NovelToon NovelToon

An Agreement

Prolog

*

*

Hai semua, Author mau menepati janji pada readers nih.

Membuat sequel untuk readers tapi kali ini bukan kisah cinta Yusuf dan Niar lagi ya? Kan mereka sudah tua. 🤣🤣🤣

Kali ini kisah cinta Erlang anaknya Yusuf dan Niar, okay. 😉😉😉

*

*

Erlangga Samudra adalah anak pertama Yusuf dan Niar, dia memiliki paras yang rupawan mewarisi ketampanan papanya.

Saat ini Erlang berusia 26 tahun, Erlang memiliki istri yang cantik, kedua orang tua yang penyayang dan hidup bergelimang harta namun kehidupan tidak ada yang sempurna termasuk kehidupan Erlang, dia memiliki segalanya namun sayang istrinya tidak bisa memberinya keturunan.

Kayla Jihania Samudra anak kedua Yusuf dan Niar, dia juga mewarisi kecantikan mamanya.

Saat ini Kayla berusia 22 tahun, dia baru saja Wisuda dan setelah itu mungkin dia akan membantu kakaknya mengurus perusahaan keluarga.

Semenjak kesembuhan Yusuf dan Erlang, Yusuf dan Niar sepakat untuk menyumbangkan sebagian harta mereka di sebuah panti asuhan sebagai wujud rasa syukur mereka kepada sang pencipta.

Sampai saat ini Niar masih sering mendatangi panti asuhan tersebut bahkan pengelola panti dan anak-anak panti itu sudah akrab dengan Yusuf dan keluarga.

Mutiara Aulia Rinjani gadis cantik anak panti asuhan yang sering di sumbang oleh keluarga Yusuf.

Mutiara berusia 22 tahun seumuran dengan Kayla dan Mutiara juga berteman dengan Kayla karena mereka dulu kuliah di Universitas yang sama itupun di biayai oleh keluarga Yusuf.

***

Author : Anggap ini cerita jaman dahulu ya. 🤭🤭🤭

Kalau jaman sekarang mungkin mereka akan menggunakan metode inseminasi.

Inseminasi adalah menyuntikkan langsung benih kedalam rahim tanpa melakukan 'itu' jadi mungkin tidak perlu ada pernikahan kedua kali ya? 🤣🤣🤣

Ini hanya sekedar cerita khayalan pengarangnya semata.

Dunia novel bebas. 😂😂😂

Dilarang protes apalagi misuh-misuh tapi kalau baper boleh.

***

Happy reading...

*

*

🌴🌴🌴

Erlang sudah tinggal di rumahnya sendiri dia tinggal bersama istrinya, semenjak menikah Erlang memutuskan tinggal terpisah dengan orang tuanya.

Yusuf masih ikut andil dalam mengurus perusahaan tapi bedanya dia membantu dari rumah, dan hari ini adalah hari pertama Kayla masuk kantor.

"Kaylaaa..." teriak Niar dari dapur, sudah menjadi kebiasaan Niar selalu memanggil anak gadisnya ketika waktu sarapan tiba karena Kayla selalu terlambat ke ruang makan.

"Iya mah." sahut Kayla sembari menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

Yusuf hanya geleng-geleng melihat kebiasaan buruk putrinya, kalau di suruh bangun lebih awal pasti susah berbeda dengan kakaknya, Erlang rajin dan patuh pada orang tuanya.

Kayla berjalan cepat lalu menarik kursi kemudian menduduki kursi tersebut.

Niar segera menuang nasi goreng ke piring Yusuf kemudian piring Kayla dan yang terakhir piringnya sendiri.

Mereka menyantap nasi goreng dalam diam hingga makanan mereka habis.

"Kayla, nanti kamu yang nurut sama kak Erlang! Jangan bandel!" pesan Yusuf pada putrinya sembari menggeser piring kosongnya.

"Iya pah." jawab Kayla.

Niar menuang air putih kedalam gelas lalu menggesernya ke arah suaminya. "Minum dulu mas." Niar beralih menoleh ke arah Kayla, tangannya terangkat untuk merapikan rambut anaknya. "Hati-hati di jalan, jangan ngebut!" pesan Niar pada putrinya. "Oya, Tiara sudah mendapatkan pekerjaan apa belum?"

"Kayla belum tau mah, nanti Kayla chat dia."

"Kalau belum, suruh dia kerja di kantor kita." sahut Yusuf.

Kayla beranjak dari kursi lalu mencium pipi kedua orang tuanya bergantian. "Iya pah, Kayla berangkat dulu."

"Hati-hati." pesan Niar lagi dan di balas hormat oleh Kayla. "Siyap boss."

Setelah keberangkatan Kayla, Niar menggeser kursinya supaya lebih dekat dengan Yusuf. "Mas, kamu sudah tau hasil tesnya Elmira?"

Yusuf mengedikkan bahu. "Belum." jawabnya singkat.

Niar menghela napas pelan. "Elmira benar-benar tidak bisa memberi kita cucu." ucap Niar lesu.

Yusuf melebarkan matanya. "Kamu serius??" tanyanya seakan tidak percaya.

Niar mengangguk. "Serius mas, masa masalah seperti ini aku bercanda, kasian Erlang mas kalau dia tidak bisa memiliki anak."

"Kita bisa apa sayang?"

Niar menatap Yusuf. "Kita harus mencari istri buat Erlang yang bisa memberinya keturunan."

"Aku nggak yakin kalau Erlang akan mau."

"Tapi hanya itu satu-satunya cara mas, kamu maudi hari tuanya Erlang kelak dia akan hidup kesepian tanpa adanya anak yang akan merawatnya?"

Yusuf beranjak dari kursi lalu menarik tangan Niar. "Kapan-kapan kita bicarakan dengan Erlang, bagaimana baiknya."

"Aku sangat berharap Erlang bersedia." ujar Niar sembari mengikuti langkah suaminya.

*

🌴🌴🌴

*

Sesuai pesan dari papanya, hari ini pulang kantor Erlang mampir dulu ke rumah orang tuanya, entah apa yang ingin di sampaikan oleh kedua orang tuanya.

Erlang dan Kayla berjalan beriringan memasuki rumah mereka, hari ini mereka pulang bersama.

Kayla langsung menaiki tangga menuju kamarnya dan Erlang masuk ke ruang kerja papanya, katanya tadi ada yang mau di bicarakan oleh papanya.

Tok tok tok Erlang mengetuk pintu ruang kerja papanya. "Pah.."

"Masuk." sahut Yusuf dari dalam ruangan tersebut.

Erlang membuka pintu tersebut lalu melangkah masuk. "Mama?" Erlang agak terkejut ternyata bukan hanya papanya yang berada di ruangan itu ada mamanya juga, papa dan mamanya sedang duduk di sofa dan sepertinya ada hal serius yang ingin mereka bicarakan.

Niar menggeser tubuhnya lalu menepuk sisi sebelahnya. "Duduk sini sayang."

Erlang menuruti perintah mamanya, dia duduk di tengah kedua orang tuanya. "Ada apa sih pah? Mah? Kayaknya serius banget."

Tangan Yusuf terangkat untuk mengusap punggung anaknya. "Erlang, sebelumnya kami minta maaf, kami memiliki keinginan dan kami sangat berharap kalau kamu mau menuruti keinginan kami ini."

Erlang mengernyit lalu menatap kedua orang tuanya bergantian. "Ada apa sih pah? Erlang bingung kalau papa ngomongnya gitu."

Niar menghela napas pelan kemudian bergantian mengusap bahu anaknya. "Begini sayang, karena Elmira tidak bisa memberi kamu keturunan maka papa dan mama ingin kamu menikah lagi dengan wanita lain yang bisa memberi kamu keturunan. Maaf jika ini menyinggung perasaan kamu, kami hanya ingin yang terbaik buat kamu, masa depanmu."

Erlang langsung beranjak dari sofa kemudian berjalan ke arah jendela dan berdiri disana. "Erlang nggak mau pah mah! Erlang mencintai Elmira, Erlang tidak mau berpisah dengan Elmira!" tolak Erlang tegas.

Yusuf akhirnya ikut beranjak dari sofa kemudian berjalan mendekati anaknya. "Papa tidak minta kamu berpisah dengan Elmira karena papa tau kamu mencintai Elmira. Papa hanya minta kamu menikah lagi dengan wanita lain supaya kamu memiliki keturunan."

"Terus Erlang punya istri dua gitu??!!" tanya Erlang seakan tidak percaya dengan permintaan kedua orang tuanya.

*

*

Hai hai Author balik lagi nih untuk mengobati rasa rindu kalian pada keluarga Yusuf dan Niar.

Semoga syukaaaa 😘😘😘

Bab 1

*

*

"Setelah wanita itu melahirkan anak buat kamu, kalian boleh berpisah dan kamu bisa hidup bersama Elmira dan anak kamu." jawab Yusuf.

"Wanita mana yang mau pah?"

"Kamu tinggal jawab mau atau tidak? Dan kami yang akan mencari wanita itu jika kamu mau." sahut Niar.

Yusuf kembali menepuk bahu Erlang. "Kami tidak meminta keputusanmu sekarang, kamu boleh memikirkannya dulu matang-matang dan diskusikan dengan istrimu."

"Erlang akan membicarakan ini dulu sama Elmira pah mah." ujar Erlang dan di setujui oleh kedua orang tuanya.

Niar ikut beranjak dari sofa lalu berjalan beberapa hingga sampai di depan anaknya kemudian memeluknya. "Bicarakan baik-baik, dan kami tunggu kabar baiknya. Mama sangat berharap kamu mau menikah lagi sayang, ini demi masa depanmu."

"Erlang nggak janji mah." jawab Erlang. "Ya udah Erlang mau pulang dulu."

Niar melepas pelukannya lalu mencium pipi anaknya. "Hati-hati." pesan Niar dan di angguki oleh Erlang.

"Erlang pulang dulu pah."

"Iya, ingat! pikirkan matang-matang."

"Iyaa." jawab Erlang lalu keluar dari ruang kerja papanya.

*

🌴🌴🌴

*

Niar keluar dari kamarnya lalu menuruni anak tangga menuju ruang kerja suaminya.

Hari ini jadwalnya Niar mengunjungi panti, seperti biasanya Niar akan mengantar langsung kebutuhan bulanan untuk panti.

"Ada apa sayang?" tanya Yusuf saat melihat istrinya memasuki ruang kerjanya.

Niar melangkah mendekati suaminya yang sedang sibuk dengan lembar-lembar kertas dan laptopnya. "Aku mau ke panti ya mas?"

Yusuf mengalihkan pandangannya dari laptop lalu beralih menatap istrinya. "Iya, tapi di antar supir ya?"

"Okey, aku berangkat sekarang." ujar Niar lalu mengecup pipi Yusuf.

Senyum Yusuf langsung terbit di sudut bibirnya. "Hati-hati."

"Iyaa." jawab Niar lalu kembali melangkah meninggalkan ruang kerja Yusuf menuju pintu utama.

Seperti pesan suaminya, Niar di antar supir menuju panti, tak butuh waktu lama Niar telah sampai di panti karena jarak panti dan rumahnya tidak terlalu jauh hanya butuh waktu kurang dari 30 menit.

"Selamat datang bu Niar." sapa ramah ibu panti saat melihat kedatangan Niar.

Niar melangkah beserta pak supir di belakangnya sembari membawakan barang-barang keperluan panti. "Selamat siang bu Dewi, seperti biasa saya mengantarkan keperluan bulanan untuk panti ini."

"Terima kasih banyak bu Niar, mari silahkan duduk."

Niar melanjutkan langkahnya hingga ke ruang tamu kemudian duduk di salah satu kursi yang tersedia di ruang tamu tersebut.

"Tiara tolong buatkan minuman untuk bu Niar." titah bu Dewi pada salah satu anak asuhnya.

Beberapa saat kemudian Mutiara muncul dari arah dapur dengan membawa nampan berisi teh hangat lalu meletakkan cangkir berisi teh hangat tersebut di atas meja.

Mutiara meraih tangan Niar lalu mencium punggung tangannya. "Bu Niar apa kabar?"

Niar tersenyum melihat kesopanan dan kehalusan tutur katanya Mutiara. "Baik." jawab Niar kemudian menepuk sisi sebelahnya. "Tiara, sini duduk! Kamu sudah dapat kerjaan belum?"

Mutiara melangkah beberapa langkah kemudian duduk di sebelah Niar. "Tiara sudah melamar di beberapa perusahaan bu, tapi belum dapat panggilan kerja."

"Kamu kerja di kantor kami aja bersama Kayla, Kayla pasti seneng kalau kamu kerja disana."

Mata Mutiara langsung berbinar. "Beneran bu?" tanyanya seakan tidak percaya.

"Iyaa..." jawab Niar. "Tiara gadis yang baik, sopan dan cantik pula. Apa mungkin Tiara mau menjadi ibu dari anak Erlang?" batin Niar.

*

🌴🌴🌴

*

Erlang memasuki rumah dengan langkah gontai, perkataan kedua orang tuanya sungguh memenuhi pikirannya beberapa hari ini, semenjak dari rumah kedua orang tuanya beberapa hari yang lalu, semua perkataan kedua orang tuanya masih terngiang-ngiang sampai saat ini.

Erlang memang menginginkan kehadiran seorang anak di dalam rumah tangganya, namun sebenarnya Erlang menginginkan anak yang lahir dari rahim istrinya bukan wanita lain, Erlang pun tidak yakin bisa menyentuh wanita lain selain istrinya dan Erlang juga memikirkan bagaimana perasaan istrinya jika ia menikah lagi.

"Kok diem?"

Erlang tersentak kaget saat mendengar suara istrinya dan merasakan usapan lembut di bahunya. "Oh, tidak apa-apa." jawab Erlang sekenanya kemudian Erlang menarik tangan istrinya menuju sofa.

"Ada apa sih?" tanya Elmira.

Erlang menatap Elmira lama, sungguh dirinya tidak tega untuk menyampaikan semuanya.

Erlang terus menatap istrinya sampai membuat Elmira mengernyit bingung. "Diem lagi? Hei, ada apa sih? Jangan bikin aku takut deh!!"

Tangan Erlang terangkat untuk mengusap lembut pipi istrinya. "Papa dan mama mau aku menikah lagi." akhirnya kata-kata itu lepas juga dari bibirnya.

Elmira langsung melepas tangan Erlang yang berada di pipinya lalu menyentak tangan tersebut dengan kasar, kemudian beringsut mundur. "Kamu ngomong apa sih??!!" tanyanya seakan tidak percaya di sertai cairan bening yang langsung menggenang di pelupuk matanya.

Erlang beringsut mendekati istrinya. "Maaf jika ini akan melukai perasaanmu tapi aku setuju dengan papa, aku juga ingin memiliki seorang anak. Andai kamu bisa hamil aku pasti tidak akan melakukan ini karena aku sangat mencintai kamu."

"Ini semua salahku...!! KENAPA AKU TIDAK BISA HAMIL?? KENAPA???" teriaknya pilu di sertai luruhnya air mata di pipinya.

Erlang segera memeluk tubuh istrinya. "Ini bukan salah kamu sayang, ini takdir Tuhan."

"Kalau aku bisa hamil pasti ini tidak akan terjadi, rumah tangga kita pasti akan baik-baik saja."

Erlang melonggarkan pelukannya kemudian sedikit menunduk untuk menatap istrinya. "Semua akan baik-baik saja, setelah anakku lahir aku akan berpisah dengannya dan kita akan hidup bahagia bersama anakku nanti. Kamu mau kan merawat anakku?"

Elmira mendongak lalu mengangguk samar membuat Erlang tersenyum tipis. "Jadi kamu setuju aku menikah lagi?" tanya Erlang memastikan.

Elmira kembali menunduk. "Sebenarnya aku tidak setuju, istri mana yang setuju jika suaminya akan menikah lagi? Tapi aku sadar dengan kekurangan yang aku miliki."

Erlang melepas pelukannya kemudian beralih menggenggam tangan istrinya. "Aku janji semua akan baik-baik saja."

"Kamu harus janji padaku, pernikahan itu hanya sampai anak kamu lahir." pinta Elmira.

Erlang mengangguk mantap. "Aku janji."

Elmira meraih tangan Erlang kemudian menggenggam erat. "Sebenarnya aku takut, aku takut jika suatu saat nanti kamu berpaling dariku dan memilih wanita itu bersama anakmu, seperti di film-film itu."

Erlang tersenyum kecil. "Ini dunia nyata bukan sinetron, jangan khawatir dan berfikirlah yang positif! Semua akan baik-baik saja."

Elmira menatap Erlang dengan tatapan tajamnya. "Awas kalau sampai kamu terpikat pada wanita itu!!"

Erlang terkekeh. "Itu tidak akan terjadi."

Elmira sudah setuju, sekarang tinggal menunggu wanita mana yang bersedia meminjamkan rahimnya untuk di buahi benihnya.

*

*

Maaf jika readers banyak yang lupa dengan alur cerita sebelumnya. 🙏🙏🙏

Anggap aja ini cerita baru. 😂😅😂

Bab 2

*

*

🌴🌴🌴

*

Yusuf dan keluarga telah selesai makan malam dan mereka saat ini sedang berada di ruang tengah untuk sekedar nonton televisi atau ngobrol.

Kayla duduk bersandar di punggung sofa sembari memainkan handphonenya.

Niar sedang membolak-balikkan majalah fashion di tangannya, sedangkan Yusuf duduk sembari menatap kedua wanita yang di sayanginya yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Kayla, tadi gimana kantor? Tiara jadi kerja di kantor kita?" tanya Yusuf pada putrinya.

"Kantor baik pah, Tiara sudah masuk beberapa hari yang lalu." jawab Kayla tanpa menatap papanya, tatapan matanya tertuju pada layar handphonenya.

Mendengar nama Tiara di sebut membuat Niar mengalihkan pandangannya dari majalah beralih menatap suaminya. "Mas, tadi Erlang telfon aku katanya dia dan Elmira sudah setuju dengan rencana kita."

"Oya? Terus kamu sudah ada pandangan wanita mana yang akan kita nikahkan sama Erlang?"

Kayla yang sedari tadi memainkan handphone langsung mematikan layar handphonenya kemudian menatap kedua orang tuanya bergantian. "Maksud papa mama apa?"

Niar menutup majalahnya kemudian menaruhnya di meja. "Papa dan mama mau menikahkan kakakmu dengan wanita lain karena kak Elmira tidak bisa hamil kan."

"Terus mereka setuju?" tanya Kayla lagi.

"Mau tidak mau harus mau, mau gimana lagi hanya ini satu-satunya cara supaya kakakmu punya penerus." kali ini Yusuf yang menjawab pertanyaan Kayla.

"Wanita mana yang mau mama nikahkan sama kak Erlang?" pertanyaan dari Kayla yang ketiga kalinya.

Yusuf dan Kayla menatap Niar, mereka menanti jawaban dari Niar membuat Niar menjadi salah tingkah. "Eh kenapa kalian menatap mama seperti itu?"

"Siapa mah?"

"Emm.... mama terpikat dengan Tiara, dia gadis yang baik, sopan santun, tutur katanya halus, cantik pula."

"Tapi kita tidak tau asal-usulnya Tiara, sayang." protes Yusuf.

"Yang penting kan dia baik mas dan yang paling penting dia bersedia meminjamkan rahimnya untuk Erlang."

"Mama sudah tanya sama Tiara langsung?" kali ini Kayla yang buka suara.

"Kapan-kapan mama akan ke panti dan mama akan ngomong langsung dengan Tiara, semoga dia bersedia."

"Kapan kesananya? Aku akan menemanimu, biar aku yang bicara sama Tiara."

Niar menyatukan alisnya. "Tadi katanya tidak tau asal-usulnya Tiara, terus kenapa sekarang jadi kamu yang ngebet?"

"Karena aku meu mau rencana kita berhasil dan kita memiliki cucu dari Erlang." jawab Yusuf. "Jadi kapan?" desak Yusuf.

"Besok ya?"

"Okay."

*

🌴🌴🌴

*

Yusuf, Niar dan Erlang sedang berkumpul di ruang tengah, mereka sedang menunggu Kayla yang sedang menjemput Mutiara dan Elmira yang sedang menjemput orang tuanya.

Mereka akan membuat perjanjian hari ini dan di hadiri oleh semua pihak supaya tidak ada masalah kedepannya.

Mutiara sudah menyetujui keinginan keluarga Yusuf, keluarga Yusuf sudah banyak membantunya mana mungkin dirinya bisa menolak permintaan keluarga Yusuf.

Meskipun Mutiara tidak yakin akan bisa memenuhi perjanjian itu kelak.

Apa mungkin dirinya bisa berpisah dengan anaknya?

Apa mungkin dirinya bisa merelakan anaknya di rawat oleh orang lain? Entahlah, pertanyaan-pertanyaan itu biar waktu yang menjawabnya.

Keluarga Elmira juga sudah menyetujui keputusan Erlang, mau gimana lagi memang kenyataannya putri mereka tidak bisa memberi keturunan untuk Erlang, meskipun dengan berat hati mereka tetap menyetujuinya dan berharap semua akan berjalan sesuai rencana.

"Siapa wanita yang bersedia menjadi istri Erlang mah?" tanya Erlang sembari menyandarkan tubuhnya di punggung sofa.

"Mutiara." jawab Niar.

Erlang terlonjak kaget kemudian sedikit memutar tubuhnya menghadap mamanya. "Kenapa harus Tiara mah?" protes Erlang.

Yusuf menatap anaknya dengan dahi yang berkerut. "Memangnya kenapa kalau yang jadi istri kamu adalah Tiara? Dia wanita yang baik dan dia juga cantik."

Erlang membuan napas kasar. "Erlang tidak yakin bisa menyentuh Tiara."

"Kenapa begitu?" tanya Niar bingung.

"Karena Erlang sudah menganggap Tiara seperti adik Erlang sendiri mah, sama seperti Kayla."

"Tapi Tiara sudah bersedia." sahut Yusuf.

"Tapi Tiara sudah cek kesuburannya kan mah? Erlang nggak mau kalau sampai nanti kita sudah terlanjur menikah terus ternyata dia nggak bisa hamil seperti istri Erlang."

"Sudah." jawab Niar. "Hasilnya juga bagus mama sendiri yang nganter dia ke dokter."

"Baiklah." ujar Erlang pasrah.

Tak berselang waktu lama Kayla datang bersama Mutiara dan di ikuti Elmira beserta orang tuanya di belakangnya.

Setelah semuanya sudah duduk, Yusuf berdiri untuk membuka acara. "Baiklah karena semua sudah hadir kita langsung saja memulai acaranya.

Perjanjian ini nantinya sah, di tanda tangani oleh kedua belah pihak di atas materai dan di saksikan oleh kita semua yang hadir disini supaya kedepannya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Erlang, Elmira dan Tiara masing-masing boleh mengajukan persyaratan dan kita akan bahas saat ini juga."

"Erlang hanya mempunyai satu syarat, hak asuh anak sepenuhnya di pihak Erlang.

"Elmira juga hanya mempunyai satu persyaratan, pernikahan ini hanya nikah siri."

Yusuf duduk kemudian menatap Mutiara. "Sekarang giliranmu Tiara."

Mutiara menatap semua yang hadir, satu persatu bergantian lalu menunduk. "Maaf jika kak Erlang dan kak Elmira hanya mempunyai satu persyaratan tapi Tiara mempunyai tiga persyaratan."

"Katakan!" titah Yusuf.

"Yang pertama, Tiara mau nikah resmi secara hukum. Yang ked--."

"Jangan ngelunjak kamu ya!!" potong mama Elmira.

"Biarkan Tiara menyelesaikan persyaratannya dulu bu." pinta Yusuf.

Niar dan Kayla hanya menatap setiap orang yang buka suara di ruangan tersebut.

"Lanjutkan Tiara!" titah Yusuf lagi.

"Yang kedua, Tiara tidak mau tinggal di rumah kak Erlang, Tiara akan tetap tinggal di panti dan yang ketiga izinkan Tiara sesekali bertemu dengan anak Tiara kelak."

"Pah, Elmira nggak mau mereka nikah secara hukum." protes Elmira pada Yusuf.

"Maaf jika saya lancang, saya meminta nikah secara hukum bukan tanpa alasan. Saya tidak mau kedepannya saya memiliki status lajang tapi pada kenyataannya saya tidak seperti itu, lebih baik saya memiliki status janda dan itu lebih baik bagi saya."

"Benar kata Tiara." kali ini Niar yang buka suara.

Elmira langsung menatap tajam ke arah Mutiara. "Belum apa-apa dia sudah ngelunjak bagaimana kedepannya." batin Elmira.

"Erlang setuju dengan persyaratan dari Tiara, dan untuk izin Tiara yang ingin bertemu dengan anaknya, Erlang juga tidak akan menolaknya biar bagaimanapun Tiara adalah ibunya, tidak mungkin kan Erlang akan melarang anak Erlang untuk bertemu dan mengenal ibu kandungnya."

"Untuk tempat tinggal Tiara bagaimana kalau Tiara tinggal dirumah ini aja?" usul Kayla.

"Mama sih setuju, tergantung Tiara." jawab Niar. "Bagaimana? Kamu setuju kan Tiara?"

Mutiara hanya mengangguk samar.

*

*

Tolong budayakan klik jempol setelah membaca karena jempol Author akan semangat ngetik kalau jempol dari readersnya banyak. 😂😂😂

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!