"Who is Stela? how dare he sit in my oversized chair?" tatapan sinis seorang pria berdarah Netherland mengacungkan jari tengah pada Lusi.
"Hey, watch your words if you are here" tegas Lusi pada pria kaku dan sombong itu.
"Invite Stela to meet me, if you still want to see the world tomorrow! sarkasnya.
"What?" Lusi membelalakan matanya kesal kearah pria kaku itu.
Willem Dedrick Visser, biasa disapa Dedrick berdarah Netherland, mencoba peruntungannya di Los Angeles, sangat penasaran dengan gadis bernama Stela yang menjadi idola di Universsity of Southern California, tapi Dedrick tidak pernah bisa menemuinya.
Sore hari, Dedrick biasa menghabiskan waktu diresto bersama teman seperjuangannya Lois dan Dovi, mereka memesan expreso, membicarakan perkerjaan dan kuliah mereka.
Mata ketiga anak muda itu memandang kearah yang sama, gadis turun dari mobil Ferrari buatan Italy parkir didepan restoran.
"Ooogh my God! This is love!" bisik Dedrick.
"Seri 488 GTB, 8 silinder V8-90 derajat kapasitas 3.902 cc!" tambah Lois berbisik menatap kemobil.
"Who?" tanya Dedrick menatap dua sahabatnya saling berdecak kagum.
"Ooogh, wait! Kita cari siapa pemilik mobil ini!" ucap Dovi memainkan jemari, dilayar handphone tercanggihnya.
Dedrick dan Lois menatap layar penuh penasaran.
"Hmm!" Dovi meletakkan jemari diatas dagunya.
"Hanz Parker pemilik kasino terbesar di Vegas! Ck, Pak Tua ini sangat kaya." jelas Dovi berdecak kagum pada Hanz.
"Cari informasi keluarganya dan siapa gadis itu?" tegas Dedrick.
"Woles man! Sepertinya ada yang menggebu ni!" kekeh Lois.
Dovi terus mencari tentang keluarga Hanz Parker.
Bermunculanlah siapa keluarga mereka,
"Ooogh MY GOD! Ini baru seru! Mereka penguasa Eropa." kejut Dovi pada kedua temannya.
Dedrick bergegas mencari sosok wanita yang baru memasuki resto,
"Aaagh! Kemana dia? Mobilnya masih disini, tapi dia tidak ada!" kesal Dedrick melihat sekeliling area resto.
"Udah, tunggu aja dulu! Sabar bro! Nanti kau emosi, kumat cantengan mu!" kekeh Lois.
Dedrick terus melihat sisi ruangan resto, terlihat disudut private room, khusus tamu VIP.
"Oooh, dia disana!” bisik Dedrick pada Lois.
"Hmm, ada bisnis kali! Kita tunggu aja, sama siapa dia!" senyum Dovi.
Dedrick mengangguk setuju, melanjutkan menyecap minuman, sesekali melihat layar handphone Dovi, kemudian mengalihkan pandangannya private room.
"Aku penasaran bisnis keluarganya!" bisik Dovi, masih mengklik layar handphone,
"And, ternyata dia anak pengusaha Adrian Moreno Lim dan Fene Lim, Pemilik AMOL Hotel di Swiss dan Garmen Group di Jakarta, Pemilik Rumah Sakit dan Sekolah International cuuuy!" teriak Dovi senang mendapati daftar keluarga pemilik mobil Ferrari dihadapan mereka.
"What? Serius? Apakah keluarga ku mengenal mereka?" tanya Dedrick.
"Pastilah, siapa yang tidak mengenal mereka?" kekeh Dovi.
"Hmm!" Dedrick mencari nomor Miller Van Visser, mengusap layar handphonenya,
"Ya!" suara Miller terdengar berat.
"Dad! Apakah kau mengenal Adrian Moreno Lim?" tanya Dedrick pada Miller.
"Hmm, tidak terlalu, karena aku tidak memiliki bisnis dengannya! Why?" Miller balik bertanya, tak mengerti maksud Dedrick putra kesayangannya.
"Aku mencari nama anak perempuan mereka! Aku tidak menemukan, dad!" jelas Dedrick.
Miller menaikkan satu alisnya, makin tidak mengerti maksud putranya.
"Anak perempuannya yang mana maksudmu? Anak mereka masih kecil, palingan dibawah mu!" jelas Miller, melihat data yang diberikan pengawalnya.
"Bantu aku Dad! Mencarinya! Dia gadis sempurna! Aku tidak peduli dengan usianya! Dia telah membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, dia pemilik Ferrari 488 GTB atas nama Hanz Parker." jelas Dedrick pada Miller.
Tentu Miller tidak tinggal diam, jika permintaan anaknya hanya mencari seorang gadis.
"Oke! 5 menit, daddy akan menelfonmu." Miller menutup telfonnya.
Mata Dedrick memancarkan rona kebahagiaan.
'Aku akan menemukannya! Gadis itu akan menjadi milik ku!' batinnya.
"Wait, Abang gadis itu adalah seorang Actor ternama! Brian Lincoln, berdarah Amerika, fix kau naksir gadis sempurna!" Dovi menyandarkan punggungnya dikursi, geleng-geleng kepala melihat semua berita tentang keluarga Hanz Parker.
Dedrick tersenyum, mengirim nomor plat mobil yang tertera, pada Miller melalui whatsapp.
"Apa kegiatan keluarga mereka sekarang? Aku akan menemui keluarganya!" senyum Dedrick pada Lois dan Dovi.
Lois tertawa, "you crazy man! Beraninya kau mendatangi keluarga gadis yang tidak mengenalmu!" Lois menepuk pundak Dedrick.
"Apa salahnya! Kita menemui, karena mengagumi! Gantle bro! Kita menginginkan seorang gadis yang kaya! Harus menemui keluarganya dulu! Tentu dengan cara menawarkan bisnis dan memberikan keuntungan pada mereka!" jelas Dedrick.
Matanya masih melihat kearah private room.
"Ck, lama! bosan aku menunggu!" Dedrick merasa tidak sabar.
Dedrick menghampiri private room, tapi dihadang dua pengawal.
"Siapa anda?" salah satu pengawal menahan dada Dedrick.
"Uuups! Sory! Ada masalah tuan?" tanya Dedrick kaget menatap dua pria tampan berjas hitam dengan nilai fantastis.
"Ada keperluan apa?" tanya pengawal.
"Oogh! Sory! Saya salah orang! Maaf!" Dedrick berlalu meningglkan private room.
Lois dan Dovi terbahak melihat kebodohan sahabatnya.
"Bangsat! Rupanya ada dua helder disana!" kekehnya kembali memanggil pelayan resto memesan beberapa makanan.
"Ini Amerika bung, bukan Netherland!" kekeh sahabatnya, mengusap kepala Dedrick.
"Ya, ya!" angguk Dedrick.
Drrt, drrt,
"Daddy!" bisik Dedrick.
"Ya dad!" jawab Dedrick.
"Stela Moreno Lim, usia 16 tahun, kuliah di Universsity of Southern California, pemilik butik di FeneSwiss Group cabang di Paris dan New York, Saham 3% di Garmen Jakarta, 5% di Rumah Sakit Saraf Fene Group Jakarta, setiap tahun mereka berkumpul di Berlin! ada lagi yang mau kau tanyakan?" jelas Miller kembali bertanya pada Dedrick.
Dedrick ternganga mendengar berita dari Miller, dadanya semakin menggebu, mendengar nama gadis itu.
"Hmm! Apakah Daddy menyetujui aku mengejarnya?" tanya Dedrick disambut bercanda oleh Miller.
"Apa kau gila? Mencintai gadis belum cukup umur?" jawab Miller enteng.
"Apa Daddy mengenal Hanz Parker Kakek gadis itu?" tanya Dedrick penasaran.
"Ya, hanya tau, aku lebih mengenal menantunya, Adrian Moreno Lim! saat ini mereka berada di Jakarta, mereka sering ke Berlin dan La." jelas Miller.
"Aku dihadang dua helder gadis itu dad!" Dedrick mengadu pada Miller.
Miller tertawa, "setidaknya dia melindungi gadis tuannya, jangan kau ganggu gadis itu, jika kau ingin hidup lebih lama di La!" tegas Miller pada putranya.
"Apa daddy tidak mau membantu ku?" tanya Dedrick lagi.
"Membantu apa maksudmu? Aku tidak ada urusan dengan dunia percintaan kalian, lagian Stela itu masih kecil! Kamu juga masih 18 tahun! Jangan gila! Berteman saja!" jelas Miller membuat Dedrick menunduk lemas.
"Oke! Thankyou Dad, bye!"
Dedrick menutup telfon, meletakkan handphone dimeja, menyantap makanan yang sudah terhidang.
"Bagaimana?" tanya Lois, menepuk pundak Dedrick.
"Aku makan dulu!" tunduk Dedrick sedikit lesu.
'Setidaknya aku butuh asupan cukup untuk mengejar cinta pertamaku!' geramnya membatin.
Dovi dan Lois mengikuti Dedrick, menyantap makanan bersama.
______________****
Kita kenalan dulu sama pemerannya, biar semakin...❤️
Nama: Lois Sandro Hu
Wewenang: Putra tunggal Samuel Hu dan Maria Alexa
Usia: 18 tahun
Pekerjaan: Pemilik restoran di Los Angeles dan Hollywood, Mahasiswa
Penampilan: wajah oriental Cina Amerika,
Sifat positif: humoris
Sifat negatif: keras kepala
Hubungan dengan karakter: sahabat Dedrick dan Lusi.
Nama: Dovisyoso Alfarel
Wewenang: Putra tunggal Kirland Alfareli dan Kinan Alfareli.
Usia: 18 tahun
Pekerjaan: Mahasiswa dan Pewaris Hotel ternama di Los Angeles dan Italy.
Penampilan: tampan, berdarah Amerika dan Italy
Sifat positif: sabar, ahli dalam sistem
Sifat negatif: egois dan temprament
Hubungan dengan karakter: sahabat Lois, Dedrick, kekasih Lusi
________ Like and Vote______❤️
Setelah hidangan disantap habis, ketiga pemuda ini menyandarkan punggungnya ke kursi,
"Aaagh! Gadis itu lama sekali!" ucap Dedrick menggeser piringnya.
Lois dan Dovi saling tatap,
"Sabar bro! Atau kau coba negosiasi dengan heldernya!" kekeh Lois.
"Ck, aku jadi ilfil! Dia pasti menyukai pria yang setara! Bahkan lebih diatasnya!" tunduk Dedrick menatap layar ponselnya.
Drrrt, drrrt...
"Lusi!" bisiknya.
"Hmm!" jawabnya dingin.
"Stela yang kau cari saat ini ada di resto mu! Dikawal oleh dua pengawal, dia menunggumu," tegas Lusi, menutup telfonnya.
"Anjing! Berani sekali dia mematikan telfon deluan!" kesal Dedrick meletakkan handphone kemeja.
"Hmm! Siapa?" tanya Dovi.
"Lusi, ngasih tau Stela ada di resto kita, dia menunggu ku dikawal dua pengawal!" ucap Dedrick belum menyadari perkataannya.
"What? Stela? Dedrick! Gadis didalam private room itu adalah Stela yang kau cari! Yang kau benci! Oooh, aaagh! Ooh My God! Not funny man! Stela, who Stela? Sekarang Stela menunggumu man!" geram Lois menyadarkan Dedrick.
"Haaah! Stela! Stela Moreno Lim? Ooough! Aku akan melawan anak kecil! Gadis kaya dikawal dua helder! Aaaagh!" geram Dedrick mengusap wajah tampannya, berlalu menuju private room.
Dedrick menarik nafas dalam, walau ini restoran milik keluarganya, dia selalu profesional berhadapan dengan pengunjung, apalagi sekelas Stela Moreno Lim.
"Siapa anda?" tanya pengawal menahan dada Dedrick.
"Oogh! Saya Dedrick, teman kuliah Nona anda Tuan!" jawab Dedrick tanpa takut,
"Sebentar!" pengawal mengkonfirmasi kedalam, kemudian kembali dihadapan Dedrick.
"Silahkan, Nona menunggu anda!" hormat pengawal pada Dedrick.
Dedrick kembali menarik nafasnya, membuka pintu secara perlahan,
"Ooh my God!" batinnya,
Dedrick beradu tatap, dengan gadis dihadapannya, memiliki mata yang teduh, sayu, berwarna biru, menggunakan eye shadow bak penari timur tengah, rambut dicepol keatas secara acak, dibalut busana tertutup sangat modis, menggambarkan kesempurnaan seorang gadis, tumbuh dalam perawatan keluarga yang hangat.
Jam rolex el brillo revelado de los diamentes ada di tangan kanan gadis ini, berlian 23 krat dengan nilai fantastis menghiasi jari manis, gelang hermes melingkari tangan kiri putih dan halus, sangat memukau Dedrick.
"Perfect!" bisik Dedrick,
"Apakah anda yang mencari saya? Karena telah menduduki kursi kebesaran anda Tuan?" Sambut Stela sinis saat melihat pria dihadapannya.
"Oough! I'm sory! Saya tidak menyangka jika gadis itu anda Nona!" jelas Dedrick pelan.
"Ck! Siapa anda? Dari mana asal anda?" tanya Stela masih sinis.
"Ogh! Perkenalkan, Willems Dedrick Visser putra dari Miller Van Visser, pemilik restoran ini Nona! Saya kuliah di Universsity of Southern sama dengan anda!" Memberi hormat bak pangeran raja dihadapan Stela,
Stela tersenyum simpul, merasa pria kaku yang diceritakan Lusi sepupunya, tidak seperti yang diceritakan.
"Duduklah Tuan? Hmm!" Stela memastikan panggilanya.
"Dedrick, Nona!" Senyumnya.
"Ogh! Oke Tuan Dedrick, senang berkenalan dengan anda!" Senyum Stela, ada perasaan lega, pria dihadapannya berkenalan sangat sopan.
"Panggil Dedrick saja nona! Kita seumuran!" ucap Dedrick dengan senyum sumringah.
"Apakah kamu sedang mengawasi resto mu?" tanya Stela.
"Ya! Saya mengawasi resto saya, dari gadis secantik anda nona!" godanya.
"Apakah anda siap, menghadapi dua pria diluar sana?" kekeh Stela.
"No! Iiigh! Mengerikan, saya tidak berani melewati mereka tanpa izin dari anda!" Canda Dedrick sedikit menatap mata gadis dihadapannya.
Stela tersenyum, mengangguk.
"Apakah mobil didepan milik anda Nona?" tanya Dedrick ingin tau.
"Ya! Milik kakek saya Hanz Parker!" Senyum Stela jujur.
"Ooogh, orang tua anda?" tanya Dedrick pura-pura belum mengetahui.
"Oogh! Momy dan Daddy stay di Jakarta, mungkin beberapa hari lagi mereka akan visit ke sini, menjenguk kami." jelasnya.
"Oogh! Sweet! Apakah kamu mau, jika saya mengundangmu untuk makan malam?" tanya Dedrick ragu.
"Hmm! Sory! Saya tidak punya waktu!" tolak Stela tersenyum.
"Oke! Sekali lagi saya minta maaf, atas keteledoran saya pada Nona!" tunduk Dedrick.
"Silahkan kabari Lusi, katakan bahwa kita baik-baik saja!" Pinta Stela.
"Baik Nona!" jawab Dedrick.
"Saya permisi!" Stela berdiri, menggenggam tas hermes mungil senada dengan gelang ditangan kirinya.
"Sebentar!" Dedrick membukakan pintu untuk Stela.
Stela tersenyum, "terimakasih," Stela sedikit menundukkan kepala berlalu, kedua pengawal mengikuti Stela, menggunakan mobil yang berbeda.
Dedrick tidak berkedip memperhatikan Stela, sangat cantik dan berkelas, berbeda dari semua gadis yang dia kenal, kaca mata hitam menghiasi wajah, booth menutup kaki jenjangnya.
"Wooow!" bisik Lois ditelinga Dedrick yang menyaksikan kepergian Stela.
"Apakah cinta pertama mu masih bergelora?" bisik Dovi.
"Hmm! Dia sangat sempurna! Idaman para pria! Berkelas! Tapi sayang, dia lebih sombong dari aku!" tunduk Dedrick dibahu Lois.
Dovi terkekeh, " setidaknya, dia mau bertemu denganmu atas permintaan Lusi!" jelas Dovi.
"Karena dia kesal, aku memberi jari tengah pada Lusi! Aku merasa berdosa!" kekehnya.
"Ya, you call Lusi! Katakan, bahwa kau menyesali perbuatanmu!" jelas Lois.
"Hmm! Ya!" Tawanya kembali kemeja mereka tadi.
Pelayan mengejutkan Dedrick,
"Tuan, handphone gadis tadi tertinggal!" Pelayan memberi Iphone X terbaru milik Stela.
"Ooogh! Apakah heldernya akan kembali?" kekeh Dedrick.
"Tunggu saja!" ucap Lois.
Tak lama mereka duduk menikmati susana sore, telinga mereka dikejutkan dengan suaran knalpot Ferrari, kembali terparkir didepan resto.
"Hmm! See! Gadis itu tidak mau kehilangan handphone miliknya." bisik Dedrick sombong.
Mereka terkekeh senang.
Stela turun, kaki jenjangnya membuat mata mereka tertegun.
Stela kembali keresto, menghampiri pelayan. Pelayan menunjuk kearah Dedrick.
"Dia melihat kita guys!" bisik Dedrick sedikit melirik gerak gerik Stela.
"Ssst!" Senyum Lois.
Stela berjalan mendekati ketiga pria itu, "hm, selamat sore! Maaf mengganggu! Apakah pelayan memberikan handphone saya pada anda Tuan Dedrick?" Senyum Stela.
"Ooogh! Ya! Apakah ini handphone anda nona?" tanya Dedrick memastikan, melihatkan pada Stela handphone miliknya masih utuh.
"Ya!" jawab Stela yakin.
"Baik, apakah anda menghapal nomor anda? Saya hanya memastikan!" jelas Dedrick tersenyum picik.
Stela tersenyum, mengerti maksud Dedrick.
"Baik!" Stela menghubungi nomornya, melalu handphone yang satu lagi.
Tentu saja wajah Dedrick berubah seketika, berharap Stela menghubungi melalui handphone miliknya.
Handphone berdering, Stela tersenyum kemenangan,
"See! Ini adalah handphone saya tuan!" jelas Stela dengan senyumannya.
"Oogh! Oke! You win!" Dedrick memberi handphone milik Stela,
"Terimakasih tuan, saya permisi!" ucap Stela sopan.
"Wait!" Dedrick sedikit menahan tangan Stela yang ingin berbalik,
"Hmm!" Senyum Stela terlihat menahan nafasnya.
"Bisakah saya meminta nomor anda Nona?" Senyum Dedrick penuh harap.
Stela mengangkat alisnya, "apakah anda akan mengganggu saya?" tanya Stela ragu.
"Tidak, saya senang mengenal anda Nona! Saya tertarik pada anda!" jujur Dedrick.
Stela mengerenyitkan kening mulusnya, menatap lekat wajah Dedrick. "Apa kau sedang merayu ku? Dan berharap aku terpedaya! Maaf Tuan! Anda dalam bahaya jika ingin mengganggu saya!" tegas Stela berusaha berlalu meninggalkan resto,
"No, no, no! Aku tidak berniat mengganggu mu! Aku hanya ingin berbisnis!" ucapnya jujur masih menghalangi jalan Stela.
"Sory! Aku rasa, aku tidak mengenal anda." ucap Stela kembali sinis, mendorong dada Dedrick, berlalu dari hadapannya.
"Shiiit! Sombong kan?" kesal Dedrick dihadapan sahabatnya, tentu jadi bahan tertawaan Lois dan Dovi.
_______________*
Kita kenalan dulu sama pemerannya, biar semakin...❤️
Nama : Stela Moreno Lim
Usia : 16 tahun
Wewenang : Salah satu pewaris FeneGroup dan FeneSwiss Group.
Pekerjaan : Pengusaha, mahasiswa dan model,
Penampilan : Modis, tinggi, putih, rambut blondy, body ideal, penyuka barang brandit.
Sifat positif : lembut dan romantis, manja
Sifat negatif : Egois, sombong,
Hubungan dengan karakter lain : istri Dedrick, sahabat Lois dan Dovi, keluarga Lusi.
Nama: Willems Dedrick Visser.
Wewenang: Anak pemilik restoran ternama
Usia: 18 tahun.
Pekerjaan: Pengusaha dan Mahasiswa.
Penampilan: tampan, tinggi, bertubuh atletis, berdarah Netherland dan Swedia.
Sifat positif: penyayang dan pejuang.
Sifat negatif: keras kepala, sombong.
Hubungannya dengan karakter lain : Sahabat Lois, Dovi, Lusi, dan Chy-in, anak tunggal Veni Smith, kekasih Stela,
_________ Like and Vote______❤️
"Ck, kalian lihat! Dia gadis yang sombong! Angkuh!" kesal Dedrick kembali kekursinya.
Kedua sahabat tertawa terbahak-bahak melihat Dedrick diperlakukan seperti itu oleh seorang gadis abege.
"Kau hubungi Lusi! Katakan padanya, kau tertarik pada Stela!" Ide Dovi lembut.
"Aaagh! Malas! Bisa besar kepala Lusi," Geram Dedrick.
"But, aku akan menemui Lusi! Bertanya semua tentang Stela, mencari alamat rumah, apa hobby gadis itu dan apa makanan kesukaannya." tambah Dedrick tersenyum picik.
"Haaah! Kau akan berubah menjadi pria romantis Willems Dedrick Visser?" kejut sahabat menatapnya.
"Ya!" Senyum tipis menyeringai di wajah tampan Dedrick.
Dedrick menghubungi Lusi, kemudian berlalu meninggalkan resto,
"Haii bro! Apa kau melupakan kami?" Sindir Lois menatap Dovi.
"Aaagh! Kalian menghambat langkah ku saja!" Geramnya.
Lois dan Dovi berlari mengejar Dedrick, menerima lemparan kunci mobil dari tangan Dedrick.
"Kau yang nyetir!" Lois melempar kembali kunci pada Dovi.
"Ck!" Kesal Dovi mengikuti keinginan Lois.
Mereka segera menuju kediaman Lusi, dikawasan Atherton California.
Lusi sudah menunggu didepan kolam renang kediamannya. Lusi berjemur, menutup tubuhnya menggunakan bikini orange menutup bagian bawah dengan sehelai kain pantai.
Pelayan Lusi menghampirinya, "Nona, teman kuliah Nona, Tuan Lois, Dedrick dan Dovi sudah datang." ucap pelayan.
"Oogh ya! Bawa mereka masuk! Ambilkan baju putih saya!" tunjuk Lusi pada pelayan, agar memberi baju yang agak jauh dari posisinya.
Pelayan melakukan sesuai perintah, selesai memakai bajunya,
Lusi mendekati teman yang menyebalkan itu, "haii!" Lusi memberi jari tengahnya pada Dedrick untuk membalas sakit hatinya.
"Oogh dear! Maafkan aku!" Peluk Dedrick pada Lusi.
"Aaagh! Jangan peluk-peluk! Aku tidak memaafkanmu!" Kesal Lusi bercanda.
"Dear, aku akan mengikuti semua keinginanmu!" Mohon Dedrick mengikuti langkah Lusi menuju kolam renang yang terhampar luas dikediaman itu.
"Woow! Aku akan berenang!" kekeh Lois.
"Ck!" tatap Dovi malas pada Lois.
Lusi tersenyum, "duduklah!" perintah Lusi.
Memanggil pelayan, membawakan makanan dan minuman untuk temannya.
"So! Apakah kau sudah menemui Stela?" tanya Lusi pada Dedrick.
"Hmm!" jawab Dedrick melihat kekonyolan sahabatnya, sudah membuka baju untuk masuk ke kolam renang.
"Heeii, hati-hati! Didalam ada putri duyung!" kekeh Lusi.
Lois dan Dovi tak menghiraukan, asyik dengan dunia mereka masuk kedalam kolam.
"Aku minta maaf, kejadian tadi!" ucap Dedrick.
"Hmm! Semudah itu kah kau meminta maaf pada ku?" ejek Lusi.
"Ya! Aku menyesal!" Senyum Dedrick tepat di wajah Lusi.
"Oke! Terus bagaimana pertemuan kalian?" tanya Lusi santai,
"Ya! Menarik! Dia gadis kecil yang sangat berkelas!" ucap Dedrick.
"Apa kau mau membantuku?" tambah Dedrick.
"Haah? Membantu apa?" tanya Lusi menatap malas.
"Jujur aku tertarik pada Stela! Siapa dia? Apakah dia keluargamu?" tanya Dedrick makin penasaran.
Lusi tertawa hangat, "kenapa otakmu begitu encer?" tanya Lusi menatap Dedrick.
"Ya! Aku melihatmu seperti melihat Stela! Tapi kalian berbeda." jelas Dedrick.
"Ya, jelas berbeda! Aku anak dokter, tentu tidak akan sama dengan Stela!" jelas Lusi sedikit jujur.
"Oogh! Apakah kalian keluarga dekat?" tanya Dedrick.
"Ya! Kami sama-sama cucu Hanz Parker!" jelas Lusi.
"Haaah!" Mata Dedrick membulat besar menatap Lusi malu.
"Maafkan aku Lusiana Helberg! Aku tidak menyangka kau termasuk keluarga mereka!" ucap Dedrick sangat tulus, sambil merutuk kesal didalam hati atas perbuatannya.
"Dimana rumah Stela? Apakah dia tinggal didaerah sini?" tanya Dedrick sedikit kepo.
"Hmm! Stela tinggal di Bell Air Los Angeles." jelas Lusi.
"Ooh!" Dedrick membulatkan bibirnya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku! Siapa keluarga mu? Kenapa kau begitu menyebalkan kami?" tanya Lusi serius.
"Aku berfikir kalian wanita biasa!" rengek Dedrick.
"Jangan bilang kau akan membully kami!" tegas Lusi.
"Oooh! Sekejam itukah?" tatapan horor Dedrick pada Lusi.
"I don't now what!" Senyum Lusi tipis.
"Jawab pertanyaanku Decrick!" Ancam Lusi memegang garpu geram.
"Aku hanya anak pemilik resto! Tidak sekaya keluarga mu!" tunduk Dedrick malu.
Lusi tertawa, seorang pria berkelas, terkesan angkuh, ternyata bisa ciut dihadapannya setelah mengetahui keluarganya.
"Apa kau sedang mengejekku?" Geram Dedrick.
"Setidaknya aku sedang menamparmu!" kekeh Lusi.
"Ck, menyesal aku datang kerumah mu!" jawab Dedrick sedikit lesu.
"Ya sudah pulang sana! Aku tidak membutuhkan pria sepertimu!" kekehnya membuat Dedrick makin kesal.
"Sombong!" rungut Dedrick.
"Aku bukan sombong! Kau mengatakan pada ku, bahwa aku tidak akan melihat matahari besok, jika kau tidak menemui Stela hari ini! Ya, aku sampaikan pesanmu pada Stela!" Tambahnya masih dengan terkekeh geli melihat raut wajah Dedrick berubah seperti kelinci kecil yang malu.
"Hmm!" Dedrick berbaring dikursi santai menikmati Lois dan Dovi, yang dari tadi melatih diri menjadi perenang handal.
"Dimana keluarga mu, Lusi?" tanya Dedrick penasaran.
"Momy and Daddy stay di Jakarta, kenapa?" Lusi balik bertanya.
"Kalian keluarga bahagia! Sangat kompak!" jawab Dedrick memejamkan mata.
"Ya! Kami diajarkan untuk selalu bahagia dalam keadaan apapun!" jelas Lusi.
"Apa kau mengenal dekat keluarga Stela?" tanya Dedrick.
"Sangat dekat! Momy ku adik Momy Stela." Jelas Lusi.
"Pantes! Kalian selalu bersama disetiap acara kampus." Senyum Dedrick.
"Ya, karena keluarga kami jauh, Stela tinggal bersama kakek dan nenek! Aku memilih tinggal disini, terkadang aku juga menghabiskan waktu disana!" tambah Lusi.
"Apa hoby Stela?" tanya Dedrick makin penasaran.
"Dia suka traveling, sementara aku hanya wanita rumahan! Capek traveling! Stela bisa setiap bulan pergi ke Jakarta, Paris, untuk menghadiri acara fashion. Mungkin besok dia akan ke New York bersama Chay-in adiknya." cerita Lusi.
Dedrick menyimak kegiatan Stela, membayangkan wajah Stela yang begitu menggemaskan
"Apa kau bersedia membantu ku untuk mendekatinya?" tanya Dedrick duduk membuat Lusi kaget.
"Aaagh boy! Kau tidak masuk dalam kriteria kami!" kekeh Lusi.
"Shiit! Apakah aku serendah itu menurut mu?" geram Dedrick menatap Lusi menikmati makanan dihadapannya.
"Aku hanya bercanda! Usia kami masih 16 tahun boy, tidak mungkin akan diizinkan memikirkan dunia percintaan!" jelas Lusi.
"Setidaknya aku pria baik, mapan yang akan menjaga Stela seumur hidup ku." ucap Dedrick serius.
"Berapa usiamu?" tanya Lusi menahan tawa.
"18!" jawab Dedrick jujur.
Lusi tertawa keras, “kau lucu, tidak mungkin orang tua kami menyerahkan kami pada pria usia 18 tahun!" kekehnya membuat Dedrick semakin kesal.
"Aku serius Lusi! Come on!" rengeknya.
"Minggu depan, kami ada acara thanksgiving disini! Datanglah, aku mengundangmu!" ucap Lusi tersenyum.
"Apa kau yakin?" tanya Dedrick meyakinkan.
"Ya! aku yakin! Keluarga besarku akan berkumpul, kau akan aku kenalkan dengan Brian, Jasmine, orang tua ku dan orang tua Stela!" jelas Lusi.
Dedrick meletakkan tangannya didagu sedikit berfikir sebelum memenuhi undangan Lusi.
"Bagaimana?" tanya Lusi.
"Oke! Apakah acara resmi?" tanya Dedrick ingin tau.
"Tidak, cukup santai! Kami hanya berkumpul keluarga! Uncle, aunty, dan kerabat dekat saja." jelas Lusi lagi.
"Oke! Thankyou Lusi!" senyum Dedrick menyeringai senang.
Lusi mengangguk tersenyum.
"Bro, kita pulang!" panggil Dedrick pada sahabatnya.
"Oke! Kau yang nyetir! Aku lelah!" tegas Dovi, melemparkan kunci mobil pada Dedrick.
"Ya!" jawab Dedrick, berlalu meninggalkan kediaman Lusi.
____________****
Kita kenalan dulu sama pemerannya, biar semakin...❤️
Nama : Lusiana Helberg
Wewenang : Putri tunggal Petter Helberg dan Holi Helberg
Usia : 16 tahun
Pekerjaan : mahasiswa
Penampilan : Gadis sederhana, modis, cantik, hampir mirip dengan Stela sepupunya, berdarah Jerman dan Amerika
Sifat positif : lembut dan friendy,
Sifat negatif : lebih garang, keras kepala,
Hubungan dengan karakter lain : keluarga Stela, sahabat, teman yang baik untuk Dedrick, Lois dan Dovi,
_______Like and Vote_______❤️❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!