Namaku Melani, umurku 18 tahun. orang-orang mengatakan wajahku cukup cantik. bentuk tubuhku yang molek dengan kulit yang putih bersih, hidung mancung, meskipun aku bukan lah keturunan orang bule, namun banyak orang mengatakan jika aku memiliki paras seperti mereka.
Hal itu membuat aku cukup mersa puas dan bangga, meskipun aku bukan orang yang berada, namun aku tidak mau menerima laki-laki sembarangan yang berusaha dan mencoba untuk mendekati ku.
Selepas kepergian ibu, kemiskinan dan hidup sebatang kara, membuat ku terpaksa menerima usulan untuk bekerja sebagai asisten rumahtangga, beruntung aku diterima bekerja disebuah keluarga terpandang dan cukup kaya-raya di daerah ini.
Pagi hari yang cerah,
“Lani, tolong sekarang kamu bersihkan kamarku. “
“Baik, Bu.”
Setelah memastikan kedua majikan ku berangkat bekerja, Aku langsung masuk ke kamar Bu Sinta, karena diantara pelayan yang bekerja dirumah besar, hanya aku yang diberikan kepercayaan untuk bisa masuk dan membersihkan ruang kamar yang luas dan mewah ini .
“Wah, luas dan mewah banget kamar majikan ku.”
Memang sih awal-awal pertama masuk ke kamar ini, aku sempat tergoda melihat perhiasan dan barang-barang berharga milik Bu sinta, tanpa sadar, langkah kakiku terayun mendekati koleksi barang mewah tersebut. namun aku berusaha untuk menjaga kepercayaan yang sudah mereka berikan untuk ku.
Meletakkan barang apapun yang sempat aku pegang ke tempat semula, seiring berjalannya waktu. Aku merasa semakin senang untuk membersihkan kamar ini, bahkan betah jika berlama-lama dalam ruangan ber-AC dengan aroma terapi yang membuat pikiran ku semakin tenang dan nyaman.
Aku bebas untuk berlama-lama disini, mengingat Bu Sinta dan suaminya sudah pergi berangkat menuju perusahaan yang mereka pimpin masing-masing, dan kembali pulang jika sudah sore menjelang.
“Coba hidupku bisa sekaya dan semewah ini,”
Aku bergumam sendiri, pikiran gila mulai merasuki jiwaku yang selama ini hidup susah. ditambah lagi dengan kondisi kamar yang sengaja tidak dipasang kamera cctv oleh Bu Sinta. Sehingga aku merasa bebas tanpa ada yang mengawasi ku.
Dengan tangan gemetar, Lani membuka kotak perhiasan, lalu mencoba satu persatu perhiasan Berlian dengan harga fantastis tersebut, meskipun dia kembali meletakkannya ketempat semula.
“Gimana rasanya ya, jika tidur diranjang yang sangat empuk ini?”
Lani yang mulai lupa diri, langsung naik dan berguling-guling di atas kasur empuk milik Bu Sinta dan suaminya Dani.
“Benar-benar menyenangkan ha...ha....”
Tidak puas melakukan hal gila, aku pun memakai pakaian dan gaun mewah yang sangat pas dengan bentuk tubuh ku, mengingat tinggi dan ukuran tubuhku dengan Bu Sinta tidak jauh berbeda.
Bu Sinta memang baik, bahkan dia mengatakan sudah menganggap aku sebagai adik kandung nya sendiri, dia merasa kasihan mengingat cerita ku yang sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi.
Entah keberanian dari mana, aku bisa-bisa nya memberanikan diriku untuk memanggil suaminya dengan sebutan mas Dani, sedangkan pelayan yang lain hanya berani memangil dengan sebutan Tuan. tapi Bu Sinta dan mas Dani terlihat biasa-biasa saja dengan panggilan ku itu, mereka tidak mempermasalahkan nya.
Mas Dani sangat tampan, dia merupakan CEO perusahaan besar, tatapan mata nya tajam, hidung mancung. serta rahang yang kokoh membuat Dia, terlihat jantan dan sangat tampan semakin mempesona di mataku.
"Baru kali ini, aku melihat laki-laki setampan mas Dani."
Aku benar-benar gila semenjak bekerja dirumah mewah ini, tersenyum memandangi foto pernikahan Bu Sinta dan mas Dani yang terpajang ditengah-tengah ruang utama kamar, dan membayangkan jika difoto itu bukan Bu Sinta melainkan diriku sendiri. Bahkan aku juga memberanikan diriku menciumi foto mas Dani tepat dibagian bibir nya yang membuat aku jatuh cinta.
Setelah puas menikmati ruang kamar, yang sangat nyaman, meskipun rasanya aku tidak ingin beranjak dari ruangan ini, seketika pikiran sehat ku kembali tersadar, aku mulai merapikan dan bersih-bersih, setelah itu kembali keluar dari kamar, bersikap seperti biasanya sehingga tidak ada satupun yang curiga melihat ku.
Kehidupan yang susah, membuat ku hanya bisa melanjutkan sekolah sampai SMP. meskipun begitu aku cukup pintar dibandingkan dengan anak-anak terpelajar lainnya.
Sekarang hampir tiap malam aku bermimpi dengan masa Dani, bahkan seperti mimpi basah yang benar-benar basah, berhubungan layaknya suami istri sungguhan, sehingga bagun tidur aku melamun cukup lama membayangkan kembali mimpi ku itu.
"Coba saja mimpi ku itu kenyataan."
"Tok...tok... pintu kamarku diketuk dari luar, aku sudah tahu pasti itu ulahnya Bi jah yang ingin membangunkan aku yang sering ketiduran. gimana tidak, hampir tiap malam aku selalu memikirkan mas Dani, suami majikan ku.
Bahkan jika aku melihat mas Dani dan Bu Sinta bermesraan di ruang tengah, aku malah terpana dan membayangkan jika itu adalah aku. benar-benar gila fantasi liarku.
“Kata orang-orang aku sangat cantik, apa salahnya aku manfaatkan kecantikan wajah dan tubuhku ini untuk Menggoda mas Dani, toh aku dan Bu Sinta tidak kalah cantik.”
Pagi ini aku sengaja berjalan melenggang lenggok, sambil menyuguhi majikan ku dengan teh panas dan makanan kecil, aku sempat melirik mas Dani yang juga melirik kearah sambil tersenyum, pandangan kami seketika bertemu.
Semenjak saat itu, segala cara mulai aku lakukan untuk Menggoda mas Dani, termasuk menyisihkan sebagian uangku untuk mempercantik diri. membeli pakaian yang sedikit seksi dan tatanan rambutku juga terlihat sangat cantik menurut ku.
Hari ini aku sengaja menguping pembicaraan mas Dani dan istri nya Sinta, sambil aku berpura-pura membersihkan perabotan mahal dan miniatur kesayangan Bu Sinta yang terpajang dilemari yang tidak jauh dari posisi mereka ngobrol-ngobrol saat ini.
Setelah mendengar obrolan singkat mereka. Aku kembali ke kamar sambil tersenyum.
“Aku harus memanfaatkan momen ini untuk bisa menggaet perhatian dan cinta mas Dani. Karena aku merasa mas Dani juga mulai tertarik melihat diriku, bukti nya dia juga sering curi-curi pandangan ke arahku jika Bu Sinta sedang lengah.
"Huss Lani, kamu ngapain berdiri di situ, nguping ya?"
"Apaan sih Bi jah, orang lagi bersih-bersih pun." jawab ku kesal.
***
“Sayang, berapa Hari rencana kamu dirumah ibu?”
“Mungkin dua atau tiga harian lah mas, sampai kondisi bapak benar-benar sembuh.” Jawab Sinta sambil mengelus sayang wajah tampan suaminya yang duduk disebelahnya.
“Maafya, mas ngak bisa ikut pulang menemani mu disana. mengingat pekerjaan mas yang sangat sibuk di kantor.” Bujuk Dani mengelus sayang punggung istrinya.
“Nggak papa kok mas, aku tahu kesibukan mu, kamu beri izin saja aku sangat mersa senang.” balas Sinta.
“Tapi untuk nganterin kamu mas bisa kok, untuk nginap yang ngak Bisa. soalnya jarak perusahaan dengan rumah ibu cukup jauh.”
“Suamiku sayang, kamu ngak perlu risau. Ibu dan bapak pasti sangat paham dengan kesibukan mu mas, jadi ngak usah sungkan gini.”
Pagi ini, Dani terbangun lebih awal dari istri cantik nya yang sudah dinikahi nya kurang lebih selama dua setengah tahun ini. namun kebahagiaan nya terasa belum lengkap mengingat Sinta yang belum juga mampu memberikan nya keturunan.
Dani tersenyum memandangi wajah cantik Sinta, dia sangat mencintai istrinya. namun disisi lain Dani juga mulai gerah dengan tuntutan dari teman-teman, terutama kedua orang tuanya yang selama ini sangat menginginkan hadirnya seorang cucu ditengah-tengah pernikahan anak semata wayangnya.
Pernah Dani dan istri nya Sinta mengusulkan untuk adopsi anak, tapi mereka tidak menyetujui sama sekali. Dan hanya menginginkan anak yang mengalir darah daging Dani. Untuk menjadi pewaris kekayaan mereka, terutama untuk menemani hari tua Mama dan papa Dani, mengingat dia anak tunggal.
Dani dan Sinta juga sudah melakukan berbagai cara baik pengobatan medis terbaik, dan alternatif pun sudah mereka lakukan. Bahkan dokter yang memeriksa kondisi Sinta dan Dani pun mengatakan jika mereka berdua sangat subur dan tidak memiliki masalah, hanya rezeki untuk mendapatkan anak belum juga mereka berdua dapatkan.
Dani mencium hangat kening istrinya Sinta, sehingga dia terbangun begitu mendapatkan ucapan selamat pagi yang begitu membahagiakan.
“Selamat pagi sayang.”
“Pagi juga suamiku.”
Balas Sinta tersenyum senang, tanganya terangkat mengelus pelan bulu-bulu halus disekitar wajah suaminya, rasanya begitu nyaman bagi Sinta melakukan hal itu, terutama bermanja-manja dipagi hari yang sangat menyenangkan ini.
“Sayang kamu lupa ya, jika hari ini mau pulang kerumah ibu?”
“Astaga, iya mas aku hampir lupa.”
Sinta menghambur duduk dan bersiap-siap untuk mandi, begitu juga dengan Dani yang langsung menyusul sang istri tercinta nya. Dia ingin mendapatkan jatah terlebih dahulu pagi ini sebelum istri nya pulang untuk beberapa hari.
“Sayang, puasin aku dulu, karena aku bakal merindukan mu beberapa hari ini.” Bisik Dani memeluk erat Sinta yang baru ingin melepaskan pakaiannya.
"Baiklah mas, buatmu apa sih yang nggak."
Sinta terbalik sehingga posisi mereka saling berhadapan, perlahan dia menangkap wajah Dani dengan kedua belah tangannya, dan mulai memberikan ciuman yang tentunya diakhiri dengan percintaan panjang.
Cukup lama mereka bercinta dibawah cucuran air shower yang mengalir lembut. bahkan Sinta sengaja mengomando permainan pagi ini, dia benar-benar ingin membuat suaminya puas dengan gaya bercinta nya yang baru. setelah beberapa kali pelepasan, mereka menyudahi permainan dan kembali untuk berpakaian rapi.
"Pagi mas Dani, Bu Sinta."
Lani menyapa ramah, kedua majikan nya yang turun kebawah dengan wajah berseri-seri, rambut mereka masih terlihat basah. meskipun belum menikah, tapi Lani sangat paham jika pasangan ini habis bercinta.
Selesai sarapan, pagi ini Dani langsung mengantarkan istri nya pulang kerumah orang tua nya, dia sengaja nyetir mobil sendiri, mengingat sekarang hari libur sehingga Dani, sehingga Dani sengaja tidak meminta sopir pribadi nya untuk bekerja.
Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, mereka disambut hangat oleh kedua orang tua istrinya Sinta.
"Dani apa kabar mu nak, sudah lama juga kalian berdua tidak pulang mengunjungi kami, nak."
"Iya Bu, bapak. maafkan kami yang selalu sibuk akhir-akhir ini."
"Ngak papa kok nak, kami ngerti. kalian masih ingat pulang saja sudah cukup membuat kami mersa bahagia." jawab bapak tersenyum.
Malam ini mau tidak mau, Dani akirnya nginap dan ! menghabiskan waktu ngobrol-ngobrol panjang lebar dengan bapak mertuanya.
"Mas ngak jadi pulang?"
"Ngak Sayang, mas mersa ngak enak sama bapak dan ibu. lagian kita jarang pulang. kapan lagi kita bisa menyenangkan hati mereka."
"Terimakasih ya mas, kamu begitu baik padaku, dan juga ibu dan bapak."
"Tentu sayang, karena mereka juga orang tuaku."
"Apa besok mas Ngak telat masuk kerja?"
"Ngak papa sayang,"
Paginya, Dani sudah pamit untuk kembali, mengingat dia yang merupakan seorang pemimpin yang mempunyai tanggungjawab besar terhadap ribuan karyawan nya.
Sepanjang perjalanan pulang, Dani kembali teringat pada wajah Melani, pikiranya mulai tidak fokus , apa lagi akhir-akhir ini Melani terlihat bertambah cantik dan sangat seksi.
" Kenapa dengan ku, Pikiran nakalku pun muncul kembali, Setelah sekian lama aku berusaha untuk menjadi laki-laki yang baik dan setia, setelah memutuskan untuk menikahi Sinta.
Aku berfikir jika istri ku Sinta akhir-akhir ini mulai membosankan, dia yang sangat sibuk dengan pekerjaan nya yang juga memimpin anak perusahaan ku, yang sekarang juga berkembang berkat keuletan dan kegigihannya.
Pernah aku meminta Sinta untuk berhenti dan fokus untuk program hamil, namun satu setengah tahun fokus dirumah dan ikut program hamil, tidak membuahkan hasil, sehingga Sinta minta ingin kembali bekerja mengingat dia bosan dirumah.
Pikiran liarku, sering membayangkan jika aku berhubungan dengan Melani, bahkan aku mulai sering mencuri-curi pandangan ke bokong Melani yang terlihat sangat montok, dan buah dadanya yang besar, aku sering membayangkan jika aku menikmati benda itu yang tidak aku temui di istri ku Sinta.
Pembaca tersayang, maaf ya. untuk novel author yang sekarang cerita akan membuat kalian kesal, dan beda dari yang lainnya. tapi jangan marah dulu.... akirnya happy ending dan tentunya romantis😘😘😍 Menurut author.. sendiri he...he..😂😂😂
Bagi yang kurang suka, maaf ya. tapi cerita author ini pengalaman dari seorang teman, meskipun dibuat bumbu-bumbu dikit biar seru. dimana dia bertaubat dan sangat menyesal karena pernah menjadi seorang pelakor, meskipun pada akhir nya dia bertaubat setelah mendapat pelajaran Jebat dalam hidup nya yang pernah melakukan kesalahan.
Setiap kita pasti punya kesalahan dalam hidup, dan tidak ada yang suci dan dok suci, yang terpenting pada akhir nya Kita bisa dan masih diberi kesempatan untuk bertaubat, itu yang penting.
semoga saja teman-teman mau melanjutkan membaca dan menyukai cerita author ini😆😆😆, jangan lupa vote and like ya teman-teman, biar semangat nulisnya, karena dukungan dari teman-teman tersayanglah author bisa mendapatkan inspirasi yang bagus dan ide yang menarik. sekali lagi. terimakasih, dan maaf jika author tidak sempat membalas komentar teman-teman, tapi author sangat ingat pada pembaca setia yang selalu mengikuti setiap karya-karya author. 😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!