NovelToon NovelToon

Ternyata Jodohku

Prolog

...HALLO KENALIN AKU AUTHOR CHRISTY.....

...INI KARYA PERTAMA KU, BERAWAL DARI HOBI BACA NOVEL DAN ISENG COBA BUAT CERITA NOVEL.. SEMOGA KALIAN SUKA YAH......

SALAM KENAL YAH..

`~~~~

Menikah dengan CEO tempat ku berkerja? tak pernah terbayang olehku, apalagi alasan pernikahannya, karena bentuk tanggung jawab. Dan bercerai? Tak pernah ada dalam prinsipku! Bagiku menikah sekali seumur hidup!

-Riska Nadya-

Menikah dengan orang yang tidak kita cintai? Tinggal bersama seumur hidup, dengan orang yang baru di kenal? Itu adalah mimpi buruk!

-Aldino Devan Narendra-

"Jangan berharap dengan pernikahan ini. Aku menikahimu, hanya karena tanggung jawab saja. Suatu saat aku akan menceraikanmu!" Ucap Aldi."

"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, pak. Itu janjiku.!" Balasku tegas.

"Itu hanya akan ada dalam mimpimu!" Balasnya datar."

"Ya, dalam mimpiku bapak akan jatuh cinta padaku. Lihat saja nanti! Aku akan berjuang untuk anakku." Tegasku percaya diri."

Akankah Riska berhasil dalam misinya?

Mampukah Riska meruntuhkan ego Aldi, yang pernah terluka oleh orang masa lalunya?

Ataukah Riska harus pasrah berpisah dengan Aldi?

Episode 1

...HALLO KENALIN AKU AUTHOR CHRISTY.....

...INI KARYA PERTAMA KU, BERAWAL DARI HOBI BACA NOVEL DAN ISENG COBA BUAT CERITA NOVEL.. SEMOGA KALIAN SUKA YAH......

SALAM KENAL YAH...

Selamat membaca ...

Pagi yang cerah, untuk memulai aktivitas hari ini. Menjadi office girl? Hmm, tidak buruk! Apalagi untuk orang-orang seperti ku, yang hidup dikota besar dan hanya mengandalkan ijazah SMA.

Ku langkahkan kakiku dengan semangat, karena ojek pesananku sudah menunggu. Jangan sampai aku terlambat dihari pertama ku bekerja.

***

"Selamat pagi pak. Saya Riska, office girl baru dikantor ini, saya ingin bertemu dengan ibu Dewi Kusuma. Apakah bapak bisa menunjukkan ruangannya?" Sapa ku kepada pak satpam dipos depan.

"Selamat pagi. Boleh, Mari ... Akan saya antarkan ke ruangannya Bu Dewi."

Aku tersenyum dan mengangguk, kemudian mulai berjalan. Ku tatap dengan mata berbinar. Takjub dengan gedung yang menjulang tinggi di hadapanku, NARENDRA COMPANY. Tbk. Aku melangkah masuk mengikuti pak satpam, sampai kemudian berhenti didepan pintu sebuah ruangan.

Tok .. Tok ..

"Masuk." Terdengar sahutan dari dalam ruangan.

" Permisi Bu Dewi. Saya mengantarkan gadis ini, katanya office girl baru dikantor. " Ujar pak satpam, lalu menunjuk ke arahku.

"Iya. Terima kasih, pak Umar." Sahut wanita, yang ku cari. Bu Dewi Kusuma.

"Sama-sama Bu. Saya permisi, balik kedepan lagi Bu."

Bu Dewi mengganguk. Setelah pak satpam keluar, Bu Dewi menyuruhku duduk di hadapannya.

"Dengan Riska Nadya betul?" Tanya Bu Dewi, dan aku mengganguk mengiyakan "Betul Bu. Panggil saja Riska, Bu."

Bu Dewi pun mulai menjelaskan, apa saja aturan-aturan yang ada dikantor ini. "Nanti kamu bertugas dilantai 4, disana juga ada Sinta dan rekan kamu lainnya, yang nanti akan membantu memberitahu detail pekerjaan kamu. Penting yang harus kamu ingat, dilantai 4 itu, khusus ruangannya para petinggi perusahaan dan ruangan CEO perusahaan. Ingat, jaga sikapmu, jangan sampai ceroboh. Dan khusus untuk ruangan CEO, dia tidak mengizinkan siapapun cleaning service untuk masuk, kecuali bapak sendiri yang menyuruh membersihkan ruangannya. Mengerti Riska dengan penjelasan saya? "

"Iya Bu, saya mengerti." Bu Dewi tersenyum.

"Nanti lainnya yang kurang kamu pahami, kamu bisa tanya rekan kamu ya? Nanti mereka jelaskan. Sekarang, kamu boleh mulai bekerja Riska. " Lanjut Bu Dewi.

Aku berdiri "Terima kasih Bu, saya permisi "

Setelah pamit, dan di iyakan Bu Dewi. Aku langsung keluar dan menuju ke lantai 4.

"Semoga kamu betah Riska, Semangat!" Batinku.

***

Sedangkan pagi hari, dirumah mewah keluarga Narendra, nampak semua berkumpul diruang makan.

"Gimana kerjaan kamu, Al? Proyek kamu bareng Pak Dewa, lancar?" Tanya Papa Raka, membuka obrolan.

"Lancar Pa. Nanti tinggal pertemuan lagi, untuk tanda tangan kontraknya." Jawab Aldi setelah menyesap kopi hitamnya.

Papa Raka mengangguk, dan tersenyum. "Baguslah, kalo gitu Nak. Terus gimana kuliah kamu Renata?" Tanya Raka lagi, sambil mengalihkan pandangannya kepada Renata.

Renata menghentikan suapan sendok, yang hampir masuk ke mulutnya. "Baik dong Pa. Papa kayak nggak kenal Re, aja deh."

"Al .. Mau nggak, Mama kenalin sama anak teman arisan mama? Anaknya lulusan Oxford loh, cantik lagi. Belum lama balik ke Indonesia, Sesil namanya.. "

'mulai lagi mama kayak aku nggak bisa cari pacar sendiri. ' Gerutu Aldi dalam hati.

"Ma, kita lagi sarapan, bukan lagi iklan kontes pencarian jodoh." Protes Aldi datar.

Mama Elsa langsung mengerucutkan bibirnya, kesal dengan jawaban Aldi,

Ha .. Ha ..

Sedangkan Papa Raka dan Renata, tak bisa menahan tawa mendengar jawaban Aldi.

"Ya udah, Aldi berangkat dulu Ma, Pa , Re. Bian udah nunggu didepan soalnya.Pamit Aldi langsung berdiri.

"Assalamualaikum .."

"Walaikumsalam .." Jawab mereka bertiga, Raka, Elsa dan Renata.

***

"Selamat pagi, Pak Aldi." Sapa Bian, setengah bercanda.

"Ck, nggak usah formal, kalo cuma kita berdua aja, Yan. Apa jadwal gue pagi ini?" Jawab Aldi, yang sudah tau bagaimana tingkah Bian, sahabatnya. Dia duduk dikursi belakang, dan Bian didepan.

"Oke - oke santui Pak bos .. Jam 10 pagi nanti, ada pertemuan sama ibu Marisa, perwakilan dari perusahan Jaya Wirawan. Ibu Marisa, mengantikan pak Ridwan Wirawan, karena beliau sedang ada perjalanan bisnis ke luar kota." Jelas Bian.

Aldi mengganguk. "Oke, sekarang kita berangkat." Titahnya

Bersambung ....

Episode 2

Dengan ceria, aku melangkah menuju lantai 4.

'Ya Allah, lancarkan lah pekerjaan ku hari ini, dan seterusnya. Amin.' Pinta ku dalam hati.

"Haduhh.. Capek juga yah, baru juga naik tangga dari lantai 1 ke lantai 4, udah ngos-ngosan. Dasar kaum rebahan! Belum juga sehari, gimana kalo udah sebulan, remuk sudah tulang ku." Gerutuku.

Setelah sampai dilantai 4, Riska berjalan sambil menatap kagum kiri dan kanan ruangan.

***

Aldi memasuki Lobby utama bersama asisten Bian, dan seperti biasa dia mendapatkan sapaan dari para kariyawan.

"Selamat pagi pak."

"Haduhh calon imam udah datang."

"Calon papanya anak-anak gue itu."

"Oh ya ampun pak Aldi, namamu selalu ku sebut dalam doaku."

Dengan tenang dan wajah datar, Aldi tetap melangkah. Tak menghiraukan pujian karyawannya. Hingga dia dan Bian memasuki lift menuju ke ruangannya.

Sedang dalam lift Bian mencibir "Ya elah, Al .. Al .. Senyum dikit kek. Dipuji ciwi-ciwi tuh muka datar aja kek tembok." Sedang yang dicibir hanya cuek dengan datar.

"Ya Alloh, berikanlah hidayah pada teman Bian satu ini, ya Alloh." Sambung Bian lagi, jengkel karena perkataan tidak digubris Aldi.

"Berisik!" Sentak Aldi kesal.

"Gimana mau dapan jodoh coba, Al, orang senyum aja pelit Lu. Live is must go on Al, cam'on! Dia aja mungkin nggak ada mikirin lu, Al." Berang Bian.

"NGGAK USAH BAHAS DIA !! " Sentak Aldi dengan sedikit bentakan.

"Oke." Bian memilih mengalah.

Setelah itu, hanya ada keheningan dalam lift, hingga mereka tiba dilantai 4.

***

Liat kanan, liat kiri, Riska berjalan sambil bersenandung "Hariku cerah .. Matahari bersinar .. Ku gendong tas merahku, di pun--- "

Bruk!

Nyanyian Riska terhenti, karena tak sengaja menabrak seseorang.

"Njirr ... Sakit pantat gue. Makin rata dah pasti, nih pantat. Siapa sih yang naroh tembok didepan gue? Nggak liat apa, IU mau lewat." Setelah puas mengumpat, Riska mengalihkan pandangan ke atas.

"Ba- bapak, yang tadi saya tabrak??" Tanya Riska gagap.

"Ihh .. Ganteng yah ampun ... Boleh tabrak lagi nggak, Pak?? Celetuk Riska, sambil cekikan.

Ha .. Ha ..

Bian tertawa mendengar perkataan Riska. Sedang yang jadi bahan godaan, bermuka masam.

"Udah ketawanya, Bian?" Sentak Aldi, dengan suara berat.

Bian langsung diam. Aura bosnya mulai negatif.

"Dan kamu!" Tunjuk Aldi pada Riska.

"Kamu pikir, ini kantor punya nenek moyang kamu? Hah? Seenaknya sendiri nyanyi-nyanyi. Iya kalo suaranya bagus. Ini kayak kaleng pecah juga! Ini kantor buat kerja, bukan buat main. Kalo mau main, ke taman kanak-kanak sana." Bentak Aldi dengan wajah menahan emosi.

"Ya ampun pak jangan galak-galak ihh .. Susah jodoh loh nanti .." Balas Riska santai, tak merasa tertekan.

"Jangan kurang ajar yah,kamu! Mau kamu, saya pecat hah?" Aldi mulai emosi jiwa.

Riska tertegun sejenak. Dilihat dari penampilannya, pria itu seperti, mempunyai jabatan yang tinggi. Namun Riska menepis anggapannya. "Emangnya bapak siapa? Sampai bisa pecat saya? Mau saya laporin bapak, ke CEO nya? Hayooo .."

"Sudahlah. Ngomong sama orang gila, nanti bisa ikutan gila." Aldi mulai kesal.

"Bapak, ngatain saya gila?? Wahh enak aja. Cantik gini dikatain gila. Bapak kalo yang gila!" Bantah Riska. Dia tak terima, dikatakan gila oleh lelaki di hadapnnya ini.

"KAMU?" Jerit Aldi, dengan suara sudah naik satu oktaf.

"Apa? Bapak, kira saya takut? Jangan mentang-mentang, Bapak atasan disini, terus bisa semena-mena sama bawahan, Pak." Riska balik menantang.

"DIAM KAMU! Sana balik bekerja." Bentak Aldi, kemudian langsung berbalik. Diikuti Bian berjalan dibelakang nya, menuju ke ruangannya.

"Dasar cewe sinting, gila .." Gerutu Aldi.

Ternyata gerutu Aldi, didengar oleh Riska. Hingga Riska balas dengan sedikit teriak.

"AKU SUMPAHIN JODOH BAPAK, ITU AKU!"

Degg..

Setelah mendengar teriakan Riska, Aldi terpaku sejenak. Kemudian langsung mempercepat jalannya agar cepat menjauh dari Riska. Sedang Riska, mencak-mencak ditempat, sambil ngomel. Kemudian memilih pergi, untuk menemui rekan kerjanya.

Sambil berjalan, Riska memikirkan ancaman Aldi tadi. Siapa lelaki itu sebenarnya? Kuasa apa yang dia punya, hingga bisa mengancam, ingin memecatnya? Bagaimana jika, dia benar akan dipecat?

***

Setelah tiba didalam ruangan Aldi. Bian tak bisa lagi menahan tawanya.

Ha .. Ha ..

"Gila itu cewek! Berani banget dia. Katanya dia mau laporin Lu , Al, ke CEO. Dia nggak tau aja, kalo yang dia ajang perang tadi, CEO nya langsung." Gumam Bian, setelah tawanya reda.

"Diem kagak Lu, Yan. Pusing gue .." Protes Aldi, yang sedang duduk dikursi kebesaran nya, dan Bian duduk didepan Aldi.

"Hati-hati loh, Al. Jangan-jangan, jodoh beneran Lu sama tuh cewe." Ledek Bian, kemudian kembali tertawa.

"Keluar Lu, Yan." Usir Aldi. Emosi Aldi mulai meluap karna candaan Bian.

"Ya elah .. Gitu aja sensi. Kayak cewek PMS Lu, Al"

Aldi menatap tajam Bian. "Yan.. KELUAR!!!" Teriak Aldi frustasi. Bian langsung lari keluar karena ketakutan. Aura Aldi sangat menakutkan.

Setelah kepergian Bian, Aldi meremas rambutnya frustasi. Memikirkan Mamanya, yang hobi sekali ingin menjodohkan dirinya, dengan anak teman arisannya. Memikirkan mantan kekasih nya, yang namanya masih ia simpan dihati. Lalu ditambah lagi, dengan cewek bar-bar, over PD yang tadi dia temui tadi. Rasanya kepalanya ingin pecah.

"Aisshh .. Bisa gila beneran, Gue." Gumamnya.

Tak ingin beneran gila. Aldi kemudian, mulai menyibukkan dirinya dengan menyelesaikan berkas, dan mempelajari materi untuk pertemuan nya dengan ibu Marisa nanti.

***

Tiba dipantri, Riska disambut beberapa rekan kerjanya, sesama cleaning service.

"Selamat pagi .. Perkenalkan nama saya Riska, office girl baru disini." Sapa Riska sopan, sambil memperkenalkan dirinya, kepada rekan kerjanya.

"Halo Riska.. Kenalkan, saya Intan, sebelah kanan saya Ayu, sebelah kiri saya Jihan, sebelah Jihan itu Dodi, dan terakhir disebelah Ayu, itu Duta. Selamat bergabung Riska, semoga betah yah." Balas Intan memperkenalkan diri dan teman-temannya

"Hai semuanya ..." Balas Riska tersenyum.

"Sudah bu Dewi beritahukan, apa aja aturan dilantai ini, dan larangannya kan?"

Aku mengangguk, mengiyakan pertanyaan Intan.

"Oke. Sekarang kami ikut aku. Kita akan membersihkan kaca jendela, samping ruangan CEO." Ajak Intan. Aku hanya mengganguk dan ikut berjalan disamping Intan.

"Kamu bersihkan di sebelah kanan, dan aku di sebelah kiri yah." Ujar Intan, membagi tugas.

Aku mengganguk dan mulai bekerja mengikuti intrukusinya.

Dengan semangat, aku membersihkan kaca jendela di depanku. Sambil sesekali bercanda dengan Intan. Ternyata Intan orang yang asik, dan tipikal teman yang mudah akrab.

Sedang asik membersihkan jendela. Tiba-tiba pintu ruangan, yang bertuliskan CEO, disamping kiri ku terbuka. Mau tak mau, membuat ku ikut menoleh kearah pintu, penasaran ingin melihat rupa sang CEO.

Degg .. Degg..

Aku terpaku. Nafasku terasa tercekat ditengorokan.

Bersambung ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!