AYA DINIATI 26 tahun sudah menyandang status janda setelah di tinggal suami tercintanya selama lamanya,meninggalkanya dengan putra semata wayangnya "ANDI SURYA" putranya dengan "ALI SURYA", wanita cantik, tinggi,berkulit putih bersih,dengan tubuh berisi di bagian tertentu,janda kembang sudah menjadi julukanya di masyarakat sekitar,hidupnya yang damai tenang berubah menjadi bencana setelah resmi menyandang status janda,sudah puluhan lelaki yang datang melamar,dirinya menjadi incaran para lelaki sekitar karna wajah dan bodinya yang bisa membuat jiwa para lelaki bergetar, tak ayal membuat dirinya di benci hampir seluruh wanita di desa terutama ibu ibu sehingga dirinya membuat keputusan memilih pergi kekota dengan dalih bekerja untuk menghidupi putra semata wayangnya, badahal harta yang di tinggalkan suaminya mampu membiayai hidupnya dan putranya hingga masuk kejenjang yang lebih tinggi,
KEENAN PUTRA WIJAYA 35 tahun pemilik WJ GRUP putra dari pasangan ADI WIJAYA dan NANI WIJAYA duda beranak satu KEISHA PUTRI WIJAYA balita 11 bulan yang di tinggalkan ibu kandungnya sejak kecil,, CLARA model majalah dewasa wanita cantik penuh dengan gairah,hidupnya yang bebas membuatnya enggan merawat putri yg di lahirkanya serta suaminya,dirinya memilih menjalin hubungan terlarang dengan asistennya, menyalurkan hasratnya yang menurutnya tidak di penuhi oleh suaminya keenan yg sibuk bekerja,bekerja dan bekerja, keenan memiliki pribadi yang dingin,kaku, irit bicara tidak romantis, cenderung masa bodo dengan sekitar,
clara,,dirinya menikahi keenan hanya untuk mendongkrak popularitasnya dalam dunia modeling,serta menjadikan keenan atm berjalanya untuk memenuhi hidup sosialitanya.
di desa yang di juluki desa nanas suasana yang asri jauh dari hiruk piruk padatnya kota, embuat siapa saja yang singgah merasa nyaman dan damai. tetapi berbeda dengan sore ini di rumah janda kembang yang baru saja selesai menunaikan kwajibanya,,hatinya yang tenang kini di rundung gelisah.
"bun... bunda.." andi pulang bermain dirinya masuk kedalam rumah dengan tergesa gesa dirinya mencari buandanya,
" ada apa andi kenapa cari bunda teriak teriak,, salam dulu nang"ujar aya dengan lembut sambil melipat mukenah yang baru saja dia pakai.
" hehehe... asalamualaikum bunda"
"waalaikumussalam... ada apa ndi"
"bun.. di depan ada tamu banyak orang"
"lagi..." aya limbung.. pasalnya baru semalam dia kedatangan rombongan yang bermaksud melamarnya,dirinya selalu merasa tidak enak jika harus selalu menolak walaupun dengan kata kata manis nan lembut sekalipun.
"siapa di depan nak,seperti rombongan" nenek datang dari belakang sambil membawa seikat daun singkong untuk ia masak urab.
"bu... aku tidak tau harus bagaimana lagi menghadapi semua ini" aya menghela nafas beratnya sambil memijit mijit pelipisnya.
"temui dulu nak,kita bicara pelan pelan ibu temani"ujar nenek andi ini dengan menarik tangan putri semata wayangnya setelah menaruh daun singkongnya ke meja dekat dapur.
"andi kamu mandi,solat ashar,makan dan bunda minta jangan kedepan ya nang"
"iya bunda andi kebelakang dulu"
keadaan ruang tamu cukup ramai ketika aya dan bu salamah datang.. dengan kehadiran pak kades beserta keluarganya.terlihat wajah pak kades sekeluarga amat sangat antusias , ibu salamah datang dan duduk dengan tersenyum canggung,karna sudah tau maksud kedatangan pak kades sekeluarga dan sudah pasti apa yang akan terjadi selanjutnya.
"mohon maaf pak kades sudah membuat keluarga pak kades menunggu" ibu salamah menyapa dengan lembut berharap tidak terjadi keributan setelah ini.
"ah tidak apa bu salamah terimakasih sudah mau menerima kami bertamu kesini" pak kades menjawab dengan senyum kembangnya.
jangan tanya bagaimana ekspresi aya, wajahnya yg menegang,tenggorokanya tercekat keringat dingin membasahi dahinya.
"bu Salamah maksud kedatangan kami kesini bermaksud untuk melamar putri ibu nok Aya untuk putra kami Aris".
"maukan nok Aya jadi istri putra bapak". lanjut pak kades lagi.
"saya trima maksud baik pak kades datang kemari,saya tidak bisa memutuskan, karna bagaimanapun yang akan menjalani Aya sendiri, bagaimana nak". ujar bu Salamah
"emm.. mas Aris terimakasih sebelumnya, tapi mohon maaf mas Aya tidak bisa menerima pinangan mas, Aya masih ingin sendiri".
"mas Aris lelaki yang hebat, tampan, pintar dan sukses, mas Aris bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari Aya mas, maaf.." ucap Aya dengan sangat hati hati
berharap Aris dapat mengerti, Aris yang sedari tadi menunduk lalu mengangkat wajahnya pun berkata sambil tersenyum kecut sungguh hatinya sesak mendengar penolakan yang terucap dari bibir wanita tercintanya itu.
"tidak apa apa dek, mas ngerti kalo begitu mas pamit permisi asalamualikum.." Aris pergi tergesa gesa tanpa memperdulikan teriakan ibunya.
"waaliakumussalam.."jawab Aya dan bu Salamah lirih
"ARIS..!! TUNGGU NAK". teriakan bu kades menggema di ruang tamu.lalu tatapan tajamnya beralih menghunus ke arah Aya.
"sudah bagus anak saya melamar kamu yang hanya seorang janda.tidak tau diri sekali kamu HAH.." ujar nya sambil ber api api
"KAMU FIKIR KAMU SIAPA BERANI MENOLAK ANAK SAYA.." ujar bu kades berapi api sambil berdiri berkacak pinggang, dia tidak mampu menahan emosinya ketika melihat wajah sendu putranya sebelum keluar rumah.
"bu sudah bu.. malu, bagaimanapun itu sudah menjadi keputusan Aya, kita harus terima bu legowo.." bujuk pak kades..
"emm bu Salamah mohon maaf, kami permisi asalamualikmu." pak kades menarik tangan istrinya menuju keluar di ikuti rombongan lainya,
"waalikumussalam.." tak ayal keributan itu pun memancing omongan tetangga ada yang mencibir Aya karna beranggapan Aya sok jual mahal sombong dan lain lain, Aya yang mendengar bisik bisik cemoohan tetanggapun hanya mampu terisak di pelukan ibunya, dadanya sesak sungguh dia sama sekali tidak mau menyandang status janda seperti ini.
"hiks..bu Aya udah lelah bu, rasanya Aya udah ga sanggup, hiks.. kenapa mas ALi ninggalin Aya seperti ini andai.. andai mas Ali masih ada bu.. Aya ga akan merasakan tersiksa seperti ini bu.." Aya hanya mampu terisak
"astagfirullah ya allah,,nyebut nok itu semua sudah kehendak robbi.., jangan membuat suamimu yang sudah tenang di sana tersiksa karnamu nok.." ibu Salamah pun hanya mampu berucap dengan air mata yang sudah tidak bisa ia tahan, bagaimanapun dirinya juga tidak bisa berbuat apa apa,,
dirinya juga bingung harus apa karna dirinya pun sudah lebih dulu menyandang status janda.
"istirahatlah nok, temani Andi di kamar jangan biarkan dia tidur ini sudah sore ora ilok
(_tidak bagus_.) sebentar lagi magrib,"
"iya bu..Aya masuk dulu kekamar, maafin Aya buat ibu malu.." Aya segera menghapus jejak air matanya, ia tidak mau kalau sampai putranya melihat. dia pun beranjak dari duduknya dan masuk kekamar.
"sudah tidak perlu di pikirkan lagi.." ujar bu Salamah... Aya mengangguk..
malam pun menjelang sunyi hanya terdengar suara jangkring dan kodok, hidup di desa memang lah bertemankan sepi, ketika angka sudah menunjukan jam 8 malam maka keadaan sudah sunyi. di sinilah Aya berada di depan teras rumah menjadi tempat singgah ternyaman melihat bintang bersanding dengan bulan purnama sungguh pemandangan yang indah...
Merenungi nasib nya yang kini berstatus kan janda...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Masih awalan.. Salam kenal saya macil...
Mengikuti jejak Aya menuju kota..
duduk di teras merenung entahlah rasanya sulit di jabarkan untuk Aya..
di saat dirinya sedang memikirkan langkah selanjutnya netra nya tak sengaja menangkap pak Endang lelaki paruh baya yang sudah bekerja lama di kota..
"pak Endang abis dari mana.." sapa Aya.
"eh nok Aya,, dari rumah Lastri nok.." jawab pak Endang sambil duduk di sebelah Aya lelaki paruh baya tersebut merasa lelah body dan pikiran.
"Lastri kenapa pak.." tanya penasaran Aya.
"keluar nok dari pekerjaan, mau kawin.. bapak lagi nyari ganti Lastri." jawab pak Endang..
"nikah pak baru kawin." canda Aya. Aya nampak berfikir sejenak..
"emmm... gimana kalo Aya aja pak yang gantiin Lastri." pinta Aya.
"ngapain nok, kamu udah berkecukupan kios di pasar buat apa." heran pak Endang.. pasalnya memang Aya memiliki kios di pasar milik suami Aya setelah menikah dengan Aya...
"kios buat ibu pak.. Aya mau cari tambahan buat biaya Andi sekolah... bantu Aya pak.. Aya mohon." ujar Aya memelas.
"kamu tau kerja Lastri di kota." tanya pak Endang memastikan..
"tau... art kan pak.. Aya ga masalah pak." jawab Aya mantap..
"emm baiklah nok.. bapak pulang yah soalnya bapak mau kekota malam ini." pamit nya..
"alamatnya biar nanti anak bapa yang anter kesini." lanjut nya menjelaskan..
"iya pak Endang makasih banyak, inshaallah Aya ke kota besok." ujar Aya berbinar bahagia.
"ya sudah bapak pamit asalamualikum." pamit pak Endang sambil melangkah menjauh.
"waalikumussalam..." Aya melangkah masuk kerumah meminta izin ke ibu serta Andi setidaknya ada alasan dia meninggalkan kampung halaman untuk sementara waktu..
dia berharap ini langkah yang baik untuk sementara agar dirinya dan ibu tenang walapun waktu berasama putra semata wayangnya hilang...
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
pagi dimana sekarang dirinya sudah sampai di terminal di temani ibu dan Andi..
semalam waktu meminta ijin kepada ibu dan Andi awalnya ibu enggan memberi ijin.. tapi setelah Aya memberi alasan untuk kebaikan dirinya dan ketenang ibu, ibupun pasrah dan merelakan putrinya pergi kekota, berbeda dengan Andi dirinya lebih tenang dan membiarkan ibunya pergi, dia mencoba memahami keadaan ibunya bisa di katakan Andi dewasa sebelum waktunya.
Andi teringat pesan ayahnya sebelum pergi bahwa apapun yang Andi lakukan yang paling utama adalah menjaga bundanya memastikan bundanya bahagia.
"bu..Aya pamit.. doain Aya ridhoi Aya pergi...
titip Andi bu.." pinta Aya sambil berkaca kaca
"ya nok hati hati..pesan ibu jangan pernah tinggalkan sholat nok. Andi aman bersama ibu.." ujar ibu sambil mengelus kepala Aya yang tertutup hijab.
"nang...jaga nenek yah, patuh setiap ucapan nenek,, maaf bunda pergi kekota." ucap Aya sambil memeluk putra semata wayangnya.
"iya bun..Andi nurut, Andi akan jaga nenek, bunda juga hati hati." jawab nya..
"bunda punya Andi,. Andi sayang bunda.." bisik Andi sambil membalas pelukan bundanya.
"asalamualaikum" pamit Aya sambil mencium tangan ibu..
"waalaikumussalam" jawab ibu dan Andi.
Aya pun naik menempati kursi di bus.. air matanya yang ia tahan sudah tak terbendung lagi,, mengalir deras.. sebisa mungkin agar Aya menahan isak tangisnya... sungguh amat sangat sesak di dada.. ini pertama kalinya dirinya jauh dari ibu dan Andi... berharap langkahnya kali ini tidak salah.
"bismillah..lindungi langkah hamba ya allah, hamba mohon jaga ibu dan putra hamba,,'' batin Aya berucap dengan tangis pilunya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!