Sudah ending di bab 70... Jadi silahkan baca...
...Hai gaiss, selamat datang buat yang baru mampir ke cerita ku penulis Amatir tapi berkesan ini🤭 Monggo atur nafas dulu, siapkan mental untuk membaca karya ku☺️ Cerita ini banyak adegan ehm-ehm nya karena cerita ini teruntuk emak-emak.❤️...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di halaman parkir sebuah diskotik elit legal, seorang gadis tengah mengamati gerak tubuh pemuda tampan yang baru saja turun dari mobil sport berwarna merah.
"Ahh, sasaran empuk, dompetnya tebal ni kayaknya." Seringai di ujung bibir mulai tertampil.
Pakaian kasual melekat sempurna pada tubuh rampingnya, celana jeans hitam yang di fariasi dengan robekan pada bagian lutut, juga jaket bomber hitam yang menjadi luaran kaos putihnya, tak lupa sepatu sneaker hitam dan topi hitam juga ia pakai.
Dialah Sachi gadis bersuami berusia sembilan belas tahun, yah benar, dia masih gadis bahkan setelah bersuami.
Pekerjaan apa saja dia lakoni, dari yang menjadi pencopet, penguntit, dan peng peng lainnya yang lebih mengarah ke hal negatif.
Kali ini matanya mengamati setiap inci pergerakan pemuda kaya raya yang akan dia jadikan sasaran pertamanya malam ini.
Melangkah cepat Sachi mendekati pemuda tampan itu, tangannya menarik ujung topi miliknya agar menutup sebagian wajah cantiknya.
BRAK!
Dia menabrak tubuh pemuda itu hingga sedikit terhuyung ke belakang dan topi yang dia kenakan tanggal.
Cepat saja pemuda itu meraih punggung Sachi hingga kini keduanya saling menatap satu sama lain, detak jantung bertampiaran dari dalam dada bidang pemuda itu.
"Sialan ni cowok doyan senam kali yak? Badannya keras bener kayak patung selamat datang!" Batin Sachi.
Mata sang pemuda menyisir setiap lekuk wajah ayu gadis ini, sungguh baru pertama kalinya ia melihat gadis secantik ini.
"Gila, ni cewek cakep bener, bibir nya, hidung nya, pipi nya, semuanya perfect!" Batinnya.
Dialah Ethan Erland Jackson putra kedua dari pemilik kerajaan Jack group.
Tak di sangka Ethan mampu melihat wajah cantik dari gadis biasa seperti Sachi, padahal selama ini Ethan terbiasa bermain dengan wanita-wanita kelas elit.
"Lepas!" Sachi melepas paksa tautan tubuh mereka lalu bergegas pergi, namun, Ethan tak membiarkan itu terjadi, Ethan menahan dengan tangan yang di palang ke depan dada gadis itu.
"ET! Mau kemana hmm? Kita kenalan dulu, aku Ethan, siapa nama mu?"
PLAK!
Setelah melirik tajam, Sachi menepis keras lalu berlari menghindari pemuda tampan itu, seringai licik sudah tertampil karena di tangannya kini sudah ada dompet tebal milik Ethan "Dasar cowok buaya! Baru liat ngajak kenalan!" Gumamnya di sela-sela larinya.
Ethan menggeleng sambil menatap punggung gadis itu "Cantik, manis, tapi gadis cantik selalu sulit di ajak kenalan. Padahal kurang apa aku, ganteng, kaya." Pemuda itu bergumam sambil meraih dompet dari saku celana bagian belakangnya.
"Hah?" Ethan meraba sakunya sekali lagi, lalu menoleh ke belakang ke dan rupanya benar sudah tidak ada lagi dompet mahal yang dia bawa dari rumah.
"ASTAGA! Jadi tuh cewek ngambil dompet gue! Sialan!" Ethan tak perlu waktu lama untuk mengejar kemana perginya gadis cantik itu.
"Pantesan dia lari, rupanya sudah berhasil ngembat dompet gue! Awas ajah kalo sampe ketemu, gue kawinin lu!" Katanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara di belahan tempat lainnya, masih dalam lingkup yang sama, hanya saja ini sudah masuk ke dalam bangunan tersebut.
Kerlap kerlip cahaya tamaram di iringi musik remix yang bertalun, seorang pria tampan tengah terkulai lemah pada meja bartender.
Adalah Nathan Ellard Jackson, putra pertama pemilik kerajaan Jack group, saat ini dialah yang menduduki kursi CEO.
Di usianya yang ke dua puluh delapan tahun Dylan Jackson ayahnya meresmikan dirinya sebagai penerus kursi panas. Saat ini usia Nathan sudah dua puluh sembilan tahun.
Cinta, yah, karena cinta yang tak terbalaskan lah pemuda ini melampiaskan kegundahannya pada minuman memabukkan itu.
Istri? Dia sudah menikah satu Minggu yang lalu, bukanya berbulan madu, malam kemarin Nathan justru mengetahui kenyataan pahit.
"Lalu kenapa mau menikah dengan ku? Jika memang tidak mencintai ku, setidaknya katakan, sebelum aku jatuh cinta pada mu!" Sentakan yang dia tujukan pada isterinya kala mengingat percekcokan malam kemarin.
Wajah tampan, karir bagus, rupanya tak membuatnya menjadi tokoh yang di gemari seperti cerita CEO di novel-novel, sungguh miris.
Nathan bahkan harus berakhir dengan minuman sebelum berhasil menyentuh isterinya, bicara sentuh menyentuh, ini lah yang membuat Nathan lebih kesakitan lagi.
Rupanya, ada yang lebih menusuk lebih dalam lagi lukanya ketika mendengar kenyataan ini.
"Brengsek! Kau rela di sentuh adikku, tapi tidak dengan ku yang suami mu!" Umpat nya meracau tak jelas, nadanya lengar karena minuman yang sudah berhasil membuat dirinya melayang.
Orang di sekitarnya melirik bahkan mengamati setiap ucapan sang direktur utama muda nan tampan itu.
"Sudah Nath, gue takut ada wartawan yang diam-diam mengambil gambar lu, jangan meracau begitu!" Tutur sang bartender, dia Alex sahabat Nathan keponakan dari pemilik tempat mewah ini.
"Bodo amat! Gue muak Lex!" Sahut Nathan acuh dan Alex hanya menggeleng.
Bosan dengan pemandangan itu-itu saja, Nathan meraih dompet miliknya dari dalam saku celana di bagian belakang.
Ia memberikan tips banyak pada pria bartender itu "Terimakasih, minuman nya. Gue cabut!" Pamitnya.
"Lu yakin hah? Lu mabuk berat Nath!" Cegah Alex.
Nathan mengangkat tangan, memberikan tanda bahwa dirinya baik-baik saja "Gue baik-baik aja, gue punya sopir pribadi, tenang." Sanggah nya.
"Baik lah, hati-hati." Bartender itu terdiam membiarkan sahabatnya karena ini sudah memasuki jam tayang dia mengambil peran. Biasanya tengah malam begini pengunjung akan lebih ramai lagi.
Nathan berjalan tidak seimbang keluar dari bangunan diskotik itu, sesekali tangannya bertumpu pada dinding bahkan pada orang yang ia jumpai.
"Ganteng, mau dong bermalam dengan mu." Satu wanita seksi dengan pakaian irit bahan menghadang jalannya.
"Minggir perempuan binal!" Sentak Nathan melotot lalu menghempas tubuh wanita itu dengan arogan.
Baginya wanita hanya racun dunia, semuanya sama, tak ada yang tulus padanya, bahkan wanita cantik yang terlihat polos saja berani menyakiti hatinya.
"Persetan dengan wanita!" Umpat nya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara di luar bangunan tersebut. Seorang gadis berdandanan kasual tengah berjalan mengendap-endap di antara mobil-mobil yang terparkir, setelah berhasil merampas satu buah dompet milik pemuda tampan.
"Semoga tuh cowok ganteng, ngga ngejar sampe ke sini." Gumamnya sembari menundukkan tubuhnya berusaha bersembunyi.
Derap langkah kaki terdengar mendekat "Di mana tuh cewek! Sialan! Main lari gitu ajah" Suara dari pemuda yang masih mencari-cari dirinya pun ikut terdengar.
Sachi semakin menundukkan kepalanya, juga semakin menyembunyikan tubuhnya di balik mobil hitam mewah mengkilap yang entah milik siapa.
Detak jantung sudah bertampiaran, bagaimana jika malam ini dia tertangkap? Jangan sampai penjara akhir dari hidupnya.
Melihat pemuda yang mencarinya semakin mendekat Sachi iseng meraih handel pintu mobil tersebut, rupanya pintu mobil mewah itu tidak terkunci, ahh pucuk di cinta ulam pun tiba. Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak padanya.
Sachi masuk ke dalam mobil mewah itu lalu menyembunyikan tubuhnya tepat di bawah setir.
Dari dalam Sachi dapat melihat pemilik dompet rampasannya tengah berdiri tepat di sebelah pintu mobil yang dia tunggangi.
Terlihat Ethan menoleh ke kanan dan kiri menyisir seluruh sudut tempat itu, mencarinya.
"Dari pakaiannya dia anak sultan, tapi kenapa satu dompet saja nguber-nguber begini, dasar pria medit!" Umpat nya yang di tujukan pada pemuda tampan itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
JANGAN LUPA LIKE YA, JUGA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR NYA ..... Cukup dengan kata Up, juga boleh....... 🖤
Ethan pergi ke arah kiri dan Sachi bisa melepas napas lega setelah kepergian pemuda itu "Huuhh, akhirnya tu cowok pergi juga! Dasar cowok medit." Umpat nya lagi dan lagi.
Sachi beranjak dari posisinya yaitu berpindah dari berjongkok di bawah setir mobil menjadi duduk pada jok.
Suara napas lega terdengar kembali sambil menengadahkan wajahnya ke atas "Akhirnya, pegel juga jongkok di sini." Gumamnya lalu kemudian matanya berkeliling menyidak seluruh sudut kabin mobil.
Betapa mujur dirinya bisa memasuki mobil mewah tanpa harus menjebol kuncinya, yang pasti banyak barang yang bisa dia gasak bukan?
"Sepertinya malam ini malam keberuntungan gue, ni mobil bakal gue sidak abis! Bila perlu gue peretelin ni semua nya, lumayan kan, laku di pasar loak."
Sachi membuka satu persatu storage mobil, dan beberapa uang receh yang menurutnya sangat banyak membuat bibirnya mengembang sempurna.
"Banyak juga ni duit, gue ambil aja semua! Tapi tunggu, apakah ada kamera dashboard? Sekalian ajah gue gasak juga tu barang! Pasti mahal kalo di jual!" Gumamnya sembari menoleh ke arah jok belakang.
Brugh!
Seorang pria masuk ke dalam dan duduk tepat di jok sebelahnya, Sachi membulatkan matanya terkejut, jadi rupanya kegiatannya di pergoki pemilik mobil?
"Sial, siapa ni orang?" Sachi tak mau menatap wajah pria itu, dia langsung berpaling muka dan mencoba keluar dari mobil.
Namun, pria itu menarik kerah bagian belakang miliknya "Mau kemana hmm?" Tanyanya.
Detak jantung Sachi semakin tak terkendali, begitu hebat hingga menggetarkan tubuhnya "M-maaf, s-saya salah masuk mobil T-tuan." Kilah nya.
"Hmm?" Pria itu mengernyit "Jangan banyak alasan, cepat bawa mobilnya, kita pulang ke apartemen." Titahnya.
"Hah? Apa dia mabuk?" Sachi baru menyadari hal itu "Wah, berarti ni cowok sasaran gue berikut nya!" Tiba-tiba otaknya mulai licik kembali.
"Cepetan! Antar aku ke apartemen! Kita pulang saja ke sana, jangan ke rumah Daddy, aku benci istri ku!" Racau pria itu lalu melepas kerah baju Sachi sambil menyandarkan punggungnya dengan mata yang terpejam.
Sachi menoleh lalu mengamati setiap inci wajah tampan pria mabuk itu dengan seksama dan wajah itu wajah yang terus mondar-mandir di majalah-majalah bisnis.
"Dia, bukannya direktur utama pemilik perusahaan Jack group? Anak pertama Tuan Dylan Jackson kan?" Gumamnya pelan dan ucapannya masih terdengar pria mabuk itu.
"Hmm, aku memang direktur utama, direktur utama yang patah hati! Cepat bawa mobil ini, kemana pun kau mau! Aku akan membayar mu berapa pun kau minta, bagi ku uang tidak ada artinya, yang ku butuhkan hanyalah ketenangan jiwa." Kata Nathan dengan nada lengar.
Sachi tersenyum "Beneran Om, kamu mau bayar aku berapa pun aku mau hah?" Tanyanya memastikan.
Nathan mengernyit "Hai, aku masih dua puluh sembilan tahun, jangan panggil Om, tapi Abang." Tutur nya sambil menepuk pipi Sachi tanpa menatap.
"Ok, Abang, aku antar ke mana pun kau mau, kemana memangnya hah?" Tanya Sachi.
"Apartemen, unit paling mewah. Kamu pasti tahu tempatnya bukan?"
Setelah menatap dalam diam wajah Nathan, Sachi merogoh kocek dan meraih ponsel miliknya, ia browsing internet untuk mencari tahu tentang tempat tinggal milik Nathan.
Hanya sekejap saja, halaman internet sudah memberinya informasi yang dia cari tahu.
"Ok, aku tahu kok Om. Aku antar Om, eh Abang maksudnya, ke apartemen, tapi bener yah, Abang harus membayar ku sebanyak aku mau!" Sachi bernegosiasi.
"Hmmm." Nathan mengangguk.
Sachi tersenyum sekali lagi dan bergegas menyalakan mesin mobil milik Nathan "Bingung juga make mobil mewah begini, biasanya gue nyetir mobil angkutan yang bobrok." Gumamnya.
Meskipun bingung Sachi berhasil melajukan kendaraan mengkilap itu keluar dari halaman parkir club' tersebut. Di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba saja Nathan meminta di turun kan saat melewati jembatan penyeberangan panjang.
"Berhenti di sini, aku mau turun sebentar!" Titah Nathan.
Sachi mengernyit "Hei, jangan bilang Abang mau bunuh diri di sini hah? Jangan, bunuh diri itu dosa! Ga boleh! Mending nyopet dari pada bunuh diri!" Sanggah nya.
"Ck!" Decak Nathan "Berhenti! Cepetan! Atau janji kita batal! Aku tidak akan membayar mu!" Titah Nathan lagi.
Sachi dengan terpaksa menepikan mobilnya, kemudian turun setelah Nathan turun dan berjalan menuju pagar pembatas (Suspender jembatan).
Nathan berdiri tepat di deck sisi jalan dan bisa saja sedikit lagi terjun ke air sungai jika sampai kehilangan keseimbangan, Sachi yang melihat itu gegas meraih jaket jeans milik Nathan.
"Om, aduh, jangan bunuh diri, ah elah, cuma gara-gara patah hati, masa cemen begini sih hah? Semua masalah masih bisa di bicarakan baik-baik, mengakhiri hidup bukan solusi!" Pekik Sachi panjang lebar dan Nathan masih tak mau beringsut dari tempat itu, pria itu justru mengayunkan kakinya hendak bermain dengan air di bawah sana.
"Om, aduh om, Abang, plis jangan bunuh diri! Apa kau tahu, hidup ku lebih sulit, aku harus rela menjadi mafia jalanan, karena kesalahan yang pernah ku lakukan di masa lalu, sekarang hidup ku sudah tidak punya masa depan cerah, tapi sebelum Tuhan sendiri yang mengambil ku, aku tidak akan berani menjemput mimpi panjang ku! Percayalah, kamu masih tampan Om, Abang, masih banyak yang mau dengan mu." Bujuk Sachi.
"Aku bosan hidup! Biar dia menyesal menyia-nyiakan ketulusan ku!"
Nathan melangkah dan Sachi menariknya dengan kuat hingga keduanya terjatuh ke aspal dengan posisi Nathan di bawah tubuh Sachi.
"Dasar Om Om merepotkan!" Umpat Sachi sambil memukul-mukul dada bidang Nathan.
Nathan melepas smirk "Apa kau mencoba menyelamatkan nyawa ku hmm?" Tanyanya.
Lamat-lamat Nathan sanggup menatap wajah cantik gadis itu, di singkap nya anak rambut yang menutupi wajah Sachi "Rupanya kamu cantik juga." Ucapnya.
Plak!
Setelah menepis tangan nakal Nathan, Sachi beranjak dari posisinya lalu meraih lengan kekar pria mabuk itu, Sachi sedang berusaha memapah tubuh berat Nathan memasuki mobil kembali.
"Ganteng-ganteng merepotkan!"
Mendengar itu Nathan melepas smirk kembali "Suruh siapa kau menyelamatkan ku hmm? Harusnya kau biarkan saja aku terjun ke sungai, biar aku menjemput surga ku." Katanya.
"Dasar cowok gila!" Batin Sachi.
"Aku akan mengantarmu ke apartemen, lalu meminta bayaran, setelah itu kamu boleh melakukan apa pun sesuka hati mu!" Rutuk Sachi.
Setelah menutup pintu milik Nathan, gadis itu berjalan memutar menuju pintu bagian kemudi, segera dia masuk dan melajukan mobil itu kembali.
"Sebenarnya siapa dirimu hmm? Kenapa bisa berada di dalam mobil ku?" Tanya Nathan yang baru menyadari hal itu.
"Tidak perlu tahu, anggap saja aku malaikat kecil mu, dan aku meminta jatah sesaji dari mu berupa uang tunai yang banyak!" Sambung Sachi ketus.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
JANGAN LUPA LIKE YA, JUGA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR NYA ..... Cukup dengan kata Up, juga boleh....... 🖤
Setelah memapah tubuh lunglai Nathan pada akhirnya Sachi berhasil masuk ke dalam apartemen milik pria tampan itu.
Rupanya meskipun mabuk Nathan masih ingat jalan pulang juga kata sandi pintunya, Sachi kemudian melanjutkan memapah Nathan hingga ke dalam kamar.
Brugh!
Ia hempas serampangan tubuh Nathan pada ranjang berukuran super king itu "Aaahh, pegal-pegal setelah ini gue!" Keluhnya meringis.
Nathan memejamkan matanya lalu Sachi melucuti sepatu Nathan satu persatu, entah kenapa gadis ini berani melakukan hal itu.
Sachi baru akan menutup tubuh Nathan dengan selimut tebal tapi kemudian pria itu meraih tangannya hingga terjatuh dan berada dalam dekapan hangat pria itu.
"Eh, Om! Jangan kurang ajar kamu! Lepas gak!" Pekik Sachi meronta-ronta.
"Aku butuh pelukan mu, peluk aku, semalaman ini, aku akan membayar mu, berapa pun kau mau, sebut saja nominal nya, aku akan memberikan secara cuma-cuma pada mu!" Sambung Nathan sambil mempertahankan posisinya.
"Bukan cuma-cuma kalo Om macam-macam begini! Lepas!" Tampik gadis itu keras, tangannya memukuli tangan yang membelit tubuhnya.
"Aku tidak akan memakai mu, aku hanya butuh pelukan mu, biarkan seperti ini sampai pagi hari, aku berjanji akan memberi mu banyak uang. Percayalah!"
Meski begitu Sachi terus kelojotan tapi tenaga Nathan lebih dominan maka seberapa pun ia mencoba keluar tetap saja tak mampu melawan.
"Diam lah, atau kau membangunkan junior ku." Pekik Nathan.
Huuuff
Sachi mendengus lalu terdiam menurut perkara takut dengan ancaman pria itu. Cukup lama gadis itu bergeming.
"Aku ini istri orang Om, bagaimana bisa kau memelukku begini, bukanya kau juga sudah beristri?" Ujarnya pada akhirnya. Ekor matanya menatap lekat wajah tampan laki-laki itu
Berapa hari lalu media memberitakan pernikahan putra pertama Dylan Jackson dan Sachi mendengar nya.
"Hmm, aku memang sudah menikah, tapi aku tidak di berikan hak untuk menyentuhnya, dia istri ku, tapi tidak mau ku sentuh." Ada nada sendu yang Sachi tangkap dari pria itu.
"Kenapa?" Entah lah, Sachi ingin sekali mengorek kehidupan pribadi Nathan padahal sebelumnya dirinya sangat membenci kalangan orang-orang kelas kakap.
"Dia, tidak mencintai ku, dia mencintai adikku, dia mau di jodohkan dengan ku, karena permintaan kedua orang tuanya, kau tahu kan, aku ini direktur utama di perusahaan Daddy ku, mungkin itu alasan orang tuanya lebih memilih ku untuk menjadi menantunya." Jelas Nathan yang tanpa sadar membagi kesah pada gadis itu.
"Kamu bisa mendapatkan nya asal kau perlakukan dia dengan baik, perlahan cinta nya akan berpindah pada mu." Kata Sachi yang memang selalu bijak.
Kepahitan hidup yang dia jajagi lumayan membuat dirinya dewasa sebelum waktunya.
"Berapa usiamu?" Tanya Nathan.
"Sembilan belas tahun."
"Omongan mu, sudah seperti nenek-nenek saja!" Smirk iblis lagi-lagi tersungging di bibir sensual laki-laki itu.
"Ck!" Decak Sachi sambil menaikkan ujung bibirnya "Kamu bau minuman! Aku tidak menyukainya!" Gerutunya.
Nathan mempererat pelukannya lalu mendusel kan kepala Sachi pada dada bidangnya "Tetap lah seperti ini, aku butuh pelukan mu!" Katanya.
"Kau takkan memakai ku kan? Janji? Biar begini aku masih perawan! Jadi jangan harap bisa macam-macam pada ku!" Ujar Sachi.
"Janji!" Angguk Nathan.
"Besok, aku akan menagih janji mu, kamu berikan aku uang yang banyak setelah aku menemani tidur mu semalaman ini." Tuntut Sachi.
"Baiklah, aku berjanji." Sachi merekam semua kesepakatannya bersama pria itu dengan ponsel miliknya. Bisa saja Nathan berdalih ketika tersadar nanti.
Sachi bergerak-gerak berusaha membetulkan posisinya senyaman mungkin juga melepas sepatu sneaker miliknya dengan kakinya tapi Nathan menekan setiap pergerakannya.
"Diam saja, jangan sampai gerakan mu membangunkan senjata ku." Pekik Nathan.
Sachi menurut lagi "Baik lah." lalu keduanya terlelap satu sama lain, Nathan merasa lengar karena minuman dan Sachi merasa lelah karena memapah tubuh berat Nathan. Atau mungkin dia juga merasakan kedamaian ketika berada dalam dekapan hangat pria itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi harinya, udara segar mulai melayang dan kicau burung terdengar merdu di balik rumpun daun yang rindang.
Sementara di balik selimut tebal dua insan rupawan tengah saling memeluk.
Menyadari adanya dekapan hangat seseorang Nathan mengernyit kan dahinya, berusaha eling dari pengaruh Vodka yang dia minum semalam.
Kepalanya Nathan geser ke belakang demi bisa melihat wajah lawan tidurnya, berharap yang dia peluk adalah sang istri cantiknya tapi kenyataan tak sesuai ekspektasi.
Mata Nathan membulat saat menyadari gadis lain yang menemani tidurnya "Hai!" Pekiknya.
"Siapa kau?" Tanya Nathan sambil berjingkrak terkejut hingga Sachi tersentak kaget dan membuka matanya secara cepat. Keduanya duduk berhadap-hadapan di tempat tidur itu.
Nathan memegangi kepalanya "Apa kita melakukan kegiatan intim? Apa kau, ..." Tanyanya sambil mengingat-ingat kembali kejadian malam tadi.
Sachi menggeleng "Tidak, tentu saja tidak, kita hanya berpelukan saja di sini, kau bilang butuh pelukan ku." Sanggah nya.
"Bagus, kalo begitu pergilah, kau sudah tidak di butuhkan lagi!" Usir Nathan.
"Eh, setelah memaksa ku menginap, sekarang kau mengusir ku? Enak saja!" Berang Sachi.
"Lalu, apa lagi? Apa kau berharap aku menikahi mu? Aku sudah beristri!"
"Istri yang tidak mencintai mu, iyakan? Kau bahkan menceritakan nasib malang mu pada ku!" Sachi memalingkan wajahnya sambil bersedekap.
"Apa, ..." Nathan terkejut "Jadi aku mengatakan padanya tentang hubungan ku dengan Kinan?" Batinnya.
Nathan menelan saliva "Apa saja yang kau tahu hah? Apa kau berencana membukanya di depan media?" Tanyanya.
Sachi mulai terpikirkan hal licik lainnya setelah melihat kegusaran pria itu, dia menoleh kembali "Tentu saja tidak, jika kau menepati janji mu padaku!" Katanya sambil tersenyum lebar.
"Apa? Aku tidak pernah merasa berjanji pada mu!" Sanggah Nathan.
Sachi meraih ponsel miliknya kemudian membuka rekaman yang dia tangkap dari kesepakatannya bersama Nathan semalam.
"Kau takkan memakai ku kan? Janji? Biar begini aku masih perawan! Jadi jangan harap bisa macam-macam pada ku..."
"Janji...
"Besok, aku akan menagih janji mu, kamu berikan aku uang yang banyak setelah aku menemani tidur mu semalaman ini."
"Baiklah, aku berjanji...."
Nathan melotot "Jadi kau merekam nya? Apa kau ingin memeras ku?" Sungutnya.
Sachi mengernyit "Lihat, bukan aku yang memeras mu, kau sendiri yang berjanji, ingat, aku bisa saja menyebar kan semua ini ke media, bahwa kita pernah tidur bersama. Lalu hancur lah reputasi mu." Ancamnya. Padahal dirinya takkan pernah melakukan hal gila itu, biar bagaimanapun juga dia sudah bersuami.
"Sekarang bayar upah ku! Lima puluh juta!" Pinta Sachi sambil memainkan tangannya menuntut pria itu.
"Lima puluh juta? Bahkan aku tak memakai mu, kau hanya menemani ku saja, kenapa harus sebanyak itu? Kecuali kalau kau memuaskan junior ku! Baru boleh kamu meminta upah sebanyak itu." Sanggah Nathan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
JANGAN LUPA LIKE YA, JUGA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR NYA ..... Cukup dengan kata Up, juga boleh....... 🖤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!