NovelToon NovelToon

Mahawira Sang Chiran Jiwin

ch 1. Kelahiran sang Chiran Jiwin

Dipuncak pegunungan Ganda Madana, disebuah pondok kecil nan asri dengan halaman yang sangat luas dengan banyak pepohonan dan berbagai tanaman yang berbuah lebat sangat menggugah selera, karna sebagian sudah mulai matang dengan warna kuning kemerahan serta memancarkan bau yang harum.

Sebagian besar tanaman buah yang beragam jenisnya sudang mulai matang dengan warna warni yang cerah.

Sementara itu banyak orang yang duduk hening diatas tanah dibawah pepohonan tanpa ada seorangpun yang bersuara diantara mereka, sama sekali tidak terpengaruh dengan bau buah-buahan yang mengundang selera, pandangan mereka terfokus pada pondok kecil didepan mereka.

"Ayah apa Ibunda baik-baik saja," tanya anak kecil yang terlihat berusia sekitar lima tahun.

"Tenanglah Buana!, Ibunda mu akan baik-baik saja," jawab lelaki dengan perawakan tinggi kekar dengan rambut digelung rapi, walaupun terlihat tenang namun didalam hatinya gelisah menunggu kelahiran anak ketiganya.

"Apakah aku boleh menengok Bunda kedalam ?" tanya anak yang lebih muda dengan usia sekitar 3 tahun.

"Tunggulah sampai adikmu lahir Loka," jawab Rsi Bergunatha sambil menarik anak kecil itu ke pangkuannya setelah mendudukkan dirinya disebuah kursi kayu.

"krieeeet"

Suara pintu dibuka membuat semua orang melihat kearah yang sama, seorang perempuan tua keluar dari bilik menggendong bayi yang terlihat memancarkan cahaya redup, terlihat sangat sehat kulitnya coklat sawo matang pupil matanya hitam cerah tulangnya terlihat kokoh.

Tiga puluh menit yang lalu saat sang bayi lahir tanpa tangisan, kemudian cahaya terang memenuhi kamar Dewi Nila Candra.

Keajaiban terjadi, dukun beranak yang terlihat biasa saja tanpa diduga memancarkan cahaya dan seketika Dewi Nila Candra sembuh pasca melahirkan, tiada bekas luka atau kelelahan yang nampak dari tubuhnya bahkan terlihat semakin cantik.

"Aku memberimu anugrah awet muda tak akan menua sampai habis usia, selalu terlihat seperti gadis usia dua puluh tahun dan anakmu akan menjadi pendekar penguasa alam."

Kemudian ibu tua itu menyentuh kening si bayi terlihat cahaya memancar dari telunjuknya memasuki kening sang bayi,

"Lakukan segalanya sesuai harapanmu ingat jangan nakal !!!"

Sang bayi tersenyum sambil menjawab dengan bahasa batin, "Baik permaisuri" Cahaya yang masuk di kening sang bayi membuat dia mengingat siapa dirinya dan tujuan kelahirannya.

"Tidak kudengar ada tangisan saat kelahirannya apakah Dinda Dewi baik baik saja Bibi ?"

tanya Bergunatha pada sang dukun beranak.

"Anakmu istimewa Tuan, dan istrimu sedang membersihkan diri sebentar lagi pasti keluar,"

jawab sang dukun beranak seraya keluar menuju halaman.

"Sebentar Bibi !, aku belum memberikan hadiah atas pertolonganmu."

"Tidak perlu Tuan, yang harus kulakukan sudah aku lakukan selebihnya jaga dan didiklah putramu dengan baik," sambil bergegas pergi meninggalkan pondok.

Sesaat kemudian Dewi Nila Candra keluar dengan wajah dan aura yang semakin menarik, Rsi Bergunatha heran melihat perubahan yang terjadi pada istrinya.

"Siapa nama yang Kanda beri untuk putra ketiga kita,"

"Maha Wira,"

Dewi Nila Candra mengulurkan tangan untuk menggendong sang bayi.

Sementara orang yang berkumpul dihalaman mulai mendekat untuk melihat sang bayi,

"Aku datang untuk memberi putramu hadiah wahai Rsi," kata Rsi tua yang rambut, kumis serta jenggot panjangnya sudah putih semua.

"Apakah Tuan pemimpin dari semua Rsi yang hadir disini ?" tanya Rsi Bergunatha.

"Demikianlah Rsi, bolehkah kami menyentuh putramu" kata pemimpin para Rsi.

"Silahkan" jawab Rsi Bergunatha, satu persatu semua Rsi itu menyentuh kaki sang bayi kemudian cahaya redup dari sang bayi perlahan memudar dan akhirnya hilang.

"Itu lebih baik demi keselamatannya"

Sang pemimpin para Rsi berkata ketika melihat Rsi Bergunatha heran melihat cahaya ditubuh putranya hilang.

Dialam ilahi

"Semoga kepingan jiwaku ini mampu menegakkan keadilan dan kebenaran sesuai harapanku."

Seorang pria yang terlihat berumur dua puluh lima tahun sedang berada pada sebuah ruangan yang sangat megah dengan hiasan yang serba kuno.

Swuuusss...

Seorang wanita muda yang sangat cantik telah berada dalam ruangan.

"Bagaimana perjalananmu permaisuri, semoga perjalananmu aman dan terjaga kerahasiaannya."

"Tenanglah Penguasa aku sudah merubah penampilan dan auraku begitu keluar, tak akan ada seorang dewa maupun asura yang mengetahui," kata perempuan muda yang dipanggil permaisuri.

"Terimakasih Permaisuri sebagai Dewa Pencipta tertinggi aku tidak boleh ikut campur dengan urusan mahluk, aku harus tetap netral dan hanya membuat hukum dan aturan di semesta ini, tidak boleh ikut campur secara pribadi, tetapi hatiku merasa tergerak juga melihat dominasi para asura di hampir semua planet, jika dominasi mereka dibiarkan aku yakin semua planet akan hancur karna sifat buruk para asura."

"Aku mengerti keprihatinan mu, sebagai permaisuri mu aku selalu siap untuk membantu apapun demi kebaikan seluruh alam semesta."

"Aku sudah memberikan Cincin Dimensi Samudra Ilahi, melalui perantara pasukan rahasiaku, serta salinan ingatan yang engkau titipkan sudah aku tanamkan dalam ingatannya, dan kerahasiaannya aku jamin, semua pasukan bayangan terikat segel jiwa," Permaisuri menambahkan.

Segel jiwa adalah segel yang menyebabkan jiwa mahluk yang disegel terhubung dengan tuannya yang memasang segel, jika dia berhianat seluruh ingatannya lumpuh otomatis semua kemampuannya tersegel, segel ilahi hanya dimiliki oleh Penguasa ilahi.

"Baiklah sekarang kita hanya menunggu semoga dia bisa melakukan apa yang aku harapkan, jangan pernah berhubungan lagi setelah ini agar rahasia kelahirannya tetap terjaga."

"Sesuai keinginanmu Penguasa," jawab Permaisurinya.

Pria tampan melangkah menuju menara diikuti permaisurinya, dan berhenti pada sebuah ruangan yang sangat besar, ruangan ini penuh dengan cermin seperti layar monitor dari sini seluruh galaksi terlihat jelas. Ada ribuan cermin yang bisa memunculkan gambar tiga dimensi sesuai keinginan, jika ingin melihat planet bumi tinggal pikirkan maka cermin akan memunculkan gambar tiga dimensi planet bumi, bisa diatur fokus pada daerah tertentu.

Penguasa mengambil satu cermin dan memunculkan planet bumi, kemudian melacak Cincin Dimensi Samudra Ilahi, cermin menampilkan gambar yang lebih fokus.

Dreeeet....dreeeet..... dreeeet,

Cermin bergetar saat melacak wilayah yang diinginkan, dilayar monitor muncul Kerajaan Mahayong.

Dreeeet....dreeeet..... dreeeet

Cermin bergetar lagi menampilkan gambar yang lebih detail.

Puncak gunung Ganda Madana.

Seorang anak kecil memakai cincin dimensi yang sudah tersamarkan.

"Engkau memilihkan ayah dan ibu yang sesuai dengan tugas yang akan aku lakukan," terimakasih Permaisuri kata pria tampan sambil memeluk wanita muda yang disebutnya permaisuri.

"Sekarang hatiku sudah lega, berikutnya kita hanya menunggu, apa yang seharusnya terjadi pasti akan terjadi, semoga Pecahan Jiwaku mampu menjalani hidupnya dengan baik, dan menyelesaikan misinya menegakkan kebenaran dan keadilan di Jagat Raya bisa tercapai."

Pria tampan yang disebut Penguasa kembali mendatangi cermin yang lain, kali ini dia melihat pada alam yang lebih tinggi, "Alam Asura" Dia memperhatikan Penguasa Asura dan kehidupan para asura yang dipimpinnya.

Disini berlaku hukum kekuatan, siapa yang kuat mengatur yang lemah, yang lemah tanpa bisa berbuat apapun kecuali tunduk pada yang kuat.

Penguasa berjalan kesebuah cermin yang lain, dia mencari planet Dewa Susita, Pemimpin Planet ini dipimpin oleh Seorang Pemuda yang dipanggil dengan sebutan Raja dalam memimpin dia dikelilingi oleh penasehat kerajaan yang hampir semuanya sudah sepuh.

Masyarakat Planet ini Hidup berdasarkan Titah Raja yang dituangkan dalam bentuk Peraturan-peraturan, Peraturan itu dibuat oleh para Penasehat Raja Sesuai bidang yang kuasai dengan ahli.

Para Penasehat ini dipilih oleh Raja berdasarkan syarat-syarat yang sangat ketat berdasarkan : keahlian, akhlak yang baik, memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual dan berintegritas tinggi, sudah tidak memiliki kemelekatan duniawi.

Berdasarkan kriteria itulah Para Penasehat dipilih oleh Raja.

Masyarakat dialam ini hidup dengan penuh kedamaian hampir tidak ada pergolakan yang berarti.

Setiap Klan maupun Perguruan atau Sekte, diwajibkan memiliki pendidikan Budi Pekerti yang terintegrasi dengan aturan kerajaan.

Pasukan Kerajaan selalu siap menegakkan peraturan tanpa pandang bulu, itulah yang menyebabkan kedamaian ada di alam Susita.

Penguasa keluar dari Menara di iringi Permaisurinya setelah puas melihat-lihat alam semesta.

ch 2. Rumah baru

Pemimpin para Rsi mengambil Cincin berwarna biru ukurannya 1,5 cm di kedua sisinya melingkar permata putih kecil-kecil terlihat sangat indah.

"Semua yang paduka butuhkan ada disini Tuan," kata pemimpin Rsi pada sang bayi seraya memakaikan cincin ke jari telunjuk sang bayi.

Cahaya terang memancar dari cincin itu kemudian mengecil sesuai ukuran jari sang bayi dan bentuknya berubah seperti cincin perak biasa, sesaat kemudian semua Rsi hilang tanpa bekas meninggalkan keheranan pada kedua putra Rsi Bergunatha.

"Demi keamanan putra-putra mu lebih baik kamu pindah dari tempat ini Bergunatha..."

Demikian sabda yang terdengar menggema diseputaran pondok tempat Rsi Bergunatha tinggal, Rsi Bergunatha melihat sekelilingnya tidak seorangpun yang terlihat kecuali keluarganya, namun dia mencoba untuk menjawab.

"Kemanakah seharusnya kami pindah?"

"Pergilah kearah tenggara melewati samudra nanti engkau akan merasakan daya tarik yang kuat dari pulau kecil itu."

"Dinda kemasi barang-barang seperlunya kita akan segera pindah sesuai petunjuk gaib", Dewi Nila Candra bergegas mengemasi barang yang pantas dibawa dan memasukan ke Cincin Dimensinya.

Untuk mempermudah perjalanan kanda akan memasukan Dinda dan anak-anak keruang dimensi jiwa, Rsi bergunatha membuka dimensi jiwa kemudian Istri dan anak-anaknya masuk dimensi jiwa ditutup kembali.

Rsi Bergunatha terbang kearah tenggara melewati samudra yang luas sambil melihat pulau-pulau kecil yang akan menarik jiwanya.

Dimensi jiwa, "Bunda ini sangat indah !" seru Wira buana dia berlari kecil sambil menggandeng adiknya Wiraloka,

"Ayo kita masuk dulu ke istana sambil istirahat nanti kalian boleh bermain lagi"

"Sudah sepuluh tahun kanda tidak membawaku ke Dimensi Jiwanya tapi istana ini masih bersih dan asri," gumam Dewi Nila Candra.

Setelah istirahat beberapa saat Wirabuana dan Wiraloka mohon izin untuk melihat kebun buah, kebun sayur, kebun tanaman herbal dan bunga-bunga disekitar istana,

"Baiklah Loka jaga adikmu, kalian boleh petik buah-buahan yang kalian sukai," ucap Dewi Nila Candra sembari menidurkan mahawira.

Dua jam kemudian Wirabuana dan Wiraloka datang sambil membawa berjenis-jenis buah, mangga, apel, sawo, semangka, anggur, jambu biji, jambu air, semua buah-buahan itu memiliki khasiat untuk menguatkan tulang, menyehatkan organ tubuh, otot, kulit dan menambah energi tenaga dalam.

Sesungguhnya Rsi Bergunatha adalah seorang ahli beladiri yang berkemampuan sangat tinggi, tetapi lebih dikenal sebagai guru spiritual karna beliau tidak pernah menunjukannya, hanya orang-orang tertentu yang tau mengenai keahliannya sebagai ahli beladiri.

Sementara Dewi Nila Candra adalah Putri Raja Kerajaan Mahayong, karna jasa besarnya pada Kerajaan Mahayong Rsi Bergunatha diperkenankan menyunting putri Nila Candra, setelah menikah sang Rsi dan Dewi Nila Candra berdiam dipuncak gunung Ganda Madana.

Level Rsi Bergunatha adalah pendekar Suci tingkat 8, di kerajaan Mahayong bisa dihitung dengan jari orang yang bisa mengalahkan Rsi Bergunatha.

Raja Wideha, Raja kerajaan mahayong seorang Pendekar Suci tingkat 8, Panglima Danureja Pendekar Suci tingkat 7, ada dua perguruan silat besar dimana ketuanya Pendekar Suci tingkat 8.

Sementara Dewi Nila Candra sesungguhnya adalah Pendekar Langit tingkat 9, tidak ada yang tau karna putri hanya berlatih di Kaputren tidak diperkenankan keluar jika tidak ada urusan penting menyangkut urusan kerajaan.

Guru silat Rsi Bergunatha adalah Pertapa Sandipani beliau sudah mengasingkan diri di Gunung Himalaya.

Guru spiritual Rsi Bergunatha adalah Rsi Garga, setelah menikah dengan putri Wideha Rsi Bergunatha diangkat menjadi penasehat kerajaan mahayong sejak usia 25 tahun karna kebijaksanaannya dan kepandaiannya dalam berbagai bidang ilmu.

Empat belas tahun kemudian begitu Dewi Nila Candra hamil anak ketiga Rsi Bergunatha mengundurkan diri menjadi penasehat kerajaan digantikan Rsi Gohtama yang merupakan adik seperguruan di asrama Rsi Garga demikian sepenggal kisah dari Rsi Bergunatha.

"Pulau ini menarik jiwaku demikian kuat" gumam Rsi Bergunatha sambil memperlambat terbangnya, dia memutuskan untuk mendarat disebuah desa yang sangat jarang penghuninya dan masih dipenuhi hutan.

Setelah terbang hampir dua hari ,

"Ada seseorang," gumam sang Rsi menghampiri seorang petani yang sedang membersihkan diri di sungai.

"Paman apakah nama Desa ini ?" tanya sang Rsi.

"Ini Desa Rangdu Batu Madeg Tuan" jawab petani.

"Masuk wilayah kerajaan apakah desa ini paman ?"

"Maafkan hamba tuan hamba bodoh tidak mengerti apa yang tuan maksud" kata petani.

"Baiklah paman saya permisi," Rsi Bergunatha berjalan kearah utara setelah agak jauh kemudian melayang diketinggian yang cukup untuk melihat daerah sekitar, dia melihat hamparan rumput yang luas yang diapit aliran sungai kecil, disebelah timur dan baratnya ada jurang dalam dialiri sungai yang cukup besar,

"Ini tempat yang sangat baik untuk mendirikan tempat tinggal daya tarik jiwanya sangat kuat disini pasti ada sesuatu yang luar biasa disini"

gumamnya.

Dengan kemampuannya sebagai Pendekar Suci tidak butuh waktu lama untuk meratakan tanah dan mengumpulkan kayu besar untuk bahan membangun rumah.

Berbekal berbagai pengetahuan yang dimiliki, serta ditunjang peralatan yang ada di cincin dimensi serta kemampuannya sebagai pendekar suci tingkat 9, dalam waktu sebulan telah berdiri rumah yang sangat kokoh, dengan diameter tiang sekitar 50 cm lantainya berada 2 meter diatas tanah rumah dengan ukuran 40x60 meter, terdiri dari 5 kamar tidur, ruang tamu, ruang perpustakaan, ruang meditasi, 2 kamar mandi, ruang dapur,

Rsi Bergunatha membuat menara air kemudian airnya disalurkan dengan bambu yang disambung sambung untuk keperluan mandi dan masak.

Kamar mandi berada diujung sebelah barat paling utara, dapur terletak ujung sebelah barat paling selatan.

Bangunan menghadap ke timur dengan gasebo yang sangat luas dan terpapar sinar matahari pagi, setelah selesai membuat rumah kemudian Rsi Bergunatha membuat saluran air dari sungai kecil yang ada di kiri dan kanan areal perumahan.

Beliau menanam banyak buah-buahan yang diambil dari hutan sekitarnya, sang Rsi juga membuat kolam ikan seluas 2 hektar dan kolam kecil didekat rumah untuk penyejuk dan hiburan, didekat kolam kecil dibuat bangunan segi empat dengan enam tiang hanya atap dan lantai kayu tanpa dinding untuk tempat menikmati gemericik air dan melihat ikan.

Sebulan waktu dihabiskan untuk menata tempat tinggal dengan areal sekitar lima hektar, kemudian Rsi Bergunatha membuka ruang dimensi jiwanya dan mengeluarkan istri beserta ke tiga anaknya.

"Kanda rumah ini sangat unik dan asri, ada air mengalir ditata dalam bentuk parit-parit kecil untuk mengairi ikan, sangat indah," Dewi Nila mengungkapkan kekagumannya.

Dalam dimensi jiwa ada istana megah dan berbagai tumbuhan kwalitas dewa tetapi tidak ada air yang mengalir dan kolam ikan, itu yang menyebabkan pondoknya terasa menyenangkan.

Sementara kedua anaknya bermain air di paritan, terus memainkan ikan di kolam kecil sang Rsi bercengkrama dengan istrinya.

"Kanda akan lebih baik jika kita membuat pagar hidup yang rapat agar lebih aman dari binatang dan membatasi ruang gerak anak-anak saat bermain agar tidak terlalu jauh," baiklah Dewi besok Kanda akan mulai membuat pagar.

Malam cepat berlalu pagi pun menjelang, sinar matahari pagi menerpa gasebo dan mulai menghangatkan ruangan anak-anak segera bangun dan merencanakan permainan seru yang akan mereka lakukan.

Sang Rsi pergi kehutan sekitar untuk mencari pagar hidup untuk memagari areal rumahnya, sementara Dewi Nila Candra memandikan Mahawira yang baru berusia 1 bulan, setelah menidurkan mahawira membersihkan rumah dan mandi untuk menyegarkan tubuh kemudian menyiapkan buah-buahan yang dibawa dari dimensi jiwa saat keluar kemaren.

Ch 3. wabah

Tengah hari setelah anak-anak lelah bermain Dewi Nila menyuruh anak mandi, makan dan beristirahat, tepat setelah anak-anak mulai tidur sang Rsi datang dari hutan dan mengeluarkan ribuan pohon kayu yang sudah dibuat lancip untuk ditanam sebagai pagar.

Ukuran tiap pohon rata-rata sebesar paha orang dewasa sangat kokoh dengan tinggi sekitar 4 meter, kayu-kayu itu kemudian ditancapkan sedalam 60 cm, kemudian dijepit dengan bambu yang dibelah, areal 5 ha telah dipagari Dengan sangat rapat dengan ketinggian 340 cm, dibagikan timur dibuat pintu dengan tinggi 4 meter panjang 2 meter menggunakan papan kayu setebal 10 cm.

Setelah semua selesai Rsi Bergunatha merasa keluarganya cukup aman tinggal dalam lingkungannya yang baru.

"Kanda Rsi sebaiknya makan dan beristirahat dulu !" Dewi nila Candra mendekat sembari menggendong Mahawira yang sedang tidur,

"Baiklah Dinda," jawab Rsi sambil berjalan kearah bangunan didekat kolam, buah-buahan sudah disiapkan untuk disantap, Sang Rsi memakan buah apel sambil berjalan ke dimensi jiwa untuk mengambil peralatan memasak beserta bahan-bahan makanan serta memetik beberapa buah-buahan untuk beberapa hari kedepan.

Hari mulai gelap Dewi Nila mulai menyalakan lampu minyak kelapa dengan penggunakan batu api yang telah diambil dari istana dimensi jiwa.

"Dinda sepertinya bahan makanan akan segera habis beberapa hari kedepan kanda akan pergi ke kota terdekat."

Sang Rsi melayang naik diketinggian untuk melihat kota terdekat, disebelah timur ada kota kecil sekitar 50 km, disebelah barat di sebrang lautan ada kota besar sejauh 100 km, Rsi Bergunatha memutuskan untuk mengunjungi kota besar diseberang lautan.

Dua hari kemudian pagi-pagi sekali Rsi Bergunatha terbang kearah barat setelah memberi tahu istrinya, Sang Rsi tidak merasa khawatir meninggalkan keluarganya karna istrinya juga pendekar langit tingkat 9 yang sewaktu-waktu bisa menerobos ke level pendekar raja.

"Dinda kanda akan ke kota sebelah barat untuk membeli bahan makanan dan perlengkapan rumah lainnya tengah hari kanda pasti sampai dirumah"

"Baiklah kanda," kemudian Rsi Bergunatha terbang dengan kecepatan tinggi menuju kota besar yang dilihatnya.

Satu jam kemudian mendarat dipinggir kota supaya tidak terlihat agar tidak menciptakan kehebohan karna manusia yang bisa terbang sangatlah langka, kemudian menuju gerbang kota yang kebetulan tidak terlalu ramai yang masuk

"Tunjukan identitas!" seru prajurit yang menjaga gerbang kota,

"Maaf tuan saya belum memiliki plat identitas rencananya akan membuat didalam" jawab Rsi,

"Bayar pajak memasuki kota 2 keping perak" kata prajurit jaga dengan sopan, sang Rsi menyerahkan 2 keping perak sembari melangkah masuk menuju tempat registrasi pembuatan identitas.

"Permisi nona, bisakah saya dibuatkan plat identitas ?"

"Sebutkan nama, umur, dan tempat tinggal, kemudian bayar 50 keping perak !" jawab pengurus registrasi.

"Nama Bergunatha, usia 40 tahun, pengembara.

Lima menit kemudian Rsi Bergunatha mendapatkan Plat identitas bergambar Garuda bertuliskan Kerajaan Medayang terbuat dari lempengan perak.

Di Kerajaan Medayang

1 keping emas \= 100 keping perak

1 keping perak \=100 keping perunggu

Setelah menerima Plat identitas Rsi Bergunatha bergegas menuju tempat penjualan kebutuhan pangan untuk membeli beras, jagung, biji-bijian, minyak kelapa, kain dan semua kebutuhan hidup lainnya serta beberapa bibit sayuran yang tersedia.

Kemudian Rsi Bergunatha membeli gerobak besar untuk mengangkut barang belanjaannya, pergi ketempat sepi untuk memasukan semua ke Cincin Dimensinya.

Rsi Bergunatha mencari rumah makan berniat mengisi perut sekalian untuk mengumpulkan informasi mengenai wilayah kerajaan dimana dia tingal.

"Rumah Makan Sedap," cukup menarik nama yang digunakan gumam sang Rsi ketika melihat nama rumah makan yang ada dipinggir jalan, kemudian sang Rsi masuk kedalam seorang wanita muda menyongsong,

"Apa Tuan ingin makan ?, apa yang perlu kami sediakan ?" tanya Wanita Muda dengan sangat hormat pada sang Rsi.

"Tolong sediakan nasi dan sayuran spesial serta kelapa muda," jawab sang Rsi,

pelayan mengangguk sambil menunjukan tempat kosong untuknya, tubuh tinggi kekar dan pembawaan beliau yang berwibawa membuat orang-orang yang juga makan disitu mengangguk sopan ketika sang Rsi lewat untuk mencari tempat duduk.

Sambil menunggu makanan datang sang Rsi menyimak percakapan para pengunjung, ada yang bicara tentang bisnis, kondisi kerajaan, pekerjaan termasuk hal remeh lainnya, tidak lama berselang makanan datang,

"Silahkan dinikmati Tuan ," kata pelayan mempersilahkan.

"Ada yang perlu kami sediakan lagi ?" tanya pelayan.

"Cukup," Sang Rsi menimpali kemudian bersantap dengan tenang.

Setelah selesai bersantap dia menuju kasir menanyakan jumlah yang harus dibayar untuk makanannya,

"Sepuluh koin perak Tuan" ucap kasir sopan,

Rsi mengeluarkan 10 koin perak sembari bertanya.

"Adakah disini toko penjual peta?" tanya Rsi.

"Lima toko sebelah kiri disisi yang sama, namanya Toko Serba Ada, Tuan," jawab kasir.

Rsi kemudian keluar setelah mengucapkan terima kasih pada pelayan.

Setelah mengetahui sedikit tentang kerajaan, budaya dan cara hidup masyarakat setempat Rsi Bergunatha merasa penting untuk membeli peta agar lebih memahami kepulauan sekitar dan kerajaan-kerajaan yang ada.

Beberapa meter dari rumah makan Rsi menemukan toko seba ada yang ditunjukan oleh kasir rumah makan, seorang pelayan lelaki tua membungkuk sopan,

"Ada yang dapat saya bantu Tuan, ?" tanya pelayan

"Bisakah saya mendapatkan peta kepulauan," jawab Rsi,

"Sebentar Tuan saya perlu memberi tau manager untuk hal itu," pelayan masuk kedalam untuk memberitahu tentang keperluan sang Rsi, sesaat kemudian pelayan keluar bersama lelaki gemuk dengan senyum riang.

Manager toko mengajak sang Rsi keruangan khusus, sang Rsi diajak melihat berbagai peta yang tergantung didinding dengan bingkai kayu, petanya dilukis pada kulit sapi.

Rsi menanyakan peta dunia yang berukuran besar dan beberapa peta kerajaan yang lebih spesifik,

"Peta dunia ini agak mahal karna dikumpulkan dari beberapa pedagang dari Cina, Gujarat, Mesir dan pedagang luar kerajaan lainnya kemudian kami satukan untuk dilukis dengan lengkap menjadi 1 peta dunia, peta ini seharga 1.000.000 keping emas, untuk peta Kerajaan Medayang 100.000 keping emas." papar manager antusias

"Peta kerajaan sebelah timur Kerajaan Medayang di sebrang lautan disebut kerajaan Singa Mandua harga petanya 150.000 keping emas."

Sang Rsi sepakat membeli 3 peta tersebut dan membayar sejumlah 1.250.000 koin emas,

"Sesuatu yang langka memang pantas mahal ," gumam sang Rsi dengan senyum puas.

Sang Rsi bergegas menuju pintu gerbang kota setelah memasukan semua barang ke Cincin Dimensi.

Beberapa kilo setelah keluar kota ditempat sepi sang Rsi terbang menuju kearah timur menyebrang lautan sambil mengamati tempat tinggalnya.

Disebuah pedusunan kecil kecil sayup-sayup sang Rsi mendengar orang menangis dan ada yang merintih kesakitan sang Rsi mendarat satu kilometer dari dusun tersebut dan bergegas berjalan mendekati suara orang yang menangis tersebut,

"Apakah yang telah terjadi sehingga kalian tampak kesakitan bahkan banyak yang menangis ?" Rsi Bergunatha bertanya

Seorang pria tua mendekat seraya menjawab,

"Dusun kami terjangkit wabah penyakit tuan, mereka sakit perut beberapa hari kemudian meninggal, kami tidak memiliki tabib dan pedusunan ini jauh dari desa-desa sekitarnya."

"Boleh saya periksa orang yang sakit ini ?" tanya Sang Rsi.

"Silahkan tuan," jawab Pria Tua. Setelah memeriksa beberapa orang yang sakit sang Rsi berkata.

"Mereka kena penyakit kolera, penyakit ini menular !, Paman tolong carikan kulit Kayu Santan, Kunyit Putih, dan buah Tibah matang."

Pak tua segera mencari karna di wilayah padusunan itu tidak susah untuk mencari tumbuhan tersebut.

Sambil menunggu pak tua mencari bahan obat Rsi Bergunatha menyalakan api untuk merebus air, beberapa saat pak tua datang membawa bahan obat yang dibutuhkan kemudian segera dimasukan kecuali yang airnya sudah mendidih.

Setelah direbus sekitar 1 jam kemudian ditunggu hingga suhunya suam-suam kuku, kemudian diminumkan pada yang sakit.

Sambil menunggu reaksi obat Rsi Bergunatha berbincang dengan Pak Tua mengenai kondisi dusun tersebut.

Menurut penuturan pak tua awalnya di pedusunan Buhunbunan ini ada sekitar 150 kepala keluarga, karna wabah yang berlangsung hampir sebulan, sekarang hanya tersisa 20 kepala keluarga, bahkan ada banyak yang jadi yatim piatu karna orang tuanya meninggal.

Anak-anak dibawah umur 10 tahun bahkan tidak ada karna meninggal lebih awal disebabkan karna wabah ini.

Ada sembilan anak yang sudah tidak punya orang tua yang sekarang masih istirahat menunggu sembuh, Rsi Bergunatha nata berpesan agar memberikan obat tesebut pagi sore selama tiga hari jika ada kesempatan dia akan berkunjung lagi.

Kemudian Rsi Bergunatha pamit untuk melanjutkan perjalanan pulang.

Menjelang malam Rsi Bergunatha tiba dirumahnya.

"Ayahanda pulang !" teriak Wiraloka dan Wirabuana berbarengan,

"Biarkan dulu Ayahandamu istirahat sejenak Buana !, Loka !" ucap Dewi Nila Candra sambil berjalan keluar dari kamar,

" Kanda sama sekali tidak lelah," jawab Rsi Bergunatha sambil makan buah-buahan yang disediakan Dewi Nila Candra, mereka bercengkrama menanyakan berbagai hal tentang kota yang baru dikunjungi Rsi Bergunatha.

"Mestinya Kanda datang empat jam lebih awal, karna mengobati penduduk yang kena wabah maka datang terlambat" ujar Sang Rsi

Karna hari sudah mulai gelap sang Rsi menyalakan lampu minyak dan menyuruh anak-anak untuk segera ke kamarnya masing-masing.

Pagi-pagi sekali sang Rsi sudah menanam berbagai bibit obat-obatan yang dia cari dari wilayah sekitar untuk untuk dibuat menjadi pil supaya bisa menangani penyakit lebih cepat, biji-bijian dan kacang-kacangan dan sayuran juga ditanam untuk kebutuhan sehari-hari, dengan buah-buahan ajaib yang ada dimensi jiwanya sebenarnya sang Rsi dan keluarganya lebih dari cukup, bahkan sangat baik untuk pertumbuhan kwalitas tulang, otot, kulit, api kadang mereka ingin makanan yang agak berbeda sepeti makanan orang kebanyakan.

"Kanda tidakkah penting untuk mengajak orang untuk membantu pekerjaan Kanda ?" Dewi Nila Candra memberi saran dengan halus.

"Kanda juga berfikir demikian"

"Bukankah Kanda tau pedusunan yang yang terkena wabah itu, kenapa tidak berkunjung kesana sambil melihat siapa tau ada yang berwatak baik dan cocok untuk dijadikan pelayan atau jadi murid jika memungkinkan,"

"Benar Dinda," itu juga baik untuk anak-anak agar punya teman dan belajar bersosialisasi.

Pagi hari saat Rsi Bergunatha berkunjung ke Dusun Buhunbunan orang-orang sudah terlihat sehat walau masih kesedihan nampak dimata mereka.

Anak-anak remaja yang ada disana semua masih lugu dan polos, Rsi berdiskusi dengan masyarakat disana, bagi yang berminat untuk ikut bersamanya untuk berlatih ilmu ketabiban dan olah kanuragan diperkenankan untuk ikut bersamanya.

Ada enam lelaki muda dan tiga gadis muda yang bersedia ikut, karna tertarik dengan ilmu ketabiban dan olah kanuragan disamping juga mereka tidak lagi memiliki orang tua karna meninggal akibat wabah.

Menempuh perjalanan sekitar tiga hari bagi mereka untuk perjalanan ke Desa Rangdu Batu Madeg karna karna melalui hutan dan jalan kecil yang sulit dilalui, sering istirahat karna mereka tidak pernah berjalan jauh.

Dengan wajah terlihat kusut dan baju yang basah oleh keringat sampai dirumah sang Rsi mereka merebahkan dirinya tanpa malu-malu, Dewi Nila Candra datang membawakan air dan buah-buahan seraya mempersilahkan mereka untuk minum dan makan buah agar segera kembali bugar.

Rasa dingin yang menusuk kemudian berganti panas yang mereka rasakan pada tubuhnya, kemudian energi yang meledak-ledak mereka rasakan seketika rasa lelah mereka lenyap dan kembali bugar, sorot mata mereka terlihat tajam dan bercahaya, itulah reaksi dari buah-buahan ajaib yang dipetik dimensi jiwa sang Rsi Bergunatha.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!