NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta Dokter Galak

Prolog (pengenalan tokoh)

Nama : Jingga pramudita

Usia : 29 tahun

Jingga seorang dokter Obygn yang galak, dan jago bela diri. Dia tak percaya dengan namanya cinta dan laki-laki karena pernah memiliki kisah masa lalu yang pahit. Hidup dalam keluarga yang berpoligami membuat, pernah di selingkuhi sang kekasih, serta melihat kisah sahabatnya, membuat Jingga berpikir dua kali untuk menikah.

Nama : Angkasa Hanjaya

Usia : 28 tahun

Angkasa Hanjaya adalah putra dari orang terkaya nomor satu di kota B. Kekayaan ayahnya bisa di katakan tak akan habis tujuh turunan. Hal itu juga membuat Angkasa menjadi pria manja yang hanya bisa berfoya-foya menghabiskan uang saja, sampai dia bertemu dengan seorang wanita yang membuat hidupnya berubah.

Nama : Haikal Arviandi

Usia : 25 tahun

Haikal adalah sahabat dari Simon yang menyukai Jingga dan ingin mengejarnya.

Nama : Cordelia Almira

Usia : 28 tahun

Cordelia adalah sahabat Jingga dan juga istri dari Simon.

Nama : Simon Andarboy

Usia : 25 tahun

Simon dan Elia adalah pasangan yang baru saja menikah atau biasa di sebut pengantin baru.

Nama : Arsyana Jehan Gemintang

Usia : 2.5 tahun

Arsy adalah putri dari Elia dan mantan suaminya Jerone Rigel Ervinosa. Dan juga merupakan anak angkat dari Jingga pramudita. Jingga juga sangat menyayangi Arsy seperti putrinya sendiri. Arsy memanggil Jingga dengan sebutan MaNgga (Mama Jingga)

Nama : Jerone Rigel Ervinosa

Usia : 32 tahun

Rigel adalah mantan suami Elia. Jika ingin tahu kisah Elia, Rigel, dan Simon bisa baca novel ( Berbagi cinta : Aku tak mau dimadu) babnya tidak banyak.

Nama : Seruni Anjani

Usia : 28 tahun

Seruni adalah sahabat Jingga dan Elia sekaligus istri dari Reno.

Nama : Lesmana Reno Wibowo

Usia : 29 tahun

Reno adalah suami daei Seruni.

Itulah perkenalan singkat dari tokoh-tokoh utama novel Mengejar Cinta dokter Galak.

Jangan lupa like, komen, vote, hadiah dan klik tombol favoritnya ya.

Di paksa Kerja

Di sebuah mansion yang besar, terlihat seorang pria paruh baya sedang menyuruh pelayan untuk membangunkan putra bungsunya.

"Bangunkan Angkasa jika dalam 10 menit dia tidak turun ke bawah. Katakan padanya kalau saya akan menyita semua fasilitasnya!" titah Hendra Hanjaya.

Hendra Hanjaya adalah ayah sekaligus orang terkaya di kota B. Namun, di balik kekayaannya itu, dia mempunyai pitra yang hanya bisa menghamburkan uang. Meskipun mempunyai dua orang anak, Hendra tetap menginginkan Angkasa yang menggantikannya untung meneruskan bisnis keluarga.

Di dalam kamar, Angkasa masih tertidur pulas, semalam dia pulang dari pesta jam 2 pagi. Ketika mendengar suara ketukan pintu yang keras, membuat Angkasa menutup telinganya dengan bantal.

Namun, ketukan itu tidak berhenti, justru semakin keras.

"Hei, berisik!" teriak angkasa yang sudah tak tahan lagi.

"Maaf Tuan muda, saya hanya menjalankan perintah dati Tuan besar kalau dalam waktu 10 menit anda tidak turun di meja makan, maka semua fasilitas akan di cabut!" ungkap sang pelayan.

Mendengar ucapan fasilitas di cabut, langsung membuat mata Angkasa terbuka lebar. Dia segera turun dari ranjang dan menuju kamar mandi.

Angkasa mandi dengan secepat kilat, selesai mengganti pakaian. Dia berlari turun ke lantai bawah. Di sana sudah ada sang Papa yang duduk di meja.

"Selamat pagi, Pa," sapa Angkasa.

"Semalam habis dari mana kamu sampai jam segini masih tidur!"

"Em ... nggak kemana-mana kok, Pa,"dusta Angkasa agar tak kena marah.

" Oh ya, Pa. Papa kok sudah pulang? Bukankah masih dua hari lagi?" Angkasa mencoba mengalihkan pembicaraan.

" Apa kamu tak suka Papa di rumah? " Hendra justru bertanya kembali.

Angkasa tersenyum kecut. " Bukan seperti itu, Angkasa hanya bertanya saja!"

Selesai makan, Hendra menyuruh Angkasa ikut Asisten Lim untuk mengecek pusat perbelanjaan mereka. Ingin rasanya dia kabur, tapi tak bisa karena Papanya sudah menyiapkan beberapa pengawal.

Angkasa paling tidak suka namanya bekerja, dia hanya hobi menghabiskan uang, main, dan berpesta. Padahal usianya kini sudah 28 tahun, di mana usia pria matang yang seharusnya sedang sibuk bekerja dan menikah. Namun, karena dia adalah putra kesayangan, mamanya selalu saja memanjakannya dan tidak memaksa Angkasa untuk bekerja jika dia tak mau. Toh, harta keluarga mereka tak akan habis hanya karena Angkasa tak mau bekerja.

Tapi, sebulan yang lalu Mama Angkasa telah berpulang. Jadi, Hendra sudah bisa leluasa memaksa Angkasa untuk bekerja.

"Mari, Tuan muda," Asisten Lim mempersilahkan Angkasa untuk naik ke dalam mobil.

...****...

Di tempat lain, terlihat seorang gadis kecil baru saja terbangun dari tidurnya. Menyadari kalau Arsy telah bangun, membuat Jingga segera menghampirinya.

"Wah, Tuan putri sudah bangun?" ujar Jingga yang langsung menggendong Arsy.

Arsy mengangguk seraya mengucek matanya.

"Mami cama Daddy mana, MaNgga?" tanyanya yang seketika mencari Elia dan Simon.

"Mami sama Daddy lagi pergi sayang, jawab Jingga

" Pelgi kemana? Kok Acy gak di ajak? "tanyanya.

" Em, gini ... Arsy katanya kemarin pengen punya adik baby kan? " Jingga mencoba untuk mengingatkan kembali apa yang di katakan Arsy kalau dia ingin punya adik bayi.

Arsy mengangguk karena dia ingin punya adik bayi seperti bayi lucu yang Ia jumpa di acara pernikahan Elia dan Simon kemarin.

" Nah, sekarang Mami sama Daddy sedang pergi ke suatu tempat untuk memberikan Arsy adik bayi."

Arsy terdiam, dia mencoba untuk mencerna ucapan Jingga.

"Tapi, Kenapa Acy gak di ajak? Kan Acy juga pengen lihat adik bayinya," ujar Arsy dengan polosnya.

Jingga tersenyum saat mendengar perkataan Arsy.

"Adik bayinya sekarang belum ada sayang, masih proses. Dan ... Kalau kakak Arsy ikut, nanti adik bayinya gak jadi, gimana? Arsy mau?"

Arsy menggeleng.

"Nah, kalau gitu Arsy di rumah saja sama MaNgga. Nanti kita jalan-jalan se___puasnya mau?" tawar Jingga.

"Mau... Mau.." seru Arsy yang sudah mulai kegirangan karena ingin dia ajak bermain sepuasnya.

Jingga tersenyum dan mencium Arsy karena gemas.

Semoga aja Lo top cer ya Mon ... Biar keinginan Arsy bisa cepat terwujud! Batin Jingga.

Selepas itu, Jingga memandikan, dan mendandani Arsy karena meraka berdua akan pergi jalan-jalan. Ketika baru saja keluar dari rumah, mereka sudah berpapasan dengan Rigel, Hana dan juga Jonathan.

Jingga menghentikan langkahnya ketika melihat mereka datang.

"Rigel!" lirih Jingga.

"Kalian mau pergi ke mana?" tanya Rigel.

"Oh, kita mau pergi jalan-jalan. Kalau kalian___"

"Papa sama mamaku pengen ketemu Arsy boleh, kan?"

Jingga menoleh ke Arsy yang masih berada dalam gendongannya.

Arsy mengangguk. Beberapa hari yang lalu, Elia mengatakan kalau ada papanya datang dan ingin bertemu dengan Arsy, dia harus menyambutnya dengan baik. Karena Papa juga sama dengan Mami dan Daddy sayang sama Arsy.

Arsy turun dari gendongan Jingga dan berlari memeluk Rigel. Melihat Arsy mau berlari ke arahnya, membuat Rigel merasa sangat bahagia. Dia membalas pelukan hangat putri kecilnya itu.

"Arsy Papa minta maaf ya, karena pernah buat Arsy takut. Tapi, Papa janji tidak akan mengulanginya lagi."

Arsy melepaskan pelukannya dan menyodorkan jari kelingkingnya. "Janji!"

Rigel pun menautkan jari kelingkingnya. "Janji!"

Arsy dan Rigel sama-sama tersenyum. Sedangkan Jo dan Hana tanpa terasa sudah meneteskan air matanya. Dia sangat terharu melihat Rigel sudah bisa berdamai dengan putri kecilnya.

"Oh, Ya Arsy ... Itu ada Opa datang. Arsy mau kenalan?" Rigel memperkenalkan Jo kepada Arsy.

Arsy berjalan menghampiri Jo dan Hana. Lalu dia menyalami mereka satu-satu.

"Halo Opa, Oma," sapa Arsy dengan tersenyum.

"Halo sayang. Opa boleh peluk Arsy?"

Arsy membentangkan tangannya, kemudian Jo segera merendahkan tubuhnya lalu memeluk cucunya itu. Dari dulu, Jo sangat menginginkan anak perempuan, tapi Hana tak bisa hamil lagi. Dan sekarang dia sudah bisa memiliki cucu perempuan.

Bertemu dengan Arsy, seakan membuat Jo merasa bahwa Tuhan menjawab doanya dulu. Jika dia tak bisa memiliki anak perempuan, dia ingin memiliki cucu perempuan yang sangat cantik dan imut.

Selesai berkenalan. Akhirnya mereka memutuskan untuk jalan-jalan bersama. Awalnya Jingga ingin memberikan waktu agar Rigel bisa leluasa bermain dengan putrinya, tapi Arsy merengek agar Jingga ikut. Jadi, terpaksa dia ikut. Padahal Jingga sangat malas sekali jalan bersama Rigel dan orang tuanya.

Entah kenapa, Arsy justru langsung lengket dengan Jo. Sampai di dalam mobil, Aray duduk dalam pangkuannya. Begitupun dengan Jo yang terlihat begitu bahagia bercanda dengan Arsy.

"Elia kemana, Jing?"

"Pergi bulan madu."

"Oh ya? Terus Arsy kenapa ___"

"Oh soal itu, Aku memang yang melarang untuk mereka membawa Arsy. Biarkan mereka bisa menikmati waktu berdua tanpa Arsy, karena selama ini Arsy selalu menjadi prioritas utama bagi mereka."

"Berapa hari?"

"Hanya tiga hari kok."

"Oh."

Rigel tak berani banyak tanya lagi. Tapi, setidaknya dia bisa leluasa bermain dengan Arsy hari ini.

...****************...

Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya ya...

Klik Favorit juga biar tahu kalau nobel ini sudah up.

Mohon maaf sekali upnya telat karena ada kejadian tak terduga. In sya Allah mulai besok akan di usahakan sesuai Jadwal up jam 10 pagi. Kalau bisa lebih ya di tambah😁

Oh ya, buat pembaca baru, harus baca novel pendahulunya biar paham alur ceritanya oke. Judulnya berbagi Cinta: Aku tak. Mau dimadu.

Buat pembaca lama, terima kasih sudah setia menunggu, dan lunas sudah Arsy ketemu sama opanya.

Buat visual Jingga juga author ganti karena sepertinya ini lebih cocok dari yang kemarin.

Pertemuan ketiga

Sesampainya di parkiran mall, mereka semua turun dari mobil. Sekarang gantian Rigel yang mengambil alih untuk menggendong Arsy.

"Arsy mau main apa?" tanya

"Cemuanya," jawab Arsy semangat.

Sekarang Arsy sudah mulai terbuka saat bersama Rigel, sudah tak terlalu takut seperti dulu.

"Baiklah, hari ini Papa akan turuti semua permintaan Tuan putri."

"Benelan, Pa?"

"Beneran dong, apa sih yang nggak buat Tuan putri kesayangan Papa." Rigel mencubit gemas hidung mungil Arsy.

"Hole ..." Arsy bersorak gembira karena hari ini apa yang dia minta akan di turuti oleh sang Papa.

Sesampainya di timezone, Arsy langsung berlari untuk mencoba bermain semua permainan yang di temani oleh Rigel. Sedangkan Jingga ikut tersenyum saat melihat Arsy bahagia dan lupa kalau di tinggal pergi oleh Mami dan Daddy nya.

Tiba-tiba, ponsel Jingga berdering. Dia tersenyum saat melihat siapa yang sedang melakukan panggilan vidio itu. Jingga langsung mengangkatnya.

"Halo pengantin baru, apakah kalian sudah sampai di villa?" tanya Jingga.

"Ya kita sudah sampai, dan tempatnya sungguh indah," sahut Simon yang memeluk Elia dari belakang.

Jingga merasa sedikit risih saat melihat pasangan pengantin baru itu. Mentang-mentang sidah halal, seenaknya saja bermesraan di depannya seperti itu.

"Apakah kalian akan terus pamer kemesraan seperti ini! Kalau begitu akan ku tutup panggilannya," ancam Jingga.

"Jangan ... Jangan ...." cegah Elia.

" sayang ... tolong fokus dulu, Aku mau bicara sama Jingga. Kalau kau terus seperti itu, menjauhlah!" protes Elia kepada Simon yang terus saja menghujani wajahnya dengan ciuman.

"Baiklah." Simon terlihat sedih saat melihat istrinya yang sudah marah-marah.

"Jing, bagaimana Arsy? Apakah dia sudah bangun? Menangis apa nggak?" tanya Elia bertubi-tubi. Sejak tadi, dia belum tenang jika belum mendengar bagaimana kabar Arsy.

Jingga bukannya menjawab, dia justru mengganti menjadi kamera belakang yang memperlihatkan bagaimana bahagianya Arsy saat bermain dengan Papanya.

Elia mencoba memperhatikan kembali siapa pria yang sedang bersama Arsy. Saat mengetahui bahwa itu Rigel, membuat hati Elia sedikit senang. Setidaknya Arsy sudah mau akrab dengan papanya.

"Bagaimana? Apakah sudah bisa melihat dengan jelas?" kata Jingga.

Elia terlihat mengangguk.

"Makasih ya Jing, sudah mau menjaga Arsy."

"Sama-sama. Kayak sama siapa saja, lagian Arsy kan juga putriku!" ungkap Jingga.

Elia mengangguk dan tersenyum. Jingga memang sudah menganggap Arsy seperti putrinya sendiri.

"Bolehkan aku berbicara dengannya sebentar?" tanya Elia.

Jingga berjalan mendekati Rigel dan Arsy yang sedang main trampolin. Dia memanggil Arsy mengatakan bahwa Mami dan Daddy nya sedang melakukan panggilan vidio.

Arsy terlihat bahagia, dan berlari menghampiri Jingga. Kemudian, Jingga mengarahkan kamera ke wajah Arsy.

"Halo sayang...," sapa Elia.

"Halo my little princess," timpal Simon.

"Halo Dady dan mami," jawab Arsy dengan wajah bahagia. Terlihat jelas kalau tak ada kesedihan di wajah putrinya itu.

"Arsy maafin Daddy sama Mami ya, tadi gak pamit dulu sama Arsy. Soalnya Arsy masih tidur."

"Gapapa Mami, Acy ngelti kok. Oh, ya jangan lupa nanti pulang bawakan acy adik bayi ya."

Elia terbelalak saat mendengar Arsy mengatakan tentang adik bayi. Sedangkan Simon tersenyum bahagia.

"Siap little princess, doakan Mami biar cepat ada adik bayi dalam perutnya ya," sahut Simon yang terlihat bahagia ketika mendengar Arsy menginginkan adik bayi. Sedangkan Elia menatapnya dengan tatapan tajam.

Mendengar Arsy menginginkan adik bayi dari Simon dan Elia membuat hati Rigel terasa perih seperti teriris pisau. Ternyata hatinya masih belum bisa berdamai jika mendengar kalau Elia kini sudah menjadi milik pria lain.

"Mami sudah dulu ya, Acy mau main cama Papa." setelah itu, Arsy kembali menghampiri Rigel untuk bermain kembali. Melihat wajah Rigel yang terlihat sendu membuat Arsy bingung.

"Papa kenapa? Kok sedih?" tanya Arsy.

Melihat Arsy menyadari kalau dia sedang terluka, membuat Rigel segera membuang perasaan itu jauh-jauh.

"Papa gak apa-apa kok sayang, kita lanjut main lagi ya.

" Arsy mengangguk. "

Sedangkan Elia terlihat kesal dan bertanya-tanya kenapa Arsy bisa membahas soal adik bayi. Dan Jingga hanya menjawab dengan mengatakan kalau Arsy memang menginginkan adik bayi. Setelah berbicara cukup lama, Elia dan Jingga menyudahi panggilan vidio mereka.

Di pertengahan permainan, tiba-tiba Arsy merasa lapar. Jadi, dia mengajak untuk mencari makan terlebih dahulu, nanti lanjut bermain lagi. Dan Rigel menuruti keinginan putrinya.

Di tempat yang sama, Angkasa juga sedang berjalan mengecek pusat perbelanjaan milik keluarganya dengan di temani oleh asisten Lim dan beberapa bodyguard. Di tengah perjalanan, tiba-tiba dia melihat sosok wanita yang beberapa hari ini memenuhi pikirannya.

"Asisten Lim, aku mau menyapa temanku sebentar."

"Tapi, Tuan muda___" asisten Lim tak melanjutkan ucapannya ketika melihat tatapan Angkasa yang begitu tajam. Jadi, terpaksa dia menuruti perintah tuan mudanya itu.

"Kalian di sini saja, jangan ikuti saya!" titah Angkasa.

Angkasa tak mau di lihat sedang bersama para bodyguard yang wajahnya datar dan menyeramkan. Perlahan, Angkasa menghampiri Jingga yang sedang duduk sendirian sambil memainkan ponsel.

"Hei cantik, sendirian saja," sapa Angkasa yang tiba-tiba duduk di kursi depan Jingga.

Jingga menoleh sebentar, lalu acuh dan kembali menatap layar ponselnya. Melihat Jingga yang mengabaikannya, membuat Angkasa merasa kesal.

Angkasa menghembuskan nafasnya perlahan untuk menetralkan emosinya. Sepertinya harus ekstra sabar jika ingin berkenalan dengan wanita cuek. Angkasa berubah mendekat duduk di dekat Jingga, wajahnya bertumpu pada telapak tangan dan melihat dengan jelas wajah cantik wanita itu dari dekat.

Entah kenapa, jantungnya berdetak begitu cepat, wajah cantik itu benar-benar telah membuatnya terhipnotis sampai membuat sepasang matanya tak berkedip sedikitpun.

"Jangan terus menatapku!" ujar Jingga tanpa menoleh sedikitpun ke arah Angkasa.

Angkasa tersenyum saat mengetahui bahwa Jingga sebenarnya tahu kalau dia sedang menatapnya, tapi sok cuek dan jual mahal.

"Ternyata kamu sadar kalau ada seseorang yang sedang menatapmu?"

"Tentu saja, aku tidak buta dan tuli!" pungkas Jingga yang masih fokus memainkan game dalam ponselnya.

"Lalu, kenapa kamu mengabaikan pria setampan ini dan terus bermain game? Apakah game itu lebih menarik dari pada aku?"

Jingga menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke angkasa dengan tatapan tajam.

"Tentu saja lebih menarik, karena aku tak suka pria sepertimu!" tandas Jingga. "Jadi, pergilah sebelum ada sesuatu yang melayang," lanjutnya.

Angkasa hanya tersenyum saat melihat wajah galak Jingga yang justru membuat dia semakin menarik. Ini adalah pertama kalinya Angkasa bertemu dengan wanita seperti ini. Biasanya semua wanita akan mendekatinya karena kekayaan dan ketampanannya. Tapi, wanita cantik yang ada di depannya saat ini, terus saja menjauhinya sejak pertama kali bertemu.

Melihat Pria aneh yang ada di depannya saat ini hanya tersenyum bukannya pergi, membuat Jingga semakin merasa kesal.

"Pergi atau___"

"MaNgga ...," seru Arsy yang berjalan menghampiri Jingga.

Melihat ada seorang gadis kecil tiba-tiba memeluk Jingga, serta pria dewasa yang datang menghampiri meja mereka. Membuat Angkasa mengerutkan kening.

Mereka siapa? Jangan bilang gue udah godain istri orang! Batin Angkasa.

...****************...

Ciye... Ada yang mulai..

Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya ya...

Novel ini akan up setiap hari jam 10 pagi. Kalau lagi gak sibuk in sya Allah akan kasih bonus up. Jadi, ikuti terus kisahnya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!