NovelToon NovelToon

Anak Tak Diakui.

TIAN KECIL

Berkisah tentang seorang anak laki laki yang hidup sebatang kara setelah sang Mama tercinta meninggalkan dia untuk selama lama nya.

Anak itu bernama Tian, berusia 8 tahun yang setiap hari nya mencari sampah untuk menghasilkan uang agar bisa mengisi perut nya sendiri.

Tian seorang anak laki laki yang cukup tampan, kulit nya putih, memiliki mata hitam jernih dan rambut hitam lurus.

Tian tidak sekolah dikarena terhalang oleh biaya. Ia hanya belajar sendiri melalui buku buku bekas hasil pulungan nya. Namun karena kecerdasan nya yang di atas rata rata, ia dapat membaca di usia lima tahun.

Perjalanan pun di mulai~~~

"Uuuh....perut ku sangat lapar," ucap Tian memegang perut nya yang keroncongan.

Dengan berjalan tertatih-tatih, Tian mendekati Tong sampah untuk mencari nasi sisa. Tian mencari, siapa tahu ada nasi sisa di tempat itu.

"Ketemu." ucap Tian senang mendapat kan nasi sisa yang di bungkus dengan nasi bungkus. Tian membuka nasi bungkus itu dan di lihat nya ada sedikit nasi sisa tanpa lauk atau pun sayur. Namun ia bersyukur karena nasi sisa ini dapat mengganjal perut nya yang lapar.

Tian memakan nya dengan lahap hingga nasi itu habis. Sungguh hanya karena bisa makan nasi sisa ia sangat bahagia. Sebagai seorang anak kecil, Tian hanya memikirkan kenyang dan sukses suatu hari nanti.

Tian sama sekali tidak pernah bermain dengan teman sebayanya. Walaupun ingin, Tian hanya diam dan mengamati dari kejauhan saat melihat anak seusia nya bermain di taman. Ia memilih pergi untuk mencari sampah untuk di jual agar menghasilkan uang.

Setelah selesai makan, Tian berjalan kembali ke tempat peristirahatan nya di sebuah gubuk kumuh yang tak jauh dari tempat pemakaman sambil membawa plastik berisi botol bekas hasil pencarian nya hari ini.

Setelah menempuh jarak lumayan jauh, akhirnya Tian sampai di tempat nya, di letakkan nya plastik berisi botol bekas itu di samping tempat tidur yang hanya beralaskan kardus.

Suasana yang sangat gelap membuat tempat itu sangat horor. Namun bagi Tian itu tidak menjadi masalah.

"Mama, Tian rindu mama hiks....hiks..." ucap Tian menangis meringkuk sambil memeluk kaki nya.

Setiap malam sehabis pulang Tian akan selalu menangis merindukan sang Mama yang selalu menyayangi nya.

Mama Tian bernama Renata, meninggal karena sakit. Renata sebenarnya memiliki keluarga, namun keluarga nya tidak menginginkan nya di karena menentang perjodohan yang telah di atur oleh pihak keluarga nya.

Renata memilih laki laki yang di cintai nya dari pada keluarga nya. Namun kenyataan nya, laki laki yang di cintai nya meninggalkan nya dan menghina nya bersama wanita yang tak lain adalah sahabat nya sendiri.

Renata dan ayah Tian belum menikah, Namun karena Renata percaya bahwa ayah Tian mencintai nya, ia dengan suka rela menyerahkan kesucian nya dan akhirnya hamil. Namun siapa sangka takdir mempermainkan nya. Laki laki yang di cintai nya mengkhianatinya dan meninggalkan nya dalam keadaan mengandung.

Tian sama sekali belum mengetahui siapa ayah nya, karena sejak lahir ia tidak pernah melihat wajah ayah nya sedikit pun. Tian hanya memiliki sebuah kalung berbentuk hati peninggalan Mama nya, dan benda itulah yang menjadi kenang kenangan Tian kepada sang Mama jika dia merindukan mendiang Mama tercinta nya.

Setelah lelah menangis Tian tidur dalam kegelapan hingga pagi hari.

DISALAHKAN

Pagi hari, Tian bangun dengan mata sembab nya karena tadi malam habis menangis cukup lama. Setelah itu ia pergi mandi dan berangkat kerja lagi mencari sampah.

Tian kecil membawa karung kecil untuk nya memulung. Satu tempat ke tempat lain ia cari hingga dia lelah dan berhenti di sebuah tempat duduk di pinggir jalan sambil mengibas ngibaskan topi nya ke tubuh nya yang terasa gerah.

Dilihat nya jalan yang sangat ramai, hingga mata nya menangkap seorang anak perempuan di pinggir jalan sedang diam tanpa mengetahui bahwa ada mobil yang melaju kencang ke arah nya.

Dengan berani Tian berlari dan mendorong gadis kecil itu hingga terguling di jalan.

"Aaaa.....hiks....hisk....Gadis itu menangis dengan kencang karena lutut nya terluka. Begitupun dengan Tian, ia juga terluka karena tersungkur di jalan setelah mendorong gadis kecil itu. Dengan tertatih tatih Tian menghampiri gadis kecil yang sedang menangis.

Hiks...Hiks....

"Apakah kau tidak apa apa?" tanya Tian khawatir.

Aaaa.....Hiks...Hiks....Gadis itu tambah menangis keras hingga membuat orang orang di sekitar langsung datang.

"Apa yang terjadi?" tanya seorang warga.

"Kakak itu jahat dia mendorong ku." ucap Gadis kecil.

"Ti..tidak...saya tidak mendorong nya nyonya." ucap Tian takut.

"Kalau kamu tidak mendorong nya kenapa anak ini menangis dan terluka, apalagi gadis kecil ini juga menunjuk mu karena telah mendorong nya." ucap Warga.

Tian yang di tuduh ingin menjawab, Namun sebelum ia menjawab, terdengar seorang wanita menghampiri mereka.

"Sayang...apa yang terjadi dengan mu, kenapa kamu terluka?" ucap Navita.

"Mama...Hiks...Hiks..sakit ma..." tangis gadis itu pecah kembali saat Navita datang. Sedangkan anak laki laki berumur di atas Gadis kecil itu diam melihat dengan tajam ke arah Tian.

"Apakah kau yang mendorong adik ku?" ucap David.

"Benar nak. Kata gadis itu, anak laki laki kumuh ini telah mendorong nya hingga terluka." ucap salah satu warga lainnya yang tidak mengetahui kejadian nya.

"Ti..tidak, saya sebenarnya tidak ingin melukai nya tapi saya tadi....." ucap Tian terpotong.

"Jadi benar, kau telah mendorong anak ku." ucap Navita marah.

"Tidak nyonya sa.....Aaaaaaa......" teriak Tian karena Navita menjambak rambut nya.

"Dasar gembel, berani nya kau melukai putri ku." marah Navita dan.

Plaaak...Plaaak....

sebuah tamparan mendarat di pipi Tian hingga memerah.

"Hiks...Hiks...saya tidak bersalah nyonya." ucap Tian menangis karena merasakan panas di pipinya

"Kau bilang tidak bersalah setelah melukai adik ku." ucap David mendorong tubuh Tian hingga tersungkur dan setelah itu menendang nya.

Tian menangis karena telah di salahkan dan di keroyok oleh beberapa orang dewasa. Namun nasib masih menyayanginya, hingga seorang wanita tua yang melihat seorang anak kecil di perlakukan buruk oleh mereka semua menghampiri.

"Berhenti....." teriak wanita paruh baya.

Semua nya menoleh ke arah sumber suara.

"Nyonya Winston." ucap Navita.

"Apa yang kalian lakukan kepada anak kecil ini?." ucap Nyonya Winston marah sambil membantu Tian berdiri.

"Kami hanya memberinya pelajaran karena anak ini dengan berani nya mendorong gadis kecil ini hingga terluka di jalan nyonya." ucap Salah seorang wanita

"Apakah begini cara kalian mengatasi sesuatu kepada anak di bawah umur? Seharus nya anda semua malu mengeroyok seorang anak kecil yang belum tentu bersalah." ucap Nyonya Winston.

Semua diam mendengar amarah nyonya Winston. Nyonya Winston beralih menatap Tian dengan penuh prihatin, melihat kedua pipi merah dan rambut acak acakan serta luka di lutut dan siku membuat nya naik darah.

"Apakah kau tidak apa apa anak manis?" tanya nyonya Winston.

"Saya tidak apa apa nyonya." ucap Tian lirih namun menahan sakit.

"Kenapa bisa seperti ini, bisakah kau ceritakan kepada ku bagaimana kejadiannya?" tanya nyonya Winston.

Tian pun menceritakan kejadian nya hingga membuat semua nya merasa bersalah dengan kelakuan mereka sendiri.

Berbeda dengan gadis kecil itu, Navita dan David. Ia malah benci karena melihat Tian yang di perlakukan baik oleh nyonya Winston.

Keluarga Winston adalah keluarga terkaya di negara C, hingga banyak orang yang menghormati mereka dan tidak ingin menganggu atau berurusan dengan keluarga itu.

Itulah yang membuat David serta Navita kesal karena Nyonya Winston malah membela Tian.

Hai hai.....jangan lupa like and komen ya...

NYONYA WINSTON

"Nyonya Anderson, apakah kau sudah mendengar cerita anak ini? Apakah kau tidak malu kepada anak kecil ini?" ucap Nyonya Winston.

"Seperti nya ini hanya salah paham nyonya Winston. Saya hanya emosi sesaat dan tidak mendengarkan penjelasan dari anak ini karena saya terlalu khawatir dengan putri saya." ucap Navita sedikit takut.

"Maafkan saya." ucap nya lagi.

"Benarkah? Tapi saya melihat anda tidak seperti itu, dan seharusnya anda tidak meminta maaf kepada saya melainkan anda seharusnya meminta maaf kepada anak ini." ucap Nyonya Winston sinis.

"Sudahlah nyonya kita lupakan saja masalah hari ini, lagian anak ini juga tidak matikan." ucap Navita.

"Sudah nyonya, saya memang tidak apa apa." ucap Tian.

"Tapi nak." ucap Nyonya Winston.

"......." Tian menggeleng kan kepala agar tidak memperpanjang masalah ini

"Baiklah, karena anak ini melepaskan mu, aku pun juga akan melepaskan mu nyonya Anderson. Tapi ingat, aku tidak akan melepaskan mu jika kau melakukan hal serupa." ucap Nyonya Winston.

"......" Navita diam mendengar ancaman nyonya Winston yang seperti nya tidak main main

"Mari sayang, kita pergi dari sini. Rasa nya aku ingin muntah melihat muka monyet nya." ucap Nyonya Winston membawa Tian pergi meninggalkan tempat itu.

Mendengar ucapan nyonya Winston yang mengatai dirinya memiliki muka monyet, ingin sekali navita marah dan mencakar wajah tua itu.

"Sial, awas kau nenek lampir. Jika saja kau lebih miskin dari ku, aku akan membuat mu menyesal karena telah menghinaku seperti tadi." ucap Navita marah.

"Mi...Sudah lah. Lain kali jika kita bertemu dengan anak itu kita beri hukuman kepada nya." ucap David.

"Ya kau benar. Karena gembel itu mami di hina oleh nenek lampir itu." ucap Navita.

" Ayo kita pergi." ucap nya lagi mengajak anak anak nya pulang.

Sedangkan Tian saat ini sedang bersama dengan Nyonya Winston duduk di sebuah kursi yang ada di taman

"Apakah kau benar benar baik baik saja nak?" tanya Nyonya Winston.

"Saya baik baik saja Nyonya." ucap Tian.

"Minum lah ini, kau pasti haus." ucap Nyonya Winston menyerahkan botol Aqua.

Tian menerima air minum itu, Karena sebenarnya ia juga sangat haus.

"Terimakasih nyonya." ucap Tian tulus.

"Sama sama. Apakah kau sudah makan?" tanya nyonya Winston sambil mengelus rambut hitam Tian.

Dengan ragu dan malu, Tian menggelengkan kepala nya.

"Belum Nyonya. Saya akan makan nanti sambil mencari sampah dan juga menunggu sisa makanan di restoran." ucap Tian lirih.

"Menunggu sisa makan." Nyonya Winston sungguh tidak percaya dengan ucapan Tian. "Apakah kau biasa nya menunggu sisa makan dari orang lain?" tanya Nyonya Winston.

"Betul nyonya." ucap Tian.

"Kenapa tidak makan di rumah bersama dengan orang tua mu?" tanya Nyonya Winston.

"Saya hidup sendiri, mama saya sudah meninggal." ucap Tian lirih, dan tak terasa air mata nya menetes karena mengingat mendiang mama nya.

"Tubuh anak itu bergetar, Nyonya Winston yang melihat ia menduga pasti Tian saat ini sedang menangis.

"Jangan menangis, maaf kan saya karena mengingatkan mu dengan mama mu." ucap Nyonya Winston menarik tubuh Tian dalam pelukan nya.

Hiks....Hiks....Hiks...Tian menangis dalam pelukan nyonya Winston.

Sungguh Nyonya Winston menyesal karena mengingatkan Tian dengan mama nya. Ia juga tidak menduga bahwa anak kecil setegar dan sekuat Tian harus hidup sendiri. Apalagi anak seusia Tian seharusnya belajar dan bermain dengan teman sebaya nya tidak malah memulung sampah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!