⚠Masih Tahap Revisi Offline⚠
Jadi tulisan masih berantakan dan mungkin susah dipahami alur novelnya. Aku minta maaf. Semoga bisa memakluminya.
***
Sherly menangis diperjalan pulangnya dari sekolah ditambah hujan yang begitu deras, membuatnya tidak bisa menahan air matanya lagi sesak di dadanya tidak tertahankan lagi, sudah lama ia menahan tangisannya selama ini, tidak lama ia tersadar hujan mulai berhenti dan sekitar 10 menit lagi ia sampai rumah matahari hampir tenggelam, hari ini ia begitu lelah ditambah berbagai masalah yang membuatnya pusing hari ini.
Ia pulang les di sekolah pukul 5 sore, ia adalah siswi kelas 3 SMA yang memang sudah mendekati waktu ujian dan membuatnya harus mengikuti les di sekolahnya.
"Kenapa dengan ku, aku harus tersenyum, aku bahagia, aku udah puas nangis" ucap Sherly pada dirinya sendiri.
Ia berusaha menghibur dirinya sendiri karena tidak ingin orang tuanya melihatnya menangis, apalagi terlihat ayahnya yang sangat menyayanginya yang tidak akan pernah tinggal diam jika terjadi sesuatu terhadap putri sulungnya itu.
"Assalamu' alikum bun" ucap Sherly ketika masuk rumah.
"Bunda doang yang disapa, ayahmu ini nggak" tanya ayahnya yang mencoba mengajak anak sulungnya itu bercanda karena ia tahu anaknya itu sangat lelah hampir tiap hari pulang sore.
"Eh ada ayah, tumben pulang cepet yah" ucap Sherly dengan raut wajah terkejut sekaligus senang.
Ayahnya Sherly memang seorang pekerja keras, ia sering pulang malam ditambah ayahnya merupakan sosok penanggung jawab terhadap keluarganya sendiri dan istrinya. Ia sering mengurusi masalah tanah keluarga hingga penikahan-pernikahan kerabatnya maupun istrinya.
Seluruh keluarga sangat mengetahui kalau ayahnya Sherly sangat pandai dalam berurusan apapun, ayahnya dapat menyelesaikan masalah dalam waktu singkat dan berusaha tidak menyakiti siapapun. sehingga seluruh keluarga selalu mempercayakan segala urusan terhadap ayahnya.
"Sekali-kali pulang cepet pengen ketemu sama anak ayah yang paling cantik ini lah" ucap ayahnya.
"Cantik apaan yah, baru pulang gini basah kucel lagi" jawab Sherly cemberut.
"Baru pulang udah ngomel" ucap adiknya yang baru turun tangga.
"Kalau gak mau denger omelan gak usah dengerin, susah amat, lagian gak ngomelin kamu juga, yeuuuu" ucap Sherly pada adiknya.
"Udah al kakakmu baru datang gak usah diajak ngomong" ucap bunda yang baru keluar dari dapur membawa jagung rebus kesukaan Sherly.
"Wah, bunda rebus jagung" ucapnya dengan senyum manisnya sambil menghampiri bundanya.
"Tunggu" ucap bunda.
"Apalagi si bun" ucap Sherly mulai kesal.
"Cuci tangan dulu, mandi baru makan" ucap bunda menghentikan Sherly.
"Satu doang kok bun plisss" ucapnya.
"Gak bisa, cepetan sana nanti keburu magrib" ucap bunda.
"Iya bun, awas lu al jangan ambil jatah gue" ucapnya pada aldi adiknya sambil berlari ke kamarnya.
"Satu aja ngambilnya kalau nggak mau denger omelan kakakmu" ucap bunda pada aldi.
"Ih bunda gak adil" saut aldi
"Buat ayah gak ada bun" ucap ayah melihat piring.
"Nggak ada, ini khusus buat putri kesayanganku" ucap bunda sambil pergi kembali ke dapur.
"Nggak kasian sama suamimu ini bun, baru pulang juga masa dibiarin laper" ucap ayah sambil mengiringi bunda ke dapur.
"Buat ayah ada pisang goreng kok" jawab bunda sambil menyerahkan piring berisi makanan kesukaan suaminya itu.
"Jadi, cuman aldi aja yang nggak dikasih nih bun" ucap aldi sengaja karena ia tau kalau ibunya pasti membuat sesuatu juga untuknya.
"Buat mu, bunda belum bikinin apa-apa" ucap mamanya.
"Nggak yakin, pasti disembunyiin" ucap aldi sambil mencari-cari di dapur. karena bundanya sering menahannya makan di sore hari karena aldi kalau makan suka lupa waktu sehingga telat shalat magrib.
"Beneran nggak ada bun" ucap aldi sambil melihat-lihat di dapur.
"Nggak ada" ucap bunda singkat.
"Aldi laper, minta punya ayah aja ya yah" minta aldi pada ayahnya.
"Iya tapi cuman boleh satu" ucap ayahnya, karena tahu anaknya ini kalau makan suka lupa waktu.
"Ishh, kenapa cuman satu" ucap aldi
"Untung ayah kasih" ucap ayahnya
"Ya udah deh" kata aldi sambil mengambil pisang goreng
"Baca bismillah, duduk" ucap Sherly baru turun tangga dan sudah mandi.
"Iya tau, kenapa semua orang hari ini pada galak sih" ucap aldi heran
Sherly memberikan isyarat pada bundanya, mereka berencana memberikan kejutan pada aldi yang ulang tahun hari ini, dan sengaja membuat aldi kesal dari pagi.
Semua orang sengaja membuat aldi sibuk hari ini.
Setelah shalat isya mereka segera menuju kamar masing-masing yang membuat aldi kembali heran.
"Apa semua orang begitu sibuk dan kelelahan sehingga lupa hari ini" gumam aldi menuju kamarnya.
Setelah satu jam berlalu. Sherly membuka kamar aldi dan melihatnya tidur, ia segera memanggil bunda dan ayahnya.
Akhirnya mereka masuk kamar dan langsung memberi kejutan kepada aldi yang tidurnya belum nyenyak. Aldi terbangun dan tekejut melihat semua orang dikamarnya.
Aldi sangat senang melihat berbagai macam makanan kesukaannya di kamarnya dan tak lama Sherly memberikan hadiah buat aldi.
Mata aldi melotot melihat hadiah dari kakaknya itu. satu lusin sabun wajah dan satu pak masker wajah buat aldi.
"Kakak lupa kalau aku laki-laki" ucap aldi dengan wajah kesalnya
"Ceh, kamu kan yang paling rajin maskeran hampir tiap hari dan cuci wajah udah kaya cuci piring kotor, kotor dikit langsung cuci" ucap Syahla meledek adiknya
"Masa cuma ini doang kak" ucap aldi pada kakanya
"untung dikasih"
"Iya deh makasih akaks" ucap aldi pasrah pada kakaknya karena tidak ingin debat dimalam membahagiakan ini.
Mereka berempat terus ngobrol sambil bercanda menambah keakraban keempat anggota keluarga tersebut.
setelah lama berbincang bersama, semuanya kembali ke kamar masing-masing.
Sherly merebahkan dirinya di kasur dengan mata yang masih belum mengantuk, ia teringat kejadian di sekolah.
"sungguh menyakitkan, bagaiamana bisa terulang lagi, ini sungguh sakit, kenapa terus terulang" gumam Sherly dalam hati dan air matanya mulai mengalir deras.
#flashback
di sekolah pada saat jam istirahat, Sherly, Jenisa, dan Elna bertengkar dengan sahabat lama mereka Nana, pertengkaran 3 lawan 1 itu mencuri perhatian 1 kelas, ya memang pertengkaran yang sudah sering terjadi, tapi kali ini pertengkaran hebat, awalnya hanya pertengkaran adu mulut saling sindir, sekarang pertengkaran yang lebih sengit.
"Lo kenapa si Na, berubah banget dengan kita, apa salah kita coba" ucap Jenisa menengkan kondisi yang panas tersebut.
"gue udah bilang jangan bahas kenapa dengan aku" jawab Nana
"ya kan setidaknya katakan apa salah kita Na" ucap Sherly yang sudah meneteskan air matanya.
"masih aja mau bahas, udah ah gue keluar lapar, lelah gue bahas ini terus" ucap Nana yang ingin menghindar.
"Na..." panggil Sherly
"udah Sher, biaran aja, makin kita nanya, dia makin marah sama kita" ucap Elna
"iya Sher lagian kita sudah beberapa kali kan minta maaf" ucap Jenisa menenagkan Sherly.
sebenarnya mereka berempat awalnya bersahabat, Sherly dan Nana sudah bersahabat sebelum masuk SMA.
seorang laki-laki masuk dan melihat Sherly menangis.
"Tu perempuan sombong, kenapa nangis" ucap Deny itu pada temannya
"biasa lah tempur mereka" ucap temannya menjawab
"ohhhh..." ucap Deny
"lo...." ucap Elna kepada Deny, tapi dihalangi Sherly karna tak mau ada keributan lagi.
#flashback off
Sherly menangis sampai ia tertidur.
Sampai lulus SMA Sherly tidak pernah lagi mencoba meminta maaf kepada Nana, karena semakin ia meminta maaf Nana semakin menjauhinya. Dan ia mencoba melupakan kenangan bersama sahabatnya tersebut, karena ia menganggap mungkin ia melakukan kesalahan besar dan Nana tidak ingin diganggu lagi.
Setelah lulus, Sherly dan Jenisa kuliah ditempat yang sama, sedangkan Elna menikah dan memiliki seorang anak. Mereka bertiga masih sering berhubungan lewat telepon, sedangkan Sherly dan Jenisa jarang ketemu karena mereka beda jurusan. Tapi mereka tetap berhubungan lewat pesan telepon hampir setiap hari. Mereka bertiga biasanya kumpul ketika Sherly dan Elna libur semester.
"Sher mau kuliah ya" ucap tetangga Sherly
"ia bu" jawabnya.
"kamu gak ngerasa apa nyulitin orang tua mulu, biayain hidup kamu dari kecil, sekarang pake acara kuliah lagi, gak tau lulus nya kerja atau nganggur nantinya, orang tua kamu malah capek biayain, eeh kamunya ketika lulus nganggur" ucap ibu tersebut
Sherly hanya menjawabnya dengan senyuman manisnya.
Kini Sherly telah kuliah, Sherly tidak pernah mau ambil pusing terhadap setiap hal yang orang katakan, beda dari dirinya yang dulu, bahkan ketika kelas 2 SD Sherly pernah mau bunuh diri karena sering dihina tetangga, teman sekampungnya, bahkan teman sekolahnya.
Tapi terhalang ketika ia sudah mau jatuh dari balkon rumah neneknya dan tiba-tiba melihat kakeknya pulang, menurutnya kakeknya adalah sosok yang sangat menyayangi Sherly bahkan dulu ia pikir dibanding ayah dan ibunya sendiri. Sehingga mengingat masih ada kakeknya, Sherly tidak jadi bunuh diri.
Kakeknya sering bercerita kepada Sherly, itu dilakukan kakeknya ketika melihat cucu kesayangannya tersebut menangis, untuk menegur ketika salah dan menyabarkan ia ketika orang lain yang salah, lewat selipan pesan cerita, kakeknya tidak pernah marah, bahkan ketika kakeknya mau marah pada siapapun, ketika melihat Sherly langsung diam tidak jadi marah
Sherly adalah cucu sulungnya dan satu-satunya cucu perempuan ketika waktu kecil, sehingga sangat disayangi semua orang. Dulu Sherly sering dimarahi Ayahnya, ya karena memang Sherly sering berbuat salah dan sering terlambat pulang kerumah karena asyik bermain.
Kemarahan ayahnya itu mulai mereda ketika ia melihat Sherly ingin kabur dari rumah setelah dimarahi ayahnya, untung ayahnya melihat kepergian Sherly yang belum jauh dari rumah tersebut, sehingga menyadarkan ayahnya yang memang sering memarahi Sherly.
Semenjak itu ayahnya sudah sangat jarang memarahinya. Bahkan sudah berubah terbalik menjadi sangat lembut dan terlihat lebih memanjakan Sherly, memang sebelumnya Sherly juga dimanjakan dengan apa pun yang diinginkan bahkan tanpa meminta selalu dikasih ayahnya.
Tapi ayahnya begitu menyayangi Sherly sehingga ketika khawatir anak perempuannya itu belum pulang ke rumah jadi khawatir dan marah-marah pada anaknya tersebut.
Walaupun dimanjakan Sherly sejauh ini bahkan sangat jarang meminta sesuatu pada ayahnya, selalu ayahnya yang memberi tanpa diminta dulu oleh Sherly. Sherly berpikir tidak ingin menyusahkan orang tuanya, tapi ayahnya memang selalu memberikan apa pun yang dibutuhkan Shely tanpa diminta.
Pada saat Sherly kuliah, ia menutup dirinya, ia berteman dengan semua orang dikelasnya tetapi ia tidak dekat dengan siapapun hanya berteman biasa saja. Ia melakukan itu karena mengingat ia selalu bermasalah dengan sahabatnya, dimulai dari waktu kecil hingga terakhir dengan Nana dan menurutnya yang paling menyakitkan adalah bermasalah dengan Nana karena mengingat persahabatan mereka sudah lama dan berakhir seperti itu.
Ia tidak ingin mengambil resiko harus menyakiti orang lain lagi dan terlebih menyesakkan untuk dirinya sendiri. Sherly sendiri bingung kenapa selalu bermasalah dengan sahabatnya. Dan ia mengingat masalahnya terkadang bukan karena kesalahannya atau kesalahan sahabatnya.
Ia sendiri bingung mencoba tidak terlalu memikirkannya karena hanya membuat pusing tanpa menyelesaikan apa - apa dan mulai melupakan masa lalunya, ia hanya mengambil pelajaran dari setiap hal yang terjadi.
Dan yang terpenting ia telah beberapa kali mengulangi permintaan maafnya terhadap setiap orang yang bermasalah dengannya.
"yah, bun Sherly pergi kuliah dulu ya, Assalamu' alikum" ucap Sherly mau keluar rumah
"kak, tunggu" panggil Aldi
"kenapa, cepetan ngomong, gue udah hampir telat" ucap Sherly sembari memakai helm.
"masih pagi juga, sensian banget kak" ucap Aldi meledek
"issh, kagak penting, udah ah gue pergi" ucap Sherly sudah siap berangkat
"kak tunggu"
"apa, dari tadi juga nungguin, lama banget mau ngomong, ribet amat, cepetan apaan" jawab Sherly mulai kesel
"itu kak, mmmmm"
"ishh, yah bun pergi assalamu'alikum" ucap Sherly tidak menghiraukan Aldi lagi
"nanti aq telpon angkat ya kak, ntar aq di telpon bilang masih mikir sekarang" ucap Aldi sambil teriak.
"ya elaah, dari tadi manggil, nyatanya masih mikir" ucap Sherly kesel dengan Aldi
"udah kak pergi sana, ntar telat"
"udah tau gue telat, ngapain ngajak ngomong klo masih mikir beeeeb" ucap Sherly kesel pengen noyor pala Aldi
"ehh, kak cepetan sana pergi, ntar kakak telat" ucap Aldi menghindar
"lo cepetan sana mandi sebelum gue dorong ke kolam" ucap Sherly pengen balik masuk kerumah
"eh, Sherly sudah pergi sana perjalanan kan jauh, siapa tahu nanti macet, kan makin telat nak" ucap bunda
"oh iya-ya belum print makalah lagi" ucap Sherly buru-buru pengen pergi.
"gak jadi pengen mandiin aq kak" ucap Aldi meledek
"awas lu ya" ucap Sherly sudah siap pergi.
~Perjalanan Menuju Kampus~
Sherly mampir ke fotocopy untuk print makalahnya.
"bang, print ini ya pake sampul warna putih, sekarang" ucap Sherly
"lu ngapain perempuan sombong disini" ucap seorang laki-laki dari arah belakang
Sherly tidak menjawab dan menghindar
"dasar lu perempuan sombong, ditanya bukannya jawab malah menghindar" ucap Deny
"emang lo nanya gue, tumben, ngapain lu nanya gue, perlu apa, bukannya lo bilang tidak sudi bicara sama gue" ketus Sherly sambil menatap handphone.
"gue gak sesombong lu, sampai gak nyapa temen satu kelas dulu" ucap Deny mancing Sherly.
"emang gak nyapa tanda sombong" tanya Sherly dengan pandangan tajam ke arah Deny
"iya lah apalagi sama temen sendiri, temen satu kelas lagi" ucap Deny menyinggung Sherly
"kan lu gak pernah nyapa gue duluan" jawab Sherly
"ooohhhh, mau disapa duluan, bilang dong" ucap Deny menahan senyumnya
"astaga, ngomong apa gue, ishhh malu" gumam Sherly dalam hati
"ehh, kenapa harus malu, emang gue ada perasaan sama ni orang" gumam Sherly dalam hati berusaha mengendalikan raut wajah malunya
"mba, ini print nya sudah selesai"
"syukurlah" gumam Sherly dalam hati bisa menghindar dari Deny
"makasih bang" ucap Sherly setelah membayar
"sama-sama" jawab Deny sambil nahan senyum
Sherly menoleh kembali kearah Deny dan menajamkan pandangannya
"jadi perempuan banyakin senyum Sher, klo lo gitu terus sama laki-laki ntar gak ada yang mau" ucap Deny
"Bodo amat" jawab Sherly kembali berjalan menjauh ke arah sepeda motornya
"tu peremuan masih aja sombong" ucap Deny sambil senyum melihat kepergian Sherly.
"tu orang kenapa jadi nyapa-nyapa, aneh, biasanya jangankan nyapa noleh aja enggak klo ketemu" ucap Sherly bingung
~Jam Pulang Kampus~
📲 "Jen, lo hari ni free gak"
📲 "free Sher, kenapa mau ketemu, kebetulan nih jam kuliah gue baru selesai"
📲 "oke, ketemu sekarang ya, biasa cafe depan kampus"
📲 "siap"
Sherly kembali meletakkan handphone ke tas
"Sher" panggil Jenisa keluar dari perpustakaan.
"eh, lo disini, gue kira di kelas lo" ucap Sherly mendekati Jenisa
"iya, tapi gue ke perpus setelah dari kelas Sher" jawab Jenisa
"oh yaudah, kita ke Cafe sekarang yuk" ajak Sherly
Mereka berdua pun bercanda dan berbincang sambil jalan arah keluar gerbang kampus.
"halo, kakak cantik" sapa seseorang datang ke samping Sherly
Jenisa dan Sherly menoleh ke arah laki-laki itu dengan mata melotot.
"kenapa mata kalian gitu, sudah lama gak ketemu, kangen kan dengan wajah tampan ku ini" ucap Deny sambil senyum manis
"Sher, tu si Deny temen kita sekolah dulu" ucap Jenisa bisik ke Sherly
"mungkin" jawab Sherly tidak ingin membahas dan ingin pergi meninggalkan Deny
"Sher tunggu" ucap Jenisa mengejar
Deny pun mengikuti mereka.
"Sher, lu punya hubungan ya sama Deny, kok dia bilang lo cantik, nyapa lo dengan senyum manisnya lagi, terus mandangin lo gak ngedip lagi, terus jadi ada tiba-tiba disini lagi, kan dia gak kuliah disini Sher" tanya Jenisa sambil jalan mengikuti Sherly
Sherly hanya menoleh sebentar ke Jenisa dengan pandangan dingin, dan kembali berjalan ke arah Cafe
"Sher, kenapa gak jawab bener lo ada hubungan sama Deny, sebelumnya kan dia benci banget sama lo, terus kenapa berubah banget sekarang, kenapa gak cerita si Sher, terus gimana ceritanya jadi kalian..." ucap Jenisa dan membayangkan sesuatu antara Deny dan sherly
Sherly masih tidak menjawab
"Sher..." ucap Jenisa kesal
"bisa diem gak, puyeng gue" ucap Sherly
"wah, lu mau nutupin dari gue Sher, jahat lo ama sahabat, gak mau cerita apapun sekarang, lo berubah sejak kapan Sher, sejak deket ama Deny" tanya Jenisa nyerocos terus.
Sherly menarik napas dan menghembuskan kasar. "Jenisa sahabat gue yang paling cantik, kita masuk Cafe dulu baru cerita ya" ucap Jenisa dengan senyum kepaksa menahan kesal dengan sahabatnya tersebut
"awas lu gak cerita sama gue, satu inci pun jangan tertinggal nyeritain ke gue" jawab Jenisa
"Eh, Sher.."
"gue bilang masuk Cafe dulu" potong Sherly
Jenisa pun menutup mulutnya rapat, takut Sherly marah dan gak mau cerita.
"Jen lo mesen apa" tanya Sherly setelah duduk di salah satu meja di dalam Cafe.
"biasa kopi" jawab Jenisa
"iya, tapi kan kopi banyak jenisnya, lo mau yang mana" ucap Sherly
"Cafucino" jawab Jenisa sambil senyum manis
"dari tadi juga, lama banget" gerutu Sherly
"hehe..."
tidak lama pesanan mereka datang.
Setelah Sherly minum. Jenisa mencoba bertanya lagi.
"Sher, cerita dong" tanya Jenisa
"apa yang mau diceritain" jawab Sherly
"itu, soal Deny, sudah jangan nutupin dari gue, kenapa dia tiba-tiba sikapnya manis kek gitu tadi sama lo, kan dulu kalian musuh bebuyutan" tanya Jenisa
"gak tau" jawab Sherly singkat, karena gak mau bahas soal Deny
"lo mencurigakan Sher, gue dari tadi nanya, lo gak mau jawab" ucap Jenisa memandang Sherly dengan menyipitkan matanya.
"apa yang mau dijawab Jen, gue gak tau jawabannya" jawab Sherly
"wah, makin mencurigakan lo Sher" ucap Jenisa
"oh, iya kenapa si Deny manggil lo kakak tadi ya Sher" tanya Jenisa dengan raut wajah bingung.
"udah ah Jen, jangan bahas to orang, males gue" ucap Sherly sambil menyeruput kopinya
"wah, beneran lo nyembunyiin sesuatu dari gue, menghindar terus dari tadi, kenapa Sher, malu lo cerita, cerita napa Sher" ucap Jenisa.
"wah, jangan-jangan lo..., Sher jahat lo nyembunyiin dari gue" ucap Jenisa mata melotot ke arah laki-laki dari meja di pojok agak jauh dan kembali menatap Sherly.
"apaan si Jen, lebay banget dah lo, orang gue baru ketemu hari ini sama to orang" jawab Sherly
"sumpah lo Sher, jahat banget pake acara bohong lagi sama gue" ucap Jenisa masih melirik ke arah laki-laki yang di pojok agak jauh itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!