NovelToon NovelToon

BEFORE WE DONE

Perkenalan Tokoh dan Awal Cerita

Nanda Alifia Darmawan, anak satu-satunya Aryo Darmawan, ibu nya meninggal sewaktu melahirkan Nanda, dan Aryo sangat memanjakan Nanda, hidupnya terfokus hanya untuk Nanda dan perusahaanya.

Ayla Putri, anak yatim piatu yang berasal dari panti asuhan, sejak Nanda kecil, Aryo membawa Nanda untuk menyantuni anak-anak panti, dari situ Nanda bertemu dan berteman baik dengan Ayla, hal itu membuat Aryo menjadi orang tua asuh untuk Ayla dan menyekolahkannya satu sekolah dengan Nanda sejak dari SD, SMP hingga saat ini dibangku SMA.

Regan Aditya, sahabat Nanda dan Ayla, mereka berteman baik sejak dari SMP, Regan yang sedari SMP slalu bermasalah disekolah, karna sedari kecil sering melihat pertengkaran kedua orang tuanya dan akhirnya Regan ditinggal pergi oleh ibu kandungnya yang berselingkuh dengan pacar gelapnya dan hal itu membawa dampak buruk pada pergaulan Regan. Regan menjadi lebih baik saat berteman dengan dengan Nanda dan Ayla, sikapnya tetap sleyengan tetapi Regan juga menjadi pelindung Nanda dan Ayla saat di SMA.

Namun saat ini, Haris Ayahnya Regan akan menikah kembali dengan wanita bernama Rini dan membawa dua anak dari pernikahan sebelumnya bernama Raja dan Olivia.

Raja pria cerdas dan pintar, mendapatkan bea siswa karna kepintarannya, namun sikapnya dingin dan penuh ambisi, entah apa yang ada dalam pikirannya, penuh misteri dan tidak mudah ditebak, raja sangat tertutup dan tidak mudah dimengerti.

Sarah, pacar Raja dikota B, namun mereka harus menjalankan LDR ketika Rini, ibunya Raja menikah dengan Haris dan ikut tinggal bersama dikota J. Sarah wanita satu-satunya yang bisa membuat Raja terbuka dan sangat memahami karakter Raja.

***

"Ay.. Sepertinya aku datang bulan, apa kamu bawa pembalut?" Tanya Nanda pada Ayla sahabat baiknya.

Ayla berdecak, "Ck kamu ini Nan, slalu aja begitu, tapi aku lagi gak bawa pembalut."

"Yahh terus gimana dong?" Nanda terlihat tidak bersemangat, "Aku takut tembus Ay."

Ayla tampak berfikir. "Sebentar lagi Kelas Regan kan lagi kelas olahraga, dia aja kamu suruh beli pembalut di mini market depan sekolah." Ide dari Ayla.

Nanda tersenyum, "Ohh Ayla, kamu ini slalu bisa cari solusi untuk masalahku, I love U Ay.." Nanda memeluk Ayla dari samping.

"Dihh, kamu masih waras kan? gak lessbii kan Nan?" Ayla mengernyitkan dahinya.

Nanda tertawa, "Ahahaha aku masih normal Ay."

"Sudahlah Nan, lebih baik sekarang aku cari dulu Regan, kamu disini aja, takutnya nanti banyak gerak malah tembus."

Ayla bergegas keluar kelas sebelum guru mata pelajaran selanjutnya datang, ia mencari Regan kekelasnya.

"Regan..." Panggil Ayla percis didepan kelas Regan.

Regan menoleh kesumber suara dan menghampiri Ayla.

"Hai Ay, ada apa?"

"Nanda datang bulan, dan dia lupa bawa pembalut, aku juga gak bawa, dan sebentar lagi kelas dimulai, kamu bisa beliin ke mini market sebrang?"

"Beli pembalut? gila Ay, engga ah.." Tolak Regan.

"Tega kamu Re, Nanti kalo Nanda tembus terus nangis gimana?" Ancam Ayla, karna Ayla begitu tau kelemahan Regan yaitu sikap Nanda yang gampang merajuk dan cengeng.

"Haishh, baiklah, kirim gambarnya ke aku yang kayak gimana." Regan berlari menuju gerbang sekolah.

***

Jadi Ayah akan menikah lagi Re?" Tanya Nanda dan Ayla bersamaan.

Regan mengangguk, "Ayah juga butuh istri yang akan merawat dia Nan, Ay."

"Calon istrinya Ayah baik Re? Kamu kenal?" Tanya Nanda penuh kelembutan.

"Udah dua kali aku ketemu, baik sih, calon ibu tiriku punya satu anak lelaki umur dua tahun diatasku, dan satu anak perempuan masih SMP kelas dua kayaknya. Tapi nanti kakak tiriku belum ikut pindah kesini, Karna nanggung, katanya sih sekarang kelas tiga, dan akan ikut nyusul kesini setelah lulus dan meneruskan kuliah disini."

Nanda dan Ayla saling pandang, dan hal itu dilihat oleh Regan.

"Gak usah mikir aneh-aneh deh.. Aku gak apa-apa, malah aku seneng akhirnya Ayah ada yang ngurusin." Regan menghela nafas, "Kalian akan dampingin aku pas nikahan Ayah minggu depan kan?"

Ayla mengangguk, sementara Nanda, "Maaf Re, minggu depan kan jadwal aku nemenin Papa kemakam Mama. Tapi kalo pulang lebih cepet, nanti aku mampir ya." Ucap Nanda.

Regan memasang wajah sendu, "Iya gak apa-apa Nan."

Ayla memandang wajah Regan yang penuh harap pada Nanda.

Ayla sangat tau, Regan begitu perduli dan rela berkorban pada Nanda, dan hal itu sedikit membuat hati Ayla bersedih, ya Ayla menyimpan hati pada Regan, hanya saja ia menyimpan rapih perasaanya itu, karna tidak ingin persahabatan bersama Regan dan Nanda hancur negitu saja.

Begitupula Regan, dalam diam, ia menyukai Nanda, namun Regan memilih untuk menyukai Nanda dalam Diam, menjaganya dan slalu berkata tidak pada setiap permintaan Nanda.

***

Pulang sekolah, Nanda sudah dijemput oleh supir pribadinya, sedangkan Ayla, meski Nanda sering mengajak Ayla untuk tinggal bersama namun Ayla slalu menolak dengan alasan tidak ingin meninggalkan panti karna masih berharap orang tua yang dulu menitipkannya dipanti akan menjemputnya kembali.

Regan mengantar Ayla pulang dengan motornya, karna arah ke panti dan rumahnya masih satu arah, berbeda dengan Nanda yang tidak searah dengan rumah Regan dan panti tempat Ayla tinggal.

"Kamu menyukai Nanda?" Tanya Ayla tiba-tiba.

"Apa sih Ay." Regan mencoba ngeles.

"Ck, kelihatan banget kalo kamu menyukai Nanda tau Re.."

"Lihat dari mana? kamu udah kayak cenayang aja Ay."

"Gak coba bilang sama Nanda Re? nanti keburu direbut orang lho." Goda Ayla pada pada Regan.

"Jangan mikir macem-macem Ay, aku gak mau nanti Nanda mikir macem-macem dan jadi jauh sama aku, jaga jarak sama aku."

Ayla tertawa, "Muka kamu lucu kalo lagi panik Re."

"Stop Ay, jangan ledekin aku terus."

"Duhh calon dokter ngambekk." Ledek Ayla.

"Disebut dokter? Aamiin deh Aamiin.." Regan melirik ke spion motor melihat Ayla dari kaca spionnya. "Dan sekarang stop ledekin aku Ay, atau aku turunin kamu di pinggir jalan."

"Ish.. Emangnya Tega Re turunin aku dijalan?" Ayla mencibir Regan.

"Ya mana tega Ay, kamu sahabat aku, makanya stop ledekin aku terus."

"Sahabat.. Hatiku lebih dari sahabat Re, kamu spesial dihati aku." Batin Ayla.

Hening sejenak..

"Ay.. Ay.. tidur ya? Koq diam aja?"

Regan menepikan motornya dikedai es kelapa muda.

"Neduh dulu yuk Ay.." Ajak Regan.

"Ditraktir nih?" Tanya Ayla yang kemudian turun dari boncengan motor dan melepas helmnya.

"Biasa juga aku traktir Ay." Regan menaruh helmnya di stang motor.

Ayla nyengir dan merapihkan rambutnya.

Mereka duduk di satu meja dan berhadapan.

"Nanda ngambek nih kalo gak diajak." Ucap Ayla sambil menyesap air kelapa digelasnya.

"Eh foto yuk Ay, kita buat Nanda ngambek." Ajak Regan.

"Yakin Re? nanti kalo Nanda ngambek gimana?"

"Sengaja." Regan mengeluarkan ponselnya dan mulai selfie bersama Ayla sambil menunjukan gelas berisikan minuman kelapanya.

"Jangan iseng Re." Ucap Ayla.

Regan tersenyum ala Devil, sementara Ayla hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Regan mengirim foto dirinya bersama Ayla kepada Nanda, namun pesan itu hanya terbaca tanpa dibalas oleh Nanda. Padahal biasamya Nanda bukan type yang lama membalas pesan apa lagi sampai tidak membalas pesan walaupun hanya sebatas membalas 'Oke'.

"Tuh kan Nanda pasti ngambek Re, Nanda gak bales chat kamu."

"Gak mungkin Ay, sengambek-ngambeknya Nanda gak pernah dia diam dan mengabaikan pesan masuk." Regan tampak berfikir, "Nanda kenapa ya Ay?" Tanya Regan mulai khawatir dan menatap layar ponselnya.

Drtt.. Drttt

Ponsel Ayla bergetar, Nanda menelpon Ayla.

"Nanda Re..." Ucap Ayla sambil memperlihatkan layar ponselnya pada Regan.

"Angkat Ay.."

(Halo Nan...)

(Hiks.. Hikss..) Terdengar suara isak tangisan.

(Nan, kamu kenapa?) Wajah Ayla mulai serius,

Regan mengambil paksa ponsel Ayla,

(Halo Nan, ini Aku, Regan)

(Re...Hiks..)

(Kamu kenapa Nan...?)

(Re.. Aku harus gimana?)

(Nan, tenang ya, tarik nafas dan hembuskan perlahan, cerita pelan-pelan, kamu kenapa? hem?)

Tut.. Tuttt..

Panggilan terputus..

"Sh*it" Umpat Regan sambil berdiri dari duduknya dan mencoba menghubungi balik ponsel Nanda, namu tidak aktif.

"Ada apa Re?" Tanya Ayla yang sedari tadi ikut panik.

"Sambungan terputus dan Ponsel Nanda mati." Regan menatap mata Ayla.

"Kita kerumahnya Nanda aja Re.." Ajak Ayla.

"Ayo." Regan membayar dua gelas yang tadi dipesan kemudian naik kemotornya dan berbalik arah untuk menemui Nanda.

.

.

.

Hai hai Readers..

Selamat datang dikarya terbaruku "BEFORE WE DONE"

Seperti biasa, bantu dukungan untuk karya recehku dengan Like, comment, Hadiah dan Vote ya.

Yang sudah mampir coba say hai dikoment dong. Masih pada inget sama othor gak ya.

Tinggalin jejak yuk biar othornya bahagian 😘

Tiga Sahabat

"Pegangan yang erat Ay, aku mau ngebut." Ucap Regan.

"Jangan ngebut Re." Pinta Ayla.

"Ga bisa Ay, Nanda lagi gak baik-baik aja."

"Baiklah Re, hati-hati." Ucap Ayla menyerah.

Satu tangan Regan meraih tangan Ayla dan melingkarkannya diperutnya. "Aku bilang Pegangan yang erat Ay."

Deg...

"Andai bisa terus seperti ini , Re.." Batin Ayla.

Regan benar-benar mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, Ayla memeluk erat Regan dan menyandarkan kepalanya dipunggung Regan. Namun hal itu sama sekali tidak membuat Regan risih, karna Regan slalu menganggap Ayla sebagai sahabatnya.

"Smoga waktu bisa berjalan lambat saat aku bersamamu Re.." Gumam Ayla yang tidak terdengar oleh Regan.

Setelah lima belas menit, mereka tiba dirumah Nanda yang cukup mewah itu.

"Bi, Nanda dimana?" tanya Regan pada Bi Asri, asisten rumah tangga senior dirumah Nanda.

"Non Nanda dihalaman belakang, sedang berenang." Jawab Bi Asri.

Regan mengernyitkan dahinya kemudian menatap Ayla, sementara Ayla hanya mengerdikan bahunya.

"Mau masuk atau nunggu diruang tamu Den Regan dan Non Ayla?" Tanya Bi Asri.

"Kita mau masuk aja Bi." Jawab Ayla.

Regan dan Ayla memang sering bermain dirumah Nanda, semua pekerja dirumah Nanda sudah mengenal Regan maupun Ayla, dan merekapun diberikan akses bebas keluar masuk oleh Nanda dan Aryo.

Regan dan Ayla berjalan menuju halaman belakang, tempat dimana Nanda sedang berenang.

"Sepertinya Nanda baik-baik aja." Bisik Ayla pada Regan saat melihat Nanda yang tengah asik berenang dan belum menyadari kedatangan Regan dan Ayla.

"Dan kita dikerjain sama Nanda, Ay.." Balas Regan.

"Kamu sih, pake pamerin kita lagi minum es kelapa, kayak gak tau aja balas dendam nona muda lebih kejam." Ayla tertawa.

Nanda naik keatas permukaan dengan masih memakai baju renang yang cukup sexy.

Regan seketika memejamkan mata lalu memutar tubuhnya dan membelakangi Nanda.

"Udah dateng?" Tanya Nanda tanpa perasaan bersalah.

"Pake handuk kimono kamu Nan!!" Perintah Regan.

"Halah Re.. bukannya biasa sering lihat cewek tanpa busana yak." Sindir Nanda yang malah asik meminum jus jeruknya.

"Itukan video Nan, bukan langsung, cepet kamu pake kimono kamu, aku nih lelaki normal Nan."

Nanda tertawa, "Ya kali sahabat mau kamu makan juga Re." Nanda meraih dan memakai handuk kimononya.

"Udah Nan jangan ngejawab aja kalo lagi dibilangin, cepet pake handuk kimono kamu."

"Udahh.." jawab Nanda.

Nanda, Ayla dan Regan duduk bersama dikursi santai.

"Jadi yang tadi itu ngeprank, Nan?" Sindir Ayla.

"Keterlaluan kamu Nan, kita berdua udah panik takut kamu kenapa-napa." Sahut Regan.

Nanda tertawa, "Ahahahaha siapa suruh kalian minum es kelapa ga ngajak aku."

"Gak lucu Nan, Gak tau apa nih anak bawa motor udah kayak mau nyaingin Valentino Rosi."

"Widihh.. Besok jadi pembalap dong Re?" sindir Nanda.

"Ck, bukan pembalap, aku mau jadi dokter." Regan mengambil gelas berisikan jus jeruk milik Nanda dari tangannya kemudian meminumnya.

"Lain kali jangan ngeprank bgini lagi Nan, aku sama Regan bener-bener panik." Ayla berucap lembut.

"Iya Ay, Maaf.." Nanda memeluk Ayla dari samping.

"Ikut pelukkk." Sahut Regan sambil membentangkan kedua tangannya.

Nanda menjulurkan lidahkan tanda meledek Regan. "Ga boleh peluk." Ucapnya yang membuat Regan tertawa.

"Ay nginep sini ya, besok kan kita libur." Pinta Nanda saat mereka menikmati sore dihalaman belakang rumah Nanda.

"Ayla doang yang diajakin nginep, aku engga." Regan memasang wajah ngambek.

"Kalo aja kamu cewek, aku ajakin nginep juga Re." Nanda tertawa, dan Ayla pun ikut tertawa.

"Nginep juga gak akan aku apa-apain." Balas Regan.

"Kita berkemah aja Nan, disini." Ide Ayla.

"Ah kamu betul Ay, kita berkemah dihalaman rumahku aja, pake dua tenda, Regan biar sendiri."

"Boleh lah, yang penting ngumpul." Ucap Regan bersemangat.

"Kamu emang bawa baju ganti Re?" Tanya Ayla karna saat ini mereka masih memakai seragam sekolah.

"Kamu juga gak bawa baju ganti Ay."

"Ishh.. Alu sih bisa pake baju Nanda, ukuran baju kita seukuran."

"Ya udah nanti aku pinjam baju dan sarung pak Amin aja." Jawab Regan cuek.

"Pak Amin security rumahku Re?" Tanya Nanda.

"Iya Nan, cuma buat tidur ini."

"Ishh kamu gak apa-apa pake baju pak Amin? atau nanti pake baju Papa aja ya?"

"Jangan Nan, aku ga enak kalo pake baju Om Aryo."

"Siapa yang ga enak pake baju Om?" Suara bariton seseorang yang ternayata adalah Aryo.

"Eh Om, udah pulang?" Sapa Regan kemudian berdiri dan mencium punggung tangan Aryo, dan Ayla pun mengikutinya.

"Kamu dan Ayla sahabat Nanda dan Nanda sangat menyayangi kalian, itu tandanya kalian juga sudah Om anggap anak Om sendiri. Menginaplah disini, nanti kamu bisa pakai baju Om, ada beberapa yang belum pernah Om pakai, kamu bisa pakai." Ucap Aryo.

"Papa memang terbaik." Nanda berhambur memeluk Aryo.

"Kalian tidak ingin ikut berpelukan?" Tanya Aryo yang masih membentangkan kedua tangannya.

Regan dan Ayla masih diam karna Ragu.

"Ayo, kalian juga anak-anak Om." Ucap Aryo.

Ayla mendekat dan ikut memeluk Aryo bersama Nanda, dan disusul oleh Regan.

"Kalian harus terus bersama ya, saling menjaga dan menyayangi." Ucap Aryo dengan penuh haru.

***

"Kapan Bang Raja akan menyusul kita, Bu?" Tanya Olivia yang sedang membantu Rini mengemas pakaiannya.

"Setelah Abangmu lulus sekolah dan kuliah disana." Jawab Rini.

"Tak bisakah aku kuliah disini saja Bu?" Tanya Raja.

Rini menghela nafas. "Raja, kamu tau betul, sekarang kehidupan kita bergantung pada Haris Ayah sambungmu."

"Raja bisa mendapatkan beasiswa Bu, Raja tetap bisa kuliah disini."

"Iya Ibu tau kamu bisa mendapatkan beasiswa, tapi bagaimana dengan kehidupanmu sehari-hari Ja? kamu harus membayar kost, makan dan transportasi juga. Ibu tidak sanggup. Rumah ini masa kontraknya akan habis bertepatan dengan kelulusan kamu nanti Ja, dan Ibu tidak bisa membayar untuk meneruskannya."

Raja yang masih duduk menyugar rambutnya frustasi.

"Raja, mengertilah, setelah lulus sekolah, ikutlah pindah bersama Ibu dan Olivia."

Raja mengangguk meski tidak berbicara apapun. Dalam pikirannya, ia tidak mau berpisah dengan Sarah, cinta pertama sekaligus kekasihnya sejak satu tahun lalu.

"Tapi maaf bu, Raja tidak bisa hadir dipernikahan Ibu dan Om Haris."

Rini menatap wajah Raja yang slalu tidak bisa ditebak. "Terserah kamu Ja, meski Ibu menangis dan memohon padamu, kamu pasti tetap pada pendirianmu."

Pada awalnya Raja tidak menyetujui sang ibu akan menikah kembali, Raja tidak menginginkan memiliki ayah sambung dan saudara tiri, terlebih saudara tirinya juga seorang pria yang usianya hanya berbeda tiga tahun. Namun Rini sang ibu terus meyakinkannya bahwa ini jalan satu-satunya agar Olivia yang masih duduk dibangku SMP, tidak putus sekolah, karna Haris meskipun bukan golongan orang kaya, namun kehidupannya berkecukupan, terlebih pekerjaannya yang merupakan pegawai negri sipil. Rini berfikir, jika suatu saat nanti ditinggal meninggal lagi oleh suami keduanya itu, dia akan mendapatkan uang pensiunan setiap bulannya dan tidak perlu membanting tulang seperti saat ini sebagai pemilik catring kecil-kecilan hanya untuk menyekolahkan Raja dan Olivia, membayar kontrakan dan makan sehari-hari.

Haris bertemu dengan Rini saat acara dikota B, saat itu Haris mengisi acara seminar dikota B, dan bertemu dengan Rini yang menyediakan catring untuk acara seminar tersebut.

Haris yang tinggal selama satu minggu dikota B sangat menyukai masakan Rini sehingga memesan untuk catring hariannya kepada Rini slama tinggal dikota B, sejak saat itu mereka semakin intens berhubungan hingga Haris kembali ke kota J.

.

.

Silahkan Favoritin dulu ya, dan baca saat Bab sudah banyak.

Jangan Lupa kasih Bunga dan Kopi biar Author bahagia 🤭🤭

.

.

...Dukung Author yuk, dengan Vote, like dan coment agar tetap semangat....

Adik Tiri Regan

Jadi cita-citamu menjadi dokter?" Tanya Aryo pada Regan saat makan malam bersama dirumah Aryo.

"Iya Om, doakan ya Om, smoga saya bisa mendapatkan beasiswa, jadi tidak terlalu memberatkan Ayah untuk biayanya."

"Hmm.. Bagus itu Re, jika nanti kamu tidak dapat beasiswa, Om yamg akan jadi orang tua asuh Mu dan membantu biaya kuliahmu, sama seperti Ayla."

"Jangan Om, saya tidak mau Om." Tolak Regan.

"Why?" Tanya Aryo.

"Iya, kenapa gak mau Re?" Sahut Nanda.

"Maaf sebelumnya Om, tapi saya cuma gak mau orang menilai saya, memanfaatkan persahabatan saya sama Nanda." Ucap Regan hati-hati.

Aryo tertawa, "Kamu ini ngomong apa sih Re, Om kan udah bilang, kalo Om udah anggap kamu dan Ayla itu seperti anak-anak Om sendiri, kalian harus saling menyayangi dan saling menjaga satu sama lain.

"Papa terbaik, Nanda sayang Papa.." Ucap Nanda manja sambil berdiri dan memeluk Aryo dari belakang yang masih duduk dikursi meja makan.

"Papa cuma ingin kasih yang terbaik buat Nanda, kalo Nanda bahagia berteman dengan Ayla dan Regan, Papa juga akan bahagia." Jawab Aryo sambil mengusap lengan Nanda yang masih melingkar dileher Aryo.

Nanda kembali duduk ditempatnya.

"By the way, nanti mau jadi dokter spesialis apa Re" Tanya Aryo melanjutkan percakapannya.

Nanda dan Ayla yang duduk bersebrangan saling menatap kemudian tertawa, hal itu membuat Aryo menjadi bingung, sementara Regan menatap sinis kedua sahabatnya itu.

"Kenapa kalian tertawa?" Tanya Aryo.

"Papa bisa tebak, Regan mau jadi dokter apa?" Ucap Nanda yang masih tertawa.

Aryo tampak berfikir. "Dokter bedah." Tebak Aryo.

Nanda dan Ayla masih tertawa.

"Bukan Om." Ucap Ayla.

"Dokter jantung, dokter mata, dokter anak mungkin?" tebak Aryo lagi.

"No Pa.. Tebakan Papa salah semua." Ucap Nanda dan semakin tertawa.

"Udah deh, kalian itu bikin aku down tau gak." Kesal Regan.

"Memang kamu mau jadi dokter spesialis apa Re?" Tanya Aryo.

"Dokter kandungan Pa.." Bukan Regan yang menjawab, melainkan Nanda.

"Obgyn?" Tanya Aryo meyakinkan lagi sambil melihat kearah Regan.

"Iya Om." jawab Regan.

"Bagus itu, lalu kenapa kalian tertawa?" Tanya Aryo.

"Ishh Papa, nanti Regan bantuin ibu-ibu melahirkan, dia bisa lihat-lihat dong Pa.." Ucap Nanda.

"Ya ampun Nanda.. Seorang dokter itu nanti diambil sumpahnya, gak mungkin sampai berfikir macam-macam, yang diutamakan itu keselamatan pasien."

"Tapi tetep risih aja Pa, kalo misal Nanda hamil nanti harus kedokter laki-laki." Nanda bergidik ngeri membayangkannya.

"Isshh kamu tuh Nan.. mikirnya macem-macem sih." Ucap Regan.

Dan malam itu, Rumah Aryo manjadi hangat dengan tawa dan canda dari sahabat-sahabat Nanda.

***

Ayla menemani Regan saat pernikahan Haris dan Rini. Regan yang biasa tinggal berdua dengan sang Ayah, kini harus berbagi kasih sayang dan tempat tinggal bersama orang asing yang dinikahi oleh Haris.

"Kamu gak apa-apa Re." Ucap Ayla lirih sesaat setelah Haris selesai mengucap ijab kabul.

"Aku gak apa-apa Ay, lagi pula Ayah juga berhak bahagia, dan aku senang akhirnya ada orang yang akan ngurusin Ayah."

"Apa hubunganmu dengan saudara tirimu baik?" Tanya Ayla sedikit cemas.

Regan mengerdikan bahunya. "Sampai sekarang aku belum tau kakak tiriku seperti apa dan siapa namanya, klo anak perempuan yang duduk disebelah ibu tiriku, dia Olivia, anak ibu tiriku yang bungsu, aku pernah satu kali bertemu dengannya." Jawab Regan.

Ayla hanya menanggapinya dengan mengangguk.

"Nanda kira-kira datang gak ya Ay?" Tanya Regan sambil memegang gelas berisikan sirup dan satu tangannya masuk kedalam saku celananya.

"Kalo aku yang gak ada, kamu bakal cariin aku juga gak sih Re?" Ayla bukannya menjawab Regan malah balik bertanya.

Regan merangkul pundak Ayla yang tingginya hanya sebatas dagu Regan. "Jelas lah Ay, kamu dan Nanda itu udah seperti kaki kanan dan kaki kiriku, karna kalian akhirnya aku tau mau kemana arahku, tanpa kalian salah satu, aku seperti pincang."

"Ishh gombal. Belajar dari mana kalimat itu?" ledek Ayla.

"Ya ampun Ay, jarang-jarang aku bicara setulus ini tau."

Ayla tertawa.

Disisi lain, Olivia memperhatikan kebersamaan Ayla dan Regan. Dikota ini, Olivia belum memiliki teman, dan berharap bisa dekat dengan Regan, karna mereka hanya berbeda umur dua tahun.

Menjelang sore, sebagian tamu sudah pada pulang, sementara Ayla masih menemani Regan.

"Kamu siapa?" Tanya Olivia dengan angkuhnya saat melihat Nanda melenggang bebas masuk begitu saja kerumah Regan.

"Oh maaf, aku Nanda temannya Regan. Kamu siapa? aku baru melihat kamu disini."

"Harusnya kamu permisi dulu kalau mau masuk kerumah orang." Olivia berkata seakan-akan rumah Regan adalah rumahnya.

"Maaf, tapi aku terbiasa dan sering kerumah ini, Regan dan Om Haris juga tidak pernah mempersalahkannya." Jawab Nanda sekenanya. "Dimana Regan?" Tanya Nanda kemudian.

"Didalam, sedang bersama pacarnya." Olivia menjawab masih dengan nada cuek.

"Pacar?" Nanda mengernyitkan dahinya.

"Nanda.." Panggil Haris yang kebetulan sedang berjalan kearah teras karna mengantar temannya yang akan berpamitan pulang.

"Om Haris." Nanda mencium punggung tangan Haris dan Haris memeluknya.

"Maaf Om, Nanda telat ya, Nanda nemenin Papa ziarah kemakam Mama dulu."

"Gak apa-apa Nanda, makasih Nanda udah mengusahakan datang." Haris mengusap kepala Nanda. "Mana Papa mu?"

"Papa langsung pulang Om, tadi ada tamu yang sudah menunggu Papa dirumah, dan Papa nitip salam buat Om. Selamat ya Om."

"Makasih Nanda, sampaikan salam Om pada Papa mu ya." Ucap Haris lembut dan diam-diam Olivia memperhatikannya.

"Nandaa.." Panggil Regan yang menghampiri Nanda bersama Ayla.

"Kirain gak datang Nan." Ayla memeluk Nanda.

"Aku kan udah bilang, mau usahain datang, takut pak dokter marah bisa berabe nanti." Nanda tertawa sambil melepaskan pelukan Ayla.

"Aku diemin kamu tiga hari kalo sampai gak datang Nan." Jawab Regan yang kemudian merangkul pundak Nanda dan Ayla bersamaan, karna posisi Regan kini berada ditengah-tengah Nanda dan Ayla.

Lagi-lagi Olivia memperhatikan interaksi Regan bersama dua sahabatnya itu, kemudian Olivia masuk kedalam rumah setelah Nanda sempat meliriknya, sementara Haris sudah kembali masuk kedalam rumah sedari tadi.

"Anak perempuan tadi siapa Re?" Tanya Nanda.

"Dia anaknya Istri Ayah."

"Anak ibu tirimu. Adik tirimu dong." Ledek Nanda.

Regan hanya nyengir sambil menggaruk tengkuknya.

"Terus Kakak tirimu yang mana Re?" Tanya Nanda lagi.

"Dia gak datang, katanya nanggung masih sekolah, paling nanti abis lulus sekolah dan nerusin kuliah disini, baru tinggal disini."

Nanda hanya mengangguk.

"Ayo makan dulu Nan, sayang tuh makanan banyak, dan kamu Ay, ayo makan lagi." Ajak Regan pada dua sahabatnya itu.

"Baiklah, ayo kita makan." Ucap Nanda sambil mengepalkan satu tangannya keatas.

"Lets Go.." Sahut Ayla.

"Ay, kamu merhatiin adik tiri Regan gak sih, dari tadi ngelihatin kita terus, apa cuma perasaan aja kali ya." Bisik Nanda saat sedang makan dan duduk bersebelahan dengan Ayla.

"Iya Nan, aku kira itu perasaan aku aja, ternyata kamu juga mikir kesitu." Jawab Ayla masih dengan berbisik juga.

"Tadi diteras, dia negur aku Ay, katanya kalo mau masuk kerumah orang tuh permisi dulu."

"Ya ampun Nan, Kalo Regan tau bisa marah deh dia."

"Regan jangan tau Ay, aku ga enak sama Om Haris. Kamu tau gak Ay, rasanya tuh tadi mau aku cabein mulut adik tirinya Regan." Ucap Nanda cuek.

Ayla tertawa, "Ya kali rujak dicabein Nan."

"Bukan Rujak, tapi mulut adik tirinya Regan."

Ayla masih tertawa, memang begitulah Nanda, meski berhati baik dan dimanja semua orang terdekatnya, namun Nanda juga type orang yang suka membalas dendam, jika suasana hatinya tidak senang karna seseorang, dia akan melakukan apapun termasuk kejadian tempo hari, saat Regan mengirim foto dirinya bersama Ayla sedang minum es kelapa muda dan tidak mengajak Nanda, langsung saja Nanda mengerjai mereka dengan prank seolah Nanda sedang menangis karna suatu hal.

.

.

.

...Dukung Author yuk, dengan Vote, like dan coment agar tetap semangat....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!