Aneth
Prolog
Yolita Anggraini
"Aneth, sudah hampir pagi ayo lekas bangun!"
Seru mamaku sambil teriak-teriak
Yolita Anggraini
"Aneth!!!"
Serunya sekali lagi sembari membuka selimut yang aku kenakan di kepalaku
Aneth Anggara Siska
"Hmmm!!"
Jawabku tanpa menghiraukannya
Yolita Anggraini
"Ya ampun Aneth, sudah jam berapa ini nanti kamu telat!! Cepat bergegas!!!"
Aneth Anggara Siska
"Memangnya jam berapa si mah?"
Yolita Anggraini
"Liat Tuh!!"
Seru mamaku sembari memberikan sebuah jam weker kepadaku
Aneth Anggara Siska
"YA AMPUN TELAT!!!"
Ujarku sembari mengutuk diriku sendiri
Kemudian aku bergegas ke sebuah kamar mandi yang letaknya tak jauh dari kamar tidurku, dan aku memulai metode mandi cepat ala aku. Yaitu mandi hanya sikat gigi dan juga membilas sekali saja, gara-gara semalam aku ngerjain tugas jadi gak sempet bangun pagi dan juga sarapan. Alhasil aku pergi sekolah jadi terburu-buru untungnya aku gak ketinggalan bus.
Aneth Anggara Siska
"BERHENTI!!!"
Aneth Anggara Siska
Ujar ku di depan bus yang hendak ku naiki ke sekolah
Sopir Bus
"Hei!! Ngapain kamu di depan sana? Mau di lindes bus apa?"
Aneth Anggara Siska
"Hehe, maaf pak saya mau naik bus nya, hehe!"
Aneth Anggara Siska
Ujarku sembari tersenyum
Sopir Bus
"Yaudah cepetan naiknya jangan di situ aja?"
Aneth Anggara Siska
"Iya, iya!"
Untung ajah aku sempet berentiin mobil bus ini kalau enggak aku bakalan jalan kaki ke sekolah.
Dan belum sempat aku duduk ternyata aku duduk sama seorang anak perempuan yang umurnya hampir sebaya denganku, namun dia terlihat sangat murung.
Aneth Anggara Siska
"Hai!!"
Ujarku sembari bersikap simpati kepadanya
dia hanya menoleh ke jendela
Hmmm, padahal aku cuma berusaha buat bersikap ramah biar aku bisa berbaur dengan yang lainnya. Maklum aku orang baru di lingkungan ini, aku dan juga mamaku baru saja pindah di kontrakan lama kami, sebenarnya gak jauh sih pindahnya dari kontrakan lama kami yang dulu.
Karena kontrakan yang lama akan menambah biaya sewa, sementara aku dan mamaku tak sanggup membayarnya.
Hm, perasaan ada yang aneh sama perempuan yang duduk disamping aku padahal dia kan juga pakai baju seragam yang sama kayak aku. Tapi...
Saat aku memperhatikannya dia malah tersipu malu namun juga dengan perasaan kaku, aku yang tersenyum namun di balas dengan wajah ketusnya. Sebenarnya dia tak terlalu kelihatan cantik sih tapi...
Jarak terkadang membuatnya menjadi asing, membuat seseorang tak percaya akan kekuatan cinta. Silangit yang sama kamu berada, namun belum kamu temukan satu sosok pilihan-Nya.
kebahagiaan akan selalu berbanding lurus dengan kesedihan. Kita hanya menunggu waktunya bergiliran bukan?
Begitupun dengan kesunyian.
Hari ini terasa ramai, mungkin esok kita akan berdialog lagi dengan kesendirian.
Meski dalam keramaian aku masih merasa kesepian, entah kenapa sunyi sepi ku rasa tanpa seseorang yang bisa menemani ku di kesendirian ini, tak terasa sudah semakin jauh aku berjalan sendiri. Egois ku rasa bila aku mengeluh saja tanpa mau berusaha, entah kenapa goresan pena ku sampai pada titik kosong dimana tinta hitam yang ku tulis diatas kertas putih ternyata telah habis, setiap yang ku tulis sesuai dengan perjalanan hidup dimana hati menangis menjerit menceritakan setiap perjalanan hati yang lirih, meski sang waktu berbicara dengan nada yang lirih sambil di temani sang piano yang terus berbunyi dengan merdunya seperti melodi sendu yang menohok hati. Jarum jam terus berdetak kencang ke arah sumbu yang tak terbatas dengan penuh ke haluan aku terus bertanya kepada diriku sendiri, hari ini apakah akan lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya atau malah akan memberikan aku kesibukan uang sebenarnya membawaku pada rasa takut untuk memulai perubahan.
Sebenarnya Aneth bukan hanya pindah rumah kontrakan tapi juga dia pindah dari sekolahnya yang lama, karena sekolahnya yang lama biayanya sangat mahal sedangkan ibunya Aneth tak mampu untuk membayar SPP. Jadi Aneth terpaksa untuk menunggu beberapa bulan untuk bisa sekolah lagi sementara itu dia juga hendak membantu ibunya untuk berjualan sayuran di pasar.
Yolita Anggraini
"Sudah pulang sana!"
Aneth Anggara Siska
"Enggak aku mau bantu mama!"
Jawab mama Aneth sembari menghela nafasnya
Di sela-sela dia saat membantu mamanya kemudian muncul wanita tua yang tiba-tiba datang dan kemudian melemparkan jualan mamanya.
Yolita Anggraini
"Nyonya Devanka!"
Suatu perjalanan hidup saat kamu mencoba melupakan setiap masa lalu yang udah terjadi tapi yang kamu alami adalah saat kamu melihat sosok orang yang ada di depan mata kamu ternyata tak lain dan tak bukan adalah sosok orang yang berbeda dari yang kamu kenal.
Aku bukan pilihan, tapi aku juga tak sanggup untuk memilih. Rasanya ini tak adil bagiku, namun juga melewati setiap batas dalam hidupku. Aku yang berusaha untuk melupakan setiap hal yang ada dalam hidupku, aku yang hanya bisa mencoba untuk melupakan setiap masalah dalam hidupku.
Yolita Anggraini
"Aneth, sebaiknya kamu pulang saja!"
Aneth Anggara Siska
"Emangnya kenapa ma?"
Yolita Anggraini
"Udah sana!"
Aneth Anggara Siska
"Owh Ywdh!"
Seperti dugaan Yolita tak mau kalau kebohongannya terungkap dia juga tak ingin jika Aneth bertemu dengan neneknya yaitu Nyonya Devanka yang jahat.
Tetapi di lain kisah dia juga tak ingin jika, harus menanggung beban sendirian.
Meski begitu Yolita hanya berusaha untuk tetap sabar menghadapi setiap rintangan yang ia hadapi, walaupun dia harus menghadapi kecaman dari ibu mertuanya serta juga harus mencari uang sendiri demi menghidupi putri semata wayangnya yaitu Aneth.
Jangan berbisik, bunyinya di langit hening terdengar langkah kaki seseorang berjalan. Aku menengok ke arah kanan dan kiri ku, seperti ada seseorang yang memperhatikan diriku hanya saja aku mencoba untuk berpura-pura tak tahu.
Sebenarnya setiap kebohongan lambat lain juga akan terbongkar dengan sendirinya, seperti layaknya bau bangkai yang ditutup-tutupi lambat lain juga akan tercium bau busuknya.
Tetapi Yolita tak sadar bahwa sebenarnya kehidupanya juga terusik oleh kehadiran suaminya yang tiba-tiba hadir tanpa sepengetahuannya.
Suatu perjalanan hidup saat kamu mencoba melupakan setiap masa lalu yang udah terjadi tapi yang kamu alami adalah saat kamu melihat sosok orang yang ada di depan mata kamu ternyata tak lain dan tak bukan adalah sosok orang yang berbeda dari yang kamu kenal.
Aku bukan pilihan, tapi aku juga tak sanggup untuk memilih. Rasanya ini tak adil bagiku, namun juga melewati setiap batas dalam hidupku. Aku yang berusaha untuk melupakan setiap hal yang ada dalam hidupku, aku yang hanya bisa mencoba untuk melupakan setiap masalah dalam hidupku.
Entah kenapa lambat laun waktu berganti, sang detik juga berbicara pada waktu, hati tak mampu tuk dipisahkan namun kita juga tak mampu tuk memilih.
Episode 1 - Mata Elang
Kata orang-orang wajah aku mirip sekali dengan mama aku, sampai-sampai orang sering tertukar mereka kira aku mama aku, padahal ini aku loh.
Yah bisa dibilang cuma 98% aja loh...
Entahlah meski aku dan mamaku cuma tinggal berdua aja, tapi aku gak terlalu merasa kesepian sih. Sebab aku berusaha menutupi kesedihanku di depan mamaku, aku gak mau terlalu membebaninya.
Apalagi sekarang setelah aku pindah ke sekolah baru aku gak mau terlalu membebaninya, makanya aku nekat cari kerja paruh waktu.
Meskipun akhirnya ketahuan juga.
Yolita Anggraini
"Aneth, kan sudah mama bilang soal biaya sekolah kamu gak usah khawatir ada mama kok!"
Seru mamaku sembari memarahi aku yang ketahuan bekerja sepulang sekolah
Aneth Anggara Siska
"Maaf ma!"
Yolita Anggraini
"Sudah mama bilang urusan cari uang itu mama, sedangkan kamu sekolah saja yang bener. Biar jadi orang, mama cuma gak mau kamu bernasib sama kayak mama"
Ujar mamaku sembari menitihkan air matanya
Kemudian aku mendekat, menghela air mata yang jatuh tepat di pipinya...
Aku tak kuasa melihat ibu ku yang berjuang keras sendirian..
Aneth Anggara Siska
"Aneth, janji ma Aneth gak akan ulangin lagi!"
Ujarku sembari kemudian memeluknya
Mamaku pun ikut memelukku dengan erat.
Dia mencengkeram tangan ku dengan erat tanpa melepaskan genggaman tangannya sampai aku gemetar dan tak berani melihat wajahnya, bahkan untuk berbicara saja aku tak mampu. Sampai aku menahan Hela nafasku dan kemudian jantung ku berdeyup dengan kencang, aku seperti berada di sebuah rollercoaster yang sangat tinggi dan menakutkan. Dia cuma melihat ke arah ku sambil terus menggenggam tangan ku, jari jemari ku pun tak gentar untuk melawan kerasnya genggaman tangannya.
Cinta tak selamanya tentang kamu dan juga pacar kamu, tapi juga antara kamu dengan ibu kamu atau ayah kamu.
Terkadang aku suka merasa iri bila melihat orang-orang yang punya ayah, sedangkan aku gak punya.
Aku cuma melihat dari kejauhan, sembari berkata..
Aneth Anggara Siska
"Kapan aku bisa bertemu ayah?"
Aneth Anggara Siska
"Apa aku punya ayah?"
Aneth Anggara Siska
"Apakah ayah akan mencari aku dan juga mama?"
Aneth yang masih kecil dan polos dia selalu bertanya tentang ayahnya tetapi mamanya hanya menjawab
Yolita Anggraini
"ayah kamu sudah tak ada Aneth!"
Yolita Anggraini
"Berhentilah kamu bertanya dan mengeluh kepada mama!"
Bingung dan bimbang aku cuma menatapi langit-langit rumah kami yang hanya beratapkan anternit yang usang dan lapuk serta juga ada sarang laba-laba yang bergelantungan.
Gak ada saksi bisu, aku dan mama suka berpindah-pindah tempat karena tak mampu bayar sewa kontrakan.
Aneth Anggara Siska
"Coba aja aku punya rumah sendiri!"
Ujarku dalam hati sembari menghela nafas panjangku
Kemudian ketika aku sedang membersihkan lemari, ternyata ada sebuah buku yang tiba-tiba terjatuh. Namun saat hendak aku ambil...
Aneth Anggara Siska
"Buku apa ini?"
Aneth Anggara Siska
"I..ia"
Yolita Anggraini
"Kamu ngapain?"
Aneth Anggara Siska
"Aku lagi..."
Belum sempat ku lihat, kemudian mamaku mengambil buku itu dan kemudian di simpan ditempat lain.
Yolita Anggraini
"Ini barang mama!"
Aneth Anggara Siska
"Tapi.."
Yolita Anggraini
"Udah kamu bersihin yang lain aja!"
Aneth Anggara Siska
"Hmmm, ywdh!"
Aneth Anggara Siska
"Sebenarnya itu buku apa ya? Kok mama sampai segitunya sih pas aku lihat, langsung dia ambil"
Aneth Anggara Siska
Anetha Anggara Siska, sebenarnya bukan gadis yang dibilang cantik banget kalau cantik itu relatif tapi kalau baik itu berbeda. Banyak hal yang membuat Aneth terkenal di sekolah bukan hanya sifatnya yang ramah dan pandai bergaul namun dia juga salah satu murid blasteran indo-turki yang membuat wajahnya nampak berbeda dengan murid lainnya di sekolahnya.
Aneth Anggara Siska
Aku sempat berfikir kalau wajahku ini ada kemiripan sama ayahku.
Yolita Anggraini
Yolita Anggraini adalah mamanya Aneth dia merupakan seorang janda yang berusaha menghidupi anaknya seorang diri, dia sendiri tak pernah bercerita tentang ayahnya Aneth yang menghilang dan tak mau bertanggung jawab, Yolita hanya bercerita bahwa ayahnya Aneth telah meninggal dunia padahal sebenarnya ayahnya Aneth masih hidup.
Suatu perjalanan hidup saat kamu mencoba melupakan setiap masa lalu yang udah terjadi tapi yang kamu alami adalah saat kamu melihat sosok orang yang ada di depan mata kamu ternyata tak lain dan tak bukan adalah sosok orang yang berbeda dari yang kamu kenal.
Aku bukan pilihan, tapi aku juga tak sanggup untuk memilih. Rasanya ini tak adil bagiku, namun juga melewati setiap batas dalam hidupku. Aku yang berusaha untuk melupakan setiap hal yang ada dalam hidupku, aku yang hanya bisa mencoba untuk melupakan setiap masalah dalam hidupku.
Entah kenapa lambat lain waktu berganti, sang detik juga berbicara pada waktu, hati tak mampu tuk dipisahkan namun kita juga tak mampu tuk memilih.
" It’s all about falling in love with yourself and sharing that love with someone who appreciates you, rather than looking for love to compensate for a self love deficit.” — Eartha Kitt.
(Itu semua tentang jatuh cinta pada diri sendiri dan berbagi cinta dengan seseorang yang menghargaimu, daripada mencari cinta untuk mengimbangi kekurangan cinta terhadap diri.)
Pernah dengar gak kisah Rangga dan juga Cinta, kenapa ya ini kayak kisah cinta kita. Kenapa ya kamu kayak menguji aku padahal aku sendiri berusaha buat ngelupain kamu, didal hati aku bernyanyi berharap suatu saat kamu bisa melihat ku kembali. Aku bertahan tapi aku juga tidak tahu harus bagaimana, dalam hidup aku hanya bisa berusaha dan berdoa meski terkadang harapan tidak sejalan dengan kenyataan.
Yolita Anggraini
"Jangan memilih aku bukan pilihan!"
Anggara Heri Wibowo
"kamu memang bukan pilihan tapi kamu milikku!"
Ujar lelaki itu sembari menggenggam tangan Yolita
Dia mencengkeram tangan ku dengan erat tanpa melepaskan genggaman tangannya begitu kokoh dada bidangnya sampai aku gemetar dan tak berani melihat wajahnya, bahkan untuk berbicara saja aku tak mampu. Sampai aku menahan Hela nafasku dan kemudian jantung ku berdeyup dengan kencang, aku seperti berada di sebuah rollercoaster yang sangat tinggi dan menakutkan. Dia cuma melihat ke arah ku sambil terus menggenggam tangan ku, jari jemari ku pun tak gentar untuk melawan kerasnya genggaman tangannya.
Dia seperti bukan dia, nampak bukan seperti orang yang aku kenal, dia memang baik dan perhatian padaku tetapi dia memang terlalu berlebih-lebihan.
Dia hanya diam seribu bahasa, tapi tidak berbicara sama sekali padahal aku sudah bilang, sambil aku melepaskan genggaman tangannya yang erat tetapi dia sama sekali tidak mau melepaskan tangannya dari diriku.
Selalu saja seperti ini, yang jadi korbannya tak lain dan tak bukan adalah aku. Karena aku sama sekali tidak tahu apa-apa.
Episode 2 - Layangan Putus
Yolita Anggraini
"Nyonya Devanka!"
Dia kaget melihat kedatangan ibu mertuanya
Nyonya Devanka
"Kenapa kamu ada disini?"
Pertemuan ku dengannya...
Nyonya Devanka
Nyonya Devanka merupakan ibu mertua Yolita atau merupakan ibu dari Anggara dia sangat jahat dan tega serta dia juga yang menjodohkan Anggara dengan Rahayu.
Nyonya Devanka
Dia tak pernah merestui hubungan Anggara dengan Yolita, karena berbeda kasta.
Yolita Anggraini
"Sa..ya..!
Suatu perjalanan hidup saat kamu mencoba melupakan setiap masa lalu yang udah terjadi tapi yang kamu alami adalah saat kamu melihat sosok orang yang ada di depan mata kamu ternyata tak lain dan tak bukan adalah sosok orang yang berbeda dari yang kamu kenal.
Aku bukan pilihan, tapi aku juga tak sanggup untuk memilih. Rasanya ini tak adil bagiku, namun juga melewati setiap batas dalam hidupku. Aku yang berusaha untuk melupakan setiap hal yang ada dalam hidupku, aku yang hanya bisa mencoba untuk melupakan setiap masalah dalam hidupku.
Entah kenapa lambat lain waktu berganti, sang detik juga berbicara pada waktu, hati tak mampu tuk dipisahkan namun kita juga tak mampu tuk memilih.
Yolita Anggraini
"Kenapa kisah hidupku begitu rumit apa tak ada kebahagiaan lagi untukku"
Nyonya Devanka
"Hmm.. ternyata kamu seorang pedagang sayuran"
ujarnya ketus sembari memalingkan wajahnya yang sombong
Nyonya Devanka
"kalau ku tahu kamu yang jualan aku tak akan mau beli!"
Dia hanya memperhatikan Yolita yang berpakaian sederhana
Sementara dia mengenakan pakaian yang mahal dan juga dengan menggunakan tas branded
Nyonya Devanka
"Sudah saya malas beli disini!"
Ujarnya sembari mengacak-acak barang dagangan Yolita
Yolita Anggraini
"Aku tahu dia tak akan pernah berubah dia selalu memperlakukan aku seperti itu"
ujar Yolita dalam hatinya
Hidup itu kayak rollercoaster, semua terjadi gak semua yang kamu inginkan kamu dapatkan
Lihat saja aku yang mengukir harapan di atas dedaunan kering, aku cuma berharap suatu saat Nyonya Devanka akan berubah
Tapi nyatanya itu semua mustahil
Aku tak bisa berkata-kata, apa yang bisa aku bicarakan langit saja terdiam namun tak jua aku berharap bila saatnya tiba apa mungkin semua akan berubah. Hitam bukan putih dan ini juga mungkin bukan karena dia, siapa dia? Seseorang yang hadir di kesunyian malam, seseorang yang selalu mengganggu tidurku. Aku hanya tak mampu berkeluh kesah, aku juga tak mampu berkata-kata. Aku hanya diam seribu bahasa, mungkin saja Tuhan tahu apa yang aku rasakan tapi aku hanya bisa diam dan mencoba menutupi semuanya.
Dibalik kehidupan ini kita gak akan pernah bisa tahu apa yang akan terjadi, kehidupan akan terus berjalan dan masa lalu juga akan mengiringi masa depan. Mungkin saja aku yang keliru tetapi aku memang bukan siapa-siapa.
Dan tiba-tiba masa lalu itu terngiang kembali di benakku
Sembari kemudian mengingat kembali masa-masa kala dia berpacaran dengan Anggara atau ayahnya Aneth.
Sebenarnya hubungan ku dengan Anggara sejak dahulu memang tidak di setujui oleh keluarga Anggara, ya aku hanya orang biasa sedangkan Anggara adalah anak orang kaya.
Pertemuan aku dan dia adalah pertemuan singkat yang merubah segalanya, menjadi cinta.
Anggara Heri Wibowo
"Permisi mba!"
jawab perempuan cantik yang mengenakan pakaian SPG dengan sepatu hak tingginya
Aku sudah lama ditinggal oleh kedua orangtuaku, ayahku meninggal karena kecelakaan saat aku berusia 9 Tahun dan masih butuh banyak biaya sekolah, dan aku terpaksa berhenti sekolah.
Sedangkan ibuku hanyalah seorang penjual sayur di pasar, namun saat aku masih duduk di bangku SMP pasar tempat ibuku bekerja kebakaran dan salah satu korbannya adalah ibuku.
Aku tak pernah bisa berhenti, untuk melupakan kejadian itu orang satu-satunya dalam hidup aku telah tiada dan aku sebatang kara. Begitu juga dengan rumah aku terpaksa mengontrak dengan cara mencari uang sendiri dan membayar sewa dengan hasil jerih payahku sendiri.
Saat itu aku bertemu dengan Anggara di Mall tempat aku bekerja, singkat cerita aku dan Anggara berpacaran dan menjalin kasih.
Anggara Heri Wibowo
"Lagian udah tau jauh kamu malah ikut!"
Yolita Anggraini
"Deh kan kamu yang ngajakin aku!"
Anggara Heri Wibowo
"Makanya kamu harus sering berolahraga, jangan main hp mulu"
dia hanya cemberut sambil duduk di kursi taman
Anggara Heri Wibowo
"Ada apa sih?"
Yolita Anggraini
"Enggak apa-apa kok!"
Jawabnya sambil memalingkan wajahnya
Anggara Heri Wibowo
"Kamu kalau begitu lucu banget!"
Jawabnya sambil mengelus kepalanya
Anggara selalu saja memanjakan aku, dia selalu memberikan apa saja yang aku mau
Aku sadar sifat anggara terlalu royal dan perhatian, bahkan lebih dari sekedar pacar
Namun aku tak mau semudah itu memanfaatkannya
Karena aku bukan tipe cewek yang materialistis
Meskipun ibunya Anggara menganggap jika aku hanya menginginkan uangnya Anggara saja
Padahal aku tulus mencintainya
Yolita Anggraini
"Ih apaan sih"
jawabnya sambil melepaskan tangannya
Anggara Heri Wibowo
"Udah nih minum!"
Ujarnya sambil memberikan sebuah botol berisi air minum
Aku dan Anggara sangat dekat hingga...
Anggara Heri Wibowo
"Pagi-pagi kayak gini makan bubur enak nih!"
Satu putaran ku lewati dengan orang yang sama, namun di satu putaran lagi aku lewati bersama orang yang berbeda, aku hanya menyesal sudah memilih orang yang salah dan saat itu seketika aku mencoba menghindar dari masa lalu yang menyakitkanku.
Sedih boleh tapi jangan sampai kehilangan arah dan juga harapan, yakin saja sedih yang kita alami saat ini pasti akan berubah menjadi kebahagiaan suatu hari nanti.
Siapa yang tak kenal Anggara..
Pernah gak jalanin hubungan sama seseorang yang cuma mau didengarin, tapi gak pernah mau dengerin kamu? Yang sama dia tuh, kamu gak ada kesempatan untuk cerita, karena dia akan selalu bandingin masalah kamu dengan masalahnya. Pernah gak dekat sama orang yang kayak gitu? Keadaannya tuh kayak: "ya aku sayang kamu, tapi semakin kesini hubungan ini justru bikin aku merasa sendirian."
Sudah berkali-kali dilukai hatinya, sudah berkali-kali pula diabaikan perasaannya, tapi masih tetap ingin mencintai orang yang sama. Ya gimana ya?. Barang kali, kita memang tak tau masa depan seperti apa yang akan kita punya, namun kita masih bisa mengusahakannya.
Yolita Anggraini
"Iya sayang nanti aku bikinin buat kamu!"
Anggara Heri Wibowo
"siap deh buatan kamu pasti enak!"
Hubungan kami berdua selalu harmonis
Sampai suatu ketika aku menyadari bahwa ternyata Anggara sudah di jodohkan dengan gadis lain
Dan itu membuat hati aku hancur
Aku tak kuasa menahan air mataku
Sudah berkali-kali dilukai hatinya, sudah berkali-kali pula diabaikan perasaannya, tapi masih tetap ingin mencintai orang yang sama. Ya gimana ya?. Barang kali, kita memang tak tau masa depan seperti apa yang akan kita punya, namun kita masih bisa mengusahakannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!