NovelToon NovelToon

Cinta Sang Duda

Awal Bertemu

Di sebuah taman, seorang pria yang fokus melihat kesana kemari ,ia sedang menelusuri taman itu dan di bantu oleh panak buahnya, mereka semua mencari seorang anak kecil laki- laki yang terpisah oleh ayahnya.

Niat pria itu ingin menebus kesalahannya sebagai orang tua, ia yang selalu sibuk hingga lupa akan anaknya yang butuh perhatiannya. namun bukanya bisa bersenang- senang dengan anaknya malah kini anaknya yang hilang, frustasi pun melanda.

Ditempat yang berbeda. di sebuah toko sepatu ada seorang gadis cantik dan manis jika ia tersenyum, gadis itu bernama Olivea darmayanti yang berusia 22 tahun.

Olive melirik jam di tangannya yang sudah menunjukan jam 20:00, waktunya olive menutup toko dan meninggalkan semua aktifitasnya di dalam toko itu.

Setelah menutup toko, olive pun berpamitan dengan semua temannya dan atasanya.

olive pun meninggalkan toko itu menuju pulang, hampir setiap hari olive harus rela berjalan demi mengirit pengeluarannya.

Karena ekonomi keluarganya, olive mengirit untuk membantu kedua orang tuanya. olive pun berjalan hingga tak sadar kakinya sudah sampai di sebuah taman.olive pun singgah sebentar untuk menghilangkan lelahnya sesaat, walau rumahnya sudah tak jauh lagi.

Saat olive berjalan mencari kursi, tiba-tiba datang seorang anak kecil yang menghampiri dirinya. ia pun bertanya dengan sang adik kecil itu.

" dek kemana orang tuamu?" olive bertanya dengan nada bingung,karena ia melihat sekeliling taman itu tak begitu ramai malam ini.

" Saya terpisah Tante." jawab zidan dengan bahasa khasnya.

" hemm,,,,, Ia sudah, ayo Tante temani cari orang tuamu. waktu juga sudah malam begini, pasti orang tuamu sudah mencarimu." olive pun berdiri meninggalkan kursi itu.

" Tante, zidan mau itu." telunjuk tangan zidan sambil menunjuk ke arah orang tukang jual pentol bakar.

Olive pun mengikutin kemana arah tangan mungil itu menuju.olive hanya tersenyum

" kamu mau itu?"olive bertanya dengan mensejajarkan tinggi badan anak laki-laki itu, namun hanya mendapat jawaban dari sebuah anggukan dari anak kecil itu.

Setelah ia membelikan yang anak kecil itu mau, olive pun melanjutkan langkahnya sambil mencari ke dua orang tua anak kecil itu.

" nama kamu siapa dek" ia pun beranikan bertanya dengan adik kecil itu.

" Zidan Tante " ucap zidan sambil melahap pentol bakar yang ada di tangannya.

Di usia Zidan yang masih terlalu kecil,jadi

zidan menggunakan bahasa seusianya.

" Zidan..." Teriak, suara yang cukup keras memanggil nama seseorang.

" Hadeh,,, kemana,,,, lagi anak ini..." keluh reyhan yang sudah lelah keliling mencari anaknya,yang sedari tadi bermain petak umpet.

Reyhan yang berjalan melewati sebuah pohon besar, reyhan berjalan tanpa melihat pohon besar itu. karena ia tak melihat ada seseorang yang yang bakal melewati pohon yang sama,

hingga terjadi benturan.

Olive yang sedang berjalan sambil makan pentol itu pun tak sengaja mengenai baju pria itu, baju berwarna putih itu hingga meninggalkan noda.

" Aduh." Teriak Reyhan sambil melihat tubuhnya." kamu,bisa gak jalan itu lihat-lihat lihat kotor jadinya bajuku..sial." keluh Reyhan sambil melihat ke wajah olive yang santai.

" Anda sendiri jalan juga gak lihat-lihat main tabrak aja." omel olive, hingga beberapa detik kesadaran olive pun sadar anak kecil yang dia gandeng sudah terjatuh berjongkok memegangi lututnya.

" Kamu gak papakan dek." ucap olive khawatir sambil, melihat seluruh tubuh anak itu.

Reyhan yang masih ingin marah-marah pun terdiam, saat melihat gadis di hadapannya berpaling dan langsung jongkok menghampiri seseorang di bawah sana.

" Saya gak ada urusan dengan anda lagi, saya harus pergi " ucap olive sambil bangkit mengandeng anak kecil itu.

Namun saat wajah anak itu melihat ke atas, betapa terkejutnya ketika pria kecil itu memanggil seseorang yang kini berdiri tepat di hadapan olive.

" Ayah...." Teriak zidan, ia pun langsung berlari ke arah ayahnya.

" Oh jadi anda orang tua anak ini." ucap olive ketus,

" Iya, ok boy. ayo kita pergi sepertinya mau turun hujan" ucap reyhan, sambil menggendong tubuh mungil zidan ia berjalan tanpa melihat kebelakang.

" Idih, terima kasih kek. ini gk, untung anaknya ketemu aku kalo ketemu orang Jahat sudah di bawa kabur itu anak." omel olive sambil pergi meninggalkan taman itu.

Olive yang sudah sampai rumah pun, tiba-tiba teringat pria yang di taman tadi.

" Kenapa tadi aku ngomel sama pria itu ia, kan tadi aku juga sudah mengotori bajunya."olive bicara dengan dirinya sendiri.

"Ah...sudah lah,lebih baik aku mandi makan trus tidur." olive pun berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan diri,olive makan dan langsung berbaring di atas tempat tidurnya.tak butuh lama untuk olive,karena kelelahan akhirnya olive pun tertidur.

Ke esokan harinya olive pun bergegas bangun dan membersihkan tubuhnya, saat olive ingin turun dari kamar kostnya olive pun di kejutkan oleh suara yang menurutnya tak asing.

" Pagi betul sudah rapi, mau pergi kerja ya?

ucap pria itu.

" Kamu sendiri pagi- pagi sudah bertamu di rumah orang." ucap ketus olive, sambil ia berjalan melewati pria itu.

Pria yang menghampiri olive adalah mantan pacar olive,beberapa bulan lalu baru saja putus karena perselingkuhan.

" Live aku minta maaf,aku salah waktu itu, maafin aku ia live." ucap pelan pria itu

" Aku sudah tidak mau berurusan lagi sama kamu,kamu gak usah lagi ganggu hidup ku ngerti." ucap olive marah, sambil terus berjalan hingga ke tepi jalan raya.

" Mau apa lagi sih kamu put." kesal olive,terbawa emosi.

"Hubungan kita sudah berakhir, jadi kita sudah gak ada hubungan lagi. jadi, kamu silahkan pergi dari hadapan ku." usir olive ke putra,namun putra malah menggenggam tangan olive.

" Apa tidak bisa di perbaiki lagi hubungan kita live?" tanya putra, "aku masih mencintai mu 4 tahun kita pacaran live, aku mohon maafin aku."

ucap lirih putra dan tak ingin melepaskan tangan olive.

" Maaf put, apa yang sudah pergi tidak akan pernah kembali." ucap olive sambil melepaskan tangan putra dan langsung berlari menjauhi putra.

" Maafin aku live,( teriak putra ) aku sadar aku salah namun aku masih mencintaimu live." harap batin putra.

Olive yang berlari tanpa henti pun tak terasa sudah di taman kota, olive yang kelelahan pun duduk sejenak.

Olive berusaha melupakan putra yang selama 4 tahun bersamanya dulu, olive yang gak menyangka jika kekasihnya menjalin hubungan dengan mantan teman sekelasnya dulu yang sudah berhubungan lebih dari 1 tahun.

Setelah menghapus air mata nya olive pun berjalan lagi,namun sialnya sebuah mobil yang melaju di sampingnya pun tak bisa di hindarkan.

Olive pun terkena cipratan dari air tergenang di pinggir trotoar itu, mobil itu tetap berjalan melewati olive yang sudah kesal.

" heyyy..(teriak )

sial betul diriku hari ini,,,, pagi-pagi ketemu mantan trus ini mau pergi kerja udah ketimpa cipratan air kotor lagi...hurf." keluh olive yang memandangi bajunya yang kotor nya.

Sesampai di tempat kerja, olive pun langsung berganti pakaian yang sengaja dia bawa.takut-takut kalau di suruh lembur lagi.

" Kamu kenapa live wajahmu kusut amat?" tanya teman kerjanya,yang melihat olive keluar dari toilet.

"Belum sarapan kah kamu live?"tanya nya lagi

" Aku gak lembur hari ini, mba, ucap olive kepada teman-temanya,sambil merapikan baju seragamnya.

Waktu pun tak terasa sudah sore waktunya olive pulang, seperti biasa setelah olive sampai rumah langsung mandi dan sholat Azhar.

Karena kecapean akhirnya olive pun tertidur setelah menjalankan sholat mahgrib ya.

BERTEMU TEMAN LAMA

Seperti biasa aktifitasnya dari pagi hingga malam, olive Darmayanti yang bekerja di sebuah toko sepatu yang lumayan ramai pelanggan, olive begitu menikmati pekerjaannya saat ini tanpa harus ia keluhkan,

Olive bukan tak bisa mencari pekerjaan di lain, namun hanya di toko ini lah yang mampu menerima nya saat itu, demi memperbaikin ekonomi keluarganya setelah usaha ayah olive bangkrut.

Olive yang teringat akan senyum orang tuanya, ia melupakan sesaat kesedihan nya, jam istirahat pun tiba dan olive berencana keluar ingin membeli sesuatu bersama salah satu rekan kerjanya, olive pun berjalan melewati cafe itu dengan canda tawa mereka berdua, namun suara tawa itu tiba - tiba terhenti mendengar suara seseorang.

" Olive..." suara itu di iringi oleh berhentinya langkah kaki keduanya.

" Iya." olive memperhatikan gadis di hadapannya itu dengan seksama.

" Live ini aku Ratih Ayunda, masih ingat aku gak?" tanya Ratih dengan harap.

" Ya Allah rat, iya aku ingat." mereka pun girang dengan sendirinya hingga tak sadar jika ada seorang yang mereka bikin bingung.

" Kita ngobrol dulu yuk, aku kangen sama kamu, kapan lagi kita bisa ngobrol bareng." tangan Ratih sudah menarik tangan olive kedalam cafe, tak lupa ia menawarkan teman satu profesi olive untuk ikut.

Setelah mendapatkan kursi dan meja, pesanan mereka pun sudah datang, mereka berdua akhirnya mengobrol sambil menyelesaikan makanannya.

" Bagaimana kabarmu dan orang tua mu sekarang? ( tanya Ratih ), dan kamu tinggal di mana di kota J ini?" timpal Ratih lagi.

" Ibu dan ayah baik alhamdullilah sehat semua rat, sementara ini aku ngekost rat, dan aku kerjanya di toko sepatu yang tak jauh dari cafe ini." Olive menunjuk di salah satu deretan di ruko sebrang cafe itu.

" Oh..aku kira kamu melanjutkan bakat mu, live."

Ratih tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

( Olive hanya tersenyum termanis) " Gak rat, untuk sementara aku ingin bantu orang tua ku dulu, ada keinginanku sih, hanya saja aku masih fokus untuk pengobatan ayah rat." olive menjawab semua pertanyaan Ratih dan sambil tersenyum,seolah tiada beban ia rasakan.

" Live kamu makin cantik banget loh sekarang." goda Ratih, untuk memalingkan pembicaraannya.

" Kamu itu bisa ja rat,( wajah olive memerah ) kamu sendiri juga banyak banget perubahan sekarang rat." goda olive lagi sambil menahan godaan dari sahabat lamanya itu.

Teman satu kerjaan olive yang baru pun ikut tertawa karena canda tawa Ratih dan olive yang saling memuji satu sama lain,tak lupa sesekali teman baru olive itu pun sering bertanya dan ikut mengobrol bergurau bersama Ratih dan olive,hingga tanpa sadar ke akrab'an mereka melekat saat itu.

" Live, kenapa kamu gak coba kerja di tempat lain? ( tanya Ratih bingung), padahal kamu punya bakat juga live?" pertanyaan Ratih hanya di jawab oleh olive dengan gelengan pelan.

" Sudah rat, mungkin belum rezekimu, jadi untuk sementara mana yang mampu memperkerjakan aku saat ini itu sudah cukup." ucap olive dengan tersenyum.

" Live, jam kita sudah mau habis." tegur teman satu profesi olive.

" Oh, ia ,keasikan kita ngobrol jadi lupa." olive pun menepuk jidatnya, sedangkan Ratih yang melihat tingkah olive hanya terkekeh pelan.

" Kalian mau balik kerja lagi?" tanya Ratih.

" Iya rat, kita berdua harus balik,jam istirahat kita berdua sudah mau habis, kapan- kapan kita ngobrol aja lagi iya." tawar olive sambil berdiri dari kursi itu, dan ia berjalan menuju pintu keluar.

" Aku, minta nomor ponselmu live?" Ratih sambil merogoh tas yang ia kenakan.

" Boleh." jawab olive

Ratih pun mengeluarkan ponselnya dan memberikannya ke olive, dengan cepat olive meraihnya dan mengetikan beberapa nomor telponnya, secepat mungkin olive mengetik dan memberikan ponsel itu kepemilikannya lagi.

" Ratih, kita berdua permisi dulu iya, terima kasih sudah mentraktir aku dan teman ku." pamit olive di susul oleh langkah kaki dan lambaian tangan mereka bertiga.

Olive dan temannya itu pun kini sudah sampai toko dan melanjut kan pekerjaan mereka masing - masing hingga semua pekerjaan mereka selesai.

" Live pulang kerja kamu langsung pulang kah?" tanya teman olive yang bernama indah itu, yang ia bawa bersamanya tadi di cafe.

" Aku langsung pulang, dah." jawab Ratih sambil merapikan seragam kerjanya.

" Bareng deh klo gitu." jawab indah sambil meletakan sesuatu kedalam loker penyimpanan.

Mereka pun keluar dari toko bersamaan,seperti biasa mereka selalu bercanda tawa saat keluar toko itu, hingga terkadang menimbulkan rasa iri untuk teman yang lainya.

Setelah sampai di pertigaan jalan olive dan Ratih beda jalur, akhirnya mereka berpisah, olive lanjutkan langkahnya hingga sampai di tempat tinggalnya ( kost ).

Ia pun langsung membuka pintu dan masuk, setelah menutup pintu olive pun berjalan ke dapur dan langsung ke kamar mandi,setelah selesai semua aktifitasnya olive memasak sesuatu tuk ia makan.

Di dapur olive sangat telaten mengolah makanan, namun saat ini dirinya hanya sendiri ia memilih memasak mie instan yang menurutnya itu makanan terenak.

Setelah selesai olive pun langsung sholat mahgrib,dan setelah selesai olive langsung berbaring, tanpa melihat jam di dindingnya olive pun terlelap karena kelelahan.

Disebuah rumah besar dan megah,

sedang ada insiden sang paman yang baru saja sampai dari perjalanan bisnisnya, kenaikan seorang anak kecil yang rindu akan seorang teman bermain hingga ia menargetkan pamannya yang baru saja sampai dan beristirahat di kamarnya.

Lukisan yang indah, wajah berbentuk kucing yang terlihat jelas di wajah sang paman dari hasil karya sang keponakan, semua penghuni di manspione itu terkekeh melihat wajah majikan mudanya yang beru keluar kamar.

Mata pemilik itu pun melihat semua,mereka yang sudah terbiasa dengan kelakuhan majikannya yang bersahabat tak pernah malu lagi atau kaku, mereka hanya segan karena sikap majikannya yang kadang tegas,agar tak lalai dengan kewajiban masing - masing.

" Ada apa kalian cekikikan seperti kuntilanak?" tanya tuan muda itu sambil mengambil air minum di kulkas.

" Daffa," teriak suara wanita itu membuat semua penghuni manspione yang melihat tuanya semua terdiam.

" Mami, sakit telinga Daffa, ada apa sih teriak - teriak." jawab Daffa sambil memegangi telinganya.

" Lihat wajah mu." mami nayfa memberitahu wajahnya Daffa .

" Eh...memang ada pa dengan wajah ku mi?" daffa tak jadi minum, ia langsung berlari mencari cermin.

Setelah menemukan cermin yang terletak di ruang tengah,mata Daffa membulat hebat dan suara teriakan nya memenuhi rumah itu.

" Zi,dan," teriak Daffa memenuhi ruangan itu.yang mendengar teriakan Daffa pun hanya terkekeh mendengarnya.

" Dasar ia, keponakan kurang aja bisa - bisanya wajah ku di lukis begini, mending bagus kah lukisannya ini ampun dah." sambil mengobrol Daffa membersihkan dengan air hangat di dapur di bantu oleh mami nayfa.

Mami nayfa hanya terkekeh melihat tingkah anak dan cucunya itu.

Tiba - tiba dari arah masuk terdengar suara ledekan dari ayah dan anak yang membuat Daffa hanya menggerutu sendiri.

" Wajah mu kenapa daf ?" tawa Reyhan pun tak mampu ia tahan lagi.

" ucing." timpal Zidan lagi.

" Ayah sama anak sama aja jail, gak bisa lihat orang santai sedikit sudah jadi korban ." gerutu Daffa sambil menghapus wajahnya.

" Sudah, ini bersihkan dan ingat Zidan jangan lagi ia kasihan om Daffa." ucap mami nayfa lembut.

" Om, lucu seperti kucing beneran, hahhaha." tawa Zidan bahagia namun tak pernah Daffa masukan ke hati karena faham akan keadaan keponakannya itu.

Daffa Abraham usia 28 tahun jomblo akut alias anti wanita, sifat Daffa kurang lebih seperi sang kakak Reyhan sedikit dingin dan sangat datar ketika di luar rumah, namun aslinya sangat lembut dan hangat terhadap orang sekitarnya.

Daffa baru saja sampai di kota J dari perjalanan dari kota Q.

" Zidan lain kali jangan begini ia entar di lihat orang, nanti dikira om Daffa beneran manusia kucing lagi." ucap Daffa lembut sambil membersihkan wajahnya dengan kain basah.

" Maaf kan Zidan iya om." Zidan pun minta maaf karena kejahilannya dan mengakui kesalahannya.

( Daffa pun tersenyum )" Iya, iya sudah gak apa - apa." ucap Daffa lagi sambil menyentuh kepala mungil itu.

Reyhan yang tersenyum bahagia melihat ke akuran daffa dan anaknya, serta keluarga yang selalu memberi kehangatan.

awal yang baru

Di hari Minggu pagi, olive janjian dengan sahabatnya Ratih di sebuah cafe, olive pun bergegas pergi keluar rumah menuju cafe itu.

Tak butuh waktu lama untuk olive sampai ke cafe, tepat di depan cafe langkah kaki olive terhenti oleh sebuah suara familiar untuk nya.

" Olive." lambaian tangan dan suara Ratih menghentikan langkah olive yang hendak masuk ke cafe itu.

" Baru sampai juga kah, live?" tanya Ratih sambil mengandeng tangan olive.

" Iya, kamu juga baru sampai, ku kira aku telat tadi, hehehehe." kekeh pelan olive.

Mereka pun berjalan beriringan memasuki cafe itu dan langsung mencari meja dan kursi untuk mereka duduki, setelah mendapatkan duduk olive dan Ratih pun memesan sesuatu, sambil mereka menunggu pesanan datang mereka pun seperti biasa melepas rindu dengan canda tawa mereka.

" Live, kamu gak mau coba cari kerjaan lain kah?" basa - basi Ratih.

" Ingin ku rat, tapi, untuk saat ini hanya toko tempat ku bekerja yang saat ini mampu menerima ku bekerja." jawab olive dengan senyum di balik sendu wajahnya.

" Kalau aku mau menawarkan kamu sebuah pekerjaan gimana live?" tawar Ratih sambil mengaduk gelasnya.

" Memang mau kerja apa aku rat, kamu tau sendiri ijasahku cuma mentok sampai SMA aja." canda olive untuk menghilangkan rasa canggung nya.

" Kamu nya mau gak?" the poin Ratih.

" Jika ada aku mau sih rat, walau sebagai OB pun." jawab simpel olive, yang tau akan pertanyaan sahabatnya itu.

" Aku kerja di perusahan scorpion, di perusahan itu aku dengar lagi mengadakan lowongan pekerjaan di bidang sekertaris dan disain, jika kamu berminat kamu masukan lamaran mu siapa tau rezekimu lolos interview." penjelasan Ratih membuat olive terdiam.

" Apakah bisa rat, kan kamu tau sendiri ijazah ku hanya lulusan SMA." tanya olive lagi

" Aku percaya live kamu bisa lolos, kamu bisa disain, walau kamu tak bisa melanjutkan bakat mu, namun aku yakin di perusahan ini pasti keterima." yakin Ratih akan kemampuan olive, walau di sisi lain Ratih melihat keraguan di mata olive.

" kamu harus coba Liv." Ratih membuyarkan lamunan olive.

" Ok deh, aku coba." jawab olive masih tak yakin demi sahabatnya ia menjawab setengah bimbang.

Mereka pun melanjutkan mengobrol mereka, tak terasa waktu sudah masuk siang hari, olive dan Ratih memilih mengakhiri pertemun Meraka dan Ratih pun menawarkan diri untuk mengantar olive hingga di depan tempat tinggalnya ( kost ).olive pun menawarkan Ratih mampir sebentar, namun Ratih tak bisa singgah saat ini karena Ratih ada janji dengan orang tuanya agar tak menyinggung olive bertutur lembut karena memang adanya Ratih sedari tadi sudah di telpon kedua orang tuanya agar cepat pulang.

Olive pun masuk selepas mobil Rati pergi.ia lekas membuka pintu dan menutupnya lagi, ia pun melamun sesaat akan ucapan sahabatnya tadi, ia mencoba menulis lamaran lagi dan berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi, agar ayahnya bisa segera ia rawat ke rumah sakit agar cepat sembuh.

Waktu pun terus berputar hingga tak terasa mentari pagi sudah menerangi dunia, olive yang sudah siap dengan aktifitasnya, namun berbeda saat ini.olive Menganti siff kerjanya menjadi masuk sore, olive pagi - pagi sekali pergi meninggalkan kamarnya, langkah kakinya menuju sebuah gedung yang menjulang tinggi itu, Ia tepat di depan gedung itu.

" Bismillah, semoga ada rezekinya." semangat olive kepada dirinya sendiri

Langkah kaki olive memasuki gedung itu dan berbicara oleh satpam penjaga pintu masuk, saat di bolehkan masuk, olive secepat mungkin mencari tempat pendaftaran lamaran kerja itu, tepat di sebuah pojokan sebelah kanan ia berdiri, ada tulisanya dan saat itu juga ia mendekati meja itu dengan ramah dan sopan nya mereka menyuruh semua para calon karyawan itu meletakan surat interview mereka di sini dan akan di hubungin langsung.

Setelah selesai olive pun hendak pergi meninggalkan perusahan itu, namun, langkah kaki olive terhenti ketika olive tak sengaja menabrak seseorang hingga dirinya terjatuh.

Sosok kaki jenjang dan seragam berjas itu kelihatan dari raut wajahnya sangat dingin dan datar, ia memperhatikan seorang gadis yang terjatuh itu dengan tatapan tak suka, dengan alis terangkat satu pria itu memasang wajah datarnya, betapa terkejutnya olive dan dirinya ketika mengingat siapa yang kini di hadapan mereka.

Reyhan Abraham, hanya terdiam dengan wajah datarnya nya itu, walau ia terkejut mengetahui siapa wanita itu, tanpa di sadari oleh siapa pun olive mengeluarkan harum khas tubuhnya yang berbau vanila dan Reyhan pun menghirupnya ketika ada hembusan angin dari ruangan itu.

" maaf pak saya tak sengaja, ucap olive sopan.

Reyhan tak memperdulikannya namun ada rasa getir di hatinya yang tanpa di sadari oleh pengawal nya ia tersenyum tipis.

" Menarik." ucap Reyhan pelan sambil melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung itu.

Olive pun kini sudah keluar gedung dan sekarang udah berjalan mencari angkot umum untuk menuju tempat kerjanya karena ia menganti siff sore.

Setibanya di tempat kerja, olive langsung bergegas melakukan pekerjaannya sebagai karyawan toko itu, dengan lincah dan teliti ia membersihkan serta menata rapi lagi sepatu- sepatu yang berhamburan. yang habis di coba oleh beberapa pelanggan.

Sebuah notif terdengar dari ponsel olive, ia segera pergi dan mengecek ponselnya, benar saja pesan itu langsung dari perusahan yang ia baru masukan lamaran kerja nya tadi pagi.

Malam pun sudah menyambut, dan olive sudah bersiap untuk pulang dan tak lupa olive meminta izin oleh pemilik toko untuk berhenti, namun apa yang di dengarnya ternyata pemilik toko itu sudah ingin sekali memberhentikannya sejak dulu karena hutangnya olive sudah lunas dan saat itu juga ia di berhentikan.

Hati olive sebenarnya sedih, namun ia sadar tak mungkin ia ingin marah kepada pemilik toko itu,dengan keputusannya itu dan belum lagi ternyata pemilik toko sudah ingin sekali memberhentikan dirinya.

" huff, sudah lah, mungkin ini jalan ku, tapi kenapa bos tiba- tiba ingin memberhentikan ku apa ada kesalahan yang ku perbuat, atau karena sering libur akhir- akhir ini, hemmm, sudahlah." olive berbicara dengan dirinya sendiri.

Di sebuah ruangan di sebuah gedung, mata Reyhan memandangi luar jendela dan hanya dirinya sendiri yang tau dengan apa yang ada di hati dan fikirannya saat ini.

" Apa kamu sudah mencari tau kejadian itu?" tanya Reyhan.

" Sudah tuan ada beberapa orang yang terlibat." ucap asisten Tomi.

" cari tau dan bereskan semua, dan jangan lupa pelakunya bawa untuk temui aku." jawab Reyhan sambil berlalu meninggal kan ruangan nya dan melewati tubuh Tomi yang terdiam mematung.

.

.

Keesokan harinya olive bergegas membersihkan diri dan berpakaian rapi,setelah sarapan ia langsung pergi menuju kantor itu, di depan kantor ia melangkahkan kakinya dengan jantung yang berkencambuk tak berhenti berdebar, seperti mendapatkan jekpot besar.

" Maaf, apakah nona yang ikut interview hari ini?" tanya seseorang itu kepada olive yang mematung karena bingung.

" Iya, tapi di ruangan mana ia saya bisa ikut interview?" jawab olive.

" Silahkan ikut saya nona." wanita itu menuntun olive ke sebuah ruangan di lantai 7.

Mata olive membulat melihat pemandangan dari dalam gedung itu dari dinding kaca yang sangat indah menurutnya.olive tak henti hentinya kagum dengan gedung yang akan jadi tempat nya menggantungkan hidupnya.

" Silahkan nona masuk, interviewnya sudah di mulai." tawar wanita itu dan membukakan pintu ruangan itu dengan seksama mata olive dan peserta penghuni ruangan itu saling pandang.

Satu jam kemudian olive dan temannya yang lain yang ikut interview pun selesai dan memilih membubarkan diri mereka.

Olive pun memilih pulan, namun hati olive tiba - tiba ingin kesuatu tempat dan mencari udara saat itu, olive pun pergi ke sebuah taman yang ada danaunya tak jauh lah dari kantor itu.

Langkah olive pun telah sampai dan melihat pemandangan yang menurutnya lumayan indah dan damai, olive pun melihat ada pepohonan yang sangat rimbun daunya.

Langkah olive mendekati pohon itu tanpa ia sadari dan memperhatikan langkahnya, ia menginjak sesuatu hingga membuatnya terjatuh tersungkur.

" Aduh," suara lirih olive menahan sakit.

Sedangkan yang membuatnya terjatuh tak bergeming sedikit pun hanya melirik mengintip dari balik lengan kekar yang menutupi matanya.

" Hey, kalo mau tiduran jangan di sini juga kali dan kamu bisa mencelakai orang tau." omel olive namun pria dingin itu hanya terbangun dan duduk memperhatikan wanita yang ada di hadapannya.

" Kamu," ucap olive terhenti ketika mengingat sesuatu.

Pria itu pun hendak bangkit meninggalkan olive yang masih mengoceh itu.

" Tunggu tiang listrik, kamu seharunya minta maaf kepadaku." teriak olive dan benar menghentikan langkah kaki pria tinggi itu.

" Maaf, untuk apa aku yang meminta maaf, bukanya kamu terjatuh sendiri?" jawab Reyhan sambil berlalu.

" Hey," pria itu tetap berjalan tak menghiraukan teriakan olive yang semakin kencang.

Sore hari olive menerima pesan dari Ratih sahabatnya, mereka janjian berjalan bersama kesebuah cafe di cafe itu lah olive dan Ratih menghabiskan jam sore mereka, canda tawa mereka terhenti saat olive membuka pesan masuk, mata olive membulat sempurna kebahagian terpancar.

" Kamu kenapa live?" Ratih yang bingung dengan tingkah sahabatnya itu.

" Aku di terima rat." ucap olive girang dan ratih pun ikut girang mendengarnya malah Ratih yang tambah girang dari olive.

Keesokan harinya olive pun sudah selesai mandi dan sudah rapi, hanya saja olive belum sarapan karena terburu- buru olive memilih berangkat pagi sebelum karyawan lain datang.

Olive pun hendak turun dari tangga setelah mengunci pintu kamar kostnya, saat sampai di depan pagar olive terkejut melihat mobil yang tak asing untuknya beberapa hari ini.

" Ayo, kamu gak mau terlambat kan?" tawar Ratih dari dalam mobil.

Olive pun membuka mobil Ratih dengan tersenyum bahagia.

" Rat, kamu koq kesini sih?" tanya olive ke Ratih.

" Mulai saat ini kita pergi bareng iya?" tawar Ratih lagi.

" Apa gak ngerepotin kamu?" jawab olive

" (Sebuah gelengan kepala Ratih),gak." hanya itu jawaban Ratih.

" Makasih ia rat." jawab olive.

" Sudah sarapan belum kamu?" tawar Ratih.

" Gak sempet rat,aku takut terlambat ke kantornya, baru juga di terima sudah terlambat." ucap olive.

" Kita mampir sarapan sebentar ia." tawar Ratih.

" Nanti aku telat rat, baru juga masuk kerja hari pertama." olive berusaha menolak lembut.

" Tenang ja kita makan dekat kantor, jadi kita gak keburu- buru, lagian masih jam berapa ini, perusahan aktif jam kerja jam 8 sayang ini masih jam tujuh kurang." panjang lebar Ratih ke olive.

mobil itu melaju cepat, hingga tak butuh waktu lama sampai di dekat kantor tepat di sebelah kantor itu ada warung makan bubur ayam,mereka pun singgah di situ sebentar untuk sarapan.

" Eh, ramai juga ia sekalinya di sini?" tanya olive.

" Iya, di sini kalo pagi begini penuh, coba kamu perhatikan mereka yang berseragam kantor itu." Ratih tak menunjuk hanya bibirnya saja yang memberi arahan.

" Iya, kenapa mereka, apa mereka kerja di dekat kantor kita atau bukan?" tanya olive lagi yang sembari meletakan bokongnya ke kursi.

" Sebagian, sebagian anak sekantor kita, ada juga yang kerja di kantor sebelah sana." ucap Ratih panjang lebar sambil menerima bubur yang sudah mereka pesan.

" Terima kasih ibu." ucap olive bersamaan Ratih.

" Jadi mereka semua kalau pagi kesini." ucap olive yang sudah menyuap bubur itu kedalam mulutnya.

"Hemmm.." hanya sebuah gema dari Ratih karena mulutnya juga sudah terisi bubur.

Mereka pun menikmati sarapannya hingga selesai, mereka pun pergi ( setelah membayar) meninggalkan warung bubur ayam itu menuju kantor.

Di dalam kantor suasana sangat ramai karena banyak orang yang baru sampai kantor.

" Live, kamu langsung datangin ruangan HRD aja biar tau pekerjaanmu apa!" ucap Ratih yang hendak mendekati life karyawan.

" Iya rat, makasih ia, sudah memberiku tumpangan dan menyarankan ku pekerjaan di sini,aku pergi dulu." pamit olive ke sahabatnya itu, dan langsung mereka berpisah di dekat live karyawan itu.

Olive pun meminta tolong kepada satpam sekitar, dan saat itu juga di antarkan ke ruang HRD.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!