NovelToon NovelToon

Masa Lalu Sang Presdir

Kehidupan Ricard

"Hai, siapa lo? halangi jalan gue aja, tuh kan cewek gue jadi kepleset! minggir! minggir!" suara Richard parau tapi kedengaran begitu menggelegar di telinga anak buahnya.

Seorang Office Boy minggir. Lalu mengambil alat pel juga ember nya, mengkerut di sisi tembok hotel.

Sang OB membiarkan ubin marmer basah hasilnya mengepel di injak sepatu Bos sama wanitanya, wanita itu dalam keadaan tak beralas kaki, tentu saja tak beralas kaki injak ubin basah, karena licin akhirnya jadi terpeleset.

Richard menangkap pinggang Janeeta teman mabuknya, yang biasa teman semalaman hingga pagi buta sampai siang menjelang.

Richard keluar klab malam atau night club miliknya yang masih menyatu dengan hotel bintang yang menjadi kelolaannya. Begitulah kebiasaan dan kehidupan seorang Rich mengisi melewati malam-malamnya, apalagi malam minggu seperti malam ini.

Janeeta tak memakai sendal lagi, ataupun sepatu hak tinggi yang biasa dia pakai. Entah ketinggalan dimana, karena mabuk hingga lupa segalanya.

Richard sama mabuk tapi nggak se-mabuk Janeeta, tidak bisa kontrol apapun, intinya mereka berdua mabuk, sehingga perlu istirahat panjang untuk memulihkan kembali tubuh dan ingatannya, juga pikirannya.

Mereka berjalan seperti anak kecil baru bisa jalan, sambil berpelukan sempoyongan. Mereka ngomong ngaco dan tertawa-tawa, menuju satu kamar khusus yang di bikin dan di desain untuk sang pemilik tinggal dan istirahat, membawa setiap wanita yang berbeda di tiap malam-malamnya.

Mereka menuntaskan pesta malam minggu dengan pergumulan panas tanpa batas, di tempat tidur big size nan empuk tanpa sehelai benangpun, mereka layaknya binatang sudah tak ada kata malu seperti sepasang suami istri.

Padahal mereka bukan siapa-siapa, jangankan ikatan resmi, mereka hanya kenal di klab malam dan lanjut ke tempat tidur, kecuali mereka saling butuh dan saling memberi. Janeeta hanya teman seorang Rich, teman kencan, teman pesta dan teman minum, teman menghabiskan malam dan uang. Sebelum Rich bosan berganti melirik pada wanita yang lain.

Siapa yang tak mau menikmati satu malam dengan seorang Rich? tampan, tampang blasteran, dengan postur tinggi gagah, kaya, dengan hobi menghamburkan uang dan mentraktir siapa saja yang di senangnya.

Perempuan ngantri ingin mendapat giliran dan kesempatan. Bagi wanita yang biasa pergi mencari kehidupan malam, Richard adalah impian bagi mereka.

Selain bisa memuaskan nafsu dan hasratnya, cuan adalah tujuan mereka. Royalnya sang Presdir Hotel The Rich tak di ragukan lagi, bisa sekali kencan langsung punya motor atau bila Richard puas bisa kebeli mobil.

Kini Richard sedang gandrung dengan Janeeta, gadis cantik wanita klab malam blasteran, juga seorang broken home yang pandai bernyanyi.

Saat itu awal-awal Rich melihat Janeeta sedang bernyanyi di klab miliknya, lalu manajer klab mengenalkannya pada Rich, ternyata Janeeta juga sama seperti pada umumnya kupu-kupu malam, yang mencari sesuatu kesenangan di remang lampu klab malam.

Janeeta tak tahu siapa dan dimana bapaknya. Sejak kecil hidup hanya dengan Ibunya yang dulu adalan pengungsi dan pencari suaka yang di wadahi UNHCR atau United Nations High Commissioner for Refugees, dengan mitranya yaitu hotel-hotel sebagai penampungan dalam memenuhi kebutuhan dasar pencari suaka, dan pengungsi di Indonesia.

Janeeta kecil, yang tak tahu apa-apa dibawa kabur sama Ibunya dari rombongan pengungsi pencari suaka. Hingga akhirnya menetap di satu kampung di daerah Puncak, awal-awal Ibunya adalah seorang wanita yang bekerja serabutan untuk menghidupi dirinya dan anaknya, sehingga Janeeta bisa sekolah sampai keluar SMA. Hingga terdampar dan menetap di kota hujan ini.

Hingga akhirnya Ibunya berhenti bekerja di rumah-rumah karena faktor usia dan kesehatan, lalu mulai mandiri jualan kue kecil-kecilan, sampai sekarang jualan dan punya toko kue di bantu dua karyawan dan bisa masuk memenuhi pesanan The Rich Hotel dan klab malamnya.

Richard menutupi tubuh Janeeta yang kelelahan. Nyaris tanpa perlawanan seperti biasanya sangat agresif saat mereka mengakhiri kencan kali ini. Selain mabuk juga kantuk yang tak tertahankan.

Janeeta membiarkan Rich menuntaskan hasrat dan kesenangannya.

Richard membuka alat 'pelindung' yang hampir setengahnya penuh dengan cairan kental kenikmatan lalu membuangnya ke tempat sampah, membersihkan diri ke kamar mandi, lalu memandang puas pada gadis yang sudah terlelap di buai mimpi indahnya.

Satu kelebihan seorang Ricard, walaupun berpuluh gadis pernah tidur dengannya tapi dia tak lupa satu hal yaitu pelindung untuk keselamatan, juga tidak sembarangan menebar benih, tetapi Richard siap menebar kepuasan dan juga kemewahan bagi siapa saja wanita yang di senangnya.

Ricard walau dalam keadaan mabuk saat mau melakukan kencana akhir yang sangat di sukai nya, selalu ingat akan satu hal yaitu memakai pelindung, itu mutlak harus, tanpa pelindung tak akan mau melakukannya, dengan alasan apapun Richard tetap tak mau.

Richard membaringkan tubuhnya di samping Janeeta, memandang gadis cantik itu yang belum bosan dia kencaninya, membelai menyingkirkan anak rambut yang menutupi mukanya, membelai pipi mulusnya dan mencolek hidung mancungnya, lalu jari telunjuknya memainkan bibir yang saat mereka bermain tadi begitu panas membakar mulutnya, membangkitkan hasrat laki-laki nya.

Janeeta terasa ekslusif bagi Richard. Semua yang ada di diri Janeeta begitu Richard sukai dan sampai sekarang belum bosan. Akhirnya mereka berdua tertidur hanya ditutupi dengan selimut.

Entah alasan apa Richard sudah ada empat minggu bahkan lebih mungkin, saat ingin berdua selalu menelephon Janeeta untuk menemaninya di klab malam dan menyuruhnya bernyanyi lalu berakhir di tempat tidur.

Richard adalah seorang yang punya segalanya kini, memiliki beberapa Hotel bintang dan beberapa tempat hiburan malam di kota Bogor sampai ke wilayah Puncak, Richard asli kelahiran kota ini tapi secara keturunan dia adalah blasteran Sunda Belanda.

Konon, kisah dan ceritanya nenek buyutnya adalah orang Belanda pada zaman kolonial dulu. Mereka menikahi pribumi dan saat perang berakhir mereka tidak pulang ke negerinya tetapi mereka memilih menetap di Indonesia.

Richard adalah dua saudara dengan adik perempuannya Andrea yang masih kuliah di Bandung, Mama Amalia adalah Mama kandungnya dan Papanya Isaak adalah asli keturunan Belanda, Papa yang penuh perjuangan dalam hidupnya.

Mereka tinggal di Bandung hidup dalam tanggungjawab anak kesayangan mereka Richard Isaak.

Perjalanan panjang seorang Rich hingga sekarang memiliki beberapa Hotel bintang dan klab malam, dan menjadikan dirinya Presdir di perusahaannya terlalu panjang, hingga Richard sendiri tak ingin mengenangnya.

Setiap wanita boleh merasa senang dan puas dengan segala yang diumbar Richard, tapi jangan harap lebih dan main hati untuk serius di dalam hidupnya.

Richard pemuja kesendirian dan kebebasan. Tak terbesit dalam hidupnya adalah sebuah pernikahan ataupun jauh berpikir membina satu keluarga, hidupnya diombang-ambing oleh kemewahan dan kehidupan malam juga keseharian yang begitu menyita waktunya.

Terkadang kedua orang tuanya mengingatkan, atau saat datang berkunjung ke kotanya selalu ujung-ujungnya memberi nasehat bijak, tapi semua itu dianggap Richard hanya nasehat orang tua saja, lalu di senyumin saja.

Untuk apa terikat hubungan resmi? terlalu rumit menjalaninya harus konsisten dan taat juga saling setia itu yang tidak bisa Ricard lakukan. Harus setia pada satu orang.

Semua kesenangan ada di depan mata, wanita, tahta, harta berlimpah dan kehidupan bebas dan fasilitas yang di milikinya begitu tak terbatas.

Anak? tak terbersit sedikitpun di otak Rich saat ini memiliki seorang anak. Anak adalah perhatian ekstra, yang sangat menyita waktu begitu berharga untuk bisnis dan mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk kesenangannya.

*****

Selamat datang di karya baru Enis Sudrajat, happy reading 🙏❤️

Job khusus

Tengah hari Janeeta bangun, seperti biasa tak mengganggu sang flamboyan yang masih terlelap sehabis pesta semalaman dan menikmati tubuhnya, mengenakan kembali pakaiannya yang di temukan di atas bantal lalu turun ke kamar mandi membersihkan diri mandi dan berdandan di samping tempat tidur.

Pria flamboyan begitu melekat pada sosok Ricard, di Indonesia bahasa flamboyan memang sering kali digunakan untuk merujuk pada sederet pria yang bergaya dandy, unik, dan memikat lawan jenis dan lawan bicaranya. Bukan cuma perempuan yang dibikin klepek-klepek, pria-pria lainnya pun sangat mungkin menjadikannya idola.

Mengikuti segala yang dilakukan yang dipakainya akan menjadi trendsetter bagi yang mengidolakannya.

Ricard sepertinya tidak menyukai kata flamboyan tetapi teman-temannya selalu memanggilnya dengan kata itu, Rich senang kalau teman bahkan siapa saja termasuk teman bisnisnya memanggilnya dengan panggilan Rich, dari kependekan nama Richard yang berarti juga kaya.

Janeeta mengambil amplop coklat di atas meja kecil, membukanya sedikit lalu menutupnya kembali, memasukkannya ke dalam tasnya lalu meninggalkan satu ciuman sayang di pipi Richard sambil tersenyum, mungkin tanda terima kasih.

Dalam lelapnya seorang Richard tak pernah mengecewakan siapapun pasangannya yang telah memberikannya kesenangan dan kebahagiaan memenuhi kebutuhan hasrat laki-lakinya.

Selalu menyediakan segepok duit di amplop coklat di atas meja lampu tidurnya, itu sudah menjadi kebiasaannya dan sudah dimengerti oleh pasangannya kalau itu adalah hak atas siapa saja yang bisa masuk ke ruangan mewah dengan pelayanan maksimalnya.

Janeeta keluar kamar sepatunya sudah ada di balik pintu entah siapa yang mengantarnya, mungkin Benny atau Hanna asisten pribadi Richard yang selalu setia dan tetap setia kepada majikannya karena selain baik dan murah hati, Rich kalau lagi senang selalu memberi kejutan kepada mereka yang memang bikin anak buahnya benar-benar terkejut.

Tapi harap dimaklumi juga kebiasaan buruknya yang terkadang bikin dongkol siapa saja, yang terpenting harus bisa membeli hatinya, sekali marah ataupun sekali tidak senang kepada seseorang, dia akan selalu mengingatnya dan mengabaikannya tanpa meliriknya lagi.

Kesenangannya akan berganti-ganti pasangan dan perempuan selalu meminta persetujuan Benny dan Hanna. Entah kenapa sepertinya Benny dan Hanna sudah dianggap Richard adalah keluarga sendiri, bahkan mereka diberi hak spesial mengkritik dirinya jika dirinya terlalu berlebihan dalam suatu hal baik cara menindak seseorang atau memperlakukan seseorang.

Karena ini adalah hari minggu di mana Richard istirahat dari kesibukannya, dari rutinitasnya berkantor di Rich Hotel di kawasan Puncak, sekaligus tempat istirahatnya. Semua kegiatan off kecuali kesenangannya bermain dengan wanitanya.

Setiap minggunya harus ada satu wanita yang menemaninya, dan sudah berminggu-minggu ini sang Presdir meminta seorang Janeeta untuk tetap menemaninya.

Benny merasa heran akan perubahan pada diri bosnya, seorang Janeeta yang begitu istimewa di mata bosnya. Tampang bule atau blasteran sudah biasa keluar masuk kamar bosnya apalagi yang pribumi, tapi kenapa terhadap Janeeta ada pandangan lebih seorang Presdir.

Apa karena Janeeta pintar bernyanyi sehingga begitu menggodanya? atau menggairahkan saat mereka memadu kasih dan bermain? entahlah.

Benny juga Hanna mendapat libur kalau hari minggu, keistimewaan Richard yang diberikan kepada kedua asistennya, walau pada kenyataannya kalau ada keperluan mendadak mereka tetap saja diharuskan datang tanpa ada kata penolakan.

Kerjasama yang harmonis bertahun-tahun mereka lakukan, dari mulai sang Presdir menapaki usahanya di bidang perhotelan dan klab malam, Benny dan Hanna dengan setia mendampingi sang Presdir hingga sekarang posisinya berada di Puncak bisnisnya yang semakin berkembang pesat.

Bisnis perhotelan dan hiburan malam menenggelamkan Richard ke dalam limpahan materi yang tak terhitung jumlahnya, seperti jamur dan cendawan di musim hujan setiap hotelnya kini dilengkapi dengan fasilitas hiburan malam, dan itulah andalannya.

Manajement Rich Hotel begitu rapi memanage segala sesuatu sedetil detilnya, karena itu Richard begitu senang dan sayang banget pada team manajemen yang berada di bawah naungan Rich Hotel, juga termasuk asisten pribadinya Benny dan Hanna.

Sampai tengah hari baru Richard mulai menampakkan kesadarannya, kepalanya terasa agak pusing dan badannya terasa pegal-pegal, bangun dengan malas menyibakkan selimut yang menutupinya.

Duduk di pinggir tempat tidur mengingat apa yang semalam di lakukannya dengan Janeeta, walau dirinya dalam keadaan mabuk, juga lawan perempuannya sama mabuk, tetap saja merasakan kenikmatan yang berbeda, dari wanita-wanita yang pernah singgah dan masuk memanaskan ranjang kamar mewahnya.

Richard memandang tubuhnya dalam posisi duduk tanpa pakaian, hanya mengenakan bawahan underwear, dada berbulu dan kekar, perut sixpack dengan kotak-kotak yang begitu kentara, dan kejantanannya yang begitu di banggakannya dengan ukuran diatas rata-rata.

Bulu-bulu halus di sekitar pahanya selalu membuat lawan mainnya begitu senang mengelusnya.

Ricard tersenyum dengan segala keistimewaan dirinya, sanggup membuat setiap lawan mainnya ketagihan lagi dan lagi.

D***han setiap perempuan yang di bawa Richard ke kamar mewahnya menjadi candu di telinga Richard, dan diantara sekian banyak orang yang mengisi malam-malam nya hanya Janeeta yang berbeda.

Richard mencoba membuang nama Janeeta dan menyamakan seorang Janeeta dengan perempuan lainnya, tapi tetap berbeda.

Mengingat ini hari minggu Rich agak bingung juga mau ngapain dan akan kemana, kedua asistennya mungkin lagi ngorok tidur atau sedang pada pacaran, atau juga lagi jalan-jalan, mungkin saja lagi bersama keluarga mereka masing-masing.

Richard meraih ponselnya mencari satu nomor dan menghubunginya.

"Ya Bos, aku lagi di rumah ada apa?" sahutan suara Benny di ujung sambungan telephon.

"Berarti kebetulan, tolong panggil kembali Annet ke tempatku, kalau bisa jemput dan pastikan dia sampai di sini secepatnya."

"Ba-baik, Bos."

Benny menarik nafas panjang sambil memakai topinya. Dalam hatinya menggerutu

perintah tiba-tiba dan tak bisa ditolak, semua harus dilaksanakan tanpa kata alasan.

Kalau masih mau di pakai kenapa tak di tahan aja? nggak bisa lihat orang menikmati hari liburnya! Kira kira begitulah dalam hati Benny.

Tapi tak urung semua di laksanakan nya. Menghubungi Janeeta tapi ponselnya tidak di angkat, aktif dengan nada panggil berdering.

Seorang wanita mengangkat ponselnya mungkin Ibunya.

"Ya halo, dengan siapa ini?"

"Ya, ini Tante, apa Annet? saya Benny temannya."

"Saya Ibunya, jangan panggil Tante, ada apa? anakku lagi tidur habis manggung panggilan nyanyi semalam."

"Oh, bisa di bangunkan saya mau bicara."

"Kamu ini siapa? keperluannya apa?"

"Oh, eh ini juga menyangkut soal pekerjaan nyanyi Annet Tante eh Bu."

"Kalau soal pekerjaan, akan coba Ibu bangunkan tapi untuk hal lain Ibu nggak mau ganggu biar dia istirahat."

"Ini benar soal pekerjaan nyanyi dia Bu, tolong bangunkan, saya mau jemput dia sekarang biarin nggak mandi juga yang penting Annet bisa datang sore ini, ada job khusus buat dia."

Dengan berbohong Benny bisa berdalih depan Ibunya Annet karena Benny juga tahu tidak ada seorang Ibu yang menginginkan dan mengizinkan anaknya untuk menjadi seorang wanita penghibur.

*****

Selamat datang di karya baru Enis Sudrajat, happy reading 🙏❤️

Kontrak

Janeeta naik mobil Benny sambil belum begitu mood, karena lagi tidur di ganggu dan langsung di ajak jalan. Belum kenyang tidur membuat kepalanya agak pusing dan perutnya juga merasa lapar banget.

"Ada apa sih Ben? nggak tahu apa gue lagi istirahat?"

"Sama gue juga lagi libur, tapi demi pekerjaan dan Bos tersayang, gue lakuin ini semua, sudah lo jangan manyun gitu, Bos meminta lo datang lagi ke tempatnya gue hanya di suruh jemput."

"Ada apa ya? nggak pernah panggil gue sore-sore gini."

"Mungkin masih nagih, semalam Bos belum puas."

"Apa iya, ya? memang gue semalam mabuk berat jadi antara ingat dan nggak saat si Bos memakan gue, tapi gue yakin malam dia menikmatinya soalnya pagi pas gue bangun gue nggak pakai baju heee..."

"Gue juga sama heran, entah ada apa." Benny setengah mikir dalam gumaman nya.

Mereka sudah sampai di hotel.

Sampai di depan kamar mewah ruangan super ekslusif dengan fasilitas nomor satu diatas Cabana Room dengan ukuran fantastis 30 x 40 meter persegi lebih dari satu rumah ukuran mewah, dengan private pool, Benny sama Janeeta langsung menghadapkan wajah mereka kepada sensor kamera sebelum masuk kamar dan memijit bel.

Pintu kamar langsung terbuka mereka mendapatkan Richard lagi berenang dan mempersilahkan Benny dan Annet duduk di taman pinggir kolam renang dengan payung terpal putih.

Richard ke pinggir dan naik ke bibir kolam renang lalu berjalan telanjang dada ke tempat tamunya duduk, Annet memberikan handuk dan piyama mandi sang flamboyan, dadanya bergetar saat melihat tubuh sang Presdir tanpa pakaian di depan matanya begitu menantangnya.

Gairahnya merasa terpanggil. Ingin sekali Annet bisa berenang di situ, menghilangkan pusing sehabis tidur dan pandangan sangat menggoda di hadapannya.

"Datang juga lo!" Richard mencium pipi Annet di hadapan Benny, itu hal biasa dan lebih dari itu juga Benny harus membiasakan diri. Itu bagian dari kerja, walau hatinya tak bisa di pungkiri bergejolak juga.

"Mau renang sayang?" Rich bertanya pada Annet dan mempersilahkan dengan sebelah tangannya menunjuk kolam renang pribadinya.

"Boleh?"

"Ya Boleh, kenapa enggak? yang boleh masuk ke sini boleh pakai semua fasilitas di sini."

"Tapi Bos, aku nggak bawa baju renang nya."

"Haaaa ... telanjang saja nanti berenang sama aku! tunggu di sini nanti balik lagi, aku antar dulu Benny keluar."

Bergetar juga dada Janeeta membayangkan semuanya, rasanya belum pernah mereka main di kolam renang.

Rich memberi kode pada Benny untuk mengikutinya lalu mereka berbicara kurang lebih 20 menit di sofa sudut ruangan, lumayan lama juga, lalu Benny keluar sambil mengangguk juga membungkukkan badannya.

Richard balik lagi ke kolam renang dan membuka kembali Piyaman mandinya meraih pinggang Janeeta dan mereka berciuman di pinggir kolam renang private pool nya.

Kenikmatan tersendiri bagi Richard ketika liburan melewatkan bersama Annet dalam pelukannya. Rasa capek sehabis kerja dan mengurus bisnisnya hilang sudah dalam candu asmara yang menjadi kesenangannya.

"Rich, ada apa memanggil aku kembali?"

"Aku ingin menikmati hari ini bersamamu lagi."

"Apa kamu belum bosan?"

"Aku mau ajukan kontrak sama kamu, dengan keuntungan yang lebih."

"Kontrak apa? nyanyi? bukankah itu urusan manajemen klab?"

"Bukan sama sekali, tapi kontrak partner ranjang ku."

"Hah? maksudnya apa?"

"Aku ingin mengontrak kamu menjadi teman tidurku sampai aku bosan, jadi tak akan ada wanita lain setiap malam-malam ku selain kamu."

"Apa nggak salah dengar nih?" Janeeta merasa diatas angin.

"Aku bosan dengan ganti ganti pasangan seperti pakaian saja, mau mencoba tetap, apa kamu siap? dengan segala kenikmatan yang aku berikan hemght ....?"

"Sangat siap sayang, dengan senang hati."

"Aku sudah menduganya, kamu gadis pintar yang aku temui, dan tak akan menolak."

Rich mulai melepaskan satu-satu kancing kemeja Annet dan mulai menelusuri tiap jengkal tubuh indahnya.

******* dengan bibir dan lidah panjangnya, seperti menelusuri jejaknya semalam.

"Apa kita akan melakukannya di sini Bos?" terkadang Bos terkadang juga Rich Annet memanggilnya.

"Kenapa enggak? ini kamar tipe Cabana Room! sangat pribadi aman dan terjaga."

"Oke, lanjutkan kesenanganmu!"

Richard tak perduli lagi apapun selain menikmati saat-saat yang sangat di sukai nya. Berenang dan berciuman di kolam renang menikmati sinar matahari dan tubuh seksi Annet.

"Apa keuntunganku Bos? seperti apa kontrak itu?"

"Aku mulai bosan gonta-ganti pasangan aku ingin mencoba tetap satu orang, dan yang terpilih adalah kamu."

Janeeta membiarkan Rich bermain dan memainkan bagian tubuhnya yang paling sensitif, kembali dari satu titik ke titik lain. Berbaring di kursi santai pantai di pinggir kolam renang.

"Kamu akan aku gaji perbulannya, kontrak nyanyi itu lain lagi, itu mutlak akan di berikan manajemen klab, perminggu akan ada lagi bonus. Kerja kamu hanya menemaniku setiap saat aku butuh harus siap sedia tanpa ada satu katapun penolakan, seperti saat ini."

"Makasih Bos sayang, memang Bos Richard tak ada duanya, aku akan jadi yang terbaik di dekatmu." Annet mengalungkan tangan di leher sang flamboyan.

"Kontrak akan tertulis dan kita tandatangani, aku tak akan merugikan pihak manapun termasuk kamu yang telah memberiku kenikmatan setiap saat" Annet merasa tersanjung dan menarik tangan Rich untuk duduk di kursi pantai santai di pinggir private pool.

"Apa saja tugasku Bos ku sayang?"

Richard tersenyum sambil mengungkung tubuh indah Annet yang ada di bawahnya, molek, mulus, langsing, jenjang menyuguhkan pemandangan yang begitu mengundang hasrat laki-laki nya.

"Jangan berikan tubuh indah mu pada siapapun, kalau selama kontrak dan selama aku belum bosan kamu melanggarnya, jangan harap ada maaf dariku, kamu bisa menyesal seumur hidupmu."

"Apa yang harus aku langgar Bos ku sayang? setiap saat aku me***rang dalam kenikmatan dan kemewahan, juga materi yang berlimpah, aku hanya milikmu, setiap saat, setiap waktu aku akan siap dengan servis memuaskan."

"Haaaaaaaa...kamu memang pintar merayu dan merangsang ku, membuat aku berubah pikiran dan tak ingin jauh darimu sayang."

Richard mulai tak kuasa membendung dirinya dalam permainan awal, melu**at bibir tipis merah jambu itu dengan rakusnya, bermain di sekitar dada Janeeta dan mencium lehernya begitu kuat, Annet seperti cacing kepanasan menggelinjang begitu lincah dengan de***han khas mengundang hasrat, kontrak awal pun di mulai.

"Mau lanjut di mana? di sini apa di tempat tidur?"

"Di tempat tidur dong, kalau nanti Bos nyemplung kolam renang gimana? jadi keruh nanti!"

Richard tertawa membopong tubuh langsing Janeeta ke kamarnya yang tanpa sekat melewati taman dan langsung ke tempat tidur.

Kemampuan yang luar biasa di pertontonkan Rich di hadapan Aneet yang belum begitu terbiasa dengan permainan terlatih seperti Rich.

Bos Rich memang pecinta wanita ulung, selain kejantanan dan kegagahannya dalam bermain membuat lawan jenisnya hampir kewalahan dan terengah-engah dalam kenikmatan, juga postur tubuh yang mumpuni dan di tunjang dengan gym rutin seakan menjadi sosok yang begitu ideal dalam bercinta.

Tampang blasteran Belanda dan Sunda, dengan kehidupan yang mewah segala di layani nyaris tanpa kekurangan, seperti madu saja kehidupannya, berjuta kumbang, lebah, lalat dan semut mengerubunginya banyak di butuhkan secara pekerjaan, atau sekedar mengincar kepuasan dan duitnya saja.

Menjadikan seorang Rich adalah segalanya bagi para pemujanya.

Inilah saatnya aku meraup keuntungan, walau semua harus aku sembunyikan dari Ibuku yang mulai alim dan berubah dalam segala hal, Aku ingin kaya dan merubah kehidupan, pikiran Annet di penuhi khayalan indah.

Sekarang Bos Richard si gila s*x tanpa di sangka ingin mengontrak aku sebagai partner ranjangnya, kenapa enggak? akan aku manfaatkan kesempatan yang tak akan datang dua kali ini.

Janeeta membiarkan Rich menanggalkan semua pakaiannya hingga tersisa under wear nya saja, dan itupun satu per satu mulai terlempar entah kemana, Annet sibuk membalas rakusnya bibir yang tak pernah bosan menikmati setiap jengkal tubuhnya, menanti dengan ******* dan erangan saat ujung tombak menyentuhnya dengan kenikmatan.

*****

Selamat datang di karya baru Enis Sudrajat, happy reading 🙏❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!