“SARAH LI.....” suara teriakan Mayleen membuat suasana rumah menjadi gaduh. Sarah Li selalu membuat Mayleen marah karena kebiasaan buruknya.
Sarah Li dengan kebiasaan sehari-harinya selalu duduk di dahan pohon Ginkgo Biloba dimana salah satu dahannya tepat berada di jendela kamarnya.
Hari ini sinar matahari pagi sangat cerah. Headphone berwarna ungu menutupi telinga sambil mendengarkan musik kesukaannya. Sarah Li sama sekali tidak mendengar Mayleen menanggil namanya berkali-kali.
Mayleen membuka pintu kamar Sarah Li. Dari pintu kamar terlihat Sarah Li duduk di dahan pohon sambil menggoyang-goyangkan kakinya. Mayleen tampak kesal karena Sarah Li tidak memperdulikan panggilan darinya. Dengan kesal ia mengambil pena dari meja Sarah Li dan melemparkannya kepada Sarah Li.
Sarah Li terkejut dengan lemparan pena dari ibunya yang mengenai tubuhnya, dengan cepat ia melepas headphone dari telinganya dan mengalungkannya di lehernya. Menoleh kearah dalam kamar.
“kenapa ma...” tanya Sarah Li tanpa merasa bersalah.
“kamu...lihat ini jam berapa sekarang. Semua orang sudah menunggu kamu dimeja makan untuk sarapan.” Mayleen kesal bicara kepada Sarah Li
"oh..." jawab Sarah dengan singkat.
Sarah merambat kearah kamar dan masuk kedalam kamarnya. Tanpa merasa canggung Sarah langsung memeluk Mayleen
“maafkan aku ma,,,aku tidak mendengarkan mu memanggil diriku tadi.” Sarah Li mencium pipi Mayleen yang kesal terlihat kesal kepadanya.
Mayleen dengan cepat melepaskan pelukan Sarah “dasar anak nakal" kata Sarah Li sambil menyentil kening Sarah.
“sakit ma...” keluh Sarah sambil mengusap keningnya.
“kamu rasa sakit dikulit, aku merasa sakit dihati karena mengabaikan panggilan dariku. Apa bedanya??” protes Mayleen kepada Sarah.
“baiklah maaku tahu aku salah,... mari kita makan..” Sarah dengan cepat menarik tangan Mayleen keluar dari kamarnya menuju ke lantai 1 ruangan makan keluarga Li.
Dimeja makan sudah menunggu Sisca Li, Serena Li dan Andy Li.
“kamu lihat putri yang kamu manjakan ini, semakin hari semakin berbuat sesukanya.” Mayleen mengadukan perbuatan putri bungsu Andy Li.
“sudah lah sayang, putri kita masih anak-anak. Jangan terlalu keras pada dirinya. Ayo segera kita makan” Andy Li membela putri paling kecilnya.
*****
Sarah Li berkulit putih gandum, rambut panjang lurus dan diikat ekor kuda dengan tinggi badan 168 cm. Raut wajah tegas terlihat jelas diwajah. Sarah Li adalah anak yang manja, mandiri dan tidak suka bergaul dengan orang lain. Kegiatan sehari-harinya adalah kantor, hotel miliknya dan rumah. Usia dalam identitasnya tertulis 25 tahun. Usia aslinya adalah 105 tahun.
Keluarga Li berasal dari klan ular. Usia hidup mereka bisa mencapai 1000 tahun. Andy Li dan Maylee berusia 50an tahun dalam identitas mereka, tapi umur asli mereka adalah sudah mencapai 500 tahun lebih. Andy Li dan Maylee sudah melakukan meditasi selama ratusan tahun agar mereka bisa menjadi manusia seutuhnya. Tidak mudah bagi mereka untuk menjadi manusia, dalam meditasi yang panjang mereka juga harus merasakan rasa sakit yang teramat sangat.
Setiap sisik ditubuh mereka harus ditanggalkan satu persatu. Disamping itu mereka juga harus bisa merasakan perasaan manusia. Senang, sedih, marah, perhatian, cinta, kecewa dan ketulusan harus bisa mereka rasakan agar perubahan menjadi manusia menjadi lebih sempurna.
Sosok keluarga Li memiliki wajah yang tegas dengan mata yang tajam. Seluruh anggota keluarga Li berkulit putih gandum. Wajah yang cantik dari ketiga putri Andy Li, sudah menjadi perbincangan banyak orang.
Andy Li sendiri memiliki tubuh besar berotot, dibandingka usianya wajah dan tubuhnya jauh terlihat 10 tahun lebih muda. Walau sudah menjadi manusia, tapi pandangan mata mereka dan kepekaan mereka berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mereka bisa mengidentifikasi hal-hal disekitar mereka. Kemampuan melihat dan mencium mereka juga masih mewarisi kemampuan hewan ular.
Sisca Li adalah putri pertama Andy Li dan Mayleen, ia memiliki rambut panjang dan selalu mengerai rambut panjangnya. Mata Sisca memang terlihat tegas tapi dia termasuk tipe orang penyayang dan pelidung bagi adik-adiknya. Sifat dewasanya sangat dominan tidak hanya diperusahan, keluarga dan teman dekatnya. Sisca Li sudah menikah selama 5 kali dengan manusia biasa dan belum pernah hamil sekalipun, kali ini ia menemukan seorang pria dari klan ular yang sama dengan klan keluarganya bernama Jackie. Mereka akan menikah minggu depan, segala persiapan pernikahan sudah disiapkan keluarga Li.
Serena Li putri kedua keluarga Li, dengan rambut pendek, Serena lebih suka tampil kasual, terkadang juga ia berpenampilan feminim mengikuti suasana hatinya. Serena Li adalah sosok yang ramah kepada siapapun. Tidak heran jika ia memiliki koleksi pria yang cukup banyak. Bahkan kedua saudaranya sendiri sering bingung ketika Serena menceritakan tentang teman prianya. Sarah Li dan Sisca Li sering bingung dengan begitu banyak nama pria yang diceritakan saudara perempuannya, tidak jarang mereka yang harus berpikir dengan keras nama dan
momen ketika Serena menceritakan teman prianya atau memerkenalkan teman prianya, kedua saudaraanya terkadang hanya mengangguk pura-pura mengingat. Sebenarnya mereka juga tidak ingat ini pria yang mana dan cerita yang mana mereka bertemu.
Kalau kedua saudaranya sudah punya pengalaman yang banyak tentang pria, berbeda dengan Sarah Li. Ia lebih suka menyendiri dan tidak pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun. Baginya berhubungan dengan pria hanya akan membuang waktunya. Bukan tidak ada pria yang berusaha mendekati Sarah Li. Sudah banyak pria yang ditolak olehnya.
Bukan tanpa alasan,kedua orang tuanya selalu hidup harmonis dan bertahan selama ratusan tahun. Sarah Li sadar kalau menjalin hubungan dengan pria dari golongan manusia biasa, kehidupan percintaannya belum tentu berjalan lancar. Umur manusia lebih singat dibandingkan dengan usia mereka. Jika Sarah jatuh cinta dan menikah dengan manusia biasa, paling hanya bertahan 30 tahun, selebihnya mereka harus berpura-pura untuk mati untuk mengakhiri status hubungan dengan suaminya kelak. Untuk menemukan pasangan dari manusia klan seperti mereka tidaklah mudah.
Seperti yang selalu dialami kakak pertamanya, sudah 5 kali ia berpura-pura mengalami kecelakaan dengan kondisi mobil terjun bebas dari tebing. Semua hal memang dibuat seperti murni kecelakaan terjadi. Dengan batuan relasi dari pihak polisi yang kebetulan dari klan ular juga. Sandirawa Sisca Li selalu berhasil selama puluhan tahun.
Terlihat mudah bagi yang melihat Tapi bagi Sarah Li hal itu sangat menyakitkan. Ia melihat sendiri bagaimana Sisca Li menangis tersedu-sedu dan mengurung diri dikamar setiap kali melakukan hal itu. Diam - diam melihat
mantan suaminya.
Ia juga melihat mantan kakak iparnya jatuh terpuruk meratapi kematian kakaknya yang tragis. Sarah Li tidak suka hidup dengan sandiwara seperti itu. Selain tidak suka, ia juga sudah pasti tidak akan sanggup.
Mengganti identitas baru dan juga berpindah-pindah rumah rutin dilakukan keluarga Li. Karena tidak mugkin mereka tetap menggunakan identitas yang sama selama beratus tahun dengan wajah yang tidak menua sama sekali. Tentu saja hal itu akan menjadi kecurigaan banyak orang. Tidak mudah memang menjalani kehidupan seperti ini, tapi untungnya keluarga Li termasuk keluarga yang memiliki usaha yang maju. Dengan bantuan dari manusia klan yang sama seperti mereka, semua hal yang tidak mungkin, jadi bisa saja terjadi.
Mereka cukup disegani dalam dunia usaha. 3 anak dari keluarga Li terkenal bertangan dingin dalam menjalankan setiap usaha keluarga Li. Andy Li yang sangat tegas dalam menjalankan usaha dengan bantuan ketiga putrinya semua usaha mereka berjalan dengan lancar.
Sarapan pagi dikeluarga Li adalah sebuah keharusan, karena hanya diwaktu ini mereka bisa berkumpul dengan lengkap. 3 putri dari keluarga Li terkenal sebagai pekerja keras, terkadang mereka sampai rumah sampai larut malam dan harus pergi keluar kota untuk urusan bisnis. Sehngga sarapan pagi adalah rutinitas berkumpul bersama keluarga yang harus dilakukan setiap hari.
“mama sudah menghubungi Alex untuk mengkosongkan jadwal kalian semua hari ini.” Mayleen memecah kesunyiaan ketika semua sedang makan.
“mama, tidak bisa begitu. Hari ini aku ada jadwal dengan salah satu perusaahaan.” Protes Sarah Li
“sudah mama bilang untuk merubah hari, nanti Alex akan menginformaskan semuanya kepada kau mengenai perubahan harinya.” Jelas Mayleen tanpa melihat wajah Sarah Li yang terlihat tidak suka dengan keputusan mamanya.
“ma, aku,.....”
Sarah Li belum selesai bicara, Mayleen sudah membanting sendok dan garpu ditanganya dengan keras benturan di meja makan membuat semua orang terkejut dan melihat kearah Mayleen.
Sisca Li mengedipkan matanya dan menggelengkan kepalanya pelan kearah Sarah Li. Memberikan isyarat agar Sarah tidak membantah perkataan mamanya.
“sudah...sudah..sudah jangan berdebat lagi. Hari masih pagi, nant keberuntungan bisa lari.” Kata Andy Li
"hari ini kita akan fiting baju untuk pernikahan kakak pertama adik kecil, bukan kah acaranya tinggal 5 hari lagi??” Serena mencoba membangun komunikasi yang baik antara mamanya dengan adiknya.
“mama bersyukur punya dua anak perempuan yang pengertian dengan mama. Hanya satu anak ini yang mama tidak mengerti jalan pikirannya.” Mayleen membersarkan matanya melihat kearah Sarah. Rasa kesalnya sudah mencapai puncaknya.
“aku bisa pergi setelah aku bertemu dengan klien ku nanti.” bantah Sarah
Perkataan Mayleen dirumah seperti undang-undang dinegara lain pada umumnya. Apa yang sudah diucapkannya harus dilakukan dan dijalankan. Jika tidak hukuman menanti. Ia tidak segan-segan mengurung putrinya di ruangan bawah tanah tanpa makanan selama 2 hari bahkan selama seminggu. Ia hanya akan memberikan minuman air putih kepada anak yang sedang dihukum. Sejauh ini hanya Sarah yang selalu mendapatkan hukuman itu. Tidak ada seorang pun yang perah dikurung didalam gudang bawah tanah selain Sarah.
Mata Mayleen memerah dan nafasnya memburu. Emosinya sudah tidak bisa ditahanya lagi. Sisca Li langsung bangkit dari tempat duduknya dan berdiri disamping Sarah.
“mama tenang saja, aku anak bersama adik kedua akan pergi mencoba pakaian hari ini. Terima kasih atas masakan mama yang enak pagi ini. Kami berdua pamit dulu.” Kata Sisca sambil menarik paksa tangan Sarah. Ia mengajaknya keluar dari dalam rumah dan masuk kedalam mobil sport berwarna kuning milik Sisca Li.
“kakak pertama, aku masih memakai baju tidur. Bagaimana mungkin aku bisa keluar dengan pakaian seperti ini.” Protes Sarah sambil melihat baju tidur tanpa lengan dengan celana pendek.
“kita beli...” jawab Sisca santai sambil memakai kaca mata hitam yang dikeluarkannya dari tempat penyimpanan barang dimobilnya.
“aku tidak bawa apapun...” Sarah sudah pasrah dengan keadaannya
“kakak pertama mu cukup kaya untuk membeli sepotong baju saja untuk adiknya. Jangan khawartir.” Sisca mengedipkan matanya sambil menurunkan sedikit kaca matanya. Lipstip berwarna merah bata dbibir Sisca membuat wanita ini terlihat sangat cantik dan berani.
Mobil sport itu pun langsung berjalan ke butik pakaian yang dimaksud oleh Mayleen. Belum turun dari mobil, tapi pajangan gaun pernikahan berwarna putih yang indah sudah terlihat dari luar gedung.
“tidak biasanya kakak memilih gaun pernikahan yang mahal seperti ini.” Kata Sarah dengan polos
Sisca Li menyentil kening Sarah “ini pernikahan terakhirku. Jadi aku harus tampil semaksimal mungkin. PAHAM.” Penekanan kata paham membuat Sarah mengangguk tanpa adanya perdebatan.
“ayo kita masuk.” Lanjut Sisca sambil membuka pintu mobil.
Sarah Li mengikuti kakak pertamanya dan mereka jalan bersama sambil berpegangan tangan.
Petugas keamanan gedung memperhatikan gaya pakaian Sisca Li dan Sarah Li yang bagai langit dan bumi dari gaya berpakaiannya. Sisca Li mengenakan dress polos satin lembut berwarna merah cerah, sedangkan Sarah Li hanya mengenakan baju tidur dari bahan katun.
“nona Sisca selamat pagi, maaf anda dengan siapa...” kata petugas keamanan itu sambil melihat Sarah dari atas kebawah.
“owh...maaf dia adik ku yang paling kecil, aku menculiknya dari tempat tidur.” Jawab Sisca sambil menyelipkan kaca mata hitam di rambutnya.
Petugas keamanan itu tertawa “owwh begitu... baik. Silahkan anda masuk, pak Albert sudah menunggu anda didalam.”
“terima kasih atas bantuannya.” Sisca melambaikan tangan kearah petugas keamanan sambil masuk kedalam gedung besama Sarah.
Didalam gedung, Albert sudah berdiri tegak menyambut mereka berdua.
“selamat datang nona Li, silahkan kearah sini.” Albert membawa Sisca dan Sarah kelantai 2.
“aku disini saja dulu ya, sambil melihat-lihat pakaian disini.” Kata Sarah sambil menatap kearah Sisca dan Albert yang sedang menaiki anak tangga. Sisca dan Albert mengangguk secara bersaman. Mereka terlihat mulai berdiskusi banyak hal. Setelah mereka menghilang dari anak tangga, Sarah mulai berkeliling melihat deretan gaun putih yang terpajang dilantai 1.
Ketika Sarah melihat salah satu gaun, matanya terhenti kearah sosok pria dengan model rambut tentara dengan kulit sawo matang. Badan tinggi tegap berwajah dingin dan sangat berkarisma. Biasanya Sarah bisa mendeteksi orang lain dari indera penciuman dan perasanya. Tapi pria ini tidak bisa, siapa pria ini sebenarnya. Pria itu pun melihat kearah Sarah. Mereka saling berpandangan walau hanya 2 detik kemudian sama-sama mengalihkan pandangan mereka. Sarah kembali melihat gaun putih dihadapannya sedangkan pria itu terlihat kembali berbicara dengan wanita paruh baya dihadapannya.
Ketika Sarah melihat lagi kearah luar sudah tidak ada lagi pria tersebut, tidak bisa dipungkiri Sarah sedikit tertarik dengan sosok pria itu. Sarah pun berusaha melupakannya dan kemudian naik kelantai 2.
Dilantai 2 Albert sudah berdiri didepan deretan gaun berwarna merah dan merah muda. Sarah sudah bisa menebak kalau ini adalah gaun yang akan dicoba mereka.
“nona Sarah mau mencoba pakaiannya sekarang...” tanya Albert yang seolah sudah lama mengenal Sarah. Padahal ini adalah pertama kalinya mereka berdua bertemu. Kebetulan sekali Sarah bukan tipe orang yang
mudah akrab dengan orang lain. Sifat yang cuek dan tidak perduli hanya merespon dengan anggukan kepala tanpa berkata apapun.
Albert memberikan gaun merah panjang kepada Sarah dengan lengan pendek. Bordiran bunga emas mengelilingi gaun Sarah. Melihat sekali sudah membuatnya tertarik walau ia tidak menyukai memakai pakaian
seperti ini. Albert menunjukkan ruang ganti dan didalamnya sudah ada 3 pelayan toko yang akan membantunya berganti pakaian.
Sarah mencoba gaun merah itu dan ia sendiri tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kulit putih gandumnya memancarkan warna putih yang sempurna sehingga terlihat memantulkan cahaya. Rambut Sarah yang digerai dengan headpiece bunga membuatnya terlihat feminim. Ini adalah salah satu kesan pertama yang paling tidak ingin ditunjukkan Sarah dalam hidupnya selama ini. Sarah memutar tubuhnya didepan kaca dan berputar. Ia tidak hanya puas, tapi sangat-sangat puas dengan pemilihan model dan warna gaun yang dikenakannya .
Bersamaan dengan itu, ruangan ganti Sarah terbuka
lebar tirainya. Sarah membalikkan tubuhnya dan didepannya duduk pria yang
dilihatnya tadi membaca majalah fashion tepat dihadapannya. Pria itu mengenakan
jas berwarna perak. Dan ia menoleh kearah Sarah sesaat kemudian memfokuskan
lagi melihat majalah ditangannya. Merasa tidak puas dengan yang dilihatnya
tadi, pria itu kembali menatap kearah Sarah dan ia kagum dengan kecantikan
Sarah untuk kesekian kalinya.
Sarah merasa malu dengan pandangan pria itu
dengan cepat menutup tirai. Jantungnya untuk pertama kali berdetak dengan
kencang, pipinya memerah dan tangannya dingin hanya karena tatapan pria
itu. ‘bukankah itu pria tadi yang dilihatnya diluar gedung...bukankah ia
sudah pergi. Kenapa tiba-tiba ada disini...’ Sarah memegang pipinya yang
tiba-tiba merah merona.
Pelayan yang membantunya mengganti pakaian saling
menatap dan melihat kearah Sarah dengan pandangan bingung melihat pelanggannya
yang salah tingkah.
“adik ku, apa kamu sudah selesai??”
Sarah terkejut dengan suara Sisca yang
memanggilnya dari luar tirai. Sarah mengintip dari celah tirai dan melihat
Sisca dan Jakie sudah berdiri didepan tirai menanti Sarah keluar. Tidak ada
pria itu lagi ditempat duduk itu, pikir Sarah.
Sarah membuka tirainya dan keluar berjalan
mendekati kakak pertama yang sudah memakai gaun pengantinnya. Sarah sangat
kagum dengan keanggunan dan kecantikan kakak pertamanya. Sikapnya yang selalu
lembut dan keibuan mengenakan gaun putih ini membuatnya bersinar seperti
malaikat. Dalam hati Sarah selalu berharap kalau Sisca adalah ibunya yang
sebenarnya. Kakak pertamanya selalu membelanya ketika mamanya marah. Walau
tidak membela secara langsung, Sisca selalu bisa mengalihkan suasana hati
Mayleen yang buruk menjadi lebih baik. Sarah tidak bisa membayangkan bagaimana
jika Sisca menikah lagi, salah satu prisainya akan hilang.
Sisca dan Sarah sama-sama saling mengagumi
kecantikan saudarinya.
“kamu sangat cantik” kata Sisca dan Sarah
bersamaan. Mereka berdua sama-sama tertawa, benar-benar tidak menyangka mereka
akan mengucapkan kata yang sama. Mereka pun saling berpelukan. Ada rasa haru
dihati mereka berdua. Setelah Sisca menikah pasti tidak akan bisa sering
bersama seperti biasa.
“kalian berdua ini kenapa... hanya menikah. Bukan
memisahkan hidup kalian berdua.” kata Jackie kepada mereka berdua.
Mereka tertawa dan menyeka air mata yang menetes
dari kelopak matanya.
“aku takut kamu menculik kakak ku dan tidak
mengembalikannya kepadaku.” Kata Sarah dengan manja kepada Jackie sambil
memegang lengan Sisca
“adik ipar, aku menikah bukan untuk memisahkan
kalian. Jika kamu rindu silahkan datang kerumah kami, atau kami akan sesekali
mendatangi rumah untuk menjenguk kalian.”
Bibir Sarah cemberut “kakak ipar janji ya...”
jawab Sarah sambil menyodorkan jari kelingkingnya dan mengaitkan ke jari
kelingking Jackie.
“kakak ipar sudah berjanji, kalau kakak berbohong
aku akan meracuni kakak ipar. Ingat itu.” Ancam Sarah
Bukan merasa takut, tapi Sisca dan Jackie malah
tertawa melihat sikap Sarah yang seperti anak kecil itu. Jackie menagangguk
sambil menatap Sisca degan penuh cinta, kemudian mencium keningnya.
“kalian berhentilah bermesraan dihadapan ku. Aku
sebal melihatnya.” Protes Sarah
“maaf.” Kata Sisca sambil mengusap rambut Sarah
dengan lembut yang masih cemberut tidak berkesudahan.
Mata Jackie mengitari seluruh ruangan “kamu
mencari sesuatu???” tanya Sisca.
“aku ganti baju dulu,” kata Sarah memotong
pembicaraan Sisca dan Jackie. Mereka berdua mengangguk bersamaan dan Sarah
menutup tirai ruangan ganti.
“aku mencari Daniel. Tadi ia duduk disini, ketika
aku mendatangi ruangan gantimu tadi. Kenapa ia pergi tanpa memberi tahukan
aku,,,” kata Jackie yang masih berusaha menemukan Daniel sambil melihat ke
lantai 1. Suasana gedung masih terlalu pagi, jadi masih sangat sunyi
hanya mereka berempat toko ini.
“bukankah dia sangat sibuk, sepertinya aku
mengenal dia. Tapi dimana, aku lupa.” Kata Sisca.
“siapa yang tidak kenal dengan keluarga Long,
tidak hanya di semua klan tapi juga di kalangan manusia mereka terkenal
penguasa nomor satu di negara ini.” Jelas Jackie
“kamu menjadikan orang seperti itu sebagai
pendamping pengantin pria??” tanya Sisca.
“hahahaaaa... kami adalah sahabat sayang, tentu
saja saat bahagia salah satu diantara kami dipastikan kami akan selalu
mendampingi satu sama lain.” Jackie tertawa sambil merangkul Sisca.
“aku harus berganti pakaian dahulu, karena aku
masih ada urusan dihotel.” Kata Sisca sambil mencium pipi Jackie.
Sisca kembali berjalan keruangan gantinya dan
berjalan sambil mengangkat ball gaunnya, Jackie membantu mengangkat ekor gaun
Sisca yang panjang.
Sementara itu Sarah selesai mencoba gaun keduanya
dan kembali mengenakan baju tidurnya. Salah seorang pelayan toko memberikan
bungkusan pakaian kepada Sarah
“nona, ini ada titipan.” Kata pelayan toko
“siapa yang memberikan??” tanya Sarah
“saya tidak tahu, tapi sepertinya bapak itu tadi
ikut lakukan fiting baju bersama anda.”
Sarah berpikir bahwa itu pasti Jackie.
Tidak salah lagi, kakaknya pasti tadi meminta Jackie untuk membelikan pakaian
untuk Sarah. Kedua orang ini memang bisa diandalkan disetiap keadaan,
puji Sarah dalam hati. Tanpa banyak berpikir Sarah masuk keruangan ganti
dan memakai pakaian yang diberikan kepadanya. Ketika mengeluarkan pakaiannya,
baju dress polkadot berwarna ungu dan corat polkadot putih. Warna kesukaan
Sarah. Tidak salah lagi, hanya kedua kakaknya yang mengetahui wana kesukaan
Sarah.
Sarah tersenyum puas dan mengenakan pakaian itu
tanpa berpikir panjang. Begitu selesai, Sarah keluar dari ruangan ganti berdiri
diruangan ganti kakaknya
“kakak pertama, aku turun kelantai 1 lebih dahulu
ya....” kata Sarah meminta ijin kepada Sisca dari balik tirai
“baiklah, tunggu aku ya...” jawab Sisca.
“ya,,,” jawab Sarah dengan senang. Entah kenapa
ini pertama kalinya ia mengenakan dress dan rasanya sangat senang.
Padahal setiap kali mamanya dan kedua saudaranya memberikan pakaian dengan
model ini dengan cepat Sarah akan menolaknya dan memilih kabur dari mereka.
Setiap langkah di anak tangga dilalui Sarah
dengan riang gembira, sepasang mata memperhatikan Sarah sambil tersenyum tipis.
Sarah tidak bisa mendeteksi keberadaan orang yang sedang memperhatikannya.
Mungkin karena kemampuan Sarah yang sedang menurun atau karena ilmu orang
tersebut sangat luar biasa? Semuanya belum bisa dipastikan. Sampai anak tangga
terakhir. Sambil tersenyum senang, Sarah memutar tubuhnya didepan kaca.
Rambutnya yang diikat ekor kuda seperti biasa, dibukanya dan dibiarkannya
tergerai. ‘Ternyata berpenampilan seperti ini tidak buruk juga.’ Pikir Sarah
Sarah bertingkah genit didepan kaca, sikapnya
yang seperti ini seperti bukan dirinya. Sarah identik dengan cuek dan tidak
terlalu peduli dengan penampilan.
Bahkan dilemari pakaiannya hanya ada kemeja, kaos
dan t-shirt. Jenis pakaian rok atau dress jangan harap ada dilemari Sarah Li.
Hanya ada celana panjang jeans, celana panjang karet, celana
panjang kain dan celana pendek. Jika ada model baju lain yang disisipkan
mamanya dengan cepat pakaian itu akan disingkirkannya ke lemari pakaian salah
satu saudara
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!