Nadia Maharani
Perempuan cantik dan imut yang memiliki kulit putih mulus, dia anak sulung dari 3 bersaudara, lulusan SMA, pernah berkuliah namun putus di semester 1 karena keluarganya mengalami kebangkrutan. Akibatnya Nadia dipaksa untuk menikah, namun karena dia belum menemukan kriteria yang cocok untuk nya, maka dia berpura-pura menjadi perempuan cupu dan galak, dia selalu menggunakan kacamata dan rambut diikat. Agar pria yang melamarnya ilfeel dan membatalkan lamaran, banyak tetangganya yang menggosipkan bahwa Nadia adalah perempuan jutek yang tak laku.Hingga akhirnya Nadia memutuskan bekerja diluar kota yaitu di kota Bandung dia bekerja sebagai pelayan kafe, siapa sangka boss dikafenya adalah laki-laki tampan yang dia impikan. Namun si Boss ternyata sudah memiliki kekasih yang cantik dan sempurna. Dan dengan segala ketulusan Nadia diam-diam mencintai bossnya. Namun Nadia hanya dianggap gadis cupu oleh sang Boss. Dan disini lah perjuangan cinta Nadia dimulai. Dia menepis anggapan seluruh orang bahwa dia bukan perawan tua.
Nathan Dwi Hartono
Laki-laki tampan berusia 30 tahun, anak tunggal dari Bapak Hartono seorang pengusaha sukses dan terkenal di Jakarta. Nathan sejak remaja terbiasa hidup mandiri dan lebih memilih bisnis dari pada bekerja di perusahaan ayahnya.Dan Nathan menyembunyikan statusnya sebagai anak pak Hartono, karena tidak ingin sukses karena nama ayahnya.Nathan pun memutuskan pindah ke Bandung untuk mengelola idenya membuat kafe hits dan terkenal, karena peluang bisnis sangat memungkinkan dilakukan di Bandung, hingga awal tahun ke 6 kafenya menjadi terkenal dan sukses berkat kerja kerasnya. Nathan sudah tinggal 7 tahun di Bandung semenjak lulus kuliah, lalu bertemu tetangganya yang cantik dan anggun yang sekarang sudah menjadi kekasihnya selama 1,5 tahun. Sejak kafenya sukses dan terkenal.
Melisa Wulandari Putri
Gadis cantik dan manja berusia 25 tahun, anak bungsu dari 2 bersaudara, lulusan terbaik perguruan tinggi di Australia. Dia adalah seorang anak pengusaha sukses di Indonesia. Melisa setelah lulus kuliah, memutuskan untuk tinggal di Bandung karena harus mengurusi perusahaan ayahnya. Melisa sudah selama 5 tahun menolak Nathan karena baginya dia adalah pemuda biasa, namun ketika Melisa tahu siapa sebenarnya Nathan, Melisa memutuskan untuk menerima cinta Nathan. Dengan alasan bahwa Nathan adalah pemuda hebat dan mandiri. Melisa menyembunyikan fakta bahwa dia telah mengetahui siapa sebenarnya Nathan. Melisa pun berjanji tidak akan melepaskan Nathan dalam hidupnya, karena dialah sumber kekayaan yang tak akan habis untuk dirinya nanti. Fakta lain adalah Melisa tidak benar-benar mencintai Nathan, dia memiliki laki-laki lain yang amat dia cintai, yang tak lain adalah sahabat Nathan. Yang selalu dia goda secara diam-diam.
Satrio Wibowo Utomo
Pria tampan berusia 30 tahun, yatim piatu, orang tuanya meninggal sejak ia kecil, karena kecelakaan yang diduga dilakukan oleh seorang, Satrio lalu memutuskan untuk meneruskan perusahaan ayahnya ketika dia berusia 25 tahun, perusahaan ayahnya sendiri sebelumnya dipegang oleh pamannya, Satrio adalah sahabat baik Nathan yang mengenal Nathan tidak sengaja ketika bertemu di Kafenya.Satrio adalah pria ceria dan playboy yang sangat menyukai gadis cantik dan seksi. Namun fakta lain dia adalah pria kesepian dan sangat sedih. Siapa sangka dia jatuh cinta pada pelayanan kafe yang tak lain adalah Nadia, yang terlihat cupu dan galak. Yang membuat dia tertantang untuk mendapatkannya, apalagi setelah fakta dia mengetahui kecantikan Nadia sesungguhnya. Namun disatu sisi, diam-diam kekasih sahabat nya yaitu Melisa sangat menyukai Satrio.Banyak cara yang digunakan Melisa untuk dekat dengan Satrio. Namun Satrio selalu acuh padanya.
"Nadiaaaa, bangun ! cepat kau rapi-rapi, sebentar lagi keluarga Hartawan mau bertamu kesini." teriak Ibuku
"Hemm, Bu ini masih pagi, kenapa sih mereka harus bertamu pagi-pagi." ucapku sambil merapikan tempat tidur
Ibu pun menghampiriku dan berkata "Hey gadis bodoh, tentu saja Niko anak pak Hartawan akan melamarmu, memang mau sampai kapan kau akan jadi perawan tua, Ibu-ibu disini sudah banyak menggosipkan keluarga kita, apalagi semenjak ayahmu bangkrut ditambah KAU, berapa kali pria menolak untuk menikahimu, sadarlah gadis bodoh usiamu sudah 28 tahun. Disini perempuan kalau usianya diatas 25 tahun akan dikatakan perawan tua. Mengerti kau, jadi jangan buat Ibu dan Ayah malu, cepat dandan yang cantik dan mempesona.
"Iyaa baiklah Bu, aku akan mengikuti kata Ibu, tapi jangan salahkan ku jika mereka menolakku lagi." ucapku sambil berlari mengambil handuk dan menutup pintu
Selesai mandi, aku pun bingung harus memakai ide apalagi agar laki-laki yang melamarku menolak, waktu itu aku berpura-pura gila, pernah pura-pura buta, pernah juga pura-pura sakit parah.
"Ah aku bingung, kenapa sih keluarga ini ingin aku menikah dengan laki-laki kaya, kadang laki-laki itu playboy kadang yang jelek bahkan yang sudah tua, padahal mereka bukan laki-laki yang baik, dari ucapan dan perilaku mereka saja ketahuan mereka hanya mencari perempuan cantik saja. Huh sebel, baiklah aku ada ide, aku akan berpura-pura menjadi perempuan cupu, maaf yaa ibu aku mau mengetes laki-laki ini". ucapku pelan
Aku mengambil karet Jepang yang banyak lalu ku kepang rambutku, kuambil kacamata seperti kacamata minus dan ku coret wajahku dengan tinta hitam menyerupai tompel dan aku menggunakan lipstik berwarna pucat dan bedak yang agak kecoklatan.
"Aha sempurna, sekarang aku akan membuat minum dan melihat reaksi laki-laki itu, jika memang dia laki-laki baik pasti dia nggak akan nolak aku, yaa kecuali dia hanya mencari kecantikan saja." ucapku antusias
"Nadia cepat sayang ambilkan minum untuk Niko dan pak Hartawan, jangan lama-lama yaa." ucap Ibu lembut
"Iyaa Bu, tunggu sebentar ya." ucapku patuh
Aku menengok sebentar ke pintu, benar ternyata laki-laki itu sudah tua dan pantasnya menjadi om ku. Baiklah kita lihat seberapa baik dia.
"Permisi Pak, Bu dan Ka Niko, ini minumnya, silakan." ucapku sambil menaruh minum
"Iya makasih yaa Bi, mana Nona Nadia?." ucap Niko
"Sa.. saya Nadia ka, calon istri Kakak, hehe." ucapku santai
"Sebentar yaa pak Hartawan saya mau ngobrol dengan Nadia dulu." ucap Ibu
"Bapak Ibu Hartawan dan Den Niko silakan minum dulu." ucap Ayah
Lalu aku diajak keluar oleh Ibu dan Ibu menjewer telingaku sambil berkata "Hei apa-apaan kau gadis bodoh, dibilang jangan bertingkah bodoh lagi, mau sampai kapan kamu menyembunyikan kecantikanmu, tolong lah keluarga kita, demi ekonomi keluarga kita Nak, Ibu dan Ayah sudah bosan miskin."
"Ibu, aku bukan nggak mau nikah, tapi laki-laki yang datang kerumah semuanya sudah tua, jelek bahkan playboy Bu, emang Ibu tega sama aku, Ibutuh yaa mau ngejual aku namanya, biarin aku nikah sama orang yang aku cinta Bu." kataku memelas
"Orang yang dicintai seperti apa? , seperti kekasihmu dulu Juned, dia cuma cleaning service, gajinya kecil mana cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita, belum lagi adik-adikmu harus sekolah, ayahmu sekarang hanya karyawan biasa, ibu bosan hidup miskin." ucap Ibu menangis
"Tapi Bu cinta itu gak bisa dipaksa, aku mau nikah sama laki-laki yang kucinta, untuk urusan adik biar nanti aku cari kerja diluar kota, untuk biaya adik." ucapku
"Sudah Pokoknya Ibu nggak mau tahu, kamu sekarang lepas kacamata dan kepangmu, hapus juga tompelmu, kalau tidak Ibu akan menghukummu dengan hukuman berat, kau tak boleh lagi menganggap kami keluargamu." ucap Ibu sambil menarik rambutku
Tiba-tiba ditengah tarik menarik rambutku, keluarga Hartawan keluar dari ruang tamu dan menghampiri kami.
"Sudahlah Bu, saya tidak mau menjodohkan anak saya dengan anak Ibu yang jelek itu, pantas saja kalian sangat bernafsu untuk mengenalkan dan menjodohkan anak kita, dasar yaa kalian keluarga penipu dan keluarga matre, tega menjodohkan anakku dengan anak kalian yang buruk itu." bentak Pak Hartawan
"Iya maaf Tante, saya tidak mau menikah dengan anakmu, dia sangat jelek dan bukan tipe saya, lagi pula saya bisa mencari perempuan yang lebih cantik diluar sana, kalau bukan karena ayah saya ingin saya menikah dengan anak rekan kerjanya dulu, mungkin saja dari awal saya tolak, lagipula pak Rahmat sekarang sudah bangkrut bukan jadi Tante nggak usah menjodohkan kami lagi. Dan kau perempuan jelek jangan mimpi bisa menikah dengan orang kaya sepertiku." ucap Niko dengan ketus
"Maaf Tuan Hartawan dan Tuan Niko, wah saya merasa tersanjung atas pujian kalian, kalian pikir saya mau menikah dengan tua bangka ini, harusnya Tuan Niko itu sudah punya anak, jadi nggak pantaslah menikah denganku yang lebih cocok jadi keponakannya. Dan terimakasih sekali lagi sudah menyakinkan saya bahwa Tuan Niko bukanlah jodoh yang baik." ucapku penuh hormat
"Hei perempuan jelek, kau tidak sadar bahwa kaupun adalah perawan tua disini, makanya orang tuamu bernafsu untuk menjodohkan anak kami denganmu, agar kau cepat laku. Lagipula aku dari awal tidak setuju karena keluarga kalian tidak sederajat dengan kami, jadi jangan mimpi kau akan menjadi bagian keluarga kami, jangan bermimpi untuk menjadi Cinderella, perjodohan ini pun karena janji keluarga kami dulu yang mau tidak mau harus ditepati, karena kami bukan orang ingkar janji." ucap Ibu Hartawan
Lalu mereka bertiga berlalu pergi sambil membanting pintu mobil, lalu Ibu dan Ayah mengejar mereka dan bersujud kepada tuan Hartawan.
"Tuan, tolong dengarkan penjelasan kami dulu, anak kami hanya pura-pura jelek, dia sebenarnya putri yang cantik, seperti yang kami ceritakan pada kalian. Mohon maafkan kami dan jadikanlah pernikahan mereka."ucap Ayah dan Ibu memelas
Lalu mereka mendorong Ayah dan Ibu hingga jatuh ketanah dan mereka langsung masuk mobil dan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.
"Dadah keluarga sombong, hati-hati dijalan yaa." seruku pada mereka
"Naaaaaa.... di....a... awas kau anak bodoh, kau akan menerima pelajaran dari kami." ucap Ibu dan Ayah
Aku masuk ke kamar dengan buru-buru lalu menutup pintu.
"Huh, syukurlah kebusukan mereka terbongkar, jadi aku tak perlu menjadi korban mereka, Tuhan memang Maha baik, baiklah aku harus cari informasi pekerjaan diluar kota, jika disini terus aku bisa gila, Ibu seperti Ibu tiri padaku, kejam dan terus memaksa, ya Tuhan sabarkanlah aku untuk menghadapi ini semua." ucapku lirih
Aku langsung mengambil handphone diatas meja kamarku, aku berinisiatif untuk menghubungi teman sekolahku yang sekarang tinggal di Bandung, namanya Mimin Sumiyati.
Sambil menghapus make up ku hubungi Mimin dan menunggu panggilanku dijawab.
"Duh angkat dong Min, please." kataku lirih
Selang beberapa menit akhirnya diangkat.
"Yes akhirnya diangkat, Alhamdulillah Tuhan baik banget." ucapku lagi
"Iya hallo dengan Mimin disini, ini teh saha?". kata Mimin
"Hallo Min, ini aku Nadia, Nadia Maharani temen SMA mu dulu, ingat kan?." tanyaku dengan percaya diri
"Maaf, Nadia yang mana ? Nadia yang jomblo apa Nadia yang dulu kribo?". tanyanya
"Eh alah, masa sama sohib sendiri lupa, aku Nadia yang jomblo itu tapi banyak yang suka hehe, aku Nadia temen kamu nongkrong di warung Mang Tatang, dulu kita sering banget beli cilok dan Es Doger. Inget kan?". tanyaku gemas
"Eleuh-eleuh, oh ini Nana, aku kira Nadia siapa, iyaa aku Inget, padahal aku bercanda tau, Nadia tahu nomer aku darimana? kan terakhir kali hp ku rusak Nadia lupa aku kabari hehe." ucapnya
"Emang parah kamu Min, sama sohib sendiri suka pikun, iyaa aku minta nomer kamu sama suami kamu Jamal, aku minta lewat Instagram. Btw kamu apa kabar Min?". tanyaku basa basi
"Aku baik Alhamdulillah, ah aku mah tahu, kamu nelepon aku pasti ada maunya yaa ?, apa atuh, cepat cerita ke aku, nggak usah basa basi, nanti basi beneran kayak cintanya dia ke kamu." ledek Mimin
"Semprul kamu Min, iyaa aku minta tolong di deket rumah kamu ada lowongan kerja nggak, jadi apa ke terserah, aku butuh banget nih, disini orang tua ku kejam banget,masa setiap hari jodohin aku mulu sama bapak-bapak, lieur aku mah Min." ucapku memelas
"Tuh kan kamu mah pasti ada maunya, tapi kebetulan banget nih disini ada beberapa Kafe yang butuh karyawan, ada juga disini tempat laundry kiloan yang butuh karyawan juga, sok lah kamu kesini bawa lamaran kerja nya, kali aja ada yang kamu mau." ucapnya tertawa geli
"Ih jangan laundryan, masa dirumah nyuci kerja juga nyuci, aku mau ketempat yang ramai pengunjung, siapa tahu sambil cari jodoh, yaudah di Kafe boleh lah, minta infonya yaa." ucapku tertawa riang
"Iya siap atuh Non Nadia, oh yaa ngomong-ngomong bukannya kamu mau nikah yaa sama si Junaedi alias Juned, koq masih dijodoh-jodohin sama cowok lain sih, kepo aku." ucapnya serius
"Cerita nya puanjaaang banget, ya intinya orang tuaku gak setuju sama hubungan kami, karena gaji Juned katanya gak akan bisa menghidupi aku sekeluarga, sedih ah pokoknya kalo diceritakan mah." ucapku lirih
"Uuu tayangku, jangan sedih atuh, udah besok kamu kesini aja, banyak cogan disini mah, nanti tanya sama Aa Jamal, dia teh banyak teman yang glowing." katanya sambil tertawa riang
"Iya deh iya yang sudah nikah dan punya anak, bahagianya kamu bisa nikah sama orang yang dicintai, udah mah dari SMA pacarannya, sweet banget sih kalian, nggak kayak aku sama Juned putus gitu aja, udah mah bulan depan dia mau nikah sama Elis temen SMA kita juga." kataku sedih
"Aduh, koq bisa yaa, yang sabar atuh Nad, nanti aku bantu kamu buat cari kerja dan jodoh hehe.(tiba-tiba ada suara anak menangis owe owe owe)
Nadia udah dulu yaa anakku Rona nangis, sampai jumpa besok, mmmuach." katanya sambil menutup panggilan
"Ih enak banget yaa udah punya baby dari cinta pertama nya pula". gerutuku
Tiba-tiba Ibu mengetuk pintu kamarku.Dan berteriak.
"Nadia, Nadia buka pintunya Ibu mau bicara sama kamu, ayo cepat kalau nggak ibu dobrak pintunya. Ibu hitung sampai 3, satu , du.." kata Ibu lalu buru-buru aku sahuti
"Iya Bu sebentar, aku lagi ganti baju." ucapku buru-buru membuka pintu
Ibu langsung menjewer telingaku lagi dihadapan adik-adikku, dengan tega Ibu menampar pipiku berkali-kali.Sambil mengomel.
"Dasar anak bodoh, anak tidak tahu diri, bukannya membantu perekonomian keluarga, malah menyusahkan, lagi-lagi nolak laki-laki baik, laki-laki yang bisa bahagiakan kamu." ucap Ibu
Aku masih memegang pipiku dan menangis berkata "Sebenarnya aku ini siapa sih Bu? Anak Ibu atau bukan ? kenapa Ibu kejam sekali padaku, aku bahkan sudah menuruti semua kemauan Ibu, aku sudah putuskan Juned, aku sudah berhenti kuliah, bahkan aku harus bekerja untuk sekolah Adik-adikku, sekarang Ibu mau menjodohkan dengan laki-laki sombong itu, bukan aku yang bahagia jika menikah dengannya tapi Ibu, aku sama sekali gak mau nikah dengan laki-laki sombong itu." ucapku dengan sedikit menangis
"Memang anak tidak tahu balas budi, tidak tahu terimakasih, kamu memang tidak bisa diandalkan, baiklah Ibu beri waktu kamu, jika selama 3 bulan kamu tidak bertemu laki-laki kaya yang kamu suka, maka kamu harus menikah dengan laki-laki pilihan Ibu." ujar Ibu sedikit reda emosinya
"Baiklah Bu, aku setuju, tapi izinkan Nadia bekerja di Bandung, Nadia janji akan mengirimkan uang setiap bulan dan akan menemukan jodoh Nadia Bu." ucapku memelas
"Ok baik, terserah kamu saja, tapi ingat jika 3 bulan kamu nggak berhasil Ibu akan paksa kamu pulang atau Ibu sendiri yang akan jemput kamu, kamu harus menikah dengan laki-laki kaya pilihan Ibu, camkan baik-baik." bentak Ibu lalu pergi meninggalkanku
Adik-adikku menghampiriku, mereka adalah Dina dan Dini, Adik kembar tersayangku.
"Mbak Nad, mbak yang sabar ya, maafin Ibu, Ibu memang begitu kejam, tapi Mbak Nad harus ingat ada kami disini yang selalu sayang Mbak." ucap Dini lalu memelukku
"Iya Mbak, kami akan dukung keputusan apapun yang Mbak Nad putuskan, justru kami yang sangat berhutang budi dengan Mbak Nad." ucap Dina penuh haru dan memelukku juga
"Nggak usah khawatirkan Mbak, Mbak gak apa-apa, lagian sudah kewajiban mbak untuk menjaga dan memberikan yang terbaik untuk kalian, kalian belajar yang rajin yaa, besok mbak sudah gak disini, Mbak mau bekerja di Bandung, dekat rumah teman mbak." ucapku pada mereka
"Iya Mbak, kita selalu jaga pesan Mbak baik-baik." ucap Dina
"Dini juga janji akan bantu mbak luluhin hati Ibu dan Ayah." ucap Dini
"Kalian memang Adik-adikku yang terbaik." ucapku
"Yasudah kalian kembali belajar, Mbak mau beresin baju-baju mbak untuk besok." ucapku
"Biar kita bantu yaa Mbak". ucap mereka
"Ok, ayo bantu Mbak". ucapku
Lalu aku dan Adik-adikku segera kekamar dan merapikan benda apa saja yang akan aku bawa selama aku bekerja di Bandung. Harapanku semoga ini jalan terbaik. Aamiin
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!