Yasinta Regata, seorang wanita cantik yang sangat supel. Dulu semasa kuliah dia termasuk salah satu bintang dikampusnya. Dengan wajah cantiknya banyak laki-laki yang mencoba mengambil hatinya tapi hanya satu yang berhasil, Daniel arganta.
Hubungannya dengan Daniel berakhir dengan pernikahan tanpa restu orang tua Yasinta, karena Daniel tidak dari keluarga kaya, dan akhirnya hubungan itupun dipisahkan walaupun dengan kehadiran bayi kembar Leon Loan.
Saat ini Yasinta bekerja sebagai seorang karyawan bagian gudang. Mereka hidup sangat sederhana bersama papanya dan juga kedua anak kembarnya.
Setiap hari dia berangkat dan pulang kerja dengan menggunakan motor. Sedangkan kedua anaknya kesekolah dengan berjalan kaki karena sekolahnya tidak terlalu jauh.
Daniel arganta, cowok ganteng dan sangat pintar, yang menjadi kekasih Yasinta dan akhirnya menikah.
Setelah ditinggalkan oleh Yasinta dan membuat ibunya drop dan meninggal, Daniel akhirnya dipanggil omnya untuk kembali ke kota S, asal dari keluarganya yang ternyata juga seorang pengusaha.
Karena kepintarannya akhirnya omnya mempercayakan jabatan yang penting di perusahaan, dan mengharuskan Daniel menimba ilmu keluar negri.
Tiga tahun belajar diluar negri dia sudah kembali dan sudah fokus mengelola perusahaan. Karena kesehatan omnya sudah menurun maka dia mempercayakan perusahaanya untuk Daniel keponakannya.
Yusuf regata, ayah dari Yasinta yang terpaksa menjodohkan Yasinta dengan seorang pengusaha walaupun dia tahu Yasinta mencintai Daniel.
Meta, cewek yang cantik tapi super ganjen dan selalu iri dengan Yasinta.
Bram, cowok yang pernah ditolong oleh Yasinta saat susah dan akhirnya jatuh cinta juga sama Yasinta, tapi dia sadar tidak mungkin karena Daniel dan Yasinta saling mencintai dan hampir semua seantereo kampus tahu akan hal itu.
**
"Leon Loan, sudah belum mandinya? jangan becanda terus, nanti mama juga ikutan telat ngantornya" ucap Sinta sering orang memanggilnya kepada kedua anak kembarnya.
"bentar ma" ucap keduanya hampir serempak
"cepatan, jangan lama-lama sayang, mama nanti telat"
"ok mama baik" ucap keduanya keluar dari kamar mandi dengan dililit handuk masing-masing.
"sekarang pakai seragam sekolahnya"
"baik ma"
"kalau sudah langsung makan ya" ucap Sinta sambil berjalan ke kamarnya mengambil handuk untuk mandi.
"iya ma"
Saat Yasinta mandi kedua anaknya sudah disuapin makan oleh ayahnya yang berjalan harus pakai tongkat.
"kakek aku dikit aja" ucap Leon
"loan juga" ucap Loan
"kalian harus makan banyak, kasihan mama sudah cape cari duit dan masak lagi" ucap pak Yusuf sama cucu-cucunya.
'coba dulu aku tidak egois, mungkin anak dan cucuku sudah hidup bahagia walaupun hidup sederhana' batin pak Yusuf
"ok kakek" ucap keduanya selalu semangat persis kayak Sinta sebelum kegagalan pernikahannya dengan Daniel akibat kesalah pahaman. Dulu dia sangat ceria, baik dan suka membantu temanya yang sedang kesusahan. Tidak memilih-milih teman.
"nah gitu donk, anak pintar" ucap pak Yusuf sambil bangkit dengan tongkatnya.
"kakek mau kemana" tanya Leon
"ngga kemana-mana, ayo kalian buruan takut telat" ucap pak Yusuf
"tenang kek, kita selalu yang pertama masuk ruang kelas dan yang pertama juga keluar ruang kelas" ucap Loan juga, karena mereka memang selalu yang pertama kelar atau menjawab soal yang dikasih ibu guru.
"hebat cucu kakek, kalian harus jadi anak hebat biar mama kalian senang" ucapnya sedih.
"kok wajah kakek jadi sedih" kali ini Leon serius
"ngga nak, ayo kalian jalan keburu telat" ucapnya sambil satu tangan mengambil tas kedua cucunya dimeja disudut rumah petakan itu.
Loan dan Leon pun beranjak dan masing-masing menggendong tas rangselnya dipunggung.
"daaaa kakek" ucap mereka setelah meyalami kakeknya karena mamanya masih mandi.
Sudah kebiasaan pak Yusuf setelah kedua cucunya berangkat sekolah, maka dia akan duduk dihalaman rumah itu untuk berjemur dan menggerak-gerakkan badanya.
Setelah sakit stroke yang dideritanya, sekarang dia sudah lebih mandiri, walaupun harus pakai tongkat. diawal-awal sakit stroke dia benar-benar seperti mayat hidup. Hanya matanya yang bisa bergerak-gerak lirikannya.
"Pi, apa anak-anak sudah berangkat" tanya Sinta dari dalam rumah karena melihat papanya sudah berjemur didepan.
"sudah nak, kami sudah sarapan tadi sama anak-anak, kamu sarapan sendiri ya" ucap pak Yusuf
"iya pi"
Setelah selesai sarapan Sinta pamit sama ayahnya untuk berangkat ke pabrik tempat dia bekerja.
"pi, Sinta berangkat ya, itu piringnya belum Sinta cuci, takut telat pi. tapi nanti papi jangan angkatin ya,papi istirahat aja, itu nanti gampang pulang kerja" ucap Sinta sambil menyalami papanya lalu memakai helmnya dan menstarter motor kesayangannya.
"iya, kamu hati-hati ya" pesan pak Yusuf.
Lalu Sinta melajukan motornya keluar dari komplek dan bergabung dengan ribuan pengendara dijalan raya itu, apalagi begitu masuk areal pergudangan tempat dia bekerja, sering terjadi sedikit kemacetan.
'Syukurlah belum telat' pikir Sinta begitu sidik jarinya kebaca dimesin absen masih biru.
Lalu buru-buru dia melepas helm dan jaketnya dan memasukkannya kedalam loker karyawan.
"sin dah nyarap belum" tanya Ida rekan kerjanya yang sangat baik
"sudah tadi dirumah say" ucapnya sambil memencet handphonenya pada mode silent.
"hari ini masih ngerjain yang kemarin ya"
"iya soalnya pesanannya banyak banget, jadi inputnya otomatis banyak"
"kalau nanti aku cepat kelar, aku bantu kamu deh"
"thank you so much, kamu baik banget"
"gombal lho"
Begitulah keseharian mereka sebelum mulai serius bekerja.
Yasinta adalah wanita pekerja keras, hampir jarang pekerjaannya mendapat komplinan dari customer.
Siang harinya Ida mengajak Sinta makan di warung Padang.
"ayo makan Padang Yo, kayaknya lagi ngidam rendang nih" ucap Ida seperti wanita yang sedang hamil.
"ihhh kamu bisa aja, berapa bulan emang, siapa papanya" tanyanya becanda
"ada deh, yang penting sekarang makan rendang dulu"
"aku bawa bekal da, kita beli nasi Padangmu aja terus makan digudang ya"
"ahhh ngga asyik, ayolah, aku traktir nih, walaupun banyakan gajimu sih" canda Ida lagi.
"tapi kepala yang makan gajiku juga banyak say" ucap Sinta lagi.
"iya sih ya" ucap Ida asal
"makanya kamu cari suami lagi aja"
"ihhh kamu tuh ya, ya sudah ayo makan Padang daripada kamu ngoceh terus" ucap Sinta menggamit tangan Ida yang suka ngawur.
"nah gitu donk dari tadi, kan ga usah aku keluarin senjata pamungkas nyuruh kamu nyari laki lagi" ucap Ida cengengesan.
"ihhh nie anak ya, mulut lemes benar"
"hahahaha aku suka kamu marah kalau disuruh nikah lagi" ucapnya ketawa ngakak.
"sialan Lo"
"Tapi benar lho sin, kamu cantik, masih muda biarpun punya paket dua anak tapi aku yakin banyak laki-laki yang mau sama kamu"
"kalau aku mau cari laki lagi nanti kamu ngga kebagian lagi" ucap balik Sinta membuat Ida terdiam dan senyum.
"iya ngga apa-apa deh, yang penting kamu dapat yang baik"
"ikhlas ga" tanyanya becanda
"ikhlas seikhlas-ikhlasnya"!ucap Ida jujur sambil tetap melangkah sampai akhirnya mereka sampai diwarung Padang pinggir jalan dekat pabrik itu.
Setelah selesai makan siang Ida dan Sinta kembali ke pabrik sambil becanda.
"Hai sin, habis makan siang ya" tanya Aldo kepala bagian produksi. Aldo sudah lama suka sama Sinta, karena kecantikan dan keanggunannya, hanya saja Sinta sepertinya susah tersentuh, setiap laki-laki yang menunjukkan sinyal suka padanya pasti dia langsung atur jarak.
"iya mas" jawab Sinta pendek
"nah tuh, pangerannya datang" bisik Ida.
"sialan Lo, masa gua cari brondong" canda Sinta" buat kamu aja" lanjutnya.
"dia ngga naksir gua, dia naksir kamu"
"aku sudah paket, dia itu single, carinya ya single"
"kata siapa, dia mau kok sepaket" ucapnya sambil berlari masuk
"awas kamu ya da"
Mereka berdua kembali asyik mengerjakan pekerjaan di gudang.
**
Sementara disekolah Leon dan Loan akan masuk pelajaran kedua setelah tadi selesai istirahat.
"loan, belajar matematika lagi ya" ucap Leon
"iya nih bosan tahu, paling juga nanya-nanya itu lagi, tambahan dan pengurangan, gada tantangan" ucap Loan
"tapi kita gada pilihan, harus ikut pelajaran juga. biarin ajalah, nanti langsung kita kerjain kita langsung pulang" ucap Leon lagi
"iya sudah, ayo masuk"
"selamat siang anak-anak" sapa ibu guru
"selamat siang Bu"
"sekarang kita akan mulai pelajaran ya, sebelum belajar kita berdoa dulu" tutur Bu guru
"baik Bu" jawab mereka serempak
"siapa yang memimpin doa kita" Semua murid diam. Akhirnya Leon yang mengacungkan tangan.
"Saya aja Bu" ucap Leon
"baik, besok-besok harus gantian ya, jangan Leon terus. yang lain juga harus berani" ucap Bu guru
Setelah selesai berdoa anak-anak mulai membuka buku pelajaran yang disuruh Bu guru.
Loan dan Leon saling pandang, karena mereka sudah sangat paham dengan pelajaran ini.
"nah anak-anak dengarkan ibu ya. BLA BLA BLA BLA" ibu guru menjelaskan pelajaran itu. Leon dan Loan hanya diam memperhatikan saja, karena mereka sudah paham.
"Sekarang ibu mau tanya kalau BLA BLA BLA , gimana, ada yang tahu"
"saya Bu jadi BLA BLA BLA" ucap Loan yang diangguki juga oleh Leon.
"Bagus Loan kalian sangat pintar" ucap Bu guru
Setelah belajar beberapa lama hampir tiba waktunya pulang
"baik anak-anak, ibu sudah menjelaskan semuanya. Sekarang perhatikan soal yang dipapan tulis, siapa yang sudah benar menjawab boleh langsung pulang." ucap Bu guru sambil duduk.
Loan dan Leon ga butuh waktu lama menulis jawaban dibukunya.
"Saya dan Leon sudah selesai Bu" ucap Loan
"coba bawa kemari biar ibu lihat"
Lalu Leon membawa buku tulis mereka yang sudah mereka kerjakan.
'anak-anak ini sangat hebat dan genius' batin ibu guru
"baik, Leon dan Loan bisa pulang duluan" ucap Bu guru
"baik Bu" ucap Loan sambil membawa tasnya dipunggung lalu mereka berdua keluar dari kelas.
"Leon kita jajan dulu Yo" ucap Loan
"ngga usahlah biar kita tabung aja, biar nanti kita bisa beli handphone tanpa minta duit mama" ucap loan
"tapi handphone sangat mahal, berjuta-juta" ucap Leon lagi
"makanya kita harus menabung tiap hari"
"nabung berapa"
"ya uang jajan kitalah semua. kan mama selalu bekalin kita sepuluh ribu per orang, nah gimana kalau kita tabung tuh. sehari tabungan kita berarti dua puluh ribu. kalau dua hari sudah empat puluh ribu. kalau sepuluh hari sudah berapa"? tanya Loan sambil berhitung ditangannya
"berarti kalau sepuluh hari dua ratus ribu donk"
"nah itu kamu pintar"
"yeeee aku memang pintar"
"berarti kalau dua puluh hari jadi berapa duit donk"
"nanti aja kita hitung dirumah, saya lagi males ngitung, atau tanya kakek" ucap Loan lagi.
"sambil jalan aja hitung ditanganmu"
"aku lagi malas ah"
"ayo hitung" kekeh Leon. Akhirnya Loan berlari meninggalkan Loan yang masih menghitung ditangannya.
"kakek" teriak Leon begitu sampe halaman rumah
"kakek" teriak Loan juga
"ehhh kalian sudah pulang, gimana tadi belajarnya"
"membosankan kek, Bu guru kasih pertanyaan tambahan lagi, nggada tantangannya. Aku sama Loan langsung bisa jawablah, terus pulang deh" ucap Leon sambil meletakkan tasnya dimeja belajar dipojok ruangan itu setelah menyalami kakeknya bergantian.
Lalu mereka berdua membuka sepatu dan meletakkanya di rak sepatu dekat pintu.
"kalau sudah ganti baju langsung makan siang ya" ucap kakek sambil hendak berlalu dengan tongkatnya.
"kakek" ucap Loan tiba-tiba
"kenapa"
"kakek, kalau kami menabung dua puluh ribu satu hari, setelah dua puluh hari duit kami jadi berapa kek"
"emangnya kalian mau menabung"
"iya kek, kita mau nabung uang jajan kita buat beli handphone"
"beli handphone"
"iya kek, biar kita bisa main game mobile legend seperti teman-teman kita"
"memangnya permainan itu kalian sudah bisa"
"bisa kek"
"ohhh oklah"
"berarti nabung berapa lama kek"
"kalau dua puluh hari duit kalian berarti menjadi empat ratus ribu"
"wahhhh jadi banyak Loan" ucap Leon
"tapi kalian mau beli handphone apa dulu, merk-nya apa, typenya seperti apa"
"merk itu apa kek" tanya leon
"merk itu nama yang ada dihandphonenya, iya kan kek" ucap Loan
"seperti ini" ucap pak Yusuf sangat sabar.
"ini handphone kakek merk-nya ..., typenya harus lihat dihandphonenya lagi, begini..." ucap pak Yusuf dengan sabar menjelaskan kepada cucu-cucunya.
"tapi handphone kakek tidak bisa main game" ucap Leon spontan
"iya aku ngga mau seperti handphone kakek" ucap Loan juga
"ya sudah kalian nabung dulu, nanti kalau kurang sedikit ditambahin sama mama" ucapnya menyemangati cucu-cucunya.
"tapi nanti kalau sudah bisa beli handphone harus utamakan belajar ya, jangan mengutamakan game" nasehat kakek Yusuf
"asiaappp kakek" jawab Leon cepat
" kalau nanti nilainya menurun maka handphonenya akan kakek sita"
"ok kakek tenang aja"
"terus kita nabungnya dimana kek" ucap Leon
"oh ya itu ada toples kalian masukkan kesitu aja, terus taruh dilemari kakek, ok"
"ok kakek"
"kek aku mau telepon mama donk"
" mau ngapain" tanya pak Yusuf
"mau bilang mama supaya hati-hati"
"ya sudah ini" ucap pak Yusuf menyerahkan handphonenya kepada kedua cucunya.
ddrrrt ddrrrt
"halo pi"
"mama ini Leon sama Loan"
"kenapa nak"
"mama masih kerja ya"
"iya sayang"
"nanti pulangnya bawa ayam Krispy ya ma" ucap Leon
"itu nunggu mama gajian Leon" tukas Loan
"siapa tahu mama punya duit" ucap Leon enteng. Sementara pak Yusuf hanya terdiam memperhatikan tingkah cucu-cucunya.
'maafkan kakek nak telah membuat kalian menderita, mamamu juga begitu menderita, semua itu karena ulah kakek. kalian memaafkan kakek kan'? batinya sedih
"sudah sudah jangan berantem, nanti mama belikan, tadi pintar ngga disekolah"
"pintar ma, kita langsung disuruh pulang sama Bu guru setelah selesai mengerjakan soalnya"
"bagus kalau begitu, iya sudah mama kerja dulu ya, nanti bos mama marah. bobo siang terus jaga kakek ya apalagi kalau mau mandi takut jatuh dikamar mandi"
"ok mama"
"bye bye" sambungan telepon itu terputus.
Pagi ini terlihat kesibukan yang tidak seperti biasanya di kantor Grup Arganta. Karena hari ini ada rapat internal dari perusahaan yang membahas semua divisi.
Dilobby terlihat sudah berdiri sambil berbincang para kepala bagian menunggu sang bos muda Daniel arganta.
Dan saat sebuah mobil mewah itu berhenti dilobby kantor itu terlihat Dodo sang asisten dari bos turun dari mobil lalu membuka pintu mobil itu untuk bosnya. Dan turunlah seorang laki-laki yang sangat berwibawa dan tampan tentunya.
Begitu melihat Daniel turun dari mobil seluruh staf dan karyawan disitu seperti dikomando untuk mengucapkan salam dan selamat pagi.
Daniel langsung berjalan kearah ruanganya diikuti Dodo.
"do sepuluh menit lagi kita keruang meeting, kasih tahu mereka semua"
"baik pak" Lalu Dodo berbalik kearah semua staf yang mengikuti mereka.
"bapak-bapak sepuluh menit lagi pak Daniel ada diruang meeting, tolong semua dipersiapkan"
"baik pak Dodo"
Mereka semua menuju ruang meeting dengan berkas masing-masing. Karena hari ini pak Daniel akan melihat dan mendengar pemaparan semua divisi.
"Do, apa aja agenda meeting hari ini"
"Penjelasan dari tim audit mengenai keuangan dua tahun terakhir pak, terus bagian perencanaan mengenai pembukaan pabrik daerah B serta pemindahan kantor pusat ke kota J."
"nah ingatin saya hari ini harus jelas mengenai pemindahan kantor pusat ini" ucap Daniel. Sejujurnya yang dia pikirkan bukan masalah biaya pemindahannya tapi mengenai kota J yang menyimpan sangat banyak kenangan buruk didalam hidupnya.
"baik pak, apa bapa punya solusi daerah mana, atau ide yang harus mereka telusuri"
"nanti aja kita bahas di meeting do"
"baik pak"
"ayo kita keruang meeting, bawa berkas yang kira-kira kita butuhkan"
"baik pak, mari" ucap Dodo sambil mempersilakan Daniel untuk bangkit menuju ruang meeting.
"Selamat pagi semua"
"selamat pagi pak" ucap mereka serempak berdiri
Setelah Daniel duduk dikursi kebesarannya, Dodo langsung membuka rapat.
"Baik, selamat pagi saudara-saudara semua, hari ini kita akan mulai meeting ini dengan mendengarkan pemaparan dari masing-masing divisi. Kita mulai dari divisi keuangan, terus nanti lanjut"
Lalu tiap divisi memaparkan hasil kerjanya. Sampai tiba pada perencanaan yang utama adalah pemindahan kantor pusat.
"Begini pak, pabrik yang dikota T sudah sangat berkembang. bahkan produksinya sudah hampir menyamai produksi pabrik dan kantor utama disini. Apalagi tahun depan kita berencana membuka dikota B. jadi kalau menurut kami pemindahan kantor pusat ke kota J sudah sangat layak. Dan lagi juga investor kita juga lebih banyak berasal dari kota J."
"terus lokasinya gimana, accesnya gimana?"
"Posisi lahan kita sangat bagus pak, accesnya juga gampang masuk dan keluar tol."
"didaerah mana itu dikota J"
"daerah ini pak" ucap mereka sambil menunjukkan foto serta satu denah"ini acces jalan raya terus jalan menuju komplek dan ini jalan tol" jelas salah satu dari mereka.
Daniel melihat sketsa itu dengan seksama. Tapi lama-lama pikirannya bukan pada sketsa itu tapi malah ingat mamanya dan juga Yasinta.
'kenapa aku harus kembali ke kota ini ya, kenapa prospeknya ada disana lagi. Padahal aku sudah berhasil mengubur semuannya' batin daniel
"Bagaimana pak" tanya mereka hati-hati yang membuat Daniel agak kaget. Karena tadi dia tidak sedang memikirkan pekerjaan tapi mengingat masa lalu.
"ahhh iya, menurut saya sih ok, tapi kenapa kalian ingin kantor pusat pindah kesini" tanyanya padahal tadi sudah dijelaskan oleh stafnya.
"aaa itu pak, tadikan sudah kita jelaskan kalau itu seperti central. karena kota T sudah sangat berkembang ditambah kota B yang ingin kita buka"
"aaa iya maksudku apa dikota T kurang memadai" tanyanya lagi.
'Waduh si bos kok kayak kurang konsentrasi ya' batin Dodo
"bos mereka pilih biar posisinya ditengah dan juga kota besar, kalau kota T kan kota kecil" bisik Dodo akhirnya.
"oh ya, baiklah kita putuskan nanti ya, sekarang saya ingin keruangan saya sebentar," ucap Daniel.
" Laras tolong kamu pesankan saya kopi" perintah Daniel sama sekretarisnya.
"baik pak"
Lalu Daniel keluar dari ruang rapat menuju ruangannya diikuti oleh Dodo.
"apa anda kurang sehat pak" tanya Dodo hati-hati
"tidak"
"apa ada masalah, saya lihat tadi bapak kurang konsentrasi" ucapnya hati-hati lagi takut Daniel tersinggung.
"sok tahu kamu" ucap Daniel berbohong. Dodo pasti tidak tahu tentang perjalanan hidup Daniel dikota J. Yang Dodo tahu Daniel pernah menikah dan gagal karena istrinya meninggalkannya demi laki-laki kaya. Dodo adalah asisten pribadi Daniel tiga tahun belakangan ini atas rekomendasi omnya.
"baiklah kalau begitu pak, saya keruang meeting lagi."
"hmmmm" ucapnya sambil menunduk
tok tok tok
"masuk"
"ini pak kopinya"
"hmmm, makasih"
"apa bapa butuh sesuatu lagi"
"ngga, keluarlah"
"baik pak" ucap Laras sambil berlalu keluar ruangan.
'Aku akan kembali ke kota J, aku akan kembali ke kenangan pahit itu. Memang sih biar bagaimanapun makam mamaku masih disana, tapi untuk kenangan pahit itu aku tidak ingin mengingatnya lagi' gumam daniel
'Ahhh tidak ...semua sudah berlalu, sekarang aku sudah kaya raya, dan mungkin aku sudah bisa menyaingi kekayaan suaminya sekarang bahkan kekayaan ayahnya pasti sudah dibawahku sekarang. Aku juga harus bahagia walaupun aku sudah tidak percaya sama cinta, bulshitt tuh cinta, dengan uangku aku bisa beli wanita bahkan banyak yang lebih dari dia mengejar-ngejar aku' batinnya geram dan tersenyum sinis.
'Aku harus bangkit, kantor pusat perusahaanku harus pindah ke kota J biar orang yang dulu menghinaku sekarang menunduk didepanku, Yusuf regata , kita akan bertemu didunia bisnis, kamu akan tahu dan menyesal' gumamnya sangat geram mengingat pak Yusuf papanya Yasinta yang tega memisahkan mereka demi harta.
Setelah meneguk kopinya dua kali dia kembali keruang rapat.
"baik rapatnya kita teruskan" ucap Daniel yakin
"baik pak"
Dilanjutkan divisi selanjutnya untuk memaparkan hasil kerja mereka.
Setelah semua divisi sudah selesai memaparkan hasilnya waktunya mengambil dan mendengarkan keputusan pak Daniel sang bos.
"Baik setelah mendengarkan semua pemaparan kalian saya setuju untuk memindahkan kantor pusat ke kota J. tolong segera dieksekusi. Kalau bisa dalam beberapa bulan kita sudah pindah kesana. besok segera undang kontraktor yang akan mengerjakan dan lakukan negosiasi supaya prosesnya cepat. Kalau perlu nanti saya yang ikut bicara" ucap Daniel sangat mantap.
"Nanti bagian keuangan tolong alokasi dana proyeknya, segera setelah draft peruntukannya sudah disetujui. segera dikerjakan supaya dana jangan jadi penghalang, karena suatu proyek harus ditunjang dana kalau tidak akan mandek"
"baik pak" ucap kepala bagian keuangan
"Baik saya rasa rapat hari ini cukup sampai disini, segera laksanakan keputusan yang diambil tadi secepatnya" perintah Daniel lalu bangkit berdiri dan berlalu dari ruangan itu.
"Dodo tolong aturkan perjalana kita ke kota J sekarang. aku ingin mengunjungi makam ibuku"
"baik pak"
Satu-satunya kenangan yang ada dikota J yang tak ingin aku lupakan adalah tentang ibuku' batin daniel
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!