\=> Pengenalan tokoh
1.Sahara Puri suci\=> Gadis berparas ayu, dengan hidung mancung dan bibir indah merekah, juga badan sintal, tinggi semampai. Diusianya yang baru lima belas tahun dia sudah harus berhenti dari pendidikannya karena keterbatasan biaya. Tumbuh dalam didikan seorang ibu tunggal membuat gadis yang sering disapa Ara ini menjadi pribadi yang kuat dan mandiri serta memiliki kelembutan yang diwariskan oleh sang ibu.
Hansel Nathanael Anderson \=> Pria berparas tampan ini, memiliki watak yang keras, semua yang diinginkannya harus didapatkannya, tidak peduli bagaimanapun caranya apa yang ia inginkan harus menjadi kenyataan. Kepribadiannya yang aneh dan cenderung berubah-ubah tergantung suasana hatinya.
3.Johan Raharja \=> Kekasih Ara yang memiliki ketampanan tak terbantahkan, lembut dan romantis adalah salah satu keunggulan dari calon suami Ara ini.
Vanessa Kinanti Mahendra \=> Putri dari rekan bisnis perusahan milik ayah Hansel, yang juga calon tunangan Hansel yang sudah dijodohkan oleh keluarga keduanya sedari kecil, seorang model yang sangat cantik.
Dewi Halimah \=> Ibu dari Ara , yang memiliki wajah yang menolak untuk tua meski usianya yang sudah terbilang tidak muda lagi, wanita kuat dan baik hati yang menghidupi Ara seorang diri, karena ayah Ara yang tidak diketahui keberadaannya.
Burhan Anggara \=> Ayah dari Ara yang menghilang sedari Ara masih dalam kandungan.
Margaret Anderson \=> Ibu dari Hansel berwajah cantik dan berhati lembut, namun juga sangat tegas.
Robert Anderson \=> Ayah dari Hansel , juga pendiri perusahaan Anderson grup. sifatnya sangat tegas dan keras .
Gisel Rahma Wati \=> Teman Ara , gadis cantik dan menggemaskan, sangat baik dan sudah seperti saudara bagi Ara.
Morgan \=> sahabat karib dari Hansel. Pria berwajah karismatik ini memiliki sifat kekanakan yang sering membuat Hansel kesal.
Bab 01
Ara yang sedari kecil tidak pernah mengetahui siapa ayahnya, hanya bisa mengandalkan ibunya yang bekerja serabutan di perkampungan yang ia tinggali, Ara kecil sering menanyakan keberadaan ayahnya, namun sang ibu, Dewi Halimah tidak pernah memberikan jawaban akan semua pertanyaan-pertanyaan Ara, yang membuat gadis kecil itu mengabaikan kerinduannya akan sosok seorang ayah, Ara takut jika ibunya akan tersinggung dengan ucapannya, sedari kecil Ara sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri, tumbuh dalam keluarga yang serba kekurangan membuat Ara lebih cepat dewasa.
Dewi Halimah, sang ibu dulunya adalah seorang TKW, namun karena sebuah insiden ia harus dipulangkan dalam kondisi sedang mengandung Ara, kepulangannya yang berbadan dua ,menjadi buah bibir di seluruh pelosok kampungnya, membuat sang ayah, kakek Ara ,meninggal karena tidak kuat menanggung malu, begitu pula nenek Ara, juga menyusul sang kakek beberapa tahun setelah Ara dilahirkan .
Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria dan pekerja keras, semasa SD ia sering membantu tetangga untuk mengumpulkan kayu bakar atau pun rumput untuk pakan ternak, Ara bisa sedikit membeli jajan dengan hasil kerja kerasnya, sementara upah sang ibu sebagai buruh tani, yang terkadang masih di barengi menjadi buruh cuci dan setrika hanya cukup untuk membiayai kebutuhan makan dan sekolah Ara, bahkan terkadang Ara harus menunggak biaya sekolahnya.
Puncaknya, ketika Ara menamatkan pendidikan SMP nya , ia harus terima karena tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, meskipun Ara adalah anak yang berprestasi dan bisa mendapatkan beasiswa untuk sekolahnya, akan tetapi letak sekolah yang jauh dari rumahnya juga akan menjadi kendala tersendiri, belum lagi kondisi ibunya, yang kian hari semakin sering sakit-sakitan membuat Ara harus merelakan impiannya untuk mengenyam pendidikan lebih lanjut, dan memilih untuk bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga kecil mereka.
Bertepatan dengan saat itu, ada sebuah keluarga kaya yang baru saja pindah di sebuah villa di desa Ara, yang katanya keluarga itu tengah membutuhkan asisten rumah tangga dan pengasuh untuk anaknya yang masih berusia lima tahun. Awalnya Ara melamar sebagai ART disana, karena Ara masih dibilang dibawah umur ,ia tidak yakin akan diterima disana.
Namun siapa sangka ia diterima dengan baik oleh keluarga Anderson bersama dengan tiga orang lainnya, satu sebagai pengasuh, satu sebagai juru masak, sementara Ara dan satu orang lagi bertugas membersihkan rumah dan mencuci pakaian, Ara sangat bersyukur karenanya. Jarak yang tidak terlalu jauh dari rumahnya membuat Ara tidak terlalu kesulitan untuk berangkat saat sang mentari belum terlihat di ufuk timur dan kembali ke rumah selepas menyelesaikan tugasnya selepas makan malam.
Seminggu Ara bekerja di rumah keluarga Anderson, pengasuh tuan muda dari keluarga itu, Hansel Nathanael Anderson yang masih berusia lima tahun sudah berganti sebanyak tiga kali, tidak ada yang bertahan dengan kenakalan Hansel. Namun anehnya , anak itu justru semakin lengket dengan Ara, Hansel selalu mengekor kemanapun Ara pergi, bahkan saat Ara membersihkan kamar mandi, Hansel dengan tenang menunggu Ara menyelesaikan semua pekerjaannya.
Semakin lama Hansel hanya mau makan apabila Ara yang menyuapinya, begitu pula saat sesi home schooling yang harus Hansel lakukan, ia hanya mau belajar saat Ara berada di sampingnya, bahkan untuk tidur sekalipun Hansel selalu minta ditemani oleh Ara.
Semua kelakuan Hansel ini terkadang membuat Ara harus bekerja dua kali lebih keras,karena selain bersih-bersih ia juga harus mengawasi Hansel yang selalu mengekornya, jika sesuatu yang buruk terjadi pada Hansel saat bocah itu tengah bersamanya, kemungkinan besar Ara juga akan kehilangan pekerjaannya. Padahal dengan gajinya kini, Ara sudah mampu membantu ibunya bertahan dalam kesulitan ekonomi mereka, Ara juga bisa membelikan obat untuk sang ibu, sehingga membuat kesehatan ibu Dewi juga berangsur membaik. Ara juga menyisihkan sedikit uang agar suatu saat ia bisa melanjutkan pendidikannya.
Kedekatan Hansel dan Ara membuat nyonya Margaret Anderson sangat senang, kini Ara sudah resmi diangkat menjadi pengasuh Hansel. Selain ia mendapatkan gaji yang lebih tinggi, Ara juga tidak perlu untuk melakukan tugas bersih-bersih lagi, karena sudah ada orang lain yang menggantikan tempatnya, kini ia hanya perlu fokus untuk mengurus semua keperluan Hansel. Dari makan, mandi , belajar, bermain sampai tidur. Di luar dugaan Ara pekerjaannya ini jauh lebih berat dari pada tugasnya sebelum ini, jika sebelum ini ia bisa beristirahat saat pekerjaannya selesai di siang hari, sekarang ia harus tetap menemani Hansel dan menuruti semua keinginan bocah itu, Ara hanya bisa istirahat saat ia sudah berhasil menidurkan Hansel. tak jarang ditengah malam nyonya Margaret menyuruh kang Udin , supir pribadi mereka untuk menjemput Ara, karena hansel yang terus menangis meminta bertemu dengan Ara.
"Mbak Ara , nanti kalau Hansel udah besar mbak Ara mau ya jadi istri Hansel?" ucap Hansel dengan wajahnya yang imut dan menggemaskan.
Kata-kata itu sering sekali keluar dari bibir bocah berusia lima tahun ini, bahkan setelah dua tahun Ara bekerja disana, Hansel masih seringkali mengatakan hal tersebut.
Hansel sudah sangat terikat dengan Ara, bahkan membuat Hansel mengabaikan orang-orang disekitarnya, Mama, Papa, teman-teman sebayanya juga tidak bisa mengalahkan posisi Ara di dunia Hansel. Hansel akan melakukan semua yang dikatakan Ara, menjadi anak penurut hanya pada Ara. Dan itu semua membuat nyonya Margaret khawatir dengan kondisi psikis dari putranya kelak di masa depan.
Pada akhirnya setelah hampir tiga tahun Ara menjadi pengasuh dari Hansel Nathanael Anderson, sang ibu nyonya Margaret memutuskan untuk kembali pulang ke luar negeri, karena sebelumnya ia dan keluarganya pindah kemari hanya untuk proses pemulihan kesehatan ibu Margaret paska operasi pengangkatan penyakit yang dideritanya, karena udara dan suasana tenang di desa inilah yang membuat keluarga Anderson pindah kemari selama tiga tahun ini, dan sekarang sudah saatnya mereka kembali ke negara asal mereka.
Hansel terus memeluk Ara, ketika sang ibu memintanya untuk segera masuk dalam mobil untuk menuju bandara, namun Hansel justru menangis dan tidak mau melepaskan Ara.
"Hansel nggak mau pergi ! Hansel mau sama mbak Ara aja ! Mommy pergi saja sendiri ! Hansel pokoknya cuma mau sama mbak Ara, titik !"
"Hansel sayang, jangan nakal ! Hansel sekarang ikut sama mommy pulang ke rumah Hansel ya ! Hansel harus nurut sama mommy, biar mbak Ara juga nggak sedih disini nantinya, okey? Ara dengan lembut menghibur Hansel yang masih merajuk.
Meskipun dengan sedikit paksaan akhirnya.mereka bisa membawa Hansel ikut serta dengan mereka. bocah itu tetap menangis dan berteriak ketika seorang bodyguard dari nyonya Margaret dengan paksa menggendong Hansel menuju mobil.
"Lepasin ! Nggak mau ! Hansel maunya sama mbak Ara ! Hansel mau mbak Ara ! " Hansel masih saja meronta dan memukuli pria berkepala plontos itu.
"Pokoknya, Hansel bakal balik lagi , Hansel bakal jemput mbak Ara buat jadi istri Hansel ,mbak Ara harus janji tungguin Hansel !" teriak bocah itu disela tangisannya.
Ara memandang sendu kepergian keluarga Anderson yang sudah banyak membantu ia dan ibunya selama tiga tahun ini.
Siapa yang menduga bahwa ucapan bocah kecil itu akan menjadi kenyataan dimasa depan. Tidak ada yang menduga jika bocah itu ternyata benar-benar menepati janjinya.
Sepulang dari rumah keluarga Anderson, Ara dikejutkan dengan kemunculan ayahnya yang selama ini tidak diketahui keberadaannya.
TBC🥰🥰
Lima belas tahun kemudian.
"Saya terima nikahnya Sahara Puri suci binti Burhan Anggara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," Ucap seorang pria berparas rupawan itu dengan penuh percaya diri.
Setelah semua saksi mengatakan satu kata Sah maka kini resmi sudah hubungan suami istri antara Ara dengan pria yang sama sekali tidak dicintainya, Hansel.
Ara terlihat sangat anggun Dengan balutan kebaya berwarna putih, rambutnya di sanggul dengan rapi, tubuhnya yang sintal membuat semua mata terkagum-kagum dengan perawakannya yang aduhai, meski usia Ara kini sudah mencapai kepala tiga, tetapi baby face Ara tidak pernah berkurang, banyak orang yang berpikir bahwa Ara masih berusia dua puluhan.
Ditambah dengan tubuh Ara yang proporsional, tidak terlalu kurus tetapi juga tidak terlalu gemuk, berisi tanpa adanya timbunan-timbunan lemak yang tidak dibutuhkan, semakin membuat betah orang yang memandangnya, termasuk Hansel .
Sementara siapa yang mengira jika bocah kecil itu kini benar-benar menepati janjinya untuk menjadikan Ara sebagai istrinya. Hansel berdiri untuk melakukan beberapa foto bersama dengan Ara. Dia tampak tersenyum lebar, wajah campuran milik Hansel membuat semua tamu undangan khususnya para wanita terpesona dengan perawakan gempal dan dada bidang yang terbalut sempurna oleh setelan jas mahal berwarna hitam yang melekat sempurna ditubuh bak model majalah itu, warna hitam membuat kesan dingin dan kerennya semakin terpancar.
Berbeda dengan Hansel yang tersenyum cerah sembari menyalami para tamu undangan yang hadir, Ara yang berdiri disampingnya berusaha dengan sekuat tenaga agar dirinya tidak menangis, dia tidak terima dengan pernikahan ini, bukan ini yang ia inginkan dari pernikahannya.
Seharusnya saat ini yang berada di sampingnya adalah Johan kekasih hati Ara, tunangannya. Bukannya bocah cengeng yang dulu diasuhnya.
Semua ini terjadi karena kecerobohan Ara sendiri, dua Minggu yang lalu, saat pesta pertunangannya dengan Johan.
Flashback.
Setelah Ara melakukan pertukaran cincin dengan Johan , mereka berdua berkeliling menyapa keluarga dan juga teman dekat yang hadir dalam acara pertunangan mereka.
Ara menyelipkan tangannya di lengan Johan dengan mesra, bersama mereka terlihat sangat serasi, banyak teman dan keluarga yang memuji keserasian diantara mereka.
Saat itulah Ara untuk pertama kalinya bertemu kembali dengan Hansel setelah lima belas tahun lamanya, bocah kecil yang menggemaskan itu kini tumbuh menjadi sosok pria gagah nan tampan rupawan.
Untuk sesaat pandangan mata mereka bertemu, entah kenapa Ara masih bisa mengenali bocah yang di asuhnya selama hampir tiga tahun lamanya itu, mungkin karena senyuman dengan lesung pipi itu yang terasa begitu familiar bagi Ara. Ada perasaan tidak nyaman kala Hansel menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan, ada semburat liar dari tatapan pria itu yang sukses membuat tangan Ara berkeringat dan jantungnya yang kini berdegup kencang .
"Hansel? Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu ?" sapa Johan seraya memberikan pelukan hangat untuk Hansel yang anehnya masih menatap Ara dengan intens, membuat Ara semakin tidak nyaman.
"Kabarku baik kak Johan, selamat atas pertunangan mu," kembali Hansel tersenyum lebar, sesekali tatapan matanya masih tertuju pada Ara ditengah perbincangannya dengan Johan.
"Aku terkejut saat mengetahui bahwa seorang Hansel Nathanael Anderson bersedia menghadiri acara pertunangan sederhana kami," ucap Johan penuh bahagia melingkarkan lengannya di bahu Ara.
"Tentu saja aku akan hadir, aku menempatkan acara pertunangan mu di list paling atas kegiatanku hari ini," gurau Hansel yang diikuti gelak tawa keduanya.
"Terimakasih banyak, aku senang kau datang," lagi-lagi Johan menepuk bahu Hansel dengan akrab
"Jika aku tidak datang bagaimana aku bisa bertemu secara langsung dengan tunangan mu yang begitu cantik ini, kau sangat beruntung kak Johan. Bukan begitu mbak Ara ?" Hansel menekankan dua kata terakhirnya.
"Kau benar Hansel, aku adalah pria yang sangat beruntung mendapatkan Ara sebagai milikku ," Johan mengatakannya seraya memberikan kecupan di puncak kepala Ara.
Ara hanya bisa tersenyum menanggapinya.
"Mas? Aku permisi sebentar, mau ngambil minum dulu," ujar Ara minta izin kepada Johan .
" Baiklah, perlu aku temani?"
"Tidak perlu, lanjutkan obrolan kalian , aku akan segera kembali," kata Ara kemudian berlalu pergi dari hadapan Johan dan juga Hansel yang masih menatap punggung Ara yang berjalan menjauh.
Ara berjalan menuju meja panjang yang dipenuhi dengan berbagai makanan dan juga bermacam-macam minuman. Semenjak ia melihat Hansel, suasana hatinya menjadi gelisah, dia merasa seperti seorang istri yang terpergok berselingkuh oleh suaminya, padahal itu semua konyol, Hansel hanyalah bocah kecil yang diasuhnya dimasa lalu, tapi kenapa sekarang perasaan Ara menjadi seperti ini.
Ara mengambil sepotong kue, dari siang ia belum makan sama sekali karena terlalu sibuk dengan persiapan acara pertunangan ini. Ara mulai memotong kue itu menggunakan garpu kecil yang tersedia, memasukkan potongan kecil kedalam mulutnya, ia harus makan dengan agak cepat, ia tidak mau sampai terpergok sedang makan ditengah acara pertunangannya, Johan sebentar lagi pasti akan mencarinya.
Ara tersedak , ketika ia dikejutkan oleh suara pria yang paling dihindarinya, Hansel.
"Mbak Ara... "
"Uhuk...uhuk..."
"Kau baik-baik saja?" Hansel segera menyerahkan segelas minuman kepada Ara yang masih berusaha mengatur nafasnya.
Ara menenggak minuman tersebut hingga tetes terakhir, dan kembali mendapatkan oksigen untuk paru-parunya, menyerahkan kembali gelas kosong tersebut kepada Hansel, "Terimakasih," ucap Ara .
"Sama-sama," timpal Hansel dengan senyuman penuh arti tersungging di bibirnya.
Pandangan Ara berkeliling mencari keberadaan Johan, dia bisa melihat tunangannya saat ini sedang berbicara dengan tuan Robert Anderson , ayah dari Hansel, terlihat Johan tersenyum dan melambaikan tangannya pada Ara.
"Kalian mesra sekali," ucapan Hansel ini mengejutkan Ara.
"Tentu saja, kami saling mencintai," tegas Ara, ia tidak ingin ada salah paham antara dirinya dan Johan dikemudian hari.
Mungkin Ara terlalu percaya diri, atau GR , terserah. Tapi Ara merasa bahwa Hansel masih menaruh rasa padanya, yang jika dipikirkan dengan baik-baik adalah hal yang mustahil dan konyol, mengingat saat ini Hansel merupakan seorang pria tampan yang kaya raya, dimana semua wanita mengantri untuknya seperti kereta api, mana mungkin masih ada seorang Ara dalam pandangan mata Hansel.
"Cih, cinta," kekeh Hansel .
"Jika tidak ada hal lain lagi, saya permisi tuan Hansel,"
Ara tidak menanggapi Hansel lagi, ia hendak berjalan menuju Johan, ketika sesaat kemudian ia mulai merasa ada yang aneh dengan kepalanya, ia merasa pusing.
mungkin karena aku tidak makan apapun sejak siang.
pikir Ara
Ara memutar arah hendak berjalan menuju ruang istirahat yang terletak di samping ruang acara ini, tapi pandangan mata Ara semakin lama semakin kabur, semuanya terasa berputar dalam penglihatan Ara, sedetik kemudian hanya ada kegelapan yang menyambut Ara.
Kau hanya milikku...
TBC 🥰🥰🥰
Masih flashback ya readers🥰
"Araaaaaa...... " teriakan dari ibu Dewi membangunkan Ara dari tidurnya yang nyenyak.
Ara segera membuka mata, dan seketika ia berteriak saat ia melihat Hansel yang bertelanjang dada sedang berbaring di sampingnya, terlebih lagi kini dirinya hanya menggunakan CD dan bra saja. Segera ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
Sementara Hansel dengan santai mengucek matanya yang masih enggan untuk terbuka.
Segera Tuan Robert menarik tubuh Hansel memaksanya untuk bangun dari tempat tidurnya hanya dengan celana bokser pendek yang dikenakan bocah nakal itu, satu tamparan keras mendarat di wajah tampan Hansel,
"Dasar kurang ajar ! Beraninya kau meniduri calon istri sepupumu sendiri, Apa kau sudah tidak waras," teriak tuan Robert geram, kembali melayangkan tamparannya.
"Sabar Pi ! " nyonya Margaret Anderson menahan tangan suaminya yang hendak memukul putra semata wayang mereka lagi .
Sementara ibu Dewi, menangis dalam pelukan pak Burhan karena menyaksikan kejadian yang menghancurkan masa depan putrinya,
"Ibu mau mati saja Yah ! Dosa apa yang sudah ibu lakukan sampai putri ku satu-satunya bisa mengalami hal seperti ini,"
"Sabar Bu," ayah Ara berusaha menangkan istrinya,
Ara tidak tahu apa yang sedang terjadi, ia tidak bisa mengingat apapun tentang kejadian yang menimpanya semalam, dan sekarang saat ia harus melihat ayah dan ibunya menangis seperti ini membuat hati Ara juga ikut hancur. Ara mencengkeram selimut semakin erat disaat sudut matanya mulai memanas oleh air mata.
"Ara...?" Suara kekecewaan dari Johan menghancurkan seluruh hati Ara.
"Mas Johan? Semuanya tidak seperti yang terlihat, mas. Ara bisa menjelaskannya, " Ara berusaha menenangkan Johan yang sudah terlanjur kecewa padanya
"Tega kamu Ara ," air mata Johan luruh, bahkan pria itu tidak Sudi untuk mendekati Ara lagi, seakan Ara merupakan hal yang menjijikkan.
"Mas, dengerin penjelasan ku dulu ! " pinta Ara , "Hansel ? Cepat jelaskan semuanya pada mas Johan ,katakan kalau tidak terjadi apa-apa diantara kita semalam," Teriak Ara frustasi.
"Maaf mbak Ara, " lirih Hansel.
"Jangan cuma minta maaf , jelaskan semuanya sama mas Johan ! " Ara melempar bantal yang ada di sampingnya hingga mengenai tubuh Hansel.
"Kak Johan maaf, aku tidak bisa menahan diri semalam, aku pria normal," ucapan Hansel semakin membuat situasi semakin runyam.
"Bohong ! Pembohong !" Ara berteriak semakin keras, air mata nya semakin deras mengalir.
"Aku kecewa pada kalian berdua. Sahara Puri suci, mulai dari sekarang aku sudah bukan lagi tunangan mu !" Johan melemparkan cincin pasangan mereka tepat dihadapan Ara, dan berlalu dengan penuh kekecewaan.
"Mas tunggu! Mas Johan ! Jangan tinggalin Ara !" tangis Ara semakin menjadi.
Setelah semuanya mulai tenang , kini mereka kembali berkumpul di ruang keluarga di rumah Ara.
Hansel beserta tuan dan nyonya Anderson, dan juga Johan bersama kedua orang tuanya.
Mereka masih enggan untuk bertegur sapa satu sama lain, terutama Johan , ia selalu menghindari Ara.
"Jadi bagaimana solusinya ?" Pak Burhan, ayah Ara memulai.
"Yang jelas kami sudah membatalkan pertunangan antara putra kami, Johan, dengan putri anda pak Burhan ," ayah Johan mengatakan hal tersebut dengan tegas .
Ara hanya bisa menangis di dalam pelukan Bu Dewi.
"Tenang saja , Pak. Saya akan bertanggung jawab, saya akan menikahi Ara secepatnya," ucapan Hansel ini mengejutkan semua orang termasuk kedua orang tua Hansel sendiri.
"Bocah gila ! Bagaimana kau bisa menikahinya, kau sudah memiliki tunangan,bagaimana dengan Vanessa? " ucap tuan Robert yang keberatan dengan keputusan putranya.
"Aku tidak pernah setuju dengan pertunangan itu," jawab Hansel tegas.
"Maaf, Pak Burhan dan Ibu Dewi, juga nak Ara, Tante ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga kalian atas perbuatan putra kami yang begitu merugikan nak Ara. Tetapi Hansel saat ini sudah terikat perjodohan yang sudah ditetapkan oleh keluarga kami sejak kecil, jadi untuk menikahi Ara, agaknya adalah hal yang sedikit sulit untuk kami lakukan," nyonya Margaret berucap dengan lembut dan sopan berusaha menengahi masalah diantara keluarga mereka.
"Mom..." protes Hansel terhenti saat mommy nya mengangkat tangannya memberi isyarat agar Hansel diam.
" Sebagai gantinya, kami akan memberikan kompensasi kepada nak Ara,?"
Kompensasi? hah, mereka pikir,aku tidak lebih dari seorang pelacur yang menjual tubuhku, dengan harapan mendapatkan pundi-pundi rupiah, Hahaha... Hati Ara tertawa getir.
"Tidak perlu tuan dan nyonya Anderson, keluarga kami mungkin tidak sekaya keluarga anda, tetapi kami masih sanggup dan bisa menghidupi keluarga kecil kami sendiri , jika pembicaraan ini hanya mengarah kesana ,lebih baik pembicaraan ini cukup sampai disini saja, saya mewakili Ara benar-benar meminta maaf kepada nak Johan dan keluarganya, ini semua juga bukan keinginan Ara kami, sekali lagi kami minta maaf," Ibu Dewi terlihat beberapa kali menundukkan kepalanya meminta maaf kepada keluarga Johan.
Ibu Dewi tahu persis ,bagaimana rasanya dibuang setelah dipakai, ia pernah mengalaminya dimasa lalu, hingga ia harus membesarkan Ara dengan penuh air mata dan kerja keras, meskipun kini ia sudah memutuskan untuk memaafkan suaminya, dan memulai kembali kehidupan baru keluarga mereka, tapi Bu Dewi tidak akan rela jika putrinya harus mengalami hal yang sama seperti yang telah ia alami sebelumnya.
Ia ingin Ara bahagia dengan suaminya sebagai seorang istri sah, baik di mata hukum ataupun agama. Ibu Dewi tidak ingin jika putrinya , kelak hanya akan menjadi seorang simpanan .
Tidak, tidak ada satu orangpun ibu yang rela melihat anaknya menderita seperti itu.
"Ibu Dewi, kami tidak bermaksud menghina keluarga anda, kami bersungguh-sungguh ingin mencari jalan tengah dari Maslah ini," nyonya Margaret kembali berucap.
Bu Dewi melepaskan pelukannya ditubuh Ara yang masih terisak, kini wanita paruh baya yang memiliki wajah yang menolak untuk tua itu menegakkan posisi duduknya dan menatap nyonya Margaret dan tuan Robert Anderson tanpa rasa takut, "Jalan tengah yang anda bicarakan adalah memberi beberapa lembar cek kepada putri kami , benar begitu yang nyonya maksudkan bukan?"
"Ibu Dewi, selain itu kami juga akan mencarikan calon suami yang baik untuk Ara,"
"Siapa yang mau menikahi wanita yang sudah terpakai nyonya? Anda juga seorang wanita, seharusnya anda juga bisa mengerti , sesuatu yang sudah direnggut oleh putra anda adalah kehormatan tertinggi seorang wanita," ibu Dewi semakin emosi
Tuan Burhan menepuk lembut bahu istrinya untuk menenangkannya, "Sudahlah istriku, kita tanyakan dulu bagaimana pendapat Ara," usul pak Burhan lembut.
Kini semua orang menatap Ara, meminta jawaban dari wanita yang masih tertunduk dan terisak.
"Katakan nak! Apa yang kau inginkan?" ibu Dewi bertanya dengan lembut.
Ara mengangkat pandangannya, netra Ara tertuju pada Johan, pria yang baru saja melakukan pertukaran cincin dengan Ara tersebut kini hanya memalingkan wajahnya menahan air mata.
Hansel yang menyaksikan bagaimana Ara masih begitu mengharapkan Johan menjadi emosi, bagaimana Ara sama sekali tidak memperhatikan keberadaannya? Hansel jauh lebih unggul daripada Johan jika ditinjau dari berbagai aspek yang Hansel miliki,wajah tampan, tubuh atletis dan kekayaan yang berlimpah. Tapi kenapa Ara masih saja mengabaikan kehadirannya.
"Tidak peduli apa yang kalian katakan ,aku akan tetap menikahi Ara, dengan ataupun tidak adanya restu dari kalian, aku tidak perduli lagi," seru Hansel dengan tegas.
"Aku tidak mau menikahbdengan mu ! Aku membencimu ! " teriak Ara kemudian berlalu pergi meninggalkan semua orang dan berlari ke dalam kamarnya.
Namun pada akhirnya semua orang tidak bisa melawan keinginan Hansel, termasuk Ara. Hansel melakukan berbagai cara untuk membuat semua orang termasuk Ara menyetujui pernikahan ini. Hansel bahkan dengan tegas mengancam akan membuat usaha rumah makan yang dikembangkan oleh keluarga Ara bangkrut ,apabila Ara dan keluarganya kukuh untuk menentang pernikahan ini.
Sementara keluarga Anderson juga dengan berat hati menerima Ara sebagai istri Hansel , karena sang putra semata wayang mereka mengancam akan mengakhiri hidupnya jika kedua orang tuanya tetap memintanya menikahi Vanessa ,tunangan yang tidak diinginkan oleh Hansel.
Bagaimana dengan Ara? Hansel tidak peduli sekalipun Ara terpaksa menikah dengannya , yang dia inginkan hanyalah Ara akan selau ada disampingnya mulai dari sekarang.
Flashback off.
TBC🥰🥰🥰
Terimakasih banyak untuk yang sudah membaca cerita receh ku, jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like,komen, rate dan tekan tanda love nya ya ! 🙇♀️🙇♀️🙇♀️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!