NovelToon NovelToon

Izinkan Aku Membenci

Episode 1

Astari meloncat ke halte bis Transjakarta dan berlari dengan cepat sambil mengucapkan kata permisi membuat orang orang yang sedang berjalan di koridor halte bis berteriak dan protes karna terkadang menyenggolnya, tetapi ia hanya berkata maaf dan terus berlari menyusuri halte bis yang sangat panjang dan melelahkan.

" Mudah-mudahan masih ada waktu," ucapnya dalam hati saat ia tiba di depan sebuah gedung perkantoran yang sangat tinggi dan megah.

Astari baru menerima email balasan atas surat lamaran pekerjaan yang pernah dia kirimkan ke perusahaan yang bergerak di bidang industri perdagangan dan juga perhotelan .Ia merasa sangat jengkel mengapa ia mengikuti temannya untuk liburan padahal ia harusnya sadar diri bahwa ia membutuhkan pekerjaan dan tidak boleh putus asa untuk terus berusaha membuat lamaran pekerjaan, kalau bisa ke semua perusahaan yang ada. Dan kini ia benar-benar marah pada dirinya sendiri.

Dengan nafas yang masih tersengal-sengal ia memasuki lobby perkantoran dan bertanya pada resepsionis yang terlihat sombong .

" Permisi, Saya mau tanya Miss, ruangan tempat dilakukan wawancara perusahaan Wira Pratama Corporation dimana ya ?."

" Di lantai 4 ruang 7B," jawabnya ragu karna melihat penampilan Astari yang terlihat berantakan.

" Terima kasih, dan boleh saya bertanya lagi ?, lift manakah yang harus saya naiki ?," tanya Astari .

Ia merasa bingung karna banyak sekali lift yang berada di lobby ini sedangkan waktunya sudah sangat mendesak.

" Dua pintu yang paling kiri, tapi Dik sebaiknya rapikan dulu rambutnya karna disini mengutamakan kerapian dan kebersihan," saran resepsionis membuat dirinya tersenyum malu.

" Saya bisa numpang nyisir dibawah ga Miss?," tanyanya mengharap.

" Maaf dik tidak bisa, kalau mau silahkan ke belakang kami sedikit agar tidak terlalu mencolok dan terlindungi," menunjukkan bagian belakang dimana terdapat dinding pembatas.

" Terima kasih Miss," jawab Astari .

Dengan cepat ia segera mengeluarkan sisinya dan melakukan touch up agar wajahnya tidak terlalu kusut dan berminyak. Setelah selesai ia segera kembali menuju lift .

" Terima kasih Miss, doa kan semoga aku bisa diterima kerja di sini ya," ucapnya , sambil melangkah cepat membuat kedua resepsionis itu saling berpandangan tersenyum tidak yakin.

Langkah kaki Astari kurang cepat karna saat ia tiba pintu lift baru saja menutup membuatnya kembali was was dan selalu melihat jam tangannya. Tetapi ia bersyukur karna pintu lift disebelah kanannya terbuka dan ia langsung masuk dan terus berdoa semoga ia masih diberikan kesempatan untuk melakukan wawancara kerja.

Wawancara ini sebenarnya sebagai kelanjutan dari test kerja yang dia lakukan melalui online dan baru kemarin ia menerima panggilan wawancara sehingga ia dan temannya langsung mencari tiket kembali ke Jakarta dan rasanya begitu menyakitkan untuk isi dompetnya karna harus mengeluarkan uang yang lumayan mahal agar bisa mendapatkan tiket pulang sehingga ia bisa melakukan wawancara dan tiba tepat waktu. Tapi disini lah dia penuh rasa khawatir karna ia sudah terlambat setengah jam dari waktu yang sudah ditentukan.

Astari sudah berada dilantai 4dan menuju ruangan 7B dan ia begitu terkejut karna didepan ruangan terlihat bukannya seperti orang yang menunggu antrian wawancara kerja tetapi lebih seperti menunggu panggilan dari klien.

" Gila, ini beneran mo kerja kantoran ?, kenapa pakaian mereka heboh begitu ya," ucapnya dalam hati melihat yang hadir berpenampilan sangat seksi dengan rok yang super mini dan blouse yang sangat ketat hingga memperlihatkan bentuk tubuh mereka. Sementara dirinya hanya memakai rok panjang sebatas betis serta blouse yang tidak terlalu ketat setidaknya ia tidak harus menahan nafas agar terlihat ramping.

Astari masih berdiri terpaku didepan pintu ruangan ketika seorang wanita menghampiri nya.

" Aku Lidya bagian registrasi pelamar kerja , dan Anda ?."

" Aku Astari Rahayu, maafkan aku terlambat karna aku baru tiba pagi ini setelah mendapat email kemarin sore ," jawab Astari.

Ia berbicara begitu cepat dan ia segera menggigit pipi bagian dalamnya karna ia merasa telah menyalahkan pihak perusahaan yang membuat nya terlambat karna pemberitahuannya yang sangat mendadak.

Lidya menatapnya tajam dan ia memeriksa nama Astari dan menemukan daftar namanya sebagai calon pegawai yang akan melakukan wawancara.

" Anda terlambat 30 menit, semoga pimpinan menerima alasan Anda tetapi maaf saya tidak dapat menjanjikan apakah Anda bisa mengikuti atau tidak ."

" Baiklah, saya akan menunggu," Astari pasrah karna ia merasa kalah sebelum perang melihat yang hadir berpenampilan sangat meyakinkan dan terutama mereka tepat waktu.

Sekitar 15 menit Lidya keluar dari ruangan yang merupakan tempat dilakukan nya wawancara tersebut.

" Anda beruntung karna nilai anda selama melakukan test sangat tinggi dan para pimpinan memperbolehkan Anda mengikuti sesi ini, tapi nomor terakhir," beritahu Lidya membuat Astari bernafas lega .

" Terima kasih Miss," jawab Astari merasa bersyukur.

Astari segera mencari tempat duduk yang kosong dan langkah kaki serta kehadiran nya menjadi pusat perhatian mereka yang memandang nya penuh celaan .

" Terserah kalian mau lihat aku sampai mata dan mulut kalian sakit juga itu hak kalian, aku sih biasa aja, toh tidak ada yang salah pada pakaianku," Astari kembali berkata dalam hatinya. Untuk menghilangkan kejenuhan ia memandang ke sekeliling ruangan dan memperhatikan sebuah lukisan dan tersenyum karna ia pernah berada disana sebagai salah satu turis asing yang mendapat hadiah dari kuis yang diikutinya.

Menjelang jam istirahat kantor namanya belum juga dipanggil dan masih menyisakan lima orang pelamar kerja .

" Ini sih bisa sampe sore baru selesai," terdengar seorang wanita berkata pada temannya dengan nada tidak sabar.

" He eh, setiap yang masuk kedalam pasti lama keluar nya," jawabnya jengkel tapi membuat temannya tertawa .

" Bukannya justru asyik ya," dan mereka tertawa membuat Astari menatapnya heran.

" Ga guna banget ngomong seperti itu," lagi-lagi Ia bicara dalam hati. Astari melihat Lidya menerima telepon lalu menghampiri mereka.

" Maaf wawancara akan dilakukan kembali setelah jam makan siang. Berarti 1 jam kedepan kalian sudah harus kembali berada disini," beritahu Lidya .

" Baiklah, terima kasih," jawab mereka semuanya.

Astari menghampiri Lidya yang sedang merapikan mejanya.

" Permisi kalau mushola dan kantin ada dimana ya ?."

" Mushola ada dilantai ini juga terletak paling kanan sedangkan kantin karyawan ada dilantai 3 paling kiri. Mau ke kantin dulu atau musholla dulu ."

" Kantin saja, jadi tidak perlu mondar mandir," Astari memutuskan apa yang harus dilakukan lebih dulu.

Lidya menatapnya lama dan ia merasa wanita didepannya ini berbeda dengan yang lainnya.

" Kalau mau ke kantin kita bersama saja, jadi kamu tidak perlu mengeluarkan uang untuk makan siang mu ."

" Kenapa bisa begitu ?, apakah disini disediakan makanan gratis ?," wajah Astri terlihat berbinar karna itu berarti tidak ada pengeluaran untuk makan siang. Ia sudah membayangkan berapa rupiah yang harus ia keluarkan dikawasan perkantoran yang elit ini.

" Disini para karyawan dapat menikmati makanan secara gratis selama jam makan siang dan juga jam 5 sore bila mereka harus lembur," beritahu Lidya sambil berjalan diikuti oleh Astari.

Astari sangat terkejut melihat para karyawan dan staf perusahaan yang memenuhi kantin yang sebenarnya lebih mirip restoran karna menyediakan berbagai menu makanan dan juga minuman.

" Ini beneran gratis Bu ?," Astari benar-benar tidak percaya semua makanan lezat yang ada didepannya dapat dinikmati secara cuma cuma.

" Karna kita bersama.makanya gratis, kalau tidak mana mungkin bisa masuk kesini," Lidya tertawa dengan ekspresi wanita muda didepannya .

Astari mengambil beberapa jenis makanan sesuai dengan porsinya.

" Kamu tidak mengambil lebih ?," Lidya merasa heran dengan porsi yang tidak bisa dikatakan banyak.

" Kalau lebih, perut saya bisa sakit Bu," Astari sangat menikmati makan siangnya membuat Lidya sekali lagi tertawa.

Setelah selesai menikmati makan siang Astari kembali menuju lantai 4 dimana terdapat mushola.

Astari melaksanakan sholat djuhur dengan menggunakan mukena yang sudah tersedia. Setelah selesai ia segera beristirahat sambil merapikan riasan wajah serta rambutnya yang sering membuatnya kerepotan.

Setelah tubuhnya kembali segar dan penampilan nya rapi Astari melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan waktu kurang sepuluh menit dari waktu yang sudah dijadwalkan.

Astari kembali duduk dikursi yang sudah disediakan dimana ruang tunggu sudah lebih sepi.

Lidya memperhatikan gerak gerik Astari yang seperti nya tidak bisa diam. Sebentar ia melihat lukisan kemudian ia menjauh, lalu memperbaiki letak pot tanaman duduk kembali lalu membuat gambar dekorasi ruangan sambil berdiri dekat pintu masuk tidak jauh dari meja Lidya.

" Kenapa ?, bosan ?," tegur Lidya melihatnya mondar-mandir.

Astari hanya mengangguk karna ia benar-benar lelah dan capek.

" Habis begadang ?."

" Subuh tadi aku baru sampai Jakarta setelah babak belur cari tiket kembali ke Jakarta Bu, musim liburan dapat tiketnya sangat mahal," Astari setengah mengeluh karna kesalahan yang dia lakukan.

" Sabar ya, tinggal dua orang lagi, semoga keberuntungan berpihak kepadamu," Lidya membesarkan hati Astari. dan gadis itu hanya mengangguk sambil tersenyum lesu.

" Kamu tinggal dimana ?."

" Rumah orang tua di daerah Bekasi dan ibu pasti tahu kan bagaimana macetnya."

" Hem, dengan kata lain kamu harus bersedia kos kalau diterima kerja disini karna kami selalu mengutamakan tepat waktu dan juga supaya waktu mu tidak habis dijalan."

" Iya Bu."

Astari memperhatikan ekspresi wanita yang baru keluar dari ruangan tempat dilakukan wawancara. Ekspresi nya sangat kesal serta kecewa.

" Kurang ajar, padahal kalian semua jelas tertarik dengan penampilan ku," katanya dengan marah.

Astari memperhatikan pakaian yang dikenakan wanita itu, rok yang dikenakan sangat pendek bahkan menurutnya percuma dia memakai rok apabila ia membungkuk langsung memperlihatkan pakaian dalamnya .

" Sebenarnya tujuan dia melamar pekerjaan disini itu untuk apa sih ?, kalau mau buka lapak ya jangan disini lah," katanya pelan tapi cukup didengar Lidya yang tertawa kecil.

Setelah untuk kesekian kalinya ia mondar mandir akhirnya namanya dipanggil dan ia merasa sangat lega.

" Nona Astari silahkan masuk !," beritahu Lidya turut merasa lega karna berarti pekerjaan nya pun selesai.

Dengan langkah yakin ia mengetuk pintu dan segera masuk setelah dapat jawaban dari dalam ruangan .

Didalam ruangan Astari tertegun karna ia melihat bukan hanya 1orang tapi 5 orang yang semuanya berpakaian rapi dan sepertinya mempunyai jabatan yang tinggi di perusahaan ini.

" Apakah kamu akan terus berdiri dan menghabiskan waktu kami ?," tegur salah seorang dari Mereka dan Astari melihat nametag nya yang rupanya bernama Derry bagian keuangan.

Astari melangkah maju dan tiba-tiba ia merasa seperti sedang menerima persidangan sebagai tersangka karna mereka memandangi dirinya penuh dengan tatapan menilai sekaligus menyelidik.

Keringat dingin tiba-tiba mengalir dengan deras dan ia menarik nafas berusaha untuk tenang.

" Selamat siang menjelang sore Bapak-Bapak, perkenalkan nama saya Astari Rahayu. Dan saya menerima panggilan wawancara pada hari Rabu tepatnya 23 jam yang lalu," entah mengapa ia merasa jengkel tiba-tiba, menurut nya terserah lah mau diterima atau tidak, ia benar-benar sudah lelah.

" Hanya nama yang kamu sampaikan, apakah tidak ada data yang lainnya ."

" Maaf pak , semua informasi tentang saya sudah ada di CV lamaran kerja yang ada didepan bapak. Saya hanya tidak ingin menghabiskan waktu bapak-bapak untuk mendengarkan saya memperkenalkan diri," jawabnya dengan penuh keyakinan.

" Nona Astari, kamu mengajukan diri sebagai tenaga pemasaran, berikan alasan mengapa kami harus menerima Anda sebagai bagian dari team kami !," terdengar suara dari bagian pemasaran yang bernama Krisna Wijaya.

" Saya mengajukan sebagai tenaga pemasaran karna menurut saya bidang pemasaran bukanlah bagian yang asing buat saya, karna sejak SMA dan kuliah saya membantu kakak saya dalam memasarkan produk kue nya ."

" Mengapa tidak dilanjutkan pekerjaan nya ?."

" Apakah bapak akan terus menikmati kue serabi, sementara diluar bapak bisa menikmati kue keju ?," jawab Astari dengan lepas membuat mereka menahan senyum mendengar jawabannya.

" Di perusahaan ini membuka kesempatan kerja untuk bidang analisis data keuangan, kepegawaian, pemasaran dan juga sekretaris. Mengapa Anda tidak memilih salah satunya selain pemasaran," bagian HRD turut memberikan pertanyaan.

" Untuk analisis data keuangan saya merasa kurang mampu karna bukan bidang saya, untuk kepegawaian bukankah harus mempunyai indera yang tajam agar tidak salah dalam menempatkan pegawai sedangkan untuk sekretaris mohon maaf kemungkinan besar saya tidak bisa melakukan nya ?."

" Mengapa ?."

" Karna saya tidak bisa berpenampilan seperti para wanita yang tadi berada disini ."

" Apakah menurutmu seorang sekretaris harus seperti itu dan tidak mempunyai keahlian ?."

" Bukan maksud saya begitu, saya hanya berfikir untuk melamar kerja sebagai sekretaris tentu akan mempunyai persaingan yang sangat besar. Saya hanya meminimalisir kesempatan saja ."

" Nona Astari disini tertulis usia Anda 19 tahun dan Anda sudah menyelesaikan gelar sarjana Anda . Usia berapa Anda mulai masuk dunia pendidikan."

" Saya masuk SD melalui psikotes karna usia saya yang masih muda yaitu 5 tahun kurang."

" Anda wanita hebat , boleh aku bertanya apa tujuanmu memperbaiki letak lukisan dan pot tanaman diluar ?," terdengar suara dari belakang Astari. Suara itu sangat dalam dan penuh dengan penekanan membuat mereka yang berada dihagadapn Astari berdiri menyambut seperti memberikan penghormatan kepada yang baru datang.

Astari segera berbalik dan Ia tidak dapat mengalihkan perhatiannya dari sosok pria yang baru saja memasuki ruangan. Aura pria itu sangat kuat seperti menghipnotis dirinya. Tatapan nya terpaku pada wajah nya yang luar biasa tampan dengan semua kata sifat yang berada dibuku Roman. Sinar matanya yang tajam seperti sinar laser pemburu. Pria itu memakai setelan yang sangat mahal, tetapi sangat pas ditubuhnya yang atletis dan ia yakin pria seperti itu selalu rajin berolah raga dan selalu mendapatkan pujian bukan hanya dari lawan jenis.

Episode 2.

Lelaki yang baru masuk itu masih memperhatikan Astari dengan cermat , tatapannya penuh penilaian dan menungggu Astari untuk menjawab pertanyaan nya.

" Maaf , saya melakukan hal tersebut karna melihat letak lukisan tersebut miring, sedangkan untuk pot tanaman untuk apa diletakan disana bila untuk disembunyikan," jawabnya tanpa melepaskan tatapannya yang seperti terpaku pada wajah tampan lelaki didepannya .

" Menarik," ucapnya dan ia berjalan mendekati nya.

" Anda mengajukan diri sebagai tenaga pemasaran, tetapi aku menginginkan Anda sebagai sekretaris ku, bagaimana menurut mu ?," tanya Lelaki itu mengejutkan. Bukan hanya Astari tapi juga kelima pria yang tadi mewawancarai nya.

" Tapi Pak, saya jelas-jelas mengajukan lamaran untuk pemasaran bukan sekretaris?."

" Terima atau tinggalkan . Kalau kamu menerima katakan langsung pada HRD dan kalau menolak, pintu keluar ada dibelakang mu sekarang . Selamat sore semuanya , sampai ketemu besok pagi," dan lelaki itu pun kembali keluar meninggalkan ruangan tanpa menunggu jawaban Astari.

" Astaga Astari, bagaimana bisa kamu beruntung seperti itu ?, Para sekretaris yang sudah lama bekerja disini saja berlomba untuk mendapatkan posisi disamping Presdir tapi kamu secepat kilat langsung berada ditempat paling tinggi sebagai pegawai," Krisna benar benar tidak percaya, karna sebenarnya ia menginginkan Astari berada di teamnya .

" Selamat Astari, seperti kata Presdir, terima atau tinggalkan," Derry berjalan sambil memberi selamat.

Diruangan hanya Astari dan bagian HRD yang menatapnya tidak percaya sama seperti dirinya .

" Jadi apakah kamu akan menolaknya?, Kenalkan namaku Irwan, seperti kau tahu aku mengepalai bagian HRD," Irwan memperkenalkan dirinya dan Astari hanya mengangguk.

" Astari apakah kamu menolaknya?," tegur Irwan membuat Astari terkejut .

" Eh tidak pak, maksudnya saya akan terlihat sangat bodoh untuk menolak nya, dan karna saya cukup pintar tentu saja saya akan menerima nya ."

" Bukankah kamu mengatakan tidak bisa melakukan nya ?."

" Tentu saja saya tidak bisa melakukan nya bila harus berpenampilan seperti para wanita yang tadi," Irwan tertawa geleng-geleng kepala sementara Astari hanya nyengir .

" Kalau begitu ikut keruangan ku karna besok kamu sudah mulai bekerja, " Irwan berjalan tanpa menunggu Astari yang sepertinya belum percaya dengan pendengaran nya.

" Astari !."

" Eh iya pak. Ruangan bapak dimana ?," Astari berjalan tepat dibelakangnya nya.

" Kenapa ?, Eh, kenapa kamu tidak berjalan disebelah ku ?."

" Kalau saya berjalan disebelah bapak akan seperti ini pak," Astari menjajarkan langkahnya dan Irwan segera memintanya kembali berjalan dibelakangnya.

" Apakah akan lama pak, karna sudah masuk ashar ?."

" Ruangan saya masih digedung ini jadi untuk ke Mushola tidak perlu jalan jauh. Dan tidak perlu waktu lama untuk memberi penjelasan padamu. Jadi aku yakin kamu masih bisa dapat waktu Ashar.Tinggi kamu berapa ?,dan nama panggilan mu siapa ?," katanya dan ia memasuki sebuah ruangan dimana didalam ada beberapa orang bagian HRD dan diantara mereka ada beberapa wanita yang tadi ikut diwawancarai. Mereka menatap nya dengan penuh tanya karna baru kali ini kepala bagian HRD langsung menangani karyawan baru.

" Astari masuklah !," terdengar suara Irwan memintanya untuk masuk keruang kerjanya .

" Duduklah, aku akan menjelaskan tentang peraturan yang berlaku secara umum di perusahaan ini," Irwan menjelaskan semua peraturan yang harus Astari patuhi.

" Kamu mengerti Astari ?."

" Mengerti pak ."

Selanjutnya Irwan menjelaskan tentang salary yang akan diterima oleh Asta sebagai sekretaris Presdir .

" Wow jumlahnya besar sekali pak ." Asta tidak percaya akan mendapatkan salary yang begitu besar.

" Jangan gembira dulu, dengan jumlah yang kamu terima didalamnya ada keharusan untuk membeli pakaian yang mendukung pekerjaan mu, karna kemungkinan kamu harus ikut Presdir meeting diluar jadi kamu harus berpenampilan yang baik ."

" Baik pak, saya mengerti."

" Baiklah, kalau begitu tanda tangani persetujuan kerja disini dan kamu akan mendapatkan buku dan atm dari perusahaan untuk salary kamu ."

" Baik pak," Asta membaca dengan hati hati sebelum menandatangani surat kesediaan dirinya untuk bekerja di perusahaan ini.

" Maaf pak, mengapa disini tidak ada batas jam kerjanya ?." Asta merasa heran.

Irwan tersenyum dan ia menjelaskan dengan kalem.

" Menjadi sekretaris Presdir memang mempunyai jam kerja yang tidak terbatas, terkadang kamu harus lembur bila pekerjaan Pak Kevin belum selesai tapi semua itu ada bayaran nya untuk jam lembur ."

" ini pak, sudah saya tanda tangani ." Asta menyerahkan surat tersebut dan Irwan memberikan nametag serta id card pada Asta. Kamu bisa cetak photo mu dan sidik jari mu diruang Bu Dwi dan didepan pintu ada namanya. Ingat Asta besok pagi sebelum jam tujuh kamu sudah harus sampai dikantor dan langsung menuju lantai tujuh belas dimana lantai Presdir berada," Pesan Irwan sebelum Asta keluar.

Astari keluar dari ruangan Irwan dan memperhatikan pintu yang ada nama Ibu Dwi. Setelah menemukan ia segera menuju kesana.

" Selamat sore Bu, saya mau cetak photo dan sidik jari ." Asta menjelaskan tujuannya .

" Masuklah !," perintah Dwi sambil memperhatikan wanita yang baru masuk keruangan nya.

" Bisa aku minta nametag dan id card mu !"

Asta memberikan nya dan ia melihat Dwi memperhatikan nya dengan lebih teliti tanpa bertanya apapun.

" Dekatkan wajah mu depan layar, usahakan jangan cemberut. Tampilkan wajah tercantik mu dan Oke selesai. Selanjutnya kamu tekan tombol warna hitam dengan ketiga jarimu . Ya tekan terus okey selesai, ini kartu mu . Jadi kamu akan menjadi sekretaris Presdir. Selamat ya ."

" Terima kasih ."

Asta berjalan keluar dari ruangan HRD menuju Mushola. Setelah mengambil wudhu dan sholat Ashar, Asta sujud syukur karna usaha dan lelahnya tidak sia sia.

Asta sedang berjalan ke arah lift untuk pulang ketika Pak Irwan memanggil nya.

" Asta, kamu keruangan Pak Kevin sekarang ya. Ditunggu segera, ingat lantai 17 " Irwan menyampaikan pesan dari lantai 17 yaitu lantai khusus Presiden direktur Kevin Wiratama.

 

*****

 

Astari sudah tiba di lantai 17 dan ia tertegun dengan ruangan dilantai tujuh belas ini karna begitu pintu lift terbuka ia bisa langsung melihat meja kerja sekretaris yang cukup besar lengkap dengan semua perlengkapan dan peralatan pendukung nya. Asta masih berdiri terpaku ketika seorang wanita keluar dari ruangan didepannya yang diduga Asta sebagai ruang kerja Presdir.

" Hallo kamu pasti Astari , Aku Amanda sekretaris sementara. Masuklah Pak Kevin sudah menunggu !."

Dengan menahan nafas Asta melangkah mendekati pintu dan pintu itu segera terbuka karna menggunakan sensor.

Astari memasuki ruangan yang cukup besar . Asta terkejut dengan interior dan design yang terdapat didalam ruangan Presdir. Semua barang-barang yang berada didalam sini semuanya barang dengan kualitas terbaik, pencahayaan dan pemandangan nya sangat menakjubkan.

Astari memandang sekeliling ruangan yang cukup besar, dan dia tersenyum melihat jendela besar dengan tirai yang sangat indah dimana didepannya berada meja yang cukup besar dengan kursi kebesaran dan disana duduk seorang lelaki yang memperhatikan nya dengan tajam sekaligus ada senyum disudut bibirnya.

" Apakah kamu akan terus berdiri disana, dan aku harus menunggu berapa lama ?," terdengar suara dari empunya ruangan, membuat Asta terkejut. Dengan langkah yakin ia mendekat dan berdiri didepan meja kerja Presdir.

" Duduklah !," perintahnya sambil menunjuk kursi.

Asta duduk dan balas menatap ke depan tetapi bukan ke arah Kevin .

" Gadis ini berani , " Kevin menilai Asta yang duduk dengan tenang.

" Apakah Pak Irwan sudah menjelaskan peraturan kerja disini ?."

" Sudah pak ."

" Dan kau tahu disini mempunyai jam kerja tidak terbatas ?."

" Ya pak."

" Mengapa tadi kamu mengatakan tidak bisa melakukan pekerjaan sekretaris,sedangkan kamu memiliki sertifikat pelatihan sebagai sekretaris ."

" Hah, eh maaf pak, saya mengatakan tidak bisa melakukan pekerjaan sebagai sekretaris apabila harus berpenampilan seperti mereka tadi."

" Bagaimana penampilan mereka tadi, bisa dijelaskan ?," Kevin memandang Asta yang memakai rok sebatas betis dengan potongan yang pas pada kakinya yang panjang serta blouse polos yang serasi dengan kulit dan bentuk wajah ssrta tubuhnya .

" Maaf pak, itu hanya penilaian pribadi saya saja," Ucap Asta dan berharap pimpinan nya tidak membahasnya lebih lanjut .

" Karna kamu berbeda dengan mereka secara penampilan tetapi apakah kamu sama atau tidak cara kerjanya itu tergantung dengan kinerja kamu sendiri. Ingat jangan menilai dari kulit luarnya saja apalagi memakai standar sendiri untuk menilai orang lain," Kevin menegurnya dengan suara dingin.

" Baik pak," Astari mengakui kesalahan nya karna memakai standar nya sendiri dalam menilai orang lain.

" Kamu tahu perusahaan saya bergerak di bidang apa Astari ?," Kevin melangkah mendekati Asta dan duduk dengan santai disudut meja kerjanya mengamati wajah Astari yang terlihat ayu tapi sepertinya mempunyai jiwa pemberontak.

" Wanita ini sangat unik, dia jelas mempunyai penilaian terhadap ku, tapi dia tidak memperdulikan nya," Kevin berkata dalam hati sambil menunggu Asta menjawab pertanyaannya.

" Gila si bos, apa.dia gak mikir apa kalau duduk disitu bikin aku sesak nafas," omelnya dengan jengkel walaupun ia hanya bisa mengeluarkan omelannya dalam hati.

" Astari, apakah kamu mendengar pertanyaan ku, atau aku minta kamu kedokter THT sekarang ?," tegur Kevin tidak sabar.

Dengan menarik nafas lebih dulu Asta mencoba menjawab dengan tenang dan berusaha untuk tidak gugup karna sebenarnya ia merasa di intimidasi dengan sikap Kevin yang duduk tidak jauh darinya meskipun dia terlihat santai.

" Wira Pratama Corporation secara khusus bergerak di bidang Industri perdagangan dan perhotelan. Dan saat ini Wira Pratama juga merambah bisnis properti perumahan . Dalam Industri perdagangan Wira Pratama selalu mengekspor industri kain yang berkualitas sebagai bahan industri pakaian maupun kebutuhan furniture. Selain itu juga Wira Pratama menjadi perusahaan nomor satu di Indonesia yang mengkaryakan warga yang tidak berpendidikan tetapi mempunyai keahlian untuk menjadi tenaga kreatif industri kerajinan yang hasilnya sudah terkenal di mancanegara. Dalam bidang perhotelan Wira Pratama terkenal sebagai pemilik jaringan perhotelan di mancanegara . Dan Anda selalu dikaitkan sebagai pemangsa perusahaan bahkan yang sedang berkembang. "

Mendapat jawaban dari Astari Kevin mendekati wajahnya ke arah Asta yang duduk didepannya membuat Asta menjadi gugup dan wajahnya tiba-tiba memerah .

Kevin tertawa keras melihat perubahan pada wajah Asta membuat gadis itu menjadi malu dan memalingkan wajahnya kearah lain.

" Seperti nya kamu sudah mempersiapkan semuanya dengan baik sebelum datang kesini. Kamu sudah mempunyai id card bukan ?," Kevin kembali ke kursinya dibalik meja kerjanya yang besar.

" Sudah pak."

" Kalau begitu besok kamu bisa kembali kesini sebelum jam 06.30, karna aku mau kamu menguasai dan mengenal ruang kerja mu lebih dulu agar tidak sradak sruduk untuk menemukan sesuatu," beritahu Kevin tanpa melepaskan pandangannya.

" Apakah ada masalah ?."

" Tidak pak," Asta ragu-ragu menjawab pertanyaan Kevin.

" Dimana kamu tinggal ?."

" Rumah orang tua di Bekasi pak," jawabnya pelan membuat Kevin mengeluarkan makian pelan.

" Kau tahu Irwan sudah menjelaskan bahwa jam kerjamu tidak terbatas ?, dengan jarak rumahmu yang sangat jauh bagaimana kamu bisa bekerja dengan maksimal," Kevin benar-benar jengkel.

" hemm, rencananya saya mau cari tempat kost pak kalau diterima di perusahaan ini."

" Lalu kapan kamu mau mencarinya , sudah sore belum lagi kamu harus mondar mandir untuk pindahan, sekarang saja wajahmu sudah mengantuk seperti itu," Kevin benar-benar jengkel.

" Lah situ yang ga ngasih aku istirahat bos, yang lainnya aja langsung pulang," ucap Asta dalam hati.

" Ayo ikut aku !," Kevin menarik tangan Asta agar mengikutinya dan Asta merasa kikuk dengan perlakuan Kevin dan memintanya untuk melepaskan tangannya, tapi Kevin tidak perduli dan baru melepaskan nya saat mereka berada didalam lift .

Kevin memperhatikan Asta yang berdiri tidak jauh darinya sambil meletakkan tangannya dikantong celana bagian depan hingga celananya tertarik dan membentuk membuat Asta segera berbalik. Kevin benar-benar suka dengan gadis ini karna tidak bersikap pura pura .

" Gila, aku baru bertemu dengan gadis ini,tapi mengapa aku sangat menikmati untuk menggodanya," ucap Kevin dalam hati, sementara Asta berdiri membelakangi nya.

" Berapa tinggi mu ?," Kevin berdiri disebelah nya dan dia merasa tingginya hanya mempunyai selisih sedikit dengan Asta.

" Hemm 173 sentimeter pak " jawabnya pelan.

" Cukup pas ." jawab Kevin kalem.

" Pas apanya pak. Asal bapak tahu karna tubuh saya yang jangkung ini membuat saya susah mencari pacar," Asta langsung menutup mulut nya karna terlepas bicara membuat Kevin kembali tertawa.

" Maksudku pas bila aku harus mencium mu," bisik Kevin dekat telinga hingga gadis itu menutup telinga nya secara spontan.

Asta tidak tahu harus melakukan apa , untungnya pintu lift terbuka dan Mereka sudah berada di lobby samping dan didepan pintu keluar sudah menunggu mobil Kevin yang dikendarai oleh sopir.

Kevin masuk kedalam saat pak Toha sopir pribadinya membukakan pintu.

" Ayo naik, aku tidak bisa menunggu mu berdiri terus !," perintah Kevin karena Asta belum juga masuk kedalam mobil.

Dengan ragu Asta membuka pintu mobil disamping pengemudi dan pak Toha melihat Kevin yang hanya mengangguk.

" Kita ke apartemen South hills pak, tapi sebelumnya kita mampir ke epicentrum walk ." perintah Kevin.

" Asta, katakan pada keluarga mu malam ini kamu tidak pulang kerumah dan menginap dirumah teman karna besok ada surat yang harus kamu kerjakan pagi-pagi," ujar Kevin sambil membaca email yang baru diterimanya.

" Iya pak," jawab Asta .

Dengan cepat ia langsung mengirim pesan pada orang tuanya untuk memberi kabar kalau malam ini ia menginap dirumah teman. dan ia menatap Kevin dengan penuh tanya ketika ibunya bertanya menginap dimana dan minta bicara dengan temannya.

" Telepon Amanda, berikan nomor telepon orang tuamu minta Amanda bicara dengan orang tuamu !," Kevin bicara dengan cepat.

Asta segera menghubungi Amanda setelah mendapatkan nomor telepon nya dari Kevin dan minta tolong Amanda agar bisa meyakinkan orang tuanya .

" Kenapa aku mau aja ya disuruh bos bohong ,ntar gimana kalau disuruh macam-macam aku ga bisa nolak lagi," Asta mengeluh dalam hati dan ketika ia melihat Kevin ,lelaki itu tampak tersenyum geli.

Episode 3

Mobil yang dikendarai oleh Pak Toha sudah memasuki Lobby Epicentrum Walk . Kevin segera keluar dari mobil diikuti oleh Asta. Dengan langkahnya yang lebar Kevin melangkah dengan ringan membuat Asta sempat tertinggal .

" Apakah kamu tidak bisa lebih cepat !, " tegur Kevin membuat Asta diam, lalu ia melanjutkan kembali langkahnya menuju butik pakaian.

" Pilihkan busana yang membuatnya terlihat elegant dan tidak asal asalan," Kevin memberikan perintah pada pramuniaga yang menyambut mereka .

Asta mengikuti pramuniaga menuju gerai dan rak pakaian. Asta hanya menunggu mereka memilih pakaian untuknya.

" Kenalkan nama saya Adelia , silahkan mencoba agar kami bisa menilai cocok atau tidak," pintanya sopan.

Dengan langkah kurang bersemangat Asta masuk keruang ganti dan ia keluar untuk minta pendapat Adelia. Asta maupun Adelia tidak menyadari Kevin memperhatikan mereka dari jauh dan menilai pakaian yang cocok untuk Astari.

Astari kembali kedepan menemui Kevin dengan membawa 1 stel pakaian membuat lelaki itu heran.

" Sekian lama kamu berada didalam dan hanya 1 yang kamu pilih ?," tegurnya jengkel.

" Maaf pak, uang saya tidak cukup jadi saya hanya ambil yang pas dengan isi dompet saja ." jawabnya dengan menahan jengkel dan Kevin semakin kesal karna Asta seperti tidak perduli .

" Nona, berikan semua pakaian yang tadi sudah dicoba. dan kembalikan pakaian yang ada ditangannya !," ujar Kevin sementara Asta menatapnya tidak setuju .

Setelah membayar pakaian Kevin membawanya menuju counter yang menyediakan sepatu branded. Dan Kevin langsung memilihkan untuk Asta karna dia tidak mau seperti kejadian tadi hanya menghabiskan waktu saja.

" Maaf pak, saya tidak biasa memakai sepatu high heels.," Asta mencoba menolak saat Kevin memberikannya.

" Memangnya kamu mau pakai sepatu jenis apa, seperti yang kamu pakai ?," ejeknya melihat sepatu pantofel yang dipakai Asta.

" Iya pak, lebih nyaman !."

" Nyaman untuk apa ?."

" Nyaman untuk mengejar langkah Bapak," jawab Asta jengkel dan Kevin melotot kesal.

" Sudah coba pakai !," perintahnya cepat.

Asta memakai sepatu yang diberikan oleh Kevin yang tingginya 12 sentimeter dan ia menahan tawa ketika lelaki itu menatapnya terkejut begitu juga dengan pramuniaga yang ada bersama mereka.

" Benarkan , aku tidak cocok memakai sepatu seperti itu ," kata Asta tertawa.

Tanpa menunggu Asta melepaskan sepatunya dan mengambil jenis pantofel 5 sentimeter sehingga tingginya sama dengan Kevin.

" Aku pikir kamu tadi berbohong saat mengatakan tinggi mu 173 sentimeter," katanya masam.

" Pak, Bapak lapar tidak ?, perut saya sakit pak ," Asta bicara pada Kevin ketika mereka akan keluar dari Mall.

" Kenapa tidak bilang dari tadi sih ," Kevin kesal karna mereka seharusnya sudah pulang tapi tertahan karna Asta perutnya sakit.

Mereka memasuki restoran siap saji yang menyediakan menu masakan Jepang .

" Bapak bisa kan makan ditempat seperti ini ?," tanya Asta karna wajah Kevin terlihat tidak suka karna Asta memilih tempat makan yang terdekat saja.

" Ini makanan yang dimakan manusia kan ?," jawabnya tajam membuat Asta diam dan menutup mulutnya.

Kevin memperhatikan gadis didepannya dan ia merasa tidak mengerti mengapa ia membiarkan gadis didepannya yang merupakan karyawan baru dikantornya bisa bersikap seenaknya dan dibiarkan saja.

Asta tahu Kevin memperhatikan nya, tetapi ia membiarkan nya karna ia tidak perduli apapun yang dipikirkan oleh Kevin tentang dirinya .

Setelah selesai makan, mereka menuju apartemen.

" Disini ada 3 kamar dan ada kamar mandi disetiap kamarnya, lalu letak dapur disebelah sana sementara kamar mandi luar ada dibawah tangga. Ini adalah kamar mu sementara kamarku ada diatas. Apakah sudah jelas ?," Kevin menjelaskan tentang apartemen yang akan mereka tinggali sementara Asta memandang nya tidak percaya.

" Kenapa ?."

" Maksud Anda kita tinggal bersama ?," Asta tidak percaya bahwa ia harus tinggal bersama seorang lelaki yang bukan muhrimnya.

Kevin meliriknya jengkel ," Apakah kamu tahu kalau sekarang jaman milenium ?, dimana tinggal bersama dengan lawan jenis bukan hal aneh lagi ?."

" Tapi.."

" Apartemen ini cukup luas, dan aku yakin kita tidak akan saling bertabrakan kecuali kamu sengaja menabrak kan diri pada ku," katanya mulai tidak sabar.

Mendengar ucapan Kevin membuat Asta membayangkan dirinya dan Kevin berada dalam satu ruangan dimana mereka tidak bisa menghindar.

" Jangan katakan kalau kamu mulai memikirkan kita akan melakukan hubungan intim karna aku sama sekali tidak berminat menjalin hubungan dengan mu. setidaknya untuk saat ini," Kevin bicara dengan kalem.

" Untuk apa saya memikirkan berhubungan intim dengan Anda ," Asta menjadi gugup dan wajahnya merona membuat Kevin nyaris tersedak minuman melihat Asta menjadi gugup.

" Kamu beneran membayangkan nya ?. Astaga Astari berapa umurmu ?, sudahlah seperti yang tadi aku katakan saat ini aku tidak berminat padamu."

Asta hanya diam, ia membayangkan apa yang akan dikatakan oleh orang tuanya ketika mereka tahu Putri bungsunya tinggal dengan seorang lelaki, meskipun itu bos nya. Dan Asta yakin mereka pasti akan langsung meminta nya keluar dari pekerjaan nya.

" Apalagi sih yang kamu pikirkan, apakah kamu tidak pernah melihat orang berbagi apartemen?," Kevin mulai terdengar jengkel.

" Bagaimana dengan privasi ?."

" Apakah kamu punya teman pria, kalau ya lakukan diluar karna ini apartemen ku. Dan kamu akan memiliki privasi sebesar yang kamu inginkan . Kamar kita sangat jauh jaraknya, dan aku hanya berada disini kalau aku merasa capai untuk pulang kerumah saja. Jadi kalau kamu tidak datang kekamar ku dalam keadaan telanjang aku tidak akan menggauli mu," ejek Kevin dengan suara menghina membuat Asta melotot.

" Atau aku perlu membelikan mu celana besi agar dirimu merasa aman," katanya lagi membuat Asta tersipu-sipu tanpa bisa dicegah .

" Dengar Astari, aku tidak menyukai kalau dirimu selalu tersipu-sipu seperti itu, apalagi kalau kamu bekerja padaku. Seperti yang aku katakan tadi, yang membedakan seorang sekretaris yang baik atau bukan adalah berdasarkan kinerjanya bukan dari penampilan dan caranya berpakaian serta seberapa besar ia bisa memuaskan nafsu atasannya. Kalau kamu berfikir seperti itu aku akan meminta pak Toha untuk mengantar mu pulang dan tidak perlu bekerja di perusahan ku," nada suara Kevin tiba-tiba berubah menjadi tajam dan tidak ada lagi nada suara menggoda ataupun mengejek membuat Asta bingung dengan perubahan Kevin.

Asta terdiam mendengar kata-kata Kevin, kalau ia menolak maka ia akan kehilangan pekerjaan ini, dan sangat sayang untuk melepaskan kesempatan tersebut. Kevin memperhatikan perubahan pada wajah Saya dan ia bicara dengan geli .

" Apakah sudah berubah pikiran ?."

" Aku tidak mengerti dengan maksud Anda, apakah aku boleh masuk kamar, karna aku belum sholat Magrib sedangkan sekarang sudah mau masuk Isya ."

" Silahkan. Dan kenakan pakaian yang sopan saat nanti keluar karna aku perlu bantuan mu untuk membuat surat," pesan Kevin sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

Astari memasuki kamarnya dan ia terkejut melihat kamar yang sangat mewah. Semua yang berada di kamar ini adalah barang terbaik dengan harga yang fantastis.

Setelah selesai mandi, Asta melaksanakan sholat jamak takdim karna sudah masuk Isya.

Ia baru merapikan dan melipat mukena nya ketika pintu kamarnya diketuk dan terdengar suara Kevin memanggilnya.

Asta keluar dari kamar menuju tempat Kevin sedang menunggu nya dan ia melihat beberapa file berada diatas mejanya .

" Selamat malam pak ?," sapa Asta pada Kevin yang sedang membaca laporan.

" Malam, duduklah dan buka laptop mu lalu buat surat dengan memakai bahasa resmi dan baku !," perintahnya tanpa melihat Asta .

Sebelum membuat surat balasan yang diminta Kevin ia membacanya lebih dulu dan mencoba memahami nya karna surat tersebut berbahasa Inggris selanjutnya ia mulai membuat surat yang diminta Kevin.

Astari tidak memerlukan waktu lama untuk membuat surat balasan, setelah selesai ia memberikan pada Kevin untuk diperiksa. Dengan penuh perhatian Kevin membaca surat yang belum di-print oleh Asta.

" Bagus, kamu print sekarang dan setelah aku tanda tangani kamu kirim email ke alamat tersebut. Ingat pakai email sekretaris ku bukan pribadi ." Kevin melihat Asta melakukan pekerjaannya dengan tenang tanpa mengurangi kecepatan nya.

Setelah beberapa surat balasan dibuat , Kevin baru memperhatikan Asta yang terlihat mengantuk.

" Tidurlah, kamu terlihat seperti belum tidur sejak kemarin !."

" Saya memang belum tidur, jam tiga sore kemarin saya baru terima email yang mengharuskan saya hadir wawancara pagi ini, tidak masalah kalau saya ada di Bekasi tapi kenyataannya saya sedang berada di Jogja. Saya beruntung mendapatkan tiket kembali ke Jakarta meskipun dengan harga cukup tinggi . Anda tahu pak begitu sampai rumah saya harus menyiapkan semua nya, padahal lamaran kerja tersebut melalui online, tidak ada bentuk phisiknya, untunglah kakak saya belum berangkat jadi saya bisa ikut dengannya sampai Uki, kalau tidak saya pasti akan lebih terlambat lagi ," katanya pelan sambil merapikan pekerjaan nya.

" Apakah ini akan dibawa besok ?," tanyanya ketika melihat beberapa berkas yang berada di samping kanan Kevin belum tersentuh.

" Ini untuk pekerjaan mu besok, instruksi nya ada didalam. Sekarang pergilah tidur, aku tidak mau melihatmu tertidur di depanku dan mengharuskan diriku menggendongmu ," Kevin tertawa membayangkan jika ia harus menggendong Asta yang memiliki tubuh jangkung dan lumayan berisi.

Asta menatapnya sambil mengeluarkan suara seperti tertawa sebelum masuk kamar untuk istirahat.

*******

Asta menyetel alarm satu jam sebelum azan subuh agar dirinya bisa bersiap-siap dan melakukan pekerjaan lain sebelumnya.

Dengan mata masih mengantuk Asta menyiapkan sarapan, ia tidak tahu apakah bos nya menyukai atau tidak yang penting ia sudah menyiapkan kalaupun tidak suka ia akan membawanya ke kantor. Setelah pekerjaan dapur selesai ia segera masuk kamar kembali untuk mandi dan melakukan sholat subuh.

Asta sudah berpakaian rapi dan ia keluar untuk merapikan berkas yang berada diatas meja kerja setelah menyelesaikannya sesuai instruksi yang Kevin berikan disetiap file nya hingga ia tidak perlu bertanya lagi, dan ia sedang memasukkannya kedalam tas ketika mendengar suara Kevin yang sangat keras penuh dengan kemarahan membuatnya terkejut.

" Apa apaan ini, siapa yang menyuruh mu membuat sarapan ?. Dengar Astari jauhkan dari pikiranmu untuk menarik perhatian ku melalui perutku, karna itu tidak akan pernah berlaku. Apakah kamu mengerti ?."

"Iya pak, saya akan mengingat nya ," jawab Astari. Walaupun ia merasa sakit hati dengan perkataan bos nya ia bersyukur karna tidak membuat banyak dan sudah sarapan sebelumnya jadi dia segera memasukkan nya sebagai bekal makan siang.

Kevin memperhatikan Asta yang diam sambil merapikan makanan yang membuat nya marah pagi ini. Ia tidak mengerti mengapa harus selalu menghadapi wanita yang selalu berfikir bahwa bisa menarik perhatian melalui perutnya.

Kevin mengambil gelas dan mengisinya dengan jus jeruk kemasan yang berada di kulkas sementara Asta mencuci piring kotor. Kevin merasa jengkel karna Asta hanya diam dan ia segera menuju meja kerjanya.

" Kita berangkat lima belas menit lagi !."

" Iya pak ."

" Apakah tidak ada kata lain ?."

" Ada, tetapi saya yakin bapak tidak akan suka mendengar nya," jawab Asta sebelum masuk kamar untuk mengambil tasnya.

Kevin memperhatikan penampilan Asta hari ini, rambutnya yang panjang dan keriting di kepang dari atas dan dijepit seperti sanggul kecil dengan riasan wajah yang natural tidak pucat tapi juga tidak berlebihan sementara untuk pakaian ia memakai setelan celana panjang yang kemarin dibelinya..

Mereka menuju basement khusus penghuni apartemen dan seperti kemarin Asta memilih duduk disamping pak Toha sementara Kevin sendiri duduk di kursi penumpang.

" Pagi ini aku ingin kamu membuat surat balasan seperti yang kupinta semalam untuk berkas yang tadi berada dimeja, lalu kamu buat pengajuan kontrak kerja dengan pemerintah mengenai pengadaan furniture untuk anggota dewan selanjutnya kamu minta pada Amanda ringkasan pertemuan ku dengan pengusaha Kim dari Singapura dan buat jadwal kapan aku bisa bertemu dengan Mr. Tanaka dari Jepang !," Kevin bicara dari belakang dengan cepat. Ia tidak tahu bahwa Asta merekam perintahnya menggunakan handphone sementara Kevin kembali jengkel karna mengira Asta hanya bermain handphone sementara ia memberikan perintah.

" Apakah kamu mendengar nya Asta ?," tegurnya membuat gadis itu menoleh kebelakang ke arah Kevin .

" Ya Pak, saya mendengar nya dengan jelas ," Asta merasa pagi ini sangat buruk dengan sikap bosnya yang sangat menjengkelkan setelah ia melihat sarapan yang berada diatas meja makan.

Mereka sudah tiba di parkiran khusus yang langsung terhubung dengan pintu lift Presdir hingga tidak perlu melalui lobby dan bertemu dengan yang lainnya .

Didalam lift Kevin memperhatikan Asta yang terlihat menarik dengan sikapnya yang diam.

" Ternyata kalau kamu diam itu terlihat lebih seksi karna seorang lelaki tidak perlu memperhatikan yang lainnya ," ujar Kevin dengan suaranya yang terdengar sinis dan Asta menjawabnya sambil tersenyum miring.

" Terima kasih pak. itu membuat saya menyadari bahwa diam itu sudah berubah dari emas menjadi seksi ."

Kevin tertawa keras tidak menduga Asta akan menjawab nya seperti itu, dia pikir gadis itu akan kembali tersipu-sipu dan dia bisa mengejeknya kembali.

" Sungguh menarik, gadis ini susah ditebak, aku tahu dia kesal waktu diapartement tadi tapi dia tetap santai menghadapi nya," ucap Kevin dalam hati.

Mereka sudah sampai di lantai tujuh belas dan Kevin langsung memberikan perintah ketika pintu lift terbuka.

" Buatkan aku kopi dengan cream yang banyak dan jangan terlalu manis, lalu segera siapkan berkas yang kuminta tadi !."

" Ya pak," jawab Asta sebelum bos nya masuk keruang kantornya .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!