Bagaimana kau merasa bangga
Akan dunia yang sementara
Bagaimanakah bila semua
Hilang dan pergi meninggalkan dirimu
Bagaimanakah bila saatnya
Waktu terhenti tak kau sadari
Masihkah ada jalan bagimu
Untuk kembali mengulangkan masa lalu
Dunia dipenuhi dengan hiasan
Semua dan segala yang ada akan kembali padaNya
Bila waktu tlah memanggil
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tingallah sepi
Bila waktu tlah memanggil
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tingallah sepi oh
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tinggallah sepi...
Bila Waktu Telah Berakhir By Opick
"Assalamu'alaikum Warohamatullahi Wabarokatuh" salam seorang gadis dihadapan ibu-ibu yang masih berduka dan berkumpul dikediaman itu untuk memimpin acara yasinan dan ta'lim.
"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh" jawab semua Ibu yang ada diruangan itu.
Seorang gadis dengan pakaian syar'i sedang mengisi majelis ta'lim dirumah duka itu. Seharusnya Umma Salamah yang mengisi, namun karena pagi itu Umma Salamah tiba-tiba kena serangan Vertigo, maka Cinta lah yang kini duduk diantara Ibu-ibu untuk mengisi ta'lim dan juga memimpin acara yasinan atas meninggalnya pasangan mualaf pemilik Diamond Corps beberapa hari yang lalu.
Gadis itu bernama Cinta. Meski usianya masih terbilang muda diantara Ibu-ibu itu, namun dengan kepiawaian Cinta dalam menyampaikan materi tausiyahnya tentang kesiapan seorang hamba Allah menghadapi kematian yang pasti akan menjemput, membuat semua Ibu-ibu sosialita itu kagum dan menghormati Cinta layaknya seorang Ustadzah seperti Umma Salamah.
"MasyaAllah, ustadzah Cinta, kalimat anda begitu menampar hati saya, selama ini saya tidak pernah terpikir bahwa kematian itu begitu dekat dengan kita" ucap seorang Ibu meneteskan air mata.
"Iya, saya tidak ada persiapan sama sekali untuk menghadapi kematian jika satu detik kemudian ternyata waktu saya telah berkahir didunia ini" tambah ucap seorang Ibu yang lain.
"Benar, sungguh saya sangat buta dengan agama, hiks hiks hiks" ucap Ibu yang lain berurai air mata.
"Iya saya pun begitu Jeng, hanya urusan dunia yang saya kejar tidak sedikitpun saya mencari bekal untuk persiapan setelah masuk kubur" ucap seorang Ibu yang berdandan glamor.
"Alhamdulillah jika apa yang saya sampaikan bisa mengetuk hati Ibu-ibu semua. Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri." ucap Cinta.
"Allah selalu menerima hamba-Nya yang ingin bertaubat dan memperbaiki diri, saya pun juga sedang berusaha untuk memperbaiki diri. Mari kita bersama-sama menggapai Ridho Allah" tambah Cinta.
Semua ibu-ibu sosialita itu pun menganggukkan kepala.
"Terima kasih ya ustadzah Cinta karena sudah mengingatkan kami semua" ucap seorang wanita yang duduk disebelah Cinta.
"Sama-sama. Oiya mohon maaf untuk panggilan ustadzahnya saya rasa itu belum cocok untuk saya, gelar itu serasa begitu berat bagi saya karena saat ini saya juga masih tahap belajar, jadi panggil saja saya ukhti Cinta atau mbak Cinta saja" ucap Cinta yang merasa belum pantas di sebut sebagai seorang ustadzah.
"Tapi rasanya kami lebih nyaman dan lebih cocok memanggil ustadzah ya Ibu-ibu, ustadzah itu kan seperti guru ya, ustadzah kan guru ngaji juga kan, jadi sepertinya panggilan itu cocok kok untuk ustadzah cinta" jawab wanita muda nan manis yang duduk disebelah Cinta.
"Benar, nggak papa ustadzah, ijinkan kami panggil istadzah saja lebih nyaman rasanya" ucap Ibu-ibu yang lain.
Cinta hanya tersenyum tak mampu menajwab, sungguh rasanya ia belum pantas dengan gelar itu namun Cinta berharap semoga ini menjadi awal baginya untuk berdakwah membuat orang-orang yang tak mengenal Allah justru akan menjadi hamba yang mencintai Allah dalam setiap hembusan nafasnya hingga terhenti nanti lepas dari raganya.
Dibalik Dinding ruangan itu ada seorang laki-laki yang juga mendengarkan kajian yang diisi oleh Cinta. Laki-laki itu merasa kagum dengan Cinta. Sejenak ia berdiri lalu ingin melihat wajah wanita yang terdengar begitu sejuk suaranya ketika menyampaikan tausiyahnya.
“Sholeha, cantik, manis” ucap lelaki tampan itu.
Deg deg deg deg
Jantung lelaki berwajah tampan, berkulit putih dan bertubuh macho itupun berdegub kencang ketika melihat Cinta sedang tersenyum kepada Ibu-ibu disekitarnya.
“MasyaAllah” ucap Zayn.
Laki-laki itu bernama Zayn, putra semata wayang dari pemilik Diamond Corps.
Baru kali ini Zayn merasakan deguban jantung yang begitu menyengat sampai ke hatinya. Selama ini Zayn terkenal lelaki tanpa ekspresi, dingin dan cuek terhadap wanita.
“Tuan” sapa Diki asisten Zayn.
“Ya” ucap Zayn terlejut dari lamunannya.
“Tuan kenapa senyum-senyum sendiri, tidak seperti biasanya, bukankah gelar tuan adalah lelaki tanpa ekpresi dan sangat-sangat jarang sekali tersenyum, tapi ini senyum-senyum sendiri. Tuan Zayn sedang melihat apa?” Tanya Diki.
“Oowhh,,, tidak, tidak apa-apa” Zayn terlihat gugup.
Diki pun melihat kearah lurus, menelisik apa yang sedang dilihat tuannya hingga tuannya senyum-senyum sendiri.
“Saya tahu” ucap Diki memainkan kedua alisnya naik turun.
“Apa??” ucap Zayn gugup takut ketahuan kalau dia sedang mengintip seorang gadis.
“Sepertinya sebentar lagi tuan akan bintitan” ucap Diki menggoda Zayn.
“Apa maksudmu???” Zayn terlihat gelagapan.
“Iya mata tuan sepertinya sebentar lagi akan bintititan karena sudah mengintip gadis manis yang sedang duduk disebelah Nyonya eh salah Nona Prinka.” Jawab Diki tersenyum mengejek.
“Kau!!!, tidak begitu, gadis, gadis apa maksudmu, gadis mana!!” ucap Zayn dengan wajah memerah.
“Alhamdulillah ternyata tuan normal, saya kira tuan tidak tertarik dengan seorang gadis” goda Diki.
“Apa maksudmu Diki??” hardik Zayn.
“Hahahahah, iya saya sedikit curiga karena selama ini tuan begitu acuh pada wanita yang mendekati tuan” Diki tertawa lepas.
“Asem kamu ya” ucap Zayn.
“Emmhhh, wangi saya tuan udah pakai minyak hadiah dari tuan waktu itu, saya suka minyaknya. Nanti kalau sudah mau habis tuan belikan saya lagi ya” ucap Diki.
“Oke tapi gajimu akan ku potong untuk membayar minyak wangi itu” ancam Zayn.
“Kalau begitu tidak jadi saja, aku lebih butuh uangnya, hahahaahaha” jawab Diki.
“Tapi saya serius tuan, saya lihat wajah tuan berseri ketika melihat gadis itu. Sudah beberapa hari ini saya lihat tuan murung sejak meninggalnya Tuan dan Nyonya besar” ucap jujur Diki.
“Mama dan Papa adalah orang yang sangat berharga dalam hidupku Diki. Inikah cara terbaik Allah menyanyangi mereka” bulir bening keluar dari sudut mata Zayn.
“Maksud tuan muda?” Diki bingung dengan kalimat Zayn.
“Iya, sepertinya Allah tidak ingin Mama dan Papa melakukan dosa setelah memutuskan untuk menjadi mualaf. Setelah mereka bersyahadat dan kembali ke fitrahnya, Allah mengambil mereka untuk berada disisi-Nya, itulah bukti cinta Allah kepada hamba-Nya seperti yang diucapkan gadis itu” lagi Kristal bening mengalir deras membasahi pipi Zayn.
“Tuan muda” kini Diki ikut larut merasakan kesedihan hati tuannya.
“Syukurlah jika tuan memahami hal itu” lagi ucap Diki sambil menepuk-nepuk lembut punggung Zayn untuk menenangkan.
Diki adalah asisten sekaligus sahabat bagi Zayn, Zayn yang tumbuh dengan pribadi introvert agak susah berteman dan bersosialisasi, namun dengan hadirnya Diki di hidupnya sedikit demi sesikit menjadi berwarna dan Zayn merasa senang dengan kekonyolan yang sering dilakukan Diki.
#tbc....
...Haiii readers kesayangan author datang lagi dengan karya kedua author. Dukung author ya dengan like, vote, beri hadiah, beri rate bintang 5, tentunya difavoritkan karya ini ya readers agar kalian tidaknketinggalan update ceritanya. Eiiitttsss,,, satu lagi ditunggu juga kometarnya yang senantiasa menjadi semangat untuk author. 💖 U all readers....
Masih ditempat yang sama, Zayn dan Diki berdiri menatap rombangan ibu-ibu pengajian yang sangat antusias bertanya pada gadis manis yang dipandang oleh Zayn.
“Dik, siapa gadis itu?” Tanya Zayn menatap Cinta dari jauh.
“Dia sepertinya ustadzah yang mengisi pengajian hari ini” ucap Diki serius.
“Kalau itu aku sudah tahu Dakocan……” jawab Zayn gemes pada Diki.
“Maaf tuan disini tidak ada Dakocan tapi hanya ada Diki Candra, D-i-k-i C-a-n-d-r-a. Diki Candra.” ucap Diki mengulang nama nya penuh penekanan dengan mengeja hurufnya satu-satu.
“Sama saja” ucap Zayn.
“Owwhh tentu beda tuan. Diki Candra itu nama saya, asisten tuan yang tampan dan baik hati. Sedangkan Dakocan itu mainan anak kecil, saya pernah memainkannnya sewaktu kecil, saya rasa tuan belum pernah main Dakocan, makanya tuan sering sebut-sebut Dakocan, tenang tuan nanti saya carikan mainan itu.” Ucap Diki menegaskan sambil tersenyum.
“Kau!!!” Zayn merasa sedikit kesal namun wajahnya tetap datar.
“Heemmhh,,, Sepertinya masa kecil tuan memang benar-benar MKKB” ucap Diki sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Apa lagi itu!!!” ucap Zayn kesal tapi penasaran.
“Masa Kecil Kurang Bahagia. Hahaahahahah" ejek Diki.
"Dikiiiii!!!" ucap Zayn memelankan suaranya.
"Ya itu ungkapan yang tepat buat tuan muda, karena masa kecil tuan dihabiskan hanya untuk belajar dan belajar. Beda dengan saya yang masa kecil puas bermain, main layang-layang di padang rumput yang luas, main kelereng, main Da-ko-can bahkan bermain pantak lele." ucap Diki pamer pada Zayn.
"Sungguh kasihan saya dengan nasib tuan Zayn kecil, MKKB, hahaahahahah” goda Diki yang membuat Zayn makin kesal rasanya.
“Dakocaaaaann………” teriak Zayn berlari mengejar Diki.
“Hahaahahah,, kurasa lariku lebih cepat dari tuan Zayn karena sedari kecil aku sering main bola kasti dan sepak bola, hahahahahah” ejek Diki sambil berlari kearah dapur.
“Kauuuuuu” teriak Zayn sambil mengambil mangkok berisi tepung yang ada didapur basah.
“Aduuuhh” teriak Diki jatuh karena terpeleset tak jauh dari pintu toilet.
“Hahaahah, itu karma untukmu Dakocan, terimalah ini untuk mu, haahahahahah” tawa kejam Zayn.
Dengan senyum mengejeknya Zayn menyiramkan tepung putih itu dari jarak jauh kepada Diki yang masih terduduk pasrah ditempatnya.
“Astaghfirullahaladzim” ucap Cinta yang baru saja keluar dari toilet itu.
Melihat kekacauan yang dibuat oleh tuanya dengan cepat Diki beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Zayn.
“Yeess kesempatan kabur, hahahah,,, itu balasan untuk tuan yang kejam, selamat menikmati kekacauan yang tuan buat, wkwkwwkkwwkwk” ucap Diki dalam hati.
Kini tubuh Cinta dipenuhi dengan tepung berwarna putih hasil karya Zayn.
“Owhhh,,, maaf-maaf saya tidak sengaja” ucap Zayn berdiri kaku didepan Cinta.
“Apa yang anda lakukan pada saya??” Tanya Cinta sambil mengebas-ngebaskan tepung yang memenuhi wajah, kerudung dan pakaiannya.
“Itu, itu, tadi saya mau siram tepungnya ke laki-laki nakal yang ada disebelah kamu” ucap Zayn.
Cinta pun melihat kesebelahnya dan tidak ada satu orangpun yang ada disebelahnya.
“Loh, loh,,, kemana dia” ucap Zayn gugup.
Cinta menatap tajam pada Zayn. Zayn pun merasa ciut nyalinya melihat tatapan tajam Cinta.
“Dakocan,,, awas kau ya!!!!” geram Zayn dalam hati.
“Sungguh saya tidak bohong, tadi dia duduk disitu” Zayn menyakinkan.
“Saya bantu bersihkan” ucap Zayn hendak ikut mengebaskan tepung itu dibaju Cinta.
Cinta menghindar dan mundur kembali masuk dalam kamar mandi itu.
“Bukan muhrim!!!” ucap Cinta tegas.
“Owwh,, owwhhh, iya, maaf, maaf” Zayn gugup dan celingak-celinguk karena mati gaya.
“Ini, ini” ucap Zayn memberikan tisu dapur pada Cinta.
“Terima kasih” ucap Cinta menghapus tepung yang memenuhi wajahnya.
Betapa terkejutnya Zayn ketika melihat wajah wanita yang ada dihadapannya. Seketika tubuhnya bergetar hebat dan jantungnya berdegub kencang.
“Kamu???” ucap Zayn.
Cinta melirik melihat Zayn yang seolah terpaku melihatnya.
“Orang yang aneh” ucap Cinta merasa tak nyaman karena ditatap oleh Zayn.
“Emmhh, jaga matanya, tidak sopan, bukan muhrim” ucap Cinta.
“Owwhhh,,, owwwhhh,,,, maaf-maaf” ucap Zayn kikuk dan mengalihkan pandangannya.
“Ustadzah Cinta” panggil seorang wanita dengan dandanan modis.
“Nona Prinka” ucap Cinta.
“Kok ustadzah mandi tepung begini????” tanya Prinka bingung.
Sejenak Cinta melihat kearah Zayn.
“Wait,,, apa ini ulahmu Zayn???” tanya Prinka.
“Aku, aku, aku tidak sengaja, sungguh” jawab Zayn.
“Dasar bocah tampan tapi nakal, tidak sengaja kamu bilang, memangnya kamu mau ngapain dengan tepung itu, heeemmhh” Prinka menarik telinga Zayn.
“Owhh, sakit, sakit, lepasin Tante, aku bukan anak kecil dijewer-jewer begini” Zayn mengaduh kesakitan.
“Tante????” ucap Cinta karena kaget.
“Tante kamu bilang, heehh tanteeee, setua itukah kamu melihatku seperti tante-tante???” ucap Prinka tambah marah dan kini mencubit lengan Zayn.
“Tante kan memang tante ku” jawab Zayn membuat Prinka makin gemas rasanya.
“Zaynnnnn........” Prinka terus-menerus mencubit tubuh Zayn.
“Ampun, ampun, kuku panjangmu menyakitiku. Baiklah,,, Maafkan aku Kak Prinka, tolong hentikan ini” pinta Zayn.
“Nah begitu, panggil saja aku Kakak, Kak Prinka” ucap Prinka sambil mengebaskan rambut hitam panjang dan bergelombang diujungnya.
“Kakak?” sekali lagi Cinta berucap penuh kebingungan.
Cinta bingung, siapakah sebenarnya wanita yang ada dihadapannya ini, Tante ataukah Kakak dari laki-laki yang dipanggilnya Zayn itu.
“Owhh, maaf Ustadzah atas kelakuan bocah nakal ini, mari bersihkan dan berganti pakaian dikamar saya saja” ucap Prinka.
“Memangnya Tante ehh Kakak punya pakaian yang cocok dengan ehh,, Ustadzah ini?” tanya Zayn hati-hati.
“Owhh,, benar juga, karena pakaianku terbuka semua, ada si dress dan gaun tapi sepertinya terbuka juga, hehehhe” jawab Prinka malu-malu.
“Emhh, coba ku ambil dari kamar Mama, sepertinya Mama banyak gamis dan kerudung yang baru dibeli namun belum sempat dipakai” ucap Zayn.
“Zayn....” panggil Prinka.
“I am Okay” jawab Zayn dengan tatapan sendu.
“Okay, datanglah kekamar antarkan baju nya” ucap Prinka.
“Okay” jawab Zayn tersenyum tipis.
Zayn pun berlalu menuju kamar kedua orang tuanya, sedangka Cinta dan Prinka menuju kamar Prinka.
“Ustadzah ayo ikut ke kamar saya, kita kelantai dua ya, mari lewat sini” ajak Prinka.
Cinta pun bersama Prinka menuju lantai dua. Cinta begitu takjub dengan rumah ini. Cinta merasa bagaikan masuk ke dalam negeri dogeng dimana saat ini ia merasa berada didalam istana kerajaan seperti yang ada di buku dogeng yang pernah ia baca saat kecil dulu.
"MasyaAllah, sungguh megah rumah ini, Barokallah, semoga keberlahan selalu menyertai seisi rumah ini." ucap Cinta dalam hati.
Satu persatu kaki Cinta melangkah menaiki anak tangga, ada beberapa pintu yang mereka lewati, bagi Cinta rumah ini sudah seperti hotel bintang 7 bukan lagi bintang 5.
#tbc....
...Readers kesayangan dukung karya author ya dengan like, favoritkan, beri hadiah, vote, komentar dan share juga ya agar banyak yang baca karya author dan jangan lupa beri rating bintang 5 juga ya. 💖 U all readers 🤗😍...
Setelah melewati tiga pintu kamar, akhirnya Cinta sampai juga dikamar Prinka.
"Mari masuk" ajak Prinka.
"Iya nona, terima kasih" jawab Cinta.
“MasyaAllah, kamarnya besar banget, cantik dan mewah banget” ucap Cinta dalam hati.
“Ustadzah sini, ini kamar mandinya. Ustadzah bisa gunakan kamar mandi ini, jika Zayn sudah antarkan bajunya nanti saya antarkan ke ustadzah” ucap Prinka tersenyum manis.
“Baik, terima kasih” ucap Cinta bingung harus menyebut apa yang sesuai untuk Prinka.
“Oiya didalam sana ada beberapa jubah mandi dan handuk besar bisa ustadzah gunakan, pilih saja mana yang sesuai” ucap Prinka sambil mengedipkan matanya.
“Emhh. Oke, terima kasih” lagi Cinta merasa canggung.
Cinta membuka pintu kamar mandi itu, ketika masuk sekali lagi Cinta dibuat takjub dengan ruangan mewah yang ada dihadapannya dengan cermin yang membentang lebar dan meja-meja hias dengan peralatan make up yang super mewah menurut Cinta.
“Ini beneran kamar mandi, bahkan ukiran kamar ini lebih besar dari kamar tidur kami di rumah singgah. Dimana kamar mandi dan toiletnya, mengapa disini banyak pintu-pintu lagi. Sepertinya ini kamar didalam kamar” ucap Cinta bingung sekaligus takjub.
Ada 4 pintu didalam kamar itu, Cinta bingung harus masuk pintu yang mana. Cinta membuka pintu pertama, saat dibuka ada ruangan luas yang berisi pakaian.
“MasyaAllah,,, ini mah seperti toko yang jual pakaian” ucap Cinta sambil geleng-geleng kepala.
Cinta pun keluar menutup pintu pertama itu, lalu berjalan menuju pintu berikutnya.
“Semoga ini kamar mandinya” ucap Cinta lalu berdoa.
Cintapun membuka pintu kedua.
“MasyaAllah,,, kalau tadi toko baju, sekarang toko sepatu dan tas. Apakah begini rumah sultan ya” Cinta menutup pintu sambil geleng-geleng kepala.
“Yaa Allah,,, ini mah namanya bukan toilet tapi mall dalam kamar” ucap Cinta lalu menuju pintu ketiga.
“Kira-kira pintu mana menuju kamar mandinya, pasti salah satu dari pintu ini sih, apa aku langsung ke pintu ujung saja, kamar mandi sultan ternyata membuatku syok begini” Cinta bermonolog.
Cinta berada didepan pintu ketiga, awalnya Cinta ragu untuk membukanya namun rasa penasarannya begitu menggoda dan akhirnya Cinta pun membuka pintu ketiga itu.
“Ya mungkin saja ini kamar mandinya dan itu pintu toiletnya” ucap Cinta.
Krieeeeett.....
Cinta pun membuka pintu ketiga itu.
“Astaghfirullahaladzim.....” Cinta terkejut dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Seketika pintu utama yang disebut kamar mandi itupun dibuka.
“Ustadzah, ada apa???, ada kecoakkah, tapi rasanya mustahil kecoak bisa masuk” ucap Prinka kemudian masuk mendekati Cinta.
“Owhh tidak, tidak nona, bukan begitu” ucap Cinta gugup.
“Lalu,,, kenapa ustadzah seperti kaget dan masih belum mandi???” ucap Prinka bingung.
“Itu, itu, saya bingung pintu mana yang mengarah ke kamar mandinya” ucap Cinta sambil menggaruk kepalanya yang tertutup kerudung.
“Owhhh,,, maaf-maaf, saya lupa kasih tahu tadi” ucap Prinka lalu membuka kan pintu ke empat diruangan itu.
“Ini silahkan masuk” ucap Prinka pada Cinta.
“Owhh, iya terima kasih nona” ucap Cinta.
Ya, panggilan nona rasanya lebih tepat untuk wanita muda nan cantik yang ada dihadapan Cinta.
"Jangan panggil saya nona, panggil saja saya Kak Prinka, atau Prinka saja boleh" ucap Prinka terseyum ramah.
“Oiya, ini gamis dan kerudungnya, semoga cocok dengan ustadzah, ini baju baru belum dipakai tapi sudah dicuci agar nyaman pakainya. Ini baju almarhum Kak Talita Mamanya Zayn, Kak Lita badannya nggak jauh beda sama ustadzah jadi kurasa cocok” ucap Prinka.
“Apa nggak papa saya memakainya?” tanya Cinta melihat baju yang terlihat begitu elegan dan sudah bisa dipastikan harganya pasti mahal.
“Nggak papa, ku rasa baju itu memang diitakdirkan untuk bertemu dengan ustadzah” ucap Prinka tersenyum.
“Oiya saya tunggu diluar ya” ucap Prinka lalu meninggalkan Cinta sendiri.
“Yaa Allah, aku rasa gaji sebulanku mungkin nggak bisa kebeli baju ini kali ya” ucap Cinta.
Cinta hendak melangkah menuju pintu ke empat yang ternyata benar itu adalah kamar mandi, namun seketika ia melihat kesamping bahwa pintu ketiga itu belum ia tutup.
Cinta merasa malu melihat barang yang ada didalam ruangan itu, ruangan itu berisi gaun tidur, lingerie, bikini,dan juga pakai dalam yang memiliki berbagia macam motif dan warna. Semuanya tersusun rapi layaknya toko pakain dal wanita. Seketika Cinta menutup pintu itu sambil menutup matanya karena malu.
Cinta pun masuk kedalam kamar mandi yang dinggap Cinta kamar mandi super mewah dan menyilaukan matanya. Sungguh gaji nya setahun pun ia rasa takkan mampu hanya untuk membuat kamar mandi seperti ini.
Kamar mandi itu tertata rapi dan bersih, didalamnya pun ada wardrobe yang berisi handuk-handuk dan juga jubah mandi.
Kepala Cinta mulai pusing rasanya , sepertinya dengan segera mandi Cinta bisa kembali waras dari kebingungannya dengan kamar mandi sultan ini.
Lepas mandi Cinta pun keluar menggunakan setelan gamis berwarna salem itu, baju itu nampak pas ditubuhnya, tidak kebesaran ataupun kekecilan, Cinta terlihat begitu anggun memakainya.
Sepanjang dari depan pintu kesatu sampai pintu keempat diruangan itu terpasang cermin besar dan lebar yang menampilkan sosok pantulan bayangan Cinta dari ujung kaki sampai ujung kepala. yang terus berjalan menuju pintu utama kamar mandi itu.
Sepanjang perjalanannya menuju pintu utama kamar mandi itu, Cinta berjalan sambil terus menatap dirinya dicermin.
“MasyaAllah, sungguh ini bagian dari nikmat-Mu Yaa Allah, terima kasih karena sudah membuatku bisa melihat keindahan ruangan ini meskipun ini bukan milikku, tapi rasanya menyenangkan melihatnya. Semoga mereka semua bisa memanfaatkan ini semua dengan bijak dan berkah dalam kehidupan mereka.” Ucap hati Cinta.
Cinta pun keluar dan kini sudah kembali membersamai ibu-ibu yang ada diruangan itu.
“Ustadzah bagaimana kalau ustadzah mengajari kami mengaji, kita buat kelas mengaji saja” ucap seorang ibu.
“Iya saya setuju, saya benar-benar merasa rugi karena satu hurufpun saya tidak kenal dengan huruf Al-Qur’an” tambah seorang Ibu dengan pakaian glamor.
“Iya ustadzah, kita buat pertemuan pengajian saja, kita ikut waktunya ustadzah saja yang penting tiap hari biar kita bisa cepat lancar ngajinya dan dapat ceramah-ceramah menyegarkan dan menyadarkan kita juga dari kecintaan dunia ini” lagi seorang ibu yang lain menimpali.
“Yeeess, setuju, kita akan buka kelas pengajian, soal waktu kita akan serahkan pada ustadzah Cinta, kalau soal tempat dirumah ini saja juga boleh atau mau bergilir kerumah ibu-ibu juga boleh, atau di tempat istadzah juga boleh, gimana, sepakat?” tawar Prinka.
“Sepakat” jawab kompak semua ibu-ibu sosialita yang mendadak sadar ingat hari akhir karena mendengar tausiyah dari Cinta.
Mungkin karena Cinta masih muda jadi cara penyampaiannya pun lebih mudah diterima dan lebih segar dalam penyampaian tausiyahnya.
“Jadi, bagaimana Ustadzah???” tanya Prinka.
“Emhh.. untuk itu, saya diskusikan dulu dengan Ummi Salamah, Ummi Hilma, Ummi Tuti dan tentunya persetujuan dari Umma Tamara juga.” jawab Cinta.
“Jangan menolak kami yang buta akan ilmu agama ustadzah, terutama saya, entah mengapa mendengar ceramah ustadzah tadi hati saya jadi merasakan bahwa Tuhan itu memang ada dan saya sudah putuskan untuk yakin memeluk agama Islam, ustadzah bisa bantu saya untuk bersyahadat?” tanya Prinka.
“Bersayahadat???” Cinta kaget.
“Iya, pada dasarnya saya tidak percaya pada agama dan adanya Tuhan. Namun sejak Kak Brian dan Kak Talita menjadi mualaf, saya sering mendapati mereka sholat dan mengaji." cerita Prinka.
"Pemandangan itu membuat hati saya bergetar. Sebenarnya sebelum memutuskan untuk menajdi mualaf, mereka sudah mencari tahu tentang islam, membeli banyak buku tentang Islam dan membacanya. Kemudian sering datang ke Buya Mahfud di Rumah Kasih Sayang juga untuk belajar agama dan akhirnya mereka menatapkan diri untuk memeluk Islam bersama putra semata wayang mereka” ucap jujur Prinka.
"Begitukah????" ucap ibu-ibu yang ada diruangan itu.
“Meskipun hati ini sering bergetar mendengar suara adzan , namun saya masih gengsi untuk ikut membersamai mereka memeluk kepercayaan yang diyakini mereka, namun saat mendapati Kak Brian meninggal dalam sujud sholatnya membuat hati saya percaya bahwa kematian itu sungguh dekat dengan kita." Prinka mulai meneteskan air matanya.
"Ditambah lagi tiga hari setelahnya Kak Talita menyusul Kak Brian, Kak Talita meninggal sambil memegang Al-Qur’an dalam pelukannya. Mereka semua tersenyum dan tampak bahagia, mungkikah itu yang disebut husnul khotimah. Saya pun ingin meninggal dalam keadaan husnul khotimah” “ air mata Prinka sudah membanjiri wajahnya.
Semua yang ada diruangan itupun tersihir ijut meneteskan air mata mendengar cerita Prinka.
“Dan hari ini, ketika mendengar ceramah ustadzah Cinta membuat saya sadar bahwa kematian begitu dekat dan hari akhir itu pasti ada dan saya rasa sudah saatnya saya menyusul Kak Brian, Kak Talita dan Zayn untuk bersyahadat meyakini bahwa Tidak ada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rosul Allah” ucap Prinka tersenyum dalam linangan air matanya.
“Haaaaaa???” semua yang ada dirungan itupun kaget, mereka tidak menyangka ternyata sosok wanita cantik itu bukanlah seorang muslim.
“MasyaAllah,,, nona Prinka, saya bahagia mendengarnya, akan saya sampaikan niat nona pada Buya dan Umma-Umma yang ada di rumah kasih sayang” ucap Cinta ikut menangis lalu memeluk Prinka.
Pemandangan itu tak lepas dari penglihatan Zayn, sungguh Zayn merasakan kesejukan dihatinya, debaran jantunya semakin hebat ketika melihat betapa anggunnya wanita yang dilihatnya itu hingga mampu mengetuk hati Tantenya untuk se-Iman dengannya dengan bersyahadat.
“Cinta, sepertinya aku jatuh cinta padamu. Ma...Pa... sepertinya aku sudah menemukan wanita yang Mama Papa inginkan untuk membersamaiku” ucap Zayn dalam hati.
“Cinta maukah kamu menjadi istriku?” tanya Zayn.
#tbc....
...Readers kesayangan, happy reading. Jangan lupa dukung karya author dengan like, favorit, bantu beri hadiah, vote, rating bintang 5 dan tentunya tinggalkan jejak readers dengan komen dibawah ini ya agar author semamin semangat berkarya. 💖💖💖 U all readers 😍...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!