NovelToon NovelToon

FAMILY AMBYAAAR

Drama Liburan Desa

01

Sebuah lensa kamera fokus pada tiga remaja kembar yang duduk di bagian kursi mobil paling belakang. Dengan pose sebaik mungkin, mereka menginginkan hasil jepretan yang memuaskan.

Sang kakak yang bernama Yuma sangat puas dengan pose yang akan dia ambil.

"Oke my baby, kakak hitung yaa.. satu! Dua! Ti...-"

JENGGLUK!" Mobil tidak sengaja menabrak polisi yang sedang tidur dengan nyenyak.

"PAPAAAAAH!" teriak Jay, Jim dan Yuma. Sedangkan Ju hanya menghela nafas berat.

Yuda sang papah hanya menunjukan gigi rapinya lewat kaca spion.

"Sudah-sudah! Duduk yang tenang. Kita sudah memasuki desa, disini banyak polisi tidurnya. Jika kalian mau, buka saja atap mobil untuk melihat pemandangan disini," ucap Mumut sang ibu.

Dengan semangat 45. Jay, Jim dan Yuma langsung bergegas untuk membuka atap mobil separuh.

"Gua dulu!" teriak Jay

"Apaan sih, gua dulu!" teriak Jim tak mau kalah.

"SETOOOOP!" teriak Yuma melengking sampai Yuda yang menggunakan pengaman telinga masih merasakan gema yang Yuma keluarkan.

"Saya adalah kakak kalian! Jadi, saya yang pertama," ucap Yuma dengan senyum liciknya.

Jay dan Jim menaikan sudut bibir mereka karena merasa kesal dengan mulut kakak mereka yang begitu sangat tajam.

"Hmm ..." Mumut hanya bisa menghela nafas berat melihat tingkah anak-anaknya.

"Bertiga kan bisa sih berdiri sama-sama," ucap Yuda.

"Iya pah, nanti biar kami siiii... Siapa!!" teriak Jay.

"BOY J AHAA!" teriak Jay dan Jim serempak. Ju, dia hanya bisa ikut-ikutan saudara kembarnya yang sangat konyol dan tak pernah ada kediaman.

"Hahah.. Apa! Boy!?" tanya Yuma yang langsung duduk untuk mengejek adik-adiknya.

"Yes, kami adalah Boy J!" jawab Jay dengan puas.

"No! Kalian Baby J! Selamanya, titik!" tegas Yuma.

"Kakak! Stop memanggil kami Baby. Kami sudah dewasa. Kami sudah kelas 6 dan setelah liburan ini kami akan menjadi kelas 7 SMP!" protes Jay tak terima.

"Mau kelas 6 ataupun 7 bahkan sampai kalian menjadi kakek-kakek, kalian tetap Baby bagi kami," ucap Yuma semakin puas meledek Boy J.

"Bunda, kak Yuma!" rengek Jay.

"Mom, kak Yuma nyebelin!" Jim ikutan mengadu.

"Mamaaaah, bukankah apa yang Yuma katakan benar. Mereka tetap Baby bagi kita," ucap Yuma tak mau kalah.

Ju yang mulai jengah dengan sikap saudara-saudaranya akhirnya mengeluarkan suara.

"Ibu?" panggilnya lembut.

Mumut yang sedari tadi menutup telinganya karena keributan yang dibuat oleh Jay, Jim dan Yuma, setelah mendengar suara Ju dia langsung menjawabnya," Ah, iya sayang?" tanya Mumut.

"Ju ingin melihat pemandangan," ucapnya.

"Jay, Jim dan Yuma tolong kalian berikan tempat untuk Ju supaya dia bisa berdiri," ucap Mumut.

"Siap Mimi !" jawab Jay.

"Siap Mammy!" jawab Jim

"Oke mamah!" jawab Yuma

"Silahkan adik kakak tersayang," ucap Yuma mempersilahkan Ju untuk berdiri.

"Hay Ju, kita ikut berdiri ya?" tanya Jay.

"Ayok," jawab Ju tak mempermasalahkan.

Begitulah mereka. Mumut yang awalnya ibu yang pendiam dan tak pernah galak. Semenjak kehadiran Boy J yang memiliki beberapa sifat yang unik membuat Mumut bisa menjelma menjadi singa.

Yuda sang papah setiap berpergian dengan anak-anak, dia tak pernah lupa menutup telinganya. Karena keributan seperti itu pasti akan terjadi.

Sedangkan Boy Ju, dia adalah anak yang paling disegani dirumah. Selain tak pernah membuat onar, tak pernah membuat keributan, dia juga adalah anak paling genius di antara saudara kembarnya.

Sikapnya yang santai dan sangat cool, membuat jiwa Yuma sebagai wanita suka meronta-ronta. Yuma sering bergumam" andai dia bukan adikku, aku pasti akan mengencaninya!"

*****

Tiga pria kembar berdiri bersama didalam mobil dengan atap yang terbuka separuh.

Mereka dengan asyik ber-selfi mengambil pose sebagus dan seunik mungkin.

Setelah puas berfoto. Mereka akhirnya melewati sebuah perkebunan warga. Terlihat beberapa warga ada yang sedang bertani. Dengan ramah, Jay dan Jim menyapa penduduk desa.

"Woy, wong ndeso! Kami dataaaang!" teriak Jay sambil melambaikan tangannya.

"Yuhuuuuuu!" teriak Jay dan Jim serempak.

"Wohoo.. Haaayy ... Dadaaaaa !!!" sahutan warga melambaikan tangannya kepada Jay, Jim dan Ju.

Mumut yang mendengar sapaan yang dilontarkan anaknya hanya bisa menepuk jidatnya dengan kasar.

Puas menyapa warga, Jim dan Ju memutuskan untuk duduk kembali. Jay yang awalnya ingin duduk juga, tidak sengaja matanya melihat seorang gadis desa yang menurutnya sangat cantik dan imut. Dia mengayuh sepeda sambil tersenyum kearah Jay.

Jantung Jay seolah-olah berubah menjadi love besar dan berdetak tidak karuan.

Matanya selalu mengikuti kemana wanita itu mengayuh sepeda nya. Sampai tanpa Jay sadari, didepannya ternyata ada sebuah pohon mangga besar yang rantingnya melengkung kearah jalan dengan segerombolan buah besar yang menggantung dengan kokoh.

BUGH!"

Dengan keras buah mangga berhasil menempol mata Jay.

"Auuw!" Seketika Jay meringis kesakitan.

"Bhuahahahaaa! Makanya baby Jay, fokus jika melihat. Lagian kamu itu ya! Masih kecil udah main lirik-lirik!" ejek Yuma.

"Yuma!" Mumut menegur.

"Wek!" Jay menjulurkan lidah ke Yuma.

"Jay, sini aku bantu," ucap Ju yang langsung membantu Jay untuk mengobati luka memar pada matanya.

"Sayang, ini kotak obatnya, nak!" ucap Mumut memberikan kotak obat yang selalu tersedia di dalam mobil.

Dengan telaten Ju mengobati memar pada Jay. Tidak hanya matanya terkena tempolan mangga, ternyata keningnya terluka karena kesabet ranting.

"Hmm, Jay. Lain kali hati-hati ya, nak! Ju, apakah lukanya parah?" tanya Mumut.

"Tidak buk, diberi obat merah saja sudah cukup," jawab Ju dengan nada yang sangat halus.

"Dek, kakak juga luka dan sakit," ucap Yuma dengan manja menaruh kepalanya di pundak Ju. Ju sendiri hanya fokus Mengobati luka Jay.

Jim yang melihat kakak wanita mulai kegenitan dengan saudara kembarnya langsung mentoyol kepala kakaknya dengan keras sampai kepala Yuma membentur kaca mobil.

"Auw.. Baby Jim! Kamu ini jahat banget sih sama kakak!?" pekik Yuma.

"Kakak itu, genit banget sama adek sendiri! Lagian, kita ini kembar! Kita sama saja. Lihatlah, wajah kami tidak ada bedanya! Hanya rambut saja yang berbeda supaya kalian dapat membedakan kami. Kenapa kakak hanya memanjakan Ju!" ucap Jim dengan kesal.

"AURA!" teriak Yuma sambil mengekspresikan keseriusan.

"Aura-lah yang telah membedakan kalian. Memang kalian sama, tetapi kenapa kamu tidak sepintar Ju?" ejek Yuma.

"Ya, ya, ya ... bukannya kami tidak pintar! Kami hanya tidak suka fokus belajar saja seperti Ju!" ucap Jim mengelak.

"Bukan karena tidak fokus! Tetapi memang kamu itu bodoh. Hahahaha!" tawa Yuma terlihat sangat puas mengolok-olok adiknya.

BRAK!

Ju dengan kasar menutup kotak obat membuat Yuma langsung menutup mulutnya.

"Kak, meski aku bukan adikmu. Aku tidak akan mau dengan wanita yang tawanya sangat keras!" ucap Ju membuat Yuma salah tingkah dan pipinya memerah karena malu.

"Bhuahahahahaaaa..!" Kini Jay dan Jim gantian tertawa sangat keras untuk mengejek Kakak mereka ya.

Mumut dan Yuda hanya bisa menutup telinga mereka. Hal seperti ini selalu saja terjadi jika mereka kumpul bersama.

Drama liburan Desa 2

02

Sebuah mobil dengan tenaga penuh naik ke atas gunung supaya sampai ke villa besar yang Yasmin bangun disana.

Yasmin adalah adik kandung dari Yuda dan juga adik ipar mumut. Bisa dibilang, kakak menikah dengan kakak dan adik menikah dengan adik. Yang mana Jaka adik dari mulut menikah dengan Yasmin, adik dari Yuda.

Seorang kakek dan nenek yang terlihat sangat tua dengan senyum menyambut kedatangan anak dan cucunya. Dia adalah pak alim dan Mak item, orang tua dari Mumut. Karena mereka sudah sangat tua, kita panggil saja mereka si Mbah.

"Assalamualaikum, Mak, pak. Sehat?" sapa Mumut.

"Alhamdulillah sehat, nduk. Aduh cucu-cucuku seng ganteng Karo(sama)seng ayu dewe. Sehat le .... nduuk?" ucap si Mbah Item.

"Alhamdulillah, kami sehat Mbah," jawab Ju yang langsung mencium tangan mbh-nya disusul dengan yang lain.

"Ayok ... ayok sini masuk kedalam?" ucap si Mbah Alim.

Yuma, Jay, Jim dan Ju bergegas mengikuti orang tuanya untuk masuk kedalam.

"Mbah, sepeda kita masih tidak disini?" ucap Jay.

"Yo asek to le. Mosok Iyo sepeda arep Mbah untal. Yo Ra kuat untune Mbah! Hehehe."

"(Ya masih to nak. Masak iya sepeda mau Mbah makan. Ya tidak kuat giginya Mbah! Hehehe.)" jawab Pak alim.

"Hahaha, ada-ada si Mbah ini!" jawab Jay bergurau.

"Mau buat apa Jay?" tanya Yuda.

"Buat sepedahan besok pagi, pah!" jawab Jay.

"Halah! Dia itu pasti sedang mau mendekati wanita yang tadi itu loh, pah!" sahut Yuma menebak.

"Kok, kakak tahu!?" tanya Jay heran.

"Kamu baru sadar jika kakak kamu ini hebat!" ucap Yuma bangga pada dirinya sendiri.

"Awas le, gadis wedok seng sering pedahan kae bapak'e galak tenan."

("Awas nak, gadis perempuan di yang sering sepedahan itu ayahnya galak sekali,)" ucap Mak Item.

"Anak'e sinten to, Mak?"

"(Anaknya siapa to, Bu?)" tanya Mumut.

"Anak'e juragan semongko kae lo Mut!" jelas Mak item.

"Walah, dia ternyata punya anak gadis to Mak?" sahut Mumut.

"Iyo, tapi anak'e ora tau di ajak keluar! Habis pulang sekolah disuruh dirumah aja! Paling siang ngantar makanan buat orang yang kerja di ladang bapaknya!"

"Em, gitu to mak!? Bocahe ayu loh Mak?" puji Mumut.

"La wong gak tau keluar rumah. Bocahe juga rajin tenan. Gemanti(telaten) ngurus adiknya," jelas Mak Item.

ketika sedang bersantai tiba-tiba terdengar suara teriakan.

"Huwaaaaaaaaaaa !!!" teriak Jim tiba-tiba dari kolam renang.

Semua orang yang sedang bersantai langsung menuju kearah suara.

"Ada apa sayang!?" tanya Mumut.

"Mami ... di kolam! Di kolam ada ularnya!" teriak Jim yang menggeliat karena geli dan juga ketakutan.

Semua orang langsung menatap kolam dengan seksama.

Disana terlihat memang ada beberapa hewan seperti ular sedang berenang kesana-kemari.

"Owalaaaaaaah!"

Tiba-tiba suara pak alim mengagetkan semua orang.

"Apa to Mbah, itu!?" tanya Yuma penasaran.

"Itu cuma belut cucuku! Si Mbah kemarin cari belut di sawah. Karena lagi malas membersihkannya, jadi si Mbah taruh dulu di kolam," jawab Pak alim menjelaskan.

"Owalaaah.... si mbaaaah!" teriak Jay, Jim dan Yuma.

"Pak, lagian kok kolam dikasih belut to. Nanti jadi amis dan bau airnya," ucap Mumut.

"Sudah tidak papa. Bapak ibu gak usah cemas. Nanti biar Jay, Jim, Ju dan Yuma yang membersihkan kolamnya," ucap Yuda sambil menuntun Bapak mertuanya yang sudah sangat tua tetapi bertenaga.

Mumut tersenyum halus kepada ke-4 anaknya yang menganga/ternganga tidak percaya.

"Emmm anak-anak ibu, semangaaaat!" ucap Mumut yang langsung berlari menjauh.

Yuma menatap ke-3 adik kembarnya dengan tajam. Yuma mencoba memasang wajah sangar supaya adik-adiknya merasa sungkan dan takut padanya.

"Kalian! Cepat bersihkan kolam ini!" bentak Yuma.

Tetapi ternyata tidak ada yang menggubris ucapan Yuma. Jay malah berjalan melewati Yuma dan tidak sengaja menyenggolnya sampai Yuma terjatuh dalam kolam.

"Huaaaaaa !!!" teriak Yuma.

BYUUUR ! Yuma terjatuh dalam kolam.

Yuma berusaha untuk keluar dari air. "Bhua! Hah. hah. hah!" Yuma tersengal mengambil nafas.

"JAAAAAAAAYY!" teriak Yuma dengan keras.

Namun tiba-tiba Yuma terdiam ketika kakinya merasakan sesuatu yang menyentuh kulitnya.

"Huaaaaaaaaa! Juuuuu, tolong kakak. Hewan menjijikan ini menggigit kaki kakak!" teriak Yuma meminta tolong pada Ju.

Ju yang kasihan dengan kakaknya langsung melepaskan jaketnya dan masuk kedalam air untuk membawa kakaknya keluar dari air.

Yuma dengan manja meletakan kepalanya di dada Ju. Dia berakting sangat ketakutan supaya Ju mempererat pelukannya.

Ketika Jay akan menolong Yuma untuk naik keatas, dengan tatapan licik Yuma malah memiliki ide buruk.

"Kak, maafkan aku tadi yang tidak sengaja. Sekarang pegang tangan aku!" ucap Jay mengarahkan tangannya berniat membantu Yuma.

Tetapi dengan jahil, Yuma menarik tangan Jay supaya dia jatuh juga dalam air juga. Yuma sangat tahu jika Jay dan Jim sangat takut dengan hewan yang menyerupai seperti ulat dan ular.

BYUR!

Akhirnya Jay terjatuh dalam kolam.

"Huaa! Geli...! Geli...! Aaaahhh!" teriak Jay sangat panik.

Jim yang kasihan saudaranya dikerjai oleh kakaknya sendiri mencoba untuk menolongnya.

"Jay, ayo pegang tanganku!" ucap Jim.

Namun, karena tenaga Jim tidak sekuat baja, dia malah terpeleset dan berkahir masuk juga kedalam kolam.

BYUUUR !!"

"Huaaaaaaaa !!!" Jay dan Jim terlihat sangat panik. Mereka bahkan saling berpelukan karena merasa sangat geli dan ketakutan.

Sekitar ada 50 biji belut yang sangat besar ada di kolam itu.

Ju dan Yuma hanya tertawa melihat ekspresi Jay dan Jim.

Karena sudah terlanjur basah kuyup. Akhirnya mereka melanjutkan untuk membersihkan kolam setelah air kolam terkuras, mereka bertugas untuk mengambil belut yang sangat licin dan lincah untuk dimasukan dalam wadah.

Yuda dan Mumut yang kasihan melihat anak-anak mereka berjuang mencoba untuk membantu. Bahkan si Mbah pun tak mau kalah, mereka ikut membantu cucu-cucu mereka untuk menangkap belut belut yang sangat lincah dan licin.

Terlihat canda dan tawa bahagia mereka yang saling bekerja sama untuk mengambil semua belut-belut itu.

Ketika sedang asyik menangkap belut, tidak sengaja Jim menarik kolor Jay sampai akhirnya melorot. Bertepatan dengan itu, seorang gadis yang seusia dengan Boy J membawa rantang melihat Jay yang hanya menggunakan CD(****** *****).

"Aaaaaaahhhkkk!" teriak Tini membuat semua orang menatapnya.

Jay yang tahu jika Tini berteriak karena kolor-nya melorot langsung mencoba untuk membenahinya.

" Tini kue ngopo, nduk!?"

"( Tini kamu kenapa, nak?)" tanya Mak item.

"Nganu Mbah, nganu!" ucap Tini gugup.

"Nganu opo!?"

"(Nganu, apa!?)" tanya Pak Alim.

"Ora Popo, Mbah! Tini pamit, njeh!"

"(Tidak papa, Mbah! Tini pamit, ya!)" ucap Tini yang langsung buru-buru pulang sambil membawa kembali rantang yang ada ditangannya.

Semua orang hanya memandang aneh menatap Tini. Tidak ada tahu apa yang sebenarnya terjadi terkecuali Jay, Jim dan Ju.

"Apakah wajah kita menyeramkan!?" tanya Yuma.

Semua orang hanya menaikan pundak mereka tanda tidak tahu.

Sedangkan Tini, sambil menuntun sepedanya. Dia bergumam.

"Ya ampun. Neng njero katok mamas-mamas kae ono seng njendol gedi tenan. Opo enek welut seng mblebu katoke yo!?"

."(Ya ampun. Didalam celana mamas-mamas itu ada yang benjol besar sekali. Apa ada belut yang masuk dalam celana ya!?)" batin Tini.

"Tak kasih tau apa ngak Yo?" gumam Tini merasa bingung.

"Ah, masak dia tidak tahu kalo ada belut didalam celananya!" gumamnya lagi.

"Aduh, kasih tahu ndak Yo.." gumam Tini bimbang.

Tini ingin mengayuh sepeda pergi, tetapi batinnya tidak bisa karena terus memikirkan benjolan yang ada dibalik ****** ***** Jay.

..

...

...

...

JANGAN lupa LIKE !

Drama belut

03

Tini ingin mengayuh sepeda pergi, tetapi batinnya tidak bisa karena terus memikirkan benjolan yang ada dibalik ****** ***** Jay.

Akhirnya, dia memutuskan untuk putar balik dan kembali masuk kedalam villa si Mbah sambil mencangking rantang yang dia bawa.

Sudah rutinitas Tini yang selalu membawakan makan malam untuk Mak item dan pak alim semenjak Tini tahu jika Mak item dan pak alim sering sakit-sakitan.

Tini dengan ragu berjalan menuju kolam. Semua orang yang melihat Tini telah kembali lagi, langsung berhenti beraktivitas dan menatap Tini.

"Ada apa lagi, nduk?" tanya Si Mbah.

"Nganu, Mbah. Nganu!" ucap Tini gugup.

"Nganu opo cah Ayu?" tanya Si Mbah.

"Tini mau nganterin singkong godok(rebus) Mbah!" jawab Tini sambil menundukkan kepalanya karena malu dengan tatapan 3 pria kembar kearahnya.

"Walah, ya sudah sini. Makasih banyak Yo!" sahut si Mbah sambil menerima rantang dari Tini.

Ketika rantang sudah Mak item ambil. Tini masih terdiam.

"Ada apa lagi cah ayu?" tanya Mak item.

"Nganu, nganu Mbah!" tubuh Tini terasa bergetar.

"Kamu itu kenapa to cah ayu! Dari tadi ngona-nganu ngona-nganu!?" tanya Mak item.

"Nganu Mbah! Tadi aku lihat ada belut yang masuk kedalam celana mamas-mamas itu!" ucap Tini dengan lantang sambil menunjuk Jay. Lebih tepatnya kearah senjata tumpul Jay.

Jay yang merasa tertunjuk langsung berteriak karena Tini mengatakan ada belut yang masuk kedalam celaannya.

"Huaaaaaa...! Manaaaa....!mana belutnya! Huaaaaa!" teriak Jay histeris sambil mengibakkan kolornya.

Bahkan, karena saking paniknya Jay sampai melorotkan kolornya.

"Nah! Itu dia..! Itu dia...!" teriak Tini sambil menunjukan benjolan besar di balik ****** ***** Jay.

Semua orang terdiam dan melongo melihat arah tangan Tini menunjuk.

Jay yang sadar apa sebenarnya yang Tini maksud dan Tini tunjuk. Langsung dengan cepat memakai kolornya kembali.

"Loh mas! Kenapa celananya dipakai? Belutnya belum di keluarin!" teriak Tini yang mencoba untuk masuk ke kolam dan mendekati Jay.

Jay yang melihat Tini akan mendekati dirinya langsung berlari dan bersembunyi dibelakang tubuh Ju.

"Aaahk! Jangan mendekat!" teriak Jay merasa sangat takut/ilfil/atau apalah. Pokoknya Jay sangat tidak ingin melihat Tini.

"Haaeey!" teriak Mak item yang langsung menjewer kuping Tini supaya tidak masuk kekolam.

"Auw..auw..! Mbah, sakit!?" teriak Tini yang mengelus-elus kupingnya.

"Walah cah ayu! Itu namanya uduk(bukan) belut. Itu namanya tit*t nduuuuuk!" jelas Mak item dengan gemas.

Tini yang mendengar itu langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Masya Allah! Seng tenan Mbah! Gedi tenan?"

"(Masya Allah! Yang bener Mbah! Besar sekali?)" ucap Tini sambil membelalakan matanya.

"Lah emange haruse sak Piro?"

"(Lah memang harusnya seberapa?)" tanya Mak item yang mendekatkan wajahnya ke Tini.

"Nganu Mbah, tapi punya tole cuma sak kelingking aku kecil lagi!"

"(Nganu Mbah, tapi punya tole cuma sekelingking aku kecil lagi!)" ucap Tini.

Tole adalah adik Tini yang baru berusia 1 tahun.

"Walaaaah... Tiniiii...!" teriak Mak Item di ikuti dengan tepuk jidat.

Mumut dan Yuda hanya menatap Tini dengan canggung. Mereka tidak dapat menahan rasa ingin tertawa. Tetapi, demi perasaan Jay! Mumut dan Yuda hanya bisa menahannya.

Sedangkan Yuma, dia terus melirik Jay untuk mengejek/meledek/ataupun itu untuk membuat adiknya merasa jatuh ke dasar malu yang paling dalam.

Sedangkan, Jay, Jim dan Ju menatap Tini dengan tatapan tidak percaya.

"Apakah benar Tini tidak tahu apa yang ada dibalik celana Jay!" Begitulah pikir mereka.

"Walah Tini..! Tak kasih tau ya cah ayu. Semakin besar anaknya, maka akan semakin besar juga tit*tnya cah ayu..!" jelas Mak item.

"Oh, begitu ya Mbah. Walah, berarti Tini uwes salah ya Mbah. Yo wes, Tini tak pulang dulu ya Mbah!" ucap Tini yang langsung pergi tanpa merasa bersalah.

Akhirnya Tini pun memutuskan untuk pulang.

Tini bergumam dijalan.

"Walah, ternyata dibalik celana mamas-mamas itu adalah Titi*t! Hem, pantas saja dia diem aja! Ternyata aku seng salah!" batinnya tanpa merasa berdosa.

****

Di villa, Jay tidak henti-hentinya diledek oleh Yuma, sang kakak perempuan yang sangat berisik dan sangat hobi untuk menindas adiknya, terutama Jay dan Jim.

"Hahahaha! Apakah kalian bisa melihat ekspresi wajah gadis itu. Jay, sepertinya kamu memang sangat berjodoh dengan gadis itu!" ucap Yuma dengan tatapan sangat puas dengan segala apa yang telah menimpa adiknya hari ini.

Jay tak dapat berkata-kata apa-apa. Dia hanya meringkuk sambil memeluk Jim. Dia sangat malu dengan apa yang telah menimpa dirinya.

"Yuma sudah, nak! Jangan kamu meledek adik kamu! Kasihan dia," tegur Mumut.

"Iya tuh, mah! Kak Yuma benar-benar jahat!" sahut Jim yang membela saudara kembaranya.

"Sudah-sudah! Lebih baik kalian masuk kekamar saja istirahat! Biar papah dan ibu kalian yang memasak untuk makan malam," ucap Yuda.

"Baik, pah!" sahut anak-anak serempak.

Jay, Jim dan Yuma akhirnya memasuki kamar mereka. Jim dan Jay satu kamar dan bersebelahan dengan Yuma. Ketika Yuma akan masuk kedalam kamarnya, dia menghentikan kedua adiknya, yaitu Jim dan Jay.

"Tunggu!" ucap Yuma menghentikan adik-adiknya.

"Ada apa lagi!?" tanya Jay dengan lemas.

Emuach!

Emuuach!

Yuma mencium kening Jay dan Jim.

"Maafkan kakak ya! Kakak tidak bermaksud untuk meledek kalian. Kakak hanya bergurau dan bercanda saja," ucap Yuma terdengar sangat tulus.

Mendengar hal itu. Jay dan Jim bersamaan mencium pipi Yuma kanan dan kiri.

Emmuacch! kecup mereka bersamaan.

Yuma membelalakkan matanya dan tercengang dengan sikap adik-adiknya. Sudah sangat lama mereka tidak mau mencium Yuma lagi. Meski Yuma meminta, tetapi 3 anak kembar selalu menolak karena mereka merasa bukan lagi anak kecil.

"Kami sayang kakak!" ucap Jay dan Jim bersamaan.

"Uuuuh so sweetnya... Terima kasih ya adik-adik kakak tersayang!" ucap Yuma merasa sangat senang.

"Oya, dimana Ju?" lanjutnya.

"Dia masih ruang tamu. Masih ingin bersama dengan kakek dan nenek!" jawab Jay.

"Em begitu. Ya sudah, kakak masuk duluan ya. Kalian istirahatlah. Kakak tahu, kalian sedang kehilangan banyak tenaga karena menahan takut dan malu hari ini. Hahaha!" ucap Yuma yang kembali meledek adiknya.

Sebelum Jay membalas kakaknya. Yuma dengan cepat masuk kedalam kamarnya.

"Hahaha, mereka benar-benar adik yang sangat lucu!" gumam Yuma merasa sangat bersyukur memiliki Keluarga bahagia seperti ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!