NovelToon NovelToon

Mr And Mrs Arrogant

Eps 01

"Good Morning, Mom, Dad, and my handsome brother" Sapa Jen saat menuruni tangga mewah di mansionnya

"Morning" sapa semua orang

Mereka kini sedang menikmati sarapan dalam tenang, begitulah yang diajarkan Alex. Manner dalam meja makan adalah menghabiskan makan dengan tenang tanpa sepatah kata apapun

"I'm done" ucap Adik lelaki Jen

Jeremy Alexander Dirgantara, Putra kedua di keluarga Dirgantara yang kini usianya menginjak 18 tahun. Jeremy berbeda 6 tahun dengan Kakak cantiknya, Jenneira

"Hmm, mau berangkat sendiri atau bersama Daddy?" Tanya Alex yang juga sudah selesai dengan makanannya

"I will go alone, Dad"

"Okey, and you?" Alex menatap putri kesayangannya

"Aku ada pertemuan dengan klien yang kemarin baru saja mengajukan kerjasama dengan perusahaan kita, Dad" Jelas Jen yang sedang merapikan pakaiannya

"Dimana?"

"Le Jule Verne Restaurant"

"Setelah itu, kau ke kantor pusat?"

"No Dad! Ada beberapa kejanggalan pada laporan keuangan di kantor cabang. Aku akan memeriksanya nanti"

"Kenapa Dad tidak tau?"

"Karena aku yang tau lebih dulu" ucap Jen santai membuat Alex tersenyum miring

Kemudian Alex mengangguk mengerti

"Mom, Dad, Kak. Aku berangkat dulu" Jeremy beranjak mencium tangan kedua orang tuanya. Walaupun tinggal di Paris, Angel dan Alex tidak pernah menghapus nilai sopan santun Indonesia dari hidup putra putrinya

"Hati-hati sayang, jangan lupakan makan siangmu" ucap Angel

Jeremy mengangguk lalu mencium kedua pipi Mommy nya

"Oke Mom"

Jeremy beralih menghampiri Jen yang masih duduk merapikan tasnya

"Bye" ucap Jeremy sambil mengacak rambut kakaknya

"Jer!!" Pekik Jen karena Jeremy merusak rambutnya

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Apa kau sudah selesai sayang?" Angel beralih bertanya pada putrinya yang semakin kesini semakin mirip dengannya

"Yes Mom"

"Aku berangkat dulu, Mom, Dad. Byee"

"Be carefull dear and dont forget your lunch okayy??" Teriak Angel

"Okey Momm" Jawab Jen tak kalah berteriak

"Sayang, mereka sudah dewasa mereka akan makan kalau sudah waktunya" ucap Alex yang menarik tangan Angel agar menata kembali dasinya yang sengaja dia rusak

"Mereka tetap anak kecil di mataku, sama seperti dirimu yang selalu bertingkah seperti anak kecil begini" cibir Angel

Alex terkekeh

"Karena aku selalu ingin kau perhatikan"

"Aku akan memperhatikanmu tanpa kau minta, sayangku"

Alex mencium bibir dan dahi Angel sekilas

"Aku berangkat dulu, jangan lupa laporkan aktivitasmu selalu"

"Siap bos" ucap Angel sambil mencium tangan Alex

 

Jenneira Alexandra Dirgantara. Gadis berumur 24 tahun yang masih betah dengan status lajangnya. Bukan karena dia tidak ingin berpacaran, hanya saja dia ingin berpacaran dengan orang yang memang sebanding dengannya, mampu menghadapinya, dan mampu menaklukkannya. Itulah pemikiran Jen. Dan selama 24 tahun ini, belum ada seorang pun yang berhasil menaklukkan hati gadis itu. Nona muda keluarga Dirgantara yang memiliki sifat arogan, keras kepala, egois, tidak suka diatur dan tidak tunduk pada siapapun kecuali pada kedua orang tuanya. Dan yang pasti, Jenneira adalah putri kesayangan Tuan Alex sehingga sudah dipastikan dia sangat manja pada Daddynya. Namun, yang tau sifat manja itu hanya keluarganya saja. Kedua keturunan Alex ini, memiliki sifat dasar yang sama dengan Alex. Ya, Arogant.

"Selamat pagi, Nona" ucap asisten pribadi Jen saat mendapati Nona mudanya keluar dari mobil sport miliknya dengan anggun dan jangan lupakan kaca mata hitam yang bertengger sempurna di hidung mancungnya

"Pagi. Apa mereka sudah datang, Ser?"

Serena, asisten pribadi sekaligus teman baik Jen yang merupakan gadis blasteran Indonesia - paris. Serena adalah seorang blasteran tetapi Serena selalu terkagum dengan kecantikan milik Jen. Padahal, Jen bukanlah blasteran. Alex dan Angel merupakan pasangan asli Indonesia

"Belum Nona"

"What? Aku bahkan sudah datang terlambat 5 menit, tetapi mereka belum datang?" Pekik Jen sambil berjalan masuk ke ruangan restaurant yang akan digunakan untuk meeting

"Saya sudah menghubungi mereka Nona, katanya 15 menit lagi akan sampai" Serena menjelaskan dengan hati-hati karena Serena tahu betul kalau Nonanya paling tidak suka dengan keterlambatan dalam hal apapun

"Hmm"

"Apa ingin memesan sesuatu Nona?"

"I had a breakfast, hmm pesankan aku red velvet coffe latte saja"

"Baik"

15 menit kemudian

Masih belum ada tanda kedatangan klien mereka. Jen tahu klien nya ini bukan dari kalangan biasa saja yang akan takut dengan kemarahannya, tapi tetap saja Jen menjunjung tinggi 'time is money'

"Serennn!" seru Jen geram

"5 menit lagi Nona"

"What the hell? Are you kidding me? Sejak kapan kau kuizinkan mentoleransi keterlambatan klien seperti ini?"

"Nona, kerjasama ini juga menguntungkan kita dengan jumlah yang tidak sedikit. begitupun sebaliknya. dan perusahaan ini juga sudah pernah bekerja sama dengan Tuan Alex sebelumnya hanya waktu kontrak sudah habis. Jadi, bisa dibilang hubungan perusahaan kita dengan mereka cukup baik" jelas Serena panjang lebar berharap Nona Arogannya mau mengerti dan memberi kelonggaran

Sedangkan Jen? dia hanya menaikkan satu alisnya menatap Seren yang sedang menjelaskan dengan panjang lebar

"Aku sama sekali tidak peduli dengan itu semua, kau tau itu bukan?"

Seren mengangguk

"Of course, I know that. But, Please. just five minutes again miss?"

Jen mendengus

"Ok! Just five minutes"

Serena sibuk dengan ponsel nya menghubungi pihak klien agar cepat datang karena mood Jen sudah benar-benar buruk sekarang

5 menit berlalu

"Kita pergi!" Ucap Jen mengambil tasnya dan berdiri

Seren tidak bisa menahan lagi, dia hanya mengikuti Jen

Cklek

Pintu ruangan VVIP terbuka

"Hello? I'm sorry miss, I'm late" ucap seorang pria berbadan tegap dengan pakaian setelan jas serba hitam. Dia sedikit memberikan bouw pada Jen

"Ah No problem sir, sit down please" ucap Serena

"Serennnnn"

"Nona, please"

Jen mendengus lalu duduk dengan wajah kesal

"20 minutes, 35 seconds" ucap Jen

"Saya tau itu Nona, maafkan saya. Dan izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu" ucap lelaki itu dengan sopan membuat Jen cukup terkejut ternyata lelaki di hadapannya ini bisa berbahasa dengan baik

"Saya Nick. Saya asisten pribadi Tuan muda Legrand. Saya juga mohon maaf atas nama Tuan saya yang tidak bisa datang dalam pertemuan kali ini karena Tuan muda Legrand mendadak harus terbang ke Swiss karena urusan pekerjaan yang lain itu juga sebabnya saya terlambat karena saya harus mengurus penerbangan Tuan muda"

Jen semakin menajamkan matanya

"Jadi maksudmu aku sudah membuang waktu dengan menunggu selama itu tapi Tuanmu tidak datang?" Pekik Jen

Nick mengangguk

"Ya, Nona. Untuk pertemuan kali ini bisa dilakukan bersama saya, saya bisa menggantikan Tuan muda. Pertemuan selanjutnya, Tuan muda pasti turun tangan sendiri"

Jen melirik tajam Serena yang sudah menundukkan pandangannya

"Nona, saya tidak tahu kalau Tuan muda Legrand tidak bisa datang. Tuan Nick tidak memberi tahu" Serene beralasan

"Kita tunda pertemuannya sampai Tuanmu bisa menghadirinya" Ucap Jen tegas

"Nona? Tapi saya sudah terbiasa menggantikan Tuan dalam hal ini, Nona jangan khawatir" ucap Nick, dia juga takut bahwa wanita cantik di depannya akan marah dan membatalkan kerja sama yang sangat menguntungkan ini

"Aku tidak meragukanmu. Apa kau mendengar aku mengatakan sesuatu yang berartian meragukanmu?" Jawab Jen

Nick menggeleng

"Bagus. Kau atur lagi pertemuan dan pastikan Tuanmu itu datang dan jangan terlambat satu menitpun" ucap Jen tegas lalu keluar dari ruangan itu

TBC

Eps 02

Tak

Tak

Tak

Suara heels Jen menggema di lantai kantor cabang Dirgantara Company. Semua karyawan menunduk hormat melihat kedatangan Nona muda mereka. Jen berjalan tanpa menatap sedikitpun pada semua karyawan yang memberikan hormat padanya

Tanpa berkata apapun, Jen pergi masuk lift menuju lantai paling atas perusahaan

"Nona Jen? Selamat siang" Sapa orang kepercayaan Alex yang memang diperintahkan mengelola kantor cabang tersebut

"Kau ke ruanganku dan bawa Direktur keuangan menghadap padaku" Ucap Jen tegas pada pria yang unurnya 3 tahun lebih tua di hadapannya

Mark, dia mengangguk patuh. Dia tahu, hal seperti ini pasti akan terjadi

Jen kemudian melanjutkan langkahnya memasuki ruangan milik 'Presiden Direktur'

"Apa jadwalku setelah ini, Ser?"

"Kita ada pertemuan dengan Tuan Gideon jam 2 siang, Nona"

"Hanya itu?"

"Ya, hanya itu untuk hari ini"

"Hmm"

Tok tok tok

"Masuk!"

Terlihat Mark masuk dengan langkah tegapnya yang gagah dan di belakangnya diikuti seorang pria yang usianya sudah cukup matang dengan menundukkan pandangannya

"Duduklah!" ucap Jen, kedua pria tersebut duduk tepat di hadapan Jen yang sedang duduk di kursi kebesarannya

"Kalian tahu? Kenapa aku memanggil kalian kemari?" Tanya Jen ketus

"Saya tidak tahu, Nona" Jawab Direktur keuangan itu dengan sedikit bergetar karena berhadapan langsung dengan wanita cantik yang sudah jangan ditanyakan lagi keangkuhannya

"Oh ya? Jadi kau tidak tahu?"

"Ti-tidak, Nona"

"Bagaimana denganmu Mark?"

"Tentu saya tahu, ada kejanggalan pada laporan keuangan 3 bulan terakhir ini" Jawab Mark dengan tenang

"Kau! siapa namamu?" Jen menunjuk direktur keuangan itu, karena memang Jen tidak mungkin hafal nama karyawan karyawan nya

"Sa-saya Antoni"

"Tuan Antoni, direktur keuangan yang sudah bekerja selama 8 tahun di Dirgantara Company. Bisa kau jelaskan padaku bagaimana kejanggalan seperti ini bisa terjadi selama 3 bulan berturut-turut ? Bagaimana mungkin pemasukan keuangan turun hampir 50% pada bulan pertama sedangkan tidak ada laporan penurunan pasar? Lalu bagaimana mungkin di bulan kedua terjadi pembengkakan pengeluaran sedangkan tidak ada barang terbaru di pihak produksi, selain itu bahan produksi yang kita pakai di negara ini tidak mengalami kenaikan apapun di bulan tersebut. Dan bulan ketiga, lihatlah? Aku cukup terkejut bahwa keuangan perusahaan hampir turun drastis. Bisa kau jelaskan bagaimana itu semua terjadi?" Jelas Jen dengan menatap tajam pria yang sudah mulai gusar di hadapannya

"Ehm Nona, untuk bulan pertama terjadi penurunan pendapatan karena sebenarnya ada beberapa masalah pada saat itu. Ada karyawan yang melakukan kesalahan sehingga menghambat waktu produksi, hasilnya produk yang kita hasilkan tidak tepat waktu dan jumlah tidak sesuai target. Untuk bulan kedua emm, demi mengejar target yang tidak terpenuhi di bulan pertama kami memforsir segalanya pada bulan kedua itu, mengadakan lembur karyawan sehingga menambah gaji mereka agar dapat mencapai target bulan pertama dan bulan kedua. Lalu,, dan yaa di bulan ketiga, itu merupakan dampak yang terjadi akibat kasus di bulan pertama dan bulan kedua" Jelasnya dengan sedikit gugup

Jen menatapnya tajam dengan seringai yang muncul di bibirnya

Prok Prok Prok

Jen bertepuk tangan sambil tertawa keras membuat ketiga orang yang berada disana kebingungan

"Begitu ya?" Tanyanya dingin setelah dia puas tertawa

"I-iya Nona"

"Menurutmu, dengan kerugian yang dialami perusahaan karena hal ini apa akan membuatku bangkrut?" Tanya Jen

"Tentu saja tidak, Nona. Nominal tersebut tidak ada apa-apanya dengan kekayaan keluarga Dirgantara. Jadi, kehilangan uang sebesar 5 Juta Euro bukanlah apa-apa, Nona?" Jawab Direktur keuangan itu dengan bersemangat, Mark sudah menatap tajam dengan jawaban bawahannya itu. Begitu juga dengan Serena yang sudah memelototkan matanya melihat keberanian pria tua itu.

Gila ya? memang benar 5 Juta Euro tidak akan ada apa-apanya. Mungkin hanya dapat membeli 1 mobil untuk tambahan koleksi Jeremy saja. Tapi apakah dia tidak tahu kalau Jen paling membenci ketidakjelasan seperti ini?

"Tentu saja tidak apa-apa bagiku. 5 juta euro itu hanya bisa digunakan untuk membelikan 1 mobil untuk adik laki-lakiku. Tapi tentu beda denganmu, uang 5 juta euro itu bisa kau gunakan untuk memanjakan putri remajamu yang sedang gila gaya itu selama berbulan-bulan ini, apakah benar begitu?"

Sontak saja Direktur Keuangan itu gelagapaan

"Ma-maksud Nona?"

"Kau masih mau berpura-pura di hadapanku?"

"Nona.. saya tidak mengerti"

"Cih! Baiklah aku akui karanganmu tadi sangat bagus dan lumayan masuk akal. Tapi bagaimana dengan ini ?"

Brak

Jen melemparkan beberapa berkas yang merupakan bukti bahwa Direktur keuangannya itu melakukan tindak korupsi sebesar 5 juta dalam mata uang Negara Perancis, yaitu Euro

Direktur keuangan itu menatap dan membaca kertas-kertas di hadapannya dengan mata yang terbuka lebar

"No-na.. i-ni"

"Kau tahu? sebenarnya aku tadi menunggu kejujuranmu, Tuan Antoni. Kau sudah lama bekerja disini, sangat disayangkan karena gaya hidup gila milik putrimu kah sampai melakukan ini. Tapi ternyata ? Kau bukannya jujur tapi malah membual dan membuatku muak"

"Nona saya mohon maafkan saya" Antoni berlutut di bawah kaki Jen

"Memaafkanmu? Kau tau aku paling membenci pecundang sepertimu?"

"Nona saya mohon, saya melakukan ini karena saya tidak sanggup menolak permintaan putri saya"

"Yang aku tahu hanya perbuatanmu pada peruasaahn ini itu salah besar! dan kau tidak jujur padaku, jadi jangan mengharap ampunan dariku"

"Nona..."

"MARK!"

"Ya, Nona?"

"Mulai detik ini, dia dipecat! usir dia dari perusahaanku tanpa pesangon apapun. Dan masukkan namanya dalam daftar hitam. Apa kau mengerti, Mark?"

"Saya mengerti"

"Cepat keluar dari ruanganku sebelum bodyguardku yang menyeretmu keluar dari sini Tuan Antoni!"

Antoni perlahan bangkit dan keluar dari ruangan Jen setelah mengucapkan maaf sekali lagi. Dia begitu menyesal karena mengkhianati Dirgantara Company. Hidupnya sekarang akan hancur, dipecat oleh Dirgantara Company itu sama saja diblacklist di seluruh Perusahaan di kota Paris bahkan hampir seluruh Perusahaan besar di Negara Perancis sekalipun akan menolaknya mentah-mentah jika namanya termasuk dalam daftar hitam keluarga Dirgantara. Karena semua orang tahu, yang masuk ke dalam daftar hitam keluarga Dirgantara sudah pasti orang-orang yang sudah melakukan kesalahan yang begitu fatal.

Kring

Kring

Ponsel Jen berbunyi, tertulis nama Jeremy disana

"Ya hallo, ada apa?"

"Kau dimana?" Tanya Jeremy

"Kantor cabang, Bukankah tadi kau sudah mendengar percakapanku dengan Dad?" Tanya Jen

"Tidak terlalu memperhatikan, apa kau sudah makan siang kak?"

"Belum, Memangnya kenapa? tumben sekali kau peduli padaku" Tanya Jen pada adiknya yang biasanya super super cuek

"Aku hanya sedang bosan di sekolah, aku akan menjemputmu kita makan siang bersama"

"Kau itu sedang sekolah, jangan membolos"

"Sekolah ini milikku"

"Milik Daddy, bukan milikmu Jeremy!"

"Ya ya I know, tapi sekarang waktunya makan siang. Aku akan kembali ke sekolah setelah makan siang. 20 menit lagi aku sampai. Bye!"

"Hallo? Jeremyyy!!!"

"Serena!!"

"Ya, Nona?"

"Kita bertemu dengan Tuan Gideon dimana?"

"Le Taillevent, Nona"

"Itu tidak jauh dari sini bukan?"

"Benar Nona"

"Oke, kita makan siang bersama Jeremy disana saja nanti"

"Baik Nona"

TBC

Eps 03

"Nona, Tuan muda Jeremy sudah di depan" Ucap Serena yang baru saja mendapat pesan dari resepsionist bahwa Tuan muda Jeremy sudah menunggu di depan dan tidak ingin naik ke atas

"Oke, ayo"

"Saya?" Ucap Serena

"Seren, ini sudah jam makan siang. Berhenti formal padaku dan ayo ikut aku"

"Tidak Jen, mungkin Jeremy ingin menghabiskan waktu berdua dengan kakaknya. Aku makan sendiri saja"

"Kenapa itu terdengar sangat menggelikan? Adikku yang menjelma seperti beruang kutub itu tidak mungkin se sweet itu"

"Tapi tidak biasanya Jeremy mengajakmu keluar berdua. Biasanya selalu kau yang memaksanya. Aku rasa ada yang ingin dia bicarakan denganmu"

Jen berpikir sejenak

"Kau benar, tapi tunggu dulu"

Jen menghubungi adiknya

"Hallo Jer, apa kau sudah di bawah?"

"Ya, sudah"

"Apa kita hanya makan siang berdua?" tanya Jen lagi

"Maksudmu?" Jeremy heran

"Serena"

"Apa kau tidak bisa pergi sendiri tanpa Serena?"

"Baiklah" Ucap Jen akhirnya. Dia mengerti sepertinya Serena benar, ada sesuatu yang ingin dibicarakan Jeremy

"Seren, nanti kau langsung saja ke restaurant itu dan bawa segala keperluan untuk rapat dengan Tuan Gideon"

"Oke"

Setelah itu Jen bergegas turun untuk menemui adiknya dan mereka segera pergi ke restaurant yang akan dituju

Di restaurant, setelah mereka memesan tempat VIP dan memesan makanan mereka langsung makan dengan tenang seperti biasanya

Beberapa menit kemudian makanan keduanya sudah habis

"Katakan, apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Jen tiba-tiba membuat Jeremy menaikkan salah satu alisnya

"Apa maksudmu?"

Jen mendengus

"Kau tidak perlu berpura-pura. Aku ini kakakmu, tentu aku tahu kau pasti ada maksud tersembunyi dengan mentraktirku makan. Cepat katakan!" Sinis Jen menatap wajah tampan Jeremy yang tidak ada bedanya dengan Dad Alex

Rahang yang tegas, mata yang tajam, hidung yang cukup mancung untuk ukuran hidung asia. Kulit kuning langsat yang juga sama dengan Kulitnya. Rambut hitam pekat milik adiknya. Benar-benar tampan. Heh wanita mana yang tidak akan tertarik dengan pesona keturunan keluarga Dirgantara ini?

Jeremy tersenyum tipis

"Bacalah!" Jeremy menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Kakaknya

Jen menerimanya dan membacanya baik-baik

"What is this?" Tanya Jen setelah membacanya

"Kak, kau itu sudah membacanya kenapa kau masih bertanya? Bukankah otakmu itu pintar?" Ucap Jeremy datar

Dukkk

"Sial!" umpat Jeremy karena kakinya ditendang Jen yang sedang menggunakan heels

"Mulutmu itu sopan sekali bicara seperti itu padaku, mau ku adukan pada Dad?"

"Cih anak manja"

"Jeremy sudahlah, sekarang katakan kenapa kau memberikan berkas ini padaku?"

Bagaimana Jen tidak bingung? Adiknya itu memberikan biodata lengkap seorang pria yang bernama Alister Rayyan Legrand. Siapa itu? Apa pentingnya untuk Jen?. Dan bukan hanya biodata, melainkan segala hal tentang pria itu. Mulai dari sifatnya, kebiasaannya, kekurangan, dan kelebihannya, dan masih banyak lagi

"Apakah nama itu tidak ada dalam daftar nama klienmu?" Tanya Jeremy

Jen berpikir sejenak

"Ada, Tuan muda Legrand. Tapi aku tidak tahu, Tuan muda Legrand yang mana karena aku belum bertemu dengannya dan belum tahu nama lengkapnya"

Jeremy menggelengkan kepalanya menatap heran pada kakaknya

"Baca baik-baik berkas itu, nanti juga kau akan mengerti"

"Adikku sayang, mengapa tidak langsung kau katakan saja padaku?" Keluh Jen. dia benar-benar dibuat penasaran oleh Jeremy

"Itu tidak asik. Sekarang aku harus kembali ke sekolah"

"Terserah kau saja"

"Kau tidak ikut kembali ke kantor?"

"Tidak. Aku ada rapat disini sebentar lagi. Serena sudah di jalan kemari"

"Baiklah aku pergi, dan jangan lupa baca baik-baik berkas itu"

Jen berdecih

"Cih! aku tidak peduli dengan biodata orang tidak jelas ini!"

Jeremy hanya tersenyum tipis kemudian meninggalkan Jen sendiri

Sambil menunggu Serena datang, Jen memainkan ponselnya dan tiba-tiba ada panggilan video masuk dari Indonesia. Ternyata Auntynya yang menghubungi

"Assalamualaikum Aunty, I miss you so much"

"Waalaikumsalam, sayang. I miss you too. Hmm katakan, bagaimana kabarmu? Kau semakin cantik sekarang"

"I'm Good Aunty, dan Aunty Aluna juga semakin cantik sekarang. Dimana Uncle ?" Tanya Jen

"Sayang, Jen mencari mu" Aunty Aluna memanggil Uncle Rey

Jen tersenyum. Aunty dan Uncle nya selalu saja romantis, sama seperti Mom Dad nya

"Hai Girl"

"Uncle, How are you?"

"Fine. Apa adikmu sudah memberi tahumu?"

"Apa? Apakah biodata dari orang tidak jelas ini?"

"Orang tidak jelas?" Tampak bahwa Rey heran dengan ucapan Jen

"Ya. Memang siapa dia uncle, apa uncle tau? kenapa Jeremy memberikan data ini padaku?"

"Kau tidak tau dia siapa?"

"Nope.."

Kemudian terlihat uncle Rey terkekeh kecil

"Apa yang dikatakan bocah itu padamu?"

"Jeremy hanya bilang nanti aku akan mengerti sendiri?"

"Yasudah, ikuti saja kata adikmu"

"What!? Uncle, If you know something, why you dont tell me?" Ketus Jen

"Seperti kata adikmu, nanti kau juga akan tahu"

"Ah Uncle menyebalkan. Aku ingin bicara dengan Aunty saja"

"Ada apa sayang, kau terlihat kesal?" tanya Aluna

"Aunty, apa kau tahu sesuatu?"

"Tidak"

"Aunty..."

"Kau tidak ingin tahu kabar adik-adikmu"

"Aku sudah tau, setiap hari aku bertukar pesan dengan Gaby"

"Garuda?"

"Emmm, terkadang dengan Garuda juga. Aunty katakan, kenapa semua lelaki di keluarga kita sangat dingin? Dad, Uncle Rey, Garuda, dan juga Jeremy?" Tanya Jen saat dia menyadari sesuatu. Bahwa semua lelaki yang dia sebutkan tadi bukan hanya memiliki sifat arogant, tetapi juga dingin seperti beruang kutub.

Aluna terkekeh mendengarkan pertanyaan keponakannya, dia sendiri juga heran

"Memang dari sananya sayang"

"Ish.. Aunty sudah dulu ya aku harus kembali bekerja"

"Iya, jaga dirimu Jen"

"Of course. Love you aunty"

"Love you too. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Nona, Tuan Gideon akan segera sampai" Ucap Serena yang sudah masuk ke ruangan VIP di restaurant itu

Jen menatap jam di pergelangan tangannya. Masih ada 15 menit lagi, sepertinya Tuan Gideon tidak akan terlambat

"Hmmm"

"Kau penasaran sesuatu?" Tanya Jen

"Ya, sedikit. Apa yang dibicarakan Jeremy padamu?"

"Dia hanya memberiku berkas itu" Jen menunjuk berkas-berkas itu dengan malas

Serena mengambil dan membaca berkas itu baik-baik

"Mengapa dia memberimu biodata Alister Legrand? apa kau ada masalah dengan Tuan muda Legrand?"

"What? Aku bahkan tidak mengenalnya dan tidak tahu seperti apa wajahnya? Aku tidak memiliki masalah apapun" Jawab Jen acuh

"Kalau begitu, apa kau akan dijodohkan dengannya?" Tanya Serena lagi

"Hah??? Apa kau sudah gila?? Itu tidak mungkin " Ucap Jen, tapi kemudian dia tertegun dengan pertanyaan Serena barusan

Dijodohkan?

Apa itu benar? Apa mungkin Dad Alex akan menjodohkannya? Dia ingat, beberapa waktu lalu orang tuanya memang bertanya apakah dia sudah punya kekasih atau belum. Karena di usianya yang sudah matang, sudah sepatutnya dia untuk menikah

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!