Keluarga Fajuri merupakan pemilik perusahaaan mewah di kota A. Perusahaan yang dirintis oleh tuan Fajuri sejak muda ini memiliki berbagai cabang bahkan keluar kota, tak heran jika Keluarga ini di sebut keluarga kaya. Tapi sayang keempat anak tuan Fajuri tidak begitu tertarik di dunia bisnis, Sehingga tuan Fajuri ini sangat khawatir perusahaan ini tidak bisa bertahan jika ia tidak lagi sanggup mengurus perusahaan ini seiring dengan berkurangnya usianya nanti.
Keempat anak tuan Fajuri memiliki hobi dan keahlian masing-masing, Si sulung, Fajar memiliki ketertarikan di dunia seni, seni lukis dan aransement musik. Si kembar Syedza memiliki ketertarikan di dunia penelitian dan pengembangan di bidang farmasi dan kosmetik. Syedzi memiliki ketertarikan di bidang Fashion dan Modelling. Si bungsu, Raj memiliki ketertarikan di dunia medis, ia merupakan seorang dokter.
Sebenarnya keahlian yang dimiliki masing-masing anak tuan Fajuri itu bisa dikembangkan dalam bisnisnya. Tetapi tuan Fajuri tidak hanya menginginkan itu, ia mau dari salah satu anak-anaknya ada yang bisa menjadi pemimpin di perusahaannya. Tak hanya memiliki keahlian tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan enterpeunership untuk mempertahankan perusahaaannya nanti.
Atas dasar kekhawatiran dari tuan Fajuri itu, sehingga berbagai drama dimulainya untuk mengatur strategi perusahaan. Bahkan hal-hal yang tak terduga oleh anak-anaknya, mulai dari mengirim Si sulung keluar negeri untuk mempelajari managemen dan bisnis, menikahkan putri kesayangannya dengan sekretaris pribadinya dan berbagai drama lainnya.
Syedza Eifril Fajuri
Anak kembar empat bersaudara dari keluarga Fajuri, memeliki ketertarikan di dunia penelitian, hari-harinya dihabiskan di laboratorium. Baginya dunia ekspetimen merupakan hal yang mengasikkan, banyak hal yang tak terduga bisa ia hasilkan di dunia pereksperimental ini.
Syedza akhirnya yang dipaksa menikahi sekretaris pribadi ayahnya yang dipercaya bisa melanjutkan dan mengembangkan anak perusahaan Fajuri Group di kota B. Sebenarnya Syedza tidak menyetujui wacana ayahnya dan ia juga tidak tertarik sedikit pun di dunia perbisnisan, tetapi apa yang telah ditetapkan ayahnya tak kan ada yang bisa membantahnya lagi, tak terkecuali tentang perjodohan ini.
"Kau harus menikah dengan Moehe, ayah sudah mempersiapkan semuanya. Moehe telah menyepakati ini, persiapkanlah dirimu 3 hari lagi pesta itu akan dilaksanakan," perintah Tuan Fajuri layaknya seorang komandan panglima tempur mendikte bawahannya.
"Tapi A-ayah," jawab Syedza terbata-bata, belum sempat ia menyelesaikan sanggahannya, Tuan Fajuri sudah memotong kalimat Syedza.
"Kau dan Moehe akan melanjutkan dan mengembangkan bisnis kita di kota B, kau bisa belajar banyak dengan nya tentang dunia perbisnisan, kau juga bisa mengembangkan hasil penelitianmu itu menjadi sebuah produk yang memiliki harga jual, menurutlah!"
"Tapi ayah ini terlalu cepaat," jawab Syedza sambil mengendalikan diri, sorot mata tajam Tuan Fajuri mengarah kepadanya, ia pun mengerti ayahnya itu tidak suka dibantah.
"Ba-baik ayah," Jawab Syedza pelan sambil mengangguk dan pergi keluar dari ruangan pemilik perusahaan megah tersebut.
Apa-apan ini? Aku sudah harus menikah di usiaku yang sekarang? Aku harus menikahi sekretaris itu? Aaaaaaa.... Ini hal yang paling gila, batin Syedza membayangkan apa yang diucapkan ayahnya barusan.
Moehe Maihernouh
Moehe merupakan sekretaris pribadi keluarga Fajuri Group, ia menggantikan ayahnya untuk mengabdi di keluarga Fajuri. Kesetiaannya pada keluarga majikannya ini tak usah diragukan lagi, bahkan dari usia 5 tahun ia telah ikut ayahnya untuk bekerja di keluarga ini. Tak hanya masalah perusahaan, ia juga ikut handil dalam seluk beluk keluarga Fajuri.
Sifat yang sopan, pintar, jujur, loyal dan kecepatannya dalam menganalisis sesuatu menjadi daya tarik sendiri bagi tuan Fajuri pada nya. Apapun yang dilakukannya selalu disetujui oleh tuan Fajuri. Sehingga tuan Fajuri berencana menikahkan anak kesayangannya dengan Moehe.
"Moehe, kali ini kau tak bisa menolak ku lagi," Tuan Fajuri berhenti sejenak, kemudian melanjutkan, "Kau dan ayahmu sudah terlalu lama bekerja untukku," ujar tuan Fajuri serius.
Moehe tau persis kemana arah pembicaraan bosnya ini, karena bukan kali ini saja Tuan Fajuri berbicara serius membahas ini padanya, ia masih diam mematung, sambil meluruskan tangannya di balik meja ruang bosnya itu.
"Kau tau putri kembarku itu? Kau bisa memilihnya untuk menemani hari-hari dimasa depan mu nanti," Berhenti sejenak sambil menyorot tajam wajah Moehe yang telah dibasahi keringat dingin, "Tinggallah di kota B, uruslah perusahaanku yang ada di sana, kau juga harus mengajari putriku itu bisnis agar menjadi hebat sepertimu," ujar Tuan Fajuri melanjutkan pembicaraan.
"Ta-Tapi Bagaimana dengan perusahaan?" tanya Moehe terbata-bata.
"Kau tidak perlu khawatir tentang itu, kak fajar akan kembali ke negara ini dalam waktu dekat," Sahut tuan Fajuri.
"Aku tidak berpengalaman dalam memimpin perusahaan tuan," jawab Moehe memelas.
"Aaahhh omong kosong apa kau ini! Kau sudah dengan ku sejak umur 5 tahun, apa itu bukan pengalaman?" bantah tuan Fajuri.
Aku tidak cukup pengalaman untuk menaklukan hati anakmu tuan, batin Moehe.
"Sudahlah, Sekarang kau tinggal sebutkan mau A atau I?" tanya tuan Fajuri penasaran.
Moehe masih tak percaya dengan apa yang ditawarkan Bosnya ini.
"Maksudnya tuan?" Tanya Moehe pura-pura tidak mengerti apa maksud Bosnya itu.
"Katakan saja, jangan sungkan-sungkan, kita akan mempersiapkan semuanya dalam waktu dekat," ujar tuan Fajuri santai.
" A... aaaa," jawab Moehe sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Aaahhh kau ini!" jawab tuan Fajuri tergelak mendengar jawaban dari Moehe, "Baik akan ku atur semuanya dan berbahagialah!" tutup tuan Fajuri dengan raut wajah bahagia.
"Tapi bagaimana dengan tuan putri, tuan?" tanya Moehe khawatir.
Apa ia mau menerimaku? Siapa aku? Aku hanya anak buah, tak memiliki apapun, batin Moehe.
"Kau tak usah khawatirkan itu, aku akan mengatur segalanya," Ujar tuan Fajuri santai, "Sekali lagi, berbahagialah!" tuan Fajuri menepuk pundak Moehe sebelum Moehe pamit meninggalkan ruangan bosnya itu.
Rizwan Adli
Kekasih hati Syedza semenjak 2 tahun yang lalu, ia seorang laki-laki baik, tampan, tetapi memiliki emosi yang susah dikontrol, antara protektif, abusif atau tempramen. Ia berpendidikan tinggi, memegang salah satu perusahaan dan selalu loyal terhadap sesuatu, entah itu pekerjaan maupun cinta.
Syedzi Eifril Fajuri.
Saudara kembar Syedza yang menyukai pacar kakaknya sendiri, memiliki pribadi yang introvert yang berbanding terbalik dengan kakaknya yang cenderung ramah, energik, dan selalu tenang menghadapi sesuatu.
Syedzi atau biasa dipanggil Ezi ini selalu menyukai apa yang disukai kakaknya, jadi tak heran jika mereka sedari kecil tak pernah akur, tetapi Ezi selalu mengalah, lebih memilih untuk memendam di dalam dirinya sendiri, jika apa yang ia inginkan itu tak berhasil ia dapatkan, mungkin itu yang menyebabkan Ezi ini memiliki sifat yang tertutup.
Tuan Fajuri
Ayah si kembar, pemilik Fajuri Group, diktator dan otoriter yang ditakuti anak-anaknya.
*Sekian dulu pengenalan tokoh di slide ini, tokoh-tokoh yang lain menyusul seiring berjalannya alur cerita*
Tidak! tidak! aku tidak bisa membayangkan bagaimana aku bisa hidup satu rumah dengan si pengekang yang keras kepala itu! Gumam Syedza dalam hati sambil menyilangkan kakinya di atas matras yoganya.
Berulangkali Syedza mengambil nafas kasar, "Huuuuuffffttt!" mungkin ini nafas ke 133 kalinya ia buang dengan kasar sembari memejamkan matanya berharap bisa menenangkan hatinya untuk menghadapi masalahnya kedepan.
Sedang apa dia? Kenapa dia mengangkat tangan nya tinggi begitu sampai berulang kali? Apa dia sedang merapalkan do'a? batin Moehe.
Moehe mendekat kearah tempat Syedza latihan yoga, ia memandang Syedza lekat-lekat saat anak bosnya itu sedang memejamkan matanya.
"Aaahhh kau! Sejak kapan kau di sini?" Syedza terkejut saat membuka matanya melihat Moehe ada di depannya.
Moehe hanya tersenyum tipis, "Kau terlihat seperti orang bodoh saat ini! Apa pekerjaan tuan putri di rumah ini hanya seperti ini?" ejek Moehe sambil mencibir bibirnya.
"Hmm pekerjaan bodoh? Iyaa, emang apa lagi yang aku lakukan? Dari dulu dia tau apa saja kegiatan di rumah ini, kenapa sekarang baru protes?" gumam Syedza pelan tetapi masih bisa terdengar di telinga Moehe.
"Kau bicara apa? Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas," tanya Moehe dengan seringai licik, "Ulangi sekali lagi?" ucap Moehe sambil mendekatkan telinganya ke depan wajah Syedza.
"Eeeh tidak bicara apa-apa, aku hanya bersenandung dalam hati," jawab Syedza tersenyum manis.
Dengan cepat aura wajah Syedza berubah manis, sepertinya ia sedang mengatur strategi untuk mengendalikan masalah ini dengan tenang.
"Sepertinya kau mengalami gangguan di saluran nafasmu, beberapa kali ku lihat kau mengeluh panjang seperti orang yang kesulitan bernafas," ujar Moehe.
"Aahh Tidak!" jawab Syedza mengelak.
"Apa kau perlu tabung oksigen atau kau perlu nafas buatan dariku?" tanya Moehe menyeringai licik.
Mendengar apa yang dikatakan Moehe barusan tersontak Syedza kaget, pipinya berubah memerah dan menutup bagian wajahnya, "Eehh tidak! tidak! aku sudah selesai yoga hari ini, iyaa.. benar-benar sudah selesai, aku pergi dulu ya," Secepatnya Syedza pergi meninggalkan Moehe di taman belakang rumahnya.
Moehe hanya tersenyum melihat tingkah Syedza, seperti anak kecil yang ketakutan.
"Tunggu! Aku kesini ingin menjemputmu untuk fitting baju, bersiaplah dalam waktu 15 menit, aku akan menunggumu di depan," titah Moehe.
"Baju? Apa pedulinya kau dengan bajuku!" bantah Syedza.
"Kau ini pura-pura bodoh atau kau memang bodoh sih? Ini untuk pesta kita 2 Hari lagi, kau pasti tidak lupa dengan pesta itu," jawab Moehe santai sambil meneliti punggung Syedza dari belakang.
"Aaahhh aku tak peduli! dan kau sepertinya kelewatan, beraninya kau memerintah anak bosmu sendiri dengan ketus seperti ini," Syedza meninggikan nada suaranya, setelah pulang dari ruang kerja ayahnya kemaren emosi Syedza sulit di kondisikan.
"Ini perintah bosku," jawab Moehe santai membantah statemen Syedza sambil melangkah menuju rumah depan, "baiklah tuan putri waktumu hanya 15 menit."
Ihhhh.. Menyebalkan sekali! batin Syedza
Mendengar ini perintah ayahnya, Syedza tidak bisa membantah lagi.
*Setengah jam sebelumnya*
"Moehe, kau pergilah ajak Syedza fitting baju untuk pesta 2 hari lagi. Aku tidak mau putriku terlihat seperti gembel di pesta itu, karena bajunya kebesaran," Titah tuan Fajuri pada Moehe.
Moehe mengangguk pelan.
"Buat dia menyukaimu dengan caramu, mungkin ini berat untuknya, tapi aku yakin kau bisa menjinakkan nya dengan caramu sendiri, asal kau tau aku akan selalu mendukungmu," ujar tuan Fajuri melanjutkan titahnya.
"Baiklah tuan, aku akan menjemputnya ke rumah sekarang juga," angguk Moehe sopan sambil berlalu pamit meninggalkan ruang bos Fajuri Group itu.
Kau lihat tuan putri, ayahmu begitu semangat ingin menikahkan kau dengan ku, kenapa kau tak tertarik sedikit pun denganku? Baiklah.. Baiklah... Kau lihat saja caraku padamu nanti, permainan ini akan ku mulai, siapa pemenangnya nanti? batin Moehe.
***
"Aku sudah siap, apa kau masih ingin disini?" tanya Syedza menghampiri Moehe yang duduk kursi ruang depan.
Isshhh wanita ini, dia yang membuatku menunggunya lama di sini, kenapa dia yang berseru seolah-olah aku yang membuat kesalahan batin Moehe.
Moehe melirik jam tangannya dengan santai, "bagus, kau tidak telat, waktunya pas 15 menit, rupanya kau menggunakan waktumu cukup bijak, pertahankan itu, tuan putri!" seru Moehe sambil tersenyum.
"Ya sudah ayo pergi sekarang!"
*Didalam mobil*
"Auuuwwhh! Apa kau bisa menyetir mobil dengan baik? Hampir saja hidungku patah gara-gara kau mengerem seperti tadi!" protes Syedza kesal.
"Aku kira kau punya kelainan, tiba-tiba bisu kalau sedang naik mobil, rupanya kau bisa bicara juga!" jawab Moehe santai, "apa kau menunggu aku mengerem seperti tadi biar kau bicara lagi?"
"Apa maksudmu? Apa kau menggunakan otakmu sekarang, Haaah? Sepertinya kau butuh bertamu ke dokter spesialis kejiwaan! Kita lihat apa yang salah pada otakmu sekarang ini, tiba-tiba kau ingin menikahiku, tiba-tiba kau ingin mematahkan hidungku. Kau memalukan sekali!" Oceh Syedza panjang lebar.
Moehe hanya tersenyum, "aku senang kau bicara terus seperti ini, jadi aku semakin yakin kalau calon istriku ini tidak memiliki kelainan yang tiba-tiba bisu di suatu tempat."
"Oke baiklah! Aku akan bicara terus sampai kau bosan mendengar ocehanku, sampai gendang telingamu pecah dan kau membatalkan untuk menikah dengan ku," sorak Syedza semangat, berharap apa yang ia katakan barusan benar-benar terjadi.
Anak ini, menggemaskan sekali! batin Moehe.
"Baiklah, aku mulai dari mana ya?" kata Syedza berhenti sejenak, sambil meletakkan jari jempol dan telunjuk di dagunya, sekilas terlihat seperti orang yang sedang berfikir, "kau ingin menikahi ku? Apa kau sudah gila? Aku ada salah apa dengan mu? Apa keluarga ku punya hutang yang harus dibayar dengan jumlah besar? Sehingga kau ingin membeliku? Apa ayahku membunuh salah satu keluargamu? Sehingga kau ingin memiliki nyawaku sebagai gantinya? Apa kau ini ingin mencuri aset keluargaku dengan cara menikahi aku seperti ini? Apa kau ini waras? Haaah? Apa kau benar-benar sudah gila?" oceh Syedza panjang lebar.
"Sudah selesai bicaranya? Kau sepertinya kesulitan bernafas, apa tadi kau lupa bernafas? Mendekatlah! Aku akan membantumu," seringai Moehe licik.
"Kau selalu mengatakan itu, telingaku bahkan geli mendengarnya," protes Syedza sambil mengangkat bahunya, "jawab pertanyaanku itu!"
"Aku mencintaimu," Moehe menjawab dengan cepat masih mengamati jalanan di depan di balik kaca mobil.
"Tidak! Tidak! Tidak! Kau tidak boleh mencintaiku, aku memiliki pacar dan kami telah berencana banyak hal, jadi mulai sekarang stop omong kosongmu itu!" tegas Syedza dengan suara lantang.
"Aku tak peduli itu, aku mencintaimu!" tegas Moehe sekali lagi.
Ihhh si pembangkang dan pengekang ini benar-benar tak bisa diajak kerja sama, Batin Syedza.
Hallo everybody! selamat menikmati hasil ketikan sederhana dari author ini. Ini merupakan hasil pemikiran pertama dari author yang dituangkan dalam aplikasi yang populer ini 😊
Oh ya, mungkin ceritanya membingungkan karena berdasarkan judul, seharusnya status tokoh cerita ini seorang janda muda, tapi cerita di episode 1 dan 2 nya tidak ada yang mengkaitkan tentang janda sedikitpun.
Baiklah akan author jelaskan sedikit, di beberapa episode pembuka ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan awal dari sang tokoh utama. seiring berlangsungnya alur cerita, akan terungkap siapa tokoh utama sebenarnya.
cerita ini menganut alur maju dan alur mundur, author berharap cerita ini bisa menarik hati para readers. Apresiasi dari readers sangat dibutuhkan 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!