NovelToon NovelToon

Stuck Marriage (Season 1 & 2)

Menginap

Happy reading.

〰〰〰

"Kejar anak itu jangan sampai dia lepas, atau kalian yang akan ditebas bos."

Para pria berbaju hitam itu mencari seorang gadis suruhan atasannya, langkah kaki serentak itu tak terelakkan.

"Sial mana banyak banget lagi."

Seorang gadis yang bersembunyi dibalik kardus kardus bekas itu tampak ketakutan. Dress biru yang ia kenakan tampak lusuh dan kotor dibuatnya.

Sedangkan di luar sana banyak pria yang sedang mencarinya. Tangannya sedikit tergores besi saat akan bersembunyi tadi.

"Sepertinya tak ada di sini, kita cari tempat lain."

Para pria berbaju hitam itu meninggalkan tempat itu, membuat gadis yang bersembunyi tadi sedikit lega.

"Aman, saatnya keluar."

Deg

"Ini dimana?" tanyanya menatap sekeliling, gadis itu merasa asing dengan tempat ini. Semua gara gara tadi ia berlari terlalu jauh hingga tak tahu ini dimana.

Dengan rambut sedikit acak membuat penampilannya yang tadi waw menjadi hmm.

"Mana gak bawa ponsel, gak bawa dompet lagi. Terus gue mesti gimana nih?" gerutunya sambil berjalan menelusuri jalan raya.

Gadis itu merasa menjadi tontonan apa karena penampilannya yang bak anak ayam kecemplung got.

"Malu gue malu."

Dari kejauhan gadis itu melihat taksi yang melaju kearahnya tanpa basa basi ia menghadang taksi itu.

Ia membuka pintu taksi itu dan masuk tanpa tahu jika di dalam ada seorang ibu ibu merintih kesakitan.

"Ya ampun, salah taksi gue."

"Mbaknya dari mana mau kemana? Kenapa hadang taksi saya?" tanya Sopir Taksi seraya melajukan taksi itu menuju rumah sakit.

"Gak tahu."

"Aaa sakit mas, cepetan dikit saya gak mau anak saya lahir di sini," teriak ibu itu mencengkram tangan gadis itu.

"Sakit ibu, aduh duh duh tangan aku." Ringis gadis itu saat tangannya dicengkram oleh ibu itu.

"Sabar dulu mbak, ini hampir sampai kok."

Akhirnya taksi itu sampai di rumah sakit, dengan cepat sopir taksi itu memanggilkan perawat untuk membawa ibu itu ke ruang bersaling.

Satu jam berlalu ibu itu ditangani oleh dokter, anaknya laki laki laki dan ibunya dalam keadaan sehat.

"Permisi, ibu yang di dalam ingin bertemu dengan kalian."

Mereka berdua saling pandang dan mengikuti sang dokter ke dalam ruangan.

"Terima kasih ya mbak mas sudah membawa saya sampai di sini, saya gak tahu jika gak ada mas tadi itu," ucap ibu itu dengan senyum lemah.

"Iya bu, gak apa-apa. Saya senang anak ibu lahir dengan selamat," jawab sopir taksi itu.

"Saya do'akan kalian berjodoh ya, mbak sama masnya cocok kalau saya lihat."

"Kami saja tidak kenal bu, kalau begitu kali pamit dulu ya bi. Salam buat keluarga ibu."

"Iya terima kasih ya mas mbak sekali lagi. Maaf tadi sempat cengkram tangan mbaknya."

"Iya bu gak apa-apa."

Seelah berpamitan pada ibu itu keduanya keluar dari ruangan itu menuju taksi.

"Eh eh eh mau kemana?" tanya sopir taksi.

"Masuk."

"Gue udah gak kerja terima penumpang jam segini."

"Lah terus?"

"Hufftt cari taksi lain aja, gue mau pulang."

"Ya sudah gue ikut." Tanpa basa basi gadis itu naik dikursi penumpang dengan nyaman.

"Sialan siapa sih tu cewek."

Sopir taksi itu masuk ke dalam Taksinya dan menghadap kebelakang.

"Lu siapa dan mau kemana?"

"Oh nama gue Ariana dan gue gak tahu mau kemana. Ikut lu aja dah gak tahu jalan pulang gue," jawabnya tanpa beban.

"Gue gak terima cewek di kontrakan."

"What!! Kontrakan? Tapi gimana dong, kalau gue pulang pasti dimarahin mama papa. Lagian kayaknya dia orang baik, gak apa-apa lah ya," batin Ariana.

"Gak apa-apa kok, gue gak punya rumah, lu lihat pakaian gue yang acak acakan gini."

"Tapi pakaian lu kayaknya mahal."

"Ini nemu di jalan daripada gue telanja*g." Dengan melas Ariana membuat simpati sopir taksi ini.

"Huffftt oke, tapi cuma malam ini aja gue izinin lu nginep di kontrakan gue."

"Serius? Aaa thank you." Spontan Ariana memelek leher sopir taksi ini.

"Eh eh sorry gak sengaja, seneng gue soalnya." Ariana melepas pelukannya.

"Hmm."

"Btw nama lu siapa?" tanya Ariana pada sopir taksi.

"Alex."

"Ooo."

Dalam perjalanan menuju kontrakan itu hening, Ariana maupun Alex tak tahu mau berbicara apa.

Sampailah mereka di sebuah kontrakan bercat biru itu. Alex menyuruh Ariana masuk.

"Di sini cuma ada satu kamar, jadi lu bebas mau tidur di mana pun kecuali kamar gue."

"Kamar mandi ada disebelah dapur." Ariana mengangguk.

"Lex."

Alex membalikkan badannya menatap Ariana yang masih diam ditempat.

"Gue gak punya baju ganti."

"Huhh nyusahin tahu gak sih, bentar." Dengan kesal Alex masuk ke dalam kamarnya dan berberapa detik kemudian Alex keluar lagi.

"Nih, kemeja gue. Panjang kok bisa buat nutupin paha lu."

Alex melemparkan kemeja berwana hitam itu pada Ariana dan dengan sigap diterima.

"Thank ya." Dengan langkah santai Ariana menuju kamar mandi seperti yang sudah diucapkan Alex tadi.

"Gue rasa dia bukan cewek sembarangan," gumamnya menatap Ariana.

Di dalam kamar mandi Ariana menatap sekelilingnya. Ia tak pernah membayangkan akan berada disini.

"Kamar mandi apaan nih, gak ada bath-tup, gak ada shower, clossetnya juga. Duh nasib-nasib."

Sejenak Ariana merutuki keputusannya tapi mengingat ini sudah menjadi keputusannya akhirnya ia pun menerima.

"Mandinya gimana ya?" tanya Ariana pada dirinya sendiri. Ariana memegang gayung berwarna biru itu dan mengambil Air.

Setelah 30 menit berada di kamar mandi, Ariana keluar dengan memakai kemeja hitam yang kebesaran itu.

"Emmm wanginya." Ariana mencium aroma wangi masakan.

"Rin makan," teriak Alex tanpa melihat Ariana.

Mereka pun makan dengan tenang, jujur Ariana menikmati makanannya sekarang walau sederhana tapi pas dilidahnya.

"Kamu tinggal sendiri?" tanya Ariana disela makannya.

"Hmm."

"Mama papa lu?" tanya Ariana lagi.

"Di kota."

Hening.

Hanya dentingan sendong yang beradu dengan pikir, mereka menghabiskan makanan itu.

"Cuci piringku sekalian." Alex menaruh piring bekasnya di depan Ariana yang hanya diam.

"Kenapa diam? Gak mau ha? Lu itu cuma numpang ya di sini."

"Bukannya gak mau, tapi gue gak bisa nyuci piring." Dengan malu Ariana menyengir.

"Cewek apa gak bisa nyuci piring?" tanya Alex sengan nada menyindir.

"Ya maaf. Kalau kamu berkenan ajarin ya." Dengan puppy eyes Ariana menatap Alex.

Alex mengangguk dan berlalu menuju dapur, diikuti Ariana yang membawa piring kotor itu.

Alex mengajarkan Ariana mencuci piring dan gelas yang benar, dengan senang hati Ariana mengerjakannya. Di mansionnya dulu ia tak pernah sekalipun masuk ke dapur. Semua sudah disiapkan oleh pelayan mansion. Wajar jika Ariana tak tahu cara mencuci piring, mencuci baju, dan pekerjaan wanita lainnya.

Bersambung

Jangan lupa Like+ Komen + Vote dan tambahkan difavorit kalian ya.

Mohon maaf jika banyak PUEBI yang salah dan banyak typo. Author masih belajar soalnya.🙏🙏

Pernikahan Dadakan.

Happy reading

〰〰〰〰

Tok tok tok.

Dor dor dor.

Suara ketukan keras membangunkan Ariana yang tidur di sofa terganggu.

"Alex keluar lu."

"Iya keluar lu Alex, bawa cewek lu sekalian."

"Jangan sampai kos kosan saya jadi tempat zina."

Teriakan demi teriakan terdengar jelas, Ariana yang sudah membuka mata dengan sempurna itu berjalan dan membuka pintu.

"Nah ini nih ceweknya Alex."

"Lihat deh bajunya ih."

"Mohon bapak bapak ibu ibu biar saya yang ngomong sama mbak ini."

Seorang paruh baya yang Ariana pikir itu RT di sini menghentika para warga yang akan menyerbu Ariana.

"Bisa panggilkan Alex nak?"

Ariana mengangguk dengan cepat, takut dengan tatapan ibu ibu yang seakan ingin menerkamnya.

Tok tok tok.

"Lex, Alex," panggil Arina dari balik pintu kamar.

"ALEX BUKA," teriaknya tak tahan.

Ceklek.

"Kenapa sih ha, ganggu orang tidur aja deh." Dengan muka bantalnya Alex keluar dari kamar.

"Aaaaa." Spontan Ariana menutup matanya melihat Alex hanya memakai celana pendek dengan telanjang dada itu.

Alex bingung kenapa Ariana berteriak seperti itu hingga ia menyadari ia telah memamerkan dada bidang dengan enam kotak di perutnya pada Ariana.

Alex kembali kedalam kamar dan memakai bajunya, lalu keluar kembali.

"Buka mata lu, gue udah pakai baju." Alex menyingkirkan tangan Ariana dari mata gadis itu

Ariana membuka matanya pelan dan melihat Alex sudah memakai kaos oblong.

Ariana bernafas lega, tiba tiba ia ingat kenapa harus memanggil Alex.

"Anu di luar banyak orang cari lu. Ada bapak bapak suruh manggil lu buat keluar."

Setelah mendapat penjelasan dari Ariana, Alex berlalu menuju pintu dan membukanya.

"Ada apa ya pak?" tanya Alex melihat banyak warga di depan kontrakannya.

"Nah ini nih orangnya, seenak jidat bawa cewek masuk kontrakan saya. Mau buat zina kamu hah." Teriak Ibu Kontrakan pada Alex, Ariana yang ada dibelakang Alex hanya diam tak tahu mau apa lagi jika sudah begini.

"Dia teman saya bu. Dia kabur dari rumah dan akhirnya menginap di kontrakan saya," jawab Alex tenang menunjukkan Ariana.

"Benar begitu nak?" tanya Pak RT dan dianggukkan oleh Ariana.

"Kita gak percaya. Lihat pakaiannya dia. Seharusnya jika benar dia teman kamu pakaiannya gak menggoda gitu."

"Ngaku aja deh kalian mau zina."

"Cukup cukup ibu ibu bapak bapak, saya mohon tenang kita bisa bicarakan ini dengan kepala dingin." Pak RT menenangkan warganya.

"Apa yang harus dibicarakan pak RT sudah jelas mereka mau berbuat zina, daripada diteruskan lebih baik dinikahkan saja," saran salah satu warga.

"Betul tu Pak RT, saya juga gak ridho kontrakan saya jadi tempat orang zina."

"Setuju Pak RT."

"Baiklah kita ambil jalan tengahnya saja, kita nikahkan mereka hari ini juga. Agar terhindar dari zina, gak ada salahnya 'kan kalau kalian bersama, kalian bisa ngapain aja jika sudah sah." Terang Pak RT, Alex dan Ariana mencerna apa yang diucapkan Pak RT.

"Saya menolak, saya memang gak ada hubungan apa apa sama Alex. Saya juga gak mau nikah sama dia."

"Apa kata dunia, seorang Ariana nikah sama sopir taksi."

"Kalian gak ada pilihan lain, mau atau tidak pernikahan ini harus terlaksana hari ini juga, saya gak mau RT kita di cap buruk oleh RT lain." Tegas Pak RT.

****

Di sinilah mereka sekarang masjid yang tidak terlalu jauh dari kontrakan. Dengan pakaian kebaya seadanya dan kemeja putih. Mereka siap dinikahkan oleh penghulu setempat.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ariana Delta Binti Alexander Delta dengan mas kawin tersebut tunai."

"Bagaimana para saksi?"

"SAH."

Air mata Ariana mengalir begitu saja, harapan untuk menikah dengan orang yang dicintainya pupus begitu saja. Ia sudah resmi menjadi seorang istri dari sopir taksi yang menyelamatkannya.

Satu persatu warga bubar dan tinggallah Alex dan Alexa di masjid itu. Alex yang tak tega melihat Ariana menangis itu memeluknya.

"Huaaaa kenapa gue mesti nikah sama lu." Tangisnya pecah saat tubuhnya dipeluk oleh Alex.

"Mau gimana lagi udah terlanjur."

"Tapi gue gak cinta sama lu hiks."

"Cinta bisa datang seiring berjalannya waktu, kita jalani saja pernikahan ini dulu."

Alex melonggarkan pelukannya dan mengusap air mata Ariana.

"Maaf membuatmu terkebak dalam pernikahan ini. Andai kemarin aku gak ikut kamu dan gak maksa kamu buat nerima aku di rumah kamu mungkin kamu masih melajang."

"Mungkin ini takdir, lagipula kita bukan anak kecil lagi. Unurku sudah 27 tahun, sudah sewajarnya aku menikah. Dan mungkin kamu jodohku."

"Kalau bukan?" tanya Ariana.

"Ya kita bakal menemukan jodoh yang terbaik. Walau kita gak berjodoh," jawab Alex singkat.

Setelah dirasa tenang, Alex dan Ariana pulang ke kontrakan Alex. Ariana juga belum memberitahukan identitasnya pada Alex.

Sampailah mereka di kontrakan, Alex membawa Ariana ke dalam kamarnya.

"Gak besar tapi cukuplah buat kita tidur."

"Maksud lu, kita tidur bareng?" tanya Ariana kaget.

"Walau gimana pun, lu udah jadi istri gue. Otomatis lu udah jadi tanggung jawab gue."

"Lu gak malu punya istri kayak gue, bahkan lu gak tahu asal usul gue."

"Kenapa mesti malu, hidup juga hidup gue. Gue gak rebut lu dari siapapun."

Ariana sedikit tersentuh dengan ucapan Alex, selama ini banyak yang berteman dengannya karena ia orang yang berada. Tapi Alex bahkan belum genap dua hari mereka bersama. Apa Alex akan tetap seperti ini jika nanti ia mengatakan yang sebenarnya.

"Lex."

"Hmm."

"Gue pakai apa?" tanya Ariana yang masib bingung ia ingin memakai apa.

"Dress lu yang kemarin mana?" tanya Alex menatap Ariana.

"Di kamar mandi," jawabnya polos.

"Jangan bilang lu gak bisa nyuci baju?" tanya Alex dan dianggukan oleh Ariana.

"Astaga Ria, jadi lu tuh bisa apa sih?"

"Gak tahu."

"Oke lu pilih baju gue yang pas di badan lu, habis itu ikut gue ke kamar mandi." Titah Alex kekuat dari kamar itu.

Ariana menatap pintu yang sudah tertutup itu dan membuka lemari baju yang ada di sana.

Ariana memilih baju yang akan ia pakai dan pandangannya tertuju pada kemeja putih itu.

____

"Lihat gue nyuci ini, dan lu harus bisa tiruin."

Ariana mengangguk dan melihat cara Alex mencuci dressnya mulai dari memberi sabun hingga membilas.

"Paham?" Alex menatap Ariana yang sedikit menangguk.

Alex menyerahkan kemeja hitam yang dipakai Ariana tadi dan menyuruh Ariana sendiri yang mencucinya.

"Gue bakal buat lu mandiri dengan hidup sama gue."

Setelah selesai mencuci, mereka menjemurnya di belakang kontrakan mereka.

"Kamu harus terbiasa dengan pekerjaan kecil seperti inu ya."

Ariana mengangguk seraya menggulung lengan kemeja itu hingga memperlihatkan tangan putih bersih itu.

Mereka masuk ke dalam kontrakan dan menyiapkan makan malam bersama, sekaligus mengajari Ariana memasak walau sederhana.

Bersambung

Jangan lupa Like+ Komen + Vote dan tambahkan difavorit kalian ya.

Mohon maaf jika banyak PUEBI yang salah dan banyak typo. Author masih belajar soalnya.🙏🙏

Malam Pertama

Happy reading.

〰〰〰

Ariana menatap cincin yang melingkar di jari manisnya itu, memiliki satu permata tampak sederhana tapi entah kenapa Ariana bahagia melihat cincin itu.

"Mama, papa, oma, opa. Ria dah menikah sekarang, maafin Ria karena kabur dari rumah."

Alex yang baru selesai mandi itu menghampiri Ariana yang berdiri menghadap ke luar rumah.

"Kenapa?" tanya Alex memegang pundak Ariana.

"Gak apa-apa, cuma gak nyangka aja aku nikah secepat ini."

"Kamu nyesel?"

"Fivety fivety, sebelah sisi aku seneng bisa tinggal di sini. Di sisi lain aku juga sedih saat kita nikah tidak ada satupun orang tua kita yang datang. Apalagi kita nikah karena digrebek warga."

"Kalau aku boleh tahu sebenarnya siapa kamu dan darimana asal kamu. Gak mungkin kamu gak punya rumah jika perilakumu saja seperti bukan orang susah."

"Eee aku..... hoamm aku ngantuk aku tidur dulu ya," elak Ariana yang tak mau menjawab pertanyaan dari suaminya.

"Kenapa kamu gak jujur saja, mungkin jika kamu jujur aku juga akan jujur tentang siapa aku."

Alex menatap Ariana yang sudah naik ke atas tempat tidur itu.

"Malam pertama ya."

"Ria," panggil Alex.

"Kenapa?"

"Ini malam pertama kita 'kan?" tanya Alex sedikit gugup.

Bluss.

"Tapi kita gak saling mencintai Lex," ucap Ariana dengan lirih.

"Aku tahu, emang kenapa kalau kita gak saling cinta? Aku cuma mau tidur." Alex naik ke kasur membuat Ariana memundurkan dirinya ke dinding.

"Dih kenapa mundur gitu, santai aja gue gak bakal minta hak gue sekarang walau kita sudah halal untuk itu."

Dengan santainya Alex melepas kaos hitam yang ia pakai, hingga ia telanjang dada. Ariana menutup matanya, ini kedua kalinya Alex membuat mata suci Ariana tercemar karena dada dan perut laki laki itu.

"Jauhan dikit lah Lex, gue parno lihat lu yang gak pake baju."

"Gak dosa juga, gue udah biasa kek gini."

Alex berbaring dan menarik tangan Ariana hingga gadis itu menabrak dada bidangnya.

"Aaaa." Ariana kaget saat Alex menariknya.

"Peluk gue."

"Gak mau," tolak Ariana melepaskan diri dari dekapan pria itu.

"Nolak permintaan suami dosa."

"Risih tahu gak." Ariana terus berontak membuat sesuatu yang tertidur lelap menjadi terbangun.

"****."

"Diam gak," gertaknya yang membuat Ariana sedikit takut.

"Lepasin."

"Kenapa sih, apa se-begitu jijiknya lu sama gue yang cuma sopir taksi ini?" tanya Alex dengan nada sedikit rendah.

"Gak gitu."

"Kenapa?"

"Gue gak pernah meluk siapapun kecuali ayah gue," cicitnya dengan malu. Tanpa sadar Alex menyinggungkan senyum tipisnya.

"Dan sekarang lu istri gue, jadi lu harus patuh sama gue."

"Apa harus?"

"Iya harus dong, sekarang lu tanggung jawab gue. Sebagai balasannya lu harus patuh apa kata suami selagi itu baik."

Hening.

"Lex, yang nusuk paha gue apaan ya?" tanya Ariana dengan polosnya.

"Anakonda punya gue," jawabnya santai membenamkan kepalanya dibelahan dada Ariana yang membuat gadis itu risih. Tapi tidak dengan Alex yang sangat nyaman.

"Hah lu pelihara anakonda!!?" Ariana menggerakkan tubuh karena tak nyaman dengan bawahnya.

"Sstt jagan gerak Ria."

"Gue gak nyaman Lex, kalau anakondanya gigit paha gue gimana?" Ariana semakin menaikkan tubuhnya agar terhindar dari anakonda seperti yang dikatakan Alex. Alex bukannya semakin baik malah tersiksa.

Cup.

Tiba tiba Alex mencium bibir Ariana, yang membuat Ariana mematung saat bibir kenyal itu menyentuh bibirnya.

Plak.

"Sorry." Ariana melepas pelukan Alex setelah menampar pipi suaminya dan membelakangi suaminya.

"Jangan bilang itu ciuman pertamanya."

Alex memegang pipi kanannya yang masih terasa panas itu bukannya marah Alex malah tersenyum.

"Sial." Alex bangun dari baringannya dan keluar dari kamar tanpa berbicara pada Ariana.

"Apa dia marah karena aku menamparnya?" taya Ariana menatap pintu yang sudah tertutup itu.

"Bodo amatlah, salah dia juga udah ambil ciuman pertamaku." Ariana kembali menutup tubuhnya dengan selimut.

Berbeda dengan Alex yang sedang mengerang kesal di kamar mandi, walau bagaimanapun ia juga laki laki normal. Apalagi Ariana sudah halal baginya.

"Sial gara gara dia dua hari gue habisin tiga sabun. **** ahh."

Empat puluh menit berlalu, Alex sudah segar kembali. Malam malam ia harus kembali mandi keramas karena Ariana.

Ceklek.

Alex membuka pintu kamar dan melihat Ariana sudah tertidur pulas dengan selimut yang sudah menjuntai ke bawah membuat paha gadis itu terekspos jelas karena kemeja yang dipakai Ariana menyingkap keatas.

"Baru masuk aja udah tersiksa gue."

Alex menarik selimut dan menyelimuti Ariana, ia ikut naik ke atas kasur dan memeluk Ariana dari belakang sesekali mengendus dan mencium tengkuk leher yang terekspos itu.

Entah darimana inisiatif itu mulai dari memeluk hinga mencium Ariana, baginya setelah ijab tadi sore seorang Alex Bara sudah mengklaim Ariana sebagai miliknya walau saat ini belum ada rasa cinta di antara mereka.

****

Sedangkan di tempat lain, dua pasang suami istri tengah panik pasalnya gadis semata wayang mereka, keturunan satu satunya mereka belum pulang juga sampai sekarang.

"Pah, gimana kalau Ria kita diculik sama musuh pah?"

Wanita berusia 47 tahun itu menangis di dada suaminya, tak jauh berbeda dengan wanita paruh baya 65 tahun itu.

"Cucuku."

"Tenang ma, papa sudah kerahkan semua pengawal untuk mencari Ria. Mama tenang saja, ibu juga Ariana pasti baik baik saja di luar sana."

Pria berusia 48 tahun itu meyakinkan istri dan ibunya agar tidak terlalu cemas. Walau di dalam hati Pria itu juga sama khawatirnya dengan istri dan ibunya. Hati seorang ayah juga akan sakit saat putrinya kabur dari rumah sudah dua hari. Apalagi banyak yang mengincar nyawa anaknya.

"Zain, ayah harap kamu cepat menemukan cucuku. Aku tidak mau tahu." Paruh baya berusia 68 tahun yang sedari tadi diam angkat bicara.

"Iya yah."

"Ayo bu, kita ke kamar. Percayalah Ria baik baik saja." Paruh baya itu mengajak istrinya ke kamar.

Tinggalah Papa Zain dan Mama Mariana di ruangan itu, Mariana masih saja menangis dipelukan Zain.

"Mama mau cari Ria pa." Tiba tiba Mama Mariana melepas pelukan itu dan mengusap air matanya.

"Jangan mah, biar anak buah papa yang cari. Bukannya papa gak mau cari Ria, tapi kamu tahu jika di luar banyak musuh yang memata matai kita. Jika mama keluar mereka akan tahu jika Ria kabur. Itu akan semakin membuat Ria terancam ma." Jelas Papa Zain pada sang istri.

"Tapi.."

"Mama percaya sama papa, Ria akan pulang dengan keadaan baik baik saja."

Akhirnya Mama Mariana mengangguk benar juga yang diucapkan suaminya. Malam yang semakin larut membuat keduanya masuk ke dalam kamar mereka.

Bersambung

Jangan lupa Like+ Komen + Vote dan tambahkan difavorit kalian ya.

Mohon maaf jika banyak PUEBI yang salah dan banyak typo. Author masih belajar soalnya.🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!