Silahkan membaca cerita baruku..
Ini cerita remaja ya, lebih tepatnya gendrenya komedi romance.
Harap memberiakan vota dan komen.
***
...THE DOBRAK ANGKATAN 12...
Seketika orang-orang di koridor terdiam melihatnya. Mereka memang selalu menjadi pusat perhatian terutama kaum hawa yang terpesona oleh visualnya bak seorang pangeran di negeri dongeng.
Mereka berhenti berjalan dan melepaskan kacamata hitamnya. Sangat kompak menggantungkan benda itu di saku baju, lalu berjalan dengan cool.
"WOYYY!!!!! JANGAN LIATIN GUE!!!!"
"KENAPA ADA TONG SAMPAH DEKET TAMAN!!!!"
"APA SIH, KENAPA POT BUNGANYA GAMBAR HELLO KITTY!!!!"
Berisiknya pria berambut curtains poni belah dua, rambutnya ikal berwarna pirang. Baru dia warnai kemarin sore, katanya dia bakal lebih ganteng. Memakai kalung dengan bandul segiempat seperti silet, dan memakai jaket denim hitam. Pokoknya jika ada pria berpenampilan seperti itu, dia adalah Athara. Namun di hari sabtu, dia akan menggunakan blezer yang di saku kirinya ada logo basket.
Dia ketua eskul basket. Ladies, bawa jantung cadangan ya, kalau Athara main basket!
Itu Style untuk di sekolah, beda lagi kalau style di luar sekolah, dia akan memakai jaket kulit hitam di belakangnya ada gambar beruang dan tulisan 'THE DOBRAK'.
Itu adalah logo geng mereka. Sempat ada perselisihan karena Athara menggunakan gambar beruang kutub yang tersenyum. Kata Ucok terlalu unyu, tapi Athara tidak mau ada yang menentangnya. Agar terlihat keren, Athara setuju dengan saran Ucok yaitu sedikit menambahkan gigi taring.
Dia memang suka mendumal dan mengomentari sesuatu yang menurutnya tidak enak dipandang. Seperti seorang ibu-ibu yang kesal karena harga bahan pokok naik.
Tidak cuma kharismatik, terlihat dari wajahnya, pria ini mempunyai sisi yang manly dan bisa membuat para ladies dugun dugun, dan tiba-tiba pria dalam dunia oranye pun keluar dalam wujud pangeran tampan yang mencari Cinderbolong.
Bercanda ya.
Dan pria galak ini bernama Athara Bimantara. Semua mengenalnya karena memang sudah dua tahun dia bersekolah di sini dengan segudang prestasi. Diantaranya prestasi membuat anak orang bonyok, prestasi balapan liar, dan prestasi adu tinju. Ada satu lagi, Athara jago di bidang olahraga, dia yang akan sangat diandalkan jika turnamen antar sekolah.
Pria ini sungguh mengherankan ya?
"Ok fixs.."
"Ok fixs.."
"Ok fixs.."
Ucapan itu terlontar dari salah satu temannya yang mengikuti kemana pria itu pergi. Dia ternyata punya tiga anggota yang sangat dekat dengannya. Walaupun 'The Dobrak' punya banyak anggota, tapi Athara lebih dekat dengan Ucok, Alvano dan Frans. Sahabatnya kompak memakai jaket kembaran berwarna biru tua. Biasa, supaya Athara lebih mencolok dari yang lain. Berjalan bertiga sejajar namun yang di belakang seperti anak mencari ibunya, dia meloncat-loncat karena tubuh mungilnya yang imut seperti lumut tidak terlihat.
"BOY BAND KORIAH YA!"
"WIH ATHARA KECE!"
"KALIAN GANTENG, SARANGHEYO OPPA!
"Sarangheyo juga!" balas Vano.
"FRANS, FOLLBACK IG AKU DONG!"
"Nanti ya, gue gak ada kuota," balas Frans.
"GANTENG SIH, JEMPUT CEWEK DEPAN GANG!" ucap salah satu wanita membuat mereka terhenti.
Athara melihat Alvano. "Lo kan!" tebak Athara.
Vano hanya nyengir. "Iya Bos, gue kemaren jemput Si Salma depan gang, abis.., bapaknya galak."
"Payah lo!" cerca Athara.
"Vano gak punya nyali, anak bawang lo di sini?" tanya Frans.
"Gue harus di depan!" ucap Ucok karena daritadi dia hanya menyimak.
Si pendek mungil ini bernama Ucok, tapi gak pake Baba. Ucok yang selalu merasa menjadi bubuk rengginang yang melingkari brownis. Cukup Ucok yang merasakan penderitaan ini, jika harus memilih, Ucok ingin terlahir dengan badan tegap segagah Athara, wajah tampan setampan Jungkook BTS, uang banyak sekaya Bill Gates, otak pintar sepintar Albert Einstein.
Tapi itu cuma HALU! Terima aja lah, asal rajin sholat, kata Ucok. Karena di dunia cuma sementara, siapa tau nanti nikah sama Lisa Blackpink.
Ucok melambaikan tangannya pada ciwi-ciwi di pinggir koridor dekat mading. Sungguh, mereka ingin sekali membuang bubur yang tadi pagi dimakan saat sarapan.
OMG! Ucok malu-maluin Geng Dobrak! Tolongin ucok wey! Bawa ke tempat pengajian supaya setannnya keluar semua.
"ADA YANG BISA NABOK ORANG GAK SIH?"
"IKAN HIU MAKAN TOMAT, HIYA HIYA!" balas Ucok.
Pria yang mengeluarkan suaranya itu bernama Alvano. Frendly ke semua cewek, rayuan jametnya bisa bikin cewek klepek-klepek, loh. Kayak sapi yang lagi disembelih. Namun siapa sangka, Alvano dapat berubah 180 derajat saat mengenal Salma, adik kelas cantik yang dia suka.
Terkenal berprestasi di bidang pendobrakan, jika ada yang sedang mesum di WC, dia siap mendobraknya, dan jika ada musuh dalam kelas, dia juga siap mendobraknya. Sungguh ahli seorang Alvano.
Pria berkulit sawo matang menggaruk tengkuknya. Frans, namanya. "BISA DI YASININ SEKARANG, GAK SIH? DI INALILLAHI IN SEKARANG GITU?"
Dia paling heboh dan paling provokator, tapi dia ada sisi baiknya sedikit, yaitu suka menawar. Menawar apa? Menawarkan barang. Bisa dibilang, time is my bussines. COD adalah jalan ninjanya Frans supaya bisa sukses dan kaya seperti Bill Gates. Dan Athara adalah anak sultan yang sering membeli barang padanya. Dia dapat memperoleh untung hingga seratus persen jika menjual barang pada Athara. Katanya, Athara cukup bisa dibodohi soal harga, karena dia tidak banyak tanya.
Licik juga ya pedagang ini.
Mereka berhenti berjalan saat mengahadapi dua pria yang membawa sebuah gunting dan cat rambut bermerk 'Miranda'.
Ucok sudah menggeleng pelan, Alvano sudah menutup mulutnya yang bulat, dan Frans malah mengangkat jempolnya. Ya, ada razia rambut, Athara malah mewarnainya. Hanya Frans yang setuju karena rambutnya sudah terlihat rapi dan tampan.
Uhhh Cinta...
...Saturnus Bimantara...
"Eh, Satur, lu ngapain? Jangan lagi!" Alvano berucap.
"Ngogheyy..," ucap Ucok bernada.
"Impreshi!!!!" balas Frans.
Saturnus Bimantara. Mantan ketua osis yang disuruh menjabat lagi karena hanya dia yang bisa menghadapi kelakuan ajaib seorang Athara. Meski sepupuan, Athara dan Saturnus tidak pernah akur.
Athara dan Saturnus adalah Tom and Jerry sesungguhnya!!!!
Saturnus memainkan guntingnya, "Saya sudah memberitahu Anda sebelumnya, saudara saya, Athara. Apakah Anda agak budek?"
Empt...
Ferdi menahan tawanya. "Maaf ya, ini tugas."
Sebagai wakil ketua osis, Ferdi akan melaksanakan tugasnya dengan baik.
"WOY!!!! WOY!!!" Suara menggelegar itu terdengar dari mulut Athara.
Berteriak sangat dekat dengan wajah Saturnus, hingga rambutnya tersibak angin mulut Athara. Saturnus menutup matanya sebentar.
"APA APAAN KALIAN!
"JANGAN NYENTUH RAMBUT INDAH GUE!"
"INI PUNYA GUE! JANGAN COBA NYENTUH APA LAGI NYAKITIN!"
UHUKK
UHUKK.
Athara melipat tangannya. "Gue gak mau cukur rambut."
Menormalkan suaranya cukup baik daripada tenggorokannya keluar. Kan serem, Athara memang mempunyai mic alami. Yang agak sember suaranya!
Athara sangat bawel!
"Athara, yang terhormat, saya akan mengurung niat saya untuk mencukur rambut Anda yang seperti seorang wanita. Tapi Anda harus mencukurnya sendiri, paham. Ada waktu satu hari saja, untuk Anda."
Saturnus memang berbicara sangat formal. Ekspresi wajahnya pun berwibawa dan terlihat santai pembawaannya.
Siapa sih yang gak mau punya pacar seperti Saturnus!
Atenttion penting! Saturnus udah ada pawangnya ya, guys! Pawangnya cerewet juga cempreng loh, awas kena semprot.
Athara mendecak, "Aish, ah bener-bener!"
"GAK DENGER!" suara menggelegar itu terdengar nyaring lagi.
Suara kencangnya agak terisi batrai. Jika lemah, suaranya akan mengecil namun setelah didiamkan, suaranya akan muncul kembali. Ya, suaranya bisa isi ulang sendiri.
"Tidak! Harusnya kamu menjadi contoh yang baik untuk kita, adik kelasmu," Satur menjawab.
"MAU GUE ULANG, SAUDARA SATURNUS, URANUS, NEPTUNUS, USUSNUS?!"
"Tentu tidak, saudara Athara."
"TERUS, LO NGAPAIN MASIH DI SINI BAMBANG TUKANG PANGKAS!" Alvano ikut menyuarakan meniru suara Athara yang kencang.
Athara cukup curiga dan tidak suka jika ada orang yang meniru suaranya. Tatapan sinis itu, cukup sangat mempesona dalam waktu yang bersamaan. Uh, cakepnya, ciptaan Tuhan.
"Jangan plagiat! Bayar denda lo!" Athara dengan sinisnya.
Saturnus mendecak kesal. "Baiklah, kalau itu mau Anda, saya akan laporkan pada Ayahanda. Paman Hendri akan mendukung saya, bukan?"
Saturnus merogoh sakunya. Hand-phone sudah dipegang Saturnus. Athara telah skak match! Ya, kalau dia mengadu, Athara bisa puasa tiga hari tiga malam.
Uang jajan!
Athara merebut hand-phone Saturnus dengan cepat. Lalu melihat poto seorang wanita sedang tersenyum.
Dia pacarnya Saturnus!
"Wih, cantik juga pacar lo," Athara membelokan lidahnya ke kiri.
Saturnus masih dengan tatapan santainya, dia tidak panik sama sekali. Istimewanya seorang Saturnus adalah dia yang sangat bodo amat.
Athara menaikan alis kanannya, ada ide jahat rupanya. "Gue bakal bilang ke pacar lo kalo lo suka kentut sembarangan! Supaya dia ilfil terus mutusin lo. Haha."
Jahatnya Athara. Huh!
Saturnus menghembuskan napasnya pelan. Cukup menyerah menghadapi sikap sepupunya.
"Baiklah, jika itu mau Anda. Saya sudah tidak bisa memaksa. Tapi sini, hand-phone saya."
Athara menempatkan kedua tangannya di pinggang. "Haha! Kau tidak akan bisa melawanku!"
Dia seperti penyirih Gothel!
Ferdi mengangguk sebentar. "Punten suhu."
Ferdi dan Saturnus meninggalkan mereka menuju kelasnya di lantai atas yaitu kelas 11 IPA 1.
"Cih, Athara dilawan." Athara dengan kepalanya yang masih tinggi.
"Seru ya, cuma gak ada tonjok-tonjokan!" seru Ucok.
"Kemarin mah Ata sama Saturnus udah tonjok-tonjokan, tapi tadi kurang seru."
"Udah, masuk ke kelas kosong! Ngerjain PR," ucap Alvano.
"Ya ngerjain PR mah di rumah kayak Athara. Nyontek ya, Ta."
Akhirnya Geng Dobrak (dorongan berakal). Mereka memang terlihat bad boy dengan gayanya saja, geng ini tidak meresahkan masyarakat, malah geng ini bertugas untuk mengayomi para pemuda. Maksudnya, geng ini hanya geng pertahanan melawan geng-geng perusak. Athara cukup benci geng-geng perusak dan pembuat onar.
Slogan mereka.
DON'T JUDGE MY COVER.
Visi : Menciptakan lingkungan yang aman.
Misi : Melawan geng yang meresahkan masyarakat dan menghilangkan penindasan oleh pelajar.
Arti slogannya, walaupun gaya mereka so jagoan dan membuat orang-orang takut, mereka sebenarnya adalah orang-orang yang baik.
TERLIHAT KUAT, NAMUN HATINYA AMBYARR, APA LAGI KALO GAMOV ATAU DIPUTUSIN PACAR!
Athara telah menghadapi serangan yang tiba-tiba jatuh ke bumi. Mereka pun tertawa dengan jahatnya dan bersenda gurau karena kejadian tadi. Berjalan menuju kelasnya di lantai dua, kelas 12 IPS 3.
Huh! Athara picik ya.
***
Athara..
Saturnus
SI CEREWET NGESELIN
...Engkau masih anak sekolah...
...Satu SMA...
...Belum tepat waktu tuk begitu begini.. ...
...Anak sekolah, datang kembali.. ...
...Dua atau tiga tahun lagi... ...
"Kok lo gak ikut nyanyi, Ly?"
Wanita berambut panjang hitam lurus itu menatap sahabatnya dengan cemberut. Violet Magdalena, namanya. Suka keramaian, benci orang yang so jagoan. Padahal Violet baru dua bulan sekolah di SMA Gemilang.
Violet sangat pendek, dia sering diledek karena tingginya hanya 150 cm. Ya wajar sih gak pendek-pendek amat.
Yang tinggi 140 cm jangan nangis ya...
"Ngapain nyanyi kek gitu, yang ada tenggorokan gue keringetan!"
"Ih, mana ada tenggorokan berkeringet."
"Eh ada gak sih?"
"Perasaan gak ada?"
"Ah udah lah, bidadari pusing, mending terbang lagi ke kayangan ketemu pangeran berbaju biru."
Lily hanya menghembuskan napasnya pelan. Sahabat barunya ini cukup cerewet dan tidak bisa diam, lihat saja, dia sedang mengukur papan mading dengan penggaris.
Padahal enggak ada yang nyuruh, dan gak ada tugas buat ngukur benda mati itu.
Wanita berambut bob pendek ini menghela napas pelan. Lily cukup punya banyak teman di kelas sepuluh karena dia frendly, tapi tetap saja Violet yang terbaik. Walaupun suka adu mulut, Violet orang yang solid dan sangat peduli pada temannya.
Lily Puspita.
Violet adalah 4D!
12+12+12+12..
"Ada kalkulator gak sih?"
"Vio, udah deh, ngapain ngukur itu. Emang lo arsitek?"
"Aku penasaran aja. Udah ah, males, papannya juga gak ngomong apa-apa pas diukur."
Lily menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Emang papan itu harus ngucapin makasih sama lo? Kalo papan itu bisa ngomong, gue orang yang bakal lari dari tempat ini."
Ya iyalah, emang papan jadi-jadian.
Violet menghembuskan napasnya pelan. Hari ini cukup menyenangkan bagi Vio. Mengobrol di dekat mading saat free class memang lah efik.
Ingin sekali goyang dumang jika guru Bahasa Indonesia sedang hamil.
Masih terbesit tanya, kenapa guru Bahasa Indonesia pada cantik, terus pada gak masuk karena hamil.
Sedangkan guru matematika, hamil enggak, sakit pun tetap masuk.
Hidup guru-guru kita tercinta!
"Ly, bisa ganti nama lo gak?"
"Kenapa emangnya."
"Gak cocok Ly, maaf...."
Lily menggebuk tangan Violet geram ingin sekali Lily mencambik wajah mungil Vio.
Violet memang sedikit menyebalkan.
Sahabat laknat namanya! Huh.
Violet menyandarkan tubuhnya ke mading mengikuti Lily. "Ly, kan gue pendek. Kira-kira gue bagusnya jadi apa, ya?"
"Lo jadi model iklan!"
Violet, tertawa riang, dia menutup mulutnya, lalu menggibasi wajahnya. "Kira-kira model iklan apa yang cocok?"
"Iklan sampo," jawab Lily asal.
Mata Violet berbinar. "Gue jadi bintang iklannya?"
"Lo jadi kutu!"
Violet mendecak kesal, "Apa sih, gak lucu. Lo mah, padahal gue udah seneng. Kenapa sih, lo gak loncat aja dari lantai tiga. Nanti gue bukain jendelanya, please," Violet sambil memohon.
Lily bad mood, melipat tangannya, "Lo aja yang mati duluan, gue mah ogah."
"Uh tayang.. Sini peluk"
Violet memeluk tubuh tinggi Lily, harus Violet akui, memeluk Lily sama seperti memeluk Saturnus. Iya Saturnus, Senior yang dulu waktu MOS, habis-habisan memarahinya. Ingin sekali Violet mencemoohnya lalu mengatakan.
Lo bakal suka sama gue, uh... Pelet gue kan kuat.
YAPP! SATUTNUS JATUH CINTA DENGAN VIOLET SI ADEK KELAS CEMPRENG!
Violet menghela napasnya pelan. Melihat pria tinggi menuju ke arahnya. Oke Violet, siapkan jantung mu, kalau perlu bawa jantung cadangan. Violet memantapkan hatinya, karena dua hari yang lalu pria dingin itu menembaknya dengan satu kata yaitu 'Cinta'.
Cinta oh cinta, membuat Violet sadar bahwa dirinya berteman baik dengan cinta.
Apaan sih!
Awalnya Violet takut jatuh Cinta karena kata orang-orang cinta dapat menyakiti. Violet yang setengah oon itu sadar, kalo cinta ya cinta aja gitu, gak perlu bawa pisau segala terus tusuk-tusukan.
Udah deh, jangan ngomongin tusuk menusuk, takut otak traveling.
Violet ingin sekali menjitak pria datar itu. Ya, suatu kebanggaan bukan buat Violet.
"Kenapa Anda tidak menjawab pesan saya?"
Masih dengan wajah datarnya, sungguh dangkal. Ingin sekali Violet mengetuk wajahnya dengan palu agar wajahnya tiba-tiba terlihat ramah dan bahagia.
Violet memang agak aneh sih, dengan pacarnya yang seperti robot atau apa, dia romantis tapi terlalu formal dan berwibawa.
Haduh...
Dalam kebisuan..
Dalam kebisuan..
"Eh, Kak, Violet udah tidur malem itu maaf, ya."
Saturnus memegang tangan Violet, dan Lily hanya berpura-pura buta.
Pokoknya gue gak liat!
Uwu phobia meronta-ronta! Ada yang mau gak sama Lyli? Jomlo nih, fisabililah lagi.
Saturnus memberikan senyuman hangat. "Lalu, apakah malam ini Anda akan pergi? Jangan pulang larut malam, di luar sangat berbahaya."
Plis deh, Saturnus, jangan bikin Violet bilang sayang terlebih dulu. Ya masa cewek bilang duluan sih, ya Violet gengsi dong, gengs. Dia yang nembak, dia yang harus so sweet duluan dong. Eh, tapi Violet lupa, kalau dia bisa pegang tangannya Saturnus.
Fixs, Violet kecentilan!
Saturnus mengusap pucuk kepala Violet dengan lembut. Dia tidak sedangkal itu, mungkin.
Dugun... Dugun..
Jeder!...
Violet, apa kamu dag dig dug?
"Anda harus makan yang banyak. Dan hindari kafein, karena aku menyayangimu. Maaf, aku terlalu kolot."
Hah?
What the..
What the ****!
Lagi-lagi, Lily tidak tahan mendengarkan perkataan Saturnus. Pria itu terlalu aneh. Lily mulai berkeringat, dia memilih berpura-pura membaca buku.
Oh ****! Pengen pergi tapi si nenek rombeng bakal ngomel.
"Iya, Kak, Kakak udah makan belum?"
"Sudah, tadi pagi. Saya memikirkanmu."
Oh my gosh.
Tahan Ly!
Violet makin menganehkan pacarnya, mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur menerimanya.
Violet jangan ilfil!!
"Eum kak, Emang Kakak suka berenang."
"Tentu."
Bisa nenggelemin diri sendiri gak sih?
Astagfirullah, Violet berdosa banget kamu.
Okey, tugas Violet sekarang adalah mengubah seorang Saturnus menjadi Uranus. Eh enggak deh, maksudnya mengubah Saturnus menjadi pria yag cool dan keren. Tidak ada yang tidak bisa dikerjakan oleh orang seaktip Violet, yang menyukai tantangan.
"Kak, manggilnya aku kamu aja, kalo anda saya, terlalu formal. Karena aku gak lagi baca dongeng Bandung Bondowoso."
"Baiklah, maaf kan aku. Jika sedikit membuat anda--"
Saturnus menggeleng satu kali, "Maksudnya, maaf jika membuatmu risau."
"Eh, enggak kok."
Violet menggaruk kepalanya. Dia tidak akan menyerah untuk mengubah Saturnus yang sangat dangkal. Ok, perlahan Violet, pasti bisa. Dia seperti kurang nafsu hidup atau kurang bergairah.
Violet memegang pipi kanan Saturnus. "Kemarin katanya kamu berantem?"
"Iya, tapi tidak terlalu sakit. Kamu tau tidak, apa yang sakit?"
Violet semakin mengheran.
Plis jangan gombal, Violet tidak bisa memaksakan dirinya untuk tidak tertawa. Violet cukup cemas akan kesehatan pacar barunya ini. Sangat tidak seru dan sangat sangat formal. Ok, mulailah berakting Vio!
Satu
Dua
Tiga..!
Boom!
"Jika aku melihatmu dengan pria lain."
Deg...
Hahaha...
Ya.. Lucu... Bisa aja ngegombalnya, Bambang. Ok deh, Violet memilih tidur aja supaya gak terlalu malu.
Emptt-
Violet melihat Lily yang menahan tawanya, Violet menyenggol Lily memastikan kalau dia tidak tertawa. Masa Violet harus menghilang karena malu sama sahabatnya sendiri.
Violet bukan adik Naruto!
"Ih, kakak bisa aja, Violet jadi kegeeran, deh."
Mampus...
Dia bahkan tidak tersenyum sama sekali. Ini adalah resiko untuk Violet yang selalu memikirkan bahwa cinta itu indah, apalagi cinta pertama. Ya, dia langsung menerima Saturnus tanpa kenal orangnya seperti apa. Yang dia tahu, Saturnus idaman, karena waktu itu pernah memarahinya, dan adik kelas ikut suka padanya.
Tapi yang penting Kak Saturnus ganteng! Horeeeh!
"Iya, kenapa kamu sama teman mu di sini?"
"Ini lagi free class, jadi nongkrong di sini dulu."
"Apa aku dangkal?" tanya Saturnus tiba-tiba.
Kalau Violet merasa tidak enak, Violet tidak akan jujur takutnya dia sakit hati. Violet cukup memahami perasaan orang.
Violet memegang tangan Saturnus. "Kamu jadi dirimu aja, gak perlu jadi orang lain."
Saturnus menghela napas pelan, "Iya, aku akan berusaha memperbaiki diriku supaya kamu tidak bosan denganku."
FIKS, SATURNUS ANAK INDIE.
"Iya, aku percaya sama kamu."
"Kalau begitu, aku pamit ke ruang guru dulu. Nanti kalau kamu membutuhkanku kamu cukup WA aku."
"I-iya Kak."
Lily menghembuskan napasnya lega, setelah melihat pria itu pergi. Dia melihat Violet tidak percaya. Ini diluar ekspektasi.
"Gue kira dia cool, humoris, tapi malah puitis gitu."
Violet menyenggol tangan Lily lalu mendecak. "Namanya juga tahap perubahan. Gue yakin bisa ngerubah sikap dia yang dangakal, pucat, dan penuh ke formalan."
"Coba ajarin ngomong tanpa imbuhan mem sama ber. Ngomongnya biasa aja gitu, gak usah pake EYD. Boleh gue panggil pacar lo kamus berjalan?"
"Enak aja! Udah ah, ke kelas yuk takut cogan gangguin gue."
"Ih, lo kegeeran banget jadi anak."
Violet tersenyum lebar kepada Lily. Dia sudah memegangi tangan kanan Lily untuk membawanya ke kelas 10 IPA 5.
•••
VOTE DAN KOMENNYA YA.
SATU KATA UNTUK VIOLET.
SATU KATA UNTUK SATURNUS.
...DAN DUA KATA UNTUK LILY. ...
...Nama : Hyunjin Bimantara.. ...
...Salah.. Salah.. ...
...Nama : Athara Bimantara. ...
...Hobi : Baku hantam dan olahraga...
...Cita-cita : punya banyak perusahaan kayak ayahnya. ...
...Punya mantan satu, katanya urusan hati gak main-main :v ...
...Sekeras apapun sikap lo, sekejam apapun lo, kalau lo berubah hanya karena cewek, fiks, lo bucin sesungguhnya! -Athara...
...Apa arti cinta sesungguhnya? ...
Matematika....
Ilmu yang menyenangkan..
Jangan takut belajar, matematika...
Sebuah kertas yang menggulung berhasil mendarat di kepala Alvino. Siapa lagi kalau bukan Athara yang melakukannya.
Alvano memang senang bersenandung sambil mengerjakan tugas. Yap, tentunya sambil menyalin tulisan orang lain.
Kelas kosong memang sangat menyenangkan untuk nongkrong.
"Sikopat banget, lagunya." Athara protes.
"Eh, woy, pacar gue mau gantung diri di belakang sekolah," Frans tiba-tiba membuat Ucok mengernyit.
Alvano menjawab sambil menulis. "Ya itu urusan loh."
"Tolong cariin talinya doang!"
"WOY! KALIAN NULIS YANG BENER! JANGAN SAMPE BUKU GUE ROBEK!"
"JANGAN REBUTAN!"
Lagi-lagi Athara melepaskan suara geledeknya. Mungkin Athara cocok jadi Atha geledek jeder wek wek. Itu lah yang membuat orang takut, suara monsternya ini, menyebalkan jika terus-terusan di dengar. Dan teman-temannya harus berlapang dada. Karena takut tidak merasakan somay Mang Ujang lagi, Athara sering mentraktir somay.
"Ata, apa kabar?" Frans bersuara sambil tersenyum.
"Mau minjem berapa duit?"
Frans menggeleng. "Asataga jangan suuzon, satu juta ada?"
"Nanti gue transfer."
Asekkk, frans bisa mendapat modal untuk jualan, cukup satu juta untuk membeli sebuah jaket lalu menjual ke Athara seharga dua juta.
Yeyy! Untung besar! Bisa beli rumah juga!
Alvano melihat Athara. "Jangan dikasih, Ta. Nanti dia gak pinjem duit ke gue."
"GAK SUDI! NAJIS! YANG ADA DUIT GUE ABIS SEMUA GARA-GARA LO LINTAH DARAT!"
"Ya elo, udah minjem, gak tau diri lagi, gak mau bayar."
Athara melipat tangannya lalu menempatkan kakinya di meja. Dia sudah lega karena sudah mengerjakan pekerjaan rumah, ya tentunya di rumah. Walaupun nakal, dia tidak melupakan kewajibannya untuk belajar.
"Eh, gue boga tetebakan," ujar Ucok.
Frans menyenggol tangan ucok. "Apa sih, jangan lagi, bodoh!"
Pangilan Boncel memang cocok untuk Ucok. Tubuh mungilnya memang sangat menyedihkan sekali. Tetap saja, yang penting Ucok bisa mengaji.
Alhamdulillah ya Cok!
"Apa persamaan tukang bakso sama tukang soto? Yang gak bisa jawab mati..., hayoloh!"
Athara menceluk sakunya, lalu menghidupkan sebuah korek. Dia mulai membakar ujung rokok.
Frans melihat ke Ucok, mereka duduk berdempetan. "Sama-sama tukang?"
"Bukan."
"Sama-sama dorong gerobak!" Alvano ikut menjawab.
Athara masih asik dengan rokoknya.
"Jawabannya adalah!"
Jeng.. Jeng..
Huh, Ucok lama!
"Sama-sama gak jualan somay!"
Ih apa sih cok! Garing kayak muka Ucok.
Ya, mereka hanya menghela napas mendengar tebak-tebakan mengesalkan itu. Untung saja mereka tidak menginjak Ucok.
Bukan! Ucok bukan kecoa, maaf ya cok!
Frans lagi-lagi. "Eh pacar gue hebat tau."
Alvano menebak. "Si Salma? Hebat kenapa? Bisa jumping motor? Atau bisa costplay jadi Ironman Mang Oleh?"
"Kemarin dia pinjem HP gue, mau telepon mamanya, tau."
"Apa hebatnya, bege!"
Satu ketukan mendapat di kepala Frans.
Athara membelokan lidahnya ke kiri. Dia mengusap rambutnya, lalu menenggelamkan rokoknya yang masih tersisa setengahnya ke dalam aqua gelas. Athara cukup membatasi rokok.
"Masih banyak, lo mah kebiasaan."
"Nih!"
Athara memberikan sebungkus rokok pada Ucok. Dan lelaki itu mengucapkan alhamdulillah masih ada rezeki.
Rezeki anak Pak Soleh ya, Cok!
"Katanya tobat, gak mau ngerokok lu Cel?" tanya Frans.
"Kata siapa? Fitnah itu."
"Astagfirullah Ucok, mantap!"
"Astagfirullah apa mantap nih?"
Athara meraih kaca di dekatnya, Athara memang suka ngaca. Baginya menampilan sangat lah penting.
Gimana mau rebut hati para cewek kalau gak gaya. Uh Athara, narsis!
"Emang gaya rambut gue keren, ya?" Athara meminta penjelasan. "Kaya boy band Korea gak sih?"
Frans memutar kedua bola matanya, lalu melihat Athara. "Iya, lu kayak member Itzy."
"Yang nyanyi dudududu bukan."
"Bukan anying.. Lu udah mirip Hyunjin."
"Yang rambutnya warna oren siapa?"
"Emang ada?"
"Gak tau. Ada kali."
"I wanna be.. Be.. Be.. Be.."
"Gue juga pengen ah, di cat warna ijo."
Ucok membuat teman-temannya melotot. Jangan sampai Ucok mewarnai rambutnya! Ucok malah mendapat ledekan dari orang-orang.
"Jangan deh, Cok! Nanti lo kayak buto ijo!"
"Astagfirullah Ucok."
Athara melihat layar hand-phone-nya. Dia tersenyum miring melihat sebuah pesan, entah mengenai ayahnya atau mengenai Geng Dobrak yang akan mendobrak pertahan Geng APER. Ya, mereka suka mencari gara-gara. Geng APER adalah sebuah unit yang tidak suka dengan Geng Dobrak.
Ya pokoknya gitu deh. Tiada hari tanpa jotos-jotos.
"Gue udah temuin orangnya."
"Siapa? Ada yang ngajak tempur?" Frans masih heran.
"Wanita kecil, pendek, anak kelas sepuluh."
"Siapa? Gebetan baru lo, Ta?"
"Wanita yang gak pernah bisa menghirup udara dengan tenang di SMA Gemilang. Si ****** kecil!"
"Siapa?"
"Pokoknya tulis aja surat buat dia."
Tersorot wajah Athara yang menampilkan kejatahanya. Seram sekali dia dengan sringaian. Semakin mengintimidasi membayangkan wanita itu bertekuk lutut pada Athara. Ya, Athara penguasa Rimba Gemilang.
Haha!
Athara lelaki paling jahat di muka bumi. Athara Bimantara! Penguasa Gemilang!
***
"Vio, ada surat!"
Lily menghampiri Violet dengan tergesa-gesa. Dia mengusap jidatnya yang berkeringat. Menduduki kursinya di sebelah Violet dengan penasaran. Oh tidak! Ada apa ini? Apakah Violet mendapat suatu kesialan?
Tolong Violet!
Violet sangat ragu. Membuka surat itu pelan-pelan, lalu dia menutupnya kembali dengan mata melotot.
"Aku tidak bisa!"
"Ih, lama."
Violet membacanya dengan santai namun matanya semakin melotot. Violet, awas matamu keluar, Nak! Kasihan Ibu mu nanti.
...Untuk Violet Magnalena...
...Dari Ketua Geng Dobrak Athara....
...Temui gue di atas sekarang!...
...Kalo udah lima menit gak dateng, gue gusur kelas lo!...
Violet mengedipkan matanya, untung saja air liur tidak membasahi kertasnya. Violet melihat Lily yang terlihat sangat geram. Wanita itu menjedukan kepalanya pada tembok.
Lily jangan sakiti dirimu hanya karena kekesalan pada sebuah kertas! Malangnya nasib Lily!
"Terus aja sampe berdarah."
"Yang nulis surat bener-bener minta di hajar."
"SURAT!"
"Iya Pak, bentar!"
Lily kembali menghampiri seorang pria pendek yang mengantarkan surat, Ucok berbakat jadi pengantar surat Athara.
Lily duduk kembali di dekat Violet. "Gue yang baca, ya."
Lily membuka kertas susulan. Matanya langsung membulat setelah membaca tulisan singkat.
...SENDIRIAN!...
"Dah lah! Gue gak mau baca surat lagi."
"BTW athara gebetan lu, ya," ucap Lily.
Namun Lily membulatkan matanya lagi, dan melihat surat semelumnya. Hah? Geng Dobrak! Celaka! Kenapa ini menimpa Violet! Mati lah kau Violet!
Violet menatapnya dengan tatapan polos. "B aja dong mukanya, jangan ngegas gitu!"
"Gimana gue gak ngegas! Lo tau kan Geng Dobrak itu apa?"
"Hah, geng ketoprak? Enak dong," ujarnya. Violet menggeleng masih memegangi surat itu. "Enggak tau, Dede masih polos."
Lily melihat mata Violet dengan serius, gadis itu masih terlihat santai. Cukup Lily yang merasakan punya teman sesantai ini, padahal nasibnya di ambang kematin.
Ah, Violet, kamu yang sabar ya!
"Geng Dobrak itu paling ditakutin apalagi Athara. Jadi lo jangan bikin masalah sama dia!"
"Gue gak bikin masalah. Ngapain masalah dibikin-bikin, mending bikin anak."
"Violet! Lo tuh ya! Udah! Samperin tuh, mungkin si Kak Athara mau kenalan sama lo!"
"Cakep gak? Baik gak? Ah enggak, mau belajar setia."
"Yaudah, tuntasin dulu masalah lu sama Kak Athara. Ih ngeri gue."
•••
...Gimana tuh.. Serem ya Athara.....
...Menurut kalian Alurnya bikin penasaran atau biasa aja!...
...Gak seru?...
...NAMA : Violet Magdalena...
...Hobi : Rebahan...
...Cita-cita : jadi model iklan sampo...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!