NovelToon NovelToon

(Lie Mei) The Girl Who Against Three Worlds

Chapter 1 (S1): Aku Seorang Putri Kaisar

Di sebuah kamar kuno terlihat seorang wanita cantik sedang menangis tersedu-sedu di samping seorang gadis kecil yang sedang berbaring tidak sadarkan diri selama 3 hari.

Gadis kecil tersebut adalah putri kedua nya yang masih berusia 12 tahun, akan tetapi karena sebuah insiden yang tidak diketahui, putrinya itu tenggelam di danau yang ada di belakang kediaman istana.

Wanita cantik yang merupakan ibu sang gadis kecil itu hanya menangis setiap hari nya, bahkan ia tidak memakan apapun selama 3 hari ini.

"Lie Mei... Kumohon bangunlah... Tolong jangan tinggalkan ibumu ini. Kamu tahu ibu tadi memasak sup kentang kesukaanmu jadi bangun dan makanlah bersama ibu seperti dulu." Wanita itu berusaha menahan air mata nya dan tersenyum kepada putrinya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar, seseorang dari luar berkata bahwa ia datang untuk mengganti kain yang digunakan untuk mengompres demam nona nya.

Sang wanita mengizinkan nya masuk. Setelahnya seorang Gadis Muda dengan pakaian pelayan memasuki ruangan dengan membawa baskom berisi air hangat dan kain.

Gadis pelayan tersebut menaruh baskom berisi air hangat di atas meja samping tempat tidur nona nya. Ia langsung mencelupkan kain kedalam baskom dan memerasnya kemudian mengangkat kain di dahi nona nya untuk digantikan kain baru.

"Syukurlah demam Nona sudah turun." Ucapnya bernafas lega begitu pun dengan ibu sang gadis setelah mendengar nya.

"Jika terus seperti ini, saya yakin Nona muda akan segera bangun. Karena itu Selir Feng anda sebaiknya juga makanlah sesuatu." Pinta si Gadis pelayan.

"Tidak, Xiao Ling. Aku tidak akan makan!" Dengan tegas wanita itu menjawab.

Tidak menyerah gadis pelayan itu terus mencari alasan untuk membujuk nyonya nya agar makan apapun.

"Ya baiklah, kalau begitu saya Xiao Ling juga tidak akan makan sama seperti anda." Ia berpura-pura melipat kedua tangannya dan memalingkan wajahnya dengan kesal.

Melihat Xiao Ling seperti itu, Selir Feng tidak ada pilihan lain lagi dan terpaksa menuruti kemauan gadis pelayan. Selir Feng mengambil satu suap sup kentang yang sebelumnya dimasak untuk putrinya, kemudian memakannya.

"Xiao Ling, lihatlah aku sudah makan. Jadi kamu jangan tidak makan." Selir Feng memakan sup kentang dengan lahap walaupun sebenarnya ia tidak ingin memakannya.

Xiao Ling terlihat senang melihat nyonya nya makan dengan lahap, ia berniat keluar untuk mengambil segelas air putih untuk nyonya nya.

"Uhmmm..." Terdengar suara yang berasal dari Lie Mei yang terlihat membuka matanya perlahan.

"Dimana ini... Apa aku di rumah sakit." Gadis kecil itu bangun dari tidur nya ia masih merasa pusing matanya juga masih belum melihat dengan jelas.

"Lie Mei!"

"Nona..."

Ibu sang gadis kecil dan juga si gadis pelayan langsung memeluk tubuh Lie Mei dengan erat mereka menangis bahagia melihat putri dan nona nya sudah sadar.

Lie Mei terlihat bingung dengan pemandangan yang dilihatnya. Ia tidak mengerti siapa kedua orang yang tiba-tiba memeluknya? Dan mengapa orang-orang ini memakai pakaian aneh?

Dengan cepat matanya menjalar ke setiap sudut ruangan ia bolak-balik melihat berbagai macam barang kuno dan tradisional di ruangan itu.

'Apa ini?! Mengapa tempat ini sangat aneh? Apa aku sedang berada di kerajaan zaman dahulu seperti di film-film?' Batin sang gadis kecil.

Pertanyaan demi pertanyaan terus muncul di pikiran Mellisa, ingatan terakhir yang diingat oleh nya adalah dia dibunuh oleh pacar dan sahabat nya.

Lalu bagaimana bisa ia berada di tempat ini? Ia tidak bisa menemukan jawaban nya, akan tetapi ia memutuskan untuk tetap tenang dan mencari informasi tentang keadaan nya saat ini.

"Nona, mengapa kamu terlihat bingung? Nona tidak kenapa-kenapa, bukan?" Xiao Ling bertanya.

"Em. Aku baik-baik saja."

"Apa aku boleh tahu apa yang terjadi kepadaku?"

"Nona tidak ingat? Nona jatuh ke danau dan tenggelam di sana jika bukan karena Nona besar nyawa Nona mungkin tidak akan tertolong." Xiao Ling menjelaskan.

"Itu benar, untungnya kakak mu langsung memberitahu kami jika tidak kamu mungkin sudah..." Selir Feng kembali menangis tidak bisa membayangkan bagaimana ia hidup tanpa putrinya.

Mellisa mulai mengerti dengan situasi nya. Ada kemungkinan bahwa jiwanya bereinkarnasi ke si pemilik tubuh yang bernama Lie Mei ini.

"Xiao Ling! Kamu cepat panggil Tabib Istana untuk memeriksa kondisi Lie Mei!" Perintah Selir Feng.

"Baik, saya akan segera kembali." Segera Xiao Ling pergi melaksanakan perintah Nyonya nya.

"Putri ku, kamu tunggulah sebentar disini ibu akan kembali membawakan makanan untuk mu." Selir Feng menggenggam kedua tangan putrinya.

"Baik ibu, aku akan menunggu mu." Jawab Lie Mei dengan tersenyum lembut.

Selir Feng mengelus rambut putrinya sebentar sembari tersenyum hangat, lalu segera keluar untuk menyiapkan makanan untuk putrinya.

Beberapa saat kemudian terdengar suara seseorang berbicara kepada Mellisa, suara misterius itu terus muncul di dalam benaknya.

"Siapa..?" Mellisa melihat di sekitar nya mencari asal suara tetapi ia tidak dapat menemukan nya.

"Sebaiknya kau jangan bermain-main dengan ku atau kau tahu akibatnya." Ancam Mellisa mulai bersikap waspada.

"Hehehe, memangnya apa yang akan kamu lakukan dengan tubuh lemah mu itu." Suara misterius itu malah menertawakan Mellisa.

"Kamu tenanglah."

Cahaya terang tiba-tiba muncul di hadapan Mellisa kemudian terlihat sosok Pria tampan dengan rambut putih terurai panjang, pria itu memiliki mata berwarna kuning keemasan.

Ia mengambang di depan wajah Mellisa. Dengan rasa percaya diri ia berkata, "Bagaimana sudah puas menikmati wajah tampan ku ini."

Krik

Krik

Mellisa hanya diam dan mengerutkan keningnya mendengarkan perkataan sosok pria misterius itu.

"Dari mana nya? Menurut ku wajahmu itu biasa saja tidak ada tampan-tampannya." Mellisa hanya menanggapi nya dengan ekspresi wajah datar.

Jleb

Perkataan Mellisa menancap tepat di hati si pria itu, ia tidak menyangka ada manusia yang tidak tergoda dengan ketampanan nya.

'Sungguh menarik gadis muda ini' Pikir pria itu tersenyum misterius.

"Hei! Hei! Berhentilah melakukan hal tidak berguna. Sekarang beritahu aku siapa kau ini dan apa tujuanmu?"

"Jangan terburu-buru! Aku akan mengenalkan diriku, kamu bisa menyebutku Dewa Kehidupan. Intinya aku adalah orang yang membuatmu bereinkarnasi ke dunia persilatan ini."

Dewa Kehidupan menjelaskan apa yang terjadi. Mellisa mendengarkan nya dengan baik, akhirnya ia bisa mengerti dengan apa yang terjadi.

Dari yang dijelaskan oleh si Dewa Kehidupan itu. Ia memberitahu Mellisa bahwa sekarang ia bereinkarnasi menjadi seorang Putri Kedua Kaisar Lie Xian dari Kekaisaran Yan, yaitu Putri Lie Mei.

Sekarang ini Lie Mei tinggal di kediaman kecil yang ada di wilayah Utara Istana Kekaisaran Yan, bersama dengan Ibu dan Kakak perempuannya Lie Song.

Mellisa sangat senang mendengar bahwa dirinya terlahir kembali menjadi Putri Kaisar. Tapi harapan nya musnah karena ternyata Dewa Kehidupan salah memasukkan jiwanya ke dalam Putri Kedua Lie Mei yang dikenal sebagai Putri bodoh, penakut, lemah dan tidak berguna.

Seumur hidup nya Lie Mei selalu ditindas dan dianiaya oleh orang-orang bahkan para pelayan, kasim, dan penjaga yang lebih rendah status nya dari dirinya.

Lie Mei tidak pernah merasakan kebahagiaan ia selalu merasa tidak diinginkan oleh dunia. Mendengar cerita masa lalu si pemilik tubuh Mellisa merasa iba kepada nya.

"Ya, aku tahu kamu pasti marah karena tidak bisa terakhir menjadi seorang Putri Kaisar yang disayangi semua orang, jadi Karena itu aku datang untuk membayar kesalahan ku."

"Kalau begitu tebuslah kesalahan mu dengan memberiku kekuatan." Ucap Mellisa tanpa berpikir panjang.

"Apa?" Dewa Kehidupan kembali bertanya karena menganggap ia salah dengar barusan.

"Aku bilang berikan aku kekuatan untuk bertahan hidup di dunia ini dan juga kekuatan untuk balas dendam, biarkan aku yang membalas semua orang yang berbuat jahat kepada Lie Mei!" Mellisa bertekad dengan dengan memancarkan aura membunuh yang sangat kuat.

Glup

Dewa Kehidupan seketika menelan ludah melihat Mellisa dengan berkeringat dingin. "Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu."

Dengan menutup kedua matanya Dewa Kehidupan mengalirkan sesuatu ke arah Mellisa. Walau Mellisa tidak tahu apa yang dilakukan oleh si Dewa Kehidupan, tetapi ia dapat merasakan sesuatu merasuki tubuhnya kemudian menjalar ke seluruh tubuh.

"Apa yang kau masukan kedalam tubuhmu?" Tanya nya

"Kamu akan tahu nanti, kekuatan ini akan membantu apapun selama kamu menjalani hidup. Baiklah aku akan pergi, ingatlah bahwa kamu sekarang adalah Lie Mei." Dewa Kehidupan seketika itu hilang dari ketiadaan.

Mellisa menghela nafas, 'Hm, Lie Mei kamu tenang lah disana. Aku pasti akan membalas dendam untuk mu.' Batin nya.

"Ngomong-ngomong tubuh Lie Mei ini benar-benar sangat lemah, dia pasti sudah sangat menderita selama ini."

Lie Mei melihat cermin besar yang ada di sebelah nya ia kemudian berjalan menghampiri cermin tersebut, penasaran dengan penampilan dirinya yang baru.

Ia terkejut dengan pantulan dari cermin, terlihat sesosok gadis kecil yang kurus memiliki rambut hitam pekat panjang terurai, dengan bola mata yang memiliki iris mata berwarna hitam kecoklatan.

Tampak cantik dengan wajah menawan gadis kecil ini. Tidak disangka ternyata Mellisa bisa terlahir ditubuh gadis kecil yang cantik ini.

'Gadis secantik ini mengapa bisa dibenci oleh orang-orang, mereka memang tidak memiliki hati nurani.' Pikir Lie Mei heran.

Tok tok tok

Terdengar ketukan pintu dari luar, Lie Mei langsung cepat cepat kembali ke tempat tidur nya.

"Tabib mari masuklah, tolong kamu periksa kondisi tubuh putriku." Selir Feng terlihat masuk bersama seorang pria paruh baya yang berprofesi sebagai Tabib Istana.

"Baik, Selir Feng. Saya akan memeriksa nya." Tabib Istana langsung menghampiri Putri Kedua Lie Mei yang masih berbaring di atas kasur.

Kemudian tabib tersebut memeriksa nadi ditangan Lie Mei dan beralih memeriksa demam Lie Mei.

"Selir Feng, Putri Kedua sudah membaik sekarang, Demam nya juga sudah turun. Mungkin ia hanya perlu banyak makan dan beristirahat setelah nya ia kan kembali seperti biasa nya."

Mendengar nya Selir Feng sangat senang dan tersenyum lega. "Terima kasih, Tuan Tabib. Anda boleh pergi sekarang. Xiao Ling kamu antarkan Tuan Tabib." Perintah Selir Feng.

"Baik." Xiao Ling menaruh nampan kayu yang berisi makanan untuk nona nya di atas meja samping tempat tidur.

Kemudian langsung pergi mengantar Tabib Istana. Selir Feng menutup kembali pintu kamar dan menghampiri putrinya.

"Lie Mei. Makanlah yang banyak kamu pasti sangat kelaparan karena tidak makan 3 hari ini." Selir Feng mengambil mangkok diatas meja dan menyuapi daging sapi untuk putrinya.

"Iya ibu, kamu juga makanlah." Ucap Lie Mei sembari memakan makanan yang disuapi oleh ibunya.

Setelah Lie Mei menghabiskan makanan nya. Selir Feng kemudian keluar dari kamar untuk membiarkan putrinya beristirahat.

"Jangan lupa untuk meminum obat mu, Lie Mei." Ucap Selir Feng kemudian keluar dari Kamar Lie Mei.

"Baik, Bu" Jawab Lie Mei.

------•••××{∆∆^\=^}×ו••------

Terima kasih sudah membaca.

Jangan lupa untuk memberikan like, komentar, dan vote jika kalian suka dengan novel ini.

Sampai jumpa di episode selanjutnya.

Chapter 2 (S1): Pernikahan?

"Menyuruhku untuk meminum racun? Sayangnya aku tidak akan mati secepat itu." Lie Mei tersenyum dingin melihat obat herbal yang sudah tercampur dengan racun yang sangat pekat.

'Bodoh sekali orang yang memberi racun ini, sekarang Lie Mei sudah tidak lemah lagi biar kutunjukan kepadanya bahwa aku adalah orang yang tidak pantas untuk diganggu oleh nya' Lie Mei menyeringai misterius.

Dengan adanya racun itu sudah membuktikan bahwa ada seseorang yang berniat untuk membunuh Lie Mei.

Melalui pengamatan nya, Lie Mei menebak bahwa racun ini sebelum nya sudah diberikan secara rutin dan terus menerus kepada si pemilik tubuh. Karena itulah tubuh Lie Mei sekarang menjadi lemah dan juga berat.

Si pemberi racun mulai menambah dosis racun berkali-kali lipat, karena dia ingin membunuh Lie Mei setelah tahu Lie Mei ternyata tidak mati setelah tenggelam di danau.

Jadi Lie Mei menganggap jika si pemberi racun ada pelaku yang sama dengan orang yang mendorong nya ke danau agar mati tenggelam.

"Kira-kira siapa si pemberi racun ini?" Lie Mei bertanya-tanya.

Lie Mei tidak memikirkan nya lebih lanjut lagi, ia pun memutuskan untuk tidur karena hari juga sudah malam.

Keesokan harinya...

Pagi-pagi buta Lie Mei sudah terbangun ia berjalan keluar dari kamar nya dengan mengendap-endap. Untungnya tidak ada penjaga di Kediaman Utara yang berpatroli, jadi Lie Mei dapat dengan mudah berkeliling kediaman.

Udara pagi sangat sejuk matahari juga mulai terbit. Lie Mei berjalan di halaman depan kamar nya, ia melihat ayunan yang ada di pohon depan.

Tanpa berpikir lama ia langsung berlari dan naik ke ayunan tersebut, berayun-ayun dengan senang sambil menunggu pelaku yang dicari nya keluar.

Beberapa menit kemudian terlihat beberapa pelayan wanita mondar-mandir melakukan tugas mereka masing-masing. Dari salah satu pelayan Xiao Ling juga terlihat disana.

Xiao Ling tampaknya menyadari nona nya sedang bermain dengan ayunan yang ada di pohon, kemudian ia berjalan menuju ke arah Lie Mei.

"Nona, anda terlihat ceria. Apa ada yang terjadi?" Xiao Ling bertanya kepada nona

nya.

"Ya, aku senang karena sebentar lagi aku akan mendapatkan mangsa yang selama ini sudah menyakiti anak kucing yang tidak berdaya."

Xiao Ling memiringkan kepalanya tidak mengerti dengan perkataan Nona nya. "Saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi saya senang jika anda juga senang."

"Nama mu Xiao Ling bukan? Apa kamu yang selalu melayani ku dari kecil?" Tanya Lie Mei berhenti berayun dan melompat turun dari ayunan.

"Kenapa Nona bertanya seperti tidak mengenal ku saja? Tentu saja Xiao Ling sudah melayani anda dari kecil karena saya adalah pelayan pribadi nona satu-satunya." Jawab Xiao Ling.

"Ya aku tahu. Antarkan aku ke Ruang Mandi aku ingin membersihkan diri." Pinta Lie Mei.

"Baik Nona, mari ikut saya." Ucap Xiao Ling berjalan menuju Ruang Mandi.

★Di Ruang Mandi★

Lie Mei berendam di air hangat yang ada di bak mandi kecil. Sementara Xiao Ling menunggu di depan Ruang mandi menunggu nona nya jika butuh sesuatu darinya.

Xiao Ling juga merasa kalau Nona nya seperti orang lain, bahkan sekarang Nona nya tidak memerlukan bantuan darinya dan bersikeras untuk mandi sendiri.

"Nona Lie Mei sekarang sudah dewasa." Gumam Xiao Ling merasa sangat senang.

Beberapa menit kemudian Lie Mei sudah selesai membersihkan diri dan memakai pakaian nya dibantu oleh Xiao Ling, karena Lie Mei tidak bisa memakai hanfu di zaman kuno ini.

Setelah itu Lie Mei dan Xiao Ling keluar dari Ruang Mandi, tidak disangka ternyata Lie Mei berpapasan dengan seorang gadis cantik.

Gadis itu memiliki rambut hitam terikat rapi dengan iris mata berwarna kuning keemasan. Ia memakai pakaian serba merah yang terlihat sangat indah dikenakan oleh nya.

Sang gadis menghampiri Lie Mei bersama dengan kedua pelayan yang ada di belakang nya. "Lie Mei senang melihatmu sehat seperti ini, kamu tahu aku sangat khawatir setelah mendengar kabar bahwa kamu tenggelam di danau." Gadis itu tersenyum ramah kepada Lie Mei.

"Salam Nona besar." Xiao Ling menunduk memberi hormat kepada gadis dihadapannya.

Mendengar kata Nona besar yang diucapkan Xiao Ling Lie Mei akhirnya tahu bahwa gadis cantik itu adalah kakak perempuan nya Lie Song. Merupakan Putri Pertama Kaisar Lie Xian dari Kekaisaran Yan.

"Kakak kamu baik sekali menghawatirkan aku. Kamu tenanglah sekarang aku sudah sehat bugar bahkan kondisiku lebih baik dari sebelumnya." Ucap Lie Mei dengan tersenyum lembut.

"Syukurlah jika kamu sudah sehat kembali. Adik Lie Mei bagaimana jika kamu hari ini beristirahat lagi."

"Tampak nya kamu masih harus lebih banyak tidur dan minum obat agar lebih sehat lagi." Ucap Lie Song memberi nasihat kepada adiknya.

"Ya kakak benar. Tapi aku sudah baik-baik saja, kamu jangan menghawatirkan aku lagi."

"Benarkah begitu? Huft... baguslah tetapi ingatlah untuk beristirahat dengan baik. Aku pergi dulu, Adik." Lie Song berbalik badan dan pergi.

"Xiao Ling apa ada acara hari ini?" Tanya Lie Mei ketika melihat kakaknya memakai pakaian indah dan juga mewah.

"Ah iya. Nona seperti nya tidak tahu kalau Tuan Muda Luo Shin tiga hari lalu datang melamar anda. Tetapi karena kondisi anda saat itu Yang Mulia Kaisar memutuskan untuk mengganti anda dengan Nona besar."

"Karena itu hari ini akan berlangsung acara pernikahan Nona besar dan Tuan Muda Luo Shin." Xiao Ling menjelaskan.

"Saya tidak setuju! Seharusnya Nona yang menjadi pengantin nya karena Nona sudah bertunangan dengan Tuan Muda Luo Shin dari kecil." Ucap Xiao Ling kesal.

"Kamu jangan kesal aku tidak apa-apa jika kakak yang menikah dengan Tuan Muda Luo Shin."

"Nona kamu benar-benar sangat baik."

Melalui informasi yang didapatkan oleh nya dari Xiao Ling sekarang semakin jelas siapa pelaku yang sebenarnya. Lie Mei kemudian membuat rencana dan memutuskan untuk menghadiri acara pernikahan kakaknya.

'Aku ingin lihat apa reaksi kakak ku yang baik, ketika melihat aku hadir di acara pernikahan nya.' Pikir Lie Mei tersenyum misterius.

Di dalam kamar Lie Mei Xiao Ling membantu Nona nya bersiap-siap mengganti pakaian nya dengan pakaian resmi kekaisaran Yan.

Sementara itu ibu nya Selir Feng yang mengetahui bahwa putrinya ingin ikut ke acara pernikahan kakaknya sudah menunggu di depan pintu masuk kediaman bersama dengan kereta kuda yang sudah dihias mewah.

Tidak lama kemudian Lie Mei dari kejauhan terlihat sudah siap dengan memakai hanfu berwarna putih dan emas juga sebuah jubah merah dengan lambang Kekaisaran Yan dikenakan dipunggung nya.

Selir Feng dengan beberapa pelayan yang menunggu di depan pintu masuk kediaman melongo melihat kecantikan seorang gadis kecil yang dilihatnya itu.

"Putri ku kamu hari ini benar-benar sangat cantik." Ucap Selir Feng tidak bisa berkata-kata.

"Hehehe..Terima kasih ibu. Kamu juga cantik seperti seorang Dewi." Puji Lie Mei tertawa kecil.

Kemudian Lie Mei, Selir Feng, Xiao Ling, dan dua orang pelayan milik Selir Feng naik ke kereta kuda dan pergi ke Istana Utama tempat dimana acara pernikahan digelar.

★Di Istana Utama Kekaisaran Yan★

Di istana Utama juga sudah dihias dengan berbagai macam dekorasi pernikahan. Para tamu undangan juga mulai berdatangan memasuki Aula Utama.

Didalam Aula Utama, Sang Kaisar dan Permaisuri sudah duduk diatas tahtanya, Menyambut semua tamu yang hadir.

Dari luar terlihat kereta kuda yang dinaiki oleh Lie Mei dan lainnya juga sudah tiba, mereka turun dari kereta kuda dan berjalan memasuki Aula Utama.

Lie Mei beserta ibunya menjadi pusat perhatian disana, semua nya terpesona dengan kecantikan kedua sosok yang jarang ditemui publik itu.

Sampai di Aula Utama mereka berhenti di depan tahta Sang Kaisar dan Permaisuri untuk memberikan penghormatan.

"Hormat kami pada Baginda Raja dan Permaisuri. Semoga anda berdua sehat selalu." Selir Feng membungkuk memberi hormat.

Lie Mei juga mengikuti ibunya memberi hormat kepada Kaisar dan Permaisuri. Baginda Kaisar tampaknya memperhatikan Lie Mei, ia tidak menduga jika Lie Mei akan datang kesini.

'Jadi ini adalah ayahku.' Batin Lie Mei menatap ke arah Kaisar yang terlihat sangat berwibawa.

Lie Mei terkagum kagum melihat kepemimpinan ayahnya. Kaisar yang melihat Lie Mei sangat berani menatap nya hanya menanggapi dengan tersenyum dingin.

Kaisar memberikan tekanan kepada Lie Mei untuk menguji kemampuan Lie Mei. Tapi tidak disangka Lie Mei dapat menahan tekanan kuat yang diberikannya dengan mudah.

'Jika ingin mengujiku, tekanan seperti ini tidak akan membuatku berlutut di hadapanmu ayah.' Batin Lie Mei tersenyum dingin melihat Kaisar.

'Ternyata selama ini kamu menyembunyikan kemampuan mu ya. Ini mungkin akan sangat menarik.' Batin Kaisar mulai tertarik dengan Lie Mei.

Kaisar kemudian mengizinkan Lie Mei dan ibunya untuk duduk di kursi yang telah di sediakan.

Acara Pernikahan pun dimulai. Rombongan kedua pengantin pria dan wanita datang dengan tandu yang mewah dan elegan, diikuti dengan semua anggota keluarga.

Ketika pengantin pria dan wanita memasuki Aula Utama mereka terkejut melihat sosok Lie Mei yang hadir dalam acara.

Keluarga pengantin pria juga ikut terkejut melihat Lie Mei ada disana, tetapi pernikahan tidak bisa dibatalkan lagi.

Ritual Pernikahan pun dimulai. Acara Pernikahan memakan waktu setengah jam. Lie Mei memberi kode kepada kakak perempuan nya Lie Song untuk ikut bersamanya.

Mereka berdua izin keluar dari Aula Utama, Lie Mei membawa kakaknya ke halaman belakang Aula Utama.

★Di Halaman Belakang★

"Adik Lie Mei apa yang ingin kamu bicarakan denganku?" Lie Song bertanya.

"Kakak, kau pasti sudah mengetahui nya, bukan. Jadi tolong jangan berpura-pura tidak tahu lagi. Aku tahu kalau kau adalah pelakunya!" Ucap Lie Mei menatap tajam kearah Lie Song.

"Hmph... Begitu ternyata! Pantas saja kau tidak mati setelah meminum racun itu. Bagaimana kau bisa tahu? Bukankah selama ini kau selalu meminum nya setiap hari?" Tanya Lie Song mulai menunjukkan sifat aslinya.

"Kakak kau terlalu meremehkanku. Jangan kau kira bisa mempermainkan aku!"

"Setelah mengetahui pelakunya adalah aku apa yang akan kau lakukan adikku? Apa kau akan melaporkan nya pada ibu?"

Lie Song menyeringai menatap sinis Lie Mei.

"Tentu saja tidak! Biar aku sendiri yang mengurusnya." Lie Mei menjawab dengan tersenyum dingin.

Melihat Lie Song sedikit aneh, Lie Mei tahu kalau kakaknya hanyalah bidak catur yang dimainkan oleh seseorang di balik layar. Dengan kemampuan miliknya ia dapat melihat jika kakaknya dirasuki oleh sesuatu.

Tanpa berpikir panjang Lie Mei menarik sesuatu itu dari tubuh kakaknya, seketika kakaknya langsung terjauh lemas.

"Kak Lie Song! Bangunlah!" Ucap Lie Mei menyadarkan kakaknya.

"Lie Mei! Apa yang terjadi?" Tanya Lie Song bingung kenapa ia tiba-tiba bisa berada di tanah.

"Kakak jatuh tadi. Kakak kamu kembali lah ke acara." Saran Lie Mei.

"Iya, adik." Lie Song kemudian berjalan meninggalkan adiknya.

'Entah siapapun lawannya. Aku pasti akan menemukan nya, mari kita lihat apa yang bisa kau lakukan selanjutnya.' Batin Lie Mei tersenyum menyeringai.

Hari sudah terlihat gelap Lie Mei kembali ke Aula Utama, karena acara Pernikahan sudah selesai semua tamu pun dibubarkan dan Lie Mei pulang ke kediaman nya bersama ibunya.

------•••××{∆∆^\=^}×ו••------

Terima kasih sudah membaca.

Jangan lupa berikan like dan komentar sebelum membaca agar author bisa lebih semangat nulis nya

Sampai jumpa di episode selanjutnya.

Chapter 3 (S1): Kemampuan Lie Mei

★Di dalam kamar Lie Mei★

Brukk

Lie Mei melemparkan tubuhnya diatas kasur. Ia terlihat lelah padahal dari tadi ia tidak melakukan hal yang berat.

"Aku kesal dengan tubuh lemah ini, bisa-bisa nya hanya keluar sebentar saja sudah selelah ini." Gumam kesal Lie Mei.

"Huft... Seperti nya sekarang aku harus mulai melatih tubuh dan meningkatkan kekuatan serta kemampuanku."

'Oh iya, sebelumnya aku sudah menggunakan kemampuan spesial ku, apa ya tadi?' Batinnya bertanya- tanya.

Lie Mei mencoba hal yang sama seperti sebelumnya saat ia tiba-tiba bisa melihat sesuatu yang merasuki tubuh kakaknya.

Waktu itu ia hanya menarik nafas dalam kemudian mata nya mendadak bisa melihat aura hitam pekat didalam tubuh kakak nya.

Kemudian Lie Mei mempraktikkan hal yang sama seperti tadi. Ia menutup mata dan menarik nafas dalam, sesuatu energi besar didalam tubuh nya tiba-tiba menjalar ke matanya.

Lie Mei dapat merasakan energi luar biasa yang ada dimatanya. Ia membuka matanya, iris mata Lie Mei berubah warna menjadi kuning keemasan.

Saat itu juga ia melihat sesuatu yang menakjubkan karena Lie Mei dapat melihat seluruh Istana Kekaisaran Yan, sampai peta Kekaisaran Yan.

"Ini luar biasa! Dengan kemampuan ini aku bisa mengawasi musuhku dari jauh, bahkan aku bisa pergi kemana pun tanpa tersesat." Lie Mei sangat girang dengan kemampuan miliknya.

'Sepertinya bukan hanya ini saja kemampuan milikku, aku harus mencari tahu lebih dalam lagi tentang kemampuan ku yang lainnya.' Batin Lie Mei berbinar-binar.

Kemampuan melihat dari jauh itu Lie Mei berikan nama Mata Dewa. Lie Mei tahu kemampuan Mata Dewa nya masih di tahap awal dan masih ada 3 tahapan lebih tinggi lagi.

Sekarang yang dipikirkan Lie Mei hanya mencari tempat untuk menguji semua kemampuan nya, juga tempat untuk berlatih kultivasi.

Saat ini Lie Mei fokus untuk mencari tempat yang cocok untuk berkultivasi, dengan menggunakan kemampuan Mata Dewa nya Lie Mei menemukan satu tempat yang menurutnya cocok.

Tempat itu adalah Hutan Kekaisaran Yan, hutan tersebut berada di belakang Istana Kekaisaran Yan jaraknya juga tidak terlalu jauh.

Tidak habis pikir lagi Lie Mei langsung bersiap-siap mengganti pakaian nya dengan jubah bertudung hitam untuk menyamar dan diam-diam pergi ke hutan itu.

Lie Mei keluar dari kamar nya dan pergi dari kediamannya menuju ke Gerbang keluar Istana Kekaisaran Yan, dengan menggunakan peta yang ada di Mata Dewa nya.

Sesampainya di sana Lie Mei bersembunyi di balik semak-semak, ia dapat melihat banyak prajurit yang menjaga gerbang keluar Istana tersebut.

Terlebih lagi semua prajurit itu memiliki kultivasi yang tinggi jika dibandingkan dengan Lie Mei yang tidak memiliki kemampuan kultivasi apapun.

Tetapi Lie Mei malah terlihat senang karena sepertinya ia dapat menguji kemampuan spesial kedua nya yang baru.

Tanpa ragu Lie Mei keluar dari tempat persembunyian nya dan berjalan menghampiri gerbang keluar Istana yang dijaga ketat oleh banyak prajurit.

"Siapa disana!" Salah seorang prajurit barisan depan sepertinya menyadari kehadiran seorang penyusup.

"Tunjukan dirimu! Beraninya kau menyelinap masuk ke Istana Kekaisaran Yan!" Teriak seorang prajurit lainnya yang sepertinya adalah pemimpin pasukan.

"Heh! Jangan marah-marah begitu aku hanya ingin keluar dari sini. Jadi kalian jangan menghalangi jalan ku!" Lie Mei berjalan menunjukkan dirinya.

Tetapi tidak ada satupun yang mengenali nya karena Lie Mei sudah menyamar dan menutupi wajahnya mengunakan topeng dikedua matanya.

"Cih! Jangan harap bisa kabur dari sini. Kalian semua serang penyusup itu!" Seru pemimpin pasukan.

Haaaa

Semua prajurit langsung berlari menghampiri Lie Mei dengan senjata mereka masing-masing.

Lie Mei tidak bergeming dari tempatnya berdiri, ia hanya diam disana sembari menyeringai melihat semua prajurit itu.

"Karena kalian mengabaikan perkataan ku! Jangan menyesal karena sudah melawanku!"

Click

Lie Mei menjentikkan jari nya, suara gelombang ultrasonik tiba-tiba terdengar sangat keras ditelinga semua prajurit. Semua prajurit menutup telinga mereka dengan kesakitan dan membuang semua senjata yang ada ditangan mereka.

Satu detik kemudian semua prajurit langsung tidak sadarkan diri dan terjatuh ketanah bersamaan.

"Kemampuan ini sungguh hebat! Kuberi nama apa ya?" Ucap Lie Mei sangat senang.

Lie Mei kemudian memikirkan nama untuk kemampuan keduanya ia menamakan nya Gelombang Suara.

Setelah itu Lie Mei kembali melanjutkan perjalanan menuju ke Hutan Kekaisaran Yan. Tidak lupa ia menjentikkan sekali lagi jarinya untuk membuat para prajurit sadar seperti semula.

Aww....

Seorang prajurit tampak sudah sadar dan merasa telinga dan kepalanya sangat sakit. Lalu semua prajurit satu persatu mulai sadar juga.

"Apa yang terjadi kenapa tiba-tiba kita bisa terkapar di tanah?" Seorang prajurit bertanya dengan bingung melihat semua prajurit ada di tanah.

"Aku tidak tahu, lanjutkan saja kerja kalian!" Perintah sang pemimpin kepada semua anak buahnya.

"Siap, Pak." Semua prajurit kembali melakukan tugasnya masing-masing seperti sebelumnya.

★Di Hutan Kekaisaran Yan★

Lie Mei terlihat sudah sampai di Hutan Kekaisaran Yan dengan nafas yang ngos-ngosan karena terus berlari selama setengah jam.

"Hosh... Hosh.... Melelahkan sekali..." Ucapnya terbata-bata.

Lie Mei menarik nafas panjang dan menghembuskan nya kembali untuk mengatur nafasnya.

Setelah tenang ia mulai berjalan perlahan mengelilingi pepohonan yang ada di hutan itu untuk mencari sumber energi spiritual yang besar agar ia bisa melakukan kultivasi.

"Oh! Seperti nya pohon ini memiliki energi spiritual yang lumayan. Kalau begitu aku akan mencoba berkultivasi disini."

Lie Mei duduk dan melipat kedua kakinya seperti sedang bermeditasi, ia mencoba mengingat kembali cara berkultivasi dari ingatan si pemilik tubuh.

Ia mempraktikkan hal yang sama dengan yang ada diingatan nya. Lie Mei menutup kedua matanya dan mencoba merasakan energi spiritual yang ada di dalam pohon.

Setelah itu menyalurkan energi spiritual itu masuk kedalam tubuh, akan tetapi ia gagal dan tidak bisa memasukkan nya seperti ada sesuatu di dalam tubuh yang menentangnya.

'Hm? Apa ini? Tampaknya ini adalah gumpalan racun yang berkumpul di dalam tubuh ku.' Batinnya mengernyitkan dahi setelah Lie Mei menggunakan kemampuan Mata Dewa nya.

Lie Mei dapat melihat dengan jelas gumpalan hitam besar dan juga pekat didalam tubuhnya, dan ia menebak jika itu adalah gumpalan racun yang diminum oleh pemilik tubuh secara rutin.

"Pantas saja aku tidak bisa berkultivasi, ternyata ini permasalahan nya. Sekarang bagaimana caranya aku menghilangkan gumpalan racun ini?" Tanya nya mencari tahu.

'Untuk sekarang aku tidak usah memikirkan nya dulu lebih baik aku fokus dengan melatih kekuatan ku terlebih dahulu.' Pikirnya kemudian ia berjalan ke tengah-tengah hutan.

Melalui informasi yang didapatkan oleh Lie Mei dengan ingatan si pemilik tubuh, ia mengetahui bahwa seorang Cultivator memiliki Elemen Spiritual nya masing-masing.

Dan setiap orang biasanya hanya memiliki 1 Elemen Spiritual, bahkan Cultivator jenius sekalipun hanya memiliki 3 Elemen Spiritual.

Lie Mei sangat tertarik dengan informasi tentang Elemen Spiritual itu, ia penasaran Elemen Spiritual apa yang dimiliki oleh nya.

Lie Mei pun langsung mulai melakukan cara untuk melihat Elemen Spiritual nya. Yaitu dengan membayangkan salah satu elemen kemudian menyalurkan nya ke tangan untuk mengeluarkan elemen tersebut.

Pertama-tama Lie Mei membayangkan Elemen Api kemudian menyalurkannya ke tangan kanannya, hasilnya ternyata muncul api kecil di telapak tangan nya.

Lie Mei sangat senang melihat nya, kemudian ia mencoba melakukan nya lagi dengan membayangkan Elemen Air dan benar saja muncul bola air ditangannya.

Lalu ia melakukan percobaan yang sama untuk ketiga kalinya dan ia bisa memunculkan kristal es ditangannya.

Lie Mei terus melakukan hal yang sama sampai 7 elemen diantara nya elemen Api, Air, Angin, Cahaya, Tanah, Es, dan Kegelapan.

Dan hasilnya Lie Mei berhasil memunculkan semua elemen itu. Ia tidak percaya dengan hasil nya.

"Apa aku seorang jenius yang melebihi Cultivator paling berbakat di Kekaisaran Yan ini." Ucap nya dengan gembira.

"Hmph! Jika seperti ini tampaknya aku tidak perlu khawatir lagi jika ada yang berani menindas dan menyerang ku."

"Mari kita lihat bagaimana dengan efek hancur dari semua elemen ini!"

Lie Mei membuat bola api besar ditangannya kemudian melemparkan bola api tersebut ke arah pohon di depannya.

Boom...!!

Ledakan besar terdengar sangat keras. Lie Mei sampai harus menutup kedua telinga nya, asap dan debu yang tebal juga menghalangi penglihatan Lie Mei.

"Uhuk...Uhuk... Bagaimana bisa serangan itu besar sekali? Padahal aku baru memakai 30% kekuatan ku?" Tanya Lie Mei bingung.

Lie Mei mengunakan sedikit kekuatan elemen angin untuk menghilangkan asap dan debu yang menghalangi penglihatan nya.

Ia langsung melongo melihat kerusakan yang di ciptakan oleh serangannya barusan. Dampak kerusakan itu sangat besar sampai semua pohon yang ada didepannya hancur tak tersisa.

'Gawat! Aku terlalu berlebihan menggunakan kekuatan ku. Sebaiknya mulai sekarang aku harus lebih berhati-hati jika ingin menggunakan kekuatan ku.' Batinnya mengingatkan diri nya.

Hanya dengan menguji satu elemen saja Lie Mei sudah tahu efek serangan dari elemen lainnya. Karena sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukannya Lie Mei berniat untuk kembali ke kediamannya.

Gruoahhh......!!!

Dari arah dalam hutan terdengar suara raungan hewan buas. Lie Mei yang tadi nya ingin beranjak pergi ke kediaman nya, sekarang malah penasaran dengan raungan tersebut.

Lie Mei tidak jadi pulang dan memutuskan untuk mencaritahu suara raungan hewan buas tersebut. Ia pun pergi ke tempat suara itu berasal.

★Di Bagian dalam Hutan★.

Setelah beberapa saat Lie Mei akhirnya sampai di tempat suara raungan tadi berasal. Lie Mei terkejut melihat seekor Naga Merah dengan ukuran besar sedang berbaring tidak berdaya di hadapannya.

Lie Mei bersembunyi di balik pohon karena tidak ingin diketahui oleh Naga Merah yang menurutnya sangat berbahaya itu.

Tapi usahanya gagal karena Naga Merah itu menyadari hawa keberadaan nya.

"Manusia keluarlah aku tahu kamu ada disana!" Naga Merah berucap dengan nada lemah.

"Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa terluka seperti ini?" Tanya Lie Mei berjalan menghampiri Naga Merah.

"Manusia kamu tidak takut melihat ku?" Tanya balik Naga Merah itu.

"Untuk apa? Lagipula aku tahu kalau kamu sudah tidak bisa apa-apa dengan kondisi tubuhmu seperti itu." Jawab Lie Mei dingin.

"Hahaha... Ya kamu benar manusia! Aku sekarang hanya bisa menunggu kematian ku." Ucap Naga Merah itu lirih.

"Apa kamu ingin tahu kenapa aku bisa seperti ini?" Tanya Naga Merah.

"Um. Aku ingin tahu." Jawab Lie Mei penasaran.

Naga Merah menjelaskan secara singkat bahwa dirinya adalah Hewan Suci dari Dunia Dewa yang turun ke Dunia Manusia untuk mencari Api Sejati sebagai makanan untuk anaknya ketika lahir.

Akan tetapi Naga Merah tidak bisa menemukan Api Sejati itu dan akhirnya ia memberikan Inti Elemen Api miliknya kepada anak-anak nya.

Dan karena itu Naga Merah berakhir seperti saat ini. Tapi sebelumnya ia dapat merasakan energi dari Api Sejati yang tiba-tiba muncul, dengan energi terakhir nya ia berteriak untuk memanggil seseorang yang memiliki Api Sejati itu.

"Manusia boleh aku minta satu permintaan kepada mu?" Tanya nya.

"Iya."

"Tolong rawatlah anakku. Aku tidak ingin dia berakhir sama seperti diriku. Dan aku tahu jika kamu adalah orang yang tepat untuk menjaga anak-anakku." Pinta Naga Merah tersenyum lembut.

"Baiklah, aku akan merawat anak mu." Jawab Lie Mei sangat yakin dan serius.

"Terima kasih manusia." Naga Merah berkata dengan sangat terharu. Detik itu juga Naga Merah itu menghembuskan nafas terakhir nya.

'Semoga kamu tenang disana.' Ucapnya dalam hati.

Bangkai Naga Merah tiba-tiba menghilang perlahan-lahan, Lie Mei tidak tahu apa yang telah terjadi dan mengapa bangkai Naga Merah itu menghilang tiba-tiba.

Tetapi ia tidak terlalu mempedulikan nya dan kemudian pergi mencari anak sang Naga Merah.

------•••××{∆∆^\=^}×ו••------

Terima kasih sudah membaca.

Jangan lupa berikan like dan komentar membaca agar author bisa lebih semangat nulis nya.

Sampai jumpa di episode selanjutnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!