After Mister Jef
Mustahil
Follow Instagram @crownie_shi
Arabel Crola, gadis seusianya seharusnya ada di lingkungan kampus dan belajar dengan tekun.
Tapi kini, Abel tengah nongkrong bersama sahabatnya untuk menghabiskan sisa jam kuliahnya.
Siapa lagi jika bukan Oca, Vio. Mereka bertiga selalu saja pergi bersama.
Di sebuah kafe tepi jalan.
Oca Riselda
Bel, lo yakin mau bolos seharian? ga khawatir apa nilai kita jelek nanti?
Arabel Clora
Ngga, sama sekali. *sambil mengedikkan bahu*
Violet Putriana
Enak ya lo, ada pak Yuda yang bela dong. Lah gue? Siapa yang tanggung jawab kalo skripsi ditolak nanti? *menatap sendu es-nya*
Oca Riselda
Pak Yuda? *sambil mikir*
Oca Riselda
Oh! dosen baru itu? ih, suwer ganteng banget tau!
Oca Riselda
*gigit kuku jarinya pelan*
Violet Putriana
*menoyor pelan dahi Oca*
Violet Putriana
Lebay deh, ganteng juga my prince kuki-nya gue di Korsel sana.
Violet Putriana
*senyum miring bangga*
Arabel Clora
Udah, cukup. Kalian ribut aja dulu, gue pamit ada urusan.
Arabel Clora
*beranjak dari kursinya*
Arabel Clora
*meneguk gelas cup sampai habis*
Oca Riselda
Eh, mau ke mana, Bel? kita berdua udah relain jam pagi buat lo. Ini malah pergi.
Oca Riselda
*mendengus pelan*
Violet Putriana
Iya, mau ke mana lo?Quality time kita belum habis ya, tega banget deh.
Arabel Clora
Maafin gue, adek gue nelpon barusan. Minta permen katanya.
Arabel Clora
Bye, nanti gue chat di grup ya.
Abel pun pergi meninggalkan kedua temannya itu, tidak tahu Oca dan Vio bahwa Abel sedang membohongi keduanya.
Oca Riselda
Tunggu deh, sejak kapan Abel punya adek? bukannya dia anak tunggal ya?
Violet Putriana
Entah, gue mencium aroma-aroma kebohongan. Ada yang ga beres sama itu anak.
Oca Riselda
Nah, bener juga. Gue rasa sikap Abel rada berubah dari Senin kemarin. Kerasa, 'kan?
Violet Putriana
Ho.oh, biasanya dia gapernah cabut tiba-tiba kayak gini.
Oca Riselda
Yaudah lah, kita penasaran juga ga ada yang mau bantu jawab.
Violet Putriana
*mengangguk pelan*
Violet Putriana
*tertegun sejenak*
Violet Putriana
Terus kita ngapain sekarang, mau masuk juga udah ganti jam nih. Dosen killer, Pak Riyan.
Sementara itu ... Abel menuju ke suatu tempat.
Abel sudah memesan taksi online lewat ponselnya, dia harus cepat ke tempat itu.
Selang beberapa menit ....
Arabel Clora
Makasih, Pak.
Supir Taksi
*mengangguk pelan*
Abel pun melangkah keluar, dan menuju ke sebuah bangunan.
Rumah kediaman Vino Aldebar tampak sunyi, ruang utama dengan furniture elegant dan masih rapi.
Tapi tujuan Abel hanya satu, ke ruang basement.
Abel memanggil Vino, tidak ada sahutan.
Ekor mata Abel pun menyapu sudut-sudut ruangan itu.
Tampak sosok Vino termenung di pojok sana, tatapannya kosong.
Bima Rolen
Eh? Lo udah dateng?
Bima Rolen yang menyambutnya, pria jangkung tersebut langsung mengeluarkan isi kantung plastik yang ia bawa sebelumnya.
Seperti mengetahui arah pandanag Abel ke mana, Bima pun langsung mengalihkan perhatian gadis itu padanya.
Bima Rolen
Oh, iya. Lo udah sarapan? Mau makan bareng, gak?
Bima Rolen
*menatap santai*
Arabel Clora
Gue udah minum bubble tea tadi.
Arabel Clora
*tolak dengan halus*
Bima Rolen
*Narik lengan Abel pelan*
Bima Rolen
Udah, lo duduk sini.
Bima Rolen
Orang Indonesia, kalau ga makan nasi---belum bisa disebut sarapan.
Seperti biasa, Bima punya sikap dewasa.
Vino Aldebar
Gue pergi dulu---
Bima Rolen
*menghadang Vino*
Vino Aldebar
Ini rumah gue, kalau kalian udah selesai--sekalian tutup gerbang nanti.
Bima Rolen
Vino, lo apa-apaan. Abel dateng, bukannya lo nyambut dan cerita masalah lo. Malah ditinggal pergi?
Bima Rolen
*menatap tajam*
Vino Aldebar
Suka-suka gue lah.
Arabel Clora
Masalah apa maksud kalian?
Arabel Clora
*menyadari sesuatu yang aneh di antara dua temannya*
Bima dan Vino, jelas tingkah mereka beda. Bima punya sikap yang dewasa, tapi Vino ... Abel menganggapnya sebagai adik kecil.
Vino Aldebar
Gue mau resign jadi hacker.
This Not Your Fault
Di sebuah perusahaan megah, seorang pria jangkung bersetelan jas sedang menatap ke luar etalase.
Tampak sedang memikirkan sesuatu ....
Kevin Ardelo
Bos, data yang kamu minta ... tidak ditemukan.
Jeffrey Sanjaya
Cari lagi.
Jeffrey Sanjaya
*menatap tajam*
Kevin Ardelo
Tapi bos ....
Jeffrey Sanjaya
*sorot matanya ingin membunuh*. Cepat cari lagi!
Belakangan ini seorang Jeffrey Sanjaya tengah mencari keberadaan seseorang.
CEO sekaligus pewaris tunggal SJ grup itu sangat tegas.
Dua kata itu yang bisa mendeskripsikan sosok Jeffrey, dan tidak ada orang lain yang tahu kapan sisi berbeda dari pria ini muncul.
Sedang fokus pada pikirannya itu, Jeffrey tidak menyadari seseorang sedang membelakangi dia.
Jeffrey Sanjaya
*berbalik*
Jeffrey Sanjaya
*menatap adiknya*
Jean Sanjaya, adik dari Jeffrey itu masih menjalani bidang studi lanjutannya.
Membuat Jeffrey selalu bisa menuruti keinginan adik kandungnya itu.
Jean Sanjaya
Gue butuh uang.
Jean Sanjaya
Papa udah blokir black card gue.
Jean Sanjaya
*menatap bosan*
Jeffrey Sanjaya
Uang bulan kemaren masih kurang juga?
Jean Sanjaya
*mengingat-ingat*
Jean Sanjaya
Itu cuma seratus juta.
Jean Sanjaya
Masih kurang.
Jeffrey pun membuka brankas-nya.
Jeffrey Sanjaya
Berapa lagi?
Jean Sanjaya
Oke, segini dulu aja. Kalau kurang gue akan minta lagi kok.
Jeffrey Sanjaya
*menghela napas*
Jeffrey Sanjaya
Sampai kapan lo begini, Je? Udah kuliah, mending cari kerja sana.
Jean Sanjaya
Males, kalau gue kerja ga bakal bisa ngehabisin uang lo.
Jeffrey Sanjaya
Lo pikir dengan seperti ini, Papa dan Mama bisa berhenti bandingin lo sama gue.
Jeffrey Sanjaya
*menatap dingin*
Jean Sanjaya
Ya kita lihat aja nanti.
Jean Sanjaya
Gue cabut dulu, kuliah pagi.
Jean Sanjaya
Btw, thanks for the money.
Jean sudah keluar dari ruangan membawa sekantung berisikan uang.
Entah, begitu bisanya Jeffrey menuruti adiknya.
Kedua orang tua mereka memang selalu membedakan antara Jean dan Jeffrey.
Jeffrey yang pekerja keras, sedangkah Jean hanya bisa membuat onar.
Abel masih menatap kawannya dengan heran.
Mendengar perkataan Vino membuatnya berpikir keras.
Arabel Clora
Maksud lo apa sih, Vin.
Arabel Clora
Misi kita belum selesai!
Vino Aldebar
Gue capek, Bel.
Vino Aldebar
Gue mau tobat aja.
Vino Aldebar
Ga jadi penjahat kaya gini.
Arabel Clora
Haha, maksud lo? jadi cuma gue dan Bima yang jadi penjahat.
Bima Rolen
Bel, sabar ....
Arabel Clora
Gak bisa, Vino. Lo harus tetep sama kita.
Vino Aldebar
Tapi gue ga mau.
Arabel Clora
Ya harus mau.
Arabel Clora
Gue bayar lima kali lipat dari bayaran lo. Gimana?
Vino Aldebar
Sorry, gue bukan mata duitan.
Arabel Clora
Tapi kenapa?!
Arabel Clora
*nada meninggi*
Arabel Clora
Kalau bukan lo, terus siapa yang bakal jadi hacker kita.
Vino Aldebar
Ya terserah, cari aja orang lain sana.
Vino Aldebar
*beranjak* Kalau kalian udah selesai, cepet pergi dan tutup pagarnya.
Vino Aldebar
*pergi tanpa berucap lagi*
Mendadak Vino ingin resign dari tugasnya.
Dia sudah bosan menjadi suruhan mafia ini, ingin membunuh mencuri dan hal lainnya.
Kebetulan seseorang datang menghadang langkah pria tinggi itu.
Jean Sanjaya
Hai gaes! Gue balik bawa sesuatu.
Jean Sanjaya
*wajah sumringah*
Vino tetap menerobos pundak Jean.
Bima Rolen
Dateng juga lo bro.
Bima Rolen
*menghampiri Jean*
Arabel Clora
Jean, si Vino kenapa sih ngambek gitu.
Arabel Clora
Tiba-tiba aja dia minta putus jadi hacker kita.
Arabel Clora
Otak dia bermasalah atau gimana? *nada meninggi*
Bima Rolen
*beralih pada Jean*
Jean Sanjaya
*mengedikkan bahunya*
Jean Sanjaya
Mana gue tahu, kan baru dateng.
Bima Rolen
Biarin aja, Bel. Namanya juga bocah, masih labil. *tersenyum santai*
Arabel Clora
*menghela napas pelan* Terus, Jean ... lo ngapain ke sini? Bukannya lo masih bermasalah sama kakak lo?
Sebelumnya Jean pernah curhat pada Abel mengenai kondisinya yang sedang bertengkar dengan kakak, karena menurut Jean ... Abel mungkin bisa memberi solusi.
Abel juga punya masalah sendiri, tapi dia dapat membantu Jean untuk menemukan penyelesaiannya juga.
Jean Sanjaya
Haha, gak masalah. Asal dia kasih apa yang gue minta ... semuanya kembali seperti biasa. *tersenyum paksa*
Arabel Clora
Astaga, Bima! Kaget gue. *mengelus dada*
Bima Rolen
Sorry, kalian asyik banget curhatnya. Ini, gue nemuin secret code.
Jean Sanjaya
Hah? Mana-mana?
Sejenak memeriksa hasil temuan mereka.
Jean Sanjaya
Wah! Ini beneran kebuka!
Arabel Clora
Serius? Jadi kita berhasil ngeretas sistem mereka?
Bima Rolen
*mengangguk pelan* Hm, untuk jangka tiga hari. Kita harus cepat, jangan sampe mereka tahu kalau kebobolan.
Jean Sanjaya
Nah, sekarang apa yang kudu disiapin. Semua udah lengkap, dan ya ... gue bawa uang saku tambahan. *senyum miring*
Arabel Clora
*tersenyum puas*
Gadis Yang Hilang
Esok harinya, Jeffrey datang lebih pagi ke kantor.
Sembari fokus ke layar monitornya, mengerjakan apa yang sudah menjadi tugas.
Seorang CEO sekaligus pewaris utama SJ grup, Jeffrey memiliki banyak potensi.
Tapi ... kenangan masa lalu masih terus menghantuinya.
Mimpi buruk itu datang tiba-tiba, Jeffrey mengalami hal itu nyaris setiap hari.
Dia bahkan hampir tidak tidur sepanjang malam, demi terhindar dari mimpinya itu.
Seburuk apa bayangan yang muncul di pikirannya saat itu, Jeffrey memilih berangkat pagi-pagi sekali untuk melampiaskan kekesalannya.
Setelah pintu terbuka, wujud Kevin langsung tampak di ambang pintu.
Pria tersebut harus rela mengorbankan waktu tidur nyenyak demi ikut bosnya kerja pagi buta, padahal Kevin masih belum cukup mimpi indah.
Kevin Ardelo
Bos, ini data yang kamu minta.
Tangan Kevin menyodorkan berkas yang dia bawa ke atas meja Jeffrey.
Jeffrey Sanjaya
*ambil benda itu*
Jeffrey Sanjaya
*melihat-lihat*
Jeffrey Sanjaya
Ini catatan musibah villa sepuluh tahun silam?
Kevin Ardelo
*mengangguk singkat* Benar, Bos. Hanya villa itu yang dulu sempat kebakaran.
Jeffrey Sanjaya
*menaruh kertasnya* Di mana lokasinya?
Kevin Ardelo
Bandung, Bos.
Jeffrey Sanjaya
Bandung? Saya mau kamu cari detail yang lain, carikan daftar pengunjung waktu itu.
Kevin Ardelo
*tertegun* T-tapi bos ... sudah pasti jika buku itu hangus terbakar, peristiwa itu sangat---
Jeffrey Sanjaya
--Saya mau daftar pengunjung itu sekarang juga, mau saya potong gaji kamu? *bertindak dengan ancaman*
Kevin Ardelo
*tersentak* J-jangan, Bos! Baik saya akan cari benda itu.
Selang beberapa saat Kevin pergi lagi, guna mendapatkan apa yang Jeffrey inginkan.
Jeffrey Sanjaya
*bergumam* Gadis itu ... pasti masih hidup, 'kan?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!