Hari Minggu pagi, seperti biasa Kim Gaeul selalu bermalas-malasan untuk bangun pagi setiap akhir pekan, ia selalu berbaring diatas kasurnya dan hanya keluar kamar jika ada perlu seperti makan, ataupun ke toilet, serta ia juga memiliki kebiasaan yang terkadang membuat orang disekitarnya merasa jengkel, yaitu karena dia orang yang lambat dalam menanggapi sesuatu akibat dari kebiasaannya tersebut ia dijuluki sebagai Kukang alias hewan yang lambat sekaligus pemalas
Pukul 08.15 pagi hari, Gaeul masih berbaring diatas kasurnya, bahkan neneknya telah membangunkannya sejak pagi tadi, namun ia masih tertidur pulas di kasurnya
"Gaeul!! ayo bangun! udah siang!" Sang nenek membangunkan nya kembali seraya mengetuk pintu kamarnya
"Hoaammmmm..... Hemm??? ini jam berapa??" Gaeul menguap seraya membuka hp nya, dan terlihat bahwa sekarang sudah pukul 08.15
"Jam 8??? gawat!!! gw udah telat!!" Ucap Gaeul langsung beranjak dari tempat tidurnya, Ia baru teringat bahwa dia memiliki janji untuk sesi wawancara pekerjaan sampingan sebagai pelayan disebuah kedai kopi yang tak jauh dari rumahnya
Setelah selesai mandi dan berdandan untuk sesi wawancara, Ia langsung bergegas menuju kedai kopi tersebut dengan berjalan kaki, kurang lebih sekitar 10 menit, ia sampai di tempat yang ia tuju.
"Permisi" Ucap Gaeul seraya mendorong pintu kedai tersebut
"Ya, silahkan masuk" Jawab seorang kasir wanita menyambutnya dengan ramah
"Permisi, maaf sebelumnya saya ada janji dengan pemilik kafe ini untuk wawancara pekerjaan, lalu apakah sesi wawancara telah selesai?? karena saya datang sedikit terlambat" Gaeul bertanya kepada kasir wanita tersebut
"Oh,.. belum terlambat, masih ada 15 menit lagi untuk sesi wawancara terakhir, mbaknya bisa duduk disini sembari menunggu giliran" Kasir wanita itu menjawab pertanyaan Gaeul dengan ramah
"Ohh ... syukurlah! aku masih belum terlambat! Terimakasih banyak!" Ucap Gaeul bersyukur dan berterima kasih
Gaeul pun akhirnya menunggu gilirannya untuk dipanggil wawancara, sembari menunggu giliran ia membuka hp nya dan menatap sebuah foto dirinya yang masih kecil bersama dengan kedua orang tuanya
"Pa, Ma, aku sekarang udah besar, udah bisa cari uang sendiri, jadi tidak merepotkan nenek lagi" Gumamnya pelan dengan mata tertuju pada layar hpnya
Hingga sebuah suara memanggil namanya dan memecah lamunannya
"Kim Gaeul!" Sebuah suara memanggil namanya dan memecah lamunannya, panggilan tersebut berasal dari manajer pemilik kafe tersebut
Gaeul pun langsung masuk kedalam ruangan tersebut, didalamnya ia ditanya tentang apa tujuannya melamar di kafe tersebut selain untuk mencari uang, Gaeul pun menjelaskan bahwa ia pandai membuat sebuah kopi dan hidangan manis sebagai pembuka, ia juga menyerahkan sebuah sertifikat penghargaan bahwa dirinya pernah menjuarai lomba membuat makanan manis sebagai juara 1 saat masih SMA kelas 3
Setelah manajer tersebut melihat-lihat berkas milik Gaeul, ia pun langsung menerimanya
"Baiklah, kamu saya terima kerja disini, khususnya bagian membuat kopi dan makanan ringan yg manis" Ucap sang manajer yang merupakan seorang ibu rumah tangga
"Benarkah?? Terimakasih Bu! Saya akan bekerja keras untuk kafe ini!" Gaeul mengucapkan terima kasih karena telah diterima sebagai karyawan kafe tersebut
"Sama-sama, jadi kapan kamu bisa bekerja? Besok bisa?" Tanya manajer tersebut
"Hari ini juga bisa Bu! lagipula hari ini saya tidak ada jadwal apapun" Jawab Gaeul dengan bersemangat
"Baiklah, kalau begitu silahkan kamu ganti pakaian mu lalu mulai bekerja secara profesional oke?" Sang manajer pun akhirnya memperkerjakan Gaeul mulai hari ini atas keinginan Gaeul sendiri
Akhirnya Gaeul memulai pekerjaannya dibantu oleh kasir wanita yang membantunya dalam melayani pelanggan yang mulai berdatangan, hari itu banyak sekali pelanggan yang datang untuk minum di kafe tersebut, kebanyakan dari mereka adalah cowok-cowok ganteng yang masih muda, mereka datang bukan hanya untuk minum kopi ataupun memakan cemilan tersebut semata, mereka datang karena ingin melihat 2 pelayan wanita yg sangat cantik.
Gaeul dan kasir wanita tersebut akhirnya selesai melayani pelanggan-pelanggan mereka hingga membuat keduanya kewalahan
Pukul 15.30 sore, keduanya duduk saling berhadapan disebuah meja untuk sejenak melepas penat
"Huffftt... ramai banget hari ini, lumayan menguras tenaga" Ucap Gaeul memulai pembicaraan
"Iya, kau benar, mana yang datang cowok-cowok ganteng lagi rata², jadi tambah gugup deh diliatin mereka terus" Balas kasir wanita tersebut
"oh ya, btw kita belum kenalan lho, saking sibuknya tadi" Ujar Gaeul
"Ah! iya, bener juga, namaku Jo Zoa, kalau nama kakak siapa?" Zoa memperkenalkan dirinya seraya bertanya balik pada Gaeul
"Ah, Nama ku Kim Gaeul, btw jangan dipanggil kakak dong, kayaknya kita juga seumuran" Ucap Gaeul memperkenalkan dirinya seraya meminta agar dirinya tidak dipanggil kakak
"Tapi itu wajar lho, aku masih 16 tahun otw 17 sih hehehe aku juga masih kelas 3 SMA" Balas Zoa menjelaskan mengapa dirinya memanggil Gaeul dengan sebutan kakak
"Apa???? 16 tahun??? waahhh, ku kira kita seumuran" Ucap Gaeul dengan rasa setengah tak percaya
"Hehehe, emang kakak umurnya berapa??" Tanya Zoa
"Aku sih masih 19 tahun, tapi tahun ini usia ku genap 20 tahun" Ucap Gaeul menjawab pertanyaan Zoa
"Waahhh selamat! udah jadi wanita dewasa!" Ucap Zoa memberi selamat
"Hehehe, ya... walaupun usia ku sudah hampir dewasa, tapi kadang-kadang aku masih suka bersikap seperti anak-anak, lagipula aku sebenarnya cenderung pemalu" Ujar Gaeul dengan nada malu-malu
"Hahaha itu wajar sih kak, aku dulu juga punya kakak, terkadang sikapnya juga kekanak-kanakan daripada aku, adiknya sendiri" Ucap Zoa tertawa kecil
"Oh, jadi kau punya seorang kakak ya?" Tanya Gaeul
"Ya! dia setahun lebih tua dari ku, tapi dia telah lama meninggalkan aku dan ibu ku" Jawab Zoa dengan nada sedikit sedih
"Tunggu... apa maksudmu? memangnya kakak mu pergi kemana?" Gaeul mulai penasaran dengan jawaban Zoa tadi
"Dia telah lama menghilang, bahkan ada yg mengatakan bahwa dia telah meninggal" Jawab Zoa terlihat sedih
"Aduuhh maaf Zoa, aku gak tau soal kakak mu, maaf ya" Gaeul meminta maaf karena merasa dirinya telah menyinggung perasaan Zoa
"Eem..! tidak apa-apa!" Ujar Zoa seraya tersenyum tipis
"Lalu bagaimana dengan mu? apa kau juga memiliki seorang kakak? atau adik?" Zoa balik bertanya kepada Gaeul
"Oh, kalo aku anak tunggal, aku tinggal bersama dengan Nenek ku sejak kecil, karena orang tua ku meninggalkan aku saat masih berusia sekitar 4 tahun, jadi aku tidak terlalu mengingat tentang mereka" Gaeul menjawab pertanyaan tersebut seolah tanpa rasa sedih
"Ohh, kau sepertinya juga bernasib sama dengan ku, maaf ya, malah jadi saling curhat kita hehehe" Ucap Zoa merasa iba
"Santai aja, lagipula aku juga tidak begitu jelas mengingat wajah kedua orang tua ku, Oh ya, btw bagaimana caranya kau bisa diterima disini?" Tanya Gaeul
"Ohh itu karena manajer kafe ini adalah ibu ku sendiri" Jawab Zoa
"Ah begitu rupanya, pantas saja anak seusia mu sudah bekerja, tapi kau hebat lho, mau diajak ibunya berbisnis, jarang-jarang ada anak perempuan yg mau hidup sambil bekerja membantu orang tuanya" Gaeul memuji Zoa dengan kagum
"Ah, biasa aja kak" Balas Zoa malu-malu
Tiba-tiba ada seorang remaja laki-laki yg masuk ke kafe mereka, dia kemudian menghampiri Gaeul dan Zoa yg menatapnya dengan tertegun saking tampannya laki-laki tersebut
"Permisi, apa aku bisa pesan sebuah kopi susu serta sebuah sepotong kue coklat?" Ujar laki-laki tersebut bertanya
"ohh! tentu! tentu saja!! aku akan membuatkan nya untuk mu" Jawab Gaeul langsung pergi menuju tempat biasanya ia membuat kopi
"Kalau begitu aku akan menyiapkan meja untuk mu" Sambung Zoa dengan mata yg menatap laki-laki tersebut tanpa berkedip sedikit pun
"Hmm,.. bukankah aku dapat duduk dimana saja? jadi kau tidak perlu menyiapkan nya?" Balas laki-laki tersebut
"Ah, begini, beberapa meja disini telah dipesan oleh beberapa orang, jadi aku akan memberi mu meja di sudut sana" Ucap Zoa menunjuk ke sebuah sudut ruangan dengan meja dan kursi sofa tunggal dekat dengan jendela
"Oh baiklah! terimakasih" Ucap remaja laki-laki tersebut tersenyum tipis
Zoa pun mengantar nya ke tempat duduk tersebut, dan menyuruhnya menunggu dan menikmati layanan WiFi mereka, Zoa lalu kembali ke tempat Gaeul berada
"Kak Gaeul! dia tampan sekali!" Ujar Zoa seraya menepuk-nepuk punggung Gaeul saking greget nya
"Idih, masih kecil udah suka cowok ganteng! tapi emang ganteng sih" Balas Gaeul dengan nada bercanda
"Tapi kayaknya dia bukan orang Korea deh" Ucap Zoa seraya berpikir
"Kalau dilihat dari wajahnya dia seperti orang Jepang, iya gak?" Ujar Gaeul menanggapi perkataan Zoa
"Gimana kalau kakak coba tanya saja! siapa tahu dia jodoh kakak nantinya!" Ucap Zoa dengan nada jahil
"Ihh! apaan sih! ntar kalo beneran jadi pacar kakak gimana? kamu gak cemburu?" Balas Gaeul seraya bertanya balik dan mengoleskan sebuah krim dengan jari telunjuknya ke wajah Zoa
"Ihh kakak! wajah ku jadi belepotan nih! tapi aku udah punya pacar sih hehehe, jadi untuk kakak aja" Ucap Zoa kembali meledeknya
"Hadehh, kamu ini ya, pinter ngeles! yaudah kakak mau ngantar pesanan dia dulu" Ujar Gaeul seraya membawa nampannya
Skip, Gaeul sampai di meja remaja laki-laki tersebut dan menghidangkan sepotong kue coklat serta secangkir kopi susu yg dipesannya
"Ini kopi dan kuenya silahkan dinikmati!" Ucap Gaeul dengan ramah, lalu laki-laki tersebut menoleh ke dirinya
"Oh terima... kasih..." Remaja laki-laki tersebut berterimakasih namun perkataannya sedikit melambat setelah melihat wajah Gaeul
"Em, ada apa? apa pesanannya ada yg salah? atau kurang?" Tanya Gaeul yg merasa dirinya diperhatikan
"Tunggu dulu, apa kau Kim Gaeul??" Tanya remaja laki-laki tersebut dengan mata yg menatap Gaeul dengan tajam
"Eh? em.. iya, ada apa? apa kau mengenali ku?" Tanya balik Gaeul
Remaja laki-laki tersebut lalu mengalihkan pandangannya ke laptop miliknya, ia melihat email dari sang ibu yg berisi foto gadis yang sangat mirip dengan Gaeul
"Apa kau anak dari Kim min so dan Kim song Hye?" Tanya Remaja laki-laki tersebut tambah penasaran
"Eh? Hah? bagaimana kau tau semuanya??" Tanya Gaeul dengan terkejut
"Akhirnya aku menemukan mu, tapi tenang saja, aku bukan orang jahat, aku disini karena ada hal yg harus ku bicarakan dengan mu" Jawab Remaja laki-laki tersebut meyakinkan Gaeul
Mendengar hal tersebut Gaeul merasa sedikit lega karena sepertinya remaja laki-laki tersebut bukan orang jahat
To be continued
Malam harinya, Gaeul sudah kembali ke rumahnya dan beristirahat, jam menunjukkan pukul 19.30, Ia merebahkan dirinya diatas kasur setelah mandi
"Haah.... hari yang melelahkan" Gumam Gaeul dengan posisi telentang
"Btw, aku jadi keinget cowok tadi, kira-kira dia siapa ya,?? kalo dilihat-lihat sih kayaknya dia bukan orang jahat, tapi kok bisa tau tentang keluarga ku ya?" Gumamnya lagi
Saat sedang asik melamun, neneknya masuk ke kamarnya yang tidak dikunci
"Gaeul,.." Panggil sang nenek berjalan mendekatinya
"Nenek? ada apa?" Tanya Gaeul kemudian mengambil sikap duduk, dan si nenek pun duduk disampingnya
"Gaeul... kamu sekarang sudah dewasa, jadi sepertinya ini waktu yang tepat untuk memberitahu sebuah rahasia yang nenek simpan selama ini" Jawab sang Nenek tampak ingin menjelaskan sesuatu yang bersifat rahasia
"Rahasia?? Rahasia apa nek?" Gaeul semakin penasaran dengan rahasia yang ingin dibicarakan oleh neneknya
"Nenek harap kamu bisa menerima semua kenyataan yg akan nenek ceritakan nanti ya?" Pinta sang Nenek
"Iya nek, ceritakan saja" Gaeul menggenggam tangan neneknya tersebut
"Baiklah, jadi begini ceritanya" Neneknya pun mulai bercerita
Flashback On!
Kediaman keluarga Gaeul, 24 September 2006, hari itu merupakan hari ulang tahun Gaeul yang ke 4 tahun (5tahun umur Korea) ayah dan ibunya serta neneknya membuat sebuah pesta kecil di rumah mereka. Pada hari itu, Gaeul terlihat sangat senang karena ulang tahunnya dirayakan oleh ayah, ibu dan neneknya. Namun kesenangan Gaeul tak berlangsung lama, karena sang Ayah dan Ibunya harus pergi ke Jepang untuk melakukan sebuah penelitian terhadap perkembangan biologis di sebuah laboratorium disana
"Nak, Ayah dan Ibu harus pergi karena ada urusan pekerjaan, jadi untuk sementara waktu kamu tinggal bersama dengan Nenek dulu ya?" Ucap sang ayah pada Gaeul
"Ayah dan ibu mau pergi kemana? dan kapan akan pulang?" Gaeul kecil bertanya dengan nada lesu dan sedih
"Ibu sama ayah, akan pergi ke Jepang untuk urusan pekerjaan, jadi mungkin akan sedikit lama disana, tapi jangan khawatir,.. kami berdua akan kembali pulang pada awal tahun depan, tepat saat perayaan tahun baru!" Sang ibu menjelaskannya seraya membelai lembut Gaeul
Kemudian Ayah dan Ibunya Gaeul berpamitan dengan neneknya
"Titip Gaeul ya Bu.." Ujar sang ibu memohon agar Gaeul dijaga oleh neneknya
"Iya nak, ibu pasti akan merawatnya dengan baik!" Ucap sang Nenek
"Kami pergi dulu Bu" Sang Ayah pun juga berpamitan dengan ibunya tersebut
"Iya anakku, hati-hati di jalan ya" Ucap sang Nenek melambaikan tangannya kepada anak dan menantunya tersebut saat memasuki taksi
Sudah 3 Bulan, tepatnya tanggal 1 Januari 2007, kedua orang tua Gaeul tidak kunjung kembali ke Korea, sang nenek pun merasa khawatir dan mencoba menghubungi pihak laboratorium yang ada di Jepang untuk menanyakan kabar putra dan menantunya tersebut
Korea Selatan, 1 Januari 2007
Malam hari pukul 08.25, hujan mengguyur dengan deras seluruh kota di Korea Selatan
(Berbicara dalam bahasa Jepang)
"Permisi apa ini Laboratorium Phoenix, Japan?" Tanya sang nenek melalui telepon dengan menggunakan bahasa Jepang
"Ya, ada yg bisa saya bantu?" Tanya petugas tersebut
"Begini, saya mau tanya tentang 2 orang ilmuwan yg berasal dari Korea, apakah mereka ada?" Jawab sang nenek menjelaskan pertanyaan nya
"Kalo boleh tau namanya siapa ya?" Tanya sang petugas lagi
"Kim Min So dan Kim Song He" Jawab sang nenek menyebutkan namanya
"Sebentar ya, saya cari dulu di daftar para ilmuwan, nanti akan saya kabari jika sudah menemukannya" Balas Petugas tersebut
"Oh baiklah, terimakasih" Ucap sang nenek kemudian menutup telponnya
Laboratorium Phoenix Japan,
Petugas tersebut mencari kedua nama ilmuwan yang disebutkan oleh nenek tersebut, dan ketika dia mencari daftar nama-nama ilmuwan tersebut, betapa terkejutnya ia bahwa sebenarnya kedua ilmuwan tersebut telah dinyatakan tewas akibat ledakan yg terjadi laboratorium Phoenix yang lama, yakni sekitar beberapa bulan yg lalu, tepatnya sekitar pertengahan bulan November tanggal 21, dini hari pukul 01.15. Jasad keduanya dinyatakan hilang mungkin akibat terbakar saat insiden tersebut terjadi
"Halo, apa benar ini dengan orang yg tadi?" Tanya petugas tersebut menghubungi nenek Gaeul
"Iya benar, jadi apa anda sudah menemukan nama tentang mereka?" Nenek Gaeul bertanya dengan penuh harapan
"Ya, saya telah menemukan nama² yg anda sebutkan tadi, tapi masalah nya, mereka telah dinyatakan tewas saat terjadi sebuah insiden kebakaran, pada tanggal 21 November 2006, saya turut berbelasungkawa atas tragedi tersebut
"Apa??? Ya Tuhan..." Sang nenek berucap dengan kaget dan merasa sedih, petir diluar pun menyambar dengan kencang menambah suasana semakin pilu
"Dan Mohon maaf saya baru bisa mengabarkan berita ini kepada anda sebagai pihak keluarga, karena saat itu kami tidak memiliki catatan informasi mengenai kedua ilmuwan tersebut yang merupakan keluarga anda, jadi kami kesulitan untuk menghubungi pihak korban, sekali lagi saya mohon maaf dan turut berbelasungkawa" Ucap petugas tersebut terdengar ikut bersedih atas insiden tersebut
"Hm, baiklah terimakasih atas informasinya, saya tutup telponnya" Balas sang nenek menutup telponnya, ia pun langsung terduduk lemas dan menangis mengetahui hal yang menimpa putra dan menantunya tersebut
Dalam hati sang nenek, ia berjanji untuk menjaga rahasia tersebut dan akan memberitahu Gaeul saat usianya sudah dewasa dan siap menerima semua kenyataan pahit tersebut
Flashback Off
"Begitu lah ceritanya" Ucap sang nenek dengan nada berat hati
Tak terasa, air mata Gaeul pun mulai jatuh satu per satu, ia tak menyangka bahwa kedua orang tuanya telah tiada sejak ia masih kecil, karena neneknya selalu bilang bahwa mereka masih bekerja di Jepang hingga saat ini, dengan bukti selalu mengirim uang kedalam tabungan si nenek dan Gaeul, namun nyatanya yg mengirim uang tersebut berasal dari teman kerja orang tuanya yang merasa bertanggung jawab atas insiden tersebut
"Jadi selama ini yg mengirimi uang dalam jumlah besar adalah orang lain? bukan ayah dan ibu??" Tanya Gaeul dengan nada terisak-isak
"Ya,.. kemungkinan mereka adalah rekan kerja kedua orang tua mu, yang merasa iba dan selalu membantu dirimu sampai sekarang, bahkan nenek tidak tahu mereka orang seperti apa" Jawab sang Nenek yang juga merasakan kesedihan yg telah ia pendam selama bertahun-tahun
"Bisakah kita bertemu dengan orang itu?? aku ingin berterimakasih kepada mereka" Pinta Gaeul
"Mungkin nenek rasa bisa, karena nenek pernah mendapat sebuah surat yang nenek rasa itu berasal dari orang yang selalu membantu kita, dia menuliskan bahwa dirinya ingin sekali bertemu dengan kita, tapi ia sangat sibuk jadi tidak bisa menemui kita" Jawab sang nenek
"Tapi di surat tersebut tertulis, akan ada seorang anak laki-laki yang akan datang menemui Gaeul untuk menjelaskan sesuatu" Sambung sang nenek
"Laki-laki?? siapa orang itu??" Tanya Gaeul tambah penasaran
"Namanya adalah Watanabe Haruto" Jawab Si Nenek
Setelah mendengar nama tersebut, Gaeul mulai teringat dengan sosok cowok misterius yg sempat datang ke kafenya dan menanyakan tentang dirinya dan kedua orang tuanya, ia juga berpikir bahwa kemungkinan dia lah orang yg dimaksud neneknya dalam surat tersebut
To be continued
Keesokan harinya, Gaeul pergi ke kampusnya seperti biasa, hari itu ia mengambil jadwal pagi untuk kuliahnya, jadi pada sore hari, ia bisa kembali bekerja part time
Kampus, pukul 09.15
Gaeul masuk ke kelasnya, dan memulai kuliah seperti hari-hari biasanya, setelah 3 jam mendengarkan berbagai macam materi kuliah, ia pun meninggalkan kelas dan pergi ke kafe tempat ia bekerja, namun saat berjalan menuju tempat zebra cross, ia terlalu sibuk dengan hp nya, sehingga ia tak sadar ada sebuah sepeda yg melaju dari arah samping kanannya, namun beruntung bahwa dia selamat dari insiden tersebut berkat seseorang yang menarik bajunya dari belakang
"Whoaaaaahhh!" Gaeul terkejut ketika menyadari dirinya nyaris terserempet oleh sepeda tersebut, ia pun segera membalikkan tubuhnya untuk berterimakasih pada orang yang telah menyelamatkannya
"Terima ka...sih..." Ucapan Gaeul terhenti ketika melihat orang yg menyelamatkan dirinya, rupanya orang tersebut adalah cowok remaja yg ia temui di kafe kemarin
"Kalau lagi jalan, jangan main hp" Ucap cowok itu memperingatkan nya
"Eh, kau kan cowok yg kemarin?" Ujar Gaeul
"Bus nya sudah datang, kau tidak ingin naik?" Cowok itu seolah-olah tak menanggapi perkataan Gaeul, justru malah mengganti topik pembicaraan dengan mengatakan bahwa bus yg mereka tunggu telah datang
"Ehh... tu-tunggu!" Ujar Gaeul kemudian menyusul cowok itu naik ke bus
Didalam bus tersebut, ia tak kebagian tempat duduk dan terpaksa harus berdiri dengan berpegangan pada pegangan bus, sementara si cowok itu sudah mendapatkan kursi terlebih dahulu, ketika bis sudah mulai bergerak, cowok tersebut melihat ada seorang pria paruh baya yg mencurigakan, ia merasakan sesuatu yg berbahaya dari pria paruh baya tersebut, lantas Ia menyuruh Gaeul untuk menempati tempat duduknya
"Hei, duduk lh disini, biar aku yg berdiri" Perintah cowok itu dengan nada datar
"Eh? kau yakin?" Tanya Gaeul dengan penuh kebingungan
"Cepatlah" Jawab cowok tersebut seraya berdiri dan menyuruh Gaeul untuk duduk di kursinya tadi
Ternyata firasat yang dirasakan oleh cowok itu memang benar, dimana ia melihat pria paruh baya itu seperti menggoda seorang gadis SMA dengan memegang paha cewek tersebut, dengan cepat ia merekam kejadian tersebut untuk dijadikan barang bukti, setelah beberapa detik ia kemudian langsung memukul pria paruh baya tersebut hingga tersungkur dan pingsan, dan sontak membuat seisi bus terkejut termasuk Gaeul sendiri
BHUAK!
"Eugghh!" Rintih pria paruh baya tersebut tersungkur
"Woi! kau Gilak?" Tanya seorang pria pada cowok tersebut
"Hei anak muda! Apa kau sudah gila?!!" Sambung orang disekitarnya bertanya
Tanpa menanggapi pertanyaan orang tersebut ia langsung menunjukkan sebuah video yg ia rekam tadi, sebagai bukti bahwa pria yg dipukul nya adalah seorang pelaku pelecehan seksual terhadap siswi SMA
"Eh?? bukankah pria itu yg ada di video mu?" Tanya orang-orang disekitarnya
"Dia adalah pelaku pelecehan seksual, dia pantas untuk dihukum, tolong hubungi polisi agar mereka yg mengurusnya" Ujar Cowok itu bersiap untuk turun di pemberhentian selanjutnya
"Ah! baiklah!
Tak lama kemudian, Bus pun berhenti dan cowok tersebut hendak turun, namun tangannya dipegang oleh siswi yg ditolong nya tersebut
"Kakak, terimakasih ya?" Ucap siswi itu berterimakasih dan Cowok Tersebut hanya mengangguk dengan tatapan datar
Cowok tersebut pun langsung menjadi pembicaraan orang-orang dalam bus tersebut, Gaeul yg melihat cowok tersebut turun langsung ikut menyusul nya
"Dia sangat dingin, tapi baik" Ujar seorang ibu-ibu
"Ya, meski begitu dia baik dan juga tampan" Sahut yg lainnya
Disaat Gaeul mengikuti nya dari belakang, cowok tersebut langsung menghentikan langkahnya karena tahu dirinya sedang diikuti
"Ada apa?" Tanya cowok tersebut tanpa membalikkan badannya
"Eh?? dia tahu, kalo aku sedang mengikutinya? apa dia bukan manusia?" Gumam Gaeul terkejut melamun sejenak
"Eh, bu-bukan begitu, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih kepadamu, lagipula kenapa sikap mu sangat dingin dan tanpa ekspresi?? padahal waktu kita bertemu di kafe kemarin sepertinya kau ingin mengenal ku lebih dalam??" Jawab Gaeul menjelaskannya panjang lebar
"Lantas kau ingin tahu siapa aku?" Tanya cowok tersebut
"Ya begitulah, itupun jika kau ingin memberitahu ku" Jawab Gaeul
"Haruto! usia ku 2 tahun lebih muda dari mu, jadi kau bisa memanggilku dengan panggilan adik, lagipula kita kuliah di kampus yg sama" Haruto menjawab semua pertanyaan dan rasa penasaran Gaeul mengenai dirinya
"Apa? kau lebih muda 2 tahun dari ku?" Gaeul terkejut mendengar perkataan Haruto
"I-itu berarti kau masih mahasiswa baru??" Ujar Gaeul penuh tanda tanya
"Ya" Jawab Haruto singkat
Tiba-tiba suasana jadi mendung, dan hujan mulai turun, dan sebuah petir terdengar dengan keras, membuat Gaeul berteriak ketakutan seraya menutup telinganya, Haruto yg melihat hal tersebut langsung berjalan mendekatinya lalu mendekapnya, seraya berkata
"Tidak apa-apa, jangan takut! ada aku disini" Ucap Haruto menenangkan Gaeul dengan posisi masih mendekapnya
Gaeul yang mendapat perlakuan tersebut merasa terkejut, perasaannya bercampur aduk, Ntah mengapa dia merasa tenang dan aman ketika dipeluk oleh Haruto
"Sudah merasa jauh lebih baik?" Tanya Haruto seraya memegang kedua pipi Gaeul dengan telapak tangannya
"Em" Gaeul berucap pelan dengan sedikit mengangguk
Haruto pun menggandeng tangan Gaeul lalu berjalan, dan mereka pun sampai di sebuah kost tempat Haruto tinggal.
Pukul 13.10 siang hari, Haruto menyuruh Gaeul untuk tinggal sementara di kost-an nya sampai hujan reda
"Lebih baik kau mandi dan ganti pakaian mu" Haruto memberikannya sepasang baju putih dan celana hitam agar dipakai oleh Gaeul
"Eh? bolehkah aku memakai baju mu?" Tanya Gaeul yg sedang duduk kedinginan
"Cepatlah, sebelum kau sakit" Balas Haruto tanpa memperdulikan pertanyaan Gaeul tadi
"Eh? Baiklah" Ucap Gaeul kemudian mengambil pakaian yg diberikan oleh Haruto lalu pergi ke kamar mandi
10 Menit kemudian, Gaeul keluar dengan hanya dibalut handuk putih yang membuat lekukan tubuh nya terlihat jelas, Hal itu membuat Haruto yg baru keluar dari kamarnya langsung terkejut dan membalikkan badannya
"Aaa..." Gaeul yg melihat Haruto keluar dari kamar pun berteriak kecil karena kaget
"Ke-kenapa kau keluar hanya dengan menggunakan handuk?? Kau tahukan kalau aku seorang laki-laki??" Tanya Haruto dengan pertanyaan bertubi-tubi langsung membalikkan badannya karena ia tak ingin disangka mesum oleh Gaeul
"Eh, maaf maaf, habisnya aku pikir kau ada di kamar mu tadi, lagipula aku takut untuk ganti baju di WC karena trauma pernah kepeleset didalamnya saat ganti baju" Balas Gaeul meminta maaf
"Yasudah, pakai kamar ku saja untuk ganti baju, daripada kau kepeleset di kamar mandi" Ujar Haruto dengan posisi yg sama seperti tadi yakni membelakangi Gaeul
"Baiklah, terimakasih" Ucap Gaeul langsung buru-buru masuk kemar Haruto untuk mengganti pakaiannya
Setelah selesai mengganti pakaiannya, Gaeul kemudian menghampiri Haruto yg sedang minum teh diruang tengah, dan ada secangkir teh lagi yg disiapkan untuknya
"Sudah selesai? minumlah teh herbal itu, itu akan membuat tubuhmu tetap hangat dan sehat" Haruto menyuruhnya untuk meminum teh tersebut
"Sepertinya hujan mulai reda" Ujar Gaeul melihat keluar melalui jendela
Tiba-tiba hp milik Gaeul berdering, rupanya itu telpon yang berasal dari Zoa yg merupakan rekannya di kafe tempat ia bekerja
"Halo Zoa, aduh maaf ya aku sepertinya agak telat datang hari ini" Ucap Gaeul merasa tidak enak pada Zoa
"Lupakan hal itu! sekarang nenek Kakak sedang pingsan! cepat kesini!" Zoa justru memberitahu Gaeul mengenai masalah neneknya
"Apa??! sekarang kau ada dimana??" Tanya Gaeul dengan panik
"Di kafe" Jawab Zoa
"Baiklah! tunggu aku! sebentar lagi aku akan kesana!" Balas Gaeul menutup teleponnya
"Ada apa?" Tanya Haruto yang melihat Gaeul seperti sedang panik
"Aku harus kembali sekarang! nenekku pingsan!" Jawab Gaeul seraya membereskan barang-barangnya
"Tunggu, biar aku mengantar mu!" Ucap Haruto kemudian mengambil motornya yang ada di garasi, beberapa saat kemudian Haruto keluar dari garasinya dengan mengendarai motor CRF
"Ayo cepat naik!" Perintah Haruto
"Kau punya motor??" Tanya Gaeul terheran-heran
"Ya" Jawab singkat Haruto
"Lalu kenapa kau naik bus?" Tanya Gaeul seraya menaiki motornya
"Karena aku belum hafal jalan ke kampus" Jawab Haruto dengan nada datar
"Sudah lah yg penting kita akan pergi ke kafe mu untuk memastikan keadaan nenekmu!" Ujar Haruto kemudian ia pun tancap gas
To be continued...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!