NovelToon NovelToon

Wanita Tangguh

1. Pengenalan.

Hani selalu di tekan oleh keluarganya untuk segera menikah. Di sisi lain temannya mengenalkan Abangnya pada Hani dan mengajak ta'aruf. Hani akhirnya bersedia untuk ta'aruf. Tanpa Hani ketahui ada udang di balik batu. Keluarga Hani sangat senang dan memaksa mereka agar segera menikah. Hani akhirnya menikah dengan pria itu. Ternyata banyak kejutan dan rahasia yang Hani ketahui setelah pernikahan itu. Sakit ? Sangat. Tapi dia bukan wanita lemah lihat saja Hani akan membalikkan keadaan dan jadi pemenangnya. Rasa sakitnya akan ia jadikan semangat untuk membalas dendam.

***

☆Hani Bandiani yang artinya Kasih sayang yang menyejukkan berumur 25 tahun, Bekerja di Perusahaan besar di daerah ibu kota Jakarta. Pintar, ceria, jago ilmu bela diri ,Silat, Karate, taekwondo semua Hani pelajari. Prinsip hidupnya adalah :

Membalas apa yang orang beri padanya. Jika mereka baik dibalas dengan kebaikan jika mereka jahat di balas dengan memberi pelajaran [ bukan kejahatan ya ].

Tidak pacaran dengan lelaki yang sudah punya pasangan.

Itu prinsip Hani yang tidak bisa di ganggu gugat.

☆ Fatih Adinata artinya penakluk yang bisa diandalkan unggul dan tegas. Fatih Bermulut manis namun berbisa dia berusaha menaklukan seorang Hani, demi bisa bersama dengan kekasihnya dan juga untuk warisan dari Kakeknya . Dia dan keluarganya merencanakan sesuatu untuk Hani.

☆ Tira Renaya sering di panggil Rere . Dia adalah teman sekolah Hani. Tidak terlalu dekat tapi pernah satu kelas satu tahun. Mereka tidak akrab bahkan Hani tidak pernah bertemu dengannya setelah lulus SMA. Ia tiba-tiba menghubungi Hani dan menjadikan Hani target untuk rencananya karena dia menganggap Hani adalah orang yang lemah mudah di manfaatkan.

☆ Halimah Mutia Bunda Hani masih cantik di umurnya yang ke 50 tahun dia tegas dan juga pandai bela diri seperti Hani.

☆ Muhamad Mubarak Ayah Hani. Terlihat gagah di umurnya yang ke 55 tahun. Dia adalah Pengusaha rumah makan. Pandai ilmu bela diri. Mereka sekeluarga kadang latihan bersama.

☆ Abdillah Mubarak adik Hani berumur 20 tahun masih kuliah. Tegas, sayang keluarga, pendiam tapi pengamat yang handal. Tapi sayang boros ..sukanya minta uang pada Hani.

☆ Angelica Adinata Ibu dari Fatih. Berumur 45 tahun. Dia bermuka dua, manis di depan busuk di belakang . Dia merencanakan sesuafu pada Hani dan keluarganya.

☆ Bima Adinata Ayah dari Fatih. Berumur 55 tahun Pimpinan perusahaan keluarga di Jakarta. Dia sama liciknya dengan istrinya. Mereka semua tidak tahu bahwa semua akan berbalik pada mereka.

☆ Seruni Adinata Ibu Bima atau nenek Fatih . Dia sayang pada Hani, dan senang Hani menjadi cucu menantunya. Seruni selalu membela Hani.

☆ Braja Adinata Ayah Bima atau Kakek Fatih. Tegas dan berwibawa. Dia yang memberi syarat pada Fatih untuk mencari istri kalau mau warisan. Braja menyukai Hani menjadi cucu mantunya sehingga dia langsung setuju.

Ini sebagian dari Tokoh cerita Hani.

Ini adalah cerita tentang ketangguhan seorang wanita menghadapi kelicikan dari keluarga suaminya, Ia bertahan untuk membalas dendam dan menjadi pemenang . Ia akan memberikan pelajaran yang manis untuk mereka . Ia akan tunjukan Hani bukanlah gadis lemah.

Semoga kalian suka dengan cerita ini jangan lupa masukan Favorit. Beri dukungannya ya biar author semangat.

ini adalah Spin off dari cerita berbagi cinta Dia Juga Suamiku.

Baca juga ya ceritanya . Terima kasih.

Ch.1 Ta'aruf

Happy reading.

Author Pov

Hani bertemu Rere teman satu sekolahnya jaman SMA. Mereka sebenarnya tidak terlalu dekat. Bahkan semenjak lulus SMA mereka tidak pernah bertemu atau bertukar kabar baik lewat sosmed atau telepon. Bahkan kalau reuni pun mereka tidak pernah mengobrol cuma senyum sapa saja.

Tapi tiba-tiba Rere menelepon Hani dan mengajak bertemu di kafe. Bukan cuma Rere ternyata yang ikut pertemuan ini. Rere mengajak pria yang dikenalkannya sebagai abangnya. Fatih Adinata nama pria itu.

Hani Pov.

" Maaf ya Han, gue tiba-tiba ngajak lo ketemuan di sini. Lo gak sibuk kan ?" Tanya Rere padaku.

Aku tersenyum mendengar pertanyaan Rere. Gak sibuk apanya emangnya aku pengangguran.

" Gak kok.. aku gak sibuk , cuma ngurusin berkas sama jadwal, santai aja ." Ucapku pada mereka.

" Oh..bagus deh. Begini Han, gue ngajak lo ketemuan, buat ngenalin lo sama abang gue. Kenalin ini abang gue. Ayo Bang kenalan dulu !"

" Fatih Adinata." Ucapnya singkat dan jelas , sambil menyodorkan tangannya padaku.

Aku tidak menjabat tangannya bukan tidak sopan tapi karena bukan muhrim. Aku menangkupkan kedua tangan di depan dada sebagai tanda salam.

Fatih menaruh kembali tangannya di atas meja. Sekilas aku melihatnya tersenyum miring. Oh..i know that smile. Senyum merendahkan orang lain.

Rere terlihat canggung.

" Nah jadi Bang Fatih ini sedang mencari istri tapi dia gak mau pacaran, dia mau ta'arufan . Dia minta di kenalin ama cewek yang soleh. Gue inget lo. Jadi ya..di sini kita sekarang ." Gue bingung mau bilang apa? Ini terlalu lucu buat ku.

Ta'aruf ! Apa tidak salah ? Cewek soleh? Aku? Kok kayaknya ada yang janggal ya. Bagaimana dia tahu aku soleh? Ketemu aja gak pernah. Aku aja gak merasa aku soleh. Aku sadar diri dosaku masih banyak. Dia cuma menilai aku soleh dari pakaianku.

Tadi aja aku gak mau salaman dia tersenyum meremehkan, gak salah dia mau ta'arufan. Astagfirullah..aku gak boleh gitu menilai orang lain dan memandang buruk orang lain. Maaf Ya Allah.

" Kenapa gue?" Tanyaku penasaran.

"Ya karena gue kenal lo, lo itu dari dulu sampai sekarang sudah berhijab dan hijab lo gak pernah lepas. Lo juga gak pernah pacaran. Lo gak pernah nyontek. Lo pokoknya gak pernah masuk ruang bk. " Ucap Rere padaku.

" Cuma itu ? come on itu 8 tahun yang lalu zaman SMA. People can change, even me ." Aku membalas ucapan Rere.

" Ya kelihatannya begitu, lo berubah tambah tinggi dan cantik dari yang terakhir gue liat." Aduh Re kamu pake basa basi segala .

" Perkataan lo ambigu mengandung dua arti, memuji dan menyindir tapi gue anggap aja itu pujian, makasih. " Kataku pada mereka.

" Hem, interesting ." Ucap Fatih lalu menyender pada kursi dengan melipat kedua tangnnya di dada.

Aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan interesting oleh Fatih, tapi ku rasa bukan aku .

" Jadi gimana apa lo mau ? " Tanya Rere.

" Apa begini kalau orang mau ta'arufan, aku pikir harusnya kalian bertemu dengan kedua orang tuaku membawa profil tentang Bapak Fatih. Bukan begini. " Jawabku.

" Hem... lo benar Tapi gue gak mau lo kaget. Makanya kita ngomong dulu sama lo. Kita juga gak mau nanti sudah datang ke rumah lo kita malah di tolak . Kalu lo mau kita lanjut dan kerumah lo. Gimana ? "

Aku terkekeh..lucu sekali mereka. Mereka seperti sedang mencari korban bukan istri.

" Maaf tapi gue saat ini gak tertarik, gue harus pergi. Senang ketemu lo lagi Re, after a long time ...bye. Assalamu'alaikum."

Aku pergi tanpa melihat ke belakang. Tapi seseorang menarikku.

" Sorry Han, gue bukan mau lancang sama lo ngenalin abang gue. Gue gak tahu kenapa langsung inget lo waktu itu. Ayo gue anter lo ke kantor lo."

Aku tidak menolak dan masuk ke mobil Rere.

" Gimana Han.. ganteng gak ?" Tanya Rere padaku. Dia tidak ngotot seperti tadi

" Apa sih Re..!" Aku terkekeh.

" Iya itu abang gue ganteng kan?"

" Iya sih ganteng, tapi kok gak mirip ya sama lo ."

" Kata siapa gak mirip. Hidungnya sama ada dua lubang matanya dua. Mulutnya satu, kulit putih, alis tebal. Sama kan ?"

" Yeh semua orang juga gitu kali !"

" Hehe..Abang gue itu lagi nyari calon istri. Tapi dia mau yang proses ta'aruf dia gak mau pacaran. Takut zina katanya. Kalau lo jomblo, boleh lah dipertimbangin abang gue buat jadi calon suami. Nanti gue kirim profilnya dia ya." Gaya bicaranya berubah tidak seperti tadi mungkin dia ingin membujukku.

" Gak tahu Re..lo kok tiba -tiba gini ?"

" Abang gue yang baru nanya. Minta dikenalin ama cewek soleh yang mau di ajak ta'aruf."

" Terus lo kenapa kenalin gue? Kan temen lo bukan gue doang !"

" Iya, tapi kan lo tahu, temen gue itu kebanyakan kaya apa modelnya ! Cuma lo yang cocok ama kriteria abang gue. Begitu gue kasih liat foto lo, abang gue langsung suka. Lagian juga, gue pilih-pilih kali nyari calon kakak ipar !"

Aku tidak menjawab aku hanya tersenyum sekilas dan fokus menatap ke depan di mana jalanan sedang macet.

Pov End.

Setelah pertemuan itu beberapa kali Hani bertemu Rere yang selalu membujuk Hani agar mau menerima ta'aruf atau setidaknya pengenalan dulu satu sama lain.

Rere bertanya keputusan Hani apakah menerima atau tidak. Hani juga sedang galau karena dia sudah jatuh cinta pada orang lain, namun sayang orang itu sudah menikah.

Hani berpikir apa dia terima saja ya biar dia bisa move on.

Di rumah pun dia di tekan orang tuanya terutama ibunya. Untuk segera menikah karena umurnya yang sebentar lagi menginjak 26 tahun.

Hasbi pria yang dicintainya memberi nasehat untuk sholat istikharah. Bundanya juga sama menasehatinya untuk sholat. Hani terpaksa cerita pada Bunda karena malam itu dia kelepasan berbicara pada Bundanya tentang Abang Rere yang mengajaknya ta'aruf . Bundanya mengatakan agar menyuruh Fatih datang untuk minta izin secara resmi pada orang tua Hani.

Hani bilang nanti minggu depan dia akan mengundang Fatih dan Rere bersama keluarga besar Fatih Adinata. Ibu setuju dan tampak senang.

Hani masih ragu dia merasa ada yang sesuatu yang disembunyikan Rere dan Fatih. Tapi orang tuanya terlihat senang. Ia tidak bisa mengecewakan Mereka. Hani sholat istikharah dan mendapat jawabannya. Entah bagaimana nanti masa depannya ia pasrahkan pada Allah . Pemilik hidupnya , semoga keputusannya ini mendapat ridhoNya dan membawa kebaikan untuk dirinya dan kedua orang tuanya.

Hani lalu menelepon Rere dan menyampaikan pesan ibunya. Agar Fatih meminta ijin ta'aruf pada keluarga Hani. Rere menyetujuinya dan akan datang minggu depan bersama kedua orang tua Fatih .

...----------------...

I know that Smile \=> Aku tahu senyum itu

Come on \=> Ayolah

People can change \=> Manusia bisa berubah.

even me .\=> Bahkan aku.

interesting \=> Menarik

After a long time \=> Setelah sekian lama.

Ch.2. Jawaban Hani.

Hari ini adalah hari di mana keluarga Fatih akan datang untuk meminta ta'aruf. Dan Hani akan mengambil keputusan besar untuk masa depannya kelak. Semoga jawaban yang akan dia berikan membawa kebahagiaan untuk keluarganya.

Hani Pov.

" Sayang.. keluarga Fatih akan datang jam berapa ? " Tanya Bunda padaku. Kami sedang membuat kue putri ayu, di bantu adekku. Tumben dia ada di rumah, biasanya hari minggu begini dia sudah kelayapan.

" Gak tahu Bun, Rere tidak bilang jam berapa dia akan ke sini."

" Kok sama Kak Rere? Emang Kakak gak komunikasi sama Kak Fatih langsung? Kenapa semua lewat Kak Rere?" Tanya adekku. Jangankan kamu de, Kakak aja selalu bertanya-tanya.

" Gak tahu kakak juga ." Jawabku.

" Ya udah biarin aja sih ! kan masih satu keluarga ini. Mungkin Fatihnya pemalu !" Celetuk Bunda.

" Kak, mending Kakak pikir-pikir lagi deh kalau nerima dia. kok rasanya Abdil gak suka ya." Ucap Abdil tapi sambil mencolek adonan yang ku tuangkan ke dalam cetakan. Aku memukul pelan tangannya.

" Jorok ih " Dia malah menjilat telunjuknya.

" Gak suka gimana? Ketemu aja belum ? Tak kenal maka tak sayang." Ucap Bunda menimpali perkataan Abdilah tadi.

" Ya Abdil kan mendengar cerita Kak Hani. Mudah-mudahan aja Abdil salah. Ade kan cuma mau yang terbaik untuk Kakak kesayangan Abdil "

" Oh..so sweet adeku sayang." Aku memeluk Abdil. Ia membalas pelukanku. Lalu mencolek hidungku. Dia tertawa aku curiga dia menjailiku. Aku pegang hidungku ternyata benar dia mencolek dengan tangan yang ada adonan. Emang rese si Abdil.

" Nih.. Kakak balas." Aku mencolek adonan dan mencolek pipinya dengan adonan tadi. Aku tertawa dia justru mencolek adonan lagi. Aku tentu lari menghindar. Dia mengejarku. Aku bersembunyi di belakang Bunda yang menjadi tamengku.

" Ade..udah ih..jangan jail lagi. Sana pergi !" Teriakku sambil menghindar.

" Aduh..kalian ini sudah besar masih aja suka bercanda kalau di dapur. Udah.. udah..kalian pergi aja sana. Bukannya cepat kelar malah ambyar. "

Abdil langsung diam, ia lalu memberi kode padaku. Aku mengerti kode itu. Aku lalu mencolek sedikit adonan dan kami mendekati Bunda.

" Iya Bunda kami akan ke dalam aja !" Ucapku lalu aku dan Abdil mencolek pipi Bunda.

" Kabuuur !" Teriak Abdil. Aku berlari bersama Abdil takut terkena lemparan spatulla melayang. Percayalah rasanya sakit. Dan lemparan Bunda tak pernah meleset. Aku dan Abdil sudah pernah merasakannya.

" KALIAN...AWAS YA TUNGGU PEMBALASAN BUNDA !" Bunda teriak dari dapur. Ia tidak akan mengejar kami. Ia sedang sibuk membuat kue.

" Hahaha...hah..hah.., Kakak kira-kira bagaimana Bunda akan membalas kita ?" Tanya Abdil seraya duduk di sofa.

" Entah aku tak tahu ." Jawabku sambil ikut duduk di samping Abdil.

" Kalian ini sudah besar masih saja jail !" Ayah datang ikut brrgabung duduk di sofa .

" Tuh Abdil duluan !" Abdil hanya tertawa..

" Han..coba kamu telepon Fatih kapan dia akan ke sini ?"

" Iya Yah.. Dek ambilin ponsel Kakak gih di dapur !" Aku tidak mau ke dapur takut kena ufo

" Ogah ah.. tar kena ufo terbang." Tub kan sama sepertiku. Aku tertawa mendengar nya.

" Dek.. cepet nanti Kakak beliin kuota buat ML !" Bujukku pada Abdil

" Ogah ! apaan beli kuota cuma buat sehari rugi. Kalau beli kuota buat sebulan mau ." Dia malah mau nego tapi gak apa-apa deh.

" Ya udah deh Kakak beliin buat sebulan. Sana gih ambilin !"

" Bener ya buat sebulan." Abdil pergi ke dapur dan mengendap -ngendap mengambil ponselku.

" Abdil makan nih pembalasan Bunda !"

Terdengar teriakan Bunda. Tak lama Abdil keluar dengan muka penuh tepung.

Aku dan Ayah tergelak sampai kami memegang perut .

" Nih Kak. Tambahin jadi 2 bulan. Abdil mau mandi dulu. Ha..ha..ha. ketawa aja sana sampai sakit perut !" Abdil mencibir.

" Astagfirullah... Dil..Ayah cape tertawa. Itulah balasan anak durhaka yang jail sama ibunya. Hani cepat telepon Fatih !" Abdil berlari ke kamarnya untuk mandi.

" Iya Yah..Aatagfirullah ." Aku mengusap air mataku yang sedikit keluar karena tertawa tadi.

Telepon tersambung dan diangkat

" Halo.." Suara Rere terdengar.

" Iya halo Assalamu'alaikum... Re, maaf kamu jam berapa mau ke sini?" Tanyaku

" Ini kami sedang siap-siap mau berangkat !" Aku terkesiap mendengar Rere

" Apa? Ok aku tutup dulu ya makasih. Assalamu'alaikum ." Sekarang ! Berarti sebentar lagi mereka sampai, dan kami belum siap. Harusnya gak gini konsepnya.. kacau..kacau.

" Ayah..mereka sudah berangkat !" Kataku lalu aku bergegas ke dapur. Aku tidak perduli lagi Bunda mau kasih hukuman apa.

" Bunda mereka sudah di jalan !" Aku teriak pada Bunda.

" Apa? Aduh gimana ini , dapur masih berantakan. Gak ada waktu ! Ya udah.. gini aja, Bibi tolong bereskan semua. Adonan masukin kulkas aja. Hani kamu mandi dandan yang cantik. Nanti kita beli makanan aja . Ayo !" Bunda berlari ke kamar untuk mandi.

" Ayah buka pintu..Bunda mau mandi !" Suara teriakan Bunda terdengar sampai ke luar kamar.

Aku bergegas ke kamar untuk mandi.

15 menit kemudian semua sudah rapi. Bunda lalu menelepon toko kue langganannya. dia pesan banyak kue basah tradisional dan juga kue kering. Bunda sangat sibuk.

Aku menepi ke taman untuk menenangkan hatiku. Sebentar lagi aku harus mengambil keputusan besar untuk hidupku.

Aku teringat perkataan Abdil . Dia saja merasakan tidak yakin, apalagi aku. Bukan tidak yakin sih, tapi takut, takut semua tidak akan berjalan baik untuk masa depanku.

Saat aku sedang merenung datang Abdil menghampiri. Ia merangkul ku. Dia mengerti suasana hatiku.

" Kakak tenang saja, aku akan selalu di samping Kakak. Apapun keputusan Kakak aku akan dukung. You can count on me " Manisnya adekku ini. Dia paling bisa menghiburku dan membuat ku nyaman. Aku senderkan kepalaku di dadanya.

***

Kami sedang duduk berhadapan dengan Fatih dan orang tuanya juga kakek dan neneknya.

" Jadi ini nak Hani ?" Tanya neneknya Fatih.

" Iya nek." Jawabku sopan. Sepertinya dia baik. Senyumnya tulus.

" Cantik dan sopan, berapa umur kamu sayang ?" Tanya nenek lagi.

" 25 tahun nek ." Jawabku.

" Oh..berarti beda 2 tahun dengan Fatih ya. Fatih 27 tahun." Ucap Kakek.

" Kamu kerja apa ?" Tanya Ibunya Fatih.

" Saya sekretaris ." Jawabku singkat.

" Oh.. Sekretaris, Tapi sekretaris biasanya berpakaian modis dan seksi." Ucap Ibunya Fatih.

" Alhamdulilah di perusahaan tempat saya bekerja bos saya baik. Lebih mengutamakan skill dari pada body. Dia juga menghormati wanita dan bisa menjaga pandangannya. Gak tahu kalau perusahaan lain yang mungkin senang cuci mata melihat yang seksi." Jawabku sambil tersenyum lembut.

Setelah itu Ibunya Fatih tidak lagi bicara ia mengibas-ngibaskan kipasnya. Gaya ibu sosialita sekali.

Pembicaraan di dominasi oleh Ayah dan Kakek. Fatih cuma diam menyimak sambil memegang tangan Rere.

" Nak Fathi bagaimana ? Apa kamu menerima ta'aruf kami ?"

Akhirnya pertanyaan itu keluar juga. Ini waktunya aku menjawab. Bismillah ....

" Hani menerima ta'aruf Kak Fatih. Tapi dengan syarat jika di tengah jalan kami tidak merasa cocok. Boleh kan kami membatalkan ta'aruf ini ?"

" Tentu saja, semua butuh proses pengenalan. Silahkan kalian kenali satu sama lain !"

Kami berdua aku dan Fatih hanya saling menatap .

...----------------...

You can count on me \=> Kamu bisa mengandalkan aku

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!