NovelToon NovelToon

Same Love You

Awal

Tita yang baru lulus sekolah, dan baru saja mendapatkan kartu tanda penduduk itu sudah harus menikah dengan laki-laki yang seumuran dengan pamanya…

Bagai mana ini padahal Tita belum siap dan masih ingin melanjutkan kuliahnya, apa lagi ada seorang pujaan hati yang ia nanti-natikan selama ini.

Iksa seorang laki-laki dewasa yang terpaksa menerima perjodohanya dengan anak kemarin sore. Bagaimana kelanjutan kisaah rumah tangga mereka apakan akan beakhir dengan kebahagiaan atau malah berujung pada sebuah perceraian.

Ngambek

    Evda Titania (Tita) adalah putri tunggal dari pasangan Trevor Indrawan (Papa Trev) dan Magda Maharani (Mama Rani) yang baru saja lulus dari bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama), Ia sedang mempersiapkan ujian untuk masuk SMA favorit di kotanya, ia tergolong murid yang rajin dan cukup pintar walaupun tidak terlalu menonjol. Kekacauan ini dimulai ketika Mama Rani suah memasukan berkas pendaftarannya ke salah satu SMA di kota Yogyakarta, yang pada dasarnya kota tempat omanya tinggal serta kota kelahiran sang ayah.

Mama Rani sedang duduk di ruang tamu ia tersenyum senang memandangi layar laptopnya sambil berteriak-teriak memanggil Tita

“Ta….Tita…Sayang kesini”

“Apa sih ma gak usah teriak-teriak kan bisa, aku tu lagi belajar buat ujian masuk SMA” Sambil berjalan dengan ekspresi cemberut menghampiri sang mama.

“Sini….sini aduh anak mama cemberut gitu gak enak diliat sini duduk disini” Menepuk-nepuk tangannya ke sofa di samping tempat duduknya.

    Tita pun duduk di samping sang mama dengan tetap mempertahankan ekspresi cemberutnya karena merasa waktu belajarnya yang sangat berharga terganggu.

“ Ini lo sayang mama mau kasih tau kamu, kalua kamu sudah di terima di SMA X di kota Yogyakarta” menyampaikannya dengan penuh antusias dan perasaan senang.

“ Hah SMA X di Jogja, gak salah ma aku kan gak pernah daftar, gimana bias keterima!?” dengan ekspresi keheranan.

“Kemarin mama yang masukin berkas-berkas pendaftarannya, Soalnya…..” Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Tita sudah marah dan menyerobot perkataan sang mama.

“Aahhh mama kok gitu… gak blang dulu ke aku, aku kan mau ke SMA N” dengan ekspresi kesal, seraya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya, sebelum sempat mama rani menjelaskan lebih lanjut “bang” terdengar suara pintu yang ditutup keras.

“Ya ampun anak itu” ucap Mama Rani sambil mengelus dadanya.

    Hari mulai gelap waktu makan malam telah tiba Tita tak mau keluar dari kamarnya, ia sedang dalam mode ngambek dengan mama nya, Mbak Nani asisten rumah tangga keluarga Tita yang sedang menyiapkan makan malam bersama Mama Rani, diminta oleh Mama Rani untuk memanggil Tita agar ikut makan malam bersama.

“ Mbak Nani sini biar saya yang nyiapin sayurnya mbak tolong panggilkan Tita aja, bilang makan malam udah siap” Sambil mengambil mangkok sayur yang di pegang Mbak Nani.

“Baik bu…” Mbak nani menuju ke kamar Tita dan mengetuk pintu kamar Tita dengan perlahan seraya berkata

“Mbak Tita makan malamnya sudah siap sudah ditunggu ibu sama bapak di meja makan”

“Tita lagi gak napsu makan!!! ” dengan nada setengah berteriak, Mbak nani baru mau mulai membuka mulutnya untuk kembali berbicara tapi Tita menyela sembari berkata dengan nada yang keras “ Udah ya mbak jangan ganggu Tita, Tita lagi konsentrasi main game kalau Mbak Nani berisik Tita bisa kalah”. Mbak Nani pun mengurungkan niatnya yang awalnya ingin membujuk tita agar ikut makan malam, karena dari siang sampai sore tadi Tita belum makan.

    Mbak Nani pin berjalan kembali menuju ruang makan “Maaf buk katanya mbak Tita lagi gak napsu makan katanya”

“Aduh kebiasaan kalau ngambek gak mau makan, dari siang tadi juga udah mogok makan, mbak Nani makan dulu aja, nanti biar saya atau papanya yang nganter makan ke kamar Tita” Mbak Nani pun pergi kembali menuju dapur karena dari awal ia bekerja di rumah itu, ia sungkan kalau harus makan satu meja dengan majikanya.

“Kenapa lagi sih ma jangan sering berantem sama anak gak baik…” kata Trevor Indrawan ( Papa Trev ayah Tita) sambal menyendok makan malamnya.

“Yah bukan berantem pa, tapi Tita ngambek karena mama daftarin ke SMA X tanpa sepengetahuan dia, kemarin kan mama sudah bilang kalau mau daftarin Tita ke sana” sambil menambahkan lauk kedalam piring sang suami.

“loh harusnya mama bilang dulu ke Tita kalua mau masukin dia ke sana”

“Mama tu lupa mau bilang tadi siang udah ada e-mail pemberitahuan, kalo Tita diterima, mama baru mau kasih tau belum selesai kasih penjelasan Tita malah ngambek terus masuk kamar”

“Mama ini juga ada-ada aja sih…. tolong ambilkan air minum ma” sambil memberikan gelas kearah istrinya.

“Mama tu kepikiran ibu di Jogja, bentar lagi kan El (Hanniel Indrawan adik ayah Tita) mau berangkat ke luar negri buat ngurusin bisnis keluarga, Kak Rio (Rio Indrawan kaka ayah Tita) juga belum bias pulang karena Yesi(kaka sepupu Tita) tiba-tiba sakit. Maksud mama masukin Tita ke sekolah itu biar sekalian nemenin omanya, kasian kalua ibu harus tinggal sendiri, kita kan belakangan sibuk ke luar kota terus, kasian juga kalua Tita di rumah cuma Sama mbak Nani menurut mama kayak kurang pengawasan gitu” Sambil mengambil gelas dari tangan suaminya dan menuangkan air putih.

“Iya pemikiran mama bener, tapi pendapat anak kita juga penting” sambil menerima gelas yang berisi air putih lalu meneguk nya dengan perlahan.

“Iya mama tau, makanya sekarang tugas papa kasih pengertian ke Tita, kalau bias bujuk supaya Tita mau sekolah di Jogja ” sambil menyodorkan nampan yang berisi makan malam dan segelas susu hangat yang telah disiapkan untuk Tita.

“Haduh mama ini…” Sembari menyelesaikan makan malamnya yang tinggal beberapa sendok lagi di atas piring.

“Pokonya papa harus bantu mama, kalau mama yang ngomong nanti yang ada Tita malah marah-marah mama juga jadi emosi, karena papa sudah selesai makan nya lebih baik sekarang papa ke kamar Tita” sambil menunjuk Nampan yang berisi makan malam tadi.

“Iya…iya papa coba bujuk Tita ya’’ mengambil nampan yang berisi makan malam dan melangkah menuju kamar Tita.

    Tok…tol…tok suara ketukan pintu di kamar Tita” Tita sayang ini papa nak, papa bawain kamu makan malam ni, open the door”

“ Tita gak lapar pa” Suara Tita yang menyahut dari balik pintu kamar.

“Ah yang bener…. Ini ada nasi goreng sama rendang telur kesukaan mu lo di tambah susu hangat, ah menu makan malam yang sepesial” masih berusaha membujuk Tita agar mau membuka pintu.

“ Tita bilang Tita gak lapar!!!” dengan nada sedikit kesal.

“Loh itu kok papa denger suara cacing-cacing di perutmu yang memberontak minta makan ayo buka pintunya dulu” masih berusaha membujuk Tita.

“Gak mauuu…Tita gak lapar” dengan suara kencang, sembari melempar konsol game yang ia pegang dan berjalan menuju ranjangnya, ia pun dudu di tepi ranjang dengan ekspresi kesal.

“Aduh suara cacing perut yang demo makin kenceng ini, makan-makan-makan gitu katanya, kedengaran lo ini sampai luar sini suara cacingnya…simsalabim open the door” masih berusaha membujuk Tita agar mau membuka pintu kamarnya.

    Tita yang masih sedikit kesal tiba-tiba tertawa karena merasa lucu dengan kelakuan sang ayah yang terus menggodanya, akhirnya Tita mau membukakan pintu kamarnya sambil berkata “Ayah tu ngapain sih gak lucu tau orang Tita lagi ngambek juga”.

“Loh lagi ngambek to ini ceritanya, ngambek juga perlu energi, ni makan dulu biar kuat ngambek sampai satu minggu ke depan” Menyerahkan nampan yang berisi makanan yang telah disiapkan oleh Mama Rani tadi.

“ Apaan sih papa mana ada nasi goreng satu piring buat amunisi ngambek satu minggu” Mengambil nampan berisi makan malam dari tangan sang ayah, dan memakannya dengan lahap karena sebenarnya tita sangat lapar maklum dari siang sampai sore belum makna karena dalam mode ngambek.

“Hayo tadi siapa yang katanya gak lapar… ini kok makanya kayak orang seminggu belum makan, lagi marahan sama mama ya?”

    Buru-buru mengunyah dan menelan makanan yang ada di dalam mulutnya “Tita lagi kesel sama mama masak mama daftarin Tita ke SMA X yang ada di Jogja Tita kan mau masuk SMA N, Tita juga udah belajar buat persiapan ujian besok” sembari kembali menyendok makan malamnya.

“Memang mama maksa Tita untuk masuk SMA X, mama kan baru daftarin aja, kalaupun kamu gak mau juga gak papa semua keputusan ada di tangan mu, kamu tau apa alasan mama mendaftarkan kamu ke SMA X ?” Sambil duduk di tepi ranjang dan memperhatikan putrinya makan.

“Hehe… belum sih pa tadi Tita udah keburu dongkol duluan waktu mama ngomong Tita diterima di SMA X, padahal Tita kan sama sekali gak daftar ke sana, Tita kan pengen ke SMA N” Sambil menghabiskan makan malamnya.

“Kamu boleh daftar ke SMA N, mama sama papa gak melarang, sekarang tita coba ngobrol sama mama dari hati ke hati. Bilang ke mama apa yang kamu mau, kamu juga harus tanya ke mama apa alasan mama daftarin kamu ke SMA X”

    Tita termenung agak lama “ sini biar papa yang beresin piringnya kamu ke kamar mama, tidur sama mama sambil ngobrol dari hati-ke hati, nanti papa biar tidur di kamar kamu” sambil membereskan piring dan gelas yang sudah kosong krena semua isinya sudah berpindah ke perut Tita.

“Siap 86 pak komandan” Tita melangkah menuju kamar orang tuanya dengan ragu dan agak malu Tita mengetuk pintu kamar orang tuanya “tok…tok..tok… mama ini Tita boleh Tita masuk”.

“Boleh saying sini masuk” Tita membuka pintu dan menyembulkan kepalanya sambil mencari keberadaan sang mama.

“Mama maafin Tita ya udah ngambek seharian ini” berlari kecil menghampiri ibunya seraya memeluk dan mencium pipi sang ibu, Sang ibu tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya.

“Ma aku mau tidur sama mama sambil kita ngobrol boleh”

“Boleh dong sayang ayo sini sini mau ngobrol apa “ sambil menarik putrinya ke tempat tidur, kedua ibu dan anak ini berbaring sembari bercerita dan meluruskan semua kesalahpahaman yang terjadi tak terasa obrolan mereka menjadi pengantar tidur.

    Keesokan harinya, suasana rumah kembali harmonis Tita dan orang tuanya sarapan sembari berbincang ringan untuk mengawali hari sebelum mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing.

Hampir Saja Terlambat

Tita tengah berdiri di samping mobil menunggu sang mama sambil kembali membaca buku latihan soal yang sudah iya kerjakan “ Mama ayo cepat tita takut nanti terlambat” Berteriak memangil sang mama.

“Iya…iya sebentar…” Berjalan sambil mencari kunci mobil didalam tas yang ditenteng Mama Rani.

Ayah tita yang tengah santai di teras rumah sambil membaca koran, tiba-tiba menghentikan aktifitasnya ketika mendengar suara teriakan sang anak dari dalam mobil “Papa aku sama mama berangkat dulu ya, doain aku supaya ujian masuknya lancar” Sambil melambaikan tangan.

“Papa do’a kan lancar ujiannya ya nak, mama bawa mobilnya juga hati-hati” tersenyum dan melambaikan

tangan.

“ Iya pa, berangkat dulu ya…” Mobil pun melaju meninggalkan halaman rumah menuju ke tempat ujian

masuk sekolah Tita.

Mobil terus melaju menembus jalan padat di kota Surabaya mama Rani yang sesekali memperhatikan putrinya yang tengah sibuk membolak-balik buku dari kaca mobil pun tersenyum sambil berkata “Aduh anak mama ini rajin ya, semoga lancar ya nak ujiannya”.

“ Harus dong ma kan memang aku dari dulu pengen banget sekolah ke SMA N”

“Iya…iya semangat ya anak mama, oh iya kita mampir ke Pom sebentar ya untuk isi bahan bakar”

“Siap 86 bu bos” Tersenyum dan memberi hormat kepada sang mama.

Mobil yang dikendarai mama Rani pun memasuki halaman Pom pengisian bahan bakar, tak disangka ternyata antrian pengisian bahan bakar cukup panjang dan membuat Tita bosan, Tita tiba-Tiba merasa ingin buang air

kecil.

“ Ma Tita kebelet mau ke toilet bentar ya” Keluar dari mobil lalu berlari, tetapi beberapa menit kemudian Tita kembali menghampiri mobil dan mengetuk kaca mobil sang mama.

“ Ma lupa gak bawa uang kecil buat bayar toilet” Menadahkan tangan ke hadapan sang mama yang masih

menunggu antrian pengisian bahan bakar.

“Ada-ada aja kamu ini, berapa?” Sambil menggeleng-gelengan kepala.

“2000 aja ma cepat, ini udah kebelet banget aku” Sambil bergerak-gerak kecil karena menahan mau buang

air kecil.

“Sebentar mama cairkan dulu” Membuka dasbor mobil tempat menyimpan uang receh kemudian memberikannya

kepada Tita.

“Tingcu mama” Menerima uang kemudian kembali berlari menuju toilet, tak disangka ternyata toilet juga

penuh jadi harus mengantri sedikit lama, Tita terus bergerak kesana-kemari krena merasa sudah tidak bias menahan buang air kecil.

10 Menit telah berlalu semenjak pengisian bahan bakar selesai namun Tita belum terlihat batang hidungnya. (Haduh antri lama ya ini anak ok belum keliatan) Kata mama Rani dalam hati. Karena belum terlihat juga mama Rani berniat untuk mencarinya, ketika akan turun dari mobil mama Rani melihat Tita berlari dari kejauhan.

“ Mama ayo cepat udah mau telat ini, buruan” memasuki mobil dan menutup pintu.

“Kamu ke toilet kok lama banget” Sang mama menyalakan mobilnya dan kembali melajukan mobilnya di

jalan raya.

“Antriannya banyakkkkkk banget tadi, pokonya mama ngebut udah mau telat ini” Mobil terus melaju di jalan raya tak disangka tiba-tiba ban mobil belakang meletus sehingga mama Rani harus menepikan mobilnya untuk mengganti ban mobil dengan ban serep, tapi sayangnya ban serep tersebut tidak dibawa.

“Yah-yah ma gimana ini kayaknya ban mobilnya meletus deh ma” panik karena sudah hampir terlambat. Mama

Rani menepikan mobilnya, dan bergegas turun dari mobil.

Mama Rani berkata dalam hati (Aduh ban serepnya gak kebawa lagi) Mama Rani yang

sudah turun dan mengecek bagasi belakang mobil.

“Tita saying coba ambilkan hp mama di tas bagian tengah nak” sambil berteriak.

Tita membuka tas dan mengambil hp sang mama kemudian turun dari mobil dan memberikannya kepada sang mama” Gimana ma bias gak”

“Gimana apanya ya gimana orang papa lupa masukin ban serep, ya terpaksa kita harus telfon derek,

masak kita mau dorong mobil sampai tambal ban” Menghubungi derek mobil.

“Aaahhhh gimana dong ini aku udah mau telat ma masak harus nunggu derek segala kelamaan dong mama” dengan

mata berkaca-kaca.

“ Ngapain kamu nunggu derek, kamu cari ojek online dulu, mama bar yang nunggu dereknya nanti kalua

udah selesai mama ke tempat kamu ujian” Sambil terus mencoba menghubungi tempat derek mobil.

“Oh iya yak kok aku gak kepikiran, saking paniknya” Mengeluarkan Hp sambil membuka aplikasi ojek

online.

Tita pun menemukan tuang ojek yang terdekat dari tempatnya kemudian memesan ojek

tersebut.

[Titik jemput sudah sesuai ya kak] dalam pesan teks yang dikirim melalui aplikasi ojek online.

[Iya pa kalo bias ngebut ya pak, saya udah mau telat] Balas Tita.

[Siap kak 10 menit ya] Pak OJOL

[Aduh bias lebih cepat gak pak 10 menit kelamaan] Tita

[Oke kak di tunggu aja] Pak OJOL

Tita menunggu sudah sekitar 13 menit tapi tukang ojek yang ia pesan belum sampai juga, tita pun semakin gelisah dan merasa kesal.

“Mama sih tadi kenapa ga di cek dulu sih tadi mobilnya, jadi kayak gini kan sekarang, gimana kau aku

telat terus gak bias ikut ujian” dengan air mata yang sudah mengalir sedikit-demi sedikit.

“Aduh sayang anak mama kok cengeng begini, sisi-sini gak boleh pesimis gitu semua pasti ada jalan

keluarnya” Sambil memeluk sang anak.

Akhirnya tukang ojek yang dari tadi di tunggu Tita pun sampai.

“Kaka Tita ya” Berhenti di depan kedua anak dan ibu yang masih berpelukan itu.

“Iya pak” Kata mama Rani

“ Udah jangan nangis lagi ini pak ojek nya udah dating malu ah” Sambil mengusap air mata sanga anak.

“Bapak kok lama banget sih datang nya, katanya 10 menit ini udah lebih pak” Sambil mengambil helem dari tangan bapak tukang ojek.

“Iya maaf kak, tadi jalanan lumayan macet” sambil tersenyum.

Tita pun menaiki motor tukang ojek tersebut dan berpamitan kepada sang mama dan mencium tangannya.

“Hati-hati ya pak bawa motornya, tita juga semangat”

“Baik bu” Kata bapak tukang ojek sambil melajukan motornya dengan perlahan, Tita hanya melambaikan tangan kepada sang mama.

“Harus cepat ngebut ya pak, udah mau telat ini” kata tita keada tukang ojek tersebut.

“Siap kak gak akan telat ini saya tau jalan tikus, biar gak kena macet”

“Tau jalan tikus biar gak kena macet, kok tadi bapaknya lama banget jemput nya, alasannya kena macet”

kata tita sedikit sinis karena kesal dengan bapak tukang ojek yang telat datangnya.

“iya kak maaf untuk keterlambatan penjemputan”

“Ngebut aja deh pak biar cepat sampai,soalnya saya ada ujian” Bapak tukang ojek pun menambah kecepatannya dalam mengendarai motor.

Tita pun sampai ketempat ujian lima menit sebelum ujian di mulai (Ais hampir aja telat untung keburu) kata tita dalam hati.

“Makasih ya pak” sambil turun dari motor dan melepaskan helmnya.

“Baik kak sama-sama, jangan lupa bintang limanya ya” kata pak OJOL sambil meraih helem dari tangan Tita.

Tita berlari menuju ruang ujiannya, ia pun sampai di depan pintu dan membukanya secara perlahan, seraya memasuki ruangan tersebut, Tita agak malu karena menjadi pusat perhatian, padahal ia belum terlambat tetapi

semua peserta sudah bersiap didalam ruangan semenjak lima belas menit sebelum ujian dimulai, sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan.

“ Segera duduk ya mbak karena ujiannya akan segera dimulai” Tegur salah satu pengawas ujian Kepada Tita.

“Baik bu” Meletakkan tasnya dan segera menuju tempat duduk yang telah disediakan untuknya.

Pengawas ujian mulai membagikan soal ujian dan mengecek data diri peserta ujian, serta pengawas ujian yang lain membacakan tata tertib ujian, ujian pun dimulai dengan diberi jeda sekitar 30 menit untuk istirahat setiap mata pelajaran yang diujikan, setelah selesai mengerjakan semua ujian Tita pun keluar rungan dan duduk di bawah pohon sambil memainkan ponselnya untuk mengisi kebosanan karena harus menunggu jemputan dari sang mama.

(aduh udah jam segini kok mama belum sampai juga ya) kata Tita dalam hati.

Tin…tin..tin…terdengar suara klakson mobil dari sebrang jalan Tita pun mendongakkan kepala mencari ara

suara.

“Mama” teriak Tita sambil berlari menghampiri mobil sang mama, sambil memasuki mobil sang mama serta duduk di samping kursi kemudi sang mama.

“Mama kok lama sih”

“Mama kan harus nunggu derek, nunggu ganti ban mobil, makan siang dulu, baru kesini, Kamu udah makan

siang belum?” sambil mengendarai mobilnya melesat melintasi jalanan.

“Udah kan aku udah kasih tau mama lewat chat tadi, mama pasti gak baca”

“Masak sih kok mama gak tau”

“Coba-coba di cek dulu hp mama, kebiasaan gak pernah di baca kalo anaknya ngecat ”

“Bukan sengaja gak dibaca, mama gak denger ada notifikasi pesan masuk tadi, mau makan lagi atau

mampir ke mna dulu ga ini?”

“Enggak ah ma langsung pulang aja udah capek banget, mama tau gak tadi aku malu banget semua peserta

ujian udah duduk di tempatnya masing-masing tau”

“ Tapi ujiannya lancer kan bias kan ngerjainnya”

“ Lancar sih, bias juga ngerjainnya, tapi banyak soal yang gak sesuai prediksi aku, jadi aku agak kurang

yakin sama hasilnya nanti”

“ Ya udah gak papa berdo’a dulu aja semoga hasilnya memuaskan, yang penting usaha mu sudah

maksimal”

Perjalanan pulang yang memakan waktu sekitar 40 menit, akhirnya mereka sampai di rumah di ruang tengah sang ayah sedang menonton berita sore dengan serius.

“Dor hayo papa serius banget nonton berita nya” mengagetkan sang ayah dari belakang.

“Ya ampun bikin kaget saja” sang ayah terperanjat.

“Habis papa sih kalau udah serius gitu sampai nggak sadar kalau ada yang dating” duduk di samping sang ayah.

“Gimana ujiannya tadi lancar?” tanya sang ayah.

“Lancar sih yah, tapi Tita gak yakin sama hasilnya nanti bakalan bagus apa enggak”

“Loh kenapa gak yakin?”

“Karena lumayan banyak soal yang gak sesuai prediksi sih pa”

“ Yaudah gak papa yang penting kamu udah usaha, masalah hasil bias nanti lah itu”

“Mau mandi dulu ah pa aku bau asem ni, seharian tadi perjuangan banget mau ujian, karena ban mobil

meletus” beranjak dari tempat duduknya menuju ke kamarnya untu menganti baju dan bersiap untuk mandi.

“ Loh ma ban mobil tadi meletus?” bertanya kepada sang istri yang berjalan melewatinya untuk menuju

dapur.

“ Iya pa, mana gak bawa ban serep tadi, jadi harus nunggu mobil derek lama banget”

“Oh iya papa lupa ben serepnya papa keluarin kemarin, waktu nyuci mobil lupa belum papa taruh lagi” sambil menepuk jidatnya, sang istri pun hanya menghela napas dan melanjutkan langkanya menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.

* OJOL ( Ojek Online)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!