NovelToon NovelToon

HELLO, DOSEN KUTUBKU

Episode 1

Mahasiswa tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya tugas, presentasi, observasi dan titik akhirnya adalah skripsi.

Katanya, mahasiswa tanpa tugas itu bagaikan langit tanpa bintang. Hampa. Kalau langit memang indah dengan bintangnya. Nah, kalau mahasiswa? Jelas tidak.

Tugas membuatku sangat pusing dan mengurangi waktu rebahanku. Dengan presentasi yang di cecar dengan berbagai pertanyaan, dan segala deadline yang menghantuiku.

Namaku Viola, Calista Viola Putri. Aku adalah anak rantau, yang berkuliah di kota Kembang. Aku tinggal di kamar satu petak bernama kosan. Aku mahasiswa semester 6 program studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di salah satu Universitas Swasta di Bandung.

Pagi ini aku ada jam perkuliahan. Alarm yang ku setel jam 05.00 ternyata tak ku dengar sama sekali. Aku pun bangun pukul 06.30

Bergegas ku untuk beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi.

"Ah sial, antri pula. Coba di kamar mandi atas" Aku pun berlari dengan membawa handuk dan pouch perlengkapan mandiku.

Segera aku berlari untuk mencari kamar mandi yang kosong.

Namun tak juga ku dapatkan. Akhirnya hampir 15 menit aku menunggu, ada salah satu yang keluar.

Cusssss, langsung aku lari. Hingga akhirnya..

“Vioo, ayo cepetan ini sudah jam 07.00 nihhh” teriak Lisa sembari mencari keberadaanku.

Satu per satu kamar mandi di ketuk. Aku pun menjawabnya

“Iya Sa, tunggu bentar, ini udah mau selesai” ucapku dari dalam.

Lisa Alina adalah teman seperjuanganku. Kami berteman sejak semester awal kuliah. Lisa berasal dari Jawa Tengah. Dengan kesabarannya, dia mampu menghadapi kelemotan ku ini. Jadi selama kita berteman 3 tahun, dia tau apa saja kekuranganku.

Setelah mandi, aku pun bergegas untuk bersiap mengenakan baju serapi mungkin dengan rambut terikat. Tak lupa ku pakai sedikit bedak dan lipstik ombreku.

“Ayo Vio. 15 menit lagi masuk” Vio menarik tangan ku menuju parkiran kos.

Dengan motor Sc**py yang ku punya langsung ku gass motor menuju kampus. Sesampainya langsung aku berlari menuju tangga, karena jika menunggu lift pasti sangat antri.

Satu per satu kami naiki, hingga tiba lah di lantai 5.

"Huh hah huh hah" aku berusaha menormalkan nafasku begitu pun Lisa.

“Vii,, lihat itu, Itu kayaknya dosen kita deh. Ayo cepet Vii” Lisa menarik lenganku dengan kencang.

Sesampainya di kelas, aku menormalkan nafas dan menunggu dosen datang. Kebetulan ini adalah pertama kali dosenku mengisi kelas perkulihan, pertemuan sebelumnya di isi dengan dosen lain yang mengampu mata perkuliahan yang sama.

Tak lama kemudian pintu pun terbuka…..

“Gantengnyaa….”

“Wah tampan sekalii….”

“Perfect”

"Harum bangett"

“Vii, lihat vii, dosennya cakep banget. Coba deh lihat”

Itulah yang ku dengar dari beberapa teman perempuanku. Ya, yang datang adalah dosen pengampu kelasku. Dia adalah Pak Hendra Bima Putra.

Dengan mengenakan kemeja biru muda dengan lengan dilipat sedikit, celana hitam panjang dan sepatu mengkilap membuat para mahasiswi bersorak ria. Belum lagi rambut klimisnya. Sangat tampan. Itu kata mereka.

Apalagi dengan beberapa prestasi yang dimiliknya.

Yang ku dengar bahwa dia adalah lulusan terbaik di Universitas Negeri di Jakarta dan juga sebagai Direktur Regional disebuah perusahaan milik Ayahnya. Star Future adalah salah satu perusahaan jasa keuangan dan investasi yang ada di Indonesia sejak abad 15 tahun yang lalu. Perusahaan yang menawarkan investasi, saham, emas dan valas.

Bagiku, dosen yang enak adalah dosen yang memberi nilai mahasiswanya harus yang manusiawi jangan sampai mempersulit mahasiswanya.

“Selamat pagi. Perkenalkan saya Hendra Bima Putra, bisa dipanggil Pak Hendra. Dan ini adalah kali pertama saya mengampu kelas kalian. Untuk yang akan presentasi silahkan dipersiapkan” Pak Hendra memulai perkuliahan pagi ini dengan mengeluarkan laptop dari dalam tas hitam miliknya.

“Belum apa-apa udah nyuruh presentasi aja, di absen dulu kek, basa-basi dulu kek, apa kek, huhh menyebalkan” gerutu ku sambil sesekali merapikan rambut.

Kelompok yang akan presentasi mempersiapkan segala hal, mulai dari laptop, LCD dan sebuah notes untuk mahasiswa yang akan bertanya.

Ditengah temanku presentasi, aku sudah merasa sangat ngantuk. Padahal semalam aku tidur tidak terlalu larut.

“Vii,, bangun Vii. Bisa-bisanya temennnya presentasi kamu malah tidur” Lisa berusaha membangunkanku.

“Viola, bangun!”

Pak Hendra yang sedari tadi memperhatikan mahasiswa presentasi mengubah arah pandangnya ke mahasiswa yang sedang duduk memperhatikan.

Di edarkan pandangan ke segala arah. Dan di temuinya salah satu mahasiswanya sedang tertidur dngan menelungkupkan wajah diatas kedua tangannya yang menilap di meja.

“Sstttt, Viiii.. Dosennya kesini” Lisa masih berusaha membangunkan dengan menyenggol kakiku dengan arogannya.

“Viona bangun Viii, ih kebo parah ini mah!”

“Vionaaa… sttt.. Lo bisa panggil ke ruangannya ihhhhh!” Lisa pun berkali-kali membangunkan ku, tak sekalipun aku melek.

Tertidur. Itulah hal yang benci oleh para pendidik ketika mengetahui salah satu mahasiswanya tak memperhatikan.

Dengan menghela napas pelan lalu berjalan mendekat ke arah mejaku.

Sementara Lisa yang duduk di samping ku, sedari tadi mencoba membangunkan hanya bisa tertunduk pasrah. Karena juga aku tak kunjung bangun. Lisa langsung mencubit tangan hingga aku yang tertidur itu pun langsung bangun.

“Sakit, Lisa!! Sial!”

Aku pun berkata nyaring dan menoleh saat mendengar suara dehaman berat yang tidak asing di telinga. Aku baru saja sadar saat suasana kelas yang hening dan semua orang kini menoleh kearah ku.

“Eh, Pa-Pak- Hendra”

“Calista Viola Putri. Keruangan saya sesudah jam kelas saya selesai!” dengan nada Killer dan mata yang tajam bak elang yang menemukan mangsanya seperti itulah dia menegurku.

"Saya dengar dari dosen pengampu sebelumnya, kamu sudah sangat sering di peringatkan. Gak ada kapoknya sama sekali!!" gerutu Pak Hendra yang masih memperhatikan tingkah Viola.

"Maaf pak, saya tidak mengulangnya lagi" hanya itu kata yang keluar dari mulutku.

Aku tak habis pikir, Pak Hendra baru pertama masuk dan bisa mengingat nama lengkapku dengan sangat tepat. Mungkin saking seringnya aku jadi bahan pembicaraan dosen, pikirku.

Semua orang di kelas menahan tawanya melihat reaksi perempuan yang di panggil dengan nama lengkapnya itu. Kelas menjadi hening kembali saat suara dehaman keluar dari lelaki sebagai dosen ini.

Aku pun merutuk dan mengumpat beberapa kali menatap punggung lelaki memakai kemeja biru muda yang kembali berdiri di depan kelas itu.

Bibirku bergerak-gerak menyumpah serapahi dosen itu. Tangannya mengerat pada jaket lalu menggigitnya karena kesal.

Dosen Es!

Dosen Kutub!

Nyebeliiiiiiinnnn……

Mentang-mentang ganteng, banyak yang suka sama dia nihhhh.

Ah sialahan banget dapat dosen ini. Umpatku.

Presentasi yang dilakukan temanku berjalan dengan lancar, walau sempat ada insiden kecil karena ulahku.

.

.

.

.

Pertemuan yang tak pernah ku harapkan. Seorang laki-laki yang menyebalkan dengan tatapan mematikan -Viola

.

.

.

'puji

.

.

.

Jangan lupa like, comment dan vote ya guys..

Salam hangat dariku♥️

Episode 2

Bukan untuk mengenal lebih jauh, tapi hanya untuk saling tau dan mengerti. Bukan tentang hal yang lebih, tapi tentang kewajaran sebuah rasa penasaran.🍂

.............................

Setelah jam kelas selesai, Viola dan temannya keluar dari ruangan.

“Vi, Sa nanti ketemu di kantin aja ya” ucap Gea sembari melambaikan tangannya.

“Jahat banget gak mau nemenin ih” gerutu Viola.

Akhirnya Viola dan Lisa berjalan ke ruangan dosen. Tepat di Gedung A lantai 2.

“Ayo Sa, temenin masuk kenapa!” pinta Viola seraya menarik tangan sahabatnya.

“Gak ah, aku di luar aja ya” penolakan dari Lisa membuat Viola harus mau tak mau masuk sendiri ke ruang dosen.

Diketuknya pintu pelan.

“Permisi” dengan membuka pintu, celingukan mencari keberadaan tempat duduk Hendra.

Aura di ruangan Dosen kutub ini sangat dingin dan berbeda!

Itulah ucapan mahasiswa yang pernah masuk ke ruangan salah satu dosen killer ini. Setiap mahasiswa masuk ke ruangan dosen ini, ada aura yang membuat mereka merinding dan bergidik.

Viola berdiri di depan meja yang berada di tengah ruangan ini, dimana lelaki yang memintanya untuk ke ruangannya.

Akhirnya Vio keluar lagi dan melihat peta tempat duduk dosen.

“Oh, oke..” ucapnya setelah mengetahui posisi duduk Si Dosen Kutub.

HENDRA BIMA PUTRA

Viola menatap nama lengkap itu di papan nama di tengah meja. Nama lengkap sang dosen killer.

“Maaf pak, Bapak memanggil saya?” tanya Viola dengan sopan. Bagaimanapun Vio mengakui atas kesalahan yang diperbuat, walaupun usia Hendra tak jauh dengannya.

“Duduk!”

Vio mengikuti ucapan Hendra dan duduk di kursi yang tersedia di depannya. Sementara itu Hendra kembali sibuk memeriksa lembar demi lembar skripsi mahasiswa bimbingannya.

5 menit….

10 menit…

30 menit….

“Maaf Pak, mau disuruh apa ya?” tanya Viola pada akhirnya menyerah.

Bayangkan saya, Viola disuruh ke ruangannya hanya untuk melihatnya sedang memeriksa skripsi para mahasiswa. Tega banget memang!

“Kamu tau salahmu apa!”

“Tau Pak, saya mengakui kesalahan saya dan saya tidak akan mengulanginya lagi” janji Viola pada dosennya

“Janji terus gak ada habisnya tuh janji”

Hening

“Dosen pengganti saya juga sering bilang kalau kamu itu sering tidur saat jam perkuliahan berlangsung dan sekarang masih bisa janji”

"Iya Pak, untuk terakhir kalinya, saya benar-benar janji tidak akan mengulangnya lagi" Viola berharap Hendra bisa memaafkan kesalahannya.

Viola hanya bisa diam dan sabar. Menahan amarahnya. Berkali-kali dia menarik nafas dan menghembuskannya lewat mulut dengan kasar.

Hufttt sabar Viii, sabarrrr. Dasar dosen muda semena-mena sama mahasiswi.

“Ini ada tugas. Buat makalah tentang bisnis. Saya kasih kebebasan mau buat tentang apa. Deadline besok pagi jam 8 harus sudah terkumpul di meja saja”

“Jam 8 pak???”

“Kenapa? Apa mau nanti sore saja jam 5?”

Uhh parah nihh, gak ada tambahan waktu sama sekali. Fiks, killer banget.

“Baik pak. Terima kasih, akan saya kerjakan dengan sangat baik. Permisi Pak”

Hanya di balas anggukan kecil darinya.

Setelah dari ruangan Hendra tadi, Viola langsung pergi ke kantin dan bergabung dengan teman-temannya yang sudah sibuk di kantin berebut makanan pastinya.

“Eh minuman gue itu!” seloroh Viola Gea kesal. Viola hanya menyengir menatap Gea tanpa bersalah sedikitpun.

“Mau balik ah!” ucapnya tiba-tiba membuat Gea, Lisa dan Yosi menatap ke arahnya.

“Kenapa? Baru aja pesenan gue datang, masa mau pulang” ucap Lisa.

“Mau apa sih jam segini balik,nongkrong dulu kali Vi” ucap Yosi.

“Gue dapet tugas buat makalah tau dari Dosen Kutub itu!! dan parahnya dikumpulkan besok pagi. JAM 8!!! Bayangin!” ucapnya sambil menggebu-gebu

“Haha siapa suruh jam pelajarannya dia lo ngebo” ucap Gea

“Namanya juga ngantuk Ge.. gue ga sadar kalo merem”

“Ayo Sa. Cepetan makannya. Apa bungkus aja” ucap Viola pengen cepet kembali ke kos nya.

“Gak ah, tunggu bentar. Gue cepet-cepet nih makannya” jawab Lisa dengan mulut penuh makanan.

“Eh ya kali, aku di kasih tugas buat makalah bisnis dikumpulkan besok jam 8. Buat candi prambanan saja sehari semalam masih kurang 1 ga jadi nikah. Apalagi ini… bisa-bisa gila mendadak aku”

“Apa hubungannya candi prambanan sama tugas proposal sih nengg” jawab Gea yang memancing gelak tawa dari teman-temannya.

"Wkwkw ya nih, gimana sih Vi. Udah disini dulu aja nunggu Lisa makan sekalian” jawab Yosi.

Mau tak mau Viola berusaha sabar dan dihabiskannya minuman es jeruk di depannya. Pikirannya berusaha mencari ide apa yang akan digunakan untuk membuat makalah nantinya.

“ah gak nemu ide sama sekali hiks hiks” pikirnya sambil sesekali memejamkan mata ditengah keramaian kantin.

“Vii. Ayo kalau mau pulang. Gue udah selesai makan”

“Oke, ayo cepetan. Nanti bocengin ya. Lagi males bawa motor soalnya” ucap Viola.

“Tunggu, sekalian. Aku sama Yosi juga mau pulang” ucap Gea sembari berdiri.

Mereka berempat berjalan menuju parkiran kampus. Di carinya satu-persatu motor dan di ingat-ingat dimana mereka tadi memarkirkan motornya.

Gea dengan motor Be*at.

Yosi diantar mobil pribadi.

Dan Lisa boncengan dengan Viola.

Matanya tak henti mencari motornya.

“Nah itu..” ucap Gea.

Akhirnya mereka berpisah di parkiran.

Viola yang masih kesal dan menggerutu sepanjang jalan pulang.

“Sumpah ya, dosen muda gak ada enak-enaknya sama sekali. Gak salah gue kalo ngasi julukan Dosen Kutub. Pas banget!”

“Sudahlah Vi, dikerjakan saja. Biar cepet kelar. Sana gih masuk duluan. Aku mau keluar dulu” ucap Lisa yang meminta Viola masuk kos dulu sedangkan dirinya masih ada keperluan diluar.

Ah kamu enak sih cuma bilang. Aku yang nglakuin pengen mledak nih kepala. Batin Viola.

“Mau kemana sih Sa? Temenin aku napa”

“Gak bisa Vi, aku udah ada janji. Sana gih masuk duluan. Selamat menugas ya cantik haha”

Dengan langkah lemas, Viola memasuki kamar kosnya.

“Harus ku mulai dari mana ini?” dengan posisi kepala disembunyikan dibawah bantal dan pantat naik ke atas saking frustasinya.

Untuk membuka laptop saja dia sudah malas apalagi harus membuat sebuah makalah.

Setelah sekian lama mengumpulkan niat akhirnya dimulailah untuk perang.

Mulai di buka laptopnya dan di ketikkan satu per satu kata dan dirangkai dalam bentuk makalah.

Hari mulai sore, dan dia pun merasa lapar.

“Sa, lagi dimana? ayo beli makan, aku lapar banget” ucapnya sembari menelpon sahabat sekaligus teman kosnya.

“Aku masih diluar Vi, sebentar lagi balik. Nanti aku sekalian beli makan siang buat kamu juga. Tunggu setengah jam lagi sampai” jawabnya.

Dengan sabar dia menunggu Lisa.

Tepat, hampir setengah jam Lisa pulang. Akhirnya dia membawa burger dan pizza.

“Uh mantap sekali. Enak Sa” dengan mulut penuh makanan dia ucapkan.

“Udah sana makan dulu, nanti lanjut lagi buat tugas”

Tanpa merespon omongan Lisa, Viola melanjutkan makannnya.

Setelah terasa kenyang, dia melanjutkan membuat tugas.

Setelah makan hingga malam hari. Akhirnya Viola memutuskan untuk beristirahat dan mandi.

Akhirnya setelah mandi dan makan malam enak juga ya. Ucapnya sembari membaringkan badan.

Hampir beberapa jam Viola beristirahat, dan dia memutuskan untuk meneruskan makalahnya.

Halaman demi halaman telat terselesaikan. Sampailah di titik akhir.

Ya, dia hampir selesai. Viola menggeliat merenggangkan tulangnya yang seakan berteriak karena hari ini dia bak kerja rodi. Jam terus berdetik.

Jam 03.00

“Finally, selesaiiiiii” teriak Viola dalam kamar kosnya.

Suaranya memecah keheningan dini hari.

Akhirnya dia langsung tidur dan menyetel alarm jam 5 pagi.

Episode 3

Halaman demi halaman telat terselesaikan. Sampailah di titik akhir.

Ya, dia hampir selesai. Viola menggeliat merenggangkan tulangnya yang seakan berteriak karena hari ini dia bak kerja rodi. Jam terus berdetik.

Jam 03.00

“Selesaiiiiii” teriak Viola dengan meregangkan persendiannya.

Akhirnya dia langsung tidur dan menyetel alarm jam 5 pagi.

……………………………

Tepat jam 08.00 Viola sudah berada di ruang dosen.

Dia melangkah mengumpulkan tugas atas hukumannya kemarin.

“Permisi”

Itulah yang diucapkan saat masuk ke ruang Hendra.

“Maaf pak. Ini saya mau mengumpulkan tugas”

“Taruh saja di meja”

Cuek banget sih. Dasar dosen muda. Iya tau deh kalau berprestasi, pinter, ganteng, jadi idaman para mahasiswi. Gak ada gitu bilang apa kek, basa basi kek. Huftt. Batin Viola.

“Ya Pak, baik”

Viola melanjutkan langkah menuju kelasnya. Bertepatan sekali ini adalah hari terakhirnya di kampus sebelum weekend tiba. Karena kalau sudah weekend, pasti dia pulang ke kampung halaman.

“Tumben Vi udah nyampe aja. Mana Lisa?” tanya Yosi yang sedang memainkan ponselnya.

“Gak tau tuh, gue berangkat duluan. Tadi habis ngumpulin tugas hukuman” ucapnya dengan nada malas.

Waktu terus berjalan hingga satu persatu mahasiswa datang memenuhi ruangan.

Mata perkuliahan dimulai. Dia mendengarkan dengan baik, tidak ada ngantuk-ngantuk lagi.

Setelah selesai, dia bergegas untuk ke parkiran motor bersiap untuk pulang karena sesuai rencana jika weekend pasti Viola akan pulang ke kampung halaman.

“Ge, nanti kalau pulang ke rumah naik kereta, travel apa mau motoran?”

“Ya kali mau motoran, capek atuh neng geulis. Gue naik kereta Vi, nih udah beli tiketnya. Eh kamu juga hati-hati loh naik motor sendirian lagi”

“Iya, udah biasa kali Ge”

Akhirnya mereka berpisah di kampus.

Viola dan Lisa segera pulang ke kos dahulu untuk mempersiapkan apa saja yang perlu dibawanya.

Hampir satu jam Viola membersihkan kamar sebelum ditinggal pergi, juga mempersiapkan apa saja yang perlu dibawa pulang kerumah.

“Oke,, beress”

Langsung dia tancap gas memilih arah ke Bandung.

Hampir 3 jam dia mengendarai motornya. Kini dia memilih istirahat di indom*rt.

“Masih jauh..ngantuk lagi”

Viola mengucek matanya yang mulai mengantuk. Akhirnya dia membeli kopi instan dan meneguknya.

“Loh loh, ko kayak si kutub sih?? Bener gak nih mataku? Ngapain coba dia ada di daerah sini”

Viola mengucek matanya dan memastikan itu bukan Hendra, dosen galak yang kemarin memberinya tugas dadakan.

Tapi benar saja, itu adalah dosen kutub.

Viola langsung membalikkan badan agar tidak dilihat oleh Hendra.

Cepat-cepat dia habiskan minuman yang di pegangnya dan melanjutkan perjalanan lagi.

Diperjalanan pikirannya tertuju pada mantan kekasihnya, Viko.

“Kenapa sih, bisa-bisanya kamu selingkuh, sama temen sekelasku sendiri. Tega banget sihh”

Pikirannya melayang mengingat kisahnya bersama Viko.

Dan dia pun bersenandung untuk mengungkapkan isi hatinya.

Mengapa kita bertemu

Bila akhirnya di pisahkan

Mengapa kita berjumpa

Bila akhirnya di jauhkan

Kau bilang hatimu aku

Nyatanya bukan untuk aku

Bintang di Langit nan indah

Dimanakah cinta yang dulu

Masihkah aku disana

Direlung hati dan mimpimu

Andaikan engkau disini

Andaikan tetap denganku

“Eits, stop Vii, stop.. hatimu sudah cukup sakit dan menangisi laki-laki itu. Yukk move on. Cayoo Viii.. cayo viii”

Itulah yang diucapkan ketika mengingat masa indah sekaligus patah hatinya kini.

Perjalanan yang ditempuh tak lagi jauh. Kini tinggal beberapa menit lagi akhirnya dia sampai dirumah.

10 menit berlalu.

“Assalamualaikum Ma” ucapnya sembari mengetuk pintu rumah modern nan asri tersebut.

“Waalaikumsalam aduh anak mama, baru sampai rumah ko cemberut sih. Ini matanya sembab pula. Pasti habis nangis ya”

“Gak ko mah, hehe”

“Ya udah sana ke kamar dulu bersih-bersih. Papa sama Kak Jovan masih diluar ada keperluan katanya sebentar lagi juga balik”

Viola berjalan menuju kamarnya, tak ada yang berubah.

Semenjak putus dengan Viko, kamarnya sekarang tak ada satu foto pun tak terpampang disana.

Hanya foto keluarga yang dia letakkan di figura diatas nakasnya.

Mungkin melupakan tidak mudah tapi aku yakin aku bisa melupakanmu Viko Pratama Handoko.

Dia beranjak dan pergi ke kamar mandi..

Hummm enak sakali.. beda dengan di kos. Oke dua hari ini akan ku manfaatkan dengan baik. Enjoy Violaaaaaa.

“Dekkk,, dekkkk,, hei rese,, ayo gih buruan kita mau makan siang nihhh” Jovan mengetuk pintu kamar mandi dengan brutal.

“Sebentar kakk, Vio masih mandi nih, nanti nyusul aja ya” ucapnya teriak dari kamar mandi.

Cepat-cepat dia mandi dan berganti baju.

Babydoll warna navy dengan rambut terurai, cantik itu lah yang patut disematkan padanya.

Dia segera turun dari kamarnya dan…

“Pak, ngapain disini??” matanya melotot kaget melihat Hendra ikut makan siang dengan keluarganya.

“Loh, kamu. Ko disini?”

“Ini rumah saya. Tugas kan sudah saya kasih di meja Pak Hendra. Ko ngintilin saya sampai rumah, apa gak dengan cara lain gitu pak?”

Jovan yang melihat adiknya nyerocos panjang lebar akhirnya menghentikan.

“Stop Vi. Ini tetangga komplek kita, Hendra. Yang kita sering main bareng waktu kecil. Apa kamu lupa?

What? Hendra? Berarti Hendra yang menyebalkan dulu? Yang selalu ngerjain aku sampai buat aku nangis?? Dan dia adalah pria satu-satunya yang galak kalau gue pake celana pendek.

“Tuh dengerin apa kata Jovan. Maaf ya Om, Tante kalau kedatangan saya membuat Viola tidak suka” ucap Hendra dengan kata-kata manisnya ingin membuat Viola muntah.

“Bukan nak, mungkin saja Viola hanya kaget. Sudah lanjutkan lagi makannya nak. Vi ayo duduk, makan” ucap Mama.

Akhirnya Viola duduk tepat di depan Hendra.

Diperhatikan wajah laki-laki didepannya dengan baik-baik.

“Ko bisa sih dunia sempit begini” batinnya dengan menyuap nasi yang ada disendok.

Akhirnya makan siangpun selesai. Jovan dan Hendra pun berbincang di ruang tamu. Sedangkan Viola yang masih sibuk membicarakan Hendra pada mamanya.

“Ma, itu ko ada temen Kak Jo sih. Kenapa gak disuruh pulang aja. Dia itu dosen Viola tau mah, galak banget. Suka ngehukum orang” bisik Viola.

“Jangan bilang kamu pernah di hukum?” mata penasaran mamanya kini balik memandang tajam anak gadis yang ada disampingnya.

“Ya ya sih Ma, tapi kan…"

Belum dia melanjutkan bicara, Mama sudah menghentikannya.

“Sudah sana bantu mama motong kue” Mau tak mau dia menuruti perkataan Mamanya dengan wajah ditekuk.

Mama paham betul siapa kamu Viola.

……………………………

Disisi lain, Hendra yang tadinya mengetahui bahwa Viola adiknya Jovan memang sengaja mengulur waktu untuk bermain lebih lama di rumahnya.

Cantik juga kalau lagi dirumah, gak kelihatan kalau dikampus hobi tidur. Batin Hendra

Sekali dua kali Hendra melirik ke arah Viola.

“Ini Pak cemilannya, ini juga minumannya” ucap Viola dengan memberikan kue dan segelas es jeruk.

Hendra yang datang sebagai tamu, diperlakukan sangat baik di keluarga Viola.

“Terima kasih”

Seperti biasa, sikap Hendra tetap saja dingin.

"HAHAHA"

Ketika Viola ingin kembali ke dapur, dia mendengar Hendra ketawa.

Dosen kutub itu ketawa?? Lagi gak sehat kali ya. Hiii serem.

Viola langsung melangkah menuju kamarnya dan memainkan ponsel.

Dikirimkannya ke grup genk nya.

Genk Ulala

"Hello gaes, kalian tau gak ada kejadian apa pagi ini. Pasti gak bakal nyangka" ketik Viola.

Beberapa detik kemudian

“Apa Vi?” Gea.

“Kejadian apa nih?” Lisa.

“Apa woy?” Yosi.

“Ciee gercep amat… ada dosen kutub main ke rumah gue. Dan kalian tau, dia temennya Kak Jovan :’( “ balas Viola.

“What!!”

“Ko bisa?”

“Dunia sempit sekali”

“Pokok tunggu aja cerita selengkapnya, gue mau bantu nyokap gue dulu byeee”

Viola mengakhiri percakapan di grup Genk nya.

Dia mengintip Hendra dan Kak Jovan dari lantai kamarnya.

Nah itu kalau ketawa ya memang cakep sih, tapi ko bisa kebetulan banget sih dia main kesini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!