Pernikahan yang di landaskan dengan cinta adalah sebuah pernikahan yang di impikan semua orang.
Penerimaan keluarga juga akan menjadi hal yang sangat luar biasa bagi ke duanya
Lain halnya dengan pernikahan yang terjadi antara Dion dan Tania setelah mengalami beberapa kali masalah dalam hubungan.
Namun, ada permasalahan yang membuat pernikahan mereka terguncang akibat tidak ada restu salah satu dari kedua orang tua Dion.
🌼🌼🌼
Tania adalah seorang wanita cantik yang tinggal dengan sang ayah dan adik laki-lakinya. Ibunya sudah meninggal sejak sang ibu melahirkan sang adik.
Tapi tidak lama ayah Tania menikah dengan seorang wanita berparas cantik dan lembut yang bernama Dewi.
Dewi sangat perhatian pada Tania dan Sang adik. Tania juga sangat menyayangi sang ibu sambung.
Masa SMA adalah masa yang sangat indah kata orang. Di sana kita akan menemukan cinta sejati untuk kemudian hari.
Jatuh cinta pada usia 17 tahun menjadi hal yang sangat manis jika di kenang untuk masa depan.
Hari ini tahun ke dua Tania berada di sekolah itu. Tani berpenampilan biasa layaknya anak SMA lainnya.
Selama SMA ia tidak pernah menerima pembullyan seperti dulu. Di sana ia merasa sangat damai untuk bersekolah. Mungkin siswa dan siswi menerima semua keadaan siswa nya.
Masa sekolah SD dan SMP menjadi masa yang berat untuk di lalui Tania. Bagaimana tidak ia di bully habis habisan oleh teman sekelas nya.
Mereka membully Tania hanya karena dulu tubuh Tania lebih gembul dari pada sekarang.
Meskipun ia gembul tapi tetap saja banyak siswa laki laki yang menyukai dirinya. Karena hal itu membuat siswi perempuan yang berpenampilan menarik dari dirinya iri.
Tapi pernah melaporkan kejadian yang menimpanya ke kepala sekolah itu tapi lagi lagi dia di tolak karena siswi yang membully nya adalah seorang anak donatur terbesar di sekolah itu.
Tania menyerah dan akhirnya ia menghabiskan tiga tahun untuk menerima semua bully an itu. Ia yakin bahwa akan ada hari yang bahagia untuk dirinya nanti.
Selama masa SMA Tania sedikit mengubah penampilan nya. Ia memakai kacamata dan rambut yang di kepang. Ia berpenampilan seperti itu agar tidak ada yang menyukai dirinya.
Tapi ternyata ide nya itu salah. Masih ada juga seorang laki-laki yang menyukai dirinya. Ia awalnya berteman dengan Tania. Tapi lama-lama laki-laki itu menyatakan cinta pada Tania.
Tania menolak dan mengatakan bahwa kemungkinan muncul rasa cinta itu karena terbawa perasaan selama mereka berteman.
Namun laki laki itu tetap tidak menyerah untuk mendapatkan Cinta Tania. Tania luluh dan menerima cinta dari laki laki teman sekelas nya bernama Dion Willy Zain.
"Aku benar jatuh cinta pada mu, ini bukan karena terbawa suasana seperti yang kamu katakan. Aku serius dengan ucapan ku Tan" ujar Dion.
"Tapi aku tidak bisa Dion. aku tidak menganggap kamu lebih dari seorang teman" tolak Tania.
"Jika kamu tidak memiliki perasaan padaku saat ini, aku faham. Tapi jangan menjauhi dari aku, biarkan aku membuat kamu jatuh cinta padaku" pinta Dion.
"Baiklah" balas Tania.
Seiring berjalannya waktu Tania jatuh cinta pada Dion dengan segala perhatian yang di berikan Dion padanya. Tania benar benar luluh.
Setelah jatuh cinta pada Dion, Tania masih di hantui rasa khawatir dengan keluarga Dion jika ia tau hubungan Dion dengan dirinya.
Siapa yang tidak tau dengan keluarga Zain. Keluarga terpandang di kota M. Tania takut untuk berhubungan dengan salah satu pewaris keluarga Zain.
Meskipun keluarga Zain dipandang baik tapi tentu saja mereka tidak akan menerima Tania sebagai menantu.
Tania memikirkan kejauhan sebab sekarang ini sudah memasuki tahun terakhir di SMA itu. Hubungan nya dengan Dion juga masih bertahan dan semakin mesra hingga saat ini.
"Tan... kita makan di kantin yok" ajak Dion.
"Eh.. ayok" balas Tania.
Mereka bergandengan tangan menuju kantin. Tidak ada nama panggilan yang mereka tetap kan karena Tania tidak menyukai hal hal seperti itu.
Hubungan mereka bisa di bilang kedua duanya bucin satu sama lain. Mereka tidak pernah menyembunyikan apapun dan selalu terbuka.
Dion juga pernah ke rumah Tania dan berkenalan dengan Ayah Tania. Tapi Tania menolak untuk bertemu dengan keluarga Dion. Ia merasa kerdil dengan keluarga Dion.
Dion memberikan pengertian bahwa keluarga nya akan menerima Tania dengan baik. Tapi Tania tetap menolak, ia beralasan akan bertemu jika ia benar-benar sudah siap.
Dion sangat berharap hubungan mereka hingga jenjang pernikahan. Dion yang bertipikal orang yang setia pada satu wanita. Jika ia sudah jatuh cinta maka akan selamanya wanita itu akan menjadi miliknya.
Selama menjalani hubungan dengan Tania ia merasakan perasaan bahagia yang sangat luar biasa. Ia jatuh cinta begitu dalam dengan Tania.
"Nanti kita kerumah aku ya, mama aku ingin bertemu dengan kamu" ujar Dion.
"Tapi Yon.. aku belum siap" balas Tania takut.
"Tan.. mama aku baik kok orang nya. Dia juga ingin bertemu dengan kamu, wanita yang selama ini telah memenuhi relung hatiku. Dia akan sangat berterima kasih pada kamu" Dion mencoba meyakinkan Tania.
"Hmm... baiklah" balas Tania.
"Tuhan.. semoga nanti mama Dion menerima aku dengan baik. Jika memang ia menolak aku semoga ia mengatakan hal itu dengan cara yang baik juga" harap Tania dalam hati.
"Nanti malam aku jemput ya di rumah, kasih tau sama ayah kamu kalau kita akan ke rumah aku. Nanti ayah kamu kirain mau bawa kamu kemana" ucap Dion.
"Iya.. nanti aku kasih tau sama ayah" balas Tania.
Malam yang di tunggu akhirnya tiba. Mobil Dion sudah bertengger di depan rumah Tania. Dion turun dan di sambut hangat oleh orang tua Tania.
Dion berbincang-bincang dengan orang tua Tania sembari menunggu kedatangan sang pujaan hati.
"Nak Dion.. kami harap mama nak Dion menerima keadaan Tania" ujar Dewi ibu Tania.
"Mama senang kok Bu, mama yang menyuruh Dion membawa Tania ke rumah" ucap Dion.
"Maaf kan ibu, ibu tidak bermaksud berpikiran buruk tentang mama nak Dion" Rasa bersalah ibu Tania.
"Enggak apa Bu, Dion paham kekhawatiran ibu" balas Dion.
"Ayok..." ujar Tania yang sudah siap.
Dion tersenyum dan mengangguk.
"Tania pergi ya yah" pamit Tania dan mencium tangan Ayahnya.
"Iya nak.. hati hati ya" balas ayah.
"Dion pamit ayah" ucap Dion ikut mencium tangan ayah Tania.
"Iya nak.. hati hati bawa mobilnya" ucap ayah Tania melambaikan tangannya.
...****************...
Author kembali dengan cerita baru🤭
cerita ini ada hubungannya dengan cerita sebelumnya di "Menemukan Ibu".
Ini kisah dari dua toko di cerita menemukan Ibu.
Ikuti terus ya ceritanya 😀
Rasa gugup mendera hati Tania. Ia sangat takut untuk berjumpa dengan mama Dion. Merasakan kegugupan Tania Dion menggenggam tangan Tania dan tersenyum hangat.
"Tenanglah,,, ada aku di sini. Kamu jangan takut"
"Iya Di"
"Aku janji akan lindungi kamu kalau mama marah sama kamu nanti"
"Aku akan tetap mempertahankan dirimu apapun yang terjadi" Dion menggenggam erat tangan Tania.
Tania tersenyum tipis menanggapi ucapan Dion.
"Ayo kita masuk" ucap Dion. Tania mengangguk kan kepala nya.
"Mama!! " panggil Dion.
"Mama!! pacar Dion udah datang" teriak Dion.
Tak lama bunyi telapak kaki yang menghampiri mereka. Semakin dekat bunyi telapak kaki itu semakin cepat juga jantung Tania berdetak.
Tania menjadi semakin takut hingga tubuhnya gemetar. Ia mengedip ngedip matanya. Ia sangat sangat takut.
"Tan.. tenanglah" bisik Dion.
"Kamu sudah sampai sayang" ujar mama Ami mama Dion.
"Iya ma.. Dion membawa pacar Dion, namanya Tania" tunjuk Dion pada Tania yang berada di sebelah nya.
"Ya ampun.. kamu cantik sekali" sapa mama Ami.
Tania menyalami tangan mama Ami.
Mama Ami memeluk Tania dan cipika-cipiki. Dion dan Tania bernafas lega. Setidaknya mama Dion menyambut kedatangan Tania dengan baik.
"Ayo sayang.. kita makan malam bersama, mama sudah mempersiapkan segalanya" ajak mama Ami menarik tangan Tania dengan pelan sembari tersenyum hangat.
"Iya Tante" balas Tania.
Mereka akhirnya duduk di meja makan dan menyantap makanan yang telah di hidangkan.
Tak ada percakapan yang terjadi, sebab mama Ami kurang suka jika sedang makan berbicara.
Menurut nya lebih baik jika tengah makan maka makan terlebih dahulu. Jika ingin berbicara maka setelah nya.
"Tania satu kelas dengan Dion?" tanya mam Ami yang sedang duduk di ruang tengah dengan Tania.
Sedangkan Dion sedang di kamarnya mengambil jaket.
"Iya tante" jawab Tania mengangguk.
"Sudah berapa lama kalian berhubungan?" tanya kembali mama Ami.
"Sudah hampir 2 tahunan" jawab Tania dengan takut.
"Sudah taulah ya sifat masing-masing" mama Ami berusaha akrab dengan Tania.
"Iya tante, begitulah"
"Tante senang kok asalkan anak tante juga senang. Sebentar lagi kalian akan menyelesaikan sekolah SMA jadi kalian akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan" balas mama Ami dengan senyuman. Tania mengangguk dan membalas senyumannya mama Ami.
"Ayah kamu kerja apa?" mama Ami mulai mencocokan bibit, bobot Tania dengan Dion anaknya.
"Ayah saya membuka sebuah toko kelontong tan" jawab Tania gugup.
Tania sangat takut jika mama Ami tidak akan menerima dirinya ketika mengetahui keadaan keluarganya.
"Oh" raut wajah mama Ami berubah datar tapi masih dengan senyum terpaksa nya.
"Kalau ibu kamu?" lanjut mama Ami.
"Ibu saya hanya ibu rumah tangga" jawab Tania meremas ujung bajunya.
"Kamu tinggal bertiga saja?" selidik mama Ami.
"Tidak tan, saya memiliki adik laki-laki berusia 10 tahun" balas Tania.
"Owh"
"Aku kira di sejajar dengan keluarga ku, ternyata aku salah. Sekarang biarkan saja mereka seperti itu, akan ada masanya mereka harus berpisah. Tidak bisa terbayangkan bagaimana jika mereka sampai ke pernikahan, yang ada aku jadi malu dengan teman teman arisan" batin mama Ami sembari menatap tak suka pada Tania yang menunduk.
"Apa lagi anggota keluarga ada tiga, aku tidak mau Dion yang akan menanggung semua kebutuhan hidup gadis ini dan keluarga nya" lanjutnya.
"Dia memang cantik tapi aku tetap tidak bisa menerima nya. Ini tidak boleh dilanjutkan" batin mama Ami.
"Aku akan kembali melanjutkan rencana perjodohan Dion yang dulu" tekad mama Ami.
Mama Ami terdiam cukup lama. Tidak ada percakapan yang terjadi lagi hingga suara telapak kaki seseorang menghampiri mereka.
Dion menghampiri Tania membawa jaketnya. Ia mengenakan jaket itu pada Tania di depan mamanya. Dion melakukan semua itu karena cuaca malam ini sangat dingin. Ia takut Tania akan kedinginan, apalagi dia tau kalau Tania tidak tahan dengan cuaca dingin.
Tania tersentak merasa tidak enak pada mama Ami saat Dion mengenakan jaket pada tubuhnya.
Mama Ami tersenyum tipis melihat kehangatan Dion pada Tania. Sedangkan Dion mengembangkan senyumannya.
"Mama.. aku antar Tania dulu ya, ini sudah malam tidak enak dengan orang tua nya nanti" pamit Dion pada mama Ami.
"Iya sayang, hati hati ya" balas mama Ami.
Dion menyalami tangan mama Ami, ketika Tania hendak menyalami tangan mama Ami, mama Dion sedikit menarik tangan nya.
Tania tersentak. "Sepertinya mama Dion mulai tidak menyukai diriku setelah dia tau kebenaran tentang keadaan keluargaku" batin Tania.
"Kami permisi tante" ujar Tania. Mama Ami mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata apa pun.
Dion mengiring Tania menuju mobilnya. Membuka pintu mobil untuk Tania.
"Bagaimana tadi? apa yang kamu bicarakan dengan mamaku?" tanya Dion.
"Em.. tidak ada. kami hanya berbasa-basi" jawab Tania tersenyum tipis.
Dion merasakan ada getaran aneh pada suara Tania. ia merasa sepertinya Tania cemas dan kecewa.
"Hei... apa yang terjadi? apa mamaku menyakiti dirimu?" tanya Dion khawatir.
"Tidak.." jawab Tania cepat.
"Terus kenapa aku merasa kamu sedang memikirkan sesuatu atau kamu kurang senang dengan mamaku?" tanya Dion.
"Tidak.. aku senang kok, mama kamu menerima aku dengan hangat. Aku hanya sedang memikirkan tentang masa depan kita setelah tamat SMA tahun ini. Aku hanya memikirkan apakah aku dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana" jawab Tania.
"Kamu tenang saja. Masalah biaya aku sudah memberi tau papa. Nanti uang kuliah mu akan di tanggung oleh papaku dan kamu akan kuliah sekampus denganku"
Tania membelalak matanya. "Jangan Di... kenapa kamu melakukan semua itu?"
"Ya.. karena aku ingi kita tetap bersama" jawab Dion. Tania diam tak bersuara.
"Kenapa?? kamu tidak ingin kita kuliah di kampus yang sama? kamu sudah bosan dengan ku yang selalu berada di sekitar mu?" tanya Dion sedih.
"Eh.. tidak.. bukan seperti itu. Aku hanya tidak bisa menerima semua itu Di. Sebaiknya kamu bicarakan pada papa kamu untuk membatalkan semuanya" jawab Tania.
"Tapi.."
"Ku mohon.. biarkan aku membiayai kebutuhan pendidikan ku kelak, aku akan bekerja dulu selama satu tahun setelah itu akan melanjutkan kuliah ku" ujar Tania memohon.
"Tapi nanti kita tidak akan sering bertemu" balas Dion mengiba.
"Kami tenang saja aku akan mencari pekerjaan yang berada di sekitar kampus kamu. Nanti kita akan melihat satu sama lain saat jam istirahat dan kita juga bisa berkencan saat aku libur kerja" ucap Tania.
"Hmm... baiklah.. aku akan mengabulkan permintaan mu. Padahal aku sangat ingin kita kuliah di tahun dan kampus yang sama" balas Dion.
"Hmm.. Didi ku sangat manis" balas Tania mencubit gemas pipi Dion.
Seketika Dion mengembangkan senyumannya dengan sempurna. Ia menggenggam tangan Tania.
Dion melajukan mobilnya menuju rumah Tania.
...****************...
...Hai guys.. author menyapa dengan cerita Dion dan Tania. Ikuti terus ya 😘...
Jangan lupa juga untuk mampir di cerita author menemukan Ibu.
Jangan lupa
Like
Komentar
and Vote 😉
Hari ini menjadi hari bersejarah bagi Dion dan Tania sebab hari ini menjadi hari dimana masa SMA mereka berakhir dan melanjutkan perjalanan untuk masa depan.
Tania dan Dion berfoto bersama teman teman mereka yang lainnya.
Tania yang masih dengan selimut kegundahan di hati nya sebab beberapa hari yang lalu iya menerima sebuah surat kaleng. Dan yang paling membuat Tania terkejut di sana tertulis agar ia menjauhi Dion dan memutuskan hubungan cinta mereka.
Awalnya Tania tidak peduli dengan surah itu tapi setelah seminggu ini iya menerima surat itu dengan isi surat yang sama dengan bungkusan yang berbeda.
"Tan.. aku bahagia hari ini tapi aku juga sedih sebab setelah ini aku melanjutkan kuliah ku dan kamu bekerja" lirih Dion.
"Kan sudah aku katakan kalau kita masih bisa bertemu kembali dan berkencan" balas Tania.
" Iya,, jadi bagaimana? apa kamu sudah mendapatkan pekerjaan itu?" tanya Dion.
"Sudah.. meskipun jaraknya agak sedikit jauh dari kampus mu"
" Tidak apa apa yang penting aku masih bisa melihat wajah mu" balas Dion.
"Kamu jangan genit genit di kampus dan jangan tebar pesona" ancam Tania.
"Kalau mereka duluan yang mengejar aku tidak apa kan" canda Dion.
Tania menatap Dion dengan tatapan tajam. Dion tergelak melihat ekspresi wajah Tania.
"Kamu sangat lucu Tan" balas Dion.
"Mana ada wanita yang dapat meluluhkan hatiku Tan. Hanya kamu satu satunya wanita yang ingin aku habiskan sisa hidupku" ujar Dion. Tania memukul lengan Dion deng gemas.
"Aku tau itu di.. tapi aku rasa agar hubungan kita sampai pada tahap pernikahan sangat lah sulit" batin Tania menatap penuh arti pada Dion.
"Aku rasa mama mu tidak menyetujui hubungan ini setelah dia tau kebenaran tentang keadaan keluargaku. Aku hanya berharap jika kamu dan aku tidak bisa bersama di kemudian hari, semoga kita berpisah dengan cara yang baik baik. Aku akan bahagia jika melihat kamu bahagia dan sangat bahagia jika hubungan kamu dan mama kamu tidak rusak hanya gara gara kehadiran aku di hidupmu yang tidak bisa di terima oleh mamamu" harap Tania dalam hati.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tiga bulan berlalu dan pada hari ini Dion sah menjadi seorang Mahasiswa yang berkuliah di kampus ternama kota M.
Hari pertama kuliah saja sudah membuat banyak wanita wanita memuja dan menggilai ketampanan Dion.
Dion sedikit risih tapi ia mencoba biasa saja. Ia hanya ingin terkesan ramah saja tidak sombong.
Bertepatan dengan hari yang sama Tania juga sudah bekerja di sebuah cafe dekat kampus Dion.
Tania sudah bekerja selama dua bulan lebih. Ia sangat bahagia akhirnya mendapatkan pekerjaan dan gaji yang bisa ia gunakan untuk membiayai adik nya.
Meskipun ayah Tania masih sehat sehat saja tapi Tania ingin memberikan sebagian gajinya untuk keluarga nya sebagai ucapan terimakasih atas pengorbanan orang tua nya selama ini.
Ayah dan ibu nya pernah mengatakan kepada Tania agar kuliah saja, nanti soal biaya akan di carikan oleh ayah nya.
Namun Tania menolak dengan alasan ia hanya ingin mandiri agar tidak membebani orang tua nya.
Tania ingin dia sendiri yang membayar semua biaya perkuliahan nya. Nanti jika ia kuliah ia tau betul bagaimana susah nya mencari uang, sehingga ia akan giat belajar nya.
Hubungan Tania dengan Dion sejauh ini baik baik saja. Meskipun baru sekarang ia bertemu dengan Dion.
Dion sangat senang akhirnya bisa bertemu dengan pujaan hatinya setelah dua bulan terakhir sibuk dengan berkas berkas mengenai Perkuliahan nya.
"Ta... aku sangat senang akhirnya bertemu kembali meskipun sekarang kita memiliki kesibukan yang berbeda" ujar Dion memeluk tubuh Tania.
"Kenapa ganti cara memanggil namaku?"tanya Tania.
"Tidak ada.. aku hanya ingin mengganti nya" cengir Dion.
"Kau ini" cubit gemas pipi Dion. mereka tertawa bersama.
Terlihat di sana ada seseorang sedang menatap tajam kearah mereka, ia mengepalkan tangannya.
"Dasar tak tau diri" gerutu orang itu.
...****************...
Sebulan sudah Dion menjalankan tugas nya sebagai mahasiswa. Ia menikmati hari hari nya.
Jika terlalu banyak tugas yang menumpuk Dion akan ke kafe tempat Tania bekerja. Ia di sana hanya duduk memperhatikan Tania yang sedang fokus bekerja.
Ia melakukan hal itu agar ia tetap kembali semangat kuliah nya dan mengerjakan tugasnya.
Sesekali nanti Tania akan menghampiri Dion. Ia juga tidak ingin bos nya memberikan cap padanya sebagai karyawan yang hanya tau pacaran.
Terkadang ada karyawan di sana yang kurang suka dengan Tania.
Tania mencoba tidak peduli dengan maki, hinaan dan cacian mereka. Tania kembali fokus pada kerjanya.
"Cih... kalau mau pacaran, pacaran saja. Tau kan dimana tempat pacaran bukan di sini" ujar salah satu pembenci Tania.
"Benar itu, kalau kerja, kerja saja jangan pacaran" saut yang lain.
"Dasar anak muda sekarang, tidak tau tempat" timpal seorang lagi.
Tania hanya menatap kearah mereka tanpa berniat membalasnya.
"Apa? ngapain kamu lihat lihat kami? mau gue congkel tu mata" hardik pembenci itu.
Mereka mendorong tubuh Tania dengan kuat. untung saja ia tidak memegang sesuatu apa pun. Jadi hanya dirinya yang sedikit terpental.
"Kalian apa apaan sih? kenapa gitu sama Tania? memangnya dia salah apa?" hardik Chika teman kerja Tania.
"Hei anak ingusan! jangan coba melawan kami ya! Ingat kalian itu sama sama anak ingusan" saut pembenci Tania.
"Masih mending ya kami ini anak ingusan yang bisa membersihkan ingusnya sendiri dari pada kalian sudah tidak ingusan lagi tapi seperti anak ingusan" balas Chika meninggi.
"Kamu..." ucapan Chika terpotong kala melihat gelengan kepala Tania padanya.
"Tapi mereka sudah keterlaluan Tan, memangnya apa salah kamu, memangnya kamu merebut pacar mereka hah? ah.. aku tau mereka itu iri kan karena pacar kamu itu sangat tampan" balas Chika pada Tania seketika membuat tiga pembenci itu marah.
"Sudahlah Chi.. jangan memperbesar masalah nya" ucap Tania.
"Baiklah para senior ku yang terhormat, jika aku berbuat salah pada kalian, menyakiti hati kalian, maafkan aku" ujar Tania hormat dengan kepalanya menunduk.
Sungguh Tania sangat bosan jika tiap hari masalah nya hanya itu itu saja. Ia akan di marahi oleh rekan kerjanya setelah ia bertemu dengan Dion.
"Hemm.." balas pembenci Tania dengan kesal.
Para pembenci itu berlalu pergi dari kamar ganti khusus karyawan wanita itu.
"Aku heran sama kamu Tan, mau mau aja minta maaf sama mereka yang jelas-jelas sudah terlalu sering melukai kamu"
"Aku akan melapor pada pak bos dan mengatakan semua kejahatan mereka" ujar Chika membara.
"Jangan Chi.. kita di sini bekerja buka mencari musuh"
"Tapi Tan mereka sudah sangat keterlaluan" balas Chika.
"Tidak apa apa Chi.. mereka hanya marah karena aku punya pacar seperti Dion yang tampan itu" cecar Tania.
"Ish.. kau ini masih bisa saja bercanda" balas Chika.
Mereka menyudahi pembicaraan dan bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing sebab hari muka gelap dan sudah waktunya beristirahat.
...****************...
...Terimakasih banyak atas dukungannya 😊...
...Jangan lupa mampir di cerita author Menemukan Ibu ya🙏...
Jangan lupa
like
komentar
and Vote 😉
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!