NovelToon NovelToon

Partner In . . .

Bab 1

Youselyne Millionaire Adiguna biasa di panggil Millie, putri sulung dari pasangan Yordan Kenzie Adiguna dan Elisa Myria Pradityo dan juga cucu kesayangannya Aki Edwin Adiguna, yang dulunya mendapat gelar dari sang Nini Sarah Florentina sebagai pelakor cilik karena berhasil merebut tahta tertinggi dalam kasta Adiguna, kini sudah bertransformasi menjadi seorang gadis cantik berumur 21 th, yang sedang menempuh pendidikan tingkat akhirnya di salah satu universitas terbaik di negri ini. Millie memiliki kepribadian yang jutek dan dingin terhadap semua pria kecuali kepada sang Aki, persis seperti sang Nini yang galak dengan laki-laki apalagi kalau laki-laki itu predator wanita, tapi begitu bersama Aki Edwin, hati Nini Sarah langsung meleyot, klepek-klepek, dan menggelepar.

Sampai saat ini, belum ada laki-laki yang mampu menggantikan posisi Aki Edwin di hati Millie, padahal mungkin hampir setengah populasi laki-laki yang ada di negri ini mengejar-ngejar Millie, tapi semua laki-laki yang mengejar Millie selalu mental entah kemana begitu Millie menyebutkan standart laki-laki idamannya.

Bagaimana tidak mental kalau laki-laki standart idaman Millie minimal seperti papa Yordan dan maksimal seperti Aki Edwin. Sedangkan laki-laki yang mendekati Millie semuanya hanya remahan rangginang yang ada dalam plastik kresek.

Tapi dari sekian banyak laki-laki yang mendekati Millie, hanya ada satu laki-laki yang selalu setia di samping Millie, bukan Aki Edwin atau Papa Yordan, melainkan Esar. Esar adalah anak pertama Irlan dan Nia. Tapi sayangnya keberadaan Esar di samping Millie bukan sebagai kekasih melainkan sebagai seorang sahabat.

Millie, 21 th.

💋💋💋

Caesar Gryson Pratama atau yang biasa di panggil Esar. Anak dari pasangan Irlan Putra Pratama dengan Niana Lestari Dirgantara. Meski nama belakangnya Pratama, tapi Esar sudah di booking oleh Opa Niko Dirgantara untuk menjadi pewaris tahta Dirgantara Group, salah satu perusahaan raksasa yang kini menempati urutan nomor dua di negeri ini.

Bukan tanpa sebab Opa Niko menjadikan Esar sebagai pewaris tahtanya, selain karena Esar adalah cucu pertama dari putri semata wayang Opa Niko, di mata Opa Niko, Esar memang sanggup menggantikan mamanya, Mama Nia untuk menjalankan perusahaan, karena di umur Esar yang kini masih sembilan belas tahun, tingkat pendidikan Esar sudah sejajar dengan Millie. Esar sudah dua kali masuk kelas akselerasi saat SMP dan SMA.

Untungnya Esar memiliki satu orang adik perempuan yang bernama Nayara Gischa Pratama atau biasa di panggil Naya, jadi Esar tidak perlu pusing menjalankan dua perusahaan sekaligus jika nanti dirinya sudah lulus kuliah, karena adiknya nanti lah yang akan menjadi pewaris Pratama Group menggantikan sang Papa, Papa Irlan.

Di balik ketampanan dan kepintaran akademik yang di miliki Esar, tetap saja ada satu sifat Esar yang negatif. Apalagi kalau bukan bodoh soal urusan wanita. Esar selalu menanggapi serius wanita-wanita yang selalu mendekatinya.

Untungnya ada Millie yang selalu berada di samping Esar, jadi begitu ada buaya betina yang hendak mendekati Esar dan memanfaatkan Esar, Millie lah orang pertama yang langsung mengusir para buaya betina itu.

Esar, 19 th.

💋💋💋

Hari ini hari Senin, hari dimana Millie dan Esar menghadapi meja hijau.

Dan pagi ini jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, tapi Millie belum juga bangun dari tidurnya. Maklum tadi malam ia belajar sampai pukul satu dini hari.

Tok.. Tok.. Tok. Mama Ica mengetuk pintu kamar Millie.

"Millie, bangun sayang!!! Udah jam setengah tujuh. Hari ini kamu kan sidang Mill." Teriak Mama Ica sambil terus mengetuk pintu kamar putri sulungnya.

Mendengar ketukan pintu yang diiringi suara sang Mama, sontak Millie pun bangun dan terduduk.

"Astaga!!!" Pekik Millie.

Tok.. Tok.. Tok. Sekali lagi Mama Ica mengetuk pintu kamar Millie.

"Mill... Millie." Teriak Mama Ica.

"Iya Maca, Millie udah bangun kok." Jawab Millie.

Setelah mendengar jawaban dari Millie, Mama Ica pun pergi dari depan kamar Millie dan turun ke lantai bawah menuju ruang makan, dimana Shine dan Fighter sedang sarapan.

Sedangkan di dalam kamar, Millie langsung lompat dari atas tempat tidur dan lari terbirit-birit ke dalam kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Millie tidak mandi karena kalau tubuh Millie kena air jangan harap bisa selesai dalam waktu sepuluh menit, karena waktu yang Millie butuhkan untuk mandi lebih dari setengah jam.

Karena waktu sudah sangat mepet, mau tak mau Millie hanya cuci muka dan gosok gigi serta membersihkan rumah keong mas nya yang tertutupi rumput lebat.

Tak sampai sepuluh menit urusan Millie di kamar mandi pun selesai.

Cepat-cepat Millie keluar dari dalam kamar mandi dan masuk ke ruang ganti.

Untung saja pakaian yang akan ia pakai untuk sidang meja hijau sudah di siapkan asisten rumah tangga, kalau tidak pasti sekarang Millie sedang kocar-kacir mencari setrikaan untuk menyetrika bajunya.

Setelah memakai kemeja putih lengan panjang dan rok hitam lengan panjang serta blazer hitam, Millie pun keluar dari dalam ruang ganti dan berjalan menuju meja riasnya.

Millie pun memoleskan sedikit bedak padat ke wajahnya lalu merapihkan rambutnya dan tak lupa menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya.

"Masih tetap cantik kok gue biar gak mandi." Gumam Millie.

Setelah dirasa sudah siap, Millie pun menyambar tas dan ponselnya lalu keluar dari dalam kamarnya dan turun ke lantai bawah untuk bergabung sarapan dengan kedua adiknya.

"Pagi Maca, pagi Payo, pagi Shine, pagi Fight." Sapa Millie.

"Loe pake parfum satu botol yah? Nyengat amat baunya." Sindir Shine sambil menutup hidungnya karena bau parfume Millie yang menusuk hidung.

"Paling juga dia belum mandi." Timpal Fighter.

"Serius loe nyengat banget bau nya?" Millie malah bertanya balik pada Shine.

"Gak percaya loe? Tanya aja Maca dan Payo."

Maca adalah panggilan untuk Mama Ica dan Payo adalah panggilan untuk Papa Yordan sedangkan Aki Edwin tetap di panggil Aki dan Nini Sarah di panggil Nini Madam.

"Udah.. udah..sarapan dulu." Ucap Maca menengahi obrolan Millie dan Shine.

Millie pun duduk di kursi makan sebelah Payo dan di depan Maca sedangkan di sebelah Maca ada Fighter dan di sebelah Millie ada Shine.

"Pah, Aki kapan pulangnya sih?" Tanya Millie.

Karena saat ini Aki Edwin dan Nini Madam sedang berada di kampung halaman Nini Madam.

"Baru juga Aki mu pergi dua hari udah di tanya kapan pulangnya. Coba Papa yang pergi, kamu gak pernah nyariin papa." Gerutu Payo.

"Kan ada Shine yang udah nyariin Payo." Balas Millie.

"Udah cepetan makannya Mill, udah mau jam setengah delapan." Cepat-cepat Maca menengahi perdebatan Payo dan Millie, karena kalau tidak langsung di tengahi perdebatan akan semakin panjang.

Sepertinya sudah tradisi turun temurun mulai dari Payo sewaktu masih lajang yang hobi nya berdebat dengan Nini Madam dan kini Payo ada lawan debat yang baru yaitu Millie dan Fighter. Karena motto keluarga Adiguna adalah 'gak debat gak rame.'

Bersambung...

Bab 2

Kini Payo, Maca, Millie, Shine dan Fighter pun sudah selesai menyantap sarapan mereka.

"Ayo Mill, biar papa antar." Ucap Payo sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Biar Millie sama Fight aja pah, kan Fight bawa motor. Kalau Payo yang nganter takut gak keburu, ini hari Senin jalanan pasti macet parah." Tolak Millie halus.

"Siapa bilang papa mau nganter kamu pake mobil. Orang papa mau nganter kamu pake motor kok. Udah ayo papa anter." Ajak Payo lagi.

Mendengar Payo yang ingin mengantar Millie, Fighter yang sempat menahan nafas saat Millie mengatakan ingin diantar olehnya, akhirnya bisa bernafas lega.

Pasalnya jarak dari kampus Millie ke sekolah Fighter cukup jauh dan memakan waktu kira-kira dua puluh menit itupun sudah lewat jalan ninja, berarti pulang-pergi memakan waktu kurang lebih empat puluh menit. Millie yang tidak telat, tapi nanti dirinya lah yang malah telat.

"Beneran pah? Ya udah deh ayo." Akhirnya Millie setuju diantar Payo.

"Fight, kamu antar Shine yah." Perintah Payo pada anak bungsunya.

Bari saja Fighter bernafas lega, sekarang ia harus kena serangan sesak nafas mendadak. Karena Millie dan Shine satu kampus, hanya Millie sudah tingkat akhir sedangkan Shine masih tingkat pertama.

"Oh Casper apa bedanya!!!" Gerutu Fighter dalam hati.

"Nini, please cepetan balik." Rengek Fighter dalam hatinya lagi.

Karena kalau ada Nini Madam, tidak mungkin Payo berani menyuruh Fighter seperti itu.

"Oh Casper tolong kirimkan malaikat penolong, please.. please." Doa Fighter dalam hati.

Doa anak baik memang langsung di dengar. Buktinya tak lama Maca langsung mengeluarkan suaranya.

"Shine di antar supir aja, kasihan kalau Fight yang anter Shine, nanti Fight telat kesekolah sayang." Protes Maca.

"Tapi mah, kalau Shine diantar supir telat juga dong nanti. Kenapa gak kak Millie aja yang diantar supir. Kan setiap Shine masuk pagi, Payo yang antar Shine." Protes Shine. Ia nampaknya tak terima kalau Payo mengantar Millie.

"Shine, kakak mu kan harus sidang hari ini. Lagian kamu gak diantar pake mobil kok, kamu juga diantar pake motor, tapi sama pak supir." Ucap Maca memberi penjelasan pada Shine.

"Pake motor? Motor yang mana sayang?" Tanya Payo kaget.

"Motor yang mana lagi kalau bukan motor yang sering kamu poles-poles, elus-elus tapi gak pernah kamu pake." Jawab Maca ketus.

"Maksud kamu si Harley?" Tanya Payo kaget.

"Ya iyalah."

"Kalau gitu biar aku aja yang nganter Shine pake si Harley. Biar supir yang nganter Millie pake si Putih." Balas Payo. Ia tidak rela motor Harley Davidson yang baru dia beli tiga bulan yang lalu di tunggangi supirnya.

Sedangkan si Putih adalah motor balap merk Yahmahal. Dan motor milik Fight juga motor balap tapi merk Dekatin.

"Ayo Shine kita berangkat." Ajak Payo.

Payo dan Shine pun keluar dari dalam rumah terlebih dahulu dan diikuti Millie dari belakang.

Setelah Payo, Shine dan Millie keluar dari rumah, Fighter langsung memeluk sang mama.

"Makasih yah Maca udah selametin Fight dari jajahan para bule itu." Ucap Fighter. Dasar anak tidak tau diri, padahal dia sendiri juga berwajah bule.

"Udah sana berangkat, sebelum mama juga berubah pikiran." Ancam Maca.

Fighter pun melepaskan pelukannya dari Maca dan buru-buru keluar dari dalam rumah menyusul Payo dan kedua kakaknya.

💋💋💋

Kini Millie sudah berada di kampusnya.

Masih ada sisa waktu sepuluh menit lagi.

Millie pun berlari terbirit-birit menuju ruang meja hijau.

"Sar!!!" Panggil Millie saat melihat Esar sudah duduk manis di depan ruang sidang.

Esar pun menoleh.

"Dosennya udah dateng?" Tanya Millie dengan nafas yang terengah-engah.

Esar menggelengkan kepalanya memberi jawaban.

"Nih." Ucap Esar sambil menyodorkan air mineral pada Millie.

"Makasih." Millie pun mengambil air mineral dari tangan Esar. Kemudian menenggak air mineral itu sampai habis setengah.

"Haus loe?" Sindir Esar saat Millie menghabiskan setengah air mineralnya dengan satu tarikan nafas.

"Banget. Gue lari-lari dari parkiran ke sini." Jawab Millie tanpa dosa.

"Ini juga gara-gara loe! Loe sih gak bangunin gue tadi pagi, jadinya gue telat bangun kan!!" Omel Millie.

"Dih!!! Kenapa jadi salah gue?! Emangnya kita serumah?" Balas Esar tak mau disalahkan.

Saat Millie dan Esar sedang berdebat, tiba-tiba suara seorang wanita membuat perdebatan mereka terjeda.

"Hai Gry.." Sapa wanita yang memakai baju model sabrina dan rok pendek satu jengkal diatas lutut. Wanita itu bernama Marisa.

Kalau di kampus, teman-teman Esar biasa memanggilnya dengan nama Gry. Hanya orang-orang yang sangat dekat dengan Esar saja yang memanggil dengan nama Esar.

"Hai Sa." Balas Esar.

"Nih, buat penyemangat kamu pagi ini." Ucap Marisa sambil memberikan kopi botolan pada Esar.

"Makasih yah." Ucap Esar sambil menerima kopi botolan itu dari tangan Marisa.

"Oh.. iya Gry, malam minggu kamu bisa dateng gak ke rumah ku, aku bikin pesta kecil-kecilan sih buat melepas penat setelah meja hijau. Kan lusa jurusan aku juga sidang, jadi sekalian lah aku ngundang kamu." Ajak Marisa.

Millie memberi kode pada Esar dengan matanya agar Esar menolak ajakan Marisa. Tapi bukan Esar namanya kalau tidak bodoh dalam hal wanita.

"Mmm... boleh deh." Esar pun menyanggupi ajakan Marisa.

Mendengar itu Millie memutar bola matanya malas.

"Bener-bener nih orang yah, harus di getok pake galon kayaknya biar pinter dikit!!" Gerutu Millie dalam hati.

"Bener yah Gry, awas kalau gak dateng." Ucap Marisa.

"Loe juga boleh dateng kok Mill." Kini bola mata Marisa menatap ke arah Millie yang ada di belakangnya dengan sinis.

"Lihat nanti yah, gue gak janji. Soalnya kalau malam minggu gue juga sibuk. Biasalah, cowok-cowok tanpa gue undang dateng ke rumah gue, mereka pada ngantri dari jam enam sore. Buat ngapelin gue." Jawab Millie tak kalah ketus.

Wajah Marisa memerah seketika karena tersindir dengan kata-kata Millie. Ia pun pamit pada Esar lalu pergi dari hadapan Millie dan Esar.

Setelah Marisa sudah jauh, Millie langsung merebut kopi botolan dari tangan Esar lalu membuangnya ketempat sampah.

"Lah kok di buang Mill?"

"Waspada Sar, manatau si Tante Kunti itu udah nyuntikin obat tidur atau obat perangsang dalam kopi botolan itu!!" Jawab Millie.

"Pikiran loe tuh yah kejauhan!"

"Bukan pikiran gue yang kejauhan, tapi pikiran loe yang kependekkan!! Udah berapa kali sih gue bilang loe harus waspada sama cewek-cewek model kayak gitu, biasanya cewek-cewek model kayak gitu akan ngelakuin segala cara untuk dapetin apa yang mereka mau."

"Terserah loe deh!" Balas Esar ketus.

Tak lama setelah mereka berdebat, dosen-dosen penguji pun datang.

Millie dan Esar pun bersiap-siap menunggu nama mereka di panggil.

Bersambung...

Bab 3

Millie dan Esar pun selesai menjalani sidang meja hijau mereka.

Setelah semua pikiran tercurah untuk menghadapi ujian, mereka pun memutuskan untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan di kantin kampus.

Baru saja mereka masuk ke kantin kampus, ada saja bebek kampus yang datang mendekati dan menggoda Esar. Dan itu membuat Millie benar-benar jengkel. Sudah lapar, di suguhkan oleh kecentilan bebek kampus. Apa tidak langsung kena goreng oleh Millie.

"Heh!!! Loe bisa minggir gak!!! Gue sama Esar udah laper,mau makan bukan mau ngeliat tingkah loe yang jelalatan kayak orang cacingan!! Kalau loe gak mau minggir sendiri, gue yang bakalan minggirin loe!!!" Geram Millie.

Mau tak mau si bebek kampus dan antek-anteknya itu membubarkan diri dari hadapan Millie dan Esar. Karena mereka tau kalau Millie yang turun tangan, bisa-bisa bukan hanya satu dua meter tersingkirkan melainkan bisa sampai keluar pagar kampus dan tidak bisa masuk lagi ke dalam kampus.

Sedangkan Esar yang sudah biasa dengan kejutekan Millie terhadap wanita-wanita yang mendekatinya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah bebek kampus dan antek-anteknya pergi, Millie dan Esar pun berjalan menuju meja kosong. Mereka pun duduk disana berhadapan.

Millie memberi tatapan tajam pada Esar. Bukan tanpa sebab Millie memberi tatapan tajam, itu karena Esar juga ikutan duduk bukannya memesan makanan.

"Apa? Kenapa melototin gue?" Tanya Esar yang belum sadar.

"Kalau kita berdua duduk disini yang mesen makanan siapa Ferguso!!!" Geram Millie.

"Terus harus gue gitu yang mesan?" Tanpa dosanya Esar malah bertanya balik.

"Ya iyalah, masa gue!!! Loe kan cowok!!" Jawab Millie kesal.

"Loe gak lihat tuh Mil, kalau gue yang pesan, yang ada nanti tuh cewek-cewek ngerubungin gue. Kalau gue di kerubungin, bisa-bisa lama gue baru bisa pesan makanannya." Jawab Esar beralasan.

Millie menengok kebelakang untuk melihat sekitarannya dan benar saja, banyak sekali bebek kampus yang siap menyosor Esar kalau Esar lepas dari pengawasannya.

Millie pun menghela nafasnya.

"Ya udah gue aja." Ucap Millie mau tak mau.

Millie pun berdiri dari tempat duduknya dan berjalan untuk memesan makanan untuk dirinya dan Esar.

Sedangkan dari kursinya, Esar senyum-senyum sendiri karena merasa menang sudah mengerjai Millie.

"Enak juga punya pengawal posesif." Gumam Esar.

Tak lama Millie pun datang membawa nampan yang berisi tiga mangkok bakso berukuran jumbo. Yang satu untuk dirinya dan yang satu untuk Esar sedangkan yang satu lagi akan mereka bagi dua sebagai tambahan kalau-kalau satu porsi besar tidak cukup menghilangkan rasa lapar mereka.

💋💋💋

Dirgantara Group.

Irlan, Yordan dan Igo sedang berkumpul di perusahaan Dirgantara Group. Setelah rapat bulanan untuk membicarakan perkembangan perusahaan gabungan yang mereka baru bangun tujuh tahun terakhir di London, mereka pun menyempatkan diri untuk kumpul bapak.

Kalau para istri mereka biasa melakukan kumpul ibu seminggu atau dua minggu sekali, kalau Irlan, Yordan dan Igo hanya bisa melakukan kumpul bapak sebulan sekali, itu pun sekalian membahas perkembangan perusahaan gabungan mereka yang ada di London. Maklum, ketiga bapak-bapak itu sibuk mengurus perusahaan mereka sendiri dan juga perusahaan yang di wariskan kepada mereka, karena belum ada anak-anak mereka yang bisa menggantikan mereka mengurus perusahaan.

Kini para kaum hot daddy itu sedang berada di ruang kerja Irlan. Sebenarnya itu ruang kerja Nia, tapi karena Nia ingin fokus mengurus anak-anak mereka, jadi mau tidak mau Irlan lah yang menggantikan Nia menjalankan perusahaan papa Niko yang di wariskan pada istrinya itu.

"Sebentar lagi Esar dan Millie lulus kuliah, kalian udah ngomong sama mereka tentang rencana kita untuk ngirim mereka ke London ngurus perusahaan kita disan?" Tanya Igo membuka percakapan.

Irlan dan Yordan kompak menggeleng.

"Kalau Esar sih pasti mau aja, tapi gue yakin Nia gak mau Esar di kirim ke London. Jadi sebelum ngomong sama Esar, gue bicarain dulu sama Nia." Jawab Irlan.

"Kalau loe Dan?" Kini Igo bertanya pada Yordan.

"Sama. Kayaknya bakalan susah ngelepas Millie. Loe tau kan daddy gue gimana sama Millie." Jawab Yordan.

"Lah terus, yang bakal nerusin perusahaan kita di London siapa? Kalau aja anak gue udah lulus kuliah, udah gue suruh dia kesana."

"Gaya loe!!! Anak loe aja jurusan kedokteran, gimana bisa mau ngurus perusahaan." Ucap Yordan.

Karena anak pertama Igo memilih untuk menjadi dokter meneruskan Tia daripada harus menjadi pengusaha.

"Yang bilang gue bakal ngutus Aqino siapa? Yah Aqila lah yang gue utus." Jawab Igo.

Mendengar Igo akan menyerahkan urusan perusahaan pada Aqila anak ke dua Igo dan Tia, sontak Irlan dan Yordan tertawa terbahak-bahak. Pasalnya Aqila tak mewarisi otak orangtuanya. Igo yang jago bisnis dan Tia yang jago akademik. Aqila hanya mewarisi sifat orang tuanya, sifat Igo yang tukang modus dan sifat Tia yang bar-bar.

"Loe yang bener aja Go, masa loe mau jadiin Aqila pewaris kerajaan bisnis loe." Ucap Yordan meremehkan.

"Wah jangan ngeremehin si Qila loe yah. Dia bandel-bandel begitu, otaknya sebenarnya pinter. Cuma karena selama ini di manja terus sama si Tia dan kakek-neneknya makanya dia begitu. Lagian si Qila juga masih SMP, jiwa keingintahuannya masih menggebu-gebu, nanti kalau dia udah bosen main-main juga sadar sendiri akan tanggung jawabnya." Jawab Igo yang tak terima anak gadis satu-satunya diremehkan Yordan.

Igo dan Tia hanya memiliki dua anak. Anak pertama laki-laki yang di beri nama Aqino dan anak ke dua, perempuan dan di beri nama Aqila. Aqino seumuran dengan Shine dan masih tingkat satu di bangku perkuliahan, tapi mereka tidak se kampus karena Aqino melanjutkan pendidikan kedokterannya di Singapore. Sedangkan Aqila masih duduk di bangku SMP kelas tiga.

"Si Igo bener, masih SMP jiwanya masih pengen main-main. Jadi loe gak usah terburu-buru nge doktrin si Qila buat nerusin perusahaan. Takutnya nanti dia stres karena merasa nanggung beban yang berat. Tapi loe juga harus perhatiin pergaulan si Qila, jangan sampe bandelnya dia kebablasan. Ingat Go, Qila itu anak cewek, kalau cewek kan berbekas kalau cowok kan gak berbekas. Ngerti kan loe maksud gue?!"

Igo menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti apa yang Irlan maksud.

"Bener tuh, jaman sekarang janji di atas materai aja di ingkarin apalagi yang cuma janji di atas sprei." Timpal Yordan.

Igo dan Irlan kompak menganggukkan kepala mereka. Jaman semakin maju, pergaulan semakin bebas, apalagi mereka punya rekam jejak sebagai casanova, takut-takut karma menimpa anak-anak mereka baik anak gadis mereka atau anak lajang mereka.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!