“Arka! Jangan lari lagi! Aku sudah tidak sanggup mengejarmu,” panggil Tia pada Arka dengan ngos - ngosan. Arka pun menghentikan langkah kakinya yang tengah berlari lalu menoleh ke belakang. Ia mengulurkan tangannya pada Tia dengan tersenyum.
“Kamu sudah lelah?” tanya Arka saat Tia sudah menggapai jemarinya.
“Hmmm,” balas Tia.
“Ayo kita pulang,” ajak Arka, Tia pun menganggukkan kepalanya. Mereka pun berjalan menjauhi pantai sambil bergandengan tangan.
Arka adalah seorang laki – laki berusia 18 tahun. Ia sedang menempuh pendidikan di SMA favorit di kotanya. Di sekolah itu kebanyakan yang menjadi murid adalah anak orang kaya.
Sedangkan Tia adalah gadis yatim piatu berusia 17 tahun yang satu sekolah sekaligus satu kelas dengan Arka. Tia termasuk siswi pintar dan teladan. Karena itu ia bisa bersekolah di SMA favorit dengan beasiswa. Ia tinggal di sebuah panti asuhan sejak bayi. Hingga saat ini ia tidak pernah mengetahui siapa orang tuanya.
Arka dan Tia menjalin hubungan menjadi sepasang kekasih sejak enam bulan yang lalu. Awalnya Tia menolak, karena ia sadar tidak pantas untuk bersanding dengan Arka yang kaya raya, tapi Arka selalu mengejar Tia hingga akhirnya Tia pun menerimanya. Tia adalah cinta pertama bagi Arka.
Hari ini adalah hari Minggu. Arka mengajak Tia untuk jalan-jalan di pantai. Pagi hari Arka menjemput Tia di panti asuhan dengan motor kesayangannya. Tia pun menyambut kedatangan Arka dengan suka cita.
Sesampainya di pantai, Arka dan Tia beristirahat di bawah pohon kelapa dengan minum es kelapa muda sambil melihat ombak yang saling berkejaran di tengah laut hingga ke pantai.
“Arka … “ panggil Tia dengan lembut.
“Iya … “ sahut Arka sambil menoleh ke arah Tia yang duduk di sampingnya.
“Apa kamu sangat mencintaiku?” tanya Tia pada Arka.
“Tentu saja, kamu gadis pertama yang bisa membuatku jatuh cinta,” jawab Arka sambil tersenyum.
“Tapi … apa keluargamu akan menerimaku? Asal usulku tidak jelas, Arka,” balas Tia dengan sedih.
“Aku akan melakukan apapun demi cinta kita. Percayalah … “ ucap Arka meyakinkan Tia. Tia pun tersenyum lalu memeluk Arka. Arka tersenyum sambil membelai puncak kepala Tia dan mengecup keningnya.
Setelah menghabiskan es kelapa mudanya, mereka bermain bersama di tepi pantai.
***
Sesampainya di panti asuhan, Tia turun dari motor Arka dan pamit untuk segera beristirahat karena tubuhnya merasa sangat lelah sekali. Arka pun melajukan motornya pergi setelah melihat Tia masuk ke dalam rumah.
Setelah masuk, Tia segera membersihkan tubuhnya lalu beristirahat di dalam kamarnya. Bu Fatimah, ibu panti yang merawat Tia sejak bayi tiba-tiba mengetuk pintunya.
“Tia, apa kamu sedang tidur?” tanya Bu Fatimah dari balik pintu kamar Tia.
“Belum Bu, silakan masuk, tidak dikunci,” jawab Tia dari dalam kamar lalu bangkit dari rebahannya.
Bu Fatimah membuka pintu kamar Tia lalu masuk dan duduk di tepi tempat tidur Tia.
“Kamu habis jalan sama Arka?” tanya Bu Fatimah dengan lembut.
“Iya Bu … ” jawab Tia dengan tersenyum.
“Ibu tidak melarang kamu menjalin hubungan sama Arka. Ibu hanya ingin mengingatkan Tia, Arka anak orang kaya, orang tuanya pasti menentang hubungan kalian. Mumpung hubungan kalian belum terlalu jauh, lebih baik kamu pikirkan baik-baik, Nak,” ucap Bu Fatimah menasehati. Setelah itu ia bangkit dan keluar dari kamar Tia lalu menutup pintunya.
Tia pun merenungkan nasihat dari Bu Fatimah. Memang semua itu ada benarnya, tapi Arka mengatakan bahwa ia sangat mencintai Tia dan akan melakukan apapun demi cinta mereka.
Sementara itu Arka baru saja sampai di rumahnya. Ketika ia masuk ke dalam rumah, mamanya yang sedang menonton televisi menyapa dari ruang tengah.
“Dari mana kamu Arka?” tanya Bu Widya mamanya Arka.
Arka pun menoleh pada mamanya dan berkata, “Jalan-jalan Ma.”
“Sama siapa?” tanya mamanya ingin tahu.
“Nanti ya Ma, Arka lelah mau mandi dulu,” jawab Arka lalu segera menaiki tangga secepatnya.
“ARKA! Mama belum selesai bicara!” ujar Bu Widya dengan lantang. Arka pun tidak menggubrisnya.
“Sudah Ma, Biarkan saja. Namanya anak muda, biarkan dia bergaul dengan teman – temannya. Jangan terlalu mengekangnya,” balas Pak Hendro papanya Arka.
“Mama tidak mau dia salah pergaulan, Pa. Arka anak kita satu-satunya,” ujar Bu Widya.
Arka adalah anak tunggal dari pasangan Hendro Sanjaya dan Widya Kusuma. Bu Widya tidak bisa memiliki anak lagi karena keguguran yang dialaminya saat mengandung anak kedua, sehingga rahimnya harus diangkat.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Arka naik ke atas tempat tidur dan bersandar pada sandaran tempat tidur. Ia mengambil ponsel di sampingnya lalu membuka galeri foto. Di sana ia membuka foto-fotonya bersama Tia saat di pantai tadi siang. Ia membelai wajah Tia pada layar ponselnya lalu tersenyum.
“Kamu wanita pertama dan terakhir di hidupku Tia … ” gumam Arka sambil tersenyum.
Setelah itu ia menaruh ponselnya dan bersiap-siap untuk tidur.
Satu jam kemudian Bu Widya mengetuk pintu kamar Arka untuk mengajaknya makan malam bersama.
Tok tok tok
“Arka.“ Bu Widya memanggil Arka sambil mengetuk pintu kamarnya.
Sudah tiga kali Bu Widya mengetuk dan memanggil nama Arka, tapi tidak ada sahutan sama sekali. Bu Widya pun membuka pintu kamar Arka yang ternyata tidak dikunci. Saat ia masuk ke dalam kamar Arka, ia geleng-geleng kepala saat melihat Arka tertidur dengan nyenyaknya.
Bu Widya pun menghampiri Arka dan duduk di samping tempat tidurnya. Ia membelai pipi Arka dengan lembut. Ia sangat menyayangi anak semata wayangnya itu.
Tidak berapa lama ponsel Arka berbunyi, pertanda ada pesan masuk. Arka pun segera membuka matanya saat mendengar ponselnya berbunyi. Suara itu adalah notifikasi khusus yang di setting Arka untuk panggilan dan pesan dari Tia.
Bu Widya tidak menyangka, Arka bisa segera bangun saat mendengar ponselnya berbunyi meskipun itu hanya sekali. Saat membuka matanya, Arka merasa terkejut melihat mamanya berada di dalam kamarnya.
“Kenapa Mama di sini?” tanya Arka sambil mengernyitkan dahinya.
“Dari tadi mama mengetuk pintu dan memanggilmu, tapi tidak ada sahutan. Makanya mama masuk. Ayo makan malam, papa sudah menunggu di bawah." Bu Widya menjelaskan dan mengajak Arka makan malam bersama.
“Mama duluan saja, nanti Arka nyusul. Mau cuci muka dulu Ma,” jawab Arka. Bu Widya pun menyetujuinya.
Setelah Bu Widya keluar dari kamarnya, Arka segera mengambil ponselnya dan membuka pesan dari kekasihnya itu. Selama enam bulan ini, kedua orang tua Arka masih belum mengetahui hubungan Arka dengan Tia.
Arka berusaha menyembunyikan hubungannya dengan Tia dari kedua orang tuanya. Ia sangat yakin kalau kedua orang tuanya akan menentang hubungannya dengan Tia.
Tia : Selamat malam Arka, kamu sedang apa? Jangan lupa belajar, besok kita ujian matematika.
Arka tersenyum saat membaca pesan dari Tia. Hatinya merasa tentram dan sangat bahagia.
Arka : Iya sayang, aku tidak akan lupa. Aku akan makan malam bersama mama dan papa. Jangan tidur larut malam. Apa kamu sudah makan malam?
Tia : Iya, aku sudah makan. Kalau begitu selamat makan, aku akan melanjutkan belajarku.
Arka : Selamat malam. Have a nice dream.
Setelah membaca pesan dari Arka, Tia tersenyum sambil membayangkan betapa bahagianya Arka bisa makan malam bersama kedua orang tuanya. Sedangkan dirinya, setiap hari makan bersama puluhan anak panti. Ia tetap bersyukur, tanpa panti ini, mungkin ia tidak bisa melihat dunia ini sekarang.
Setelah belajar, ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur bersiap untuk tidur.
Sementara itu, Arka di rumahnya sedang makan malam bersama kedua orang tuanya. Setelah makan, Pak Hendro membuka perbincangan.
“Arka, kamu anak papa satu – satunya. Tentunya kamu sudah tahu, kamu akan menjadi pewaris perusahaan GC yang didirikan kakekmu,” kata Pak Hendro pada Arka anak semata wayangnya.
“Iya, Arka tahu Pa … “ jawab Arka pasrah.
“Papa ingin kamu kuliah di Amerika setelah lulus SMA,” ucap Pak Hendro tiba – tiba. Tentu saja itu membuat Arka terkejut.
“Apa?! Di Amerika Pa? Itu jauh sekali. Arka tidak mau!” balas Arka menolak kemauan papanya.
“Di sana kamu akan mendapatkan ilmu bisnis yang lebih baik dari pada di sini Arka,” ujar Pak Hendro menasihati Arka.
“Tidak! Arka tidak mau Pa!” teriak Arka lalu berdiri dan meninggalkan meja makan. Ia berlari menaiki tangga lalu masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya.
Pak Hendro dan Bu Widya menjadi heran, Arka tidak pernah menolak apapun yang mereka katakan, tapi akhir – akhir ini Arka sering membantah.
“Ada apa dengan anak itu?” tanya Pak Hendro pada istrinya.
“Mama juga tidak tahu Pa,” jawab Bu Widya sambil menaikkan kedua bahunya.
Sementara itu di dalam kamar, Arka berbaring di atas tempat tidurnya sambil memeluk guling. Ia memikirkan kata – kata papanya yang menyuruhnya kuliah di Amerika. Tentu saja ia menolaknya, karena apabila ia kuliah di Amerika, ia tidak akan bisa bertemu dengan Tia kekasihnya. Tidak lama kemudian Arka tertidur. Ia lupa tidak belajar untuk ujian Matematika besok.
***
Keesokan paginya, saat Arka masuk ke dalam kelasnya, seperti biasa, hal pertama yang ia lakukan adalah menghampiri bangku Tia.
“Cieee … “ celetuk Salsa, sahabat Tia yang sebangku dengan Tia.
“Apaan sih,” balas Tia sambil memukul lengan Salsa.
“Arka, kamu sudah belajar kan untuk ujian pagi ini?” tanya Tia pada Arka.
“Astaga, aku lupa sayang, tadi malam aku ketiduran. Enggak apa – apa deh, aku masih ingat beberapa pelajarannya juga,” balas Arka sambil tersenyum.
Tidak berapa lama bel tanda masuk berbunyi. Guru mata pelajaran matematika pun datang dengan tumpukan lembaran soal ujian di tangannya.
Setelah semua murid duduk dengan tenang dan berdoa, Bu Alya guru matematika itu membagikan soal matematika pada semua muridnya.
“Silakan dikerjakan, waktunya 60 menit mulai dari sekarang!” ujar Bu Alya saat sudah selesai membagikan semua kertas soal pada semua muridnya.
Arka mulai membaca soal pada kertas di depannya dan mengerjakan soal satu demi satu. Ia tidak merasa kesulitan karena ia termasuk siswa pandai di kelasnya setelah Tia.
Tia melirik Arka yang tengah mengerjakan soal dengan serius. Ia tersenyum saat melihat Arka mengerjakan soal dengan lancarnya, karena tdi malam Arka tidak belajar, Tia jadi khawatir Arka tidak bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.
Enam puluh menit kemudian, Bu Alya mengumumkan bahwa waktu sudah habis. Semua murid diharapakan mengumpulkan kertas jawabannya baik sudah selesai atau belum selesai.
Arka dan Tia berdiri terlebih dahulu daripada teman – teman yang lainnya untuk mengumpulkan kertas jawaban ke depan kelas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!