati aku sakit banget mui.Makanya aku datang kesini,karena menurut aku tempat ini bisa membuat aku melupakan segalanya dan juga karena kamu yang selalu ada buat aku.Makasih ya mui mui."
Mui mui yang berada tepat di sampingnya pun mendekati Renata dan duduk di pangkuannya.
" Dasar kucing manja."
Renata kembali merebahkan tubuhnya dan meletakkan Muy muy di atas perutnya.Renata menatap langit yang amat di penuhi bintang pada malam itu.
' Ya allah,kapan engkau akan mengirimkan orang baik untuk ku.Aku butuh seseorang untuk menjadikannya teman bercerita dan juga sahabat,dan aku berdo'a semoga usaha yang aku buka lancar dan aku bisa menjadi orang yang sukses.'
" Muy,kamu bobo ya?."
" Meoww."
" Ehh,ternyata enggak."
" Muy,jangan tinggalin aku ya muy.Teman aku itu cuman kamu muy,lagian gak ada orang yang mau temenan sama kamu kecuali aku hehe."
Muy muy adalah kucing betina berwarna putih yang selalu menemani Renata disaat dia datang kesana,dia juga adalah kucing yang sangat patuh kepada Renata.
Awalnya Renata datang ke tempat itu,saat itu Renata benar benar sedang terpuruk,dia hanya menyembunyikan wajahnya diantara lutut yang dia rangkul sambil menangis.
Dan dari kejauhan,kucing itu hanya memperhatikan Renata yang sedang duduk disana,kucing itu memberanikan diri untuk mendekati Renata.
" Astaghfirullah,ya allah ternyata cuman kucing."
Renata terkejut karena kucing itu menempelkan bulunya ke kaki Renata.
" Kenapa ada kucing disini ya?,apa ada orang disini?."
Sebelum mengambil kucing itu,Renata menghapus air mata yang membasahi pipinya.
" Meng,kamu ngapain disini.Apa kamu tersesat?,biar aku cari orang yabg milikin kamu ya."
Disaat Renata berdiri,kucing itu tidak berhenti mengeluarkan suaranya dia terus saja mengeong ngeong.
" Kamu kenapa?,apa kamu gak mau ya?."
Setelah berkata seperti itu,kucing itupun berhenti mengeong.
" Oohh,jadi kamu gak mau ya.Gitu dong kalau gak mau itu bilang ya."
Renata kembali duduk dan meletakkan kucing itu di pangkuannya.
" Aku mau namain kamu boleh ya?."
" Meoww."
" Aku namain kamu Muy muy aja,ya."
Setelah memberikan mana kepada kucing tersebut,hubungan antara Renata dan kucing itu semakin dekat.Renata terlihat berlari lari disaat kucingnya mengejar ngejar dia,gelak tawa selalu terdengar dari dirinya karena melihat kelakuan sang kucing.
Jika seperti ini,maka rasa sakit yang Renata alami akan terobati,dan juga karena Renata itu gampang sayang kepada semua yang ada di dekatnya jadi yang ada di dekatnya pun mudah nyaman bersamanya.
Inspirasi dia untuk semua orang atau semua yang ada di dekatnya adalah " Aku tidak ingin menjadikan kehidupan mereka seperti kehidupan diriku,yang di penuhi penderitaan,dan aku tidak ingin menyakiti mereka yang sudah dekat denganku."
Itulah inspirasi Renata untuk semua orang,dia hanya ingin menjadikan orang orang seperti apa yang di katakannya.
" Aku akan selalu baik kepada orang yang beberapa kali menyakitiku,karena aku ingin mereka tahu apa arti dari kesabaran."
.
.
.
.
.
***Bersambung.
jangan lupaa ya,like votenya atau like sevote nya haha***
_Setiap orang memiliki keberuntungannya masing masing,jika kamu tidak memilikinya maka itu dinamakan belum bukan tidak.
" Muy muy,aku pulang dulu ya.Kamu jangan nakal disini,jaga diri baik baik dan juga cari makanan yang sehat oke,daaah assalamu'alaikum."
" Meowww."
Pagi ini Renata akan kembali pulang ke rumahnya,meski ia tidak rela meninggalkan muy muy sedirian diasana tapi dia yakin kalau Muy muy bisa menjaga dirinya dengan baik seperti biasanya.
Di jalan yang menuju pulang,disana begitu sangat ramai di karenakan hari ini adalah hari senin,yang mana para pekerja mulai masuk dengan pekerjaannya lagi.
Meskipun jalan ramai,Renata tetap menikmati perjalanannnya itu,ya meskipun juga dia berjalan tanpa seseorang yang menemani.Renata belum menemukan orang yang tepat untuk di jadikannya teman,dia lebih nyaman berteman dengan dirinya sendiri.
Renata sangat sopan kesetiap orang yang berada di trotoar yang sedang dia lewati,dia selalu tersenyum kesiapapun orangnya,mau dia kenal atau tidak kenal dia tetap tersenyum,seakan akan hidupnya itu tidak di penuhi oleh masalah.
" Assalamu'alaikum,bu."
Sebelum sampai di rumah,Renata selalu mampir ke warungnya ibu Maryam.Ia selalu sarapan di warungnya itu,dan bahkan Bu Maryam sudah sangat akrab dengan Renata.
" Wa'alaikumsalam,ehh Rena.Kamu udah datang aja,mau makan apa nak?."
" Seperti biasa aja,bu."
" Oke,bentar ya.Ibu bikinin dulu."
Bu Maryam,beliau adalah pemilik warung nasi yang berada tepat di persimpangan jalan.Orangnya ramah,beliau selalu baik kepada setiap pelanggannya,sehingga setiap harinya warung Bu Maryam selalu ramai oleh pembeli di tambah rasa masakannya yang begitu enak,bisa membuat lidah setiap orang bergoyang.
" Ini,pesanan kamu."
" Wah,,,makasi bu."
Seperti biasa,sebelum makan Renata selalu mengucapkan basmallah.
Dia begitu menikmati masakan Bu Maryam.
" Bu,masakan ibu makin enak aja."
" Ahh,biasanya juga gitu kan.Oh iya Ren,kamu habis dari mana,kamu semalam gak tidur di rumah ya?."
Pertanyaan dari Bu Maryam membuat Renata berhenti memakan makanannya.
" Kenapa ibu tanya itu."
" Ya,kan soalnya kalau kamu diem di rumah gak akan kesini kan."
" Iya bu,tadi malem Renata tidur di rumah temen.Ibu juga tahu kan,,hehe."
Ibu Maryam hanya menggelengkan kepala,saat mendengar jawaban dari Renata.
" Iya,karena ibu tahu kamu itu gak betahan di rumah."
" Tepat sekali,ibu."
Setelah selesai makan,Renata mencuci piring yang telah dia gunakan dan meletakkannya di lemari piring yang ada di warung itu,meskipun Ibu Maryam telah melarangnya untuk tidak mencuci piring namun Renata tidak mendengarnya dia tetap ingin melakukan apa yang dia mau.
" Bu,ini uangnya.Rena pamit pulang ya,assalamu'alaikum ibu."
" Wa'alaikumsalam."
Langkah demi langkah telah Renata lewati dan saat ini dia sudah berada di depan gerbang rumahnya,Renata berusaha membuka gerbang namun gerbang rumahnya itu masih terkunci,untung saja Renata mempunyai kunci gerbang yang sengaja ia ambil dari gudang.
Disaat sudah terbuka Renata pun masuk melewati gerbang rumahnya.
" Assalamu'alaikum."
Ucap Renata saat memasuki rumah.
" Wa'alaikumsalam."
Jawab kakaknya yang berada di kursi ruangan depan,Renata terus berjalan sambil melihat ke arah kakaknya yang diam saja.
' Tumben diem,biasanya kalo aku masuk mulutnya itu gak berhenti ngeyel.Tapi gak papalah,mungkin hari ini adalah hari keberuntunganku di rumah.'
" Kakak!."
" Ade,belum berangkat sekolah?.Udah siang lho."
Salsa mengecup tangan Renata.
" Aku sengaja nungguin kakak,karena aku sekolahnya mau di anterin sama kakak pake motor."
" Emang udah dapat izin dari ayah?."
" Itu dia,aku mau kakak juga yang izin sama ayah."
Renata mengangkat alisnya dan membuang nafas berat,tapi demi adik yang sangat dia sayangi dia akan melakukan apapun demi adiknya itu.
" Oke,sekarang ayah dimana?.Kakak akan meminta izin kepadanya."
" Ayah ada di dapur,bersama ibu."
Renata berjalan menuju dapur untuk menemui ayah dan juga ibunya.
" Renata,kapan kamu datang?."
Tanya ayahnya saat melihat kedatangan Renata.
" Barusan yah,ayah apa kabar?."
Renata mengecup tangan ayahnya itu.
" Alhamdulillah baik,kamu udah sarapan?."
" Udah yah,oh,, iya yah, aku mau minta izin buat anterin Salsa ke sekolah."
" Yaudah,kalau mau anterin dia anterin dia.Kunci motornya ada disana."
Renata beranjak mengambil kunci yang ada di dekat kompor,sebelum pergi dia mengecup tangan ibu dan ayahnya itu.
" Kalau begitu,Renata pergi dulu bu,yah."
Renata pergi keluar rumah,saat dia melewati kakaknya,kakaknya itu tetap diam dan hanya melihat dirinya sekilas.
" Ayo,kita berangkat."
Renata memainkan kunci motor di jari telunjuknya,sambil berjalan menuju Salsa.
" Kakak di izinin buat anterin aku?."
" Iya,dong.Ayo naik."
Salsa begitu senang,karena hari ini dia bisa di antar oleh kakaknya yang sangat ia sayangi.
'Akhirnya,aku bisa jalan lagi sama kakak.Semoga aja kakak bisa terus bersamaku.'
" Teman teman kamu di kelas,pada baik kan sama kamu?."
" Baik banget kak,tapi terkadang ada juga yang sinis sama aku."
" Oh iya de,kakak mau tanya.Kenapa kakak Indri hari ini diem aja ya?,biasanyakan marahin kakak gitu kalau rumah."
" Aku juga gak tahu kak,dari semalem kakak Indri diem aja.Mungkin dia lagi punya masalah kali kak,tapi aku seneng karena kakak gak di marahin lagi sama kak Indri."
" Tapi baru kali ini lho de,kak Indri kayak gitu.Kamu kan tahu dia gimana."
" Aku gak tahu kak,semalem itu saat kak Indri pulang dari pengajian mukanya udah gitu.Udah itu kak Indri ngobril sama ayah dan juga ibu."
Karena penasaran,Renata pun menanyakan apa yang Indri obrilkan kepada orang tuanya.
" Aku kurang tahu kak,karena saat itu aku habis dari dapur ngambil minum terus balik lagi ke kamar.Sebenarnya aku juga penasaran,cuman aku takut nanti malah di bilang ikut campur."
" Yaudah,lebih bagus kamu diem aja."
Tidak terasa mereka berduapun telah tiba di depan gerbang sekolah,Salsa dan Renata berpisah disana.
" Kak,aku masuk dulu ya.Oh,, iya nanti gak usah jemput aku,aku bisa pulang naik angkot nanti."
" Oke,kalau begitu.Semangat sekolahnya ya,jangan bandel."
" Enggaklah,gak bakalan.Emangnya kakak!."
Salsa sedikit berteriak kepada kakaknya karena dia sudah berjalan menuju kelasnya.
" Sekarang,aku akan kembali pulang lagi.Tidak terasa,Salsa kini sudah memasuki kelas 10 lagi."
Renata memarkirkan motornya dan menarik gas motornya sedalam dalamnya,dia sangat menikmati kencangnya laju motor tersebut,btw ternyata Renata pernah memenangkan juara satu balapan motor liar lho,pantas saja sekarang dia kebut kebutan.
.
.
.
.
.
***Bersambung.
sampai jumpa di episode selanjutnya,janga lupa tinggalin like dan votenya,maksa nii***.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!