NovelToon NovelToon

Doctor Is My Husband

BAB 01

Dikediaman Aditya Arya Alexi dan Dinda Dwi Viviana saat pagi hari sangat ramai sekali karena celotehan dari anak nya Rian yang bernama Reynaldi. Berbeda dengan seseorang yang masih menggulung dengan selimut yaitu Clara, sewaktu subuh dia tertidur kembali. Dan pada saat jam 06:40

"Ra ... sudah bangun." Kata Bunda Dinda yang sedang mengetuk pintu dan membuka nya.

"Sudah Bun." jawab Rara sambil bersiap untuk berangkat ke rumah sakit.

"Anak gadis Bunda tumben sudah bangun, biasanya susah untuk bangun."

"Harus berubah dong Bun."

"Yasudah Bunda sama yang lain tunggu di bawah ya!" ucap Bunda sambil melangkah kedepan pintu.

"Ok Bun. "

Setelah selesai dengan urusan di dalam kamar, Rara turun untuk sarapan dan memulai aktivitas.

"Pagi semua nya!" seru Rara sambil menghampiri Rey yang sedang bermain di atas karpet berbulu.

"Wah ... wangi nya Rey, sudah mandi saja pagi-pagi." Ucap Rara

"Iya dong Aunty, kan biar segar mandi pagi-pagi biar tambah ganteng juga kaya Daddy nya." Seru Rian

"Emang ganteng bang Rian? Pede amat Bapak satu ini, kalau Rey jangan diragukan lagi memang ganteng."

"Bapak! Enak saja, aku ini Daddy bukan Bapak." Geram Rian

"Sama saja mau Bapak, Daddy, Ay--" Ucap Rara terpotong saat istri nya Rian menghampiri yaitu Raissa

"Ayo kita sarapan dulu debat nya nanti dilanjutkan ya Daddy sama Aunty." Ucap Raissa sambil menghampiri Rey yang akan ikut sarapan juga.

Saat menghampiri ke meja makan sudah ada Ayah dan Bunda yang menunggu.

"Iqbal kemana Yah, Bun kok ga ada?" Ucap Rian saat akan duduk.

"Ka--" Jawab Bunda terpotong saat Iqbal datang

"Bentar dong, jangan dulu pada sarapan!" Seru Iqbal menghampiri meja makan.

"Kebiasaan santai gitu kaya dipantai, Ayah mau ke kantor nih." pekik Ayah

"Iya, sabar Ayah ... hehe."

...---------------------------------------------------...

Berbeda dengan kediaman keluarga Bima Rizky Nugroho dan Aprilia Wulandari. Seorang Abang yang menyelinap sebagai sosok seorang Deddy, siapa lagi kalau bukan Andre. Dia sedang mengurus kedua anak nya yang bernama Filio dan Fiona, Andre tidak menggunakan jasa Baby Sister karena dia ingin mencoba mengurus bayi dari kecil hingga dewasa nanti.

"Lio pake baju dulu ya nak, biar gak dingin." Ucap Andre sambil mengajak ngobrol kedua anak nya.

"Nah ... 'kan sudah wangi, sekarang satu lagi adek Fio."

"Anak-anak Daddy sudah pada wangi sekarang giliran Daddy ya yang mandi, kalian yang anteng jangan pada rewel sebelum Daddy selesai mandi nya ok."

Tidak butuh waktu lama Andre sudah selesai dengan ritual mandi nya, sekarang dia akan bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit.

"Ndre! Bunda boleh masuk." Ucap Bunda Aprilia sambil mengetuk pintu.

"Masuk saja Bun, gak di kunci kok." jawab Andre

"Waah ... cucu Oma sudah pada ganteng dan cantik ternyata, kita turun yu sarapan sama Opa dan juga Aunty tapi Lio dan Fio sarapan nya susu ya Nak." Ucap Bunda mengajak ngobrol kedua cucunya dan mengangkat Fio kedalam gendongan nya. "Oh ... ya Ndre hari ini masuk?"

"Iya bun, memang nya kenapa?" tanya Andre

"Sekarang kan Lio dan Fio mau imunisasi, kamu bisa temani Bunda, tapi kalau kamu banyak pasien gak apa-apa biar Bunda sama Tata saja." Seru Bunda

"Eh ... iya Andre lupa sekarang ada jadwal imunisasi, nanti Andre kabari ya Bun kalau Andre tidak banyak pasien tapi diusahakan bisa."

"Yasudah sekarang kita sarapan dulu ya sebelum berangkat." Ucap Bunda sambil menggendong Fio dan melangkah kedepan pintu.

Saat keluar kamar, Andre yang sedang menggendong Lio sambil menutup pintu. Tiba-tiba ....

BAB 02

Saat keluar kamar, Andre menggendong Lio sambil menutup pintu. Tiba-tiba ....

"Lio ... sama Aunty yu!" Ucap Calista mengambil alih Lio dari gendongan Abang nya.

"Hati-hati gendong di tangga nya, jangan di bawa lari-lari, ja--"

"Issh ... bawel Abang ini." seru Calista

"Abang bukan bawel tapi mengingatkan." Ucap Andre menasihati adik nya

"Iya Abangku yang ganteng, terima kasih sudah mengingatkan adik nya yang cantik ini." Ucap Calista sambil melangkah meninggalkan Abang nya

"Nahkan Abang gak muji, dasar muji diri sendiri." Seru Andre sambil memutar bola matanya malas.

Saat semua sudah berkumpul di meja makan, tanpa terkecuali. Mereka sangat menikmati sarapan dan tidak ada yg berbicara, karena sudah menjadi kebiasaan saat sedang makan. Setelah selesai makan

"Ndre ... kamu gak mau pindah bidang?" tanya Ayah Bima.

Seketika Andre mengalihkan pandangan kepada Ayah nya, saat sedang memberikan susu kepada Fio.

"Pindah bidang gimana Yah?" Tanya Andre bingung

"Pindah bidang, seperti sekarang menjadi Dokter di ganti jadi CEO, menggantikan Ayah."

"Maaf yah, gak bisa karena menjadi Dokter sudah bidang Andre. Atau bisa digantikan dengan Calista." Tawar Andre

Ayah Bima sedang berfikir ucapan anak sulung nya.

"Sudahlah Yah! Memang Andre ingin nya menjadi Dokter, kalau di paksakan nanti bukan nya berhasil memimpin malah gagal." Seru Bunda

"Bunda sangat pengertian deh." Ucap Andre sambil tersenyum

"Yasudah Ayah tidak akan memaksa, kalau kamu sudah siap, boleh kamu memimpin kapan saja. Tapi kalau tidak siap biar di pegang oleh Calista dan cucu Opa." Ucap Ayah final

...---------------------------------------------------...

Sesudah sarapan Ayah Adit langsung berpamitan dengan anak-anak dan istri nya karena takut terjebak macet.

"Ayah berangkat dulu, jangan kangen ya Bun biar Ayah saja yang kangen." Ucap Ayah Adit sambil berdiri dari meja makan.

"Pagi-pagi sudah gombal saja si Ayah, sudah tua juga malu di liatin anak-anak!" Seru Bunda

"Tua juga masih ganteng, apalagi kuat di atas ra--"

Blus pipi Bunda merah seperti tomat

"Sudah-sudah makin ga jelas aja. Ayo Bunda antar sampai depan."

"Tuhkan Ayah sih, pagi-pagi sudah bikin pipi bunda merah." Seru Rian saat melihat Ayah nya yang sedang menggombal.

"Tapi gak apa-apa ada gombalan di pagi hari biar tambah romantis, bener ga dek?" Lanjut Rara

"Aku gak denger, aku gak tau, masih kecil." Ucap Iqbal

"Issh ... apa hubungan nya! Sebel, untung Adik kalau bukan udah aku simpan di luar kamu." Geram Rara

"Ayah, Bunda ...." Adu Iqbal kepada Ayah dan Bunda

Semua orang tertawa, melihat Clara dan Iqbal apalagi melihat Clara yang kesal dengan adik nya tidak memberikan jawaban yang pas.

"Sudahlah, Rara mau berangkat dulu." Kesal Rara sambil berdiri dari meja makan

"Mau berangkat, bareng sama Ayah saja?" Tawar Ayah Adit

"Enggak Yah! Lagian enggak searah, nanti Ayah telat." Ucap Rara

"Yasudah Ayah berangkat duluan ya, Rian jangan lupa ke kantor hari ini ada meeting penting."

"Siap Yah ..." Jawab Rian dengan semangat

...---------------------------------------------------...

Clara baru saja sampai di parkiran Rumah Sakit. Saat dia keluar dari dalam mobil dan akan melangkah ke dalam. Tiba-tiba ada yang memanggil nya siapa lagi kalau bukan Salsa, Finna dan Gita.

"Dokter ..." Teriak Gita

"Dokter Rara ...." Lanjut Finna

"Oy ... berhenti." Ucap Salsa

BAB 03

Merasa ada yang manggil, Clara berhenti karena suara teriakan dari sahabat-sahabatnya. Untung belum terlalu rame jadi tidak ada yang lihat.

"Kamu di panggil sama kita-kita malah terus jalan!" Seru Salsa

"Yahabis nya, kalau manggil diluar rumah sakit jangan Dokter." Geram Rara

"Memang Dokter'kan, terus mau di panggil apa dong?" Tanya Finna

"Ya ... tapi kalian ini sahabat-sahabat aku jangan terlalu formal manggil nya, nama saja seperti biasa."

"Berarti kita manggil nya Non, Rara, hemm ... apa lagi," Ucap Gita sambil berfikir

"Apa saja asal jangan Non dan Dokter." timpal Rara sambil berjalan meninggalkan sahabat nya

"Nah kan, ditinggal. Lagi PMS kali tuh anak" Seru Salsa

"Udah-udah hayu!" ajak Finna

Clara meninggal kan sahabat-sahabat nya karena mood yang sudah tidak bagus, di tambah baru hari pertama datang bulan meskipun tidak merasakan sakit apapun. Setelah sampai di ruangan pribadinya, Clara meletakkan tas dan duduk sejenak sambil menunggu 10 menit lagi akan dimulai.

"Masih ada waktu 10 menit lagi, duduk dulu saja mungkin ya sambil berselancar di media sosial." Gumam Rara

Setelah tersisa waktu tiga menit, Clara bersiap-siap memakai jas, membawa handphone dan menuju ruang praktek. Clara tidak membawa stetoskop, karena memang sudah ada di ruangan nya.

...---------------------------------------------------...

Di tempat yang sama tapi berbeda ruangan dimana lagi kalau bukan ruang persalinan. Selepas mengobrol dengan orang tua nya, Andre mendapatkan telfon dari Rumah Sakit, bahwa ada yang mau melahirkan dan ingin ditangani oleh Dokter Andre langsung.

"Bagaimana Sus, sudah pembukaan berapa?" tanya Andre kepada suster yang sedang mengecek jalan lahir

"Baru pembukaan lima, Dok"

"Baik, Bapak bisa ajak istrinya jalan-jalan dulu?" ucap Andre sambil melihat ke arah suami pasien "Di sekitar taman rumah sakit saja, agar proses persalinan nya semakin lancar."

"Bisa Dok! Kalau begitu saya dan istri pamit keluar."

Andre hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum.

Sambil menunggu, Andre mengabarkan terlebih dahulu kepada Bunda nya bahwa nanti bisa menemani Fio dan Lio.

^^^📩 Andre^^^

^^^Assalamu’alaikum, Bun nanti Andre bisa menemani Fio dan Lio tapi kemungkinan siang, Bun. Sehabis jam istirahat, karena sekarang^^^

^^^Andre masih menangani pasien.^^^

📩 Bunda

Waalaikumsalam, iya nak tidak apa-apa nanti siang saja sehabis jam istirahat. Mau Bunda bawakan makan siang? Nanti kita makan siang sama-sama.

^^^📩 Andre^^^

^^^Boleh Bun, kalau tidak merepotkan Bunda.^^^

Setelah mengirim kabar bersama Bunda nya, berselang kurang lebih enam menit Andre melihat pasien yang akan melahirkan sudah kembali dan sedang di cek oleh suster.

"Dok, pembukaan nya sudah lengkap." Ucap suster

"Wah ... cepat ternyata ya, dede bayi nya sudah tidak sabar untuk keluar." Seru Andre

"Nanti Ibu ikuti aba-aba dari saya ya."

Tidak berselang lama akhir nya sudah keluar kedunia bayi yang masih berlumuran darah dan akan di bersihkan oleh suster.

...---------------------------------------------------...

Sekarang Clara sedang memeriksa anak-anak kecil yang sedang sakit, bayi yang akan di imunisasi dan masih banyak lagi. Clara sangat menyukai anak kecil, maka dari itu dia memilih menjadi dokter anak.

"Hallo ... nama nya siapa ini?" Tanya Rara sambil tersenyum.

"Hallo ... Dokter cantik, nama aku Daffa." jawab anak kecil yang bernama Daffa.

Orang Tua Daffa tersenyum melihat interaksi antara Dokter dan pasien nya, yang sangat baik dan murah senyum.

"Daffa kenapa? Sakit apa nak?" Tanya Rara

"Daffa ... gak tau, di ajakin mama ke sini," Jawab Daffa polos.

Clara terkekeh mendengar jawaban yang di berikan Daffa.

"Begini Dok, Daffa ini susah sekali kalau di suruh makan gak ada yang masuk, satu suap saja tidak Dok." Keluh Mama Daffa

"Jadi, begini Bu ...."

Clara menjelaskan kepada Orang Tua pasien hingga benar-benar dapat di mengerti.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!