NovelToon NovelToon

4 Penguasa Kampus

Masuk pertama kali di B.A university

"Lihat! lihat itu mereka sudah datang," kata salah satu Mahasiswa di sana.

Mereka semua berkumpul untuk melihat junior mereka yang sudah diumumkan akan masuk hari ini. Mereka adalah anak Billionaire terkenal negeri ini yang juga yang merupakan anak para pemilik kampus dan pemegang saham tertinggi atas B.A university.

Mata semua para mahasiswa maupun mahasiswi menuju keempat pria tampan yang baru saja keluar dari mobil pabrikan Eropa yang berlogokan banteng.

Ketampanan mereka tidak ada duanya, mereka bak manusia pilihan yang memiliki wajah luar biasa tampan apalagi didukung eksistensi mereka.

Seolah kembar, keempat pria ini sama-sama menunggangi jenis mobil Lamborghini Veneno yang harganya selangit. Mobil hanya di produksi beberapa unit saja di dunia.

Mobil mobil mereka adalah hadiah dari orang tua mereka karena mereka masuk universitas.

Saat keluar dari mobil nampak mereka saling pandang dengan senyum manisnya sambil melepas kacamata hitam yang mereka kenakan.

Mereka berempat berjalan dengan memasukkan tangan ke dalam saku mereka.

Sorakan riuh terdengar saat mereka melewati para senior mereka.

"Duh tampan sekali," kata salah satu Mahasiswi

"Iya, beruntungnya yang akan jadi pacarnya nanti," sahut yang lainnya.

Arthur yang mendengar ocehan meraka melirik dan dengan tersenyum penuh kharisma.

Yang dasarnya Arthur seorang playboy tentu pandai memikat hati wanita.

Sifat Shane turun pada diri Arthur dan mengikutkan sedikit gen dari Amira.

"Aku suka sekali, mereka begitu mengagumi kita," kata Arcelo

"Jadi kita bisa mengencani mereka," sahut Arthur

"Di otak kalian hanya kencan saja, woy! ingat tujuan kita adalah belajar," timpal Arsen

"Mereka kan para playboy Arsen jadi wajar kalau yang ada di otak mereka adalah wanita" ucap Aaron dengan tertawa.

Mereka berempat lalu masuk ke dalam kampus

*********

Beberapa hari belajar di kampus mereka membuat geng yang bernama A4 singkatan dari Arsen, Aaron, Arcelo dan Arthur.

Kampus ini adalah hasil karya dari mama Aaron, Putri kini sudah menjadi arsitek terkenal bahkan banyak tawaran dari luar negeri sehingga Aaron sering dia tinggal berkerja.

Bryan Group dan Anderson Group bekerja sama untuk membuat Kampus setaraf kampus yang berada di luar negeri yang hanya orang-orang kelas atas yang mampu sekolah di sini.

Biaya per semesternya saja hingga angka ratusan juta yang tentu hanya anak pengusaha sukses yang sanggup dan mampu bersekolah disini.

Dosen yang mengajar juga Dosen profesional dengan sertifikasi A sehingga para murid yang lulus dari B.A university dipastikan akan mendapat jaminan masa depan dengan masuk perusahaan kelas kakap di seluruh dunia.

Ternyata di balik wajah tampan mereka terdapat sikap yang seenaknya, terlebih Arsen yang menuruni sifat dari papanya, Sean. Hingga suatu ketika saat mereka asik berjalan di lorong kampus ada seorang Mahasiswi yang tidak sengaja menabrak Arsen sehingga ice krim yang dia bawa mengotori sepatu Arsen.

Dengan tatapan mautnya Arsen menatap Mahasiswi tersebut,

"Kamu tahu berapa harga sepatuku!" bentaknya, dia marah sekali karena ice krim yang dibawa mahasiswi tersebut jatuh mengotori sepatunya.

Mahasiswi tersebut sangat ketakutan, ingin rasanya dia pingsan di depan A4 terlebih lagi Arsen yang sudah sangat marah, cari gara-gara dengannya sama saja membangunkan singa lapar yang sedang tertidur.

"Maafkan aku Arsen," katanya dengan lirih.

"Kalau minta maaf berguna untuk apa ada polisi," sahut Arsen tak terima.

Arsen memang pemarah persis seperti Sean, Kalau dulu ayahnya adalah sang Casanova namun Arsen tidak menyukai wanita baginya wanita itu merepotkan dan menghabiskan banyak uang.

"Baik lah tunggu sebentar saya akan membersihkannya," kata Mahasiswi tersebut lalu beranjak untuk mengambil tisu.

Arsen saling menatap anggota A4 lainnya dan mereka tersenyum sinis hanya Aaron yang tidak begitu setuju.

"Hey, Tunggu!" teriak Arsen

Seketika Mahasiswa tersebut berhenti dan kembali dimana dia menumpahkan ice krim di sepatu Arsen.

"Bersihkan sepatuku dengan mulutmu" kata Arsen dengan menatap Mahasiswi tersebut.

Mahasiswi tersebut membolakan matanya, lalu diam terpaku dengan perintah Arsen bagaimana bisa Arsen memperlakukan seniornya seperti itu.

"DO atau membersihkan sepatuku dengan mulutmu!" Arsen memberikan penawaran yang sama-sama tidak manusiawi.

Dengan sangat terpaksa mahasiswi tersebut membersihkan sepatu Arsen dengan mulutnya dan itu membuat Arsen puas.

Arsen tertawa menatap para temannya, Aaron yang kurang setuju hanya mampu menggelengkan kepala, temanya sungguh sadis dan tidak manusiawi.

Kalau mamanya tau pasti Arsen sudah habis tu seperti Sean yang selalu dilawan.

Setalah itu dia berjalan meninggalkan Mahasiswi yang menangis karena A4.

"Kamu nggak takut kalau Tante Arini marah?" tanya Aaron

"Nggak papa, aku bisa mengatasi mamaku. Dengan rayuan maut dariku pasti mama klepek-klepek," sahut Arsen percaya diri

"Halah paling saat dijitak tante Arini kamu berteriak minta ampun," ucap Arthur dengan tertawa

Arsen menatap sinis Arthur dan Arcelo, ingin rasanya dia melemparkan kedua temannya ke kutub selatan.

Karena drama tadi mereka terlambat masuk kelas, di kelas ternyata sudah ada dosen yang mengajar.

Mereka langsung saja masuk, bukannya mereka yang mengucap salam melainkan dosen mereka yang mengucap salam pada mereka.

Begitulah hari-hari mereka di kampus, karena sikap mereka tidak satu pun yang berani melawan mereka, saat para A4 lewat mereka seakan minggir dan menyaksikan geng ini lewat.

A4 memiliki banyak penggemar hingga terkadang banyak hadiah yang diam-diam diletakkan di atas mobil mereka.

Sean, Daffa, Shane dan juga Nick tahu akan sikap anak mereka di kampus, mereka mencoba menasehati namun ya begitulah anak-anak mereka, mereka selalu memiliki alasan untuk berkilah.

Hingga suatu ketika Sean dan kawan-kawannya mengadakan rapat dadakan untuk membriefing anak-anak mereka.

"Papa dengar kamu bersikap semena-mena Arsen," tanya Sean dengan menatap putranya tersebut

"Siapa yang bilang pa?" tanya Arsen balik yang membuat Sean mengelus dadanya.

"Laporan dari pihak kampus," jawab Sean.

"Mereka mungkin salah om, mana mungkin kami bertindak seperti itu," sahut Aaron mencoba membela Arsen sahabatnya

"Betul om Sean," sahut Arcelo dan Arthur barengan.

Sean dan para papa lainnya memijat pelipis mereka masing-masing heran dengan kelakuan anak-anak mereka.

Karena tidak ada yang dibahas lagi, junior mereka pamit pergi.

A4 pergi ke markas mereka yaitu sebuah club' mewah milik Arthur.

Di sanalah mereka biasanya menghabiskan waktu setiap malam tanpa diganggu oleh mama dan papa Meraka yang super duper cerewet.

"Arsen, Aaron kami mau mengencani wanita dulu, kalian ikut apa tidak?" tanya Arcelo dengan menatap sahabatnya.

"Tidak, aku tidak berminat dengan wanita." Sahut Arsen

"Aaron bagaimana dengan kamu?" tanya Arthur

"Aku malas, wanita rasanya cuma gitu-gitu aja," jawab Aaron yang membuat mereka semua melemparkan tatapan tajamnya pada Aaron.

"Memangnya kamu ingin pepes pindang rasa apa?" tanya Arcelo heran dengan Aaron.

Aaron tertawa renyah mendengar pertanyaan Arcelo, dia ingin sebuah tantangan menurutnya wanita dengan suka rela menyerahkan diri padanya itu tidak asik dan Aaron tidak suka.

Harus ada yang diperjuangkan sedikit lah bukan kok mendekati langsung klepek klepek.

"Pepes rasa semur kali," sahut Arsen tertawa.

Satu jam berlalu, Arsen dan Aaron memutuskan untuk pulang meninggalkan Arcelo dan Arthur yang sedang mengencani wanita.

Untuk cerita ini kelanjutan dari Teman ranjang Billionaire ya kak, jadi kurang afdol jika nggak baca teman ranjang billionaire dulu.

maksih😘😘😘

Ikutin terus ceritanya ya kak, karena ada give away menanti di akhir cerita, top fans dan top koment dengan total give away 300 ribu.😘😘😘😘😘

Airin

Begitulah hari-hari A4, hingga tak terasa waktu sudah berjalan setahun, kini A4 sudah menginjak semester tiga.

Arthur menyunggingkan senyuman, karena dia ingin mengerjai junior mereka yang rencananya akan masuk hari ini.

"Apa rencana kalian?" tanya Arthur

"Rencana apa?" tanya Arsen balik

"Rencana buat ospek," jawab Arthur

"Malas, untuk apa pusing memikirkan ospek," sahut Arsen.

Arthur yang tidak mendapat dukungan dari A4 lainnya melemaskan badan, pupus sudah mengerjai juniornya. Pikirnya dia ingin mengerjai juniornya lalu mencari para gadis yang cantik, pasti para junior dengan mudah dia rayu.

Saat itu A4 berjalan melewati Aula, dan para teman seangkatan memanggil mereka.

Salah satu teman mereka ingin mengungkapkan perasaannya pada Arsen dan ingin memberinya hadiah.

"Hey, A4! kemarilah!" panggil salah satu temanya

Mereka berempat masuk, seorang wanita mendekat dan memberi hadiah buket Bunga pada Arsen tak lupa coklatnya.

"Ini hadiah untuk kamu Arsen, aku sangat menyukai kamu," kata wanita tesebut dengan tertawa senang.

Arsen menerima bunga dan coklat dari temannya itu, "Jadi kalian memanggil aku hanya untuk ini," ucapnya dengan ekspresi wajah yang siap memangsa siapa pun.

"Iya Arsen, dia sangat mencintai kamu," sahut seorang wanita di sana.

Arsen yang kesal melempar Bunga dan coklat ke tempat sampah, "Aku benci para wanita, jadi aku peringatkan pada kalian jangan ada yang mengganggu aku lagi apalagi menyatakan perasaan konyol kalian padaku! mengerti!" Arsen lalu pergi begitu saja.

Si gadis yang memberi hadiah tadi menangis, dia tidak meminta Arsen untuk menerima cintanya minimal Arsen bisa menghargai pemberiannya.

A4 sudah berlalu namun gadis ini masih menangis, di depan teman-teman semua cintanya tak hanya ditolak namun dia juga dipermalukan.

Dari kejauhan nampak sepasang mata yang melihat A4, dia sungguh kesal sekali dengan A4 yang semena-mena pada teman-temannya.

"Dasar lelaki yang tidak punya otak," gumam Airin gadis yang baru masuk B.A university.

Kesan pertama pada A4 sungguh buruk, dia sangat membenci A4 terlebih lagi pada Arsen.

Mendengar cerita senior mereka kalau A4 adalah idola para kampus membuat Airin penasaran namun beberapa kali melihat A4 yang semena-mena membuat Airin membenci mereka.

Airin adalah mahasiswi baru yang masuk karena kemurahan hati salah satu petinggi kampus. Airin adalah anak dari salah satu pemilik kantin di kampus, Berkat nilai Airin yang bagus akhirnya dia diterima di kampus tersebut.

Setiap hari Airin membantu ibunya mengurus kantin dia meladeni mahasiswa yang jajan ataupun makan di kantin milik orang tuanya.

Hingga suatu hari ada A4 yang makan di kantin milik orang tua Airin dan Airin yang meladeni mereka.

"Kalian mau makan apa?" tanya Airin tanpa menunduk, seolah dia ingin menantang A4

Arsen yang melihat Arini gak ada sopan-sopannya mengerutkan alisnya.

"Menu seperti biasanya," jawab Arsen

Airin yang baru beberapa hari membantu ibunya tentu tidak tau menu yang biasa meraka pesan, lalu Airin bertanya kembali

"Maaf menu biasa yang kalian pesan itu apa?" tanya Airin lagi

Aaron yang ingin cepat makan membuka suara

"Nasi goreng seafood dan juga lemon tea," jawab Aaron

Airin menatap Aaron sekilas, senyum Aaron bagi Airin sangat manis.

Lalu Airin kembali untuk menyiapkan menu A4.

"Setelah ini kamu tutup ya Airin, soalnya ibu mau ke pasar," kata ibu

"Baik Bu," sahut Airin.

Jam kampus memang sudah habis untuk itu ibu Airin pergi ke pasar.

A4 adalah pelanggan terakhir kantin Airin.

Airin segera menyajikan pesanan A4, dan tanpa sengaja Airin menyenggol minuman Arsen dan membuat baju Arsen sedikit basah.

"Hati-hati, lihatlah bajuku basah!" bentak Arsen yang membuat Airin menatapnya lalu dia minta maaf.

"Kalau minta maaf berguna untuk apa ada polisi!" sahut Arsen dengan tatapan mautnya. Kata itu adalah kata andalan Arsen saat ada yang mencoba minta maaf padanya.

Airin juga menatap Arsen dengan sinis, "Ingin sekali aku colok matanya itu," batin Airin

Arsen meminta Airin mengusap bajunya dengan tisu namun Airin hanya terdiam berdiri menatap sinis Arsen dengan umpatan-umpatan dalam hati.

Arsen yang kesal menggebrak meja, "Kamu budeg ya?" maki Arsen

Airin segera mengambil tisu dan mengelap baju Arsen yang basah.

"Apa tangan kamu lumpuh hingga mengelap baju sendiri tidak bisa," kata Airin yang menyulut emosi Arsen

"Beraninya kamu!" bentak Arsen dengan menunjuk Airin.

"Untuk apa aku takut padamu, memangnya kamu siapa? Tuhan, sehingga aku harus takut," sahut Airin yang membuat Arsen geram

Arsen yang kesal mengambil gelas lemon teh miliknya lalu menumpahkan ke kepala Airin.

Airin mengusap rambutnya yang basah, Arsen tertawa melihat Airin basah kuyup karena tumpahan es yang Arsen sengaja tumpahkan.

"Itu balasan buat kamu yang berani padaku," kata Arsen dengan tertawa puas.

Airin tak mau kalah dia mengambil nasi goreng Arsen dan menumpahkannya di kepala Arsen.

"Mantap kan," katanya lalu pergi masuk ke dalam

Aaron, Arcelo dan Arthur terpaku menatap Arsen dan Airin yang sudah menjauh, mereka heran baru kali ini ada yang berani melawan Arsen.

Arcelo berdiri lalu menepuk bahu Arsen, "Sabar bro," katanya dengan menahan tawa.

Ekspresi Arsen sungguh lucu, wajahnya seperti keledai dungu dengan menahan amarah.

Arsen menundukkan kepalanya supaya nasi goreng yang berada di kepalanya jatuh namun meskipun sudah jatuh tetap ada sisa-sisa yang menempel di rambut Arsen.

"Kelihatannya wanita tadi mengibarkan bendera perang pada kita," ucap Arsen lalu pergi tanpa membayar nasi dan juga teh yang mereka pesan.

Arcelo dan Arthur segera menyusul Arsen namun berbeda dengan Aaron yang masuk ke dalam untuk meletakkan uang guna membayar makanan dan minuman yang mereka pesan tadi.

Arsen pergi pulang begitu pula dengan anggota A4 yang lain.

Saat di rumah betapa kagetnya Arini melihat anaknya dengan nasi yang menempel di rambutnya.

"Arsen kenapa Arcelo?" tanya Arini

Arsen mengkode Arcelo untuk tidak bilang karena pasti mamanya akan memarahinya.

"Tadi Arsen jatuh tante," jawab Arcelo yang membuat Arsen menatapnya tajam.

Arini mengerutkan alisnya, aneh sekali jatuh kok banyak nasi di kepala, kira-kira begitulah yang dipikirkan Arini.

Mereka bertiga pergi ke kamar Arsen sambil menunggu Arsen mandi.

Setalah mandi, Arsen memegang rambutnya dan mencium tangannya, nampak bau nasi goreng masih melekat sehingga membuatnya masuk ke dalam kamar mandi lagi untuk keramas.

"Wanita itu sungguh berani," kata Arthur

"Iya, besok pasti ada perang di kampus," sahut Arcelo

"Betul, kita lihat saja," timpal Aaron

Arsen keluar dengan ekspresi marah, dia melihat pantulan dirinya di cermin sambil mengepalkan tangannya.

"Lihatlah pembalasanku besok," gumamnya.

Sejak mendapatkan perlawanan dari Airin Arsen nampak kesal, seumur umur inilah pertama kalinya ada seseorang yang berani padanya, apalagi sampai menumpahkan nasi goreng di kepalanya.

Aaron, Arcelo dan Arthur yang melihat Arsen yang hanya melamun sedari tadi hanya diam, mereka bermain kartu bertiga tanpa Arsen.

Karena waktu menunjukkan pukul delapan malam, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, biasanya mereka akan kumpul di club' Arthur namun karena ketua geng mereka sedang bad mood mereka memutuskan untuk pulang.

"Aku kepo dengan rencana Arsen selanjutnya," kata Arcelo

"Iya, apa yang akan dia lakukan pada gadis itu," sahut Arthur

"Entahlah," sahut Aaron yang memang selalu slow respon dengan apa yang dilakukan Arsen.

Meraka bertiga pisah di halaman karena mereka membawa mobil sendiri-sendiri.

Mama dan papa Arsen melihat ketiga anak muda tersebut dari balkon mereka.

"Tak di sangka ya sayang, mereka sudah besar," kata Arini

"Iya betul, padahal rasanya kemarin kita baru saja pulang dari negara Tunisia dengan papa dan mama mereka," sahut sean.

"Betul, ayo kapan-kapan kita liburan bersama lagi dengan A4," timpal Arini

Sean mengerutkan alisnya, "A4 siapa?" tanya Sean

"Arsen, Aaron, Arcelo dan juga Arthur sayang," jawab Arini dengan tersenyum.

Ikutin terus ceritanya kak, karena ada give away menanti di akhir cerita, top fans dan top koment dengan total give away 300 ribu😘😘😘😘.

Jangan lupa vote, like dan hadiah ya kak😘

Mulai mengagumi Aaron

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Arsen, dia berangkat terlebih dahulu meninggalkan anggota A4 lainnya.

Sesampainya di kampus dia langsung menyuruh beberapa anak kampus untuk mengerjai Airin, tersungging senyuman di bibir Arsen.

"Mam*pus kamu Airin," kata Arsen dengan mengepalkan tangannya.

Karena berangkat pagi sekali, Arsen belum sempat sarapan hingga dia ingin makan di kantin kampusnya.

Namun naas buat Arsen saat Airin habis mengepel dia tak sengaja menabrak Arsen hingga air pel yang kotor tumpah di tubuh Arsen, tentu ini menyulut emosi Arsen.

"Apa yang kamu lakukan!" bentaknya dengan memegangi bajunya yang basah

Airin yang gugup mengelap baju Arsen yang basah dengan serbet yang dia selipkan di saku celananya.

"Maaf," katanya

Arsen segera menepis tangan Arini yang mengusap baju basah Arsen, dia sangat emosi saat ini, bagaimana serbet kotor Airin pakai untuk mengelap bajunya, sungguh ingin sekali Arsen melempar Airin ke kutub supaya bisa dimangsa beruang kutub di sana.

"Aku nggak butuh maaf kamu!" sahut Arsen kesal.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Airin

"Pergi ke neraka sana," jawab Arsen

"Kamu yang nemenin ya," sahut Airin yang membuat Arsen semakin kesal.

Dia yang muak dan kesal dengan Airin menendang timba yang masih berisi sedikit air lalu pergi, Airin memandang kesal Arsen karena dia harus mengepel lagi lantai yang basah tersebut.

"Dasar lelaki gila!" umpat Airin.

Jam kuliah akan segera di mulai, Airin bergegas menuju kelas karena dia sudah telat saat berlari ada seseorang yang menjegal kaki Airin sehingga Airin jatuh tersungkur.

Saat bersamaan Aaron datang menolong Airin, "Kamu nggak papa?" tanya Aaron

"Nggak papa kok," jawab Airin berbohong. Jatuh terjungkal nggak mungkin kalau nggak ada apa-apa.

Aaron membantu Airin untuk berdiri, "Bisa jalan sendiri?" tanya Aaron

"Bisa," jawab Airin

Aaron lalu pergi meninggalkan Airin yang masih menahan sakitnya, tak jauh dari sana ada Arsen yang sudah mengepalkan tangannya karena kesal pada Aaron yang membantu Airin.

Arsen lalu pergi dia ingin ada yang lebih banyak yang mengerjai Airin.

Saat pergantian jam, Airin duduk di taman dengan temannya yang bernama Febri.

Dari kejauhan dia melihat A4 yang berjalan menuju taman juga.

"Hey Airin! minggir," teriak Arsen yang menyuruh Airin minggir

Tentu Airin enggan untuk minggir selain dia sudah pw kakinya juga masih sakit.

"Kamu ini lihatlah dia sana masih banyak bangku kosong mengapa menyuruh kami untuk pergi," sahut Airin.

"Beraninya kamu membantah diriku, apa mau aku DO?" maki Arsen.

Aaron menepuk bahu Arsen, "Sudahlah Arsen mari kita cari bangku yang lain," kata Arsen mencoba melerai debat sengit antara Arsen dan Airin.

"Kenapa kamu malah membela wanita ini," maki Arsen

"Bukannya membela daripada kamu capek-capek cek Cok dengannya," sahut Aaron

Arsen menatap Airin dengan kesal, sedangkan Febri sungguh takut dia tak menyangka kalau Airin sangat berani melawan A4.

"Kamu berani sekali Airin?" tanya Febri

"Untuk apa takut, dia makannya nasi sama dengan kita kan? lalu kenapa takut, iya kalau mereka makan menyan baru aku takut karena sudah dipastikan kalau mereka bukan manusia tapi mahkluk tak kasat mata," jawab Airin dengan tertawa keras.

Arsen yang melihat Airin tertawa keras nampak kesal, "Pasti mereka menertawakan kita karena mengalah tadi," kata Arsen yang membuat semua anggota gengnya melihat ke arahnya.

"Kamu lagian mengapa mengawasi mereka," sahut Aaron dengan menetap Airin dan temannya.

"Jangan jangan," terka Arcelo dengan tertawa

"Wah wah, pinalti kalau kamu sampai jatuh cinta pada si Airin itu, apa kamu nggak lihat dia jelek sekali, hidung mancung ke dalam, pendek," ejek Arthur

Mereka bertiga tertawa menertawakan Arsen yang sudah sangat kesal.

"Tertawa lah terus kalian, suka sekali mengejek aku," maki Arsen

"Come on bro, jangan marah," sahut Arthur dengan tertawa yang semakin keras sehingga membuat Arsen pergi dari tempat mereka sekarang.

Dari bangkunya Airin menatap Aaron yang tertawa menertawakan Arsen.

"Manis sekali dia, duh... Aaron" batin Airin dengan terus menatap Aaron hingga Febri menepuk bahu Airin supaya dia sadar.

"Woy, apa yang kamu lihat?" tanya Febri

"Itu Aaron cakep banget sih," jawab Airin tak sadar

"Cie cie," sahut Febri

Airin yang sudah sadar segera mengelak, "Maksud aku tu baju yang dipakai Lo bagus-bagus banget," elak Airin

"Bajunya yang bagus apa orangnya, tapi aku sarankan jangan bermimpi terlalu jauh untuk menyukai mereka, mereka itu bagai bulan dan kita adalah pungguknya, mereka bisa kita lihat tapi tidak bisa kita sentuh apalagi kita miliki," pesan Febri

Airin mengangguk paham, memang benar apa kata Febri para tuan muda mana mungkin mau meliriknya, apalagi dia hanyalah seorang anak dari pemilik kantin yang lahannya pun masih menyewa dari pihak kampus.

Jam kampus sudah di mulai kembali, kali ini guru sejarah mengajar tentang pemberontakan masa dulu saat para raja-raja yang semena-mena pada rakyatnya.

"Membosankan, kalian sok bijak saat mengajar, kalian mengajari kami harus bertindak saat para pimpinan bertindak semena-mena lalu bagaimana dengan A4 yang semena-mena pada mahasiswa/mahasiswi di sini? apa ada keadilan untuk kami?" batin Airin.

Jam kampus sudah selesai, Airin yang pergi ke toilet harus terkunci di dalam karena dia dikerjai teman-temannya lagi.

Airin terus berteriak meminta tolong namun tidak ada yang datang menolong.

Arsen puas sekali karena Airin terkunci di toilet, "Bagus, rasakan kamu Airin emang enak terkunci di toilet," kata Arsen puas.

Karena Arsen mau pulang dia meminta mahasiswa yang masih berada di kampus untuk mengawasi Airin, dia meminta kalau dua jam kemudian membuka pintu toilet.

Kini mobil A4 sudah meninggalkan kampus, kali ini para A4 pulang ke rumah mereka masing-masing dan kumpul di tempat biasa nanti sehabis magrib.

Aaron yang meninggalkan buku motivasinya di kelas mau nggak mau kembali ke kampus,

Saat di kampus dia melihat para mahasiswa yang masih belum membuka pintu toilet hingga Aaron sendiri yang membuka pintu toilet.

Dia melihat Airin terduduk lemas di lantai karena sedari tadi dia berteriak.

"Airin, are you ok?" tanya Aaron

Melihat Aaron, Airin langsung berdiri dan memeluknya dia sungguh ketakutan.

"Sudah, jangan takut. Kamu bisa pulang sekarang," kata Aaron melepas pelukan dari Airin.

"Terima kasih Aaron," sahut Airin

Aaron mengangguk lalu pergi meninggalkan Airin yang masih berdiri di dalam toilet.

Airin tersenyum ketir bagaimana dia tadi reflek memeluk Aaron.

"Maafkan aku Aaron karena lancang memelukmu," gumam Airin lalu keluar untuk segera pulang.

Saat hendak mengambil motornya Airin terkejut karena ban motornya kempes.

"Arsen brengseeeeeeeek!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!