NovelToon NovelToon

Guru Dunia Akhirat

1. Guru Itu!

"Wah liat ada guru ganteng! "

" Begitu sangat manis senyumnya! "

"Bakalan betah di sekolah nih. "

" Udah ganteng, ramah, rapih lagi! "

" Guru idaman sekolah, gak kalah sama oppa oppa korea deh! "

" Pakai kaca mata membuat tambah ganteng bapak guru itu. "

Semua ucapan para siswa di SMA itu terdengar menyeruak diseluruh penjuru sekolah, hari ini mereka kedatangan guru baru dengan tampilan yang sangat menyenangkan mata. Postur tubuh tegap, mata kecoklatan di balik kacamata yang tersemat di antara hidung bagian atas yang mancung, bibir tebal penuh dan rambut hitam penambah tampan bak aktor dalam drama.

"Kalian tau, hari ini kita kedatangan guru spesial?" ucap seorang siswi menatap kedua rekannya.

"Tau dia ganteng, tadi aku sempet liat." Sahut perempuan dengan rambut panjang bergelombang, sebut saja namanya Sisil.

"Ah! Ya! Tentu saja, guru yang menjadi tranding topik hari ini," sahut perempuan lainnya yang kini tengah menulis, tepatnya menyalin pekerjaan rumah. Sebut saja namanya Oliv.

"Hm.... Bakalan gak fokus nih balajarnya, secara kalau gurunya ganteng kaya gini bakalan salting nih, kejap liat kejap nunduk membayangkannya saja membuatku ingin senyum sendiri. "

" Hai Rina! Setiap belajarpun kamu gak bakalan fokus! Bukannya setiap pelajaran kamu selalu nunduk, nunduk sebab tidur maksudnya." Ledek Sisil membuat Oliv tertawa.

"Ha...Ha.. Nah lo, diledek sama orang cerdas dan selalu fokus pelajaran, skak mat! " tambah Oliv, membuat Rina memanyunkan bibirnya kesal.

"Diam kau! Kau juga selalu nyontek, dikit-dikit pinjam buku mau bagaimana kedepannya kalau gak ada Sisil? " sahut Rina, balik mengatai Oliv.

"Yah! Rina! Ngaca dulu sebelum ngomang, sebelas dua belas sama aku! " ucap Oliv, membuat Sisil tertawa dengan bahaknya.

Tringgggggggggggg

Terdengar suara bel masuk jam pelajaran berbunyi, terlihat semua siswa riuh memasuki kelas masing-masing.

"Wah sekarang guru ganteng masuk kelas kita! " ucap seorang siswi dikelas yang ditempati Rina, Sisil dan Oliv.

Mereka semua pun bersiap menduduki bangku masing-masing, menunggu guru yang katanya ganteng itu.

"Pada gak tau mereka, kita juga gak kalah ganteng dari guru itu! " sahut siswa laki-laki di pojok belakang, membuat semua yang ada di kelas riuh menyoraki.

"Assalamualaikum siswa siswi semua. " Ucap sang guru, membuat semua yang berada di kelas terdiam mematung. Ternyata gurunya sudah datang dan membuat para siswa melongo. Benar memang guru itu ganteng!

"Waalaikumsalam Pak ganteng, " Sahut Sisil tanpa sadar telah menjawab salam guru itu dengan tambahan kata yang membuat perhatian semua teman kelasnya tertuju padanya.

"Waalikumsalam." Kemudian disusul oleh semua siswa di kelas 12 B itu.

Terlihat sang guru itu tersenyum, mendengar siswa siswinya menjawab salamnya. Dengan tangannya yang kekar terlihat dia menyimpan beberapa buku di meja guru lalu membukanya, dan kembali menatap murid di hadapannya.

"Sebelum memulai saya akan memperkenalkan diri dulu, panggil saja saya Pak Heru yang akan mengajar pelajaran kimia kalian. Baiklah silahkan buka buku kalian halaman 52, kita akan mempelajari tentang atom. "

"Pak! Bapak tinggal di mana?"

"Bapak umur berapa sekarang?"

"Apa bapak sudah menikah? "

Tiba tiba para siswi mencecar pak Heru dengan pertanyaan, membuat dirinya tertawa dalam hati. Pertanyaan siswa atau pertanyaan wanita yang penasaran pada dirinyakah?

"Woy! Kalian mau belajar atau mau cari jodoh? " ledek siswa laki-laki dari bangku tengah. Membuat siswi itu mendengus kesal.

Terlihat Pak Heru menghembuskan nafasnya, lalu membenarkan kacamatanya dan berbalik menghadap papan tulis. menulis materi yang akan diberikan pada anak muridnya itu.

"Saya tinggal cukup jauh dan saya sudah bertunangan! " ujar Pak Heru sambil berbalik menatap kembali muridnya.

"Dah lah patah hati! " kembali Sisil bersuara, entah sadar atau tidak kini kedua tangannya membungkam mulutnya dan kembali membuat perhatian di kelasnya.

"Sekarang mari kita lanjutkan pelajarannya, kalian sebentar lagi akan keluar dari sekolah jadi fokuslah belajar dan dapatkan nilai yang baik untuk kelulusan kalian. " Pak Heru memperingati, dan terselip senyum tipis di bibirnya.

Pelajaran pun berjalan selama dua jam, sedari tadi pandangan Sisil tak henti menatap guru baru di depannya entah lah yang pasti hatinya sangat tertarik untuk selalu melihat laki-laki di depan itu.

Sebelumnya Sisil tidak pernah merasa seperti itu, ini adalah pertama kali dia menoleh lelaki karena sebelumnya yang dia pikirkan adalah pelajaran.

"Sil suka yang tua tua ya? " goda Rina, menyiku pergelangan tangan Sisil, sesaat Sisil pun terkejut.

"Lah, kamu juga suka kan sama guru itu! " sahut Sisil.

"Memang aku suka secara dia itu, tampan, tinggi, modis dan terlihat baik dan ramah. Suami idaman tapi maaf aku lagi nggak mood sama yang kaya gituan. "

"Kenapa? Padahal yang kamu katakan tadi benar adanya dan yang baik semua kamu omongin. " Sisil bertanya, membuat Rina melongo. Ini adalah pertama kali dirinya melihat Sisil sampai sepenasaran itu, biasanya dia selalu cuek dan hanya mementingkan buku-buku materi itu.

"Hebat guru itu dia membuat murid cerdas ini tertarik padanya, " ledek Rina.

"Aku perempuan normal kali! Ya tentu saja ada rasa tertarik. "

"Syukurlah kalau begitu! "

"Yang di sana! " tiba-tiba sang guru berbicara dengan lantang sambil menujuk Sisil dan Rina.

"Kami! " ucap pelan Rina dan Sisil.

"Kedepan! " Pak Heru berkacak pinggang menatap keduanya. Akhirnya kedua muridnya itu menurut sambil menunduk.

"Sekarang jelaskan semua yang ada di papan tulis ini! " Tunjuk Heru pada papan tulis. Sisil yang sudah hapal karena semalam sempat mempelajarinya pun hanya tersenyum sedangkan Rina dia hanya menggaruk kepalanya bingung.

"Baik pak tapi perwakilan dari kita boleh?" Sisil bertanya dia tau kalau temannya itu akan sangat khawatir, apa lagi ini kali pertama mereka di hukum selama berada di sekolah ini.

"Boleh biar dia yang menjelaskan dan kamu diam di depan perhatikan temanmu itu, tapi sambil mengangkat sebelah kaki kanan mu." Terang Heru, membuat keduanya terkejut.

"Tapi pak! "

"Tidak ada tapi-tapian, kalian ngobrol selama jam pelajaran padahal itu adalah waktu berharga bagi kalian. Lagi! Tidak sopan kalau seorang guru tengah berbicara sedangkan muridnya tidak memperhatikan! " sorot mata guru itu hanya terlihat seakan Sisil lah yang bersalah, karena guru itu selalu menoleh pada Sisil.

"Khm! Ia Pak. " Sisil menunduk dirinya seperti tengah di introgasi karena Pak Heru sedari tadi memandanginya.

"Perasaan bukan hanya aku saja yang salah di sini kenapa hanya aku yang di tatap seperti itu, jadi agak kesal sama guru ganteng ini! " omel Sisil dalam hati.

Rina pun mencoba menerangkan apa yang berada di papan tulis, dan sesekali menoleh ke arah Sisil untuk meminta bantuan. Sisil pun dengan senang hati membatu temannya itu walau dengan gerakan mulut yang sangat pelan, membuat Rina kadang mengerti kadang tidak. Sesekali teman mereka pun tertawa, dan ada yang mengejek karena Rina kebingungan cara menerangkannya.

Akhirnya bel istirahat menyelamatkan mereka, Rina dan Sisil akhirnya bernafas lega.

"Kalian bisa pergi! " ucap Pak Heru, mereka berdua pun akhirnya pergi dan akan menghampiri bangkunya, tapi di saat Sisil melewati guru itu terlihat kaki sang guru kedepan dan membuat Sisil akan terjatuh tapi dengan sigap pula Pak heru merangkul perut Sisil, dan menariknnya sehingga kini berada di tangan yang lainnya dan saling menatap.

"Hati-hati kalau jalan! " ucap guru itu terlihat menahan tawa, sedangkan Sisil hanya bisa menggigit bibir bawahnya kesal lalu melepaskan diri dari guru itu.

2. Gebet lah...

Siang hari, terlihat 3 siswi berseragam SMU tengah menikmati makanan pedas di kantin, percakapan mereka terlihat serius terlihat dari cara pandang dan duduk yang berdempetan.

"Sil yang benar kamu! " Kaget Rina tiba tiba, membuat pengunjung kantin menatap mereka.

"Hey! nada bicara di perhatikan, tau temen lagi ada yang di sembunyikan ini lah... malah teriak." Oliv memperingati temannya itu.

"Denger! Jangan bilang hal ini pada siapa pun, kalau ada orang luar tau. Hm.." Ucap Sisil membulatkan kedua mata tajamnya pada kedua teman dekatnya itu, dengan gerakan tangan yang seakan memberi sarat kalau dia akan terus mematau mereka.

"Aku sih ok, gak bakal ember. " sahut Oliv

"Aku juga sih ok, gak bakal jolang. " Tambah Rina, dan mengepalkan tangannya.

" Terus kamu gak bakalan lanjut kuliah? " Tanya Oliv sambil menyendokan seblak ekstra pedas punya Rina kemulutnya.

"Kalau mulut kamu kepedasan, artinya aku bakalan tetap kuliah! " Jawab Sisil membuat Rina memicingkan sebelah alis nya bingung dengan kalimat awal yang di ucapkan Sisil. Padahal di satu sisi. Sisil terkekeh melihat Oliv mulutnya yang memerah dan matanya sedikir mengeluarkan air.

"Oliv, kamu makan seblak aku ya? " Rina melihat Oliv, lalu menyodorkan segelas es teh kepadanya, karena Oliv tipe tidak suka pedas. Sedangkan Sisil mulai tertawa.

"Sil ini kerjaan kamu ya! " Sentak Oliv, Sisil berdiri bersiap untuk kabur.

"Aku hanya menjawab pertanyaan kamu Liv, Ha... " Setelah itu Sisil mulai melangkahkan kakinya untuk kabur.

Brukkkk

Tanpa Sisil sadari, dia menabrak Pak Heru yang tengah berdiri dengan guru lainnya membuat badanya limbung dan terjatuh. Tentu saja, mereka menjadi saling berpelukan yang disangga oleh tiang, ternyata mereka tidak jatuh kelantai.

"Astagfirullah... " Pak Heru yang kaget segera memegang bahu Sisil di depannya lalu membuatnya berdiri tegak.

" Maaf Pak... " Ujar sisil menunduk, dengan sedikit debaran di dadanya.

"Gak apa, lain kali kalau jalan jangan nunduk lihat kedepan pastikan tidak ada apapun di depanmu dan kamu tidak akan terjatuh." Terang Pak Heru membuat hati Sisil menghangat.

" Makasih Pak, bapak selain ganteng juga sangat baik pantes saja banyak yang suka sama Bapak. " Ucap Sisil, membuat Pak heru mengerutkan dahinya menatap anak murid di depannya.

"Mengingat Pak Heru sudah bertunangan, membuat menyesal kenapa tidak dari awal saya mengenal Pak Heru ini?" Bukan Sisil yang bicara melainkan seorang guru perempuan, yang sedari tadi memperhatikan tragedi jatuhnya Pak Heru dan Sisil.

"Khm! " Sisil ber dehem sambil mengepalkan tangannya di depan mulut. " Baiklah Pak, Bu! Saya akan pergi kekelas dulu di lanjut lagi berbincangnya, maaf telah menggangu, permisiiii." Sisil berlalu dengan menunduk di depan gurunya itu, sebagai tanda sopan pada mereka.

" Benar juga kata bu Irma tadi. Tapi kalau sekedar suka sama Pak Heru ya gak apa kan ya? Tapi kalau sukanya di dasari cinta lah bakal tersiksa hati. " Gumam Sisil berjalan menelusuri lorong sekolah menuju kelasnya.

"Tantangan yang sangat sulit kalau aku suka sama Bapak itu, mana sudah tunangan. Eh kepala ku tu yah kenapa? " Kembali Sisil bergumam, setelah sadar dengan pemikirannya yang sedikit miring membuat dia menepuk kepalanya pelan.

"Kata aku juga gak bakalan berpaling dengan guru ganteng itu! " tiba-tiba ucap Oliv menepuk bahu Sisil agak keras membuat dirinya meringis sakit," kena kamu Sil."

"Kalau aku gak pinjemin PR lagi, habis kamu Oliv, " ancam Sisil membuat Rina di belakangnya seketika tertawa melihat Oliv dengan bibirnya yang manyun.

" Niat mau balas dendam, dia sendiri malah kena ancam," gumam Rina.

"Ngancemnya gitu mulu sih Sil, gak seru! " ucap Oliv dengan nada menyerahnya.

"Yok kekelas! " ajak Rina di antara kedua temannya itu sambil merangkul bahu mereka dan menuntunnya ke kelas, gak asik kan kalau bicara di tengah jalan.

☀☀☀

Kini siang berganti malam, tepatnya masih jam 7. Sisil terlihat tengah memilih cemilan di sebuah mini market, baju tidur panjang dengan jaket tebal dan rambut yang di ikat kuda menambah kesan manis pada dirinya. Troli pun terlihat penuh dengan makanan kesukaan Sisil, yaitu hanya cemilan tidak ada buah sayur atau lain sebagainya karena malam ini dia berencana memecahkan soal kimia yang susah itu.

"Kamu kenapa?"

"Mas gak pernah ngartiin aku!"

"Mas harus kerja, gak mungkin seharian harus terus nemenin kamu!"

Terdengar percakan sepasang manusia, Sisil pun menghentikan langkahnya dan melihat siapa yang tengah berbincang itu.

" Wanitanya lumayan cantik," ucal Sisil tanpa sadar sambil membuka salah satu cemilan di dalam troli itu lalu memakannya," kalau kaya gini jadi malu mau lewat sana, " kembali Sisil bergumam.

"Mas jahat, kalau gitu jangan pernah hubungi aku lagi. Urus saja pekerjaanmu! Biar aku terabaikan! " Kembali terdengar suara wanita cantik itu, kini bukan hanya Sisil yang memperhatikan mereka tapi semua pengunjung mini market itu, karena kali ini wanita itu berbicara dengan nada tinggi.

"Mending kita pulang dulu gak enak bicara di sini! " ucap laki-lakinya dan memegang sebelah tangan wanita itu.

"Gak lepaskan aku, aku akan pergi! " Wanita itu menghempaskan tangannya lalu berlari meninggalkan laki-laki itu di mini market.

"Elsa! " Laki-laki itu berteriak memanggil nama wanita yang telah jauh dari pandangannya. Kini semua yang berada di mini market itu terdengar berbisik. Terlihat laki-laki itu berbalik dan mendapati Sisil yang tengah melongo, dengan cemilan kentang krispi di tangannya.

"Pak Heru! " gumam Sisil, Pak Heru yang mendengar Sisil memanggilnya segera beranjak dari mini market itu.

"Wah! Drama real, aktornya pun sangat real gantengnya, cewenya pun real cerewetnya. Gak ada kata sandiwara. Jarang-jarang liat drama kaya kini. " ujar Sisil bicara sendiri, lalu bergegas ke kasir dan membayar semua cemilannya. Untung mamah dan papah Sisil kaya, jadi mau beli sebanyak apa pun tinggal minta dan pasti di kasih.

Sisil telah sampai di rumahnya dengan motor maticnya, dia pun membawa kantong kresek besar itu dari depan motornya dan membawanya ke rumah. Di susul satpam untuk membantun nona nya itu.

"Seperti biasa kasih ke Bi Mimin, dia yang bakalan taruh semuanya ke tempatnya," printah Sisil lalu beranjak ke kamarnya, tapi sebelum sampai sang ibu terdengar memanggilnya.

"Sisil! Sini bantuin Mamah dan bi Mimin masak! "

" Maaf mah ada tugas kimia yang harus dijawab besok dikumpulin!"

"Padahal ini mamah masak banyak buat besok pagi. "

"Maaf mah gak bisa, dah mamah cantik! " ucap Sisil, lalu berlari memasuki kamarnya.

"Dasar anak ulet, padahal besok tamunya juga buat dia sendiri. " Sang mamah kembali ke dapur.

Di kamar bernuansa hijau itu terlihat Sisil tengah duduk di meja belajarnya dan membuka beberapa buku yang akan dia pelajari, tapi kini terlihat tangannya terdiam seketika pikirannya terarah pada kejadian tadi dimini market.

" Mungkinkah Pak Heru bertengkar dengan tunangannya, wah bisa ada kesempatan nih. Gebet aja kali ya, ha ha... " gumam Sisil, lalu dia pun terdiam, "astagfirullah Sil, dia gurumu! " kembali pikirannya normal, dan segera meneruskan pekerjaannya.

Mogok penambah suka

Ada yang bilang kalau cinta datang dari mata turun kehati, lalu naik keotak. Tentu saja setelah melihat seseorang dengan pandangan suka, lalu membuat hati bergetar dan pasti akan selalu terpikirkan diotaknya. Seperti ada yang hadir dalam hidup, yang akan membuat hari-harinya bersemangat. Hal itulah yang di alami Sisil kepada gurunya sendiri siapa lagi kalau bukan Pak Heru. Entah setan apa yang merasuki tubuhnya, sehingga dia bisa menyukai gurunya sendiri yang sudah bertunangan, padahal kesan pertama waktu di kelas tidak terlalu bagus.

Seperi pagi hari ini, dengan langkahnya yang santai dan tangan berayun manja, dan bagi siapa saja yang melihat Sisil pagi ini, mereka akan berfikir aneh padanya. Sesenang itukah hati Sisil sekarang?

"Pak mari saya bantu membawakan bukunya! " terdengar suara perempuan, membuat Sisil menghampiri. Seseorang yang tengah Sisil pikirkan kini berada di depannya bersama salah satu teman seangkatannya.

"Tidak usah, makasih," tolak Pak Heru.

"Tidak apa pak, mari saya bawakan bukunya kebetulan hari ini Bapak mengajar dikelas saya kan! " ucap Sisil, sambil mengambil paksa buku paket yang tebal itu dari tangan Pak Heru, "mari Pak jalan duluan," kembali mulutnya berucap, setelah Pak Heru berjalan Sisil pun mengikutinya dari belakang dan menghiraukan tatapan gak suka dari teman seangkatannya itu.

"Sisil, siswi berprestasi itu mengajak bersaing denganku! " gumam Ratna yang merupakan siswi tercantik di sekolah SMA itu, tangannya mengepal dan matanya tak henti menatap punggung Sisil yang semakin menjauhinya dengan tatapan tak suka.

Lain dikelas 12B, terlihat semua siswa duduk dengan rapi di bangku masing-masing. Melihat Sisil datang bareng dengan Pak Heru membuat mereka sedikit heran. Setelah Sisil menaruh buku itu di meja guru dia bergegas menduduki bangkunya.

" Sil kok bisa bareng Pak Heru? " tanya Rina penasaran.

"Tadi ketemu di lorong," jawab Sisil santai pada teman sebangkunya itu .

" Wah apa kamu suka sama guru ganteng itu? Tatapan matanya tuh menonjol, mengatakan kalau kamu suka sama dia," goda Rina, menyenggol siku Sisil.

"Dari kemaren juga kali, udah ada sinyal-sinyal," tiba-tiba Oliv menimpali dari belakang, dan kini membuat pandangan Pak Heru tertuju pada mereka.

"Saya harap yang berada di bangku tengah bisa sedikit tenang dan perhatikan apa yang saya ajarkan! " seru Pak Heru membuat ketiga siswi itu bungkam.

Beberapa jam berlalu kini di bangku taman sekolah, Sisil, Oliv dan Rina tengah berbincang sambil membawa jajanan mereka di tangannya.

"Oliv kau harus mencoba basreng punyaku, ini enak lho," tawar Rina menyodorkan basreng yang terlihat merah oleh bumbu cabe.

"Ogah! Itu bukan makanan manusia! " tolak Oliv.

"Justru makanan pedas sekarang yang sangat diminati kaum manusia, kamu aja yang kuno liv," ujar Rina lalu kembali memakan basreng miliknya.

"Rin, kalau ngasih yang niat tau , Oliv gak suka pedas kasian kemarinpun sebenarnya aku gak tega liat bibirnya yang udah kaya di gigit ulet, bengkak! " ucap Sisil sambil meneguk air meneral.

"Itumah kerjaan kalian aja selalu iseng sama aku, tega kalian!"

"Ia deh sorry! " Sisil dan Rina menyahuti ucapan Oliv.

"Ngomong-ngomong Sil, yang urusan kemarin gimana? " Tanya Rina kemudian.

"Yang mana? "

"Itu yang di kantin kemarin, "

"Oh, katanya pagi tadi ada pertemuan dua keluarga. Entah lah terserah mereka, udah cape ngomong gak didengar oleh orang tua ku," jelas Sisil , membuat kedua temannya menatap iba.

"Keluarga kaya emang gitu kali ya? " tanya Oliv, dan mendapat tatapan tajam dari Rina.

"Gak tau, lagian kenapa mereka hanya aku saja anaknya. Kan seru kalau ada sodara, bisa di tuker kali posisi aku. "

"Mungkin ini sudah takdir kamu Sil, ini mungkin yang terbaik. Orang tua kamu mana mungkin memberikan ketidak senangan untuk masa depan anaknya, ia kan Rin? " ucap Oliv dan di angguki oleh Rina.

"Tumben nih bisa bicara hati ke hati," ledek Rina kemudian.

" Malam ini kita nginep di rumah aku aja gimana? Sekalian kita jernihkan pemikiran yang semerawut ini. Kita nonton drakor. " Rina dengan nada semangat yang menggebu.

"Aku oke lah, cuss," setuju Oliv, lalu memandang Sisil.

"Biasa harus lapor dulu," ucap Sisil membuat kedua sahabatnya menarik napas panjang.

"Baiklah, kita tunggu Sil! "

"Hu um," jawab Sisil .

"Eh ada Pak Heru," seru Oliv, lalu kedua temannya pun mengikuti arah pandang Oliv.

"Sisil bisa bicara denganmu? " tanya Pak Heru, kemudian membuat yang di panggil namanya sesaat mematung merasakan getaran di tubuhnya.

"Sil! " Rina menyenggol siku Sisil dan membuatnya terkejut. Sisil pun berdiri lalu menghampiri gurunya itu.

"Ia Pak!"

"Minggu depan akan ada lomba sains, bisakah kamu tolong saya membantu mengajari mereka yang akan ikut lomba?" pinta Pak Heru.

" Tentu saja Pak saya bisa. "

"Baiklah pulang sekolah kita kumpul dikelas 11 A," ucap Pak Heru lalu berlalu meninggalkan mereka.

"Sil tumben mau ngajarin adik kelas, biasanya suka nolak kalau ada teman sekelas juga yang minta di ajarin," heran Oliv.

"Ia juga ya tumben kamu Sil? Apa karena Pak Heru?" selidik Rina dan di ikuti tatapan menyelidik Oliv.

"Ha! Kalian ini, sedikit amal pada sekolah ini sebelum aku keluar kan? " alasan Sisil dan segera meminum air meneral sampai habis.

"Amal apa? Sebagian piala yang di pajang itu hasil kamu Sil, ngaku aja mulai terjerat cinta guru ganteng! " ledek Oliv.

"Kalau ia gimana? " kemudian ucap Sisil, lalu berjalan menjauhi kedua tamennya yang tengah saling menatap cengo.

"Wah hebat, jiwa jomblo nya mulai mengikis," ujar Rina lalu di sahuti anggukan oleh Oliv.

Pulang sekolah tiba, Rina dan Oliv pamit pada Sisil karena ia ada tugas dari Pak Heru untuk mengajari adik kelasnya. Sisil perlahan berjalan menuju kelas 11 A yang di bilang Pak Heru. Setibanya di kelas Sisil tidak menemukan 1 siswa pun dan hanya ada Pak Heru yang tengah fokus membuka buku. Seketika kembali jantungnya berdegup melihat Pak Heru.

"Sil kamu sudah datang sini duduk, sambil menunggu yang lain. "

" Ah ya! " Sisil menurut, dia duduk dibangku samping Pak Heru dengan hati yang terus berdoa agar tidak menimbulkan rasa sukanya.

"Sil kamu punya pacar? " pertanyaan Pak Heru, membuat terkejut Sisil. dan kini bertambah berpaju debaran jantungnya.

"Hah? " Sisil yang tidak menyangka dengan pertanyaan Pak Heru.

"Maksud saya, mungkin saja kalau kamu punya pacar nanti pacarnya nanyain," kilah Pak Heru. Lalu kembali fokus pada bukunya.

"Oh, saya belum punya pacar Pak, maklum sibuk belajar jadi lupa sama hati tapi sepertinya sekarang hati saya mulai menyentuh hal berbau perasaan," terang Sisil dengan senyum kikuknya.

"Benarkah, kalau gitu boleh tau siapa yang menyentuh hati kamu itu?" tiba-tiba Pak Heru mendekati Sisil membuat dia begeser kesamping saking terkejutnya Sisil sampai terjatuh.

"Maaf membuatmu terjatuh, mari bangun. " Pak Heru menyodorkan tangannya ke arah Sisil lalu disambut olehnya.

"Makasih Pak, " ucap Sisil kikiuk, mungkinkah ini adalah sebagian pertanyaan iseng sambil menunggu yang lain, pikir Sisil.

"Bisakah kamu menjawab pertanyaan saya tadi?" kembali Pak Heru bertanya membuat Sisil heran.

"Ha Bapak kepo, Kenapa mereka lama sekali ya! " Ucap Sisil mengubah arah pembicaraan mereka.

"Khm, kamu mengabaikan aku Sil?"

" Oh Pak, apa yang bapak tanyakan pada saya membuat saya heran kenapa bapak kepo? Bukannya bapak udah bertunangan ya? Kok masih sempet nanya gitu sama wanita lain?"

"Baik lah, mari saya pulang dulu. "

"Loh Pak, ini gimana? "

"Mereka gak akan datang, gak bisa sekarang! Mogok katanya"

"Hah mogok!"

"Ia mogok karena hatinya belum bisa memastikan perasaannya. " Ucap Pak Heru mendekat pada Sisil lalu berjalan meninggalkan sendiri Sisil yang masih mematung di tempatnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!