NovelToon NovelToon

Ngumbara Cinta

Part 1

Pemeran.

Andhra Ghasani, usia 30 tahun. Dingin, memiliki trauma akibat kematian ibunya.

Daisya Rosyida) 20 tahun gadis periang dan suka menolong.

Fariq (cucu kakek Suluh temannya Andhra 30.Lucu dan supel

4.Ozan (31 tahun pekerja keras dan cinta mati sama istri yang bernama Arini.

Rasya Abhimanyu Ayah angkat Andhra Suami dari Rena.

6.Mella, adik seayah kandung tapi beda ibu Andhra(25 tahun)

Cyra dan Candra anak kandung Rena dan Rasya (15 tahun)

Ryo kekasih Mella.

Rusdi kakak Rossi.

10 Halimah ibunya Farid.

Dara teman Rossi di kampung.

Hasma(ibu tiri Andhra)

Angga suami kedua Hasma

Part 1

Suara dentingan sendok seperti nyanyian pagi yang merdu ditelinga. Semua anggota keluarga Abhimanyu tengah sarapan pagi bersama.

"Jika tiap pagi kita sarapan bareng gini, sudah dipastikan Cyra bakal punya seragam baru, celoteh gadis berseragam SMP dengan rambut diikat rendah. Kacamata menempel sempurna di hidung mancungnya. Mampu menutupi kecantikan gadis manja yang sangat disayangi keluarga.

Yang dimaksud dengan seragam baru adalah Cyra yang bakal gemuk sebab bersemangat menyantap makanan. Taukan, jika dengan cara sering makan bersama, bisa menambah nafsu makan.

"Nggak usah lebay! Tiap bulan juga beli seragam baru tuh."

Yang ini adalah suara Candra, kembarannya Cyra, meski masih belia, tampang maco dan cool membingkai wajah tampan remaja lima belas tahun itu, hingga banyak gadis sebayanya yang mengidolakan.

"Kalau makan jangan dibiasakan sambil bicara." Ini adalah suara sang idola semua orang yang tidak lain adalah Andha. Anggap saja peran utama gitu. Andhra mengoles roti dengan selai kacang kemudian memakannya langsung menggunakan tangan. Sesekali matanya menatap ke arah layar ponsel.

Andhra sebenarnya juga suka dengan makan pagi bersama begini, tapi dia cukup tidak tenang karena mamanya selalu menanyakan perihal jodoh. Biasalah jomblo, pasti terdengar pilu saat ditanya tentang pasangan.

"Makan yang benar Ndhra, jangan gila kerja begitu, nanti kamu sulit dapat jodoh." Kedua adiknya mengulum senyum mendengar ucapan ibu mereka. Seakan mengejek status Andhra sebagai jomblo akut. Andhra hanya menatap tajam keduanya yang disambut gelak tawa mereka.

Sejak  remaja, tidak pernah sekalipun Andhra jalan sama perempuan. Bahkan berita miring memfitnah Andhra sebagai kaum gay. Sungguh sadis bukan?

"Allah selalu menciptakan hambanya dengan berpasang-pasangan, Ma," bela Cyra yang langsung ditanggapi acungan jempol Andhra.

Cyra tidak menyia-nyiakan kesempatan bagus seperti ini untuk menyampaikan maksud hatinya membela Andhra.

Cyra menyerukan permintaannya lewat kode. Andhra mencondongkan tubuh ke samping, Cyra membisikkan sesuatu. Andhra nampak berpikir sejenak, kemudian mengangguk setuju. 

"Janjii!" Betapa girangnya Cyra, reflek mengangkat kelingking. Andhra yang super kaku ini tersenyum hangat. Menautkan kelingking miliknya dengan jari Cyra.

"Sudah sana pergi."

"Jangan lupa ya Bang!" Mengedipkan mata sebelah.

"Iya!"

'Adik yang pintar dan licik' batin Andhra

"Bukan berarti harus malas mencoba menjalin hubungan dengan lawan jenis, pasangan itu harus dicari," kata Candra bicara bijak. Langsung dapat apresiasi dari Rena. Dua jempol terangkat sempurna.

"Hilang kemana, Abang? Apanya yang dicari? Ingat kata pepatah jika jodoh takkan kemana. Betulkan Bang?"

"Hemmh!" Andhra menghabiskan roti yang tersisa di tangan. Kemudian mengambil lagi yang baru. Kali ini Andhra menambahkan potongan sosis dan telur juga saos.

"Kalian ini, masih kecil ikut-campur urusan orang tua," gerutu Rena sebab tidak punya kesempatan bicara. Cyra menjulurkan lidahnya ke arah Candra, yang hanya ditanggapi dengan pelototan mata.

"Baiklah! Kalau begitu, saya berangkat sekolah terlebih dahulu." Cyra berdiri, diikuti oleh Candra.

"Kalian pergi bareng kan?" Tanya Rena.

"Tidak! Aku mau naik sepeda saja!" tolak Cyra membuat wajah Candra berubah kecut.

"Why?" Kini Andhra angkat bicara.

"Bukankah Kalian tahu alasannya apa?"

Cyra malah memonyongkan bibirnya.

"Sudah ah, Cyra berangkat dulu" Salim pada Rena "Jangan paksa Cyra ikut mobil bersama Bang Candra. Nanti pacarnya marah!" ketus Cyra sambil berlalu pergi dari hadapan Rena.

Alasan yang sebenarnya adalah, Cyra tidak ingin teman-temannya tahu jika Cyra adalah orang kaya. Terlebih lagi ketahuan sebagai saudara perempuan Candra yang memiliki banyak idola. Cyra tidak ingin jika ada yang berteman dengan dirinya hanya karena popularitas. Dia ingin memiliki teman yang mau menerima dirinya apa adanya.

"Kami berangkat Ma, Bang! Eh! Papa baru datang." Cyra setengah berlari menghamburkan dirinya kedalam pelukan Rasya yang baru saja turun dari tangga.

"Cyra berangkat ya, Pa!" Rasya merenggangkan pelukannya seraya mencium puncak kepala Cyra.

"Iya, hati-hati di jalan," seru Rasya sebab keduanya setengah berlari untuk mencapai pintu.

"Bareng yuk Cy!"

"Nggak! Aku lebih nyaman naik sepeda aja. Bisa sambil olahraga."

Candra menunggui saudara kembarnya yang sibuk menuntun sepeda hingga keluar dari garasi.

"Sekali-kali Cy, bareng sama aku!"

"Nggak mau! Abang pergi duluan sana. Aku nggak mau dapat bullyan dari fansnya Abang." Cyra segera menggenjot sepedanya.

Masih di kediaman Abhimanyu.

Andhra tengah melakukan perdebatan kecil dengan Rena. Masih seputar pernikahan. Rena masih mendesak Andhra dengan berbagai argumen agar Andhra mau melepas masa lajangnya.

"Ayolah Nak, mama tidak sabar untuk menimang cucu. Iyakan Pa?" Rasya memutar bola mata malas. Rasya sebenarnya tidak ingin mencampuri masalah sensitif seperti ini, terlebih mengangkut hati.

"Ma, berilah Andhra waktu untuk berpikir? Kita masih memiliki banyak kesempatan, iyakan, Nak," Andhra hanya mengangguk dengan perkataan Rasya.

'Untung ada Papa! bisa berabe jika mama terus saja mendesak ku.'

Bahkan Andhra membangun rumahnya sendiri juga, karna tidak betah dengan desakan Rena. Dia selalu saja menyodorkan gadis pilihannya, walaupun tahu jika Andhra akan menolak. Masih kekeh rupanya.

"Andhra, bukankah hari ini kau ada janji dengan pihak Bank?" Rasya mengedipkan sebelah matanya.

"Iya, Mama, Andhra harus menemui mereka saat ini," ucap Andhra sedikit gugup. Beruntunglah Rasya membantu kali ini.

"Yah, Papa! Kok diingetin sih. Mama pengen ngomong sama Andhra." Rena memoyongkan bibirnya ala Donal bebek.

"Minta dicium, ya! kok monyong gitu!" Rasya menaik turunkan alisnya.

"Kamu ini, isshh nggak malu apa sama anak?" Melirik Andhra yang nampak memilih fokus pada ponselnya.

~

~

Sampai di kantor

"Muka ditekuk gitu ada apa gerangan Bos?" Ozan sang sahabat dan juga asisten pribadi Andhra. Hanya hembusan nafas yang terdengar. "Pasti karena pernikahan!" tebak Ozan, Andhra berhenti sejenak, lalu menoleh pada Ozan, seolah berkata bahwa 'tebakanmu benar)

"Siapa lagi yang dibawa mama Rena?"

Andhra hanya menggeleng lemah.

"Tidak ada."

"Lalu,apa yang membuatmu begini?"

"Entahlah, Si Kembar meminta dibuatkan kisah hidupku sebagai hadiah saat pesta ulang tahunnya nanti.

"Itu seh, kecil." Ozan menjentikkan jari.

"Baiklah,kau urus saja semuanya. Tapi sebelum kau serahkan pada Cyra, kasihkan kepadaku dahulu."

"Baik Bos Tuan."

"Dimana Mella?" Andhra mengehentikan langkahnya tanpa menoleh pada Andhra 

"Seperti yang Bos perintahkan. Mella mendapatkan ganjaran yang setimpal.

"Ini yang terakhir kali kita membuat gadis itu kesusahan."

"Apa Bos mendeklarasikan untuk berdamai dengannya?"

"Tidak ada salahnya bukan? Dia adikku. Bagaimana bisa aku berbuat demikian?" Andhra seolah tidak yakin dengan keputusan yang dia ambil.

"Entahlah!" Andhra tergesa-gesa masuk ke dalam lift bahkan sebelum Ozan sampai, lift itu telah naik menuju lantai dimana ada ruang tempat Andhra bekerja.

To be continued

part 2 Gadis unik

Gadis unik

Malam harinya sepulang dari kantor.

Gerimis kecil menari dalam gelapnya  malam. Genangan air berkilau diterpa cahaya lampu jalanan. Orang orang berlarian untuk berteduh. Seorang pria duduk dengan tenang di dalam mobil mewahnya. Sesekali melihat keluar, menyaksikan bagaimana hujan menyapa bumi. Andhra yang baru pulang dari kantor.

Tak sengaja dia memutar kepalanya kesamping, tanpa sengaja netranya menangkap seorang nenek tampak tertatih membawa bakul, ke teras toko untuk berteduh. Beberapa menit kemudian, pemilik toko sepertinya marah marah, terlihat dari mimik muka dan urat leher yang mengeras. Mendorong nenek itu sampai terhuyung kebelakang. Entah mengapa tangannya mengepal melihat adegan tak sopan pemilik toko terhadap yang lebih tua tersebut.

'Tidakkah dia memiliki sedikit hati nurani?'

Baru saja Andhra hendak turun ketika seorang gadis entah darimana, menangkap tubuh renta si nenek. Menuntun sang nenek menjauh dari toko itu.

"Berhenti Zan!"

"Kenapa Ndhra?" Kini mereka menjelma jadi sahabat, bukan atasan dengan bawahan.

Ozan melihat dari spion, Andhra tidak hentinya melihat ke satu arah. Ozan pun turut memperhatikan.

'Sungguh mulia perangai gadis itu. Dia penolong yang murah hati.' Andhra bicara dalam hati. Di sana seorang gadis tengah menyodorkan uang untuk nenek tua.

Andhra membatalkan niatnya untuk turun, dia cukup senang melihat nenek itu ada yang menolong.  Mobil berjalan lambat, rupanya lampu merah menyala. Ozan sampai jenuh karenanya. Andai saja dia punya baling-baling Doraemon. 

Tak berapa lama pintu mobilnya diketuk dari luar.

"Permisi tuan!"

Gadis itu terus mengetuk pintu kaca mobil.

"Ada apa Ozan?"

"Entahlah bos, ada seorang gadis yang mengetuk kaca mobil, bolehkah saya buka bos." Andhra hanya mengangguk tanpa suara.

'Bukankah itu gadis yang tadi' batin Andra.

"Halo, terimalah ini, saya tidak mungkin menghabiskan nya jadi saya bagi dengan anda, ikannya masih bagus kok, terima kasih." Tersenyum lalu pergi setelah Ozan benar benar menerima plastik yang diberikannya.

"Apa itu Zan?"

"Dia bilang ikan bos."

Meletakkan pemberian gadis itu di bawah, bau ikan asap tercium di indera penciuman keduanya. Ozan  lalu melajukan mobilnya kembali.

"Aneh ya bos, biasanya orang berbagi makanan ringan, atau makanan cepat saji, tapi yang ini kok malah ikan."

Ozan berbicara mencairkan suasana yang hening.

"Gadis yang unik."

Bayangan gadis yang menuntun nenek terlintas di pikirannya."Andai semua orang bisa sebaik, dia." Gumamnya lagi.

"Apa bos?"

"Sudah ayo cepat pulang, aku mengantuk."

Ozan tersenyum tipis sebelum benar benar menjalankan mobilnya. Diliriknya tepi jalan dimana gadis itu hendak menaiki sebuah motor matic hitam. Ozan sempat menghafal nomer plat yang berada di motor itu.

"4172"  Ucap Ozan dengan lantang. Dia menoleh ke spion, mungkin saja ada reaksi dari bosnya itu.

"Ozan, sudahkah kau tuliskan cerita yang diminta oleh si kembar?"  Andhra menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata. Heran dengan permintaan adiknya yang meminta cerita perjalanan hidupnya sebagai kado ulang tahun.

"Sudah, bos. Mungkin anda bisa membacanya sebelum diserahkan." Andhra tidak menjawab lagi. Diambilnya kotak yang di sodorkan oleh Ozan. Andhra membuka lembaran itu. Ya...cerita itu sesuai dengan umur si kembar Andhra juga menginjak lima belas tahun di kala itu.

'Kegalauan Ozan'. "Judul yang dramatis." Komentar Andhra.

Ozan memang sekonyol itu membuat judul atas namanya sendiri seperti pamer kepada si kembar bahwa dialah teman terbaik di dunia ini.

"Kenapa kau buat cerita kejadian itu juga?" Heran Andhra.

"Ibu Rena yang menyuruh. Aku ikut saja. Dan tentang dirimu sebelumnya sudah si kembar dapatkan dari Ki Dalang (sebutan untuk Fariq)." Senang sekali bercerita, jika si kembar di ajak main ke desa.

Andhra ingat semua itu. Ingat saat pertemuannya dengan mama Rena. Hingga sampai pernikahan papa angkatnya yang juga menganggap dirinya adalah Abhi. Andhra tidak ingat kejadian setelah dirinya pingsan. Namun di buku itu diceritakan semua.

Andhra yang pingsan langsung di baringkan di teras masjid. Rasya yang marah karena dibohongi oleh Enda langsung menyuruh polisi untuk meringkusnya, atas kasus penipuan. Rasya merasa begitu shock dan juga kecewa. Dia shock karena menganggap Andhra adalah Abhi, juga kecewa karena telah menelantarkan istrinya yang hamil dan tertipu oleh kebohongan Enda.

Ozan dibuat kebingungan oleh keadaan yang kacau. Pria yang dia ambil dompetnya bernama Bara. Mengintrogasi nya, menanyakan semua apa yang bocah ini lakukan hingga membuat keributan seperti ini. Ozan pun akhirnya menceritakan semuanya. Tentang Rena dan juga tentang semuanya.

"Apa ada yang keliru boss." Setelah beberapa menit lalu terdengar helaan nafas bossnya.

"Ozan, jangan ceritakan dendam yang aku miliki, Zan. Cukup aku saja yang merasakan sakit di dada ini." Memegang dadanya sambil bersandar di kursi.

Sudah begitu lama keadaan ini menimpa sang bos. Cukup memperihatinkan ternyata seorang yang sukses memiliki sakit yang tidak bisa terdeteksi oleh alat medis.

"Besok kita ke rumah prof...!"

"Tidak, Zan. Aku tidak ingin ke sana lagi. Aku akan berdoa saja di makam kakek Suluh." Ozan pun mengangguk, dia harus mengatur ulang segala aktivitas sang bos agar bisa pergi ke desa dengan tenang. Entah mengapa, segala pengobatan yang di lakukan untuk mengobati sakit dada Andhra hanya tempat itu yang menjadikannya tenang.

"Kamu beneran tidak apa apa, Ndhra?" Khawatir Ozan.

"Tidak, apakah aku terlalu pendendam dan berbuat zalim sehingga Dia menghukumku seperti ini, Zan!" Andhra masih setia menyandarkan kepalanya. Ozan sesekali melirik Andhra melalui kaca spion.

Kejadian saat dia membuat perhitungan dengan Hasma sehingga membuat  Rangga masuk ke rumah sakit jiwa akibat pemilihan Gubernur yang gagal karena ulah Andhra. Andhra menyewa orang untuk menyabotase money politic untuk para pendukung Rangga. Alhasil mereka berbelok memilih calon legislatif lain. Selain itu, Andhra juga membongkar kasus penggelapan dana bansos yang melibatkan Rangga. Hal itulah yang membuat Rangga terlilit hutang karna pemilu juga untuk bayar denda kepada Negara dengan jumlah yang fantastis sedang usahanya mengalami defisit. Dan Hasma istri tersayangnya memilih kabur karna tidak tahan dengan hujatan orang orang yang kontra dengan Rangga.

"Lucu sekali bukan, karna uang apapun yang kita inginkan bisa terwujud. Apa yang tidak mungkin menjadi mungkin." Andhra memejamkan matanya tapi senyum di bibirnya itu, membuat Ozan sedikit khawatir. Dendam yang terpendam lama telah membuatnya menjadi manusia yang berbeda.

"Andhra apa kau benar baik baik saja? Kumohon Andhra lepaskan kenangan itu dan mulailah hidup baru." Andhra hanya mendesah saja. Memejamkan matanya.

Ozan menghawatirkan temannya yang mulai memegangi dada. Jika hal itu terjadi, sudah di pastikan Andhra tidak akan bisa tidur semalaman jika tidak minum obat penenang. Ozan semakin khawatir akan keadaan yang menimpa teman juga di anggap saudaranya itu. Telah berpuluh tahun lamanya kenangan itu selalu menghantui kehidupan Andhra.

Jalan semakin sepi saja mobil yang mereka tumpangi telah sampai di halaman rumah pribadi Andhra. Rumah itu memang tidak jauh dari rumah Ozan.

"Ozan aku akan pergi sendiri saja besok. Kau urus saja kantor aku akan kembali sore hari." Ozan bergeming di tempat.

"Tapi...!" Cemas Ozan karena keadaan Andhra akhir akhir ini yang kurang baik.

"Aku akan baik baik saja, Zan! Aku hanya merindukan, kakek." Lirih Andhra. Ozan menepuk bahu temannya.

"Aku pulang dulu ya." Diangguki oleh Andhra.

"Salam untuk keluargamu."

"Iya, selamat malam bos."

"Malam."

To be continued

part 3 Mella

Mella

Ozan telah sampai di depan rumah mengantarkan Andhra. Ada pria paruh baya menyambut mereka seperti seorang ayah yang menanti anaknya pulang.  Ozan memutari mobil dan membukakan pintu untuk Andhra. "Pak Rif, jaga Andhra dengan baik ya." Yang di ajak bicara mengangguk.

Andhra diam saja merasakan tubuhnya begitu letih membiarkan mereka yang berbicara. Andhra langsung masuk kedalam tanpa menoleh lagi, dia ingin merilekskan tubuhnya dengan air hangat.

"Pastikan, dia istirahat dengan tenang pak Rif, besok dia harus pergi ke makam kakeknya." Tegas Ozan. Sambil melirik Andhra yang mulai menaiki tangga.

"Apakah tuan pergi sendiri?" Pak Rif berkata dengan cemas. Ozan berhenti mendengar pertanyaan itu, lalu mengangguk pelan.

"Dia yang meminta, pak. Dia selalu merasa tenang jika pergi ke sana." Ozan berkata lagi dia cukup mengerti jika pak Rif selalu menghawatirkan sang majikan.

Ozan pun melangkahkan kakinya menuju mobil dan bergegas pulang.

Dia sangat bersyukur setidaknya ada yang menyambut dan menanyakan keadaannya setelah sampai di rumah nanti. Dia merindukan istrinya.

Sampai di halaman rumahnya sendiri. Rumah yang dia beli dengan kerja kerasnya selama bertahun tahun. Dirinya yang memulai dengan berjualan layangan, lalu berpindah menjadi penjual bakso, membuat berbagai formula dan macam macam gorengan untuk di jual di pinggir pinggir jalan dengan berkeliling.

Mereka berdua bekerja keras untuk memulai semuanya. Bahkan terkadang mereka tidak jajan karna dagangan yang tidak laku. Ozan tersenyum saat dirinya dan Andhra pulang tanpa membawa uang. Karna di rampok oleh para preman, sedangkan Andhra tubuhnya penuh dengan luka lebam.

Ozan tersenyum sinis menggelengkan kepalanya sambil memukul stir mobil. "Telah sekian lama Ndhra, kita sama sama mencapai  kesuksesan ini." Lirihnya.

Ozan melangkahkan kakinya memasuki rumah. Arini sang istri menyambutnya dengan senyum yang manis sambil mengelus perut buncitnya. Ozan semakin melebarkan langkahnya mengecup kening sang istri. Kadang Ozan masih tidak menyangka, jika Arini akan mencintainya.

"Belum tidur, sayang?" Mengeratkan pelukannya di pinggang sang istri walau terhalang perut. Sepertinya sang istri sudah melupakan amarah yang di sebabkan oleh Ozan yang menonton sepak bola sampai dini hari.

"Aku nungguin, kamu?" Menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.

"Bau asem ih, mandi dulu sana, aku akan menyiapkan makan malam buat kita." Ozan malah terkekeh.

"Baiklah, istri cantik aku." Mencubit pipi istrinya gemas. Yang di sambut dengan bibir manyun sang istri. Ozan semakin melebarkan tawanya.

"Kau semakin hari semakin menggemaskan saja." Mencium pipi istrinya yang kemudian beralih pada bibir.

"Sudah sana pergi, nanti ada yang lihat." Arini berusaha melepaskan diri. Takut jika mungkin pelayan mengintip kemesraan mereka. Ozan mendaratkan satu ciuman lagi, sebelum berlari kecil menghindari pukulan manja sang istri. Arini tergelak melihat tingkah suaminya.

Di rumah Andhra.

Andhra telah berganti pakaian, dirinya pergi ke ruang kerja. Membuka laptop dan mengecek kuartal dalam tiga bulan terakhir. Dengan teliti dia membaca dan meneliti ulang. Setelah dianggapnya sesuai dengan laporan, dia beralih pada notif email.

Andhra mendesah pelan. "Oke, ayo kita selesaikan ini." Sekilas melihat foto yang terpajang di meja kerjanya. Disana ada foto keluarga bersama si kembar bersama mama dan papa. Satu lagi ada foto dirinya dengan Daisya.

"Kamu di mana sekarang? Sudah bertahun tahun aku mencarimu." Di ambilnya foto itu, entah kenapa dia merasa Daisya akan datang padanya suatu saat nanti. Mungkinkah itu keyakinan yang akan menjelma jadi nyata atau sekedar ilusi tak bertepi.

"Kenapa nyaman sekali memandang dirimu, walau hanya dalam bingkai foto. Sebesar apa dirimu sekarang? Apakah masih gendut" lirih Andhra mengusap lembut bingkai kaca.

Dia meletakkan kembali foto itu. Melanjutkan pekerjaannya yang yang tertunda.

Malam semakin larut

Seperti biasa Andhra melaksanakan kewajibannya. Setelah itu membaca kembali email yang masuk. Beberapa dari Mella melaporkan hasil peningkatan produksi pabrik. Beberapa lagi dari klien. Andhra membaca dengan teliti, membalas beberapa email jika itu di perlukan.

Andhra mengambil ponselnya, mengabari Mella jika dirinya tidak ke kantor selama beberapa hari kedepannya.

Panggilan selesai. Andhra melihat foto profil Mella, di sana ada gadis itu ber-selfie dengan seorang pria. Kebahagiaan terpancar jelas dari keduanya.

"Semoga keputusan yang kau ambil tidak salah Mella."

Di sisi lain ada Mella yang juga mengusap layar di hpnya ada foto dirinya dan kedua sahabat pria yang dulu sangat akrab.

Beberapa tahun lalu saat Mella dan dua sahabatnya pertama kali di pertemukan di bangku kuliah. Mella, adalah sosok yang bisa langsung akrab dengan siapapun, entah mengapa memilih berteman dengan Ozan dan Andhra.

Sifat Mella yang periang membuat pertemanan mereka semakin membaik. Hingga suatu saat Andhra mengetahui Mella adalah anak Hasma. Di sanalah awal pembalasan Andhra.

Mella, dia jadikan batu loncatan untuk menyerang Hasma dan Rangga. Terlebih Andhra mengetahui jika Mella mendekatinya karna cinta. Mella yang mau melakukan apa saja demi Andhra   selalu mengorek informasi dari Mella. Bahkan memperdaya Mella untuk di jadikan mata mata dengan segala tipu muslihat.

Tapi Mella tidak sebodoh itu. Lambat laun dia juga mengetahui rencana Andhra. Mella marah besar dan memutuskan pertemanan. Mella yang frustasi, menghibur dirinya di klub. Andhra yang mengetahui itu. Menjebak Mella bersama seorang pria  di sebuah kamar dalam satu malam. Andhra mengabadikan hal itu untuk kembali menghancurkan keluarga Hasma.

Saat serangan serangan Andhra sudah mencapai titik puncaknya. Terjadilah keributan luar biasa. Mella yang hancur karena video asusila membuat Rangga yang notabenenya sebagai walikota jatuh di mata rakyat.

Mella yang mengetahui jika semua itu ulah Andhra, datang dengan amarah yang meledak. Tanpa berpikir panjang, dia mendatangi Andhra, meluapkan segala apa yang di rasakannya.

"Tega sekali kau lakukan ini kepadaku Andhra?" Jerit Mella.

"Jika, kau ingin tahu alasannya kenapa? Maka tanyakanlah pada orang tuamu itu. Apa yang mereka lakukan terhadap keluarga Gashani!" Teriak Andhra.

Mella akhirnya mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Berhari hari bahkan sampai berbulan lamanya, Mella mencoba menelusuri jejak Hasma dan Rangga. Semakin hancurlah perasaannya ternyata dia adalah anak dari seorang pembunuh.

Dan yang lebih menyedihkan lagi, dia harus mendengar setiap pertengkaran yang tercipta dari kedua orangtuanya. Perekonomian yang semakin memburuk dan tahta yang hilang semakin membuat hidup Mella di warnai kegelapan. Mella berusaha bangkit untuk mencari nafkah sendiri.

Hari hari demi dia lalui dengan banyak cacian, hujatan dan teman teman yang semakin menjauh. Tapi yang lebih membuat Mella patah hati adalah kehilangan dua sahabat seperti Ozan dan Andhra. Bukan saja kehilangan tapi mereka menjadi raksasa yang siap menerkam Mella kapan saja.

Hingga sebuah kebenaran di ungkap oleh Rangga bahwa Mella adalah adik Andhra. Dari sanalah hubungan mereka berangsur membaik.

To be continued....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!