NovelToon NovelToon

Legenda Penguasa Dunia

Bertahan Hidup

Kota Apla adalah salah satu kota yang ada di benua selatan atau biasa disebut benua kuning, tetapi pertempuran besar terjadi 3 tahun lalu membuat kota Alpa menjadi tanah kematian.

Selama 2 tahun terahkir, tempat ini dipenuhi mayat manusia bahkan menjadi tempat yang sangat berbahaya karena begitu banyak mayat manusia yang kembali hidup.

Setelah sekian lama tidak terlihat orang, hari ini menjadi tempat pertempuran lainya. terlihat dibawah langit yang cerah, Seorang pria terkepung oleh puluhan mayat hidup.

Pria itu hanya tersenyum tipis melihat puluhan mayat hidup yang mengelilinginya, namanya Arthur Linford yang diketahui sebagai orang yang masih bertahan hidup semenjak terjadinya kekacauan di kota Alpa.

“sudah lama aku tidak merasakan perasaan ini, aku tidak akan kesulitan lolos dari mereka semua.” batin Arthur saat melihat sekelilingnya.

Arthur menghela nafas panjang ketika mengingat semua itu terjadi 3 tahun lalu, kota Alpa gempar akibat serangan monster yang menghancurkan isi kota.

Semua itu adalah awal terjadinya ke hancuran kota Alpa.

Begitu banyak manusia yang mati dalam kekacauan dan disaat bersamaan muncul bakat-bakat dalam dunia, orang-orang itu memiliki kemampuan untuk bertahan hidup.

Banyak bangunan yang sudah hampir rata dengan tanah begitu juga tengkorak manusia yang berserakan di sepanjang jalan.

“Kalian semua akan ku habisi!, tidak akan kubiarkan kalian membunuhku.” selesai berkata Arthur maju menyerang dengan pedang bayangan.

Arthur mengayunkan pedangnya ke leher mayat hidup yang masuk jarak serangnya. sambil mendorong dan menendang mayat hidup agar memudahkannya bergerak.

Berkat pengalaman bertarung yang dimiliki Arthur dan seni beladiri membuat dirinya mampu menebas kepala mayat hidup dengan mudah.

Puluhan serangan berhasil menjatuhkan mayat hidup ketanah dengan kepala yang terlepas dari tubuh.

Mayat hidup yang ada tidak tinggal diam, mereka terus mendekati Arthur yang lagi terkepung. pertempuran sengit pun terjadi antara Arthur melawan ratusan mayat hidup.

Dihadapannya begitu banyak mayat hidup yang harus dia bunuh, agar mereka tidak menyebar ke seluruh dunia. Arthur tidak sedikitpun gentar bahkan dapat membunuh satu persatu dengan mudah hingga tidak tersisa.

Arthur melihat sekitar, begitu banyaknya mayat hidup yang dia bunuh. sudah tidak ada yang tersisa di hadapannya kemudian menarik nafas panjang.

“Akhirnya aku selesai juga menghabisi semuanya.” batin Arthur sambil tersenyum memandang langit. tidak terasa dia bertarung cukup lama hingga matahari hampir terbenam.

Kemudian bergegas pulang untuk menghindari mayat hidup yang datang karena dia sudah lelah bertarung selama seminggu terakhir tanpa istirahat yang cukup.

Arthur tiba didepan tempat dia bermalam sekarang, bangunan yang sudah mau roboh dan tampak sepi karena semua orang yang tinggal di sana sudah pergi meninggalkan tempat tersebut.

Arthur juga sudah memeriksa keseluruhan isi bangunan, tidak ada orang yang ditemukannya.

“Sekarang yang ku lakukan hanya bertahan hidup dan mengumpulkan kekuatan, mungkin dimasa depan akan terjadi pertempuran besar yang memerlukan banyak kekuatan.” gumam Arthur sambil melangkah masuk.

Arthur sudah sampai ditempat dia tinggal sekarang, karena sudah lelah dengan pertempuran hari ini. Dia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang penuh debu dan langsung tertidur pulas tanpa memeriksa sekitarnya lagi.

Arthur terbangun karena bermimpi buruk, saat orang tuanya mati di bunuh monster yang datang dari dunia lain tepat di depannya.

Dia tidak tahu makhluk apa itu, monster dari dunia lain atau iblis dari benua hitam yang datang menyerang kota mereka.

Benua hitam adalah dataran yang di kuasai oleh para iblis dan siluman jahat yang suka mencari mangsa untuk memuaskan diri mereka.

Serangan monster yang tidak diketahui itu menyebabkan banyak penduduk kota Alpa yang kehilangan nyawa.

Terdengar suara pria berlari dengan membawa sebuah pedang, orang itu tidak bisa berlari lagi karena dia sudah terkepung oleh puluhan mayat hidup.

Tubuhnya bergetar ketakutan, tidak lama mayat hidup mulai menggigit tubuhnya. menjerit kesakitan disertai kulit badanya mulai terkupas akibat gigitan yang menghujati tubuhnya.

pria itu berhenti bernafas, tubuhnya penuh luka mengeluarkan banyak cairan merah. tidak butuh waktu lama orang yang mati di gigit berubah menjadi mayat hidup.

Arthur hanya biasa menatap dari balik jendela orang yang mati digigit, karena dia sudah terlambat untuk menyelamatkan orang tersebut. Dia tidak menyelamatkan sembarang orang, karena orang yang di selamatkan bisa saja memiliki niat buruk terhadapnya.

Setelah melihat kejadian tadi, dia bersila melatih teknik pernafasan untuk meningkatkan kekuatan tenaga dalamnya untuk melawan monster yang lebih berbahaya dari pada mayat hidup.

Setelah berlatih Arthur berbaring menutup kedua mata untuk memulihkan tenaga agar besok dapat melanjutkan perjalanan yang panjang dan juga berbahaya.

Arthur memanfaatkan waktunya berlatih dan istirahat, karena dia tidak tahu kapan bisa melakukan itu semua.

Pagi hari Arthur bersiap untuk berangkat, dia menjalani hidupnya seperti biasa hanya saja tidak ada orang tua yang berada disisinya.

Tujuanya sekarang hanya untuk bertahan hidup mengumpulkan kekuatan dan menghabisi monster yang datang.

“Pagi yang cerah sekarang saatnya melanjutkan perjalanan.” ucap Arthur berjalan keluar sambil memegang pedang bayangan untuk melindunginya dari mayat hidup dan monster berbahaya.

Sekian lama Arthur berjalan, dia mendengar suara orang yang sedang bertarung, tanpa pikir panjang berlari menuju suara tersebut untuk memeriksa keadaan yang sedang terjadi di sana.

Terlihat dari jauh beberapa orang sedang membunuh mayat hidup yang menyerang mereka, pertarungan mereka sangat begitu sengit hingga ratusan mayat di buat mati yang kedua kalinya.

Mereka bertarung cukup lama hingga mencapai batas mereka, tidak sanggup mengimbangi banyaknya mayat hidup yang datang. Semua orang itupun kehilangan nyawa, karena tidak dapat menghadapai mayat hidup yang terus datang menyerang.

“Ternyata masih banyak orang yang selamat semenjak terjadinya kekacauan di kota.” gumam Arthur sambil berjalan meningalkan tempat itu.

Arthur pikir tidak bisa mengambil resiko untuk menyelamatkan orang tersebut, mengingat situasi kota yang masih belum aman.

Kehancuaran kota Alpa yang menjadi awal petualangan Arthur yang tidak ada akhirnya

***

Terima kasih sudah membaca.

Dukung dengan like dan vote.

Terjadinya kekacauan

Arthur masih duduk di atas bangunan sembari melirik keadaan sekitar, tanpa dia sadari teringat hari terjadinya kekacauan.

Munculnya monster yang menyerang manusia dan menyebabkan banyak manusia yang kehilangan nyawa, manusia yang terluka akibat serangan monster itu menjadi mayat hidup yang akan menyerang manusia lainnya.

Tidak tahu dari mana monster itu muncul dan apa tujuan mereka menyerang manusia, semua itu berlalu dengan cepat tanpa di sadari penduduk kota.

Hari sebelum terjadinya kekacauan.

Saat Arthur pulang menuju rumah, dipertengahan jalan tiba-tiba mendengar suara orang berteriak sambil berlarian dari arah belakangnya.

“Ada monster!.”

Teriak beberapa orang yang terus berlari, tidak lama kemudia banyak orang yang terlempar ke atas dengan tubuh yang terluka disebabkan cakaran dan gigitan makhluk yang tidak diketahui asalnya itu.

“Apa yang terjadi?, mengapa banyak orang yang mati?.” gumam Arthur dengan wajah pucat, tubuhnya bergetar dan keringat mulai membasahi wajah. tidak pernah membayangkan yang sedang terjadi dihadapannya begitu mengerikan.

Arthur terdiam cukup lama, badannya tidak bisa bergerak disertai tubuh yang masih gemetar. dia hanya bisa menatap tumpukan mayat manusia yang tergeletak di jalanan dan masih banyak orang yang berlari ke arahnya.

“Kenapa kamu diam saja?, apa kamu tidak bisa melihat yang terjadi sekarang.” pria itu berteriak kepada Arthur, menunjuk ke arah tempat kejadian sambil berlari meninggalkannya.

Arthur menatap ke depan, beberapa bangunan yang ada dihadapannya sudah hancur dan banyak manusia yang sudah kehilangan nyawa.

Arthur bingung, masih diam memikirkan yang sedang terjadi. sempat berpikir yang di alaminya hanya mimpi tetapi dia sadar yang terjadi bukanlah mimpi.

Tidak lama kemudian muncul seorang gadis yang panik, berlari menuju arahnya. gadis itu berambut panjang dengan paras cantik, dia adalah Jesika merupakan teman Arthur yang berada di dekat rumahnya.

“Arthur kenpa kamu hanya diam saja?”

Jesika menarik tangan Arthur, mengajaknya berlari bersama menjauh dari tempat terjadinya kekacauan.

“Apa yang terjadi?, mengapa banyak orang yang mati?.” Arthur bertanya pada Jesika sambil terus mengikutinya berlari.

“Aku juga tidak mengerti, tapi yang jelas disana sangat berbahaya.” ucap Jesika yang terus berlari bersama Arthur.

Saat Arthur menoleh kebelakang, dia sentak terkejut. orang yang sudah terbaring kehilangan nyawa dengan luka di tubuh, sekarang mulai berdiri kembali.

Arthur yang tadi mengikuti Jesika dari belakang mempercepat langkahnya. sekarang dia yang menarik tangan Jesika, berpikir sesuatu yang berbahaya akan mengejar mereka.

Arthur dan Jesika berhenti berlari, mereka merasa sudah cukup jauh dari tempat kekacauan. nafas mereka yang hampir habis karena terus berlari tanpa henti.

Setelah cukup jauh dari tempat kejadian, datang orang tua jesika yang menghampiri mereka menggunakan kereta kuda.

Mereka berhenti setelah melihat Jesika berdiri dipinggir jalan bersama Rudi, Jesika yang menyadari orang tuanya melambaikan tangan.

Mereka mendengar cerita orang yang lewat di depan rumah, memberitahu bahwa telah terjadi kekacauan. karena panik orang tua Jesika langsung berangkat menjemput anaknya.

“Jesika ayo masuk, kita akan pergi ke tempat yang lebih aman. di sini sangat berbahaya.” ibu Jesika berbicara dengan panik dari dalam kereta.

Jesika langsung masuk ke dalam, orang tuanya mengajak Arthur ikut bersama mereka. “Arthur, ayo masuk.” Jesika berusaha mengajak Arthur ikut bersamanya.

“Aku tidak bisa ikut, orang tua ku masih menungguku dirumah.” Arthur menolak ajakan Jesika dan orang tuanya.

Jesika yang mendengar tidak bisa memaksa Arthur ikut dengannya. “semoga kamu bisa cepat bertemu orang tua mu." ucap Jesika yang masih khawatir pada Arthur.

Arthur berterima kasih dengan tersenyum pada Jesika dan mendoakan mereka agar sampai ditujuan dengan selamat.

Tidak lama kemudian, Jesika pergi menjauh dari pandangan Arthur. setalah itu, Arthur berlari kembali ke rumah yang cukup jauh dari tempat berada sekarang.

Arthur hampir dekat dengan rumah, pemandang yang terlihat sekarang tidak pernah terbayangkan olehnya. disekitarnya sudah terjadi kekacauan seperti yang baru saja dilihatnya tadi.

“Sebenarnya apa yang terjadi?” batin Arthur yang terus berlari melewati mayat yang tergeletak dihadapanya.

Berlari dengan wajah pucat dan khawatir pada orang tuanya membuatnya ingin cepat sampai di rumah dengan segera.

kaki Arthur tersandung membuatnya terjatuh ketanah, saat itu juga dia menoleh dan menatap apa yang menyebabkannya terjatuh.

“Apa ini beneran nyata!, yang biasa aku dengar dari cerita orang-orang tetapi sekarang aku melihatnya langsung.” ucap Arthur takut menatap makhluk yang ada didekatnya.

Salah satu kaki Arthur tertangkap oleh mayat hidup yang terbaring ditanah. Arthur berusaha melepaskan kakinya dari pegangan tersebut.

“Lepaskan kaki ku!” ucap Arthur berusaha melepas kaki kanan yang dipegang mayat hidup itu yang berusaha menggigit kakinya.

Arthur menatap sebuah batu besar, tidak jauh dari tangan kirinya. akan tetapi dia kesulitan mengambil batu tersebut yang berjarak kira-kira 2 senti dari ujung tangannya.

“Tinggal sedikit lagi, aku bisa menggapai batu besar ini.” gumam Arthur yang masih panik terus berusaha mengambil batu tersebut.

Setelah berhasil mengambil batu itu, tanpa pikir panjang Arthur langsung memegang batu besar mengunakan kedua tangan. mengangkat batu ke atas lalu ia memukulkannya pada kepala mayat hidup tersebut.

“Kreg..”

Terdengar suara retak dari kepala yang di pukul menggunakan batu sekaligus menyemburkan cairan merah.

Arthur sangat panik, memukul kepala mayat hidup itu berulang kali hingga hancur tidak berbentuk lagi. Tanpa di sadari Arthur mulai merasa mual, seketika itu memuntakan makanan yang tadi siang di makannya.

Begitu menjijikan karena ini pertama kalinya melihat otak manusia yang berhamburan keluar dari kepala.

Arthur berdiri dengan kedua kaki yang masih gemetar, kemudian berlari meninggalkan tempat itu tanpa melihat kebelakang.

Arthur hanya ingin cepat sampai di rumah bertemu dengan orang tuanya, hanya itu yang dipikirkannya sekarang.

***

Terima kasih sudah membaca.

Dukung dengan Like dan Vote.

Kematian Orang Tua

Arthur yang terus berlari akhirnya berhenti di depan rumahnya, begitu banyak sisa darah yang berada di jalan tetapi tidak ada satupun mayat yang tergeletak di sana.

“Mengapa begitu banyak sisa darah?.” batin Arthur khawatir, kembali panik setelah memperhatikan sekitarnya yang sudah berantakan seperti sudah mendapat serengan.

Arthur terkejut memandang rumah yang ada dihadapannya sudah tidak berbentuk lagi. sebagian rumah tersebut sudah hancur dengan sebuah lubang besar berada di dinding.

“Apa yang terjadi disini?.” teriak Arthur, berlari masuk kedalam rumah. Dia berhenti berlari ketika matanya bertatapan dengan monster yang sedang berdiri di hadapannya.

Monster itu menyerupai manusia, tetapi hanya saja tubuhnya besar berwarna merah seperti darah dan memiliki tinggi kira-kira 2 meter.

“Siapa kamu?” Arthur berkata dengan tubuh yang gemetar, menatap monster tersebut. tetapi monster tersebut tidak menjawab apa yang dikatakan Arthur.

Tanpa Arthur sadari orang tuanya sudah tergeletak bersimbah darah dibawah lantai, tepat di samping monster merah berdiri.

Arthur ingin berlari menuju orang tuanya yang jaraknya 3 meter dari tempat dia berdiri akan tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak.

Arthur meneteskan air mata menatap yang terjadi kepada orang tuanya. “kenapa, kamu membunuh orang tua ku?” berteriak disertai tubuh yang masih gemetar.

“Art cepat pergi dari sini, tinggalkan kami.” suara pelan keluar dari mulut ibunya yang sedang sekarat. disitu juga ada ayahnya yang sudah tidak bernyawa.

Tidak lama kemudian monster merah tersebut memakan tubuh mereka bagaikan monster yang sedang kelaparan.

“Tidak!.” Arthur berteriak dengar suara keras, mengepalkan tangannya kuat.

Arthur terduduk meratapi nasibnya, orang yang dicintainya pergi untuk selama-lamanya. sudah tidak sanggup untuk bangkit berdiri agar dapat lari dari monster merah yang ada tepat didepannya.

Monster tersebut tersenyum sembari menjilat bibirnya, menatap Arthur bagaikan menemukan makanan baru di hadapanya. Arthur terkejut menatap senyuman yang terlihat dari monster itu.

Dengan tubuh yang lemas, Arthur berusaha bangkit dari posisi duduknya. pikirannya sudah kacau tidak tahu apa yang harus diperbuatnya

Arthur berusaha membalaskan dendam orang tuanya, tanpa berpikir panjang dia berlari maju menghadapi monster tersebut dengan penuh emosi.

Arthur memberikan beberapa pukulan ke tubuh monster merah tetapi itu tidak berguna. monster yang menerima pukulan tidak merasakan apapun, melainkan tersenyum menatapa Arthur.

Monster merah memberikan satu pukulan kuat yang membuat Arthur terlempar menghantam dinding, berusaha berdiri dengan tubuh yang terasa sakit akibat pukulan monster merah.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang?.” batin Arthur sembari menahan rasa sakit ditubuhnya, monster merah mendatangi Arthur yang sedang memegangi tubuhnya yang sakit.

Arthur teringat kalau ada sebuah golok yang biasa di gunakannya untuk berlatihan beladiri. Arthur berlari mencari golok itu, akhirnya dia menemukan di dalam kamarnya. tanpa berpikir lagi, mengambil golok yang terletak dibelakang pintu.

Golok sudah ditangan, Arthur yang keadaan marah membuat rasa takut dan tubuh yang gemetar seakan-akan hilang. sekarang yang ada didalam pikiran Arthur hanya membunuh monster tersebut.

“Matilah kau!” teriak Arthur, berlari maju mendatangi monster tersebut, dengan sekali tebas Arthur berhasil membuat monster itu sedikit terluka ditubuhnya.

Arthur berhasil membuat goresan kecil yang tidak berdampak pada monster merah itu, monster itu menyentuh lukanya lalu menjilat tangannya.

Monster itu membalas dengan mengayunkan tangannya kearah Arthur, dia melompat ke samping berusaha menghindari pukulan monster tersebut. jika terkena pukulan itu mungkin Arthur bisa terluka parah pikirnya.

Pertarungan terus berlanjut, Arthur kesulitan menghadapi monster itu. jika Arthur menghadapi manusia mungkin dia sudah menang sekarang ini.

Monster merah berlari mendatangi Arthur, pukulan yang mengarah ke Arthur dihindari lagi dengan melompat ke samping membuat dirinya terbaring di lantai. Sedangkan pukulan monster menghantam dinding rumah, membuat lubang diantar dinding.

Tangan monster yang menghantam dinding itu tersangkut, memberikan Arthur kesempatan untuk memberikan serangan balasan.

“Sekarang kesempatan ku.” gumam Arthur bangkit berdiri dengan cepat, dia tidak mau melepaskan kesempatannya.

Arthur melompat mengarahkan goloknya ke kepala monster yang berusaha menarik tangannya dari dinding.

Tebasan Arthur mengenai kepala, tetapi tidak cukup untuk membuat monster itu mati, hanya saja luka yang diberikannya cukup dalam.

Arthur sudah cukup lelah untuk terus bertarung melawan monster itu, keringat sudah membasahi tubuhnya.

“Apakah aku akan mati sekarang?” batin Arthur menghela nafas panjang.

Menatap monster merah yang terkena serangan sudah terluka cukup parah, dari kepala mengalirkan darah segar berwarna hijau.

Monster mulai menyerang lagi, tetapi serangan berhasil dihindari yang membuat Arthur terjatuh di hadapan monster merah.

Arthur hanya bisa pasrah, mungkin sekerang bisa menyusul kedua orang tuanya itu yang dia pikir saat ini.

Arthur memejamkan mata menunggu pukulan dari monster merah yang menyerangnya lagi, akan tetapi pukulan itu tidak kunjung datang.

“Mengapa aku belum mati?” ucap Arthur membuka matanya lalu menatap monster di hadapanya tidak bergerak.

Arthur hanya bisa terdiam menatap monster yang sudah tidak bernyawa lagi akibat kehabisan darah yang keluar dari kepala.

“Aku masih diberi kesempatan untuk hidup.” Arthur tertawa dengan nasib yang terjadi padanya.

Arthur menangis teseduh-seduh mengingat orang tuanya sudah tidak ada lagi di dunia ini, dia terus berteriak menyesali semua yang terjadi.

Dia berusaha untuk menjadi kuat agar bisa menghadapi monster yang akan menyerang dan bersumpah akan menghabisi monster jahat yang ada.

“Mungkin ini baru permulaan.” Arthur memperhatikan sekeliling rumah.

Arthur mengambil persediaan yang bisa dibawa, bersiap meninggalkan rumah yang terlihat berantakan dan masih ada darah orang tuanya yang belum kering.

Arthur mengambil minyak, menyiramkan sekeliling rumah kemudian menyalakan api untuk membakar rumah.

Arthur hanya bisa memandangi api yang cukup besar membakar rumahnya. dia pikir rumah tersebut tidak lagi bisa jadi tempat tinggal karena memiliki kenangan yang menyakitkan.

Setelah api yang membakar rumah itu padam, Arthur pergi berjalan meninggalkan rumah yang memiliki kenangan indah di dalamnya, akan tetapi semua itu hilang akibat serangan monster.

Arthur melangkah maju tanpa memandang kebelakang, rasa sakit terukir dalam hati yang menyimpan semua kenangan tentang orang tuanya.

Arthur berjalan menempu hidup baru, berharap dapat menemukan tujuannya untuk hidup.

***

Terima kasih sudah membaca.

Dukung dengan Like dan Vote.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!