NovelToon NovelToon

Cinta Pangeran Es

EPISODE 1 Belum bisa melupakan

Seorang pemuda terlihat tergesa gesa berlari di area bandara. Ia terlihat cukup panik karena mendengar pemberitahuan keberangkatan pesawat yang Ia tau keberangkatan milik siapa itu.

Di saat berlari, Ia tidak sengaja menabrak seorang gadis yang sedang menyeret dua buah koper cukup besar.

Buughhh.

Gadis itu terjatuh dan terduduk di lantai.

" Aaww, " gadis itu meringis karena tangan nya sedikit tergores saat terjatuh.

Pemuda itu bukan nya membantu untuk berdiri malah memarahi gadis itu.

" Hei, kalau jalan itu hati hati, " omel pemuda itu dengan ketus nya.

Gadis itu mendongak dan melihat wajah pemuda itu yang terlihat kesal. Belum lagi sempat gadis itu membalas, pemuda itu sudah pergi meninggalkan nya.

" Haissshh, sudah dia yang menabrak aku malah dia yang mengomel ngomel gak jelas. Sial banget sih, baru saja tiba di Indonesia sudah ada kejadian seperti ini, " gerutu gadis itu.

Gadis itu bangkit dan membersihkan pakaian nya yang sedikit kotor. Ia melihat tangan nya yang sedikit tergores.

" Ehmm, penyambutan yang cukup dramatis, " gumam gadis itu lirih.

Di sisi lain, pemuda itu terus berlari menuju ke tempat keberangkatan. Nafas nya ngos ngosan karena terus berlari.

Saat sudah bertemu dengan keluarga nya, Ia mengatur kembali nafas nya yang tersengal.

" Kenapa terlambat, Fian? Kelihatan nya, kamu memang tidak ingin mengantar kepergian mbak dan mas mu serta keponakan mu ini ya, " omel Ziya.

" Maaf mbak, tadi Fian ada matkul. Kebetulan juga lagi ada kuis tadi. Tapi, setelah selesai kelas, Fian langsung bergegas ke bandara, " ucap Alfian dengan nafas masih tersengal.

" Sudah sudah Zi, kamu jangan omelin adik kamu lagi. Lihat, dia juga sudah berusaha keras untuk bisa sampai tepat waktu, " lerai Rita.

Ziya pun tersenyum lalu memeluk adik angkat nya itu.

" Jaga mami dan papi selama mbak di Singapura ya. Dan ingat, kamu harus fokus kuliah dan belajar bisnis sama papi dan mas Randy. Jangan sampai mengecewakan semua orang, " pesan Ziya.

" Siap mbak, Fian pasti jaga mami dan papi, mbak jangan khawatir. Masalah kuliah dan bisnis, pasti Fian akan berusaha keras untuk membanggakan semua orang, " balas Fian.

Mereka melepas pelukan nya, lalu Fian beralih memeluk saudara ipar nya Putra dan juga keponakan nya yang lucu, Rasya.

" Uncle pasti akan sangat merindukan keponakan uncle yang lucu ini, " ucap Alfian sambil terus menciumi pipi gembul Rasya. Sementara, Rasya tertawa geli karena pipi nya terus di ciumi.

Ilham menyuruh Ziya dan Putra untuk segera masuk ke dalam pesawat. Setelah itu, mereka pergi meninggalkan bandara.

" Sayang, untung saja kamu sampai tepat waktu, mami sudah pusing mendengar omelan mbak mu karena kamu telat datang, " ucap Rita.

" Maaf ya mi. Tadi juga Fian sudah berlari secepat mungkin, kalau saja tadi gak ada gadis itu, pasti Fian lebih cepat sampai, " balas Alfian.

" Gadis itu?, " beo semua orang.

" Ah sudah lah mi gak perlu di bahas gadis jelek itu. Tadi Fian juga sudah memarahi dia, " ucap Alfian.

Rita pun mengangguk kan kepala nya. Putera nya yang satu ini memang tidak banyak bicara. Ia lebih memilih diam dari pada membahas sesuatu yang di rasa nya tidak penting.

" Yasudah, sekarang kita pulang. Vit, malam ini bantu mami masak ya, mami ingin masak makanan kesukaan semua orang, " ucap Rita saat ingin masuk ke dalam mobil.

" Siap mami, " balas Vita sambil memberi hormat layak nya latihan baris berbaris.

Mereka semua tertawa bersama sama melihat tingkah konyol Vita. Lalu, mereka masuk ke dalam mobil dan meninggalkan area parkir bandara.

****

Gadis yang di tabrak oleh Alfian tadi telah tiba di halaman mansion nya. Ia melihat sekeliling mansion nya lalu melangkah kan kaki nya memasuki mansion nya yang megah.

Di sana sudah berjejer para pelayan yang sedang membungkuk memberi hormat.

" Selamat datang nona Amanda. Saya Mery, kepala pelayan di mansion ini, " sapa kepala pelayan.

" Terima kasih Mery. Oh iya, di mana kakek dan nenek saya? Kenapa saya tidak melihat mereka di sini, " tanya gadis itu yang ternyata bernama Amanda.

" Maaf nona, tuan dan nyonya besar sedang keluar karena sedang ada urusan mendesak. Mereka berpesan, kalau mereka meminta maaf karena tidak bisa menyambut kedatangan nona Amanda, " jawab Mery.

" Oh begitu. Yasudah, tolong bawa koper koper saya ke kamar, " perintah Amanda.

" Baik nona, " ucap Mery patuh.

Mery menyuruh pelayan lain membawa koper koper Amanda ke dalam kamar nya. Sementara Amanda, ia berjalan menuju sofa yang ada di ruang keluarga di susul Mery di belakang nya.

" Nona, apa ada lagi yang nona perlukan?, " tanya Mery saat Amanda duduk di sofa.

" Tolong bantu saya bersihkan luka ini, " jawab Amanda sambil menunjuk kan tangan nya yang terluka karena tergores saat terjatuh tadi di bandara.

Mery panik saat melihat tangan majikan nya terluka. Ia bergegas menyuruh pelayan yang lain nya lagi untuk mengambil kotak P3K.

" Ada apa nona, kenapa nona bisa sampai terluka seperti ini?, " tanya Mery sambil membersihkan luka Amanda.

 

" Tadi aku terjatuh di bandara karena gak sengaja tertabrak oleh seseorang. Dan tolong, jangan katakan ini kepada nenek dan kakek. Jika mereka sampai tau, sudah pasti akan ada drama kehebohan di mansion ini, " jawab Amanda sekaligus memberi perintah kepada Mery.

" Baik nona. Sudah selesai nona, sebaik nya nona sekarang beristirahat. Nanti akan saya panggil jika makan malam sudah siap, " ucap Mery.

" Terima kasih, " balas Amanda.

Setelah itu, Amanda bangkit dan berjalan menuju kamar nya yang ada di lantai dua.

Sesampai nya di kamar, Ia membuka blazer nya lalu merebah kan tubuh nya di atas tempat tidur nya.

Ia melamun membayangkan wajah pemuda yang tadi menabrak nya.

" Dasar cowok brengs*k. Dia yang menabrak aku malah dia yang marah marah. Dasar menyebalkan. Tapi kalau di lihat lihat, wajah nya tampan juga, " gumam Amanda sambil tersenyum.

" Ahh ****, kenapa malah membayangkan cowok itu, " gumam Amanda sambil memukul pelan kening nya.

" Ingat Amanda, kamu di sini karena ingin melupakan semua rasa sakit itu. Jangan menambah lagi rasa sakit mu karena pria lain. Kamu harus fokus sama kuliah mu dan jangan mikir untuk punya pasangan di sini, " gumam Amanda mengingatkan diri nya sendiri.

" Ahh, lebih baik aku mandi dari pada memikirkan pria pria brengs*k itu, " gumam Amanda.

Amanda bangkit lalu mengambil handuk baru di dalam lemari. Setelah itu, Ia melangkah kan kaki nya masuk ke dalam kamar mandi.

Dua puluh menit Ia berada di dalam kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri, Amanda keluar dari dalam kamar mandi dan memilih pakaian nya yang sudah tersusun rapi di dalam lemari.

Setelah selesai berpakaian, Ia duduk bersender di atas tempat tidur nya sambil memainkan ponsel nya. Ia mencari info tentang kampus baru nya.

" Untung saja, daddy sudah menyuruh asisten nya mengurus administrasi kampus baru ku. Jadi, besok aku sudah bisa mulai kuliah lagi. Semoga saja, kampus baru ku memberikan ku kebahagiaan sesuai dengan keinginan ku, " gumam Amanda.

Amanda meletakkan ponsel nya di atas meja di samping tempat tidur nya, lalu Ia merebahkan tubuh nya dan memejamkan mata nya.

Perjalanan yang jauh dan memakan waktu lama serta kejadian menyebalkan tadi di bandara membuat tubuh nya terasa sangat lelah. Tidak butuh waktu lama, Amanda sudah masuk ke dalam alam mimpi nya.

****

Alfian berbaring malas di atas tempat tidur nya setelah selesai membersihkan diri. Hari ini Ia sangat lelah dengan semua kegiatan nya.

Ia membuka pesan Wa grup dari anak anak XIIipa1. Meskipun mereka sudah tamat SMA, tetapi persahabatan mereka tetap berlanjut sampai sekarang.

Alfian tersenyum getir membaca pesan teman teman nya yang sedang membahas tentang susah nya matkul kedokteran.

Alfian hanya bisa menghela nafas nya dengan berat mengingat diri nya harus merelakan cita cita nya sebagai dokter demi meneruskan perusahaan papa nya. Ia memilih kuliah dengan jurusan bisnis menajemen agar bisa memudahkan nya diri nya saat menjalankan perusahaan papa nya.

Ia menutup ponsel nya lalu meletak kan nya asal di atas tempat tidur. Ia memejamkan mata nya berusaha untuk tertidur.

Saat diri nya baru saja terlelap, pintu kamar nya di ketuk dari luar. Alfian terbangun dan membuka mata nya. Bergegas Ia bangkit dan berjalan untuk membuka pintu.

" Ada apa tiba tiba ke kamar ku?, " tanya Alfian saat melihat Randy berdiri di depan pintu kamar nya.

" Haishhh, dasar adik kurang ajar. Apa tidak boleh aku main ke kamar mu?, " gerutu Randy sambil mendorong Alfian lalu nyelonong masuk ke dalam kamar Alfian.

Alfian mendengus kesal melihat kelakuan saudara angkat nya itu yang selalu seenak nya sendiri. Ia menutup pintu kamar nya lalu menghampiri Randy yang sedang duduk di sofa yang ada di dalam kamar nya.

" Kenapa ke kamar ku? Apa kamu sudah bosan menggangu istri mu?, " tanya Alfian ketus.

" Hei sama mas mu yang sopan kalau berbicara. Aku ke sini karena tidak bisa mengganggu istri ku, dia lagi asyik masak dengan mami, " jawab Randy kesal.

" Lalu sekarang untuk apa kamu ke kamar ku? Aku lagi lelah, mau tidur. Sudah sana kembali ke kamar mu, " usir Alfian.

Randy mendengus kesal lalu menjitak kepala Alfian. Sementara Alfian, meringis kesakitan sambil mengelus kepala nya.

" Aku ke sini karena ingin berbicara penting dengan mu, " ucap Randy dengan raut wajah serius.

" Apa itu?, " tanya Alfian to the point. Dasar Alfian, irit banget berbicara.

" Kamu yakin dengan keputusan mu untuk meneruskan perusahaan papa mu? Kamu memang sudah benar benar merelakan cita cita mu untuk menjadi dokter?, " tanya Randy serius.

Alfian menghela nafas nya dengan berat.

" Keputusan ku sudah bulat, aku memilih untuk kuliah bisnis dan meneruskan perusahaan papa, " jawab Alfian.

" Kalau kamu masih ingin menjadi dokter juga bisa. Kamu kuliah kedokteran saja lalu belajar bisnis dari aku dan papi tanpa harus kuliah. Kamu bisa praktek di rumah sakit milik keluarga Djaya. Jadi, jam praktek mu bisa di sesuai kan dengan pekerjaan kantor mu nanti, " ucap Randy memberi masukan.

" Tidak mas, aku akan tetap kuliah bisnis. Aku akan belajar bisnis dengan sungguh sungguh dan menjalankan perusahaan papa serta mengembangkan nya menjadi lebih besar lagi. Ya kali saja bisa menyaingi Djaya Group, " balas Alfian terkekeh.

" Kalau kamu mau menyaingi Djaya Group, berarti kamu harus belajar dan bekerja dengan sangat keras. Karena tidak mudah melewati aku terutama papi, " ucap Randy lalu mereka tertawa bersama.

Setelah puas tertawa, mereka membahas tentang perusahaan papa Alfian. Randy mengajarkan dengan pelan pelan kepada Alfian agar mudah untuk di mengerti.

Saat asyik membahas bisnis, tiba tiba saja Randy teringat tentang gadis jelek yang di katakan Alfian di bandara tadi.

" Hei, ngomong ngomong, gadis yang kamu tabrak tadi memang jelek ya?, " tanya Randy tiba tiba.

Alfian menatap Randy lalu mengingat gadis yang di tabrak nya tadi.

" Tidak juga sih, wajah nya lumayan cantik, " jawab Alfian.

" Lalu kenapa kamu bilang dia jelek?, " tanya Randy penasaran.

" Aku malas saja nanti mami jadi banyak tanya, " jawab Alfian acuh.

" Dasar kamu ini. Gimana kalau seandai nya dia jodoh mu?, " tanya Randy menggoda Alfian.

" Tidak tidak. Aku berharap dia bukan jodoh ku, " jawab Alfian.

" Kenapa? Bukan kah kamu bilang dia cantik?, " tanya Randy.

" Haishhh kenapa jadi bahas gadis itu sih. Dengar ya, untuk saat ini aku gak mau fikirin jodoh dulu. Aku mau fokus kuliah dan belajar bisnis nya papa, " jawab Alfian kesal.

" Ok ok, itu keputusan yang bagus, " ucap Randy sambil menganggukkan kepala nya.

Randy kembali mengajarkan kepada Alfian tentang bisnis perusahaan papa nya. Alfian memiliki otak yang cukup cerdas, jadi dia bisa dengan mudah memahami apa yang di ajarkan Randy.

" Maaf mas Randy, aku berbohong kepada mu. Aku tidak bisa memikirkan perempuan lain karena aku belum bisa melupakan istri mu, " gumam Alfian dalam hati.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa like and vote yang banyak ya akak.

EPISODE 2 kamu!

Seorang pemuda terlihat sedang berjalan menuruni anak tangga menuju ke ruang makan. Wajah yang tampan, tubuh atletis dan terlihat sangat gagah meskpiun usia nya baru memasuki sembilan belas tahun.

" Pagi semua, " sapa Alfian lalu mencium pipi Rita.

" Pagi Fian, " balas semua orang.

Setelah mencium pipi mami nya, Alfian duduk di sebelah mami nya dan mulai mengambil roti dan mengoles nya dengan selai coklat.

" Kamu mau teh atau kopi Fian, biar aku buatkan untuk mu?, " tanya Vita.

" Biar dia buat sendiri sayang, kamu jangan manjakan dia. Lagi pula, kamu sedang hamil, aku gak mau kamu lelah, " ketus Randy.

Alfin mendengus kesal lalu kembali memakan roti nya.

" Sayang, jangan gitu dong. Hanya buat minuman saja tidak akan membuat aku lelah, " tegur Vita.

" Terserah kamu saja lah. Kamu selalu memanjakan dia setiap hari, " Randy merajuk lalu bangkit dan mengambil tas kerja nya pergi meninggal kan ruang makan tanpa pamit kepada semua orang.

" Dasar bayi besar mesum, tukang merajuk, " ledek Alfian.

Ilham dan Rita hanya bisa geleng geleng kepala melihat kedua putera mereka yang selalu saja ribut.

Vita bergegas bangkit dan menyusul Randy. Dia tidak bisa membiarkan suami nya pergi saat sedang merajuk seperti itu.

" Fian, bagaimana kuliah mu, lancar?, " tanya Ilham.

Alfian menghentikan aktivitas makan nya lalu menatap Ilham.

" Alhamdulillah lancar pi, " jawab Alfian.

" Bagus lah kalau begitu nak. Papi juga bangga sama kamu karena bisa sangat cepat menguasai sedikit demi sedikit bisnis papa mu. Papi yakin perusahaan papa mu akan lebih berkembang lagi di tangan mu, " puji Ilham.

" Terima kasih pi. Ini juga berkat bantuan papi dan mas Randy yang selalu sabar mengajari Fian. Kalau tidak ada papi dan mas Randy, Fian gak tau lagi harus bagaimana menghadapi semua ini, " ucap Alfian lirih.

Rita yang duduk di samping Alfian mengelus puncak kepala Alfian dengan lembut dan penuh kasih sayang.

" Jangan bilang seperti itu sayang, ini semua sudah takdir Allah. Mami gak mau lagi mendengar Fian bilang seperti itu. Fian sekarang anak mami dan papi, jadi apapun akan kami lakukan demi kebaikan Fian, " ucap Rita tulus.

Alfian mengangguk kan kepala nya lalu tersenyum. Ia benar benar beruntung bisa merasakan kembali kasih sayang orang tua.

Mereka kembali melanjutkan aktivitas sarapan mereka. Setelah selesai, Alfian pamit dan mencium punggung tangan Ilham dan Rita bergantian lalu berjalan keluar rumah menuju mobil nya.

****

Di halaman depan rumah, Alfian berpapasan dengan Vita yang baru saja mengantar Randy ke mobil.

" Fian, kamu ada baca chat dari anak anak kemarin malam?, " tanya Vita.

" Ada. Kenapa?, " tanya Alfian balik.

" Haishhh, kenapa sekarang kamu irit banget sih bicara, di tambah kamu selalu sering menunjuk kan wajah datar kalau sedang di luar" gerutu Vita.

Alfian terkekeh lalu mengacak acak rambut Vita.

" Kenapa kakak ipar ku, sahabat ku yang manja ini?, " tanya Alfian.

" Kok kenapa? Memang nya, kamu gak mau ikut nanti siang kumpul bareng mereka?, " tanya Vita cemberut.

Alfian berfikir sejenak lalu kembali menatap Vita.

" Aku gak bisa, soal nya nanti siang ada kelas. Lain waktu saja ya aku ikut ngumpul nya, " jawab Alfian.

" Ahh, kamu gak asyik sekarang, jarang ikut ngumpul, " rajuk Vita.

" Maaf ya Vit, tapi memang nanti aku ada kelas. Kalau memang bisa, nanti aku nyusul ke sana, " bujuk Alfian.

" Yasudah lah. Sana kamu pergi, nanti telat lagi, " usir Vita sambil mengibas ngibas kan tangan nya.

Alfian terkekeh lalu Ia berlutut di depan Vita. Ia elus elus lembut perut Vita yang sudah mulai membesar.

" Baik baik di rumah ya adek bayi. Uncle pergi kuliah dulu, jangan nakal di perut bunda mu, " oceh Alfian sambil terus mengelus perut Vita.

" Iya uncle, adek janji akan jadi anak yang baik, " balas Vita sambil menirukan suara anak kecil.

Setelah itu, Alfian bangkit lalu berjalan menuju mobil nya dan masuk ke dalam mobil. Alfian segera melajukan mobil nya, membelah jalanan ibu kota menuju kampus nya.

****

Di kampus, Alfian adalah seorang mahasiswa yang sangat di gilai oleh seluruh mahasiswi di kampus nya. Bahkan tidak hanya di kampus, di mana pun Alfian pergi selalu saja menjadi pusat perhatian.

Wajah yang tampan, tubuh atletis dan juga sangat kaya raya. Terlebih sekarang, dia adalah bagian dari keluarga Djaya dan satu satu nya keluarga Djaya yang masih jomblo. Jadi, semua wanita berlomba lomba merebut hati nya agar bisa menjadi nyonya muda Djaya.

Tapi, semua perhatian mereka selalu di balas dengan sikap acuh dan wajah datar dari Alfian. Bagi nya, tidak ada yang bisa menyaingi kecantikan, ketulusan dan kebaikan hati Vita. Wanita itu, masih saja menempati hati Alfian sampai detik ini.

Semua mahasiswi berteriak histeris saat melihat Alfian turun dari mobil. Hal ini, sudah menjadi makanan nya sehari hari sejak di umum kan kepada publik kalau dia adalah putera angkat Ilham Djaya.

Benar kata mbak nya, hidup nya tidak akan setenang dulu lagi karena hanya dia lah satu satu nya yang masih jomblo di keluarga Djaya.

Alfian terus berjalan melewati koridor kampus menuju ke kelas nya. Semua sapaan dari mahasisiwi hanya di balas nya dengan wajah datar nya. Tak pernah sekalipun dia menunjuk kan senyum nya di depan publik kecuali saat bersama keluarga dan sahabat sahabat nya.

Alfian langsung duduk bergabung dengan teman teman nya saat sudah sampai di dalam kelas.

" Hei bro, gak biasa nya jam segini baru datang. Biasa nya lo selalu datang lebih awal, " tegur Jonathan.

" Gue kesiangan tadi di tambah drama dari saudara gue di meja makan, " jawab Alfian lalu meletak kan tas nya di atas meja.

" Kenapa lagi saudara lo itu? Cemburu lagi?, " tanya irgi.

Alfian hanya mengangkat bahu nya acuh, Ia malas membahas Randy yang selalu saja cemburu kalau Vita memberi nya perhatian.

Yah, Jonathan dan Irgi adalah dua teman dekat nya sejak masuk bangku kuliah. Mereka bisa tau drama antara Randy dan Alfian karena sering berkunjung ke kediaman keluarga Djaya.

" Woi, dengar dengar ada mahasiswi baru pindahan dari luar negri. Wajah nya cantik dan body nya ok banget, " seru Jonathan.

" Hah, serius lo Jo? Bisa lah buat tambah tambah koleksi gue, " tanya Irgi semangat.

" Iya gue serius, dia itu blasteran Indonesia Australia. Gue dengar juga, dia ambil jurusan bisnis manajemen seperti kita, " jawab Jonathan.

" Wuihhh, mantap dong, " balas Irgi.

" Ehh Fian, lo kok diam saja? Lo gak tertarik sama cewek ini?, " tanya Irgi saat melihat Alfian malah asyik membaca buku.

Alfian hanya mengangkat bahu nya seraya menjawab kalau dia tidak tertarik dengan pembahasan kedua teman nya itu.

Jonathan dan Irgi hanya bisa menghela nafas nya dengan berat melihat teman mereka yang satu ini selalu tidak tertarik jika membahas soal wanita.

****

Suasana kelas hening saat dosen killer melangkah kan kaki nya memasuki kelas. Semua mahasiwa dan mahasiwi duduk diam di kursi mereka tanpa ada yang berani bersuara.

Bu Rose memulai pelajaran sesuai mata kuliah yang di ajarkan nya. Semua mahasiswa dan mahasiswi mendengar kan dengan serius saat dosen killer mereka ini menerang kan di depan kelas.

Saat sedang serius menerang kan, pintu kelas di ketuk dari luar. Bu Rose menghentikan aktivitas mengajar nya lalu mempersilah kan seseorang yang mengetuk pintu untuk masuk.

" Permisi bu, maaf saya mengganggu aktivitas mengajar anda, " sapa dekan fakultas.

" Tidak apa apa pak. Kalau boleh tau, ada apa bapak datang ke sini?, " tanya bu Rose.

" Saya ke sini karena ingin mengantar kan murid baru pindahan dari Australia. Nona Amanda, silah kan masuk, " jawab Dekan fakultas lalu menyuruh mahasisiwi baru itu masuk ke dalam kelas.

" Bu Rose, ini nona Amanda Fawkes mahasiswi baru di kelas ini. Kalau begitu, saya pamit undur diri. Saya titip dia kepada anda ya bu, terima kasih, " ucap Dekan fakuktas lalu pamit keluar kelas.

Bu Rose menatap tajam ke arah Amanda lalu menyuruh nya untuk memperkenal kan diri nya kepada semua orang.

Amanda menarik nafas nya lalu menghembuskan nafas nya perlahan. Setelah itu, Ia menatap semua orang yang ada di hadapan nya.

" Selamat pagi semua nya. Perkenal kan nama saya Amanda Fawkes, kalian bisa panggil saya Amanda atau Manda. Semoga kita bisa berteman dengan baik, terima kasih, " sapa Amanda.

Semua mahasiswa heboh setelah Amanda memperkenal kan diri nya. Mereka berlomba lomba agar mendapat perhatian dari Amanda.

Bu Rose menyuruh semua nya untuk diam lalu menyuruh Amanda duduk di sebelah Alfian karena hanya bangku itu yang kosong. Tidak ada yang berani duduk di dekat Alfian karena Ia selalu menunjuk kan wajah seram saat ada yang ingin duduk di dekat nya.

" Hai Manda, kenal kan nama gue Irgi, " sapa Irgi.

Belum lagi Amanda membalas sapaan Irgi, Jonathan tidak mau kalah. Ia juga ikut memperkenal kan diri nya.

" Hai Manda, nama gue Jonathan dan yang akan duduk di samping lo ini nama nya Alfian, " sapa Jonathan.

Amanda tersenyum lalu membalas sapaan Irgi dan Jonathan. Tapi, Ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria yang akan duduk di samping nya karena pria itu terus saja menunduk.

" Hei Fian, lo nunduk terus. Sapa dulu dong teman baru kita, " tegur Irgi.

" Haishh harus ya, " gerutu Alfian.

Irgi memukul belakang kepala Alfian karena merasa geram melihat teman nya yang satu ini selalu saja bersikap acuh terhadap sekitar.

Alfian meringis lalu menatap tajam Irgi. Setelah itu, mata nya beralih ke arah Amanda.

Saat kedua mata Alfian dan Amanda beradu, sontak mereka terkejut dan berteriak.

" Kamu!, " teriak Alfian dan Amanda berbarengan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa bubuh kan, like, favorit, comment dan vote yang banyak ya kakak. Terima kasih.

EPISODE 3 Siapa Wanita Itu

Kelas telah selesai dan dosen juga sudah pamit undur diri dari kelas. Satu persatu mahasiswa dan mahasiswi keluar dari kelas setelah selesai membereskan buku buku mereka.

Saat Amanda sedang membereskan buku buku nya, dua orang mahasiswi datang menghampiri nya.

" Hai, boleh kenalan gak?, " sapa salah satu mahasiswi.

Amanda menghentikan aktivitas nya lalu mendongak kan kepala nya menatap kedua mahasiswi yang ada di hadapan nya.

" Tentu saja boleh, " balas Amanda tersenyum.

" Gue Mita dan ini sahabat gue Bella, " ucap Mita mahasiswi yang tadi menyapa Amanda.

" Hai, saya Amanda, " balas Amanda.

" Gak usah formal gitu juga kali ngomong nya, santai saja, " seru Bella.

Amanda menggaruk tengkuk leher nya karena merasa salah tingkah, sementara Mita dan Bella tertawa melihat tingkah Amanda.

" Kami mau ke kantin, lo mau ikut gak?, " tanya Mita.

" Boleh deh, tapi sebentar gue selesai kan ini dulu, " jawab Amanda yang kembali memberes kan buku nya lalu memasuk kan ke dalam tas.

" Ok, sudah selesai. Yuk, pergi sekarang, " ajak Amanda lalu berdiri dan berjalan di samping Bella.

Amanda sempat melirik sekilas ke arah Alfian saat melewati pria itu lalu kembali memandang lurus ke depan dan berjalan keluar kelas.

Amanda menghela nafas nya dengan berat, Ia merasa kesal dengan Alfian yang acuh dan tidak berniat meminta maaf kepada nya. Padahal, jelas pria itu tau kalau diri nya yang di tabrak di bandara kemarin sore.

" Lo kenapa Man?, " tanya Mita saat mendengar helaan nafas berat dari Amanda.

" Gue gak apa apa kok. Oiya, nanti setelah selesai dari kantin, kalian temani gue keliling kampus ya, " pinta Amanda.

" Ok, gak masalah, " jawab Mita.

Mereka bertiga terus berjalan beriringan menuju kantin fakultas. Sepanjang perjalanan menuju kantin, semua orang yang ada di koridor menatap ke arah mereka bertiga.

" Ini perasaan gue saja atau memang benar, semua mata itu tertuju ke arah kita?, " tanya Amanda.

Mita dan Bella terkekeh lalu mereka semakin mempercepat langkah mereka menuju kantin dan itu membuat Amanda semakin bingung.

" Lo mau makan apa Man?, " tanya Bella.

" Gue pesan minum saja, gue mau jus jeruk hangat, " jawab Amanda.

" Yakin lo gak makan?, " tanya Bella.

" Iya yakin Bel, gue minum saja, " jawab Amanda tersenyum.

" Ok deh. Yasudah gue pesanin dulu ke ibu kantin nya, " ucap Bella lalu berbalik dan berjalan memesan makanan dan minuman kepada ibu kantin.

" Lo kok gak pesan makanan Mit?? " tanya Amanda.

" Bella sudah hapal gue mau apa, jadi gak perlu gue bilang lagi ke dia, " jawab Mita lalu di jawab anggukan kepala oleh Amanda.

Sesaat suasana hening, karena Mita sedang berbalas pesan dengan kekasih nya.

" Mit, kenapa sih sejak tadi banyak yang melihat ke arah kita?, " tanya Amanda mulai risih karena sejak berjalan di koridor dan di kantin, semua orang menatap ke arah mereka.

Mita mengalihkan padangan nya dari ponsel dan menatap ke arah Amanda.

" Acuh kan saja tatapan mereka semua, " jawab Mita lalu kembali menatap layar ponsel nya.

" Haishh, gue gak bisa bersikap acuh begitu saja. Mit, kasih tau dong kenapa mereka begitu, penasaran nih, " rengek Amanda.

Mita menghela nafas nya lalu kembali menatap ke arah Amanda.

" Karena aku dan Bella termasuk mahasiswi populer di kampus ini. Dan lagi, mereka menatap ke arah lo juga karena pasti mereka sudah mendapat berita kalau lo duduk di sebelah pangeran es kampus ini, " jawab Mita.

" Ooo gitu karena teman teman gue ini populer, " balas Amanda sambil manggut manggut, sementara Mita kembali menatap layar ponsel nya.

Tiba tiba kedua mata Amanda membelalak lalu menggebrak meja membuat Mita terkejut setengah mati. Bahkan, semua orang di kantin menatap ke arah mereka.

" Pangeran es? Maksud lo siapa?, " tanya Amanda tiba tiba.

Mita memukul lengan Amanda karena merasa kesal melihat Amanda yang tiba tiba menggebrak meja membuat nya sampai terkejut.

" Gak perlu pakai gebrak meja segala bisa kan!, " omel Mita.

Amanda terkekeh mendengar omelan Mita.

" Sorry sorry Mit. Tapi, jawab dong maksud lo tadi, siapa itu pangeran es?, " tanya Amanda penasaran.

" Pria yang tadi duduk di sebelah lo, nama nya Alfian, pangeran es kampus ini. Most wanted seluruh mahasiswi kampus ini, eh gue ralat deh. Dia itu most wanted seluruh wanita di Indonesia, " jawab Mita.

" Hah, seriusan? Tapi kenapa bisa di juluki pangeran es?, " tanya Amanda penasaran.

Mita menghela nafas nya dengan berat. Ternyata, Amanda ini orang nya kepo ya.

" Dia itu putera angkat keluarga Djaya, keluarga kaya nomor satu di Indonesia dan satu satu nya yang masih belum punya pasangan. Jadi, seluruh wanita berlomba lomba merebut hati nya supaya bisa menjadi bagian dari keluarga Djaya. Kenapa dia di juluki pangeran es, karena dia tidak pernah tersenyum dan selalu menunjukkan wajah datar di depan semua orang. Dan, dia juga selalu mengabaikan wanita wanita yang mencoba menggoda nya. Maka nya, mereka menjuluki nya pangeran es karena sikap nya sangat dingin, " jawab Mita.

" Masa sih dia sama sekali gak tertarik dengan wanita yang menggoda nya, " gumam Amanda gak percaya.

" kalau yang gue dengar dari sepupu gue yang sebelum nya satu sekolah dengan dia, Dia bersikap dingin dan acuh terhadap wanita wanita yang menggoda nya karena dia masih belum move on sama satu orang wanita. Dia masih sangat mencintai wanita itu, tapi sayang nya wanita itu sudah menikah. Dan parah nya lagi sekarang, wanita itu adalah istri dari saudara angkat nya, " jelas Mita.

Kedua mata Amanda membelalak sempurna mendengar penjelasan Mita. Wuihhh, ribet benar deh itu permasalahan cinta nya.

" Ribet banget yah kisah cinta nya, " gumam Amanda sambil menggeleng geleng kan kepala nya.

Mita hanya tersenyum mendengar gumaman Amanda. Gak berapa lama, Bella datang dengan membawa nampan berisi pesanan mereka semua. Lalu, mereka makan sambil lanjut mengobrol.

****

Di dalam kelas, Irgi dan Jonathan menghampiri Alfian saat semua orang sudah keluar dari kelas dan menyisakan mereka bertiga saja.

" Bro, jujur kepada kami, lo mengenal Amanda?, " tanya Irgi.

" Tidak, " jawab Alfian singkat, padat, jelas dan dengan nada dingin.

" Lalu, kenapa kalian tadi bersikap seperti saling mengenal?, " kini Jonathan yang bertanya.

" Gue tidak mengenal nya, gue hanya bertemu dia satu kali saat kemarin pergi ke bandara mengantar mbak Zi. Kami tidak sengaja bertabrakan , " jawab Alfian.

" Lalu?, " tanya Jonathan lagi,

" Tidak ada kelanjutan nya. Sudah sana minggir, gue mau ke perpustakaan, " usir Alfian yang sudah bangkit dan berjalan keluar kelas meninggalkan kedua teman nya.

" Dasar pangeran es, " gerutu Irgi.

Irgi dan Jonathan cepat cepat menyusul Alfian yang sudah berjalan jauh di depan mereka. Dengan cepat, Irgi menarik tangan Alfian untuk mengikuti nya dan tidak membiarkan Alfian pergi ke perpustakaan.

" Woi, lepasin tangan gue, gue mau ke pespustakaan, " ronta Alfian.

" Untuk hari ini tidak. Hari ini kita akan makan bersama di kantin, " seru Irgi yang terus menarik Alfian seperti anak kecil.

Alfian berhenti meronta dan membiarkan teman nya ini menarik tangan nya menuju kantin. Memang, selama ini diri nya selalu menolak ajakan teman nya untuk makan di kantin, dia lebih memilih menghabiskan waktu senggang nya di perpustakaan kampus.

Irgi mengedarkan pandangan nya ke penjuru kantin, saat mata nya menemukan sosok yang di cari nya, Ia bergegas melangkah kan kaki nya menuju sosok itu sambil terus menarik tangan Alfian.

" Hai Bel, boleh ikut bergabung?, " tanya Irgi pada sosok wanita yang sedang menikmati semangkuk bakso yang ternyata adalah Bella.

Bella mendongak kan kepala nya lalu tersenyum dan mengangguk kan kepala nya.

Irgi tersenyum sumringah lalu dengan cepat menyuruh Alfian duduk di sebelah Amanda, sementara diri nya duduk di sebelah Bella.

Jonatahan merasa kesal karena merasa di abaikan oleh kedua teman nya itu, lalu dengan cepat duduk di sebelah Mita.

" Kalian gak pesan makanan?, " tanya Bella.

" Jo, pesanin sana sama ibu kantin, " perintah Irgi tanpa menjawab pertanyaan Bella.

" Brengs*k lo Gi, lo kira gue pembantu lo. Seenak nya saja lo nyuruh nyuruh gue. Sana pesan sendiri, " omel Jonathan lalu bangkit dan pergi memesan makanan nya sendiri.

" Haishh dasar anak itu. Eh Fian, lo mau pesan apa biar gue pesan kan sekalian?, " gerutu Irgi lalu bertanya kepada Alfian agar sekalian dia pesan kan.

" Jus jeruk hangat, " jawab Alfian datar lalu membuka buku nya yang baru saja dia ambil dari dalam tas.

" Ok, " jawab Irgi lalu bangkit dan berjalan menuju meja ibu kantin.

Amanda melirik ke arah Alfian yang sedang fokus membaca buku. Wajah nya memang tampan, tetapi selalu menunjuk kan wajah datar dan sikap dingin.

" Sepahit itu kah hidup nya sampai membuat dia menjadi seperti ini? Kasihan, " gumam Amanda lirih di dalam hati nya.

Amanda menggeleng kan kepala nya, mengusir kata kata yang baru saja Ia gumam kan dalam hati.

" Bodoh kamu Amanda, untuk apa peduli dengan pria ini. Itu bukan urusan lo, jadi jangan kepo. Harus nya saat ini lo marah marah ke dia, karena sampai detik ini dia sama sekali gak berniat minta maaf, bukan nya malah kasihan seperti ini. Dasar bodoh, bodoh, " gumam Amanda dalam hati sambil memukul mukul pelan kepala nya.

Alfian menahan tangan Amanda yang sedari tadi terus memukul mukul kepala nya sendiri.

" Lo sudah gila ya mukul mukul kepala lo sendiri huh?, " tanya Alfian ketus.

" ehh, " Amanda tersadar lalu menatap Alfian yang masih memegang tangan nya.

" Kalau lo sakit, sana pergi ke UKS, " seru Alfian lalu melepas tangan Amanda.

" Ehh enggak kok, aku baik baik saja, " jawab Amanda terbata bata.

Setelah mendapat jawaban dari Amanda, Alfian kembali mengalihkan pandangan nya ke arah buku yang tadi di baca nya.

" Ehhh apa apaan dia itu, setelah tadi bersikap sok perhatian, kini sikap nya kembali dingin lagi. Huwaaa dasar manusia aneh, " pekik Amanda dalam hati.

Sejenak, Amanda menatap Alfian yang sedang fokus membaca. Alfian tau, jika Amanda sedang menatap nya, tetapi di biarkan nya saja. Ia sudah terbiasa di tatap seperti itu oleh wanita.

Amanda langsung mengalihkan pandangan nya saat Irgi berteriak cukup kencang saat kembali ke meja sambil meletak kan segelas jus di depan Alfian.

" Lo bisa gak sih gak usah teriak teriak, ini bukan di hutan, " omel Alfian.

" Sorry sorry, " balas Irgi terkekeh.

Alfian tidak menggubris ucapan maaf dari teman nya itu. Ia lebih memilih menikmati segelas jus yang ada di hadapan nya.

Alfian menghentikan aktivitas nya saat mendengar suara yang sangat Ia kenali memanggil nama nya.

" Fian, " panggil seorang wanita.

Alfian menoleh ke arah suara itu lalu tersenyum hangat. Ia bangkit lalu menghampiri wanita yang tadi memanggil nya.

Sikap Alfian tadi tidak luput dari pandangan Amanda. Amanda melihat senyum hangat di bibir Alfian untuk wanita itu yang sejak tadi tidak Ia lihat. Bahkan sejak kemarin bertemu hingga hari ini, Ia hanya melihat wajah datar dan sikap dingin dari Alfian. Dan senyum itu juga tidak pernah di lihat oleh seluruh orang di kampus. Tapi wanita itu, kenapa bisa membuat senyum hangat mengembang di bibir Alfian.

" Siapa wanita itu? Kenapa dia bisa membuat Alfian tersenyum?, " gumam Amanda dalam hati.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa like, favorit, comment and vote yang banyak ya akak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!