Zevanya Putri Sabila adalah seorang gadis muda, cantik, periang, baik dan sedikit tomboi.
Zee terlahir dari keluarga yang memiliki ekonomi yang sangat baik, bisa dikatakan kaya raya. Papanya, Roger Aghar adalah pengusaha yang terkenal di bidang konstruksi.
Sedangkan mamanya, Anna Zein adalah putri dari seorang pengusaha kaya raya di Jerman.
Tapi, sayang mama Zee meninggal saat Zee berusia 4 tahun.
Papanya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu, bernama Nola Agnesia.
Mama Nola sendiri memiliki seorang putri yang usianya sepantaran dengan Zee. Dia bernama Ratu Anastasia, dipanggil Ratu. Hubungan Zee dan Ratu tidaklah baik, mereka tidak akur, baik di rumah maupun di kampus. Itu terjadi setelah papa Zee menikah dengan mamanya, membuat Ratu merasa kalau Zee merebut kasih sayang mamanya.
Zee memiliki seorang kekasih hati bernama Yuda Nalendra Pratama. Seorang pemuda yang tampan, gagah dan cool di kampus. Banyak kaum hawa yang ingin menjadi kekasihnya, terutama Ratu. Secara diam-diam ternyata Ratu menaruh hati kepada Yuda, namun tidak berani dia sampaikan. Membuat hati Ratu dongkol setelah mengetahui bahwa Zee lah yang mendapatkan cinta dari sang pujaan hati.
Hari ini Zee akan berangkat ke kampus bersama Yuda. Zee berdandan cantik di depan cermin, memakai kaos berwarna putih dipadukan dengan celana jeans denim. Memakai make up tipis dan lipstik warna pink, menambah kecantikan seorang Zee.
Zee menyemprotkan parfum mahal, pemberian sang pujaan hati.
"Hmm, wangi," ucap Zee sambil mencium wangi parfum. Zee mengikat rambutnya menjadi satu, hingga leher jenjang dan putihnya nampak terlihat jelas.
"Sempurna," ucap Zee.
Zee menyambar tas selempang kesayangannya, berjalan menuruni anak tangga. Memang kamar Zee terletak di lantai dua rumah ini.
"Pagi, Pah! Pagi ,Mah!" sapa Zee hangat kepada mama tirinya.
"Pagi, Sayang!" jawab mama Nola tidak kalah hangatnya, tatapannya begitu meneduhkan layaknya ibu kandung. Ia tulus merawat dan menyayangi Zee seperti anak kandungnya sendiri, sebaliknya papa juga bersikap demikian kepada Ratu.
"Sini! Kita sarapan dulu, Sayang! Mama masak nasi goreng dan ayam krispi kesukaan kamu dan Ratu!" ucap mama sambil menepuk kursi kosong di sebelahnya. Zee hendak melangkah mendekati kursi kosong yang ditunjuk oleh ibu tirinya, namun tiba-tiba Ratu datang menyerobot langkah Zee.
"Siapa bilang Ratu suka ayam krispi?" ucap Ratu dengan ketus.
"Ratu!" seru mama.
"Pagi, Pah! Pagi, Mah!" sapa Ratu.
"Pagi, Sayang!" jawab papa.
"Bergabunglah bersama kami!" ajak papa.
"Ratu hari ini langsung berangkat ke kampus, Pah!"
"Ratu sarapan di kantin saja!" tuturnya.
"Kenapa?" tanya mama.
"Ya, gak apa-apa, Ma!"
"Ratu lagi buru-buru!" ujar Ratu.
"Paling mau ketemu sama pacar tuh, Ma!" timpal Zee.
"Pengen ketemu sama siapapun, bukan urusanmu!" ketus Ratu,menatap tajam ke arah Zee, namun yang ditatap malah cuek saja.
"Sudah! Pagi-pagi jangan bertengkar!" ucap mama menengahi.
"Kenapa kalian tidak bisa akur?" tanya papa.
"Ratu tuh, Pah! menyebalkan!" ujar Zee.
"Zee?" kesal papa menatap tajam ke arah putrinya.
"Iya, Pa! Maaf!" ucap Zee sambil tersenyum.
"Kamu tidak boleh seperti itu! papa gak mengajarimu berbuat tidak sopan!"
"Kamu mengerti kan, Zee?" tanya papahnya.
"Iya, Pah! Maafkan, Zee!" sesal Zee lagi.
"Sudah, Sayang! Sana kamu berangkat, nanti terlambat!" ucap mama, kata-katanya selalu bisa membuat hati anaknya damai.
Tiiiiiiiiiiiiiiiin.
Suara klakson moge berbunyi sangat keras, hingga terdengar sampai ke dalam rumah.
"Pah, Mah? Zee berangkat ke kampus!" ucap Zee, seraya mencium pipi papa dan mamanya.
"Hati-hati, Sayang!" pesan mama.
"Oke, Mah!" jawab Zee, sambil berlari kecil keluar rumah.
Keluar dari rumah, Zee melihat Yuda dengan Mogenya, melambaikan tangan sambil mengembangkan senyum.
"Pagi, Sayang!" sapa Yuda, sambil mencium pipi gadis cantik itu.
"Pagi, Beb!" Zee mencium sekilas bibir seksi milik Yuda.
"Nih, pakai helm!" Yuda menyerahkan helm kepada Zee.
"Thanks, Beb!" ucap Zee, sambil naik keboncengan motor Yuda.
Di kampus
Sampai di kampus, Yuda memarkirkan motornya. Dari area parkir, mereka bergandengan tangan mesra. Membuat para wanita yang pernah menjadi mantan Yuda, merasa marah, jengkel dan dongkol.
Ada yang berdecak kesal, ada juga yang melontarkan sumpah serapah, namun itu tidak membuat seorang Zee berciut hati. Zee tetap mengembangkan senyumnya, menyapa teman-temannya dengan ramah.
"Hai, Zee! Selamat pagi!" sapa Echa, sahabat akrab Zee.
"Selamat pagi juga, Ca!" jawab Zee
"Hei, Yud!" sapa Echa ke Yuda.
"Hei, Ca!" balasnya singkat.
"Beb, sampai sini saja! Aku mau bareng sama Echa!" ucap Zee kepada kekasihnya.
"Oke, nanti pulangnya kita bareng, Yang!" ucap Yuda.
"Okey! bye, bye!" Zee melambaikan tangannya kepada kekasihnya.
"So sweet!" goda Echa.
"Gue jadi ngiri!" manyun Echa.
"Kapan ya punya pacar?"
"Cari dong, Sayang!" ledek Zee.
"Gak! sebelum lulus dan cari kerja, aku gak mau pacaran!" tegas Echa.
"Yang bener?" goda Zee.
"Kaya aku dong!"
"Hah, kaya pacar kamu bener saja!" ucap Echa ceplas-ceplos, membuat Zee membelalakkan matanya.
"Aku yakin dia bisa berubah kok!" yakin Zee.
"Yah, semoga saja! Kemarin saja aku lihat Yuda pergi sama Novi!" batin Echa.
"Yuk, masuk kelas! hari ini pelajaran dosen killer itu!" ajak Zee.
"Ayok!" jawab Echa.
Kantin
"Hei, bro!" sapa Yuda ke teman-temannya.
"Hei, lihat! Siapa yang datang?" ucap Angga.
"Ah, bisa saja!" tukas Yuda.
Seperti biasa Yuda cs, sebelum pelajaran mereka nongkrong di sudut kantin. Mereka adalah teman-teman akrab Yuda di kampus. Dari mereka juga, Yuda mengenal pergaulan bebas.
"Yuda?" panggil seorang wanita, membuat keempat pria itu menoleh ke sumber suara.
"Melly," ucap Yuda agak terperanjat.
"Entar malam jadi kan,Yud!" tanya Melly menggelayut manja di lengan Yuda. Ketiga temannya sampai di buat melongo.
"Ya, jadi dong, Mel! kamu persiapkan saja staminamu!" jawab Yuda tanpa rasa malu. Bagi mereka berbicara vulgar di depan umum itu bukanlah hal yang tabu. Mereka terbiasa melakukannya, bahkan berciuman di depan umum pun mereka tidak malu.
"Oke, aku tunggu nanti malam di tempat biasa!" bisik Melly.
"Hebat kamu, Yud!"
"Aku salut sama kamu! kemarin Novi, sekarang Melly!" ledek Angga.
"Ha.....ha....ha!" mereka tertawa terbahak-bahak.
"Katanya sudah insyaf ?" tanya Roy.
"Aku belum bisa! Aku butuh penyaluran!" ucap Yuda.
"Terus gimana dengan Zee?" tanya Roy.
"Aku harus gimana? dianya saja gak mau diajak gituan!" jengkel Yuda.
"Ha.....ha.....ha!" mereka tertawa lepas.
"Ko bisa sih?" tanya Angga.
"Dia belum siap! sedangkan aku butuh penyaluran!" ucapnya lagi.
"Terus kalau Zee tahu, Bagaimana?" tanya Tommy.
"Jangan sampai dia tahu dong!"
"Kalau dia sampai tahu! berarti ada salah satu di antara kita yang membocorkannya!" tegas Yuda.
"Slow, men!"
"Jangan marah-marah gitu!" ucap Angga.
"Lalu gimana kalau sampai dia tahu sendiri?" tanya Tomy.
"Yah, itu urusan belakangan!" jawabnya santai.
"Gila! Zee itu kurang apa?"
"Dia cantik, baik dan seksi!" ujar Angga.
"Kan sudah kukatakan! aku butuh penyaluran!"
"Satu hari sp******ma gak keluar! kepala rasanya pusing!" ucap Yuda
"Kenapa kamu gak cari cewek di tempat lokalisasi saja?" ucap Angga.
"Aku takut terkena penyakit! mainnya juga gak bersih!" tolak Yuda.
Ha.....ha....ha
"Udah yuk masuk kelas!" ajak Yuda.
"Okey, yuk!" mereka pun beranjak dari kantin menuju kelas mereka.
to be continued......
*****************************
Saya kasih visualnya....
Zevanya Putri Sabila
Alan Putra Xaquille
Yuda Putra Nalendra
Ratu Anastasia
Selesai mendengarkan ceramah dari Pak Ridwan, Zee menunggu kekasihnya di area parkir. Zee yang cantik, menunggu sambil meminum jus buah naga.
Dari arah Utara, sebuah motor berhenti tepat di depannya. Ternyata dia adalah Yuda, senyum Zee mengembang menampilkan deretan gigi putihnya.
"Sorry, telat!" ucap Yuda.
"Oke, gak apa-apa, Sayang!" Zee naik ke boncengan, dan memakai helm yang disodorkan Yuda, untuk pengaman.
"Siap?" tanya Yuda.
"Siap! Ayo jalan!" ucap Zee bahagia, motor melaju meninggalkan area parkir.
Kemesraan mereka ternyata sedang diperhatikan oleh Ratu, Ratu nampak kesal dan marah. Dia meremas ujung bajunya hingga kusut, sampai kedatangan Rani saja dia tidak menyadari.
"Ratu?" panggil Rani, membuat lamunan Ratu buyar seketika.
"Sial! Kamu ngagetin saja sih?" marah Ratu.
"Serius banget! Siapa yang kamu lihat?" tanya Rani penasaran.
Pandangan Rani sejurus dengan pasangan yang baru saja meninggalkan area parkir.
"Oh, kamu sedang melihat mereka! sudah jangan dilihat kalau membuat kamu sakit hati!" hibur Rani.
"Ish, kamu ini mengganggu!" kesal Ratu.
"Aku sedang kesel sama seseorang!" Ratu memberengut sebal.
"Kesal sama Zee? Zee kan saudara kamu?" ucap Rani, membuat mata Ratu membulat dengan sempurna.
"Aku gak suka, kamu ngomong kayak gitu!" hardik Ratu kepada Rani.
"Ups, Sorry!" Rani menutupi mulutnya.
"Aku akan merebut Yuda dari Zee!" seloroh Ratu.
"Sebelum janur kuning melengkung, aku harus mendapatkannya! seperti dia merebut kasih sayang mama!" tegasnya penuh penekanan.
"Oke! slow baby!"
"Ayok, kita pulang!" mereka pulang meninggalkan kampus.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Pukul 21.00
Di sebuah hotel, sepasang muda-mudi sedang memadu kasih. Melly meracau tidak jelas, menikmati sentuhan demi sentuhan, laki-laki paling tampan yang pernah Melly kenal. Yuda sudah melepaskan pakaiannya. Sekarang dia dalam keadaan polos. Dada sixpacknya membuat kaum hawa terpesona termasuk Melly. Keringat mereka bercucuran membasahi kain sprei, mereka melakukan olahraga panasnya sampai fajar menyingsing.
Zee berusaha mendial nomor kekasihnya, namun tidak aktif, hanya suara operator telepon yang terdengar. Zee merasa kesal, tidak biasanya Yuda telat apalagi lupa. Perasannya kacau dan gelisah, Zee pun memilih menaiki kendaraan umum. Saat hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba Ratu datang.
"Kasihan! Gak menjemput ya?"
"Pasti lagi bersenang-senang dengan cewek-ceweknya! secara dia itu kan laki-laki tampan, seleranya tinggi! mana mungkin suka sama cewek triplek kaya kamu!" ejek Ratu.
"Ish, ga ada kerjaan banget kamu! suka banget mencampuri urusan orang lain!" kesal Zee.
"Kenapa? Kamu marah?"
"Kamu mau menampar pipiku lagi?" seloroh Ratu, menantang.
"Dasar mulut ember!" Zee berlalu pergi sambil menyenggol lengan Ratu.
"Auw! sakit!" pekik Ratu sambil memegangi lengannya.
"Dasar cewek jadi-jadian! Wajahnya saja cantik! otot kaya kuli bangunan!" ucap Ratu mengatai Zee.
Zee pergi ke kampus dengan menggunakan bajaj, pasalnya ojol yang dia pesan tidak kunjung datang, terpaksa dia memakai bajai pergi ke kampus.Tadinya Zee berniat ikut mobil papanya, tetapi papanya bilang ia ada meeting mendadak, dengan terpaksa dia harus menggunakan kendaraan umum.
Bajaj berjalan dengan kecepatan sedang, membuat Zee tidak sabar ingin cepat-cepat sampai.
Di tengah jalan, Zee melihat seorang wanita paruh baya di jambret oleh dua orang laki-laki bertubuh besar menggunakan motor.
Ibu-ibu itu berteriak meminta tolong, namun tidak ada seorang pun datang menolongnya.
Zee yang melihat itu, naluri kemanusiaannya memberontak. Dia paling tidak bisa melihat seseorang dianiaya.
"Pak, berhenti!" teriak Zee kepada sopir bajaj.
"Ada apa, Non?" tanya sopir bajai.
"Kita harus menolong ibu-ibu itu!" seru Zee menunjuk ke arah ibu-ibu yang baru dijambret.
"Bapak gak berani! Bapak masih ingin hidup, Non!" ujarnya.
"Ish, Bapak ini! masa tega melihat seorang ibu-ibu di jambret?" ucap Zee, membuat si Bapak berfikir.
"Ah, Bapak kelamaan mikirnya! sekarang Bapak minggir dulu! biar saya yang bawa bajajnya!" ucap Zee dengan gagah berani.
"Apa? Non yang bawa! Non yakin bisa? jangan sampai bajaj Bapak kenapa-napa lho!" tegas sopir bajaj seraya menghentikan lajunya.
"Sudah, Bapak tenang saja! kalau bajaj Bapak rusak, nanti Saya ganti yang baru!" ucap Zee.
Mereka bertukar tempat duduk, sekarang Zee yang menjadi sopir bajajnya, sedangkan si Bapak duduk di kursi penumpang. Dengan kecepatan penuh Zee mengendarai bajai itu mengejar para penjambret.
"Jangan ngebut, Non! Bapak takut! Bapak masih ingin hidup!" ucap Sopir Bajaj sambil memegangi topinya yang hampir terbang terbawa angin.
"Tenang! anggap saja bapak naik roller coaster!" Zee menambah kecepatan lajunya.
Bremmmmmmmmmmm
Chiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit
Zee membelokkan laju bajajnya tepat ditengah motor para penjambret, membuat si penjambret menghentikan motornya secara tiba-tiba.
"Nona mau apa? Jangan! bahaya!" ucap sopir bajaj memperingatkan.
"Tenang, Pak!"
"Saya harus mengambil tas yang mereka jambret!" ucap Zee.
"Hey, keluar kamu! Ba***********sat! An**********ng! keluar kamu?" teriak salah satu penjambret.
"Kalau kamu gak keluar! aku hancurkan bajaj ini!" teriaknya lagi.
Mendapatkan ancaman itu, Zee merasa jengkel dan marah. Akhirnya Zee keluar dari bajaj.
"Wuih, cewek cantik yang keluar!"
"Pasti masih seret nih!"
"Hey, cewek! yuk ikut Abang!" ucap salah satu penjambret yang hendak memegang pipi Zee, dengan kasar Zee menepis tangan pria itu.
"Jauhkan tangan kotormu!" bentak Zee.
Zee menendang perut penjambret hingga tersungkur. Yang satu tidak terima, lalu mengarahkan bogemnya ke muka Zee, namun Zee dapat menghindarinya dengan langkah cepat.
Sekarang gantian Zee yang menghajar kedua penjambret itu hingga babak belur, mereka meminta ampun kepada Zee, namun Zee terus menghajar penjambret itu hingga tidak berdaya.
Mobil sedan warna hitam berhenti, seorang wanita paruh baya turun dari mobil tersebut. Satu mobil polisi, juga ikut berhenti. Polisi langsung meringkus dan membawanya ke kantor polisi. Sepertinya si ibu sudah melaporkan kedua penjahat itu kepada polisi.
Zee mendekat dan menyerahkan tas tersebut ke si ibu.
"Ini tasnya, Tan! Semoga masih utuh!" ucap Zee sambil menyerahkan tas tersebut.
"Terima kasih, Nak! Kamu hebat sekali!" puji si ibu.
"Sama-sama, Tan! Semoga tidak ada yang hilang!" ucap Zee.
"Tidak ada kok! ini buat kamu!" ujar ibu itu sambil menyerahkan beberapa lembar uang warna merah kepada Zee.
"Jangan, Tante!" tolak Zee.
" Saya menolong tante dengan ikhlas! tidak mengharapkan imbalan!" jawabnya .
"Astaghfirullah! ternyata masih ada anak muda yang memiliki hati baik seperti kamu! Siapa nama kamu?" tanya ibu-ibu itu.
"Zevanya, Tan! Panggil Zee saja!" timpalnya.
"Perkenalkan! nama saya Sarah!"
"Kamu bisa panggil tante Sarah!"
"Oh!"
"Ehm, baiklah tante Sarah, Zee harus pergi , karena Zee harus kuliah!"
"Tunggu! tunggu!"
"Boleh tante minta nomor HP kamu?" tanya Sarah sambil menyodorkan HP nya, agar Zee mencatat nomornya di Hp milik Sarah.
"Sudah, Tan!"
"Terima kasih sekali lagi yah, Zee!"
"Sebenarnya jika uangnya hilang, tante tidak masalah! tapi di sana ada dokumen-dokumen penting!" ucap Tante Sarah.
"Iya, Tante! lain kali tante harus hati-hati!"
"Okey deh, Tan! Zee pergi dulu!"
"Assalamualaikum!"
Zee pun meninggalkan Sarah, dan menaiki bajaj nya kembali menunju kampus.
"Walaikum salam, hati-hati!" jawab tante Sarah.
"Non hebat banget!"
"Kaya wonder woman!" puji sopir bajaj.
"Ah, bapak bisa saja!" Zee tersenyum sangat manis.
"Hah, aku telat!"
"Percuma juga kalau ke kampus!"
"Enaknya kemana ya?" Zee nampak berfikir.
"Pak, Anterin saya ke cafe Flamboyan ya!"
"Lho gak jadi ke kampus?"
"Sudah telat, Pak!"
"Oke deh, kita langsung ke tujuan!" sopir bajaj langsung melajukan kendaraannya ke tempat tujuan.
To be continued............
**************************************
note.
Hai Readers kembali lagi dengan Author, ini novel Author yang kedua yah. Semoga Readers suka.
Jangan lupa tinggalkan jejak mu dengan kasih Like, favorit dan komentar.
♥️♥️👌👌👌✌️✌️✌️
Mentari pagi menyinari bumi, sinarnya menelisik masuk lewat celah-celah korden kamar. Membuat dua insan manusia, mengerjapkan matanya karena silau matahari.
SHIIT
"Aku kesiangan!" ucap Yuda, mengacak rambutnya sendiri, dia berlalu ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Yuda sengaja mempercepat mandinya, karena dia memang harus pergi.
"Kenapa buru-buru banget sih?" tanya Melly.
"Aku harus pergi! Zee pasti sudah menunggu!" jawabnya.
"Kenapa sih kau masih bersamanya? Dia tidak bisa memberikan kau kepuasan! tetapi selama bersamaku, kau akan selalu puas, Sayang!" ucap Melly menggoda.
"Dia itu berbeda! dia wanita baik-baik! dia juga wanita terpandang! Sedangkan kamu?" Yuda menatap jijik ke arah Melly.
"Apa maksudmu, Yud?" ucap Melly tidak terima.
"Kamu gak bisa menyamakan diri kamu dengan Zee! Zee itu wanita yang istimewa! sedangkan kamu?" ejek Yuda, membuat Melly terhina.
"Sekarang aku tanya? berapa banyak pria yang sudah menikmati tubuhmu?" Yuda mencengkeram dagu Melly.
"Itu...!" Melly tergagap.
"Sudah banyak kan? Aku tahu bukan hanya aku yang tidur denganmu!"
"Jangan pernah menyamakan dirimu dengan Zee!" tegas Yuda sambil memberikan amplop berisi uang.
"Nih, bayaran kamu!" Yuda melempar amplop itu ke muka Melly dan berlalu meninggalkan kamar hotel.
"Hiks....hiks....hiks!"
"Kamu tega banget, Yud! sampai hati kamu berbicara seperti itu!"
"Aku mencintaimu, Yud! Apa salahku?"
"Hiks....hiks....hiks...."
" Semua ini gara-gara Zee! Awas kamu, Zee!"
"Aku akan buat perhitungan denganmu!" Melly berdialog dengan dirinya sendiri.
Di kampus
Yuda mencari keberadaan kekasihnya, tetapi masih belum menemukannya, lalu ia mencarinya di kantin, di sana juga tidak ada.
Saat keluar dari kantin kebetulan berpapasan dengan Echa.
"Cha, tunggu!" panggil Yuda.
"Eh,Yuda! Ada apa?" tanya Echa.
"Kemana Zee?" tanya Yuda .
"Sorry, Yud! hari ini aku gak melihat Zee!" jawab Echa.
"Lalu, Zee kemana?" tanya Yuda lagi.
"Di kantongku gak ada, di tas juga gak ada!" gurau Echa.
"Jangan bercanda deh ,Cha!" dengus Yuda.
"Ya, mana aku tahu, Yud! hari ini aku belum bertemu dengannya!" jawabnya.
"Ah, kamu gak asyik banget deh!" kesal Yuda, sambil berlalu pergi.
"Syik, asyik, syik, asyik emang Ayu tingting!" dengus Echa.
"Tapi, iya juga sih! Kemana tuh anak?"
"Coba telfon deh!"
Echa mendial nomor sahabatnya, namun ponsel Zee tidak aktif.
"Nih anak kemana sih?"
"Di telfon gak aktif!" Echa berdialog dengan dirinya sendiri.
Di sebuah cafe, seorang wanita sedang menikmati satu gelas es cappucino.
Menikmati es cappucino di udara panas seperti ini, rasanya sangatlah nikmat. Dia baru menyadari bahwa dari tadi ponselnya tidak aktif, Zee berusaha menyalakan kembali ponselnya namun ada sedikit masalah.
"Aduh, gawat! Ponselku mati! kayaknya minta ganti nih!" ucap Zee, sambil sedikit memukul pelan ponsel miliknya.
"Alhamdulillah, akhirnya hidup juga!" ucap Zee saat ponselnya kembali menyala, ternyata banyak notifikasi pesan dan panggilan masuk.
"Yuda! banyak sekali panggilan dari Yuda!"
"Sebaiknya aku telfon balik deh!"
Dret ....Dret....Dret
"Halo, Beb!"
"Kemana saja kamu, Yang?" tanya Yuda cemas.
"Beb, aku ada di cafe tempat biasa buat anak-anak nongkrong!" jawab Zee.
"Ya sudah, aku akan menyusulmu!" ucap Yuda.
Yuda langsung pergi ke cafe tersebut, yang memang jarak kampus ke cafe tidak terlalu jauh, sehingga dengan cepat Yuda sudah sampai di depan Cafe.
Yuda memasuki cafe, mencari keberadaan kekasihnya. Ternyata Zee sedang duduk di pojok sendirian.
Dari arah belakang, Yuda memeluk pundak kekasihnya.
"Yang?" panggilnya.
"Beb, kamu darimana saja? lama aku menunggu kamu! hingga akhirnya aku terpaksa naik bajaj!" selorohnya.
"Aku menghubungi ponsel kamu, tapi tidak aktif! Ada apa sebenarnya? kamu kemana saja?" cerca Zee.
DEGH
"Semoga Zee tidak curiga !" batin Yuda.
"Mama sakit, Sayang! terpaksa aku mengantar mama ke rumah sakit! sebagai anak satu-satunya, aku harus berbakti sama orang tua! terpaksa aku harus nganterin mama dulu!"
"Semoga Zee percaya!" batin Yuda .
"Benarkah? kamu lagi gak bohong kan?"
"Soalnya feeling ku tidak baik!"
"Kamu jangan negatif thinking dulu!"
"Suer deh! aku gak bohong! kalau gak percaya, nih aku telfon mama aku! silahkan kamu telfon?" ucap Yuda sambil menyodorkan ponselnya di hadapan Zee.
"Eh, gak usah! aku percaya sama kamu, Beb!" tolak Zee.
""Huft!" Yuda menghela nafas panjang.
"Untung dia percaya!" batin Yuda lagi.
"Apa itu,Yang?"
"Es cappucino! mau aku pesanin, Beb?" tanya Zee.
"Boleh!" Zee memesankan satu es cappucino untuk Yuda.
"Yang kamu ko ga kuliah?"tanya Yuda tiba-tiba.
"Iya nih, Beb! tadi aku habis ngejar-ngejar jambret!" jawab Zee santai.
"Apaaaaaaa?" Yuda terkejut.
"Jambret! Bagaimana ceritanya?" heran Yuda.
"Saat aku naik bajaj, aku melihat seorang ibu sedang dijambret! aku kasihan,Beb!"
"Aku kejar deh penjambret itu! Pas di belokkan, aku tikung motornya! Aku hajar jambret itu satu persatu!"
"Bugh ... Bugh.....Bugh!" Zee memperagakan gerakan menghajar jambret
"Mereka babak belur, Beb!"
"Zee gitu loh !"
"Andai gue yang di hajar karena ketahuan selingkuh! Apakah nasibnya akan sama seperti penjambret itu?" batin Yuda.
"Beb, ko diem! menurutmu, Bagaimana? hebat kan?" seloroh Zee.
"Yang, kamu kan cewek! gak baik seorang cewek berkelahi!" nasehat Yuda .
"Yang namanya cewek harus feminim! aku lebih suka kamu feminim,Yang!"
"Aku terpaksa, Beb!"
"Aku kasihan sama ibu-ibu itu!"
"Emang kalau aku gak feminim, kamu akan cari cewek lain, Beb?" tanya Zee tiba-tiba.
"Uhuk.... uhuk....... uhuk!" Yuda yang baru saja menenggak minumannya tersedak.
"Ya gak lah, Yang! kamu jangan berfikir yang aneh-aneh! aku tuh bucin banget ma kamu! jadi gak mungkinlah aku selingkuh!"
"Yang benar?" tanya Zee tidak percaya.
"Iyalah!"
"Bagi aku kamu tuh cewek paling cantik sedunia! seluruh cintaku cuma buatmu seorang!" gombal Yuda, membuat pipi Zee jadi merah karena menahan malu.
"Oya, besok Angga akan buat Party di rumahnya!"
"Sebagai pasangan ,aku ingin mengajak mu, Yang! Kamu mau kan, Yang?" tanya Yuda.
"Apakah itu pesta ulang tahun, Beb?" tanya Zee.
"Bukan sih! ini pesta biasa kok!"
"Oh! tapi gak pake minum-minum segala kan, Beb?"
"Ya gak lah, Yang!"
"Oke deh, Aku ikut!"
"Kamu tampil cantik dong, Yang!" pinta Yuda.
"Oke !" jawab Zee.
Pulang dari cafe, Zee meminta kekasihnya langsung mengantarkannya pulang ke rumah.
Pasalnya hari ini dia ada tugas yang harus di selesaikan secepatnya.
To be continued...
*************************************
Note .
Jangan lupa baca novel pertama aku, dengan judul : "Ketulusan Cinta Dara " kasih Like , favorit dan komentarnya.
Semoga para Readers suka dengan karya pertama dan karya kedua saya, dukungan Readers sangat membantu untuk penyemangat Author dalam berkarya.
Klik Like , Favorit, komentar dan votenya ....
I Love you dari Cahyaning Fitri....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!